Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari: Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari : Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Selasa, 31 Maret 2015

Menuai Sendiri Menyakitkan

Menuai padi di sawah yang bukan milik sendiri
Ukuran bahagia hanya ada pada hati ini
Hentikan saja segala benci yang mengeras di jiwa
Aku ingin bahagia seperti saat panen tiba
Menari bebas laksana anak kecil di rinai hujan
Memaksa tersenyum walau sedang tak ingin tersenyum
Angin kemarau membuat hujan seolah menjauh
Dada yang sesak tangis sang bocah kepanasan

Sungai yang telah mengering airnya
Ikrar diri selalu tersenyum walau duka menghimpit raga
Damailah para penuai padi hanya dalam hati saja
Quasi kebahagiaan yang tertutupi dengan keriangan pada wajah
Inilah aku tersenyum walau sedang terluka di hati

Menyanyi saja walau sedang bersedih
Usapkan segala jenuh yang menggunung di hati tentang hidup ini
Binalah rasa sedih ini menjadi rasa bahagia
Aku akan tetap bahagia
Racaunya mulut saat duka hingga melupa pada Tuhan
Orang lain yang tak pernah paham pada hati ini
Kedukaan hanya milik penduka tapi tidak bagi para penuai padi milik orang

Menggaruk Luka Hati

Dia tidak bermain dengan hati
Dia tidak bermain dengan perasaan
Dia tidak memiliki rasa
Hanya aku saja yang terlalu memakai rasa

Keelokan juga kebaikan hatinya tak terlihat secara jelas
Hanya bisa menerka keindahan perasaannya saja
Aku tak mau pergi menjumpai dia
Bila dia tak ada rasa untuk berjumpa

Dia yang selalu memaksa akan rasaku
Bukankah dirinya yang menyuruh aku untuk menunggu cinta
Dia yang seakan menggaruk luka hatiku
Dia yang tanpa rasa karena hatinya sekeras baja

Menunggu dia hanya membuat luka semakin perih saja
Aku yang setia menanti rasanya
Atau hanya aku yang memakai rasa dalam hubungan ini?
Atau memang dia tidak mempunyai rasa padaku

Senin, 30 Maret 2015

Diriku Tak Terlihat

Saat diri sakit saat kebutuhan untuk mereka coba dicukupi
Tak hendak mati saat pengganti diri telah datang
Cukup pergi saja menjauh dari dedosa
Menutupi segala lelah juga penat
Tertawa dan bercanda dan berusaha tampak bugar

Aku sehat untuk mencukupi kebutuhan mereka
Walau tanpa bicara antara kita
Aku tak mengapa
Jangan lihat hatiku
Telah terbiasa tak terlihat

Memberi saja dan lalu pergi

Yang kumau kebahagiaan mereka
Jangan buat mereka berteriak
Jangan buat mereka menjerit
Jangan buat mereka berkata tak pantas
Kalian tak berhak menyia-siakan mereka

Berharap Cintamu

Apalagi yang harus kutulis bila kau tak mencinta
Lenyap sudah harapan untuk berkasih sayang denganmu

Begitu mudahnya kau menanggapi rasa sayangku
Kau acuhkan dan bersikap seolah-olah tak ada hati yang tersakiti
Ada hati yang perih yaitu hatiku

Walau hatimu memang keras
Setidaknya mengertilah pada semua kata dan tanda
Ada aku yang berharap cintamu

Adakah setitik cinta darimu untukku ?
Hanya ingin dicintai
Walau dalam dunia yang tersembunyi

Segalaku Tapi Dirimu Tidak

Mencinta tapi tak dicintai
Mengasihi tapi tak dikasihi
Menyayangi tapi tak disayangi
Merindui tapi tak dirindui

Menunggu kedatangannya tapi dirinya membosan dan tak menunggu
Katanya diriku masih terlalu labil dalam merajut sesuatu
Katanya tak kecewa berbincang denganku
Namun mengapa ada kata bosan dalam katamu ?

Aku yang selalu memakai hati dalam kebersamaan ini
Aku yang takut akan kehilanganmu
Tak menyesal sempat mengenalmu
Dalam kasih sayang ku menghitung hari

Andai kau minta tubuh ini maka aku akan diam
Aku yang rela menyerahkan segalanya pada wajahmu yang terlihat seram
Ini segalaku untuk dirimu
Tapi tidak untukku dari dirimu

Semoga ada jalan terbaik bagi kita berdua


Sabtu, 28 Maret 2015

Komentarmu Tak Berguna

Jangan berkomentar sinis
Hentikan ocehan-ocehanmu yang merendahkan
Kau bicara namun terasa ringan di mulutmu
Kau tuliskan beragam kata tak bermaksud sakiti
Hati ini bukanlah baja
Diri ini bukanlah sebuah patung atau boneka
Aku manusia

Komentarmu tak berguna bila hanya mengolok-olok kelemahan

Dirimu pikir dunia telah sempurna kau miliki
Kau pikir dirimu berhak berkata apapun tentang hidupku

Kau tak tahu apapun tentang hidupku
Kau hanya menilai yang tampak di permukaan saja
Kau tak melihat dengan pandangan keTuhanan

Komentarmu sampah dan aku tak peduli

Sang Kuda Liar

Seperti gerombolan kuda liar di alam bebas
Mendekat dan menjauh sesuka hatinya

Mungkin begitu pula dirimu
Hatimu yang kasar juga keras
Tak merasa atau pura-pura menutup mata juga telinga untuk rasaku
Tak tahulah apa yang ada dalam hatimu tentang diriku

Betapa gamangnya hatiku yang berharap cemas apakah kau selamanya bersama ?
Atau kau tiba-tiba akan pergi begitu saja ?
Aku yang mencinta dalam diam tak akan katakan cinta dari mulutku untukmu
Aku menanti saja dirimu yang ucapkan sayang untukku terlebih dahulu

Aku takut kau marah dan tak terima atas rasa sayang juga cinta dariku

Dalam resah ini aku bersiap seandainya dirimu menjauh seperti kuda liar itu

Dalam Ruang Tak Berbentuk Aku Cintaimu

Mengenalmu membuat hari-hariku sibuk menunggumu
Menunggu dalam ruang yang tak berbentuk
Perjumpaan yang tanpa wajah hanya dengan sebaris kata-kata
Rindu ini harus kusembunyikan darimu karena takut kau tak merindu
Cinta ini kupendam dalam dada karena khawatir kau tak mencinta

Bila kukatakan aku merindu dan mencinta lalu kau pergi maka terpurukku
Katakan saja terlebih dahulu olehmu untukku bahwa kau sayang aku

Tak mengertikah kau atas segala tulisan tentangmu ?
Segala kataku dalam ruang tak berbentuk untukmu

Aku mencintai juga merindukan segalanya tentangmu
Ingin segera berjumpa dalam ruang berbentuk 
Hanya ingin didekap hangat olehmu
Sedikit kecupan menggelitik tanda sayang darimu
Aku tak mau terus katakan segala cinta untukmu dalam ruang tak berbentuk

Jika percintaan kita harus tersembunyikan maka sembunyikanlah dari dunia

Cinta dan sayang ini hanya milik kita saja

Jumat, 27 Maret 2015

Aku Dengar Nasehatmu

Jangan kau memaksa aku untuk bilang cinta padamu
Bukankah kau yang mengajariku agar mampu diriku menahan rasa
Tahukah kau hal itu membuat luka saja di hati
Aku dengar nasehatmu

Jangan kau tanyakan pada siapa aku mencinta
Bercerminlah kau lalu pada pantulan di cermin itu terdapat orang yang kucinta
Sadarkah kau menunggu itu membuat beban di dada semakin dalam saja
Aku dengar nasehatmu

Saat kau tak suka pembicaraanku
Aku rubah semua kataku
Saat kau tak suka semua potretku
Aku dengar nasehatmu

Bawalah aku dalam rasa sayangmu
Rangkullah aku dalam dekapan kasihmu
Sungguh aku merindu untuk berdekatan denganmu
Aku yang telah mendengar nasehatmu

Lalu adakah kau sadar bahwa aku mencintaimu ?
Lalu kapan kau akan tuliskan kata cintamu padaku ?
Dalam diam aku menanti dan hanya menantimu
Karena aku mendengar nasehatmu

Kamis, 26 Maret 2015

Senja Rindu

Dirimu yang selalu kutunggu di senja hari
Dirimu yang membuat debar di dada kian menari-nari
Mencoba kuat walau ada perasaan kian tak menentu di hati

Merasakah dirimu bila aku sayangimu ?
Kehadiranmu walau kasat oleh mata membuat sekujur bahagia di tubuh
Ucapkanlah kau menyayangiku segera

Aku yang berpura-pura tegar tak menyapamu
Namun dalam dada merindu untuk kau cintai
Adakah kasih sayangmu untukku ?

Senja ke senja selalu menunggumu
Senja yang menjadi candu rinduku
Berharap kaupun merindu padaku
 

Beruntungnya Aku Tak Di Cintaimu

Panggilan Tuhan telah terdengar di hari Kamis
Tuhan mengundang untuk datang ke rumah-Nya
Aku tergesa-gesa melepas lapar setelah tanpa makan tanpa minum di hari ini
Setengah berlari aku menyusuri gang-gang kecil
Dan ada dirimu yang sedang menunduk memainkan telepon genggam
Kita berdua hampir bertabrakan
Kau serongkan posisi badanmu ke arah kanan
Aku menepuk pelan bahu kirimu untuk bergeser karena jalan terlalu kecil

Kau masih ada di jalan dan memainkan teleponmu di saat Tuhan memanggil
Ternyata salah dahulu kusempat menaruh hati padamu
Bersyukur kau tak merespon terlalu cinta atas rasaku
Kau terlalu asyik dengan dunia
Kau hiraukan ajakan untuk bersujud pada Tuhan tepat waktu
Sadarkah kau ?
Aku dan dirimu hampir bertabrakan saat berpapasan di waktu senja tadi
Kau terlalu mashuk dengan duniamu dan acuh padaku

Tubuhmu yang berbalut pakaian tebal
Ragamu yang tinggi dan besar
Mungkin terasa nyaman apabila berada dalam pelukanmu
Namun akan sia-sia belaka bila tiada taat pada Sang Pencipta
Barulah terasa kini Tuhan menjaga dari dirimu yang tak sepenuhnya taqwa
Memang masih ada getar rasa padamu
Dan kuyakin pelan-pelan akan memudar pelan karena tingkahmu
Betapa beruntungnya aku tak di cintaimu

Hanya Menunggu Saja

Seperti orang yang sedang di mabuk cinta saja
Menunggu sore tiba agar dapat berbincang dengannya
Sekedar berbincang saja tanpa pelukan dan genggaman tangannya
Kerinduan padanya namun tak tahu apakah dirinya juga merindu
Rasa sayang padanya namun tak tahu apakah dirinya juga menyayang

Akhirnya menunggu saja
Karena diri ini memang seorang penunggu

Duhai, yang dirindukan
Tulislah kata sayang darimu
Tulislah kata cinta darimu
Katakan bahwa kau merindu
Menunggu di sini kata cintamu

Resah menanti senja
Semoga hari ini ada ungkapan cinta darinya

Ide Sedang Pergi

Pagi ini sedang tidak ada ide menulis kata
Entahlah, pergi kemana barisan kata yang biasanya telah mengantri

Tinggal menunggu saja
Masih menunggu dengan doa

Berharap kata-kata akan segera muncul kembali


Rabu, 25 Maret 2015

Aku Berharap Padamu

Jangan beri aku harapan-harapan palsumu
Seolah kau peduli pada hatiku
Aku hanya ingin disayangimu

Untuk apa sikap kasar dalam bicaramu
Itu menyakitkanku
Aku pergi saja dari sisimu

Jemput aku bila kau siap untuk katakan cinta padaku

Arogannya Sang Pemain Cinta

Tak mau bila di cap sebagai sang pemain rasa galau manusia
Tapi nyatanya begitu banyak manusia yang dipermainkan perasaannya
Berlagak tak mengerti dan tak memasang wajah bersalah
Bermain lalu bercengkrama dengan mereka
Saat ada rasa sayang juga cinta kasih tiba-tiba menjauh
Lalu apa bedanya dengan pengecut yang selalu memberikan angan-angan palsu ?

Bercerminlah di depan cermin yang utuh
Jangan mematut diri pada cermin yang retak
Marah dan tak terima bila dikatakan sang perusak hati
Betapa sakitnya hati mereka yang diberikan pengharapan palsu belaka
Wajah yang cemberut di depan cermin tandaskan tak ada hati
Wajah yang tanpa senyum menandakan tak perasa

Hampir saja terjatuh dalam pelukan
Hampir saja mencurahkan cinta juga kasih
Bersyukur belum terucapkan bila hati ini mencinta
Ucapan nasehat agar tak ucapkan cinta terlebih dahulu menjadi penjaga
Walau ada sakit tak dapat merangkul cinta
Mungkin ini suatu jalan cerita

Menyayangi dan tak terucapkan
Menunggu pernyataan kasih sayang juga cinta





Menanti Kata Cintamu

Berharap dia merasa
Berharap dia mengerti
Berharap dia mendengar
Berharap dia berkata
" Aku sayang kamu "

Dan berharap ini bukan sekedar harapan belaka

Pagi yang elok untuk berkata cinta
Diriku mencintaimu

Dan berharap dirimu mencintaiku juga

Akan kuberikan segalanya untukmu
Saat ini sangat mendambamu

Selasa, 24 Maret 2015

Berilah Aku Sedikit Rasamu

Ingin pergi darinya tapi masih merindu
Rinduku yang tak berbalas darinya

Mengapa kau tak mengerti jua bila aku sayangimu
Memang kau berhati keras
Masih tak paham jua

Aku menulis dengan perasaan penuh sayang padamu
Merasakah kau seperti yang kurasakan ?
Kau hanya tertawa dan mengolok-olok saja semua sikapku

Potretmu tak pernah utuh dan jelas kumiliki
Mencari potretmu di tumpukan jerami bagai pencarian sebuah jarum
Aku menahan kerinduan ini padamu

Datanglah dan katakan kau sayangiku
Rangkul aku dari belakang atau peluk aku dari depan
Telah bosan pada kekaguman yang tak berbalas ini

Hanya butuh cinta darimu walau kau membagi dengan yang lain
Tak peduli bila kau mencinta juga yang lain
Biarlah cinta ini tersembunyikan dari dunia ramai

Susah untuk meninggalkanmu
Hanya mau sedikit rasa cinta dan sayang darimu

Ibadah Ini

Setiap kali hendak bersujud pada Tuhan
Ada mata setan yang menunjukkan ke hati berbuat kemungkaran
Ada tangan setan yang memeluk erat pada kaki juga tangan
Serasa berat untuk melangkah
Serasa memandang juga berhasrat untuk berdosa saja

Dalam ibadah ini ada nafsu-nafsu setan yang mendekap
Ibadah ini bak seorang bodoh tanpa ilmu
Hanya memuja pada nafsu bukan memuja Tuhan
Setiap berkelit dan mencoba melangkah ke tempat lain
Selalu saja bertemu dengan setan-setan dunia

Tak berdaya bila dunia terus-menerus menjadi primadona
Mampukah ibadah yang tercurah ini berkenan untuk Tuhan ?
Ketakutan pada ibadah ini yang masih penuh kurang
Ampunilah semua kekurangan diri ini
Sempurnakanlah ibadah-ibadah ini agar tak tercampur dengan aroma setan

Hampir Terperosok Lagi

Tampak menggoda di mataku
Begitu mempesona semua pesona keindahan dunia
Meyakini dunia sementara namun begitu sulit melawan goda
Nafsu-nafsu iblis membentang membujuk dan merayu
Tetap mencoba bergantung pada Tuhan
Walau bukan perkara mudah berteguh berTuhan

Rasanya seperti berjalan di atas duri
Sakit juga perih terus menahan semua yang terlarang
Masih juga mementingkan pandangan manusia-manusia
Tetes airmata saat mencoba terus bertahan tak berdosa
Ingin rasanya membunuhi semua yang terlarang menjadi boleh di mata Tuhan
Namun aturan Tuhan adalah mutlak dan tak terbantahkan

Racun-racun dunia terus mengelilingi badan
Dan aku masih berjuang melepaskan segala belenggu racun-racun itu
Semua bulu kuduk berdiri saat mencoba berjanji tak tersesat lagi
Aku hanya manusia lemah dan tak berdaya
Tolonglah aku, duhai Tuhan Sang Maha Penolong
Lindungilah dunia dari semua perilaku iblis ini

Mereka Hantu

Mereka seolah menjadi polisi
Terus mengawasi setiap langkah
Berperan seperti malaikat yang senantiasa menjaga

Tak nyaman memang melihat mereka terapkan aturan
Namun inilah hukum dunia yang di buat mereka
Aturan yang membuat mereka merasa paling benar

Mereka hantu
Mereka mayat hidup
Mereka setan penghisap darah

Apapun istilah hantu
Apapun jenis hantu di setiap negara
Mereka sekotor hantu yang menghuni tempat-tempat hina

Mereka seolah berlaku penuh moral
Mereka berbaju penuh kemanusiaan
Sesungguhnya mereka hantu yang bertindak bengis tak bermoral


Menulislah Tentang Tuhan

Benci bila hanya mampu menulis tentang dunia saja
Tulisan tentang Tuhan seakan menjadi kelangkaan belaka
Dunia yang seolah menjadi pepujaan yang utama
Seharusnya Tuhan yang indah bertahta
Nyalakan api lalu bakarlah dunia yang membuat terlena
Para iblis tertawa terkekeh-kekeh di kerak neraka

Segala sakit tentang dunia hanya sementara
Fokuslah gapai cahaya surga
Walau terkadang jatuh, bangkitlah duhai jiwa
Cibiran lalu tatapan sinis mungkin senantiasa ada
Kuatkanlah diri dengan Tuhan Sang Maha Cinta
Luka diri masih terbuka dan menganga

Tuhan, dalam resah masih memuja-Mu
Rintihan-rintihan jiwa mengaduh menahan pilu
Mungkin tertatih dan terseret saat bersujud pada-Mu
Melatih diri menulis tentang Tuhan secara tulus dari kalbu
Cerobong ini telah menghitam ada genderang sakit yang terus bertalu
Berharap tak mengulang sesatnya masa lalu


Senin, 23 Maret 2015

Mencoba Berkelit

Terbangun dari tidur malam
Susah sekali untuk memejamkan mata kembali
Hanya berguling-guling di atas peraduan

Jangan kau bilang ini semua tentangmu
Terbangun karena teringat padamu
Jangan bicara melantur dan menjadi paranormal

Untuk apa rindu ini bila kau anggap hanya candaan kerinduan ini
Tak menyesal mengenalmu yang membuat terbangun saat malam
Mungkin harus pergi  saja hingga kau akan merasa sendiri

Namun ada rasa sayang mengganjal bila meninggalkanmu
Semoga tak ada sedih bagimu dan tak mau buatmu merenggut duka
Dirimu yang sedang bersenang-senang dengan segala duniamu

Jangan kau teruskan membaca ini
Karena memang tak pernah sanggup berkelit alasan terbangunnya di malam ini
Ada dirimu menjadi hantu menakutkan yang membuat susah untuk tidur kembali

Ketakutan menjelma pada dirimu
Antara ingin pergi darimu dan memelukmu
Mencoba berkelit saja hingga kau yang memeluk terlebih dahulu

Masihkah bisa tidur di malam ini ?
Mungkin menjelang ayam berkokok baru kantuk mendera
Memaksa tidur kembali karena esok tak pernah peduli pada diri ini 


Dunia Terindah

Tak pernah mengerti akan dunianya
Pagi hari mereka sibuk bermain
Siang hari tertawa senang dan tetap bermain
Dan ini yang lebih gila
Malam tiba pun mereka malah asyik bermain lempar bola di sebuah lapang dengan lampu temaram

Berjalan pulang sambil menggeleng
Inilah duniamu
Dunia anak-anak dan yang ada hanya tertawa serta bermain
Puaskanlah masa ini sebelum tiba masa yang lain
Lakukan segalanya secara berTuhan

Walau ada marah namun esok hari mereka tetap akrab bermain
Walau ada benci lalu tiba-tiba sekejap saja tertawa bersama-sama
Hidup yang sulit pun mereka hanya tetap berjalan saja
Menangis lalu tertawa menjadi santapan sepanjang masanya
Dunia terindah ini nikmatilah

Aku, Kau Dan Dirinya Yang Kau Cinta

Apalagi yang hendak kau lakukan pada hatiku ?
Kau ceritakan semua kisah cintamu dan rasamu
Cintamu dan rasamu yang tidak denganku
Apa yang hendak kau lakukan pada hatiku ?
Kau pikir aku tak miliki perasaan ?

Kejarlah yang kau cinta yakni dirinya
Jangan pernah lihat mataku
Jangan pernah lihat hatiku
Aku tak akan pernah katakan cemburu padamu
Bila cemburuku hanya akan membuatmu terluka

Ingin aku menjauh darimu saat kau tak membagi rasamu padaku
Yang kumau hanya sisakan pojok ruang kecil di hatimu
Aku tak peduli dengan siapa kau mencinta
Berharap kau menyimpan rasamu padaku di hatimu
Kau lihatlah aku tak lagi melihat masa laluku

Maaf, bila aku menjadi terasa jauh darimu
Aku tak mau menganggu kau dan dirinya
Cintailah dirinya walau akupun ingin kau cintai
Sayangilah dirinya walau akupun ingin kau sayangi
Rindukanlah dirinya tapi apakah kau merindukanku juga ?

Terlalu Bosan Mengajarimu

Bosan bila kau tak merasa
Semua kata juga ucapku adalah cinta
Lakuku padamu sebentuk kerinduan yang nyata
Masihkah kau tak merasa akan semua gerakan tubuhku ?
Keterlaluan bila kau tak membacanya
Atau memang jiwamu tak peka ?

Sudahlah,
Bosan ajarimu agar mengerti rasaku
Hatimu keraskah sekeras baja ?
Yang kumau hanya kau ucapkan sayang padaku
Yang kumau hanya kau ucapkan cinta padaku
Tak peduli bila nanti kau bermain dengan banyak bidadari dunia

Mengertilah,
Karena telah kucoba untuk katakan
Bila kuberkata benci padamu maka katakanlah kau sayang padaku
Hanya ingin diperhatikan oleh dirimu
Hanya mau dipeluk oleh dirimu
Terlalu bosan mengajarimu untuk mencintaiku

Sungguh akupun takut akan rasa ini
Tapi cinta juga sayang muncul tiba-tiba
Tak mengerti bagaimana rasa itu datang
Tak mengapa bila aku hanya menjadi kekasih tak kasat matamu
Bahagianya aku bila kau tempatkan aku dalam pojok hatimu
Katakan kau rindu padaku agar tak bosan membuatmu mengerti rasaku


Mimpi Tentangmu Semalam

Semalam aku memimpikanmu
Setelah banyak cerita dan bertukar cerita dengan semesta
Dalam mimpiku kau hanya diam dan aku hanya sanggup memandangimu

Dalam hati telah bertekad tak lagi mengejarmu
Kubiarkan kau yang mengejarku
Karena telah lama aku berkarat menantimu

Dalam mimpipun segala hasrat padamu bisa dikendalikan
Akan kukendalikan juga rasaku padamu dalam melangkah
Tak mudah memang namun itulah kehidupan

Mendekat pada Tuhan lalu berjalan penuh tunduk
Tak ada kekuatan juga dayaku kecuali atas kuasa Tuhan
Dan akupun tak tahu apakah kau memimpikan tentangku ?

Berlarilah kau memelukku walau dalam mimpi
Karena aku hanya akan menanti dan terus berjalan walau tanpamu
Walau perih itu dan tak mengapa sebab Tuhan aku bertahan tak berdosa

Minggu, 22 Maret 2015

Dustamu Senjata Lemahmu

Teruslah berkata dan membual
Katamu dunia telah kau kelilingi
Katamu akan berbagi segala cerita juga potretmu
Dan kau pikir ada percaya dari segala ceritamu itu ?

Sungguh malas mendengar segala ocehanmu
Sedang pergi ke sana lalu singgah di sini
Janjimu akan berbagi telah kau lupakan
Sungguh haruskah ada percaya lagi padamu ?

Bicarapun kau hanya dusta belaka
Berjanjipun akan mampu kau ingkari dengan sejuta alasan
Bila dunia mempercayai maka hanya akan kau khianati kepercayaan itu
Berpikirlah kau, semua ciri munafik melekat padamu

Tak peduli padamu
Terserah kau hendak bicara apalagi
Mungkin bicara omong kosong telah biasa bagimu
Tapi itulah nilaimu pada bumi sesuai perkataanmu

Bicaralah hingga mulutmu puas
Berbohonglah hingga hatimu hitam
Terima kasih telah berbagi dustamu
Diri ini terlalu malas menagih segala hal yang tak kau lakukan

Kau Tak Punya Rasa

Hentikan semua kecurigaan tak beralasan itu
Bila tak nyaman pergi sajalah !
Percuma bila terus bicara tapi tak hadirkan hati dan rasa
Untuk apa bicara sampai berbusa bila hanya sekedar basa-basi belaka
Percuma saja

Kejujuran dan kebohongan akan jelas terlihat
Bila tak mencinta untuk apa saling bertukar rasa ?
Bila tak merindu untuk apa saling menunggu ?
Percuma menunggumu dari pagi
Bila hatimu tak hadir saat kita bicara

Aku membencimu dan tak tahu bagaimana rasa hatiku padamu
Cukup sudah kuceritakan sebagian kisah rasaku padamu
Tak mau terus terjebak dengan rasa di masa lalu seperti saranmu
Baiklah, aku melangkah kini
Mencoba tanpa mereka semua

dan mungkinkah harus tanpamu juga ?

Aku hanya mau sedikit rasa
Aku hanya mau sedikit cinta
Katakan kau cintaiku
Katakan kau rindukanku
Katakan kau sayangiku

Mungkin saja benciku akan luluh dengan pengakuanmu itu

Bumi Bergoncang

Saat bumi bergoncang dengan kegoncangan Tuhan
Bumi dari dasar perutnya mengeluarkan semua yang di milikinya menyembul memancar
Manusia berwajah bingung saling bertanya antar sesama " mengapa bumi begini ? "

Percaya atau tidak percaya pada hari itu bumi bisa berkata
Kegoncangan yang maha dahsyat pada bumi ini atas kuasa Tuhan
Manusia seperti bangun dari tidurnya keluar dari kubur lalu berkelompok dengan golongan-golongannya
Tiap golongan itu berjalan sesuai dengan amal mereka saat di dunia dan akan diperlihatkan amalnya

Tak ada yang luput dari pandangan Tuhan
Karena pandangan Tuhan Maha Sempurna

Kebaikan sekecil apapun akan dibalas dengan sebaik-baik pembalasan Tuhan
Dan kejahatan sekecil apapun demi Tuhan akan dibalas seadil-adilnya hukuman langsung dari Tuhan

Saat bumi bergoncang dan mengeluarkan kandungannya maka saat itulah kiamat


Hari Yang Indah

Ah, yang kumau di pagi ini hanyalah secangkir susu coklat hangat
Berteman dengan kue kering buatan tangan yang tercinta
Duduk di sofa berbulu tebal berwarna senada dengan yang kuminum
Hari yang indah di minggu pagi sebelum jam 7

Duduk dengan nyaman meluruskan kaki dan mengangkatnya di atas meja
Tanpa televisi juga tak ada barang elektronik lainnya
Musik yang terdengar hanya semilir angin yang seperti lonceng lirih berbunyi
Udara pagi masuki ruangan yang sengaja pintunya terbuka

Masih ada kabut tipis sisa semalam yang kesiangan belum pulang
Cerah sekali cuaca dan masih tampak embun di rerumputan tipis di pojok taman
Rumah yang tak mewah namun menyamankan hati
Pagi ini tak ada keributan dan jeritan apalagi suara ramai

Damai di pagi hari menentramkan jiwa
Esok hari kusongsong semua asa juga cita
Selamat datang semangat
Kuraih segala hari sepanjang hidup dengan senyum tulus semangat nan ceria

Sebentuk Standar Ganda

Standar ganda yang diterapkan telah menunjukkan siapa yang sebenarnya perusak ?

Pemisahan pada negara dan agama telah timbulkan kepincangan
Pengkerdilan terhadap satu ras, suku bahkan agama namun bicara tentang kesetaraan

Keadilan yang tercetus dari mulut mereka hanya racun standar ganda
Belilah sebidang cermin untuk berkaca diri
Malukah kalian saat berbicara namun tak selaras berjalan ?

Ada nilai kosong untuk nilai-nilai yang mereka validkan
Terasa tak bernyawa aturan yang mereka beri stempel
Aturan yang berisi hasutan bahkan propaganda juga menyelip kebencian
Itukah aturan-aturan kesetaraan hak manusia yang kalian junjung ?

Kembalilah pada jalan Tuhan
Sebutlah nama Tuhan dalam langkah-langkah kehidupan
Berjalanlah dengan penuh rendah diri di hadapan Tuhan
Sapalah dunia yang ramai dengan hati penuh berTuhan
Tuhan itu indah maka kembalilah duhai jiwa-jiwa berjelaga

Senjata Itu Sebuah Tulisan

Haruskah menangis saat membaca sebuah tulisan ?
Adakah sisi keharuan yang menyembul dari dasar hati ?
Atau tiba-tiba hadir kegembiraan lalu tertawa sembari sesekali tersenyum simpul ?
Tercerahkan oleh sebuah pencerahan dari beberapa bait tulisan

Mereka lebih fantastis terlihat olehku
Sangat luar biasa dapat membaca hasil guratan tangannya
Kagum juga terkesima pada kemampuannya
Pertikaian dirinya dalam berjuang menyelesaikan sebuah karya

Berterima kasih pada Tuhan atas adanya setetes pemikiran

Setiap manusia miliki sisi unik yang berbeda
Berdamailah dengan sisi-sisi yang beda itu
Senjata kami hanya sebuah tulisan
Dan semoga bisa menjadi pembeda dalam sebuah perubahan dunia

Hindari Kepulan Tembakau

Damai pagi pada udaranya yang menyegarkan badan
Di sini terkepung oleh kepulan asap rokok
Bau nikotin menggelitik bulu hidung
Terasa tak nyaman sekali

Badan-badan nan kurus pecandu linting tembakau
Badan-badan nan gemuk namun ringkih pada jantung juga paru-parunya
Tak ada rasa jantan pada kepulan itu
Tak ada rasa betina pada asap ini

Memilih untuk hidup lebih sehat
Dan ini bukan soal kematian
Bila ini soal kematian
Sorongkan saja kepala-kepalamu pada mulut buaya

Para lelaki merokok
Para wanita merokok
Para homoseksual merokok
Para lesbian merokok

Ini sebuah pilihan untuk sehatnya badan
Tanya hati juga rasakan pada badan
Goyahkah saat terus-menerus menghisapnya ?
Ini pilihanmu maka tentukanlah kebaikanmu

Ingin Tidur Saja

Malam belum larut tapi mata ajak untuk tidur

Marah yang tak bisa dikendalikan
Capai dan ingin tidur saja

Maaf, terlalu lelah hingga menjitak kepalamu
Emosi sudah tak terkontrol
Ingin tidur

kelelahan telah melanda tubuh bahkan jiwa
Wajah-wajah nan lucu menggemaskan tak mampu lagi segarkan mata
Kondisi badan telah sebenarnya lelah
Dan ingin tidur di malam ini

Segala kelelahan malam ini setelah pagi hingga menjelang malam berpeluh
Mata yang sayu menahan kantuk
Tenaga di badan serasa terkuras
Emosi menjadi labil
Hanya ingin tidur saja

Capek juga lelah yang menggerayang badan membuat lemas
Terlalu lelah untuk tertawa maka jangan ajak untuk bercanda
Hawa dingin malam tak terasa pada badan karena kantuk telah menjelma
Tak usah bersenda gurau saat badan ini terlalu lelah
Otak seakan tak mampu untuk mencerna setiap kata
Segalanya hanya terlihat penuh kesal
Sungguh hanya mau tidur saja


Sabtu, 21 Maret 2015

Rasa Yang Sungguh Terlalu

Bila yang kumau bersamamu selamanya dan
Tak boleh ada yang mengganggumu
Egoiskah ini ?

Sungguh saat bersamamu tak mau seorangpun merebut hatimu
Yang kumau matamu juga segala yang ada padamu tercurah untukku
Protektifkah aku ?
Posesifkah aku ?

Aku terlalu mendambamu dalam desah
Aku selalu ingin memelukmu dalam sendiri

Sudah hilangkah kenangan-kenangan itu dari otakmu ?
Tak adakah sketsa-sketsa percintaan kita dulu dari dirimu lagi ?

Kehilanganmu kini setelah ribuan hari tak padamkan rasaku
Katakan saja ini kegilaan karena selalu ada kenangan itu

Dunia yang sama
Udara yang sama
Tubuh yang sama

Rasaku juga masih sama padamu

Bagaimana dengan rasamu ?
Masihkah menggebu berhasrat seperti waktu itu ?


Tak Memaksa

Biarlah aku saja yang seperti ini
Tak pernah akan kuajak kau seperti aku
Seberapapun besarnya cinta
Sadar bahwa ini hanyalah nafsu dunia saja
Terkadang tunduk pada nafsu ini

Maaf, atas segala lakuku padamu
Bila menyakitimu dahulu karena sungguh terbelit nafsu
Bila kini kau menjauh pergi maka aku bisa menerima
Walau sebelah hati menginginkanmu kembali
Hati ini masih berharap padamu

Tapi sungguh aku tak mau bila kau tak mau

Berlarilah dan hiaslah dunia dengan ceriamu
Bila bersamaku membuat kau merasa terkekang
Aku yang selalu menjadi penggemar nomor satumu
Semua gerakmu juga gayamu aku telah merasainya
Dan tak pernah akan memelukmu bila kau tak mau di peluk

Tak memaksa padamu atas rasaku karena rasa tak bisa di paksa

Tak Move On

Masih berdiam saat dunia terus bergerak cepat
Serasa ada yang menahan dan mengikat tubuh ini
Pikiran yang terus tertuju padamu setelah kau pergi tiba-tiba

Ah, hatiku terlalu tak bisa berkutik setelah kau pergi
Dirimu yang terlanjur memahat pada dada
Pelacuran dahulu masih membayang jelas pada kelopak mata

Kini sungguh kehilangan jejakmu di dunia
Seharusnya membenci padamu
Tapi sungguh yang ada hanya perasaan rindu

Tak tegasnya jiwaku mengutuk kepergianmu
Dan tak tahu pula apakah dirimu masih mengingatku ?
Tak move on

Jumat, 20 Maret 2015

Valid Kesucian Jiwa

Variabel cinta di dunia yang berpacu seiring zaman
Inkubasi percintaan yang merasuk mewabah pada jiwa
Normalisasi jiwa tak akan pernah mudah bila virus telah mengunci
Zalimnya diri saat berpura-pura kuat akan getaran rasa
Abaikan segala tepukan di pundak sebagai kata penyabar

Klise bila berbicara bahwa cinta tak selamanya harus memiliki
Ambigu percintaan memang membentang luas pada dunia
Ukuran kesejatian cinta seharusnya tercurah pada Tuhan semata
Zona waktu mana lagi aku harus menunggu cinta itu datang
Aku lelah menunggu di depan pintu gerbang ini seperti dulu
Rasaku inginnya dirimu bersamaku arungi hidup di dunia

Jurus-jurus cinta juga rayu-rayuan telah kuungkapkan
Aku masih tetap sendiri berdiri menanti
Namanya masih saja menari-nari di dalam kepala
Zakiah cintaku ingin selamanya meneguh pada Tuhan
Akhirnya aku menanti Tuhan memilihkan cinta untukku

Belahan Hati Ini

Mencari belahan hati yang lama kunanti
Pelbagai pilihan terpampang di muka bumi
Tak ada satupun menjadi pemikat hati
Mungkin terlalu pemilih dalam merasai

Mungkin saja saat mencarinya kumenutup mata
Hingga melewatkan satu cinta

Sudahlah
Terserah Tuhan

Aku pasrah

Penjagaan Dari Tuhan

Tuhan menjagaku dengan cara yang tak bisa kumengerti
Terkadang jalan hidup tak bisa di terka

Sungguh hanya bisa merencanakan
Tuhan sesungguhnya yang menjalankan

Saat keinginan tak terwujud
Mungkin kesal di mataku
Tapi mungkin baik di pandangan Tuhan
Karena pandangan manusia terbatas

Berpasrah pada Tuhan
Menyerah dan tiada daya juga kekuatan melainkan atas pertolongan Tuhan

Jagalah diri ini agar tak salah arah


Tulisan Kemuakan

Ingin pulang
Sudah muak dengan tulisan ini
Kadang sebal dengan semua yang di tulis

Jengah lagi kesal di buatnya
Tulisan-tulisan yang seperti sampah saja
Hati yang menahan amarah saat menulisnya

Membacanya kembali membuat jijik semua anggota badan
Ingin membakar atau merobek segala yang terbaca
Sangat kesal dengan semua yang kutulis

Semua tulisan membuat membenci akan masa lalu nan kelam

Lalu adakah tulisan tentang bahagia ?

Lihat saja sendiri
Karena hari ini sedang muak akan semua tulisan

Rindu Saat Jauh Benci Saat Dekat

Uniknya perasaan dalam jiwa ini
Saat dekat ingin menjauh
Saat jauh ingin mendekat

Ada rindu kala berjauhan
Ada benci kala berdekatan

Sewaktu pergi ingin cepat pulang
Setiba di rumah ingin lekas pergi
Begitu banyak getar rasa di jiwa yang tak di mengerti


Para Pembuat Bising

Hari yang indah tanpa ada keributan
Masih terlelap di pagi ini setelah semalam saling beradu mulut
Masih terasa pekak di telinga saat pagi
Tergesa-gesa membereskan segalanya sebelum mereka terbangun
Bila mereka terbelalak matanya maka hanya benih-benih kebisingan yang tercetus

Tak sadarkah mereka saat malam ada sebagian yang menidurkan rasa capainya
Atau mungkin mereka para pembuat bising sudah hilang akal ?
Tak tahulah karena beradu argumen dengan mereka bagai memercik air pada dulang
Mereka bicara seolah hanya pembicaraannyalah yang paling benar
Para pembuat bising saat mata mereka terbuka

Selekasnya pergi menjauh

Kamis, 19 Maret 2015

Tanpa Tuhan Sedang Bercinta

Jangan bilang siapa-siapa
Cinta kita rahasia
Cinta yang tak beralaskan nama Tuhan
Cinta yang hanya bertelekan nafsu belaka

Masih pantaskah itu di sebut cinta ?

Setan tertawa di kegelapan
Atas nama sahwat maka di agungkanlah nama cinta

Dunia yang membuat terlena
Menyingkirkan Tuhan dalam langkah di dunia

Bercengkrama lalu berpeluk
Bergenggaman tangan saling melempar kata-kata sayang
Lalu malam semakin membuat lupa

Masih pantaskah itu di sebut cinta
Apabila pandangan dunia yang lebih di utamakan ?

Lagu Cinta

Lagu cinta sedang diperdengarkan
Sungguh sudah tak ada lagi sakit
Atau mungkin sakit itu disembunyikan
Rasa sakit terganti dengan iringan musik yang keras
Terkadang lirik lagu cinta menyayat dan menyinggung hati
Lagu cinta membuar senyum di mulut
Senyum miris karena cinta yang tak bisa di hasrati lagi

Lagu cinta kencangkan saja volumenya
Jiwa ini tak pernah gentar akan lagu cinta
Biarlah,
Karena telah terbiasa tanpamu

Rabu, 18 Maret 2015

Tak Seruang Dengan Setan

Dalam sendiri menyepi dari gemerlapnya lampu kota
Badut-badut di taman hiburan yang mencoba menghibur
Hari telah beranjak tua
Usia semakin membuat punggung membungkuk
Menggapai Tuhan mencoba sebelum nafas berhenti

Mereka menertawai langkah-langkah para pencari damai Tuhan
Hujamkan banyak kata menghunus sanubari
Lapar sekali
Dahaga terasa mengeringkan bibir melemaskan tubuh
Terseret masih menyebut nama Tuhan

Tuhan,
Nyawa ini belum lepas dari badan
Terima semua pertobatan dari segala dosa
Dunia yang hingar-bingar terkadang membuat angkuh di jiwa
Setan-setan yang sedang mencari pertemanan untuk di neraka

Tak mau dan tak sudi berbagi ruang dengan setan kelak


Masih Berkutat Menjauh

Memaksakan diri untuk tak melabuhkan cinta padanya
Sakit juga perih terus meronta dan menjerit saat diri tak bercinta
Rasa nyeri yang tertuang dalam dada semakin menjadi

Harus berlari kemana lagi bila setiap sudut menyuguhkan percintaan
Sambil membawa nama Tuhan ada sakit tak berhasrat
Karena Tuhan percintaan ini coba disingkirkan

Masih berkutat sekian lama berjuang untuk menjauh berhasrat
Jangan pernah datang lagi hasrat-hasrat yang menggoda
Keimanan ini belum setangguh kaum sufi

Perjalanan hidup dunia yang sementara
Bisik-bisik iblis merayu membuat terlena
Laku salah dibiaskan menjadi suatu hal yang lumrah

Dalam derap langkah mencoba menjauhi perhasratan
Berjuang mungkin hingga kematian menjemput
Menjauhi percintaan yang tak berTuhan ini

Pembual Rasis Sesungguhnya

Diskriminatif manusia atas manusia lainnya
Berkata paling lantang tentang kesetaraan hak padahal dirinya nol besar
Pelarangan membunuh manusia yang seideologi dengannya
Namun mereka terus membunuh dan mengusir yang berseberangan keyakinan

Menjajah lalu membunuh karena warna kulit walaupun di payung yang sama
Payung kemanusiaan yang robek karena keserakahan
Berlomba-lomba menjadi pembunuh yang perlu dikasihani
Kegilaan yang melanda para perusak hak asasi manusia

Ada senyum sinis saat bicara tentang kesetaraan hak
Kesetaraan hak yang hanya mau sesuai dengan otaknya
Otak angkuh juga egois
Masih bersikap rasis

Saat bicara yang tercetus hanyalah umpatan juga hujatan bagi yang tak sehaluan
Mereka kotor sekali dalam bersikap
Mereka yang sebenarnya rasis dan penggila diskriminatif
Mereka bicara tentang hak asasi manusia tapi tak berkaca diri

Selasa, 17 Maret 2015

Mencari Dunia Yang Semu

Berputar dalam pencarian
Masih mencari dunia yang sungguh tak akan pernah berujung
Masih saja berkata tak puas akan hasil yang megah
Nafsu yang menjadi raja dalam jiwa
Angkuh lalu membusungkan dada dan pamerkan segala benda
Keduniawian yang tak akan pernah dibawa mati

Saat diingatkan secepatnya mengalihkan perbincangan
Saat di nasehati selekasnya bersilat lidah menipu memutar balikkan fakta
Tak lelah menumpuk harta benda dan memajangnya di etalase terdepan
Membanggakan semua dan berharap dihormati semesta
Bodohnya jiwa seolah kebal akan kematian yang tiba-tiba datangnya
Hentikan mencari dunia bila hanya menjauhkan jiwa dari Tuhan


Tuhan Mustahil Makhluk

Nyanyian pepujian bercampur dengan gelak tawa dan sedikit gosip
Pemujaan berselisih dengan aroma dupa
Limbung jiwa dalam menentukan jalan lurus
Masih saja memuja yang tampak oleh mata
Menyembah sesuatu yang berwujud benda

Masihkah bersikap seperti Ibrahim yang mencari Tuhan ?
Mencarinya pada bintang lalu bulan terus matahari jiwa yang masih kosong
Bukankah telah tersurat dan tersirat dengan jelas pada firman Tuhan dan alam ?
Seharusnya teguhlah seperti Ibrahim yang hancurkan patung-patung kecil sesembahan
Gantunglah tongkat penghancur pada patung terbesar yang tak bisa melindungi

Otak yang telah buta oleh nafsu juga ego diri
Berdamailah dengan angkuhnya jiwa
Redamlah segala kesombongan
Bukalah nurani terdalam
Bahwa Tuhan tak layak sama dengan dunia





Tubuh Ini

Ini kepalaku
Ini mulutku
Ini tanganku
Ini kakiku
Ini tubuhku

Peluklah aku
Rangkul aku dan jangan kau lepas lagi
Aku terlalu lama kehilangan kehangatanmu
Rebahkan tubuhmu
Aku sangat rindukanmu

Maaf, atas rasa tak berTuhan ini

Rasa yang seharusnya enyah dari kepala
Mulut yang tak layak terus menyebut namamu
Tangan yang tidak harus menulis banyak kata cinta untukmu
Kaki yang tak mesti mengajak berjalan ke rumahmu
Tubuh yang tak lagi harus merindu peraduan itu

Ingin Tidur Saja

Hanya ingin cepat malam
Setelah pagi ke siang lalu sore bekerja berpeluh keringat
Mau rehat sejenak di atas ranjang sederhana
Dengan kain sederhana menutupi tubuh pelindung dari udara dingin
Hendak istirahat saja sejenak
Mau tidur saja

Memejamkan mata dari dunia yang penuh goda
Lihatlah dunia yang penuh tipu muslihat sesat
Dunia seharusnya dilihat dengan kaca mata iman
Sudahlah, jangan ganggu
Terlalu lelah bila harus berdosa seperti dulu
Hanya ingin tidur saja agar tak berbuat dosa

Bertahan Dalam BerTuhan

Siapa namamu ?
Di mana rumahmu ?
Begitu elok paras wajahmu
Ingin merangkul lalu mengecup sepuasnya
Jangan pernah marah bila diri ini jatuh hati padamu

Kulitmu yang bersih lagi lembut
Wangi tubuhmu tercium harum bak minyak wangi termashur
Matamu yang jernih
Rambutmu yang tertata rapi
Semua yang melekat pada badanmu merupakan keindahan

Kau pesona yang selama ini kudambakan
Dalam diam kau tersenyum penuh hangat
Kau mendekat dan berbisik
Kau katakan
" akulah amal baikmu saat di dunia "

Semoga Tak Zalimi Dunia

Memaksa hati untuk menjauh
Menggambar atau melukis makna cinta di angin
Mencari cinta di atas tumpukan jerami
Cinta yang dulu kupeluk terasa masih kurindu
Ada perasaan kesal saat kau pergi
Ada perasaan lega saat kau melangkah menjauh

Segala perasaan bercampur aduk dalam dada
Sungguh rasa cinta tidak mudah terhapuskan begitu saja
Semua hasrat yang terajut dahulu masih terkenang
Ide gila bila sekarang memborbardir dunia dengan hasrat yang tak selesai ini
Menata jiwa agar cinta tak berTuhan ini tak tenggelamkan iman
Walau kesulitan karena seolah dunia menyajikan para pecinta

Dalam langkah tertatih mencoba menyusun taqwa
Dalam jalan penuh duri masih bertahan
Dan semoga Tuhan menjaga dunia dari langkah sesat ini

Senin, 16 Maret 2015

Lilin Duniamu

Lentera kecil yang kubawa bergoncang tertiup angin malam
Ingin lekas sampai ke tujuan bertemu dengan sang pujaan
Dalam badai malam mencoba bertahan agar api lentera tak padam
Yang kutahu hanyalah jalan menujumu
Aku membawa sebuah pesan untuk sang pujaan

Desah nafas kian memburu berpacu dengan kerasnya badai
Ikutlah bersamaku agar tak sepi perjalanan ini
Anak kecil telah tertidur pulas dan berharap belum terlambat bertemu kau
Namamu begitu melekat dalam dada ini
Dunia akan selalu indah bila sepanjang hari kau tersenyum
Rasakanlah keindahan yang termegah di hari ini
Aku membawa pesan dari semesta "selamat ulang tahun" untukmu

Salahnya Rasa Di Rindukan

Setiap malam selalu merindu
Setiap waktu ingin bersamanya
Seperti dulu saling memadu kasih dalam gelinjang hasrat

Bila ini terlarang Tuhan
Mengapa rasa ini begitu besar untuk tertunaikan ?

Ada perasaan indah juga lega saat dulu saling berbagi hangat
Dalam ruang tersembunyi
Dalam ruang sedikit terbuka

Dirinya yang menghilang tiba-tiba membawa hasratnya
Aku sendiri
Dalam salahnya rasa namun masih di rindukan

Minggu, 15 Maret 2015

Kisah Rahasia Mencinta

Lidah menjadi kelu saat berhadapan dengannya
Mata terasa tak fokus memandanginya
Badan serasa ingin selalu bergerak tak tentu arah lalu berlari
Terkadang terdiam dan terpaku bibir terkatup seperti patung
Debaran jantung berdetak lebih cepat
Air mengalir deras bercampur rasa asin

Dirinya mempesona walau tampak biasa di mata orang
Wajahnya begitu memancarkan kilau walau redup di mata orang
Semua kata yang terucap merdu lagi indah walau sumbang di telinga orang
Tubuhnya kesempurnaan ciptaan Tuhan walau terburuk di mata orang
Dirinya indah walau dirinya tak pernah tahu kagum ini padanya
Sesunggunya di hadapannya berdiri seorang penggagum juga pecintanya

Malu Yang Tergadai Oleh Setan

Bangga akan dedosa
Senang akan aib diri
Menelanjangi salah tak berTuhan

Mencuci tangan lalu sibuk berTuhan
Seolah dedosa bisa terhapuskan begitu saja
Berharap rasa pengasih dari manusia bukan dari Tuhan

Tuhan yang di anggapnya bisa di tipu daya seperti manusia

Kesalahan yang dipertontonkan di depan orang banyak
Rasa Tak berTuhan yang di pajang pada etalase paling depan

Para manusia yang tak miliki kemaluan
Kemaluan tak berTuhan-nya telah tergadaikan
Para setan menjadi kasir gadai

Tuhan Tak Butuh Kekayaan Dunia

Tertawa dalam jiwanya yang kosong
Bertutur dalam nurani tak berjiwa
Jiwa yang seharusnya bersandar pada Tuhan
Hati yang mati lalu menyembah Tuhan hanya sekedar ritual belaka
Bersujud pada Tuhan hanya di jadikan penilaian dari dunia

Masih juga tertawa terkadang menangis menyesali dunia yang tak terpegang
Dunia yang dipuja bahkan kala diingatkan berdalih bahwa dunia ini untuk berTuhan
Lantas tuhan mana yang disembah ?
Apakah Tuhan butuh sesaji korban Habil dan Qabil ?
Apakah Tuhan butuh Ibrahim untuk memenggal kepala Ismail ?

Tuhan tak butuh dunia
Dunia yang masih dibicarakan sebagai sarana beribadah
Dunia penuh kotor dan tanpa penghormatan yang dibicarakan
Berkacalah dengan segera duhai jiwa-jiwa pendosa
Tafakur dalam malam hening seorang diri menyepi bak seorang sufi

Masihkah melihat diri sebagai jiwa yang bersih dari dosa ?
Masihkah melihat jiwa sebagai manusia paling benar ?

Sesungguhnya Tuhan tak butuhkan dunia beserta harta benda yang dikumpulkan


Jiwa Bocah Sang Brengsek

Berjiwa anak kecil dalam tubuh manusia dewasa
Berbuat sekehendaknya meracun lalu berbuat onar pada dunia
Tak memperdulikan apabila lakunya merusak alam semesta

Kembali ke pangkuan ibunda setelah berpeluh-peluh dalam pelarian
Bertahun-tahun tak tampakkan badan pada ayahanda
Saat belukar mengikat badannya diapun kembali ke rumah ini

Seperti seorang brengsek di anggap pahlawan pulang dari perang
Seorang brengsek berjiwa bocah dalam raganya
Kebendaan yang telah memanipulatif panca indera manusia

Pergi lalu badan ini melangkah pergi
Seolah tak kuasa bertindak sadarkan
Sambil berjalan menangis menjauhi mereka yang sedang reuni dunia

Bila masih menganggap dunia bisa kalahkan dunia
Aku saja yang pergi

Terbang Tanpa Sayap

Merangkul erat di pundak
Terbang membumbung menjauhi tanah di atas bumi
Tanpa kain di punggung dan tanpa sayap
Nyamannya terbang bersamamu
Hati tentram lagi damai
Kau yang telah membawa diri terbang
Terbang dengan kedamaian
Terbang tanpa sayap

Ragamu yang berbalut nasehat Tuhan
Katamu menyejukkan jiwa nan gersang
Matamu meneduhkan
Senyummu indah penuh tulus tanpa terpaksa
Tanpa amarah dan dendam
Tegas dalam berlaku lurus berTuhan
Tiada iri hati juga dengki bersemayam di hatimu
Terbang tanpa sayap

Seolah melangkah dengan ringan
Dalam erat berTuhan
Terbang tanpa sayap


Diam Tanpa Bicara

Dalam diam tanpa bicara
Ada secarik kata untuk dunia
Dunia yang selalu menjadi topik dan menarik di perdebatkan
Saat berdebat ada nafsu iblis yang senantiasa mengintai
Beradu argumen mempertahankan opini walaupun telah paham opininya keliru
Perdebatan intinya bukan mempertahankan opini
Perdebatan intinya meluruskan opini yang keliru

Dalam diam tanpa bicara
Lihatlah ada sejumlah bait tentang dunia
Bumi tempat berpijak dengan segala hiruk-pikuknya
Cerita yang terjabarkan mungkin telah dibumbui agar terasa nyaman
Kata-kata yang tertulis rangkaian pelepas semua emosi dalam jiwa
Pelampiasan dalam diam
Karena ada makna dalam diam tanpa bicara

Selamat Pagi

Selamat pagi
Pesona alam yang indah
Tanpa bising kendaraan
Udara yang terasa menggigilkan badan

Di khatulistiwa ini ada kokok ayam saling bersahutan
Ada kicau burung yang ramai
Kabut seolah masih mengaburkan pandangan
Oksigen untuk dihirup masih segar di penciuman

Selamat pagi
Berharap selalu ada keindahan juga kebaikan menyertai

Sabtu, 14 Maret 2015

Bosan Kata Cinta

Jangan tanyakan seberapa besar cintaku padamu
Jangan tanyakan hal tersebut padaku tentangmu

Rasakan saja rasaku
Rasai saja hasratku

Bila kau mau aku berkata-kata
Aku katakan sembari berkasih sayang denganmu di bawah langit malam bertabur bintang

Aku sangat mencintaimu

Cukup berkata cinta
Rasakan saja

Mereka Sampah

Bertepuk tangan atas derita orang
Tertawa dan menari saat musibah menimpa tetangga
Terlalu bengis
Mereka sampah

Hanya meminta penghormatan
Hanya meminta pengakuan
Tanpa pernah mau berempati terhadap sesama
Mereka sampah

Kejamnya bibir saat berucap
Di hati hanya dengki juga iri
Pola pikirnya hanya untuk menjatuhkan
Mereka sampah

Saat keberhasilan digenggam
Lalu pamerkan segala atribut pada dunia
Tak peduli saat ada yang terluka
Dan sekali lagi mereka adalah sampah

Pembaca Rahasia

Setiap kutulis sairku selalu ada sepasang mata yang terus membaca
Dan aku tak tahu itu siapa
Aku berterima kasih karena dirimu sang pertama
Bila yang membaca setiap tulisanku itu mesin maka tak pernah ada rasa

Tak hendak ingin tahu siapa yang menjadi pengawas tulisanku
Dalam damai ku bersyukur
Dalam resah ku tersenyum
Kebanggaan bercampur penasaran membaur

Jangan pernah katakan kagum
Jangan pernah katakan cinta
Karena sungguh belum mengenal dirimu
Dirimu berhati mesin ataukah berjiwa manusia ?



Masihkah Ada Rindumu ?

Hei, dirimu yang sudah lama tak nampak
Rindukah kau menari bersama ?
Rindukah kau bernyanyi bersama ?
Rindukah kau berbincang semalaman bersama ?  
Dan tak tahu kenapa, hari ini teringat padamu
Segalanya hari ini terkenang padamu

Saat dulu saling berbagi sedihmu
Saat dulu saling berbagi suka
Dan terdengar kini dirimu berselimut bahagia juga tawa
Tersenyum di sini dan merasa bahagia bila dirimu bahagia
Tak mengapa bila tak di cintai dan di rindukan olehmu
Terkalahkan dengan para temanmu kini

Sudah terbiasa dengan luka
Membiasakan dengan perihnya dunia
Dan itu tak mengapa
Berjalan menapaki hari dengan kabar bahagiamu di sana
Ceriamu membuat tersadar bahwa bahagiamu yang terpenting
Dan tak patut bertanya padamu

Masihkah ada rindumu ?


Maafkan Rinduku, Tuhan

Rindu pelukanmu
Rindu sentuhanmu

Aku sepi sendiri tanpamu
Cinta yang tak berTuhan dulu layakkah dirindukan ?

Membuka Nurani Dan Campakkan Ego Diri

Berlari seperti seorang narapidana
Bersembunyi seperti seorang tahanan
Malu hingga terhina
Mengetahui ini suatu kesalahan
Mengetahui ini tindakan yang tidak benar
Langkah yang di ambil tak berTuhan

Lari dari mata Tuhan
Sanggupkah ?

Bersembunyi dari pertanggung jawaban Tuhan
Mampukah ?

Bila tak kuasa melawan Tuhan
Mengapa tindakan-tindakan jahat terus dijalani ?
Menyalahkan setan dan berharap setan membantu
Setan membantumu ? suatu kegilaan berharap setan membantu

Mencoba tak percayai kuasa Tuhan
Lantas keteraturan semesta ini berjalan dengan sendirinya ?
Manusia memang bodoh saat dirinya merasa pintar
Bila tua menjadi maka laku kembali seperti bocah

Pantaskah menghujat Tuhan ?
Pantaskah menyalahkan Tuhan untuk semua perilaku salah dan dosa ?

Buka nurani dan singkirkan ego diri


Rasa Menghitung Bintang

Setiap malam terus menghitung bintang
Namun setiap hari di saat berganti malam menghitung kembali dari angka satu
Menghitung bintang saat malam tak pernah usai
Lalu mencintai dirimu samakah dengan menghitung bintang ?

Terlalu penuh rayuan
Dan aku tak pintar untuk merayu
Menunggu saat yang tepat
Saat yang diberikan Tuhan

Bila memang rasaku selamanya berkubang padamu
Aku hanya bisa bersandar pada belas kasih Tuhan
Berharap Tuhan mengasihi dan menjagaku dari sesatnya jalan
Ampuni semua dedosaku ini

Tuhanku, dalam malam ini selesaikanlah hitungan bintangku
Cerahkanlah langit di malam ini
Agar rasaku padamu yang tak berkenan ini bisa selesai
Rasa yang seperti menghitung bintang di langit malam

Terus Rasai Padamu

Debaran jantung saat memandang potretmu
Sungguh hanya berani untuk melihatmu dari jauh
Tak mau berdekatan denganmu
Ketakutan akan semakin mencintanya aku padamu
Sudah kukatakan padaku sendiri
Rasaku padamu tak boleh bersauh
Tapi aku sekedar manusia yang miliki segumpal daging dalam dada

Berusaha hingga kini untuk tepiskanmu
Dan semoga Tuhan selalu membantu untuk singkirkan rasaku padamu

Jumat, 13 Maret 2015

Aku Mengagumimu Di Sini

Sembunyi-sembunyi kulihat dirimu yang anggun
Mencuri pandang saat kau berdiri di sisi yang lain
Aku menyukaimu
Aku penuh malu
Aku hanya mampu doakanmu

Semua harimu telah kutandai dalam agendaku
Semua perjalananmu seolah aku mengetahuinya
Segala lakumu penuh pesona bagiku
Segala tulisanmu membuatku tersenyum lalu semakin mencinta
Aku mengagumimu

Ingin katakan sejumput rindu
Hendak katakan seutas kasih sayang
Mau berucap bahwa aku mencinta
Cinta akan segala aura yang terpancar
Berharap Tuhan mengetuk hatimu

Aku yang memandangimu dari jauh dengan perasaan kasih sayang

Dengarkanlah juga rasakanlah olehmu
Aku seolah selalu melihat kebaikan darimu


Tak Tahu Mengapa Ku Masih Menanti

Dunia yang kumau denganmu
Berjalan dan mencari sebuah cinta tulus
Menantimu di gerbang ini seperti dahulu
Masih seperti hari-hari sebelumnya aku berdiri di sini

Dan tak tahu mengapa betapa setianya aku menanti
Aku tak tahu kapan kau datang
Aku tak tahu juga akankah kau datang kembali
Dan tak tahu juga masihkah ada cintamu untukku ?

Ratusan purnama telah terlewati
Indahnya bulan tak jua menentramkan
Masih saja hatiku menaut padamu
Aku ingin segera bercinta denganmu atau dengan yang lain

Dunia yang kutahu adalah bersamamu
Cinta rasa dunia
Seharusnya aku mencinta karena Tuhan
Namun begitu banyak nafsu yang menelusup

Tak tahu mengapa ku masih menantimu


Rabu, 11 Maret 2015

Bercerminlah !

Meraung seperti sirine ambulance
Merengek dan berteriak sekencang-kencangnya
Pekak telinga ini
Bicara paling lantang dan keras
Saat orang lain bicara seperti itu tiba-tiba dirinya melarang

Manja dan kolokan juga lakunya seperti anak usia tiga tahun saja
Menasehati bumi tapi nasehat itu tak berlaku bagi dirinya
Tak bercermin diri karena kaca cermin dirinya mungkin telah retak
Berdansa dengan bahasa lalu sembunyikan segala kurangnya
Bicara dengan terpatah-patah karena sembunyikan sesuatu

Kebencian atas lakunya
Maka lekaslah mencari cermin lalu lihatlah tampilan sendiri
Manusia telah tercipta sempurna oleh Tuhan
Bila merasa tak sempurna maka setan telah berhasil membisikkan godanya
Bercermin dirilah segera !

Tua Tapi Tak Bijaksana

Merekapun tergopoh-gopoh
Mereka tampak kebakaran jenggot
Mereka terlihat terburu-buru berucap dan bertindak
Mereka berlaku seperti yang tak punyai otak saja
Hanya mendengar tanpa pernah mau santun berjalan mengelilingi dunia

Mereka memang tua tapi tidak bijaksana

Berbicara seenaknya merasa yang paling benar
Tak boleh ada yang membantah
Titahnya seperti raja
Mereka sekumpulan manusia tua yang bodoh
Mempercayai yang salah lalu sinis kepada yang teguh berTuhan

Mereka tua tapi tidak bijaksana

Senin, 09 Maret 2015

Jangan Berterima Kasih

Tiada ucapan terima kasih
Kasihku tersembunyi padamu
Sayangku tak penah kentara padamu
Cintaku terselubung
Rasakan saja segala lakuku untukmu

Jangan katakan terima kasih padaku
Aku lakukan segalanya karena aku menyayangimu
Tak mengapa bila nanti kau menjauhiku
Aku tak pernah berharap apapun darimu
Ini cintaku untukmu

Semua peluk
Semua sentuh
Semua ucap
Semua perhatian
Semua dariku untukmu

Dan jangan berterima kasih, pergilah lalu carilah bahagiamu
Jangan menoleh ke belakang bila hatimu tak bertaut padaku

Aku hanyalah seorang pendamba cinta

Minggu, 08 Maret 2015

Cinta Itu Ada

Adakah cinta lagi untukku ?

Hujan rintik di siang hari
Dingin tidak panaspun tidak
Mencari kecintaan 

Biarlah hujan membasahi bumi
Biarlah dingin menggigilkan badan
Biarlah panas membakar jiwa
Masih mencari kecintaan

Adakah cinta lagi untukku ?

Mengetuk Hati Yang Terluka

Berharap Tuhan memberi karomah juga kasih sayang

Hidup ini terkadang pelik
Hidup ini terkadang mudah

Mencari cahaya iman dalam gelap dengan meraba
Pekatnya hingga indera penglihatan seolah tak berfungsi
Bergantung pada hati untuk menuntun jalan

Rasa sakit kini mencoba berdamai dengannya
Tak mau lagi walau nanti mungkin akan terulang pesakitan ini
Bercengkrama lalu tertawa tapi hati sepi dalam gelak
Bukan hendak menipu lawan bicara

Bila hendak jujur masih ada hati yang terluka
Tubuh memaksa hati untuk bersujud pada Tuhan
Badan mengiba mohon berkah Tuhan
Dalam sulitnya rasa mencoba membuka mata hati terdalam
Ketuklah hati ini yang sedang terluka

Berharap Tuhan memberi karomah juga kasih sayang


Hei, Cinta

Hei, cinta
Aku memanggilmu dalam rintih di balik selimut
Terbaring dalam malam tapi mata enggan terpejam
Masih ada sedikit khayal tentang percintaan kita di masa lalu
Walau kini dirimu entah berlabuh dengan siapa

Hei, cinta
Tak pernahkah dirimu mengingat akan diriku ?
Percintaan kita dahulu berartikah buatmu ?
Sesungguhnya aku masih belum bisa melupakanmu
Tapi hidup harus terus berjalan denganmu atau tanpamu

Hei, cinta
Kukubur saja walau masih tersisa rasa sedikit padamu
Bila dirimu datang maka saling rengkuhlah dalam kerinduan
Bila dirimu membuka pintu gerbang itu maka tersenyumlah aku
Dalam penantian ini membenci kepergianmu

Sabtu, 07 Maret 2015

Kenangan Masa Lalu, Maaf !

Tahukah dirinya selalu ada kerinduan yang merancu
Rindu yang seharusnya tak bersemayam lagi pada jiwa

Bau kemeyan juga sedikit minyak pelet dan jampi-jampi tak mempan
Bayangan dirinya tentang kebersamaan dulu walau sekejap masih tertinggal
Semua kenangan ini tak ikut terkubur
Kenangan dahulu hanya sampah saja sekarang
Walau ada rindu tapi semuanya rindu yang tak seharusnya tetap bersauh di hati

Lebih baik dirinya tak pernah datang lagi dalam kehidupan
Ada sejuta alasan mungkin lebih menghalau dirinya sekarang
Pintu hati tertutup rapat bagi dirinya
Titipkan maafnya pada angin karena angin seorang kawan karib
Maaf ini untuknya telah kulukis pada awan-awan yang berarak menuju dirinya

Bacalah maaf di langit saat terang
Bukalah hati dan saling memaafkan.

 

Sekumpulan Manusia Hilang Akal

Hilang akal
Sepatu-sepatu laras panjang
Senapan dikokang berisi peluru tajam
Pagar-pagar berkawat duri
Baju-baju penuh wibawa
Karena hilang akal maka hilanglah sudah kepercayaan

Ke mana lagi hendak mencari keadilan
Keadilan saat ini dikuasai kaum borjuis dan para ambisius kekuasaan
Keadilan yang dipermainkan seenak otaknya yang hilang akal
Keamanan yang seolah menjadi barang langka

Jalanan yang menjadi sarang kejahatan menunjukkan taringnya
Para gedung berlabel timbangan seakan menjadi anak ingusan
Semua yang hilang akal seakan bodoh terlihat karena berebut jabatan sampah
Mereka menangis seperti anak kecil yang merengek meminta permen dan balon

Pembicaraan yang menusuk hati dan tak peduli bila harus ada yang tertindas

Tercekik akan harga yang membumbung
Segalanya menjadi tak terjangkau oleh kaum marjinal
Makanan pokok seolah menohok
Harga bahan bakar yang seolah terus membakar
Penerangan pada rumah-rumah menjadi gelap karena listrik yang menyengat kantong

Mendorong para pesakitan di lorong-lorong rumah sakit
Alasan klise saat yang terdengar penolakan ruangan sangat penuh
Nilai profesional kerja juga nilai humanis terserabut dengan nilai matrealisme

Semuanya berkata yang paling benar

Akan terdengar omong besar bila yang dilindungi hanya segelintir kaum berdasi
Akan terdengar gila saja bila nuraninya tak tergugah melihat gelapnya lorong derita

Dan mereka masih saja bicara berkoar-koar
Dan mereka seperti yang hilang akal saja.

Masa Bodoh Itu

Perjalanan ini tak mengguratkan makna apapun
Bersamamu hanya kepingan kebodohan
Kecewa pada diri karena pernah berkutat dalam masa kebodohan

Lihatlah
Jejak-jejak perjalanan masa silam yang kelam masih membekas
Dahulu memang terasa indah tapi kini yang ada setengah hati rutukinya

Entahlah
Ingin mencarimu untuk bersimpuh meminta maaf
Namun sebelah hati takut akan dirimu yang masih menyisakan jejak di hati

Bodoh juga bodoh langkah-langkah dulu
Nikmat juga lezat langkah-langkah dulu pada saat itu
Kini hanya termenung penuh sesal

Dirimu yang lenyap begitu saja
Tinggalkan diri dalam nestapa dan duka
Pedulikah engkau ?

Cinta Itu Tidak Merusak Dunia

Cinta tak membuat kesedihan
Cinta itu membawa kebahagiaan
Tak peduli bagaimana manusianya

Cinta tak membuat saling tertindas
Cinta itu membawa kedamaian
Tak peduli bagaimana manusianya

Jika cinta hanya merusak dunia itu bukan cinta
Jika cinta hanya menindas dan membunuh dunia itu bukan cinta
Jangan bicara atas nama cinta bila hati penuh dengki dan kotor

Cinta itu haruslah penuh indah
Cinta itu haruslah saling menjaga dan menghormati
Cinta itu haruslah tidak menghancurkan dunia

Cinta itu tak ada curiga
Cinta itu tak ada cemburu
Cinta itu suci dan bersih karena datangnya dari Sang Pencipta

Jangan pernah katakan cinta bila egois masih menjelma pada diri
Jangan pernah katakan sayang bila dunia masih menjadi tujuan hidup
Cinta juga kasih sayang hanyalah ada pada nurani yang berTuhan

Tuhan itu indah
Tuhan tidak menyukai kerusakan
Tuhan tidak menyukai kekerasan juga pembunuhan

Bercintalah atas dasar keTuhanan
Berkasih sayanglah atas dasar keselamatan dunia
Cintailah Tuhan dengan lurus maka cinta suci pada dunia akan tercipta

Dirimu Inspirasi Cinta

Dan ini bukan cinta bila harus sakitimu
Dan ini bukan sayang bila buatmu tak tersenyum
Dan ini bukan rindu bila buatmu tidur tak terlelap

Segala rasa yang kupunya padamu hanyalah rekaan dunia
Segala kasih yang kumiliki padamu hanyalah nafsu belaka
Cukup bagiku kagumimu dari atas langit

Bahagialah
Dirimu adalah bintang terang
Dirimu adalah kecemerlangan alam

Maafkanlah atas segala ocehan sayangku padamu
Diriku hanya manusia biasa yang mencoba jujur
Bila buatmu terluka maka maafkanlah

Cukup saja cerita tentangmu
Kusimpan segala kagum dalam hatiku
Terima kasih atas inspirasi cinta darimu

Saat Yang Tepat Dari Tuhan

Masih sendiri terdiam di pojok ruang
Masih menunggu di tempat yang sama
Getaran emosi membara saat semua berkata canda ataupun tiada tawa

Jalan yang di pilih ingin teguh berTuhan
Walau selalu dipandang aneh dan ajaib di mata manusia
Sakit memang atas cara pandang manusia terhadap diri

Pandangan manusia yang terbatas
Manusia seberapapun hebat dan kuatnya tetaplah mati
Tersenyum saja dan hadapi bersama Tuhan

Menunggu saat yang tepat untuk pemberian sejati dari Tuhan

Anggap Tak Pernah Ada

Anggap saja semua yang pernah kita lewati tak pernah ada
Semua yang kita lakukan di masa lalu penuh salah
Jalani saja masa depan yang membentang dengan lurus

Walau selalu ada bersitan-bersitan nakal untuk mengulang masa itu
Dirimu akan selalu menjadi bagian indah dari hidupku
Diriku tak tahu seberapa nilainya di bagian hidupmu

Kisah kita berdua yang berlaku salah di masa lalu anggap tak pernah ada saja

Jumat, 06 Maret 2015

Dirinya Yang Masih Terkenang

Aku mencintanya
Namun dia hanya diam
Aku mengejarnya
Namun dia berlari

Malam yang gelap aku mendambanya
Tidur yang tak lelap aku coba tepiskannya
Bayangan wajahnya sungguh tak mau pergi
Cinta lagi cinta terus cinta pada manusia

Kapankah kecintaanku padanya berakhir ?
Tak mau lagi terperangkap dalam cinta yang bersetan
Indah dan terasa lezat saat bersamanya dulu
Ingin bersamanya lagi tapi dia seolah lenyap

Dua sisi dalam hatiku saling berkelahi tentang dirinya

Agama Bukan Lawakan

Meradang lalu terkapar
Tiada kesakitan yang di rasa
Ini jalan Tuhan
Berbagai cambuk juga tatapan sinis manusia
Jiwa ini telah diserahkan pada Tuhan
Semua dunia apalagi manusia hanyalah setitik dari kuasa Tuhan
Tiada takut apalagi gentar bila Tuhan telah menubuh

Tersenyum saat hujatan datang bertubi-tubi
Tak hendak meluruskan atas langkah-langkah ini
Mendebat untuk manusia yang penuh curiga sia-sia belaka
Tetaplah lurus berTuhan dan biarkan manusia juga dunia membaca dari langkah-langkah ini
Damai dalam pelukan Tuhan dan tak ada lagi amarah berkecamuk
Menerima segalanya sebagai kehendak Tuhan setelah berjuang dengan keras
Ini jalan agama dan telah di sempurnakanlah ajarannya

Bangga Berpasangan Tak BerTuhan

Terdudukku di angkutan umum
Dengan uang di saku terbatas
Sang ibu dan anak perempuannya yang baru mandi
Aroma wangi tercium dari rambut sang anak
Kesegarannya membuat semangat dalam jiwa

Ada manusia yang dengan bangganya miliki pasangan
Walau berbaju agama tapi cara berpasangan tak beragama
Berfoto penuh mesra lalu berkata-kata penuh sayang
Sadarkah dalam agama bercengkrama penuh kasih tak berTuhan di larang ?
Kebanggaan bergaya hidup sekuler yang memisahkan antara agama dan dunia

Agama hanya topeng kesolehan belaka
Baju-baju bergamis hanyalah penutup rasa malu dari manusia
Malukah pada Tuhan yang telah di jadikan canda nilai-nilai agamaNya ?
Tanyakan pada nurani secara Tuhan
Pantaskah bercinta tanpa Tuhan ?

Hanya sesaat sang ibu dan anaknya dalam angkutan umum itu
Secepat itu pula jika kematiaan telah datang tanpa pemberitahuan dan tiba-tiba
Masihkah penuh bangga saat bergandengan dengan pasangan yang tanpa restu Tuhan ?
Sungguh restu Tuhan ada saat berjanji di depan altar suci
Kunyahlah rasa bangga kalian atas dunia yang sekuler dan rasakan azab Tuhan

Kamis, 05 Maret 2015

Satu Nama Di Langit, Datanglah !

Nama siapa lagi yang harus kupanggil agar hasrat ini terpuaskan ?
Sebanyak nama yang dipanggil namun semua tak datang
Dan hasrat ini tak terselesaikan
Menggambar sejumlah rindu diri pada bentang cakrawala
Berharap dari salah satu nama itu ada yang melihatnya

Kosong secarik tulisan dalam pesan cinta untuk nama-nama itu
Tuhanku, datangkanlah satu nama dari banyak nama yang kusebutkan
Nama yang akan memuaskan hasrat rinduku ini
Hanya satu nama yang kuharap
Satu nama dari langit

Datanglah !

Rabu, 04 Maret 2015

Tuhanku Berbeda Dengan CiptaanNya

Dunia ini tidak ada dengan sendirinya
Semesta yang teratur pasti ada pengaturnya
Katakanlah " Tuhan hanyalah satu "

Bila Tuhan miliki rekan maka cacatlah Dia
Bila Tuhan berkeluarga maka akan banyak anak Tuhan
Katakanlah " Tuhan tidak beranak dan tidak di peranakkan "

Tuhan miliki sifat yang berbeda dengan ciptaanNya
Andai Tuhan punyai sifat yang sama maka lumpuhlah kekuasaanNya
Katakanlah " Tuhan tempat bergantung juga memohon lagi meminta semua makhluk untuk segala sesuatu "

Tuhan tidak butuh keluarga, sanak dan kerabat
Tuhan tidak butuh perantara manusia
Katakanlah " Tuhan tidak ada satupun di semesta ini yang serupa dari segi apapun dengan Tuhan "

Sepotong Akidahku

Ada tangis lagi tentangmu
Bagaimana keadaanmu hari lalu, hari ini dan hari-hari mendatang ?
Cukupkah pangan, sandang dan papan kalian ?
Semoga Tuhan menjaga, menguatkan dan melindungi kalian semua

Tertulis rasa dari hati untuk kalian
Maafkan aku bila sampai saat ini hanya sepotong doa untuk kalian
Kalian pejuang-pejuang tertangguh yang di ciptakan Tuhan
Kalian para penjaga negeri para nabi

Tiang agama telah lama dipancangkan para malaikat pada negeri itu
Tanah, laut juga udara yang subur berkah Tuhan
Negeri kalian sebongkah dari akidah kami di seluruh dunia
Jagalah negeri itu lalu kami di sini ada doa bagi kejayaan kalian

Dalam musim dingin juga musim panas kuatkanlah semangat kalian
Keyakinan kalian pada Sang Esa menjadi kabar gembira bagi kami
Lihatlah, aku menangis dalam menulis ini
Ada tetes airmata yang jatuh di pipi

Tuhanku,
Dalam kuasaMu berikanlah setitik berkahMu bagi Palestina
Berikanlah keselamatan,kesejahteraan juga keamanan bagi Palestina
Bersama ridoMu lindungilah negeri para nabi ini

Selasa, 03 Maret 2015

Pendosa Yang Sebenarnya

Dosa lagi dosa dan dosa
Mereka yang berdosa tapi aku tidak
Terlalu angkuh mengakui diri ini seorang pendosa
Kesombongan menjadi simbol langkah
Tak sudi di labeli pelaku dosa
Berlaku bak seorang Hercules

Hormatilah aku karena aku manusia tanpa dosa
Lihatlah duniaku
Semua yang kumiliki karena hasil kerja kerasku
Sedang tak tahu malu
Memamerkan harta benda yang tak selamanya akan dipegang
Besar kepala karena merasa diri manusia paling suci

Bicara dan bertingkah semaunya walaupun menyakiti bumi
Dedosa yang di buat tak akan terhapuskan tanpa rasa pemurah dari Tuhan
Dedosa yang di buat tak lantas lenyap hanya dengan pengakuan pada manusia berbatas dinding
Sekali lagi mereka yang pendosa bukan aku
Karena aku ahli surga
Sombong yang menemali badan seakan kematian tak akan pernah hinggap

Tunjuk diri sendiri siapa yang sebenar-benarnya seorang pendosa ?

Gerakan Yang Berulang

Bicara sendiri seperti gila saja
Menari sendiri seperti gila saja
Bergumam lalu lakukan gerakan berulang persis sama
Serentak dalam satu ruangan melakukan hal yang sama

Esoknya kulihat lagi mereka kaum pria bermain air
Bertelanjang kaki masuki seperti tempat pemujaan
Tak ada patung ataupun bau dupa
Hanya tulisan Arab tertera pada dinding

Apa yang dilakukan kaum pria di sana ?
Menjelajahi dunia dengan hati nurani
Bertanya dan membuang ego diri
Gerakan yang mereka lakukan cara beribadah pada Tuhan

Ibadah bukan nyanyian yang berbeda di setiap tempat pemujaan
Ibadah yang di lakukan memakai bahasa yang sama yakni bahasa Arab
Tiada bau dupa atau kemenyan terbang tipis-tipis di udara
Ibadah yang di lakukan haruslah bersih segalanya karena hendak menghadap Tuhan

Ada cara unik mendekat pada Tuhan
Ada panggilan untuk memuja Tuhan
Mereka berserah diri lagi pasrah pada Tuhan
Mereka tanggalkan semua atribut dunia

Gerakan yang mereka lakukan shalat
Shalat yang semua isinya do'a dan pujian pada Sang Kuasa
Pelaku shalat merendah diri pada Tuhan
Para pelaku shalat ternyata tidak gila

Dalam shalat ada perasaan indah bertemu Tuhan Sang Satu
Karena tiada tuhan selain Allah
Meyakini bahwa Muhammad utusan Allah
Shalatlah karena bila amal ini baik maka baiklah amalan kita kelak

Racun Dunia Bila Tak BerTuhan

Kalian pikir yang terhebat
Sudahlah, hentikan saja pertentangan ini
Otak ini penat melihatnya
Pergi saja menjauh
Jangan pernah lagi menyentuh dan menyapa lagi
Bukankah itu yang kalian mau ?

Saat kalian bicara Tuhan tapi sikap tak berTuhan
Gilakah kalian ?
Tuhan kalian anggap bahan candaan
Tuhan kalian anggap lelucon yang gaib dan tak terlihat
Kemana saja perginya hati nurani kalian ?
Bosan mendengar rengekan-rengekan tak berTuhan kalian


Ini Gila Tentang Kehilangannya

Ini gila
Saat kubaca semua sairku mengarah padanya
Kehilangannya setelah bertahun-tahun belum juga dapat kulupakan

Ini gila
Ada senyum geli kala membaca semua tulisan ini
Karena semuanya tentang dirinya

Ini gila
Bagaimana jika dirinya membaca semua ini ?
Dan aku masih berharap padanya



Cintaku Tak Pernah Usang

Aku tak akan pernah bisa membencimu
Membenci hanya membuat rasa letih juga lelah di jiwa
Berdamai dengan situasi tanpamu
Beradaptasi dengan kondisi setelah kepergianmu

Walau hatiku merasa nyaman saat kau memelukku dulu
Kenyataannya kini kau menghilang tak tahu rimbanya
Saat kau katakan saat terakhir kita bersua
" Aku tak akan ke sini lagi "
Aku tak mempercayainya karena yakin kau mencintaiku
Tapi lacurnya keyakinanku hanya menguap bagai air laut
Esok harinya kutunggu namun kau tak datang jua
Sedih juga kecewa
Mengapa kemarin tak kita tuntaskan percintaan ini

Kau telah lama tak datang
Dan aku masih tetap merindumu
Sungguh tak ada benci lagi padamu
Walau sempat kesal karena kau pergi tiba-tiba
Rasa kesal dan rasa benciku padamu telah hilang
Datanglah kembali
Kita rajut hasrat yang belum selesai itu

Karena sebenarnya aku sangat sayang padamu

Minggu, 01 Maret 2015

Mata Yang Angkuh

Berlagak flamboyan tapi kosong
Berlagak angkuh tapi miskin

Muak dengan bahasa yang tercetus dari mulutnya
Hanya penghormatan saja yang diminta tanpa mau menghormati

Kesombongannya tersirat dari seringai senyumnya
Tatapan matanya menggambarkan jelas rasa bak raja lalim

Jiwa yang gersang kering kerontang
Hati yang tanpa asma Tuhan bersemayam

Agama yang di jadikan senda-gurau belaka
Perintah Tuhan hanya sebatas ritual belaka

Nuraninya tanpa Tuhan
Lihatlah langkah-langkahnyapun kesetanan

Fanatiknya Rasa

Fajar telah mengetuk langit
Aku terbangun oleh kokok ayam jago
Desa dan kehidupannya telah membuat suatu ketakjuban
Lirih hatiku teringat tak ada dirimu di hari ini
Ingin ku berbaring lagi agar bisa bermimpi bersamamu

Ragu beranjak dari tempat tidur saat fajar hari ini
Ambigu rasa yang tak tentu dalam dada tentangmu
Indah saat dulu bersama namun secepat itu juga dirimu menghilang
Hukuman ini serasa cukup setelah bertahun-tahun tanpamu
Abadinya rasaku seolah menafikan perintah Tuhan
Nyeri bila harus tanpamu tapi cinta sejati hanyalah Tuhan

Fluktuatif Mencintainya

Faktanya hatiku bimbang dalam merindunya
Aku tak tahu harus memulainya dari mana
Hampir saja terjerumus dalam rasa yang salah
Rasa yang tak berTuhan ini
Ini hanya sekedar rasa nafsu yang dibisikkan setan

Muram wajahku saat kecintaan dunia tak terpegang
Aku menangisi dunia yang seolah di anggap akan hidup selamanya
Hilang kendali saat rasa tak berTuhan ini semakin menjauh
Rintihan jiwaku yang lemah memanggil namanya
Esok berharap dirinya mendekap diriku
Zat Tuhanku terus menikam menyadarkan nuraniku
Aku harus memilih mencinta Tuhanku walau perih tanpanya

Rindu Yang Tak Di Rindukan Lagi

Tiada rindu yang kuat mengakar
Saat benci telah menggerogoti hatinya
Namanya tak lagi hiasi benak
Wajahnya mungkin akan di lupakan
Cinta yang dulu penuh gelak tawa hilang entah kemana
Tak ada kenangan indah karena musnah sudah

Darah itu lebih kental seakan tak lagi berlaku
Saat nafsu lebih mendominasi daripada akal sehat yang berlogika
Semua kebaikan seakan tak berbekas
Sungguh tak menyesali bila harus berbeda jalan Tuhan
Biarkanlah kelak Tuhan yang membuktikan siapa yang benar
Hari-hari seakan terasa panjang saat beradu badan

Jangan pernah panggil lagi bila raga telah melangkah pergi
Bukan untuk menjauhi tapi agar tahu bagaimana rasanya tanpa rindu
Suatu saat mungkin tertawa saat tak ada lagi rasa ini
Suatu saat juga mungkin menangis ternyata ada rindu yang menyeruak
Tak pernah inginkan keburukan padanya
Karena hanya ingin berkumpul kelak di surga Tuhan

Ini Tak Mudah

Ingin menghapus semua memori tentangmu
Ini tak mudah

Ingin melangkah tanpa bayanganmu mendekap badan
Ini tak mudah

Jiwaku yang masih mencintaimu
Rasaku masih ingin hasratimu

Aku tak mudah berpaling darimu
Masih sayangimu

Hasrat Yang Tertinggal

Dirimu di mana sekarang ?
Kerinduan yang menyeruak ke permukaan
Merindu akan hangatnya kebersamaan itu
Saling melepas hasrat dalam kepolosan tubuh
Ada perasaan nyaman saat saling memeluk

Dalam setiap sudut ruang ini kita berdua telah bercinta
Kepergianmu saat hasrat belum terselesaikan membuatku tak berdaya
Masih menginginkanmu walau tak berTuhan
Ingin berTuhan teguh tapi berharap kau kembali
Tuhan, bagaimana dengan hatiku ?