Jika tak percaya hari ahir sudah kurengkuh kau dalam pelukan
Kunyatakan sayang yang terlarang
Kucumbui kau hingga berpeluh lalu bosan
Tuhan itu ada
Hari pertanggung jawaban itu ada
Nafsu-nafsu yang merecah membutakan sisi baik putih terajarkan sejak kecil
Kalah akan mengejar cinta terlarang itu bagiku tak mengapa
Memang ada sesak menggumpal di dada
Mengacuhkan pengap nafsu itu
Percayai Tuhan utuh
Kematian secara keTuhanan
Surga bukan bagi pendosa
Neraka bagi pemuas nafsu hembusan iblis
Daya upaya atas kehendak Tuhan
Biar saja merana tanpa cinta terlarang ini
Dunia semu lagi sementara
Bersama Tuhan
Penyembahan hanya satu
"Hanya Kelembutan dengan bahasa kejujuran terdalam mampu menyibak relung-relung hati yang terkunci oleh gelap gulitanya perjalanan sakral kehidupan"
Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Rabu, 18 Agustus 2010
Luka Perih Itu
Ada sesak berbalut perih saat melangkah pergi
Harus dilakukan bila akan buatmu terhenyak sadar
Sepi tanpa siapapun
Gelap tanpa yang temani
Langkah-langkah harus diambil
Suatu hari atau kapanpun mengharap penyadaran itu
Pergiku hari ini
Bersama Tuhan maka tanyakanlah padaNya kembalikah aku padamu?
Harus dilakukan bila akan buatmu terhenyak sadar
Sepi tanpa siapapun
Gelap tanpa yang temani
Langkah-langkah harus diambil
Suatu hari atau kapanpun mengharap penyadaran itu
Pergiku hari ini
Bersama Tuhan maka tanyakanlah padaNya kembalikah aku padamu?
Furqon
Titip pesan untuk ayah karena ku tak mau lagi bertemu dengannya
Peluk sayang bagi bunda sampaikanlah ku tak bisa berkunjung untuknya
Doaku pasti mengalir bagi mereka
Diri bukan lupa diri atas mereka
Sadarlah duhai ayah bunda dari perilaku tipu daya penghuni neraka yang kekal
Ku sangat mencintai mereka
Sikap hitam mereka menjadi batasan jelas bagiku
Tegakkan hak dan pupuskan kebatilan
Hukum Tuhan tidak ada yang abu-abu
Ketetapan Tuhan mutlak tak bisa diperdebatkan
Mungkin kembali diri ini saat mereka bersimpuh lagi pada Tuhan
Peluk sayang bagi bunda sampaikanlah ku tak bisa berkunjung untuknya
Doaku pasti mengalir bagi mereka
Diri bukan lupa diri atas mereka
Sadarlah duhai ayah bunda dari perilaku tipu daya penghuni neraka yang kekal
Ku sangat mencintai mereka
Sikap hitam mereka menjadi batasan jelas bagiku
Tegakkan hak dan pupuskan kebatilan
Hukum Tuhan tidak ada yang abu-abu
Ketetapan Tuhan mutlak tak bisa diperdebatkan
Mungkin kembali diri ini saat mereka bersimpuh lagi pada Tuhan
Rabu, 11 Agustus 2010
Kesal
Haruskah kubanting telepon genggamku saat tak ada deringan darimu?
Merindumu dengan sekujur badanku
Mengharap kau mendekap lalu memeluk walau sekejap
Tapi lacur saja yang terjadi
Kau memutus jalinan yang telah terajut
Menyapapun tidak
Berpesanpun tidak darimu
Ketakutan yang tak beralasan
Aku bukan racun
Aku bukan biadab
Aku sekedar perindu
Masa kecil yang terampas dengan siksaan kegetiran
Kekesalan yang menumpuk memenuhi ruang sanubari
Baiklah, kini ku melepas satu-satu rasa padamu
Terlalu getir harapan padamu
Berkacak pinggang saja
Ludahi saja
Banting rasa penghormatan
Telepon genggamku kusimpan tak akan pernah kubanting keras
Merindumu dengan sekujur badanku
Mengharap kau mendekap lalu memeluk walau sekejap
Tapi lacur saja yang terjadi
Kau memutus jalinan yang telah terajut
Menyapapun tidak
Berpesanpun tidak darimu
Ketakutan yang tak beralasan
Aku bukan racun
Aku bukan biadab
Aku sekedar perindu
Masa kecil yang terampas dengan siksaan kegetiran
Kekesalan yang menumpuk memenuhi ruang sanubari
Baiklah, kini ku melepas satu-satu rasa padamu
Terlalu getir harapan padamu
Berkacak pinggang saja
Ludahi saja
Banting rasa penghormatan
Telepon genggamku kusimpan tak akan pernah kubanting keras
Gerombolan Anjing
Anjing tertulen itu kalian
Pezina, pembunuh, pendusta bahkan pencuri yang tak sudi bertobat
Kalian anjing-anjing yang merasa tindakan kalian paling benar
Aku anjing juga menurut kalian
Setidaknya aku anjing yang berjalan ke cahaya Tuhan walau tertatih
Aku ibarat anjing di kisah Ashabul Kahfi
Lekaslah bertobat
Pezina, pembunuh, pendusta bahkan pencuri yang tak sudi bertobat
Kalian anjing-anjing yang merasa tindakan kalian paling benar
Aku anjing juga menurut kalian
Setidaknya aku anjing yang berjalan ke cahaya Tuhan walau tertatih
Aku ibarat anjing di kisah Ashabul Kahfi
Lekaslah bertobat
Kasar-Kasar
Bahasa terkasar tercetus tapi tidak dalam hati
Gaya canda terkasar tapi tak dari hati
Hanya berusaha ke arah yang lebih baik
Segalanya berproses
Aku hanya tak berkasar di hadapan Tuhanku
Gaya canda terkasar tapi tak dari hati
Hanya berusaha ke arah yang lebih baik
Segalanya berproses
Aku hanya tak berkasar di hadapan Tuhanku
Aku Tak Berkuasa
Sujudlah pada dunia maka akan celaka
Pujalah akan dunia maka terbelenggu rantai iblis
Hanya keTuhanan satu fokus
Mati dengan kerendah hatian
Dunia yang merendah dirikan jiwa
Mati secara berTuhan
Iblis-iblis neraka tak akan kuasai kepercayaan yang satu
Bunuhi raga tapi hatiku tidak akan
Pujalah akan dunia maka terbelenggu rantai iblis
Hanya keTuhanan satu fokus
Mati dengan kerendah hatian
Dunia yang merendah dirikan jiwa
Mati secara berTuhan
Iblis-iblis neraka tak akan kuasai kepercayaan yang satu
Bunuhi raga tapi hatiku tidak akan
Tak Mengapa
Bintangku meredup tak mengapa
Kilaunya tak lagi silaukan mata tak mengapa
Keduniaan yang tampak biasa tak mengapa
Bersama Tuhan arungi segalanya ketentraman di rasa
Kilaunya tak lagi silaukan mata tak mengapa
Keduniaan yang tampak biasa tak mengapa
Bersama Tuhan arungi segalanya ketentraman di rasa
Pantun Tak Berbalas
Bila pantun yang terucap tak bisa ku membalasnya
Ramadan terihlas ingin tersaji
Kau putih tanpa salah bagiku
Luruslah berTuhan
Puasa ibadah rahasia manusia dengan Tuhan
Ramadan terihlas ingin tersaji
Kau putih tanpa salah bagiku
Luruslah berTuhan
Puasa ibadah rahasia manusia dengan Tuhan
Senin, 09 Agustus 2010
Mobile Phones
Rang all the time
Nailed to speeding pace
Can not move
Short message which makes uncomfortable
Small buttons pressed forcing the heart to think
Blinded brain skinning technology
Nailed to speeding pace
Can not move
Short message which makes uncomfortable
Small buttons pressed forcing the heart to think
Blinded brain skinning technology
Kisah Satu
Sepi terasa menikam dada
Sakit tapi tiada luka di badan
Perih sendiri
Kesepiaan
Kesendirian melawan Rahwana
Angkuhnya mereka
Sesatnya mereka
Aku masih sendiri
Sakit tapi tiada luka di badan
Perih sendiri
Kesepiaan
Kesendirian melawan Rahwana
Angkuhnya mereka
Sesatnya mereka
Aku masih sendiri
Jumat, 06 Agustus 2010
Sapalah
Cinta masihkah kau di sana?
Telah lama tak bertegur sapa
Perih
Berderit
Dirimu memang tak kuasa termiliki
Sayang masih ada
Masih beradab juga bernorma
Cukup menyapa saja
Telah lama tak bertegur sapa
Perih
Berderit
Dirimu memang tak kuasa termiliki
Sayang masih ada
Masih beradab juga bernorma
Cukup menyapa saja
Keabadian
Potret-potret yang tak bertuan
Sketsa wajah yang tertuang menyakitkan badan
Kenangan-kenangan suka juga duka tersimpan pada pikir
Rumah yang berhawa kepanasan
Rumah yang berudara kedinginan
Surgawi dunia
Mereka bercengkrama seperti tak merasa bersalah
Gerah lagi jengah dibuatnya
Biar cinta yang akan membawa kerinduan yang tak bertepi
Airmata tak akan mengganti luka hati yang amat dalam
Semua kulakukan untuk kesadaran dirimu yang mengeras hatinya
Kembalilah berTuhan dengan baik maka kau akan mendapatkanku
Selama kau anggap Tuhan permainan
Maka aku terpaksa harus menjauh walau sakit terasa
Sketsa wajah yang tertuang menyakitkan badan
Kenangan-kenangan suka juga duka tersimpan pada pikir
Rumah yang berhawa kepanasan
Rumah yang berudara kedinginan
Surgawi dunia
Mereka bercengkrama seperti tak merasa bersalah
Gerah lagi jengah dibuatnya
Biar cinta yang akan membawa kerinduan yang tak bertepi
Airmata tak akan mengganti luka hati yang amat dalam
Semua kulakukan untuk kesadaran dirimu yang mengeras hatinya
Kembalilah berTuhan dengan baik maka kau akan mendapatkanku
Selama kau anggap Tuhan permainan
Maka aku terpaksa harus menjauh walau sakit terasa
Sketsa
Rumah arsitektur lama terlihat alami lagi sederhana
Rumah yang tak berarogan
Hati yang lemah lembut
Jiwa penuh ketegasan
Badan milik Tuhan
Rumah yang tak berarogan
Hati yang lemah lembut
Jiwa penuh ketegasan
Badan milik Tuhan
Hadirmu
Lampion menerangi perayaan
Nyala obor-obor menghidupi perkampungan
Dirimu membuat semangat jiwa menyala-nyala
Dirimu magnet positif hidupku
Nyala obor-obor menghidupi perkampungan
Dirimu membuat semangat jiwa menyala-nyala
Dirimu magnet positif hidupku
Begitu Saja
Bagaimana ku tak bersedih malam ini
Bagaimana ku tak menangis karenamu
Kau pergi tanpa kata buatku terus memikirkanmu
Gelisah tentangmu
Khawatir padamu
Malam berganti malam dan masih tak bisa tepikan bayangmu
Tetes airmata mengenangmu walau tak banyak terkecap kebersamaan
Lantunan lagu lama bersair kesedihan
Terpuruk
Tercampak
Kau tak melihat aku terluka
Kau berlalu layaknya jagoan
Tak ada kepedulian
Menggantung rindu pada manusia
Benci juga kesal bercampur duka saat berpisah
Kau sekejap begitu saja
Bagaimana ku tak menangis karenamu
Kau pergi tanpa kata buatku terus memikirkanmu
Gelisah tentangmu
Khawatir padamu
Malam berganti malam dan masih tak bisa tepikan bayangmu
Tetes airmata mengenangmu walau tak banyak terkecap kebersamaan
Lantunan lagu lama bersair kesedihan
Terpuruk
Tercampak
Kau tak melihat aku terluka
Kau berlalu layaknya jagoan
Tak ada kepedulian
Menggantung rindu pada manusia
Benci juga kesal bercampur duka saat berpisah
Kau sekejap begitu saja
Imajinasi Setan
Hentikan imajinasi busuk
Hentikan sekarang juga
Muak kuberhayal kejahatan
Jaga aku Tuhan dari bisikan setan
Hentikan sekarang juga
Muak kuberhayal kejahatan
Jaga aku Tuhan dari bisikan setan
Memanut
Hajar saja segala rintang
Dobrak segala aturan mengikat jiwa
Langgar norma-norma
Buang petuah juga nasehat
Darah muda yang penuh gejolak
Cinta membabi buta
Cinta sungguh tak berlogika
Benci bila mengingatnya
Tertawa saja mengenangnya
Pecinta dunia kamuflase
Manusia tertipu
Manusia terjebak
Setan tertawa
Saat ini kutertawa
Waktu telah berlalu tak bisa terulang
Setan tak mengajak pada kebaikan
Ajakan setan untuk menjauhi Tuhan semata
Ingin kembali
Muak bersetan ria
Cukup sampai di sini saja tertawa seperti setan
Bersiap menuju cahaya apapun duka
Memanut sebelum mati menjelang
Dobrak segala aturan mengikat jiwa
Langgar norma-norma
Buang petuah juga nasehat
Darah muda yang penuh gejolak
Cinta membabi buta
Cinta sungguh tak berlogika
Benci bila mengingatnya
Tertawa saja mengenangnya
Pecinta dunia kamuflase
Manusia tertipu
Manusia terjebak
Setan tertawa
Saat ini kutertawa
Waktu telah berlalu tak bisa terulang
Setan tak mengajak pada kebaikan
Ajakan setan untuk menjauhi Tuhan semata
Ingin kembali
Muak bersetan ria
Cukup sampai di sini saja tertawa seperti setan
Bersiap menuju cahaya apapun duka
Memanut sebelum mati menjelang
Bukan Untukmu
Bila masih ada prasangka
Endapkan saja di jiwa
Perlahan coba untuk maafkan
Perlahan coba untuk dekati Tuhan
Karangpun berlubang oleh deburan air
Ini adalah sebongkah hati yang terbuat dari air mani
Tak ada kasar
Tak ada angkuh
Mencoba jadi lebih bijaksana
Kulakukan semua untuk aku
Coba untuk menerima kekurangan
Jangan berbantah telah lelah
Aku berdiri di sini
Endapkan saja di jiwa
Perlahan coba untuk maafkan
Perlahan coba untuk dekati Tuhan
Karangpun berlubang oleh deburan air
Ini adalah sebongkah hati yang terbuat dari air mani
Tak ada kasar
Tak ada angkuh
Mencoba jadi lebih bijaksana
Kulakukan semua untuk aku
Coba untuk menerima kekurangan
Jangan berbantah telah lelah
Aku berdiri di sini
Kamis, 05 Agustus 2010
Angkuh
Meracun dalam jiwa
Membusuk terkerubungi lalat-lalat hijau nan gemuk yang berterbangan
Mengeras laksana baja
Tak dengar suara Tuhan
Suara manusia yang lain di anggap kecoa busuk semata
Hati yang telah tersiram air keras
Hati yang mematung
Angkuh
Sombong
Hanya setan pemilik keangkuhan dunia
Membusuk terkerubungi lalat-lalat hijau nan gemuk yang berterbangan
Mengeras laksana baja
Tak dengar suara Tuhan
Suara manusia yang lain di anggap kecoa busuk semata
Hati yang telah tersiram air keras
Hati yang mematung
Angkuh
Sombong
Hanya setan pemilik keangkuhan dunia
Langganan:
Postingan (Atom)