Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari: Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari : Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Rabu, 07 Juli 2010

Kunci

Persetubuhan tanpa ikatan ibarat minuman beralkohol
Memabukkan kian terasa merangsang begitu menggoda

Persetubuhan dengan restu Tuhan bak minuman bersoda
Merangsang sekejap nikmat sekedipan mata

Persetubuhan setelah bertahun pernikahan bak air teh seperti air putih
Hambar tapi penuh manfaat

Nikmat Sekali

Menguapku setelah beraktifitas
Menggeliatku
Terpulasku

Hati yang lapang tanpa dendam
Pikiran jernih tanpa ide kejahatan
Tertutupi hati juga badan
Jiwa yang tenang
Perut yang telah terisi
Batin yang terisi candu Tuhan
Kekayaan yang melegakan

Telah Selesai

Bagiku urusan mengenai dirimu telah selesai
Solusi yang ditawarkan harga mati berTuhan
Apapun alasan darimu segalanya bersifat kemanusiaan
Dirimu terlalu berlebihan menyikapinya
Berakal sehatlah hadapinya

Masalahmu tak kunjung selesai bila dunia patokannya
Bom waktu yang siap meledak
Bagiku telah selesai

Kalian yang memilih jalan keduniawian
Tunggu saja kelak di hadapan Tuhan
Bersama dalam dunia tanpa Tuhan
KeTuhanan hanya dijadikan topeng dunia belaka
Bagiku telah selesai

Hati tak kunjung pikir terus memikirkan
Darah itu kental
Masih manusia yang berhati manusiawi

Ahir sair dunia
Bagiku selesai

Minggu, 04 Juli 2010

Cintai

Bolehkah aku mengecupmu?
Ijinkan aku memelukmu
Terlalu lama menunggu
Penantian membuat jemu

Parasmu melemaskan sendi
Senyum ramahmu buat tak berdaya
Segala yang ada pada tubuhmu buatku mencinta
Dirimu dunia penuh cinta

Segalanya tak akan kekal
Rasanya seakan tak bisa ditolak
Cintai secara mengendap lebih baik
Kau tak boleh terlalu dicinta

Jujur kau tak bisa kumiliki
Cinta terlarang

Lost Spirite

Tak ada lagi semangat hari raya
Lenyap begitu saja
Mengebu-gebu kala malam sebelum pesta
Tapi tidak tiga tahun ini

Ada yang menghambatnya
Saat kembali mempertuhankan dunia
Rumah terasa semakin sempit
Ini bukan hasrat yang itu

Telah mengetahuinya sejak lama
Sebagian penghuni rumah dberpura-pura tidak melihat
Jiwa masih punya mata hati

Mungkin harus pergi sejenak untuk menyadarkan

Rindu pada semangat itu
Semangat hari raya

Dustai Sanubari

Haruskah merubah arah haluan demi penguasaan dunia?
Bimbangnya memilih jika dunia dipertaruhkan

Belokan dunia yang salah kaprah membutakan mata hati
Membutuhnya bisik hati

Tak rela melepas lurus dari sanubari

Pada Lukisan Kata

Gambaran mengantarkan menuju padamu
Kata-kata walau tak sempurna menunjukkan sinar padamu
Bila kesedihan terus meronta mencoba menepis
Bahagia yang ingin terus terajut terus dipintal

Denganmu duka cita bisa menyabarkan
Terakui masih sayangi tapi tak patut disampaikan
Lihatlah lukisan-lukisan kata
Banyak makna terurai

Pada lukisan kata
Hanya ingin bahagia

Mengarang Bebas

Haruskah kuputar waktu agar aku bisa memilkimu
Haruskah kubunuhi sekarang setiap orang yang menjadi pendampingmu

Tak ada kemampuan lakukan semua itu
Terima saja yang memang tak bisa direngkuh
Tinggalkan jentik-jentik berbintik berbulu mata yang lentik
Sampai jumpa cinta

Kamis, 01 Juli 2010

Saru

Dekat namun tak terlihat
Jauh selalu tersebut
Silau pada fatamorgana
Takjub akan kemilau

Keterlaluan sekali

Sakit itu pasti
Pembelajaran bagi sendiri
Jiwa tak sebusuk itu
Benar teramat malu
Masih menjunjung Tuhan

Lisan telah berucap
Tindakan telah jelas terlihat
Kekuasaan belum termiliki
Kesal akan lakunya
Menurut dada hadapinya
Menggelengkan kepala akan tingkahnya

Sangat keterlaluan

Bila mau telah menoda banyak dunia
Tapi dunia bukan sekedar pemuasan akan nafsu juga sahwat semata
Mata-mata yang seolah saru
Kebaikan terdekat diabaikan
Keburukan nun jauh dipanggil lalu didekapi erat-erat

Keterlaluan

Pantas

Aku patut dihawatirkan
Layak untuk diperhatikan
Sepadan untuk dijaga agar tak sasar jalan

Kepantasan senatiasa berikan petuah kehidupan kebaikan
Sangat membutuhkan

Bejat Lagi Bebal

Tawa-tawa renyah tertutupi dubur para pengidap pedofilia
Memangsa menjerat polosnya bocah-bocah ingusan

Apa yang dicari
Memikirkannyapun membuat mual
Membayangkannyapun membuat muntah

Dewasa yang bejat
Usia yang tak bermanfaat

Sakiti bocah
Lukai anak-anak bawang
Menggoreskan perih pada anak-anak bau kencur

Tak ada lagi menari di atas kahyangan
Tamasya meniti bintang musnah sudah
Sahwat tak terarah pedofilia memberangus senyum-senyum cita

Otak yang di ketiak
Akal yang kosong
Menelusup melalui cerita juga dongeng
Merayu dengan pelbagai kegemaran juga gaya hidup

Puaskan birahi
Mematikan pesona penerus negeri
Bejat terlalu bebal

Kamu Yang Mencacah

Ingin kutulis sair indah untukmu
Tiap kali selalu kuusahakan
Tapi betapa sulit temui kata-kata indah

Kaulah nafsu yang mencacah jiwa
Nafsu dunia yang menipu daya seolah segalanya boleh terlakukan

Tak ada sair indah untuk nafsu sesat
Walau terkadang telah menjadi kawan yang teramat dekat

Suara Suram

Ringkihan kuda yang mengganggu
Percikan air hujan sangat bising terdengar
Suara-suara yang tersampai tak indah

Batin sedang marah
Pikiran tak jernih
Membenci semua suara

Lagi kalut

Cabang

Tak habis pikir pola pikir
Pencipta yang bercabang
Tumpang tindih pengaturan alam

Pencipta haruslah kuasai segalanya
Tanpa ada persamaan
Pencipta tanpa awal juga tanpa ahir
Pencipta bukan mahluk
Pencipta tak bergantung kepada ciptaan

Satu Yang Satu

Mengangkangi hari dengan sepi
Merutuki sendiri

Terbanglah ke Eropa
Jelajahi Antartika
Susuri lorong-lorong Amerika
Singgahlah di Australia
Melangkahlah di Asia

Sepanjang perjalanan ke lima benua tawa kiasan belaka
Ada kosong merancu pada jiwa
Hati satu
Terkekang kesendirian
Safari yang tak melegakan
Ternyata selama ini telah terabaikan hadirnya Sang Satu

Maafkan
Jika sampai saat ini baru sedikit saja mengunjungi relung-relung damai Satu

Ingin Pulang

Aku ingin pulang
Pulang kepada Sang Pembuat Keputusan
Pulang secara elegan

Bukan menyerah akan hidup ini
Ajakan keTuhanan tak digubris
Kelelahan menantinya
Kematian kutunggu
Walau tak diminta mati pasti datangnya

Tak sanggup lagi menyadarkan
Kumati secara berTuhan