Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari: Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari : Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Selasa, 30 Juni 2015

Terperangkap Jebakan Setan

Berbicara mengetahui segala tipu daya setan
Selalu berkata "jangan menuruti hawa nafsu setan"
Karena setan musuh nyata manusia
Dan tak pernah berkaca pada cermin
Tak malu saat asyik mashuk bercengkrama dengan perilaku dosa
Bila diingatkan serta merta mata membelalak melotot
Tak pernah mau mengalah dan merasa yang terbenar dalam bersantun dan berlaku

Manusia yang merasa paling benar
Pembicaraannya tak bisa dibantah
Perilakunya selalu benar pada matanya sendiri

Keras hati juga besar kepala dan dengki merusak segala ibadah

Lalu siapakah yang sesungguhnya terperangkap setan?

Bicara tentang menjauhi setan tapi pada kenyataannya selalu meniru laku-laku setan

Senin, 29 Juni 2015

Kau Terjahat

Dirinya hadir setiap waktu
Bahkan gambarannya tepat berkutat pada wajah
Dirinya yang telah melukai hati
Sakitnya masih terasa hingga kini

Seolah tak kuasa berlari darinya
Bayangannya terus mengiringi setiap helaan nafas kehidupan
Ada doa terkejam untuknya yang telah membuat nyeri
Doa yang tak hendak terucapkan dan cukup dalam hati

Ibadah Harus Berbalas Baik

Diam saja dalam sendiri
Menyepi dalam diam
Dunia yang tak memihak
Raga yang seolah mati
Berjalan penuh limbung tak berdaya

Memaksakan melangkah berkeTuhanan
BerkeTuhanan senantiasa menjadi ruh
Beribadah menjadi gila bernafsu dunia
Saat beribadah lalu menuntut balas agar berbuah kebaikan
Lalu ikhlaskah saat memuja Tuhan?

Minggu, 28 Juni 2015

Iman Bercinta

Mengapa saling berbeda iman bila saling mencinta?
Pantaskah mempersembahkan rasa cinta pada manusia namun menepikan Tuhan?

Tiada lagi menangisi kecintaan yang terlepas
Karena hidup ini begitu banyak pesona pembelajaran

Bercinta denganmu terasa indah
Berhasrat denganmu menggetarkan seluruh sendi ragawi

Percintaan ini seharusnya atas nama iman yang sama
Bila iman berbeda maka seharusnya tiada percintaan

Melepaskan percintaan karena Tuhan kita
Kedewasaan karena lebih memilih mencintai Tuhan kita

Terima kasih telah saling bercinta di masa lalu

Sabtu, 27 Juni 2015

Hingga Kapan?

Sampai kapan terus berduka?
Sampai kapan tawa lenyap dari bibir tanpa warna?
Sampai kapan kemurungan menempel pada wajah tak berperona?

Gontai juga lemah berjalan menyusuri jalanan
Tanpa genggaman juga hangatnya pelukan
Tiada lagi panasnya percintaan

Pencarian kebahagiaan hanya berfokus pada dunia
Sadarlah jiwa-jiwa yang lelah mencari cinta
Hingga kapan terus bergantung hanya pada ciptaan Tuhan saja?

Tersenyumlah Karena Bumi Tetap Berputar

Lagu lembut tercipta untukmu
Sair-sair penuh kerinduan tercurah padamu
Tak ada lagi airmata dan kesedihan pada dirimu
Kini kekuatan telah menjelma pada tubuhku
Dalam sendiri arungi perjalanan tanpa cintamu

Tetap tersenyum dan dunia tetap berputar
Dan bernyanyi tentangmu namun hanya sebentar
Karena hidup ini terlalu indah dan kini menyadar
Memang sangatlah terlalu mencintaimu dan itu sangat membakar
Masa menantimu sungguh terlalu lama dan sangatlah kasar

Sendiri melangkah namun tak lagi bersedih
Mungkin suatu hari kutemui teman berbagi kasih
Untukmu yang telah saling berbagi hasrat kuucapkan terima kasih
Dan menyayangimu mungkin kurasakan memang berlebih
Meninggalkanmu dan tak mengingatmu mungkin terasa pedih

Langkah-langkah yang terseret memaksa
Mencoba merengkuh sayang dari Sang Raja Dunia
Takut juga gelisah coba dienyahkan dari dada
Tersenyumlah dengan segera
Karena bumi tetap berputar dan ini hal yang nyata



Karya Terbaik

Tunjukkan karyamu
Gaungkan segala musik yang kau bisa
Jangan padamkan aura-aura positifmu
Sebarkanlah virus-virus kebaikanmu dengan guratan terbaikmu
Buatlah dunia menjadi tertata indah dengan segala potensi terhebatmu

Jangan hiraukan mereka yang memandang kecil dan remeh atas potensi baikmu
Tak usah membuktikan apapun pada mereka yang terus berkata sinis padamu
Dunia ini masih luas dan dunia masih banyak tempat bagi kebaikanmu
Berjalanlah dengan membawa sebanyak mungkin kebaikan dalam dirimu
Tunjukkan semua kemampuan juga hal-hal positif darimu

Berjalanlah lurus pada jalan cahaya
Berkatalah hanya bahasa kebaikan
Berbuatlah hanya untuk jalan-jalan berTuhan
Bersama dunia dengan menyebut Tuhan maka mekarkanlah semua karyamu
Inilah dirimu yang terbaik untuk dunia yang selaras nan damai

Semesta Tak Mendengar

Katakan saja pada semesta tentang kita
Katakan dengan perlahan hingga semesta terus bertanya
Cinta kita yang terlakukan terasa benar
Dan saling memacu hasrat
Saat kau memandangiku maka lakukanlah dengan segera

Inilah percintaan yang membakar
Hingga semesta tak mendengar walau percintaan kita terbuka
Alam liar menjadi saksi penuh bisu
Karena percintaan kita ternikmati oleh kita saja

Keremangan lalu kedinginan namun terpuaskan
Saling memberi rasa hangat itu
Pagutan lalu rangkulan dan menggelinjang penuh nafsu
Dalam dada penuh debar serta jantungpun berdegup kencang

Semesta tak mendengar
Semesta tak melihat
Semesta tak bicara

Karena bercinta dalam relung dedosa

( Cikampek, Jum'at. 26 Juni 2015. 15:01 wib)

Diam Dalam Nikmat

Diam bukan bahasa yang ingin kumengerti
Peraduan dalam hasrat sembari mulut kita saling terkunci
Saling menikmati dalam kebisuan yang tak mau terus terjadi

Tiada lenguhan terdengar
Desahan yang tertahan
Dan diam menjadi bahasa yang kubenci dalam peraduan ini

Kamis, 25 Juni 2015

Menguatkan Taqwa

Kuatkanlah dalam barisan-barisan para pemuja
Rapatkanlah barisan dengan segera
Jangan biarkan ruang-ruang kosong dalam pemujaan
Rebahkan semua persoalan hidup pada Tuhan
Tundukkan juga musnahkan selamanya rasa sombong
Tak pantas angkuh menjerat dan masih melolong

Sujudlah dengan penuh makna
Pujalah Tuhan dengan perasaan terdalam dari sukma
Bicaralah dengan doa terindah kepada-Nya
Rendah dirilah saat melantunkan puji dan puja
Dalam kelemahan tersungkur dan tak berdaya
Membawa Tuhan dalam langkah dan doa

Kotornya Nafsu Sasar

Tak harus menangis bila tak lagi denganmu
Segala nafsu yang membui pada badan untukmu
Sakit juga nyeri bercampur menjadi harmoni perih

Hanya ingin dirangkulmu
Hanya ingin dirasaimu
Tubuh ini mencandu belaimu

Agama hanya menjadi buku saku saja
Dunia dan hasrat terus menjadi nafsu penuh syahwat
Rentan dalam keimanan

Semua kata mesra dan kata rindu tak lagi tabu
Walau tak berikat atas nama Tuhan
Dalam ketelanjangan saling berpeluh

Kotornya nafsu sasar hingga agama menjadi pajangan semata

BerTuhanpun Lupa

Hei, cermin
Bicaralah dan sebarkanlah ke penjuru bumi
Berita bahwa hanya aku saja yang terindah dan terhebat

Hei, cermin
Ini hartaku dari keringat usahaku
Ini anak-anak terhebatku dari racikan sperma dan ovum terbaik

Hei, cermin
Akulah yang memiliki kekuasaan tak terbatas
Bahkan kematian tak akan mampu menghalangi

Saat kesombongan merantai badan
BerTuhanpun menjadi nada yang salah
Dan lupa untuk berTuhan

Senin, 22 Juni 2015

Diam Dalam Hasrat

Damai saja dalam mimpimu
Akupun akan damai dalam tidur
Walau tak bermimpi tentangmu
Hidupilah segalanya menjadi  suatu keindahan

Dan aku pagi ini sangat penuh hasrat
Tanpamu maka hanya kesiaan hasratku ini

Dan masih dengan hasrat yang sama padamu

Cintaku Kecintaan Terdalam

Tak usah ku mengejarmu lagi
Dirimu yang menjadikanku kesenangan sementara saja
Aku cemburu melihat kau berjalan dengannya
Kau tak melihatku walau aku selalu memandangimu tepat di sisimu

Cinta kita memang percintaan yang ingin aku rasakan
Tapi ternyata bodohnya aku karena hanya aku saja yang menyayangimu
Hatimu telah kau tautkan pada yang lain
Peraduan kita berdua bagiku indah tapi mungkin bagimu tak berarti apa-apa

Kau telah hancurkan sebuah harapan percintaan yang panjang dariku
Aku yang sangat sayangimu tapi kau tidak
Kau yang tersenyum saat aku mencintaimu
Aku kira itu senyum cintamu padaku ternyata itu senyum cintamu untuk yang lain

Ingatlah akan percintaan kita berdua
Berharap kita bisa saling bercinta dengan rasa
Saat bercinta denganmu di hatiku hanyalah namamu
Dan mungkin aku tak peduli bila hatimu memikirkan yang lain saat bercinta denganku

Karena terlalu besar rasa cintaku padamu

Belajar Tanpa Sentuhanmu

Berbesar hati saat melihatmu tertawa dengan yang lain
Kau berjalan dengan riangnya bersama yang lain
Bila bersamaku hanya membuatmu tertekan dan tanpa tawa maka pergilah

Ada nyeri di dada tapi biarlah
Tanpa pelukan dan tanpa sentuhan-sentuhanmu lagi
Dan ini terjadi lagi sebuah kecintaan pergi seperti masa lalu

Pengalaman bercinta denganmu indah
Keindahan yang menjadi berkah bagi hidupku
Ketahuilah, diriku akan selalu menanti pelukan hangatmu

Minggu, 21 Juni 2015

O Besar

Letih, capai juga lelah berjalan sendiri tanpamu
Tanpa sentuhanmu maka seolah mayat hidup

Dan sangat menginginkanmu
Datanglah dengan segera!

Sabtu, 20 Juni 2015

Segalanya Memasrahkan

Melihatmu, mencintamu, merindumu
Adakah perasaan yang sama untukmu padaku?

Aku yang selalu mencuri-curi pandang padamu setiap waktu
Dan berharap kau membalas pandanganku dengan senyum manismu
Ingin diriku dirangkul dan merangkulmu setiap saat

Dalam debar kasih sayang ini ingin rasakan sentuhan hangatmu
Dan aku pernah menyentuhmu namun dengan memaksa
Mendekatlah lalu sentuhlah tubuhku dimanapun kau suka
Jiwa ragaku kuserahkan padamu

Pilihan Iman

Kehidupan yang sangat tak mudah
Kesesatan juga keimanan jalanan tersedia dan membentang
Kejahatan juga kebaikan selalu menjadi makanan sehari-hari
Jangan sampai salah dalam memilih

Yang baik oleh diri belum tentu menurut Tuhan
Yang salah oleh diri belum tentu menurut Tuhan
Tuhan Maha Tahu kebutuhan setiap ciptaan-Nya

Yang diberikan Tuhan terkadang apa yang dibutuhkan
Yang diberikan Tuhan terkadang bukan yang diinginkan

Pilihan keimanan membentang jelas dan luas di dunia


Cintai Tuhan

Sebuah kepantasan mendapatkan cinta
Sebuah keinginan untuk mendapatkan keberkahan dalam cinta

Tuhan sajalah yang pantas menjadi tujuan dalam bercinta
Tanpa Tuhan maka nilai-nilai cinta menjadi kusam dan memudar

Kata-kata rayuan menjadi alat setan untuk melegalkan cinta tak berTuhan
Tak kenal rasa malu mempertontonkan aurat lalu bercanda tanpa restu Tuhan

Zaman yang telah menutup logika juga kaidah agama
Nilai-nilai keduniawian telah membiasa pada aktifitas ini
Saat sebagian manusia mencoba meneguhi Tuhan
Maka langkah-langkahnya tak populer dan malah menjadi cemoohan

Cintai manusia karena semata mencintai Tuhan
Jangan pernah bicara atas nama Tuhan bila masih saja merindu tanpa ikatan Tuhan

Sebuah langkah kejam harus mengakhiri cinta tak berTuhan
Bila memang saling mencinta maka berjanjilah segara
dan berkata atas nama Tuhan pada mihrab cinta


Jeritan Resah Diri

Jeritan tengah malam membangunkan dari lelapnya tidur
Berlari mencari sebuah jeritan teramat kencang itu
Terpontang-panting dan tergopoh-gopoh kesulitan mencari sebuah suara
Di manakah asal suara tersebut?

Jeritan itu tak ditemukan jua
Menyerah mencari
Lalu melanjutkan istirahat di saat malam
Agar reda segala keresahan yang menjuntai dalam diri

Dan jeritan-jeritan meminta pertolongan itu semakin nyaring terdengar
Suara terisak lalu mengaduh seakan sedang tersiksa dan tak berdaya
Namun saat terbangun tiba-tiba jeritan itu berhenti
Dan benci karena jeritan-jeritan itu telah membangunkan tidur ini

Jeritan itu teramat mengganggu
Terduduk di atas pembaringan menanti suara itu namun tak jua terdengar
Masih terjaga dan menggadaikan tidur saat malam
Dan anehnya suara-suara itu tak terdengar saat diri terjaga

Jeritan-jeritan siapakah itu yang penuh isak dan tersakiti penuh luka diri?


Subuh Bercinta

Akhirnya terbiasa untuk bangun saat ayam jago belum berkokok
Melangkah menyusuri jalan-jalan kecil bertembok
Di antara 2 tembok ini kita berdua saling bercinta
Di antara 3 jalan kecil kita berdua saling melepas rasa

Namun dirimu bak hujan di musim elnino yang tak menentu
Aku yang setia berjalan sedangkan dirimu muncul semaumu
Hasratku yang tertahan dan tak terpuaskan
Hapuslah segala cemas juga ketakutan

Dan subuh ini ada saja segelintir manusia yang melewati tempat kita
Nun jauh di sana sang rahim telah terbangun bergerak di teras seolah menjaga
Tempat kita bercinta seolah tak nyaman
Tempat kita saling melepas rindu seolah menjadi tak aman

Dan aku tak mau menunggu terlalu lama pada subuh-subuh selain subuh ini
Karena kerinduanku padamu telah mengunci
Menginginkan kasih sayang kita menjadi sebuah rutinitas
Rasa cinta ini menurut kita berdua adalah sebuah hal yang sangat pantas

Bila dirimu hendak mencari sebuah ruang maka carilah
Jangan buat hatiku terlalu lama merasakan jengah
Sebuah ruang untuk kita berdua
Berkasih sayang walau terbatas oleh masa

Subuh ini ingin senantiasa dan selalu bercinta denganmu
Atau kaupun saat subuh masih tertidur di atas ranjangmu
Bila subuh kau kesulitan untuk bersua
Maka carilah waktu yang lain juga sebuah ruang agar kita berdua tetap bercinta


Jumat, 19 Juni 2015

Benci Kisah Cinta

Jangan ceritakan kisah cinta padaku
Hari ini sedang dirundung duka
Tak tahu kenapa
Hanya sedang lara dan sangat benci cinta yang dulu

Kau pergi sekejap dan hanya berkata "aku tak akan bersama denganmu lagi"
Mengingat perkataanmu itu membuatku muak akan semua kisah cinta

Dirimu yang entah dimana
Masihkah menginginkan percintaan ini?

Kamis, 18 Juni 2015

Depresi Moral

Jiwa-jiwa yang kesepian
Bernyanyi namun hati terdiam
Berjalan melanglang buana ke seantero dunia namun jiwa tercekam
Jauh di lubuk hati sangat merasa tertekan

Hidup ini semuanya selalu terlihat penuh kenegatifan
Merusaki segala yang menjadi nilai-nilai kemasyarakatan
Merengkuhi dunia dengan segala harta-benda namun serasa nol besar
Karena nurani yang suci memilih jalan gelap lalu tersasar

Ragawi yang bebas tapi batin terpenjara
Tak pernah terhukum oleh dunia tapi hukuman Tuhan telah merajam diri
Periuk-periuk hati yang tak terisi penuh oleh petuah agama
Jiwa yang gersang lalu jiwa kosong lalu tertawa terbahak-bahak sendiri

Sakitnya terasa
Perih juga nyeri pada dada
Moralitas yang kalah pada retorika-retorika dunia yang bersyahwat
Kini jiwa dan raga dalam kondisi sekarat

Janjimu Atas Nama Tuhan

Janjimu atas nama Tuhan
Janjimu yang kau ingkari sendiri
Dirimu yang tak memahami arti sebuah perjanjian atas nama Tuhan
Janji atas nama Tuhan merupakan janji yang benar-benar harus ditepati
Bilamana dirimu tak bisa maka memang sebenar-benarnya dalam keadaan terdesak

Jangan pernah berjanji atas nama Tuhan bila kau memang berniat tak pernah datang
Di pertigaan cinta ini menunggu sampai kedua kaki meregang
Janji kau akan datang lalu lisanmu berkata tentang Tuhan
Namun lacur kau tak ada dan menjadi sia-sia janjimu atas nama Tuhan
Dan tak bisa membencimu walau kau telah langgar janjimu sendiri

Rabu, 17 Juni 2015

Rasa Yang Berdilema

Kau binal
Kau nakal
Aku suka

Kau menggoda
Kita saling merasa
Kita menggila

Dentuman di dada mencekat tentang cinta kita
Tapi diriku lemah tak berdaya
Tunduk pada nafsu-nafsu syahwat semata

Malam ini keringat seakan telah mengering
Rasaimu telah membuat jiwaku jatuh terpelanting
Bercinta denganmu seolah menjadi alarm yang selalu berdering

Kau percintaan yang ingin kuhapuskan
Aku yang mencoba untuk selalu berkeTuhanan
Berharap penjagaan dari Tuhan

Simalakama percintaan kita
Dan itu membuat jengah jiwa
Sekali lagi hanya menginginkan Tuhan saja yang menjadi sejatinya cinta

Dan ini semua tentang sebuah rasa yang berdilema





Gorden Pembatas

Kau yang menatap dari balik gorden saat senja tiba
Apakah yang kau lihat?

Matamu yang bulat menggoda
Wajahmu yang memancarkan rasa terindah

Segeralah keluar dari dalam rumah
Rangkul dan kejarlah rasa bercinta ini
Memilah cinta sungguh susah tiada kepayang
Maka bercintalah dengan segera

Dalam debar jantung
Dalam cemas juga takut
Percintaan ini ingin selalu terus dirasakan
Gordenmu menjadi pembatas rasa cintamu

Percintaan Sesaat

Terima kasih telah berbagi cinta
Terima kasih telah berbagi hasrat
Terima kasih telah berbagi kasih sayang

Dalam ruang tak beratap mencoba saling memuaskan rasa
Dalam waktu yang singkat mencoba redakan gejolak
Dalam pertigaan penglihatan mencoba sesegera mungkin agar tak terjangkau dunia

Jangan pernah ada ragu bila kau memang inginkannya
Karena dirikupun sangat mendambanya
Desahan kenikmatan melenguh dari setiap lisan sang penikmat

Tak tahu lagi kapan hasrat akan terpuaskan kembali
Selaksa pedang waktu menjadi penjaga hasrat ini
Dunia yang berTuhan menjadi petanda hasrat untuk tertahan sejenak

Benakku masih mauimu
Memacu dalam peraduan yang sekejap
Tunggulah pada waktu seperti yang kita janjikan

Jangan sampai waktu dan tempat itu hanya tinggal cerita masa lalu belaka

Ingin Bercinta Denganmu

Menyebut namamu telah menjadi kebiasaan sehari-hari
Melihat paras wajahmu dan kita berdua beradu pandang tanpa berkata rasa
Saat kita berdua saling bicara tak ada satupun yang bicara cinta
Ingin bercinta saja denganmu

Tak tahu isi hatimu terhadap hadirku
Bacalah semua maksud rasaku dari lakuku dan sentuhanku padamu
Keluarlah dari kumpulan temanmu agar aku bisa utarakan cintaku
Hanya ingin bercinta denganmu

Seolah tiada lagi tempat untuk berkasih sayang denganmu
Tempat-tempat telah menjadi mata-mata yang dapat melihat
Carilah satu tempat saja tanpa ada dunia yang melihat
Karena sungguh ingin bercinta denganmu dengan segera

Tuhan, Bantulah Diri Ini!

Ketakutan terus merajam sukma
Kekhawatiran yang menyempitkan sendi-sendi kewarasan
Keresahan menjelma nyata menjadi kegalauan
Dalam bimbang dihantui rasa lelah juga malas masih terus berTuhan
Perasaan tak menentu kian menari-nari menjadi momok yang menakutkan
Dan masih terus berupaya meneguh berTuhan

BerTuhan yang seolah hanya sisa tenaga
BerTuhan yang seperti hingar-bingar di dada saat sujud di rumah Tuhan
Sujud-sujud yang terhampar tapi masih terpapar pula dosa-dosa
Sakit dalam diri saat masih berdedosa
Nyeri terasa saat menghadap Tuhan juga ada malu di sana
Ibadah ini seharusnya mampu menahan diri dari kekejian juga kemungkaran

Angkuh juga sombong yang masih senantiasa senang bercokol tak mau pergi
Berhias diri hanya untuk menjadi puja-puja pada dunia
Menumpuk harta benda serta pura-pura lupa bila ada hak-hak yang harus dibagi dalam harta itu
Beribadah hanya demi penghormatan manusia-manusia
Rasa kikir juga dengki menjadi penyakit hati yang masih mendekap pada badan
Tuhan Sang Maha, bantulah diri ini untuk lepas dari setan-setan

Selasa, 16 Juni 2015

Kebebasan Yang Bertanggung Jawab

Banyak manusia berkata paling lantang tentang kebebasan hidup di muka bumi
Namun banyak manusia yang berkata tapi tak sambil berkaca
Mereka bicara kebebasan berkehidupan namun mereka sendiri yang mencoreng arti hidup

Bicara kedamaian tapi senang membunuh manusia dan berperang
Bicara rasa tentram dan rasa aman tapi menghancurkan banyak gedung dan membuat sembunyi segelintir manusia

Apalagi yang mereka bicarakan tentang kehidupan selaras di bumi tapi mereka yang melanggarnya
Muak bicara pada mereka yang pembicaraannya ingin didengarkan tapi tak mau mendengarkan
Tertutupnya seluruh nurani juga panca indera mereka

Kebebasan hidup di bumi seharusnya kebebasan yang bertanggung jawab
Buatlah kebahagiaan di muka bumi dengan tidak merusak alam raya dan penghuninya

Berpikirlah dengan otak
Jangan pura-pura berotak tapi berpikir menggunakan tapak kaki
Bernuranilah secara keTuhanan

Singkirkan ego-ego diri
Lenyapkan angkuh-angkuh jiwa

Berjalanlah tanpa membusungkan dada
Berbuatlah yang terbaik pada semesta
Maka semesta akan membalas tanpa pernah menyakiti

Rasa Yang Abadi

Menelikungi hatiku sendiri
Lalu bicara pada cermin sendiri
Kehidupan yang terasa bukan sesuai yang diharapkan
Sudah bosan untuk menangis dan sudah bosan pula tertawa
Berjalan mengitari bumi dengan kerendah hatian
Tak perlu lagi angkuh juga sombong merajah pada jiwa
Omong kosong bila aku berkata "tak membutuhkan materi"
Akupun membutuhkan materi namun tidak akan pernah memuja materi

Saat sendiri di sini terkadang merenung
Saat di sekeliling orang-orang terkasih terbersit satu tanya
Akankah rasa kasih sayang dan kebersamaan ini kekal?
Ternyata pertanyaan itu terjawab bahwa di dunia ini tiada yang abadi
Dunia yang dipijak beserta rasanya semuanya akan berakhir
Lalu apa yang selamanya dan tak berpisah?
Kepatuhan pada Tuhan juga nilai-nilai keTuhanan itulah yang abadi
Semoga kelak dipertemukan Tuhan pada kehidupan setelah mati dalam keadaan bahagia

Senin, 15 Juni 2015

Belum Saatnya Melupakanmu

Mudah saja mereka bilang untuk melupakanmu
Dan aku hanya tersenyum saat mereka semua berkata
Saat ini tanpa cinta yang lain
Dan bercinta denganmu dulu masih mematri jelas
Mungkin bila kutemukan kecintaan yang lain cerita masa lalu denganmu perlahan pudar
Tapi tidak untuk saat ini

Namamu juga bercinta denganmu masih dalam kepala
Susah sekali untuk dihilangkan

Datanglah cinta
Siapapun yang hendak bercinta denganku
Bercinta denganmu lagi
Atau bercinta dengan yang lain



Aksiku Rindukanmu

Selintas bayanganmu menjelma menjadi sesuatu yang kurindukan
Dalam damai pagi selalu berharap siang akan berjumpa
Dalam tenang siang berharap pada kasih sayang itu
Dalam sore hingga malam berharap wangi tubuhmu akan terus ada

Selintas bayanganmu yang tetap menjadi bayangan saja
Dirimu yang tiba-tiba pergi sisakan kerinduan menggunung tinggi
Hampir saja menangis dan bersedih seolah dunia ini tak berarti
Tanpamu seakan diriku kehilangan tempat bersandar

Kecintaan padamu telah menjadikanku sebagai manusia yang memiliki cinta
Terima kasih untukmu dimanapun kini kau berada
Kenangan bersamamu sangatlah indah dan akan selalu bersemayam
Bayangan tentangmu indah selamanya

Perpisahan hanyalah kata di dunia
Bila memang kau memilih pergi maka simpanlah cerita cinta kita
Saat kelak berjumpa peluklah tubuhku dengan sejuta rasamu
Kasihku padamu selamanya tetap tak akan pernah berkurang

Minggu, 14 Juni 2015

Mencintai Manusia Sekedarnya Saja

Jangan biarkan rasa cinta pada manusia terus mendera tubuh
Sangat tak layak bersauh kecintaan pada manusia menghujami seluruh
Kecintaan pada dunia menusuki rasa pada jiwa bahkan hingga berpeluh
Cinta dan cinta seharusnya hanya kepada Tuhan saja bersimpuh

Peluru-peluru seolah menembus lorong-lorong kosong
Jiwa yang hampa beribadah dengan tatapan nanar dan melompong
Menyeret ke rumah Tuhan berusaha membunuh bujuk-bujuk setan yang kian condong
Keluh-kesah terus menjadi santapan jiwa namun Tuhan tak bisa untuk berbohong

Merangkul nama Tuhan membutuhkan keberanian yang besar
Beranikah melepaskan dunia seutuhnya atau bersembunyi pada sikap yang kasar?
Nurani ini berTuhan masih terus belajar
Berharap Tuhan selalu menjaga agar tak sesat dan tersasar

Hayalan Tentangmu

Berhayal dulu bisa menjadi bagian dari keluargamu
Bila tidak bisa menjadi salah satu saudaramu maka berharap menjadi iparmu
Namun serasa pupus harapan saat melihat saudara-saudaramu telah bertambatan hati
Dan serasa menjauh untuk lebih dekat denganmu

Tak mau merusak seluruh kebahagiaanmu
Tak akan pernah menjadi duri dalam perjalanan kehidupanmu
Pintu untuk dekat dengamu serasa tak tampak lagi
Dan aku masih tersenyum karena bahagia melihatmu tertawa

Jangan pernah bercanda tentang hati juga rasa
Dan itu membuat perih

Emosi BerTuhan

Ingin menjadi tuhan
Namun Tuhan tak akan bisa disamai oleh ciptaan-Nya

Bila tak bisa jadikan saja aku anak tuhan
Namun Tuhan mustahil mempunyai anak
Karena tak mungkin Tuhan punyai sifat seperti ciptaan-Nya
Tuhan Maha Tinggi juga Maha Luhur

Bila tak bisa jadikan saja aku kekasih tuhan
Namun sangat tak mungkin karena tuhan telah memilih kekasih-Nya

Tuhan, berikan aku kasih sayang-Mu
Aku yang penuh emosi
Aku yang penuh kelabilan
Aku yang serakah
Aku yang sombong
Aku yang kikir
Aku yang iri hati juga dengki
Aku yang baru belajar tentang taqwa

Jadikan saja aku menjadi manusia yang dekat dengan-Mu

Sabtu, 13 Juni 2015

Sampahiku

Brengsek sekali tulisanku ini
Semua ide bermuara darimu
Apakah tak ada sisi-sisi kehidupanku tanpa mengingatmu?

Kau yang berlalu dan tak pernah lagi peduli
Aku yang sangat menanti segalanya darimu
Aku yang rela menyerahkan sakral diriku untukmu

Dan membenci tulisanku ini
Sampah sekali ini

Dan dirimu jangan pernah datang lagi bila tanpa mencintaiku

Martabak Terbaik

Malam ini kusantap martabak
Semua martabak ada di hadapan
Dan aku tertawa saat kutulis cerita tentang martabak ini
Lucu saja dan ternyata pada dunia selalu miliki sebuah kisah
Maka berkisahlah baik fiksi maupun nyata

Sudah selesaikah aku bercerita tentang martabak?
Masihkah kalian mau mendengar kisahku tentang martabak di malam ini?

Dan kalian keliru
Martabak di malam ini hanyalah omong kosong belaka
Di hadapanku sekarang tidak ada sepotongpun martabak
Martabak kacang tak ada
Martabak keju tak ada
Martabak telurpun tak ada

Aku hanya menulis fiksi belaka
Seandainya ada martabak di malam ini sekarang untukku
Akan kunikmati dengan segelas teh panas dengan gula ataupun tanpa gula
Malam yang sahdu dan akan lebih indah bila martabak itu menjadi kisah yang nyata

Maukah kalian antarkan martabak apapun rasanya untukku sekarang?

Para Pembuat Keputusan

Mereka mencarinya pada tempat sampah
Seonggok pembuat keputusan untuk negara
Lalu lihatlah yang terjadi
Bahasa-bahasa yang terlontar penuh ketakberaturan
Berpendidikan namun seperti sampah
Wangi parfum termahal namun bau pesing

Carilah para pembuat keputusan di tempat terpantas
Bila memang harus mencari di tempat sampah maka lihatlah secara berhati
Jangan mencari dengan mata tertutup
Seperti anak kecil saja yang sedang bermain petak umpat
Jangan pernah hancurkan negara yang harmonis ini
Jangan bangkitkan kembali semangat para pendiri bangsa dari tidurnya

Buatlah keputusan-keputusan saat lampu terang dan hati jernih
Jangan masukkan keputusan-keputusan saat perut lapar
Jangan stempel berbagai keputusan tanpa membacanya dengan logika dan hati
Para pembuat keputusan darimanapun kalian berasal
Bertindaklah sesuai nurani keTuhanan
Atau nurani keTuhanan kalian telah mati?


Penguasa Pengejar Kepalsuan

Hanyut dalam tipu daya iblis
Terpedaya lalu terpenjara hati dalam kamuflase bahagia
Meraba jemari tangan pada gelapnya ruang hati
Rayuan iblis telah merasuki sendi-sendi tubuh ini
Ayat-ayat Tuhan yang dimatikan kekerasannya oleh para penguasa lalim
Perilaku-perilaku kesesatan yang berusaha dilegalkan para penguasa berhati hitam

Berkawan akrab dengan kawan-kawan tak sehaluan
Menyingkirkan petuah-petuah kawan yang senurani
Akal dan hati yang telah menjadi buta oleh kekuasaan yang sementara
Berlagak segala aturan penguasa lalim tak akan pernah dilihat Tuhan
Maka siapkan saja pembelaan terbaik kalian kelak di hadapan Tuhan
Karena kami yang teraniaya akan meminta keadilan di dunia dan di kehidupan abadi

Bayangan kegelapan yang ditanam
Merusak tatanan kehidupan yang seharusnya selaras dengan semesta
Para penguasa berhati gelap tertawa seakan telah memenangkan pertempuran
Jahil serta licik menjadi jalan yang dipegang
Penuh keculasan dalam berbicara dan kami mengerti
Kami berontak tapi kalian singikirkan dengan ucapan-ucapan sinis kalian

Kebanggaan sesaat pada dada-dada kalian
Para penguasa lalim yang tak akan selamanya berkuasa

Silahkan saja berbuat semau kalian
Tapi ingatlah kematian selalu mengintai dan datangnya tanpa pemberitahuan

Tanpa Cintamu

Tanpamu
Menunggu waktu tidur

Tanpamu
Menunggu saat bangun dari tidur ini

Tanpamu
Seolah hari-hariku berjalan lurus tak berwarna
Tiada tawa canda dan cengkrama seperti saat itu
Tiada pelukan juga sentuhan nan hangat darimu untukku

Tertawaku hanya menyembunyikan semua rasa padamu
Tak mau tangisku ditunjukkan pada dunia
Karena ada airmata saat bersimpuh pada Tuhan
Menyebut namamu di sela-sela doaku pada Tuhan

Aku terlalu merindumu di sore ini
Penuh cerita saat dulu bersama habiskan segala hasrat sembari berpeluh
Tapi waktu itu tak bisa diputar kembali
Kau yang pergi menyisir jalan-jalan yang tak kumengerti

Dan aku masih di sini duduk menatap langit sore
Tanpamu aku hanya menanti kematianku saja

Karenamu

Candu
Dan aku mencandu kepadamu

Hitam
Dan aku menghitam bercinta denganmu

Seolah tak bisa lepas dari berkasih sayang denganmu
Seluruh waktu seakan selalu padamu
Dalam desah nafas
Dalam pandang mata
Seluruh raga menginginkan dirimu utuh

Pelukanmu
Sentuhanmu

Tuhan
Bila mencintainya tak mungkin
Tolong, lenyapkan rasaku padanya secepatnya

Aku ingin merasakan indahnya kehidupan ini tanpa cintanya


Kau Arti Hidupku

Lelah sekali
Penat terasa
Mencinta tapi kau tak mau berkata cinta

Ingin tidur tapi mata tak mengantuk
Perut lapar tapi mulut tak mau makan
Kegelisahan juga keresahan yang meronta

Terlalu mendamba cinta manusia
Hingga membuat jiwa seolah tak merasa baiknya dunia
Dan sambutlah senantiasa rasa rindu ini

Peluklah tubuh ini
Rasai setiap jengkal kasih sayang ini
Tubuh ini terlalu lama menanti arti kehidupan

Jaga Indahnya Dunia

Suara mualmu membuatku muak
Pagi yang tercemar dengan pelbagai asap-asap tembakau
Udara pagi yang tak jernih lagi
Suara kesegaran pagi yang tak merdu lagi
Tak bisa mencegah semuanya karena toleransi sangat dibutuhkan
Hidup berdampingan dan saling memahami juga saling mengerti

Simpan dan hirup sendiri saja asap-asap tembakaumu
Hancurkan saja dirimu sendiri dan jangan rusak pada setiap sisimu
Biarkan pagi ini sealami mungkin
Jangan pernah mengotori yang telah indah pada awalnya
Tuhan memberikan begitu banyak rasa indah maka janganlah diperkosa keindahan Tuhan

Dalam damai bumi melihat anugerah Tuhan
Decak kagum selalu memenuhi setiap rongga dada
Selalu ada makna-makna tersembunyi dari alam bagi mereka yang mau berpikir
Manusia miliki segalanya untuk alam yang indah ini

Iblis hanya dipenuhi nafsu
Malaikat hanya miliki akal dan tak miliki nafsu
Binatang hanya miliki naluri

Manusia yang miliki semuanya
Berbuatlah yang terbaik bagi alam

Gunakan akal, nafsu juga naluri agar dunia selalu indah selamanya

Maaf Atas Cinta Tergesa-Gesa

Maafkan atas percintaan yang tergesa-gesa ini
Maafkan bilamana menyakiti sisi-sisi ruang hatimu
Sungguh tak bermaksud membuatmu terluka dan tersakiti
Karena yang kurasakan padamu mencinta dan merasa
Tak mampu membendung berbagai perasaan dari hati

Maafkan aku
Hanya ingin bersamamu dengan memeluk juga menyentuhmu
Dan kini kau berlalu meninggalkan hatiku yang masih merindu
Adakah maafmu untukku?
Kau pergi dengan membawa cintaku yang menempel pada tubuhmu bukan pada hatimu

Jumat, 12 Juni 2015

Sinisme Hinakan Alam

Sempatkan membaca kalam Tuhan dalam sepi maupun senang
Yang kutahu Tuhan mengetahui segala lika-liku setiap ciptaan-Nya
Ayunkan langkah-langkah lurus ke jalan cahaya Tuhan
Hapuslah dendam dalam diri yang senantiasa bernafsu untuk membalas dendam
Remas segala racun jiwa yang menggelontor dalam kalbu
Omonganmu semuanya hanyalah tipu daya dunia belaka
Zakarmu yang terus kau pertontonkan walaupun ragamu berpakaian agama
Ingin kumenampar kedua pipimu tapi nanti aku akan sama buruknya denganmu

Hina semua manusia yang tak menjilat padamu
Angkuh jiwamu karena kuasa juga harta sedang ayomimu
Jijik benar melihat kebusukan jiwamu yang kau tutupi
Ingkar hatimu terhadap segala petuah agama yang kau sampaikan setiap pagi

Antena-antena jiwa sucimu tak mampu menangkap sinyal-sinyal kebaikan
Buta seluruh panca inderamu karena tersuapi dirimu dan keluargamu oleh harta-harta tak berTuhan
Duduk denganmu hanya menambah racun jiwa pada ragaku
Usah kau panggil lagi aku karena telah muak pada karaktermu
Lirih mungkin seluruh keluargamu tak inginkanmu
Lelah mungkin seluruh keluargamu memberi nasehat yang tak kau dengar
Ambisimu menguasai dunia hingga sinis menjadi bahasa sehari-harimu
Hinakan alam semesta dan merasa Tuhan tak melihat bisik-bisik licik dalam hatimu

Membenci Cintamu

Berbagi rasa tapi tidak denganmu
Berbagi cinta tapi tak mau bersamamu
Semua kerinduan ini tak mau dibagi denganmu
Dirimu yang telah mengirisi setiap urat nadi dalam tubuhku
Dan tahukah betapa hancurnya rasa saat tak dirasaimu

Bila kini kau mengiba maui segalanya tentangku dan aku tak berdaya
Kau seperti tahu saja bahwa aku terlalu mencinta
Walau terus disakiti tapi entah mengapa aku enggan merasa
Seharusnya cintaku padamu tak buta
Tapi aku dipeluk juga dirasaimu seolah hidup tak bernyawa

Dalam ruang ini kau dan aku terus berpacu
Menghabiskan begitu banyak peluh juga banyak waktu
Saat kuterbangun seperti de javu
Kau telah pergi dan tiada ragamu di atas pembaringanku
Dan aku benci memimpikanmu tanpa bisa memilikimu

Kamis, 11 Juni 2015

Manusia Picik Itu

Kemarahan ini
Kebencian ini
Dendam ini
Segala racun jiwa untukmu

Dan tak mau bergaul dengan jiwamu yang kotor
Senyum picikmu tergurat dari raut mukamu

Hati ini hanya menggauli hati-hati yang baik

Hatimu penuh dengki dan diri ini tak mau bersamamu

Tuhan
Damaikanlah hati ini
Jauhkan diri ini dari manusia-manusia berhati iblis

Manusia Berhati Sadis

Dia mati
Tak ada rasa sedih

Dia mati
Biarlah para penjilat yang mengurusi

Kematiannya telah di nanti
Namun mampukah jasadnya diterima oleh bumi?

Sumpal Hati Anjingmu

Dendam yang terbawa dalam ruang lingkup penghidupan tak terbatas
Kehidupan yang semakin abu-abu dan semakin tak jelas
Kebencian terus menarik diri menjadi manusia egois dan apatis
Manusia berparas manis dan berpenampilan berTuhan tapi berhati iblis

Tak lagi ada acara makan bersama dengan manusia bermulut kafir
Dan laku-laku ini hanya sebatas urusan diri
Tak sudi untuk mendekati manusia yang hatinya terkontaminasi
Silahkan lakukan semau diri dan kelak siapkan kata-kata terbaik di hadapan Tuhan

Sumpallah mulut kotormu
Sumpallah hati anjingmu
Jangan biarkan manusia-manusia di sekelilingmu menjadi pembenci
Tak hendak mengambil nyawamu karena berdoa saja agar kematianmu menyakitkan

Memabukkan

Jangan berikan senyumanmu
Senyumanmu tak meredakan segala hasrat
Menyentuhmu namun dirimu tak mau diam
Mengecupimu namun dirimu malah berteriak-teriak

Jangan pernah lagi bicara keras nan lantang
Bicaramu membuat hati semakin tak karuan
Sembunyi diri dari segala hal yang memabukkan
Dirimu dan senyummu satu hal yang membuat mabuk

Biarkanlah dirimu yang menginginkannya
Diri ini selalu ada dalam tempat yang tersembunyi
Dalam damai menyepi dari dirimu
Dirimu sebuah kecintaan yang pelik untuk dipeluki

Tak Hendak Ditanyakan

Satu-persatu yang tercinta pergi
Padahal mencintai mereka sepenuh hati
Hati-hati terdalam yang tak kuasa dipegang janji
Sudahlah belajar merelakan segalanya walau ada rasa nyeri
Berdenyut kepala juga jiwa dan seolah tak hendak hidup lagi

Bila cinta tak berTuhan tak layak mengapa tersematkan?
Cinta pada mereka yang memilih pergi menusuk kelukaan
Mencoba beralih pada cinta keTuhanan
Belajar menyucikan hati juga pikiran
Dan semoga ada pertolongan dari Tuhan



Tuhanpun Menjadi Gelap

Diam dalam cinta
Hanya bicara tentang sepi yang terus menikam
Dirimu yang pergi mengangkasa
Seperti tak berkutik tanpa belaianmu
Seperti hancur berantakan hidup ini

Pada otak juga hati telah melihat kaulah segalanya
Kegilaan rasa terus-menerus ingin menyerahkan segalanya padamu
Kebodohan diri saat mauimu melebihi sujud-sujud pada Sang Pencipta
Kedunguan yang melanda tak sempat terelakkan lagi
Menganggap bercinta denganmu mampu bahagiakan selamanya

Tuhan hanya menjadi pengisi perut kala lapar
Tuhan hanya menjadi sebuah simbol dan ritual belaka
Dan menangis lagi tersedu bahkan berteriak saat kau memilih pergi
Percintaan dunia hanya sementara bahkan terlupakan karena membuta dalam mencinta
Cinta yang telah buta dan menggelapkan nama Tuhan dalam jiwa

Bercinta Denganmu

Ingin menyeret dirimu lalu bercinta
Ingin kabari khalayak tentang percintaan ini
Namun dirimu yang seperti hilang menjauh
Seolah dirimu tak mau lagi percintaan ini

Dalam sendiri selalu menyebut namamu
Sepi tanpa bercinta denganmu
Datanglah kembali dan kita reguk kembali hasrat
Surga dunia seakan terjadi saat memeluk erat tubuhmu

Candu-mencandu cinta
Mulut ini penuh rindu yang berkata
Kesal diri apabila kini kita tak lagi berkasih sayang
Sangat mendamba dan sungguh bila berkenan akan memaksa

Percintaan yang memaksa tak indah untuk di rasa
Menanti bercinta denganmu sungguh terasa lama
Dalam doa menyebut namamu untuk segera bertandang
Hempaskan segala rasa lalu berhasrat dan bercinta

Rabu, 10 Juni 2015

Bak Di Negeri Asing

Termenung dan tercengang sendiri
Menoleh ke arah kanan dan ke arah kiri
Tak mengenali lagi keadaan sekeliling diri

Udara yang dihirup sama tapi rasa yang beda
Tanah yang dipijak tak berubah tapi lain suasana
Saat berjalan seperti terbang di udara

Sejak lahir berkutat di sini
Namun seperti orang asing kini
Segala kondisi seperti tak memihak rasa adil yang hakiki

Para penguasa yang telah memisahkan agama dengan negeri
Siapkanlah jawaban terbaik untuk kelak pada Tuhan yang mengadili
Dan demi Tuhan akan menagih atas ketidakadilan ini

Sebuah Ruang Kosong

Mencari ruang kosong dan sepi sebagai tempat pelampiasan
Namun seolah susah bukan kepalang mencarinya
Cara Tuhan sedang menjaga diri
Namun seolah jiwa merancau karena nafsu yang tak terpenuhi

Saat nafsu menjadi tahta maka kaidah juga norma kebaikan tak terjaga
Sedang ingin memuaskan nafsu
Dan sebenarnya diri beruntung Tuhan menjaga dengan sebaik-baik penjagaan
Mungkin kekesalan menjelma saat ruang kosong tak jua didapatkan

Bernyanyi saja
Menari saja
Dan masih mencari ruang kosong itu
Tapi Tuhan telah menjaga dari ruang kosong

Selasa, 09 Juni 2015

Tuhanpun Terpinggirkan

Masih memuja dunia yang akan ditinggalkan walau kini menjadi tempat tinggal
Masih mencintai dengan berdarah-darah manusia walau tak selamanya bersama di dunia

Berdansa bersama dalam bahagia semu dan tertawa juga saling menggoda
Bermesra-mesraan dan menepikan kaidah-kaidah agama
Dan agama hanya di jadikan sebagai candaan juga senda gurau belaka
Celakalah yang menjadikan agama gurauan saja

Dan bangga menjadi terpandang di mata manusia
Berjalan membusungkan dada dan mengangkat kepala setinggi-tingginya
Menganggap semua manusia bodoh
Menganggap semua manusia fakir

Kekikiran pada harta dan berlagak seperti qarun sang penumpuk harta
Kesombongan pada pembicaraan dan melihat rendah semua lawan bicara
Meninggikan bangunan dan memperluas kekuasaan juga memeluki kasih sayang tak berTuhan
 Tersenyum bahkan tertawa selebar-lebarnya dan lupa pada kematian yang datangnya tiba-tiba

Terbanglah ke angkasa saat menjadi pujaan juga pujian datang menghampiri
Terlena oleh puja-puji padahal yang berhak dipuja hanyalah Tuhan
Menjadi kegelapan pada nurani walau telah melihat cakrawala dunia dengan keilmuannya
Dan masih mencintai dunia dan manusia lalu Tuhanpun terpinggirkan

Pergilah Iblis!

Hanya ingin berTuhan
Jangan ganggu langkah-langkah berTuhan
Sungguh tak mudah untuk menggapai rasa berTuhan
Ganggu saja mereka yang telah mapan imannya
Karena baru belajar untuk meneguhi Tuhan dengan kesungguhan

Jangan ganggu saat berTuhan
Tak mau lagi kembali menjadi manusia sasar iman
Ingin menikmati saat berTuhan
Dalam sujud-sujud yang terhampar
Mencurahkan segala keluh-kesah hanya pada Tuhan semata

Pergi menjauhlah bila saat berTuhan telah datang
Dan menghilang saja selamanya dalam hidup ini
Semua bujuk rayu yang coba menyesatkan
Menyusun perjalanan keTuhanan ini penuh liku
Maka jangan pernah ganggu


Anak Kecil Jejadian

Anak kecil yang sedang merengek manja
Anak kecil yang sedang cemberut lagi marah
Anak kecil yang terlalu mudah tersinggung
Anak kecil yang tak tahan banting lalu menangis
Anak kecil yang bicara seenak mulutnya saja
Namun tak mudah untuk lupa seperti anak-anak kecil lainnya yang nyata

Perasaan kesal saat bersua dengan manusia yang tak bervisi sama
Inilah hidup begitu banyak pernak-perniknya
Dan selalu ada jiwa anak kecil dalam tubuh manusia-manusia dewasa

Senin, 08 Juni 2015

Jangan Bicara

Jangan pernah bicara
Sudah lelah mengerti
Bila kata-kata dari mulutmu tiada rasa cinta

Jangan pernah bicara
Bukannya tak setia menantimu
Bila penantian ini tak pernah ada di matamu

Jangan pernah bicara
Bukannya tak ada lagi kasih juga sayang
Bila bicaramu hanyalah benci juga amarah

Jangan pernah bicara
Makna rasa yang sudah tak sejalan
Mencintaimu senantiasa walau kau telah mati rasa

Jangan pernah bicara
Telah paham dari segala perilakumu
Dirimu yang tak sedikitpun berikan cinta juga rindu

Jangan bicara karena sudah tak ada makna diri ini bagimu

Minggu, 07 Juni 2015

Cinta Mencinta Tanpa Tuhan

Begitu bangga memamerkan rasa cinta itu
Begitu bangga berkata kasih sayang itu
Begitu bangga mengobral habis kata rindu itu
Saat ditelisik lebih dalam cinta, sayang dan rindu itu tak berTuhan

Berdekatan, saling mengenggam jemari, saling berkata mesra semuanya menjadi dosa
Saling bertatapan penuh rasa bila tak berTuhan maka sebenarnya dosa
Merasa sudah pantas berdosa karena merasa sudah beramal soleh terbanyak
Bersilat lidah percintaan ini atas nama Tuhan dan tidak akan pernah berlaku bebal

Setan yang selalu mengintai tiap sudut dan mencari celah lemah manusia
Ketahuilah bila tak berijab kabul dalam pernikahan tiada ada cinta yang berTuhan
Semua cinta tak berTuhan akan berbayar neraka kelak
Takutkah pada Tuhan?

Atau lebih bangga dipandang hebat oleh dunia daripada patuh pada taqwa?

Tuhanku

Ceritakan tentang Tuhan kepadaku

Tuhan itu satu
Tuhan merupakan tempat bergantung segala sesuatu oleh semua makhluk
Tuhan tidak akan pernah memiliki anak dan Tuhan tidak pernah akan jua dilahirkan
Ketahuilah Tuhan itu tidak akan ada satupun yang menyamai Tuhan

Dan itu cukup bagiku

Hilang Sejenak

Menghilang
Walau sejenak

Berharap tiada yang mencari
Berharap ada yang merindu

Tak tahulah ini
Kondisi hati yang begitu dilematis ini

Mungkin lelah
Saat semua cinta tak datang

Bernafas lega
Bernafas tersedak

Menghilang
Dan semoga ada sisi yang baik

Menguatkan Jiwa

Mencoba damai dalam hidup
Langkah terseret berat
Lupakan segala cerita yang seolah tersemai indah
Dan badan tergeletak tak berdaya
Jiwa nan lemah
Menghapus semua pojok percintaan tak berTuhan

Menghapus keringat yang tak tampak
Menghalau geram juga gelisah
Ingin menangis atas kelemahan dan ketidak berdayaan ini
Ada marah atas cinta yang tak layak ini
Hanya ingin dipeluk juga disayang
Nafsu yang terus meronta ini coba mengajak ke jalan hitam

PerTuhanan yang terus dirajut semoga tak pernah terputus
Walau terkadang gontai dalam perjalanan pemujaan
Teguhi saja Tuhan
Abaikan saja cinta tak berTuhan ini
Tanpa restu Tuhan ini bukan cinta
Setan-setan yang memacu dan bersilat lidah

Sabtu, 06 Juni 2015

Sedih Tak Terasa

Menariku dalam turunnya hujan
Kesedihan yang tak tampak saat basah oleh air hujan
Airmata tersarukan oleh bebasahan hujan
Sedih tak terasa di dunia
Namun ketahuilah ada sembab yang menganga di jiwa

Dinginnya tak jua gigilkan badan
Ingin hancurkan segala sedih ini
Bila bisa tak mau terus bersedih
Tapi dalam hidup suka dan duka cerita dunia
Jiwa yang kuat selalu punya cara hadapi cerita itu

Dan dengan hujan tangisan ini tak membekas di wajah

Menari dan terus menari ikuti alunan musik
Biar sedih tak terasa lagi

Harga Imanku

Apa yang kalian inginkan dariku?
Tubuhku?
Darahku?

Kalian tak akan pernah dengan mudah mendapatkannya
Sekuat tenaga akan kuperjuangkan kehidupanku
Walau berujung pada kematian

Apa yang kalian inginkan dariku?
Keimananku?
Bila Tuhanku berganti pada tuhanmu satu kata "Tidak"

Kalian tak pernah tahu betapa damainya berTuhanku
Bila kalian tetap memaksakan menggantinya maka berduellah kita
Untuk Tuhanku maka hidupku berani kuserahkan

Jangan pernah memaksakan untuk mengganti iman
Dengan ide-ide yang terpancar pada televisi
Dengan thaghut-thaghut yang nampak ataupun tersembunyi

Kalian yang menghipnotis dengan bahasa-bahasa tak berTuhan
Dan tak mau iman ini semakin terkikis
Hanya ini yang kumiliki, keimanan pada Tuhanku

Dunia Membuat Lupa

Menghilang sejenak dari rutinitas keduniawian
Mencoba meneguhi jalan Tuhan
Jalan Tuhan yang senantiasa tak mudah
Jalan Tuhan dan mencoba mendekati Tuhan

Bulir-bulir airmata tak jua menetes saat berdosa
Cukupi saja dalam berdosa
Seperti terikat dalam melakukan dosa
Seperti menjadi manusia yang maksum

Berkata manis lagi manja bergenggam tangan tanpa restu Tuhan
Berpandangan mata dan memunculkan debar-debar syahwat dalam dada
Dan saat nafsu bicara seolah nama Tuhan terabaikan
Petuah-petuah Tuhan menjadi memori yang layak dienyahkan

Dunia yang membuat terlena
Saat ini mencoba berTuhan saja
Dengan berTuhan semoga dunia dan bujukannya tak berani mendekat
Tuhan, sungguh hanya ingin bersama-Mu

Tak Mau Terus Berdosa

Nafas yang masih terkendali
Amarah yang masih tersembunyi
Syahwat yang masih terkekangi
Tapi entahlah sampai kapan semuanya terkuasai
Terkadang iman itu bagai sebuah roda
Roda iman yang terus berputar
Ada saatnya iman di atas
Ada saatnya iman di posisi terbawah

Dunia penuh kejam dan dosa
Melihat dunia dari mata pendosa
Sembunyi dari hiruk pikuk dunia
Ketakutan diri penuh dedosa dan menjadi nikmat berkubang dosa
Ada kalanya jenuh saat sembunyi
Karena goda-goda selalu menemukan tempat persembunyian
Berjalan tertunduk sungguh cemas untuk berbuat dedosa
Amal baik ini semoga diberkahi Tuhan

Tak berani melihat dunia sebagai lahan kebaikan
Bukan hilang kepercayaan diri tak mampu beramal baik
Hanya takut saja tak mampu mengendalikan diri saat berbuat baik
Takut bila ada sombong juga arogan setan saat berbuat baik pada dunia
Diri ini lemah dan tak berdaya pada pandangan Tuhan
Sembunyi dari dunia dengan membaikkan laku-laku diri
Jangan pernah tanya lagi tempat persembunyian ini
Sesungguhnya sangat takut berbuat dedosa "lagi"

Bising

Suara bising memecah kesunyian
Senyap berubah menjadi penuh bising

Hentikan suara-suara mengganggu itu!
Hentikan dari dalam jiwa dan kepala!

Para penganggu
Para pembisik kesesatan

Dan sungguh keterlaluan suara-suara ini


Jumat, 05 Juni 2015

Dirimu Yang Terkenal

Bergantikah hatinya saat telah menjadi berkilau?
Masihkah memakai bahasa kerendah hatian?

Tak bisa melihat dirinya dan menjangkaunya
Dirinya yang tersenyum penuh bangga diri
Dirinya yang sedang dikelilingi para penggemarnya

Sudah bedakah dirinya sekarang?
Seolah tak kenali walau berusaha menatap lekat pada dirinya
Dirinya yang memalingkan mata saat beradu pandang

Persahabatan saat duka saja
Hilang pertemanan ini saat kejayaan bersamanya
Dirinya yang nyaman dengan teman-teman bahagianya

Dan bila ini kehendak Tuhan maka tak mengapa
Tak akan ada airmata penyesalan mengenalnya dahulu
Bahagia bila melihatnya bahagia dan bila inginnya tanpa hadir diri ini maka tak mengapa

Diri ini pergi saja
Dan tetap pribadi yang sama
Dan tetap temannya
Datanglah kapanpun kau butuh
Rumah yang masih tetap sama

Karena pertemanan tak terhalang aroma ketenaran

Pantai Ini

Pantai terasa menyamankan hati
Deru ombak mengalir kecil
Berdentum saat saling beradu ombak
Ombak yang perlahan mengecil hingga sampai ke pesisir
Indahnya menatap jauhnya air yang tak berujung di lautan
Berbaring beralas tikar menatap awan-awan membentuk benda sesuai kata jiwa
Menatap langit yang tak pernah terputus jua

Hanya ada diri sendiri
Satu pantai yang belum terjamah makhluk
Menyenangkan sekali menghirup udara
Menenangkan hati menatap sekeliling rimbun pepohonan
Bila ini surga dunia maka ingin selekasnya merasakan surga-Nya kelak
Pantai ini menjadi tempat perenungan akan kekuasaan Tuhan
Karena selalu ada firman Tuhan yang tersirat

Tuhan,
Berlindung dari segala bencana
Tak mau tenggelam oleh ombak yang besar
Tak dilenyapkan kehidupan oleh sapuan air laut
Jagalah pantai dari kotornya tangan-tangan jahil
Biarkan karang-karang juga manglove berbaris di sisian
Jangan rusak pantai pemberian Tuhan

Diriku Tak Terkenal

Aku tak mau menjadi bintang di atas pentas
Cukup menjadi kilau bagi diriku

Aku tak mau menjadi terkenal
Cukup bersama Tuhan maka aku akan damai

Jangan pernah berlari mengejarku
Aku hanya manusia biasa dan miliki kodrat sama sepertimu sebagai manusia

Menghentikan semua egoku
Menghentikan semua angkuhku
Dan itu tak pernah mudah
Karena selalu saja di hatiku ada sejentik sombong

Aku biasa saja dan tak ada hal menarik dariku
Jangan pernah memujaku karena aku bukan tuhan

Bila semua tulisanku berkesan cukup pujalah Tuhan
Karena aku manusia ciptaan Tuhan
Yang tanpa kuasa Tuhan maka apapun dariku tak akan pernah ada

Letih Berdosa

Sangat letih sekali terus bergulat menghindari
Dedosa seakan terpampang tepat di hadapan mata
Tak berkutik terus mencicipi dedosa
Namun ini teramat lelah
Setan membisiki relung-relung nurani
Ibadah yang terpapar tapi dedosa masih jua terbadan

Surga itu ada
Neraka itu ada
Hidup abadi setelah mati itu ada
Lalu harus bagaimana saat masih melakukan dedosa?
Berharap ibadah ini bisa menangkalnya
Berharap ibadah bisa mencegah dari pelbagai laku keji juga mungkar

Sungguh kecapekan sekali
Dan teramat tak berdaya
Setiap waktu disuguhi buih-buih setan
Hampir menangis mengingat dedosa
Saat bersujud memuja-Nya terkadang hati ini terkekang
Sangat dan teramat letih berdosa

Mengingat Tuhan

Terjebak dan tiada lagi jalan
Pikiran kalut dan menangis menjadi jalan keluarnya
Hati memanas dan amarah menjadi pelampiasannya
Tak dapat berpikir jernih
Melupa padahal Tuhan Sang Pencipta lebih dekat daripada urat nadi
Lalu mengapa tak bersimpuh memohon pada-Nya
Bukankah semua manusia hanya kepada-Nya menggantung dan memohon?

Saat didera masalah
Sebutlah Tuhan

Saat dikerubungi bahagia
Sebutlah Tuhan

Isilah setiap waktu dengan menyebut nama Tuhan

Ampunlah atas dedosa setiap saat
Bersyukurlah atas semua pemberian suka dan duka
Pujilah kebesaran dan kesucian nama Tuhan

Bersama Tuhan Sang Tunggal maka hari akan terasa indah
Bersama Tuhan Sang Penguasa maka senyuman akan selalu ada

Belajar Tanpa Hadirmu

Aku tahu hatiku masih saja mengarah padamu
Akupun tahu dirimu yang tak berkenan atas hadirku
Bila di kemudian hari kita berdua bersua tak mengapa kau palingkan muka
Hatiku yang tetap terisi namamu
Namun hidupku sekali lagi terus bergerak walau tak dipelukmu

Aku yang akan selalu menjadi salah satu pemuja cintamu
Dalam dingin dan sendiri siluet wajahmu hiasi pejaman mataku
Sedihku tapi tak membunuhku
Piluku tapi tak mengeringkan airmataku
Hidupku akan selalu indah dan ada doa untukmu

Berjuang Berkata Tanpamu

Apalagi yang harus kutulis tanpa sapamu?
Seolah tak berkata tanpa hadirmu
Seolah tak bertenaga tanpa sentuhanmu

Jangan ganggu hidupku dengan rayu-rayumu
Aku menghilang untuk sejenak menghirup udara tanpamu
Bersamamu tapi kau tak jua membuka hati terasa menyakitkan kalbu

Bila kesulitan kini merangkai kata
Tak mengapa
Karena hidup ini tak selamanya sesuai dengan mau kita

Matahari tetap bersinar di pagi hari
Dirimu hanya memberikan harapan semu dan mimpi
Kuakui sulit kata-kata dirangkai

Tapi tanpamu aku dan dunia masih ada
Aku tak pernah menangis lagi dalam duka
Karena mauku hidup ini hanyalah suka

Kamis, 04 Juni 2015

Aku Hina

Tuhanku,
Dalam lemah aku berjalan
Biar gelap malam terus memaksa berjalan
Berusaha hiraukan malas juga marah pada badan

Tuhanku,
Hanya kepada Engkau memasrahkan segalanya
Kepada siapa lagi aku akan berkeluh tentang duka
Dan kini tak tertawa lepas saat datangnya bahagia

Tuhanku,
Bantu aku temukan sisi ajaib dalam jiwa
Terlalu capek apabila berjalan tanpa hadirnya Sang Pencipta
Dan di hadapan Tuhanku, aku sebenarnya sangatlah hina

Rabu, 03 Juni 2015

Terserah Dirimu

Pagi ini indah
Pagi ini cerah
Udaranya terasa menyegarkan badan
Tanpa sapaanmu mungkin terasa janggal
Tapi pagi dan duniapun tak peduli bila kau tak menyapa
Lalu mengapa aku harus terus-menerus berduka

Memang tegur sapamu sangat kudamba
Namun bila kau tak mau berkata lalu aku bisa apa?
Tak akan pernah memaksamu untuk mencinta
Tak akan menaklukan dan mengejar dunia
Biar saja dunia yang takluk padaku
Biar saja dunia yang mengejarku

Pagi ini terlalu indah
Bila aku terus mengingatmu yang tak peduli maka pagi ini hambar

Aku memang sangat mencintamu
Tapi bila kau tak peduli maka pantaskah kau bagiku?

Pagi ini tetaplah pagi terindah
Ada atau tak ada sentuhanmu


Selasa, 02 Juni 2015

Bohonglah Atas Gelenganmu

Dia menggeleng
Padahal aku sangat menginginkannya
Semoga dia datang kembali
Berharap gelengan kepalanya sekedar canda
Karena aku sangat sayang padanya

Andai yang kedua muncul
Maka kurajut bersamanya

Andai yang selanjutnya datang
Maka kuhempaskan rasa bersama semuanya

Cinta ini tak mudah kudapatkan
Maka bila semua mencinta
Tak akan kulepaskan

Berpeluh sambil menikmati segala yang tercurah
Dan jangan pernah ada yang mengganggu
Sampai hasrat ini terpuaskan

Maka bohonglah atas gelengan kepalamu

Keterlaluan Mencintamu

Pergilah dan jangan cari aku lagi
Walau aku jatuh cinta padamu
Tapi kau tak mempertahankan rasa cintaku
Kau sibuk dengan keceriaanmu belaka
Rasa sayang dan kasihku kau permainkan

Aku bukanlah seseorang yang kuat hatinya
Hatiku bisa nyeri dan terluka
Walau aku tak akan bisa menjadi pembencimu
Terlalu sayang padamu
Terlalu cinta padamu

Pergilah dan carilah kecintaanmu
Aku sendiri tanpamu


Senin, 01 Juni 2015

Tak Berhati Sama

Tak lagi berharap pada cintamu
Tak lagi berharap pada kasihmu
Biarlah Tuhan yang mencarikannya untukku

Dalam malam berdoa dengan khusu
Dan dirinya yang terjerat pada kata dustaku
Dirinya yang percaya dan pergi berlalu

Cintanya tak untuk mempertahankanku
Kasihnya sekedar lisan tak berkalbu
Diapun menjauh bak menikam dengan sembilu

Dirinya yang tak sehati denganku

Sendiri Seperti Dulu

Akhirnya dirinya pergi
Sudahlah tak usah bersedih

Biarlah dia bersama kesukaannya
Dirinya yang tak pernah ada rasa padaku
Aku sendiri

Tak lagi bicara
Tak lagi berkata
Dan aku kesepian seperti dulu lagi

Keluguan Dalam Cinta

Aku lugu tentang cinta
Aku polos tentang kasih
Setiap kedekatan selalu saja tak berpikir untuk membenci

Segalanya terlihat indah dalam pandangan
Saat kedekatan itu berlalu dan menjauh
Sakitnya tak hilang bertahun-tahun

Masih saja tak paham pada kecintaan dunia
Masih saja tak mengerti pada kasih sayang dunia
Karena memang tak bisa menerka sisi hati manusia

Memohon jangan pergi padamu
Bila tiada rasa katakan saja dan jangan pergi tiba-tiba
Aku yang ingin bersamamu tapi tak bisa memaksamu

Hatimu milikmu dan hatiku selalu ada dirimu

Cintaku, Cintakah Padaku?

Merindukanmu dalam hari-hariku
Merindukanmu dalam pagi, siang dan malam

Kita berdua berbincang dalam ruang tak bersekat
Ada debar di dada yang sungguh tak bisa kuterangkan saat bersua dalam ruang itu
Sesaat setelah kita berdua tak berbincang ada rindu yang menjelma

Memandangi potret yang aku sendiri tak tahu potret siapa ini
Dirimu yang seperti sebuah rahasia bagiku
Cinta juga rindu ini ingin sekali menjadi nyata

Namun dirimu seolah hanya berlari-lari saja di hati
Kau seperti hendak pergi saat aku jatuh cinta padamu
Dirimu dan rasa cintamu yang sulit kugenggam

Tak mau ditinggalkan dirimu
Pelukan juga kecupan manja darimu belum kurasakan
Hanya tulisan-tulisanmu yang aku masih bimbang pada coretan-coretan itu

Dirimu seperti sebuah misteri
Dirimu yang merahasiakan siapa dirimu
Dirimu yang masih juga tak jelas untuk menyayangiku

Cintaku padamu
Lalu cintakah kau padaku?

Pejuang Kehidupan

Menyusuri jalan saat malam
Sesaat mengucap syukur pada Tuhan
Melintas di depan toko-toko yang telah tutup
Tanpa pencahayaan dan tanpa alas
Ada manusia tertidur dengan mendekap lutut serapat mungkin
Kedinginan tak beralas dan tak tahu kenyangkah perutnya

Di lain jalan berpapasan dengan sesosok berbadan tegap
Membawa karung di punggungnya saat gelap tiba
Dan dirinya masih teguh bekerja
Di pasar bila malam bangku-bangku telah siap untuk jajakan dagangan
Dan seharusnya lebih mengucap syukur pada Tuhan
Nikmat yang diberikan begitu sering terlupakan

Selalu saja merasa beban hidup yang dipikul terasa berat
Selalu saja merasa diri sebagai manusia yang teranianya
Padahal di sepanjang jalan di luar sana banyak sekali pejuang kehidupan
Para pejuang kehidupan yang berjuang demi hidup
Dan malu diri bila menangisi segala lemah ini
Kelemahanku tak ada artinya bila di bandingkan dengan para pejuang kehidupan