Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari: Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari : Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Rabu, 29 Oktober 2014

Dedosa Bak Sambal

Melukis asma Tuhan di langit malam dengan tinta hitam
Aku yang penuh salah
Berlumuran dedosa
Malu diri pada Tuhan

Bercanda dengan laku setan
Berkata kasar dan bermulut busuk bak binatang
Memuja dunia dengan kehidupan aroma setan
Aku malu pada Tuhan

Ibadah yang kupersembahkan
Kemudian perilaku iblis kujalankan
Seolah segala dosa tampak benar pada pandangan
Aku malu pada Tuhan

Namun rasa malu ini seolah sambal
Saat bahagia duniawi menyeruak melupa pada Tuhan
Aku manusia penuh nafsu
Dan aku sekali lagi sangat malu pada Tuhan

Minggu, 19 Oktober 2014

Tuhan Itu Ada

Tuhan itu penuh indah
Tuhan itu penuh sombong
Tuhan itu penuh gemerlap
Lalu pantaskah diri menyandang segala angkuh di dunia?

Dalam dunia penuh keteraturan Sang Pencipta
Semesta tidak pernah ada dengan sendirinya
Jagad raya bergerak selaras karena ada Sang Penggerak
Lalu pantaskah berlaku seolah Tuhan itu tidak ada?

Makhluk dunia miliki keunikan tersendiri
Bukti nyata bahwa Tuhan menegaskan tandaNya
Selayaknya bersyukur atas segalanya
Lalu pantaskah berbuat kerusakan di atas muka bumi ini?

Karena Tuhan itu ada
Kikislah ego manusiawi diri
Rasakan Tuhan itu Sang Esa
Tuhan Maha Tinggi tak butuh berkawan


Semoga Hilang Lalu Senang

Tuhan, jagalah aku dari sesatnya langkah

Begitu banyak racun dunia tersedia di sini
Hasratku lenyap seketika saat racun berbaur dengan asma Tuhan
Hasrat sesat yang lenyap seketika
Dan aku tenang

Tuhan, jagalah aku dari dustanya nafsu dunia

Segalanya membuatku menangis
Sembab itu ada dan menggelayut di kelopak mata
Dada menahan rasa yang menohok badan
Dan aku senang

Sabtu, 18 Oktober 2014

Bercinta Tanpa Restu Tuhan

Kala agama hanya menjadi pajangan di lemari
Kala panggilan azan hanya penghias telinga
Kala segala tentang agama hanya sekedar candaan belaka

Masih layakkah mengaku menjadi manusia yang beragama?


Percintaan dunia yang merumitkan mata
Memandang segala nikmat dunia walau sesat indah
Iblis selalu mengintai mencari kawan di neraka

Masihkah tertawa dalam cinta yang tak berTuhan?


Di mana agama di simpan? 

Terkasih Abadi

Rasakanlah saat kasih tak berbalas
Sedihnya hati karena manusia
Masih membutanya mata hati

Tak melihat dengan kedalaman jiwa
Berharap kerasnya hati nun jauh di sana bisa melunak
Dirinya yang berkarakter seperti iblis

Minggu, 12 Oktober 2014

Rumah Halusinasi

Saat manusia lagi itu,
Tuhan aku harus bagaimana ?

Rumah mana lagi yang harus di pijak ?
Saat rindu pelukan namun tak kurasai lagi
Rumah yang kurindu nyamannya hanya diam terduduk

Menangis saja tak akan merubah lumpur menjadi emas
Saat hujan turun lalu menangis saja maka tersamar air hujan
Dan aku masih tak paham pada rumah ini

Langkah tertatih dalam pemujaan pada Tuhan
Jiwa yang letih lalu berharap Tuhan menaungi langkah
Dalam kehinaan diri bersujud di barisan penyembahMu

Aku tak bisa memilih terlahir pada rumah siapa
Keimanan pada qodo dan qodar telah mematri
Mensyukuri atas nikmat hidup yang terberi oleh Tuhan

Rumah apa ini bila hanya saling bicara tanpa nama tuhan ?
KeTuhanan hanya dalam cangkang tapi tidak meresap pada kedalaman jiwa
Rumah beragama tapi tak berTuhan


Sabtu, 04 Oktober 2014

Diam Dalam Ingin

Sudah tiada cengkrama lagi antara kita
Kebisuan menjadi bahasa kebangsaan
Cara berkasih sayang yang aneh
Tanpa berkata indah namun penuh perhatiaan
Bahasa apa itu ?

Tak akan pernah ada rindu bila hanya diam
Tak akan pernah menyentuh hati bila hanya ketusnya bicara
Dalam diam karena tersakiti lisan
Lebih baik diam saja
Ini cara terbaik berkasih sayang

Tak akan pernah salah menjadi orang baik berTuhan
Di pandangan Tuhan bernilai walau pada dunia terhinakan
Sanggupkah melawan kediktatoran dunia ?
Dunia telah di penuhi para barbarisme
Dunia telah di jejali para anti Tuhan

Tuhan, jagalah raga ini agar tak melangkah sesat
Mungkin aku harus pergi lalu menghilang
Agar mereka tahu arti hadirku saat aku lenyap
Diam tanpa bicara
Dalam ingin memelukmu atas nama Tuhan

Jumat, 03 Oktober 2014

Wajah Zona

Waktu terus bergerak dan kita masih di sini
Ingin terus tertawa dan bersama tapi waktu seakan tak peduli
Dalam suka terkadang terselip duka harus di hadapi
Yang aku mau kita menjaga rasa ini
Andai waktu tak bisa kita taklukan tapi kita tetap saling hormati

Zaman yang ingin kuraih bersamamu menatap indahnya dunia
Ada wajah-wajah sang waktu terus intai setiap raga
Hancurkan raga-raga yang rapuh lagi berduka
Aku tak mau kita kalah oleh waktu yang ada
Risau hati tak akan ada bila di junjung semangat juga taqwa
Ambisi kita menjadikan waktu antar kita sebagai sang juara



Rabu, 01 Oktober 2014

Dalam Lemah Diri

Terlalu lelah bercengkrama dengan dunia
Badan terasa lemas

Maaf, bila tersungkur memuja Tuhan tak sempurna
Dalam sujud terdalam mencari damai

Menyebut nama Tuhan dalam panggilan terbata
Menyembah dalam limbungnya badan

Maaf, bila pemujaan ini tak sempurna
Rangkul aku Tuhan