Padang pasir tanpa ilalang
Sepasang gading yang retak
Gurun pasir yang tersapu matahari
Bicara saja yang lantang
Bagiku hampa
Berkoar tanpa henti
berisik sekali
Terlalu ribut
Katakan salah itu kesalahan
Jangan teguh pertahankan tak untungkan jelata
Berpeganglah akan yang benar
Kalian itu kosong
Pusing mendengar bila berputar-putar
Kosong tanpa isi
Bebal tak menghangatkan
"Hanya Kelembutan dengan bahasa kejujuran terdalam mampu menyibak relung-relung hati yang terkunci oleh gelap gulitanya perjalanan sakral kehidupan"
Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Selasa, 28 Juni 2011
Tidak
Lelah kubersabar hadapi semua
Lelah kuberharap semua tentangmu
Lebih baik kupergi
Menjauh darimu
Lalu kau rasakan tanpa bersamaku
Cukup sudah sakiti aku
Cukup sudah di bawah bayangmu
Aku lelah
Aku pergi tak akan kembali
Lelah kuberharap semua tentangmu
Lebih baik kupergi
Menjauh darimu
Lalu kau rasakan tanpa bersamaku
Cukup sudah sakiti aku
Cukup sudah di bawah bayangmu
Aku lelah
Aku pergi tak akan kembali
Pencarian
Aku tidak mau berpura-pura taqwa
Aku tidak mau menjadi pendusta agama
Aku sedang mencari ridho Tuhan
Bagiku itu berat karena aku manusia biasa
Aku tidak mau menjadi pendusta agama
Aku sedang mencari ridho Tuhan
Bagiku itu berat karena aku manusia biasa
Ach, Aral Itu
Badan melemah
Tubuh tak berdaya
Kau yang lama tak datang
Kitapun tak sempat bercinta
Sakit ini pertanda mencandu akan percintaan
Datanglah segera
Tubuh ini telah bersedia
Teringat saat bercinta dulu kau ludahi wajah
Aku diam
Kau ludahi lagi
Pikirku air liurmu pertanda birahi lalu kuludahi wajahmu kembali
Kau marah
Aku yang salah tentang birahimu
Kurebahkan di atas ranjang
Telanjang
Ach, aral itu
Bosan bercinta dengan makhluk
Mau bercinta hanya berTuhan
Tubuh tak berdaya
Kau yang lama tak datang
Kitapun tak sempat bercinta
Sakit ini pertanda mencandu akan percintaan
Datanglah segera
Tubuh ini telah bersedia
Teringat saat bercinta dulu kau ludahi wajah
Aku diam
Kau ludahi lagi
Pikirku air liurmu pertanda birahi lalu kuludahi wajahmu kembali
Kau marah
Aku yang salah tentang birahimu
Kurebahkan di atas ranjang
Telanjang
Ach, aral itu
Bosan bercinta dengan makhluk
Mau bercinta hanya berTuhan
Tanpa Berisik
Masih adakah nada cinta dikumandangkan
Atau mereka terlalu letih hingga alunan kasih terpinggirkan begitu saja?
Sudahlah duhai hati, tak usah terus cemberut dalam rindu
Kedatangannya memang di nanti
Membawa sayang juga kasih itu yang ditunggu
Sudahlah
Merutuk cintainya dalam jiwa
Rengkuhlah tubuh lalu bercinta
Sambil berbisik tanpa bersuara
Tanpa berisik
Atau mereka terlalu letih hingga alunan kasih terpinggirkan begitu saja?
Sudahlah duhai hati, tak usah terus cemberut dalam rindu
Kedatangannya memang di nanti
Membawa sayang juga kasih itu yang ditunggu
Sudahlah
Merutuk cintainya dalam jiwa
Rengkuhlah tubuh lalu bercinta
Sambil berbisik tanpa bersuara
Tanpa berisik
Jumat, 03 Juni 2011
Tamasya
Naik bianglala
Naik komedi putar
Naik kereta gantung
Naiklah segalanya
Jangan lupa pulang
Aktifitas hidup menanti dinaiki
Naik komedi putar
Naik kereta gantung
Naiklah segalanya
Jangan lupa pulang
Aktifitas hidup menanti dinaiki
Tak Ada Masa Sekarang
Lorong waktu ingin ku mengunjungi
Kembali untuk perbaiki luka-luka
Agar bahagia di masa depan
Adakah lorong waktu waktu lampau?
Atau bawa saja aku ke lorong waktu masa depan
Jengah di masa sekarang
Kembali untuk perbaiki luka-luka
Agar bahagia di masa depan
Adakah lorong waktu waktu lampau?
Atau bawa saja aku ke lorong waktu masa depan
Jengah di masa sekarang
Hitam
Piring pecah
Gelas retak
Sendok bengkok
Garpu patah
Makan minum tak beralas
Sedih yang telah menghitam
Nestapa
Gelas retak
Sendok bengkok
Garpu patah
Makan minum tak beralas
Sedih yang telah menghitam
Nestapa
Tak Menempati Ruang
Apakah perlu kukatakan tempat dimana kureka untaian kata?
Seberapa penting tempat bagimu?
Resapi maknanya saja
Lelah bila harus menulis tempat dimana ku menulis
Nyalakan tungku dengan bara
Bakarlah gelora heroik penuh sukacita
Lalu katakan dengan kehangatan di musim dingin
Aku sedang bersair dan itu saja
Seberapa penting tempat bagimu?
Resapi maknanya saja
Lelah bila harus menulis tempat dimana ku menulis
Nyalakan tungku dengan bara
Bakarlah gelora heroik penuh sukacita
Lalu katakan dengan kehangatan di musim dingin
Aku sedang bersair dan itu saja
Nilai Kesenangan
Senangkah dalam rumah megah?
Nyamankah dalam mobil mewah?
Tidak
Nilai kesenangan ada saat temukan hasrat
Temukan hasrat itu maka bersenanglah
Bersama dalam hasrat keTuhanan
Senanglah jiwa yang guncang
Nyamankah dalam mobil mewah?
Tidak
Nilai kesenangan ada saat temukan hasrat
Temukan hasrat itu maka bersenanglah
Bersama dalam hasrat keTuhanan
Senanglah jiwa yang guncang
Ruang Pribadi
Coba katakan apakah aku punya kamar pribadi?
Jawabnya tidak punya
Apakah aku pernah menangis di hadapan kalian?
Jawabnya tidak pernah
Mari kuberitahu bahwa tak ada ruang rahasia dalam hidupku
Tahukah kalian aku menangis saat bersua Tuhan saja dalam sujud
Amarahku tanpa dusta
Lalu mereda saat bersama Tuhan
Ruang pribadiku ada saat berTuhan
Jawabnya tidak punya
Apakah aku pernah menangis di hadapan kalian?
Jawabnya tidak pernah
Mari kuberitahu bahwa tak ada ruang rahasia dalam hidupku
Tahukah kalian aku menangis saat bersua Tuhan saja dalam sujud
Amarahku tanpa dusta
Lalu mereda saat bersama Tuhan
Ruang pribadiku ada saat berTuhan
Berserah
Maafkan aku, Tuhan
Ampuni semua dosaku
Lindungi dari marabahaya juga tipu daya setan
Tiada daya dan kekuatan melainkan hanya dengan pertolongan Tuhan
Ampuni semua dosaku
Lindungi dari marabahaya juga tipu daya setan
Tiada daya dan kekuatan melainkan hanya dengan pertolongan Tuhan
Nyanyian Rindu Hati
Hanya diriMu yang bisa terangi jalanan gelap
Hanya bersandar padaMu segala kesahku akan sirna
PadaMu yang terindah
Untaian kata memanggilMu
Damaikan jiwa yang kelam
Suburkan kebaikan di jiwa
Tak mau lagi berjelaga dalam dosa
Nyanyian rinduku semoga tersampai padaMu
Dalam malam yang hening memanggilMu
Hanya bersandar padaMu segala kesahku akan sirna
PadaMu yang terindah
Untaian kata memanggilMu
Damaikan jiwa yang kelam
Suburkan kebaikan di jiwa
Tak mau lagi berjelaga dalam dosa
Nyanyian rinduku semoga tersampai padaMu
Dalam malam yang hening memanggilMu
Pilihan
Tak akan ada lagi deraian airmata bila bahagia yang terhampar
Tak akan ada lagi gelak tawa tersaji bila sedih yang terkukung
Dunia penuh pilihan
Manusia tinggal memilih
Tak akan ada lagi gelak tawa tersaji bila sedih yang terkukung
Dunia penuh pilihan
Manusia tinggal memilih
Jangan Terlalu Terbuai
Berisik sekali ia
Hadirnya membuat mual bahkan seringkali muntah
Kebencian telah beranak pinak
Kekesalan telah berpunuk
Berbaris rintihan di lorong-lorong jalanan pasar
Adakah hati terenyuh kala melihat mereka yang tidur beralas jalanan
Sibuk bercanda dengan dunia
Sibuk meludahi pembuat masalah
Membukalah hati
Temukan makna kehidupan yang benar-benar hidup
Hadirnya membuat mual bahkan seringkali muntah
Kebencian telah beranak pinak
Kekesalan telah berpunuk
Berbaris rintihan di lorong-lorong jalanan pasar
Adakah hati terenyuh kala melihat mereka yang tidur beralas jalanan
Sibuk bercanda dengan dunia
Sibuk meludahi pembuat masalah
Membukalah hati
Temukan makna kehidupan yang benar-benar hidup
Langganan:
Postingan (Atom)