Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari: Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari : Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Jumat, 26 Agustus 2011

Hanya Tuhan Saja

Bagaimana kutepikan rasa sakit ini
Perihnya telah menjalar di sekujur hati
Berkeluh kesah pada manusia semakin menambah beban luka

Berlari ke Tuhan
Bersimpuh pada Tuhan
Saat resah menjalar taat memeluk Tuhan

Maafkan aku, Tuhan
Maafkan aku yang baru mengetuk saat terluka
Hanya mengingat Tuhan sakit perih ini semakin menghilang
Memikirkan lagi saat berkalung dalam lamunan

Tuhan penguasa hati
Lenyapkan bayangannya dari dalam jiwa

Dengarlah Risauku

Belum bisa tidur
Aku mengantuk tapi mata enggan terpejam
Di atas pembaringan tubuh berguling tak tentu arah
Masih belum bisa tidur, sayang
Masih memikirkanmu
Adakah esok hasratku terpenuhi?

Balutlah risauku di malam ini dengan datangmu di esok hari
Katakan kau akan datang esok
Kau akan padamkan bara asmaraku di malam ini saat esok tiba
Katakan itu saja
Maka aku akan terlelap tanpa risau hati tentangmu

Terseok

Lihatlah saat sang pezina datang
Tanpa rasa malu masih sesumbar dan bermulut besar
Tanpa rasa malu karena kemaluannya telah tergadai

Langkah yang diseret dengan kepala tegap
Sang pezina menakuti pemilik rumah
Ayah dan ibu terhipnotis dengan ulah sang pezina

Menaruh materi tasbihkan ayah ibu terjeruji oleh sang pezina
Tak bisa bedakan ucapan jujur atau dusta yang tercetus dari lisannya
Belum bersegera bertobat karena anggap Ijroil tak akan cabut nyawanya dulu

Gilakah pola pikirnya?
Agamapun bisa disulap semau bulu betisnya
Merdekalah dunia
Bebaslah langkah-langkah di dunia
Terseok kelak di neraka

Jelaga Bersinar

Dimanakah kau, duhai para penghuni surga
Mencarinya di antara barisan Tuhan
Memilahnya pada lengkingan suara keTuhanan
Mengejarnya pada malam di pertengahan
Selidiki tiap kotak-kotak amal
Singgahi tempat-tempat berjahit nama Tuhan

Tak terlihat para penghuni itu
Para penghuni yang bersembunyi di bawah jelaga
Jelaga yang menutupi segala kebajikan para penghuni
Jelaga yang bersinar
Jelaga yang terangi semesta walau gulita pekat di sekitar
Jelaga para penghuni surga tak terasa hitam
Jelaga terindah karena amal mereka tak mau diperlihatkan pada sesama

Antara Mau Dan Tak Mau

Jalanan lenggang sisi batin penuh kecamuk mengingatmu
Hari-hari yang dilalui hampa tanpa dirimu
Penantian yang diingini dan keinginan yang tak mau terus dinanti

Ruang batin penuh sesak lalu pengap menjagal sepanjang hari
Cintamu seolah diperbolehkan karena nafsu yang bicara
Pemberontakan kecil pada relung jiwa coba sadarkan cinta yang berbalut sesat

Tak mau mendengar nasihat kebaikan
Mau mendengar nasihat Tuhan
Bimbang harapkan cintamu sepanjang waktu

Antara mau dan tak mau

Hantu Tempat Ibadah

Tinggikan bangunan hingga menjulang ke langit
Mewahnya tempat ibadah
Adakah sesak para penghuni tempat ibadah?

Nyanyian-nyanyian sendu semakin tenggelamkan rumah ibadah
Panggilan lewat toa memecahkan sunyi sekedar gaung saja
Kosongnya bangunan megah sang rumah ibadah

Hati di kedalaman hati yang sedang terkunci hantu

Emosi Memberi Lelah

Berlalu tanpa arah
Amarah menguras energi
Kelelahan
Keletihan

Jiwa telah capai
Belajar hidup tanpa bayangmu
Perih terasa
Seakan dirimu segalanya

Racun iblis memekakan kedua telinga
Mati saja jiwa yang merindu rasa yang sasar

Harusnya tak ada emosi
Amarah yang menguras tenaga
Cemburu yang tak beralasan

Kemana saja hatiku
Menjerit saat kau tak di sisiku
Senyummu tak mampu tenggelamkan aroma asmara

Sang pecinta

Ulang Tahunmu

Bila bunga taman bisa bahagiakanmu kusemai untukmu
Bila seluruh materi bisa buatmu tersenyum kubawa dalam nampan emas

Mengetuk hati dalam hari terindah
Umur yang terpancang teguhlah berTuhan

Tak Mengenal

Siapa teman
Siapa lawan
Siapa terkasih
Ucapkan dengan perlahan
Sentuh dengan pelan

Tak ada egois
Tak usah buruk sangka
Tiap manusia merdeka
Jangan memaksa sesuatu kebusukan
Melangkahlah


Pecinta Sementara

Jangan menangis tak ditautkannya cinta
Maha Kuasa penentu takdir
Ada kebaikan dalam jalan Tuhan

Melangkahlah dalam cahaya Tuhan
Tak usah terombang-ambing dalam rasa yang sasar
Sekedar pecinta dunia

Haruskah kubunuh pasanganmu agar kau pikirkanku?
Haruskah kudekati anakmu agar kau mendekat padaku?
Seribu jalan sesat iblis menggoda untuk pisahkan bahteramu

Hati yang kerdil
Jiwa yang lemah

Jiwa Yang Kesepian

Masihkah ada sendiri melanda jiwa?
Betapa malang
Sungguh sunyi
Menyepi dalam jiwa yang kosong

Mencari rasa berkejaran dengan waktu
Bicara cinta tapi sunyi
Tak bahagia di hati
Inikah cinta?