Hari ini gelap
Langit mendung
Udara terasa dingin tapi panas
Hujankah hari ini?
Terlanjur hatiku tersangkut kasih padamu
Hatiku yang terjangkiti mencintaimu
Walau kegelapan saat ingin bersamamu
Mengenalimu memberikan hangatnya cinta
Sore menjelang malam langit masih digelayuti gelap
Begitupun aku tanpa pelukanmu lagi
Aku tak mau berteman akrab denganmu
Bicaramu merancau bak pemabuk
Mengenalmu tak apa
Tapi menjadikanmu kawan akrab tak mau
Mungkin akupun harus menjaga bicaraku
Enyahlah dari hadapanku
Agar diriku tak terkotori olehmu
Wajahmu yang teramat memancarkan pesona
Tapi tak selaras dengan kotor dan kasarnya bahasa
Jenuh berdekatan denganmu
Tak terbiasa terus bersamamu
Kau memang temanku tapi bukan kawan akrabku
Karena kawan akrabku haruslah berjalan seiring menuju Tuhan
Ayolah!
Melangkah bersamaku menuju cahaya Tuhan
Karena ingin selalu bersama
Karena hanya ingin wajah, mulut juga hatimu selalu indah dan manis berTuhan
"Hanya Kelembutan dengan bahasa kejujuran terdalam mampu menyibak relung-relung hati yang terkunci oleh gelap gulitanya perjalanan sakral kehidupan"
Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Minggu, 25 September 2016
Bertahan Pada Dunia Yang Tak BerTuhan
Aku lelah
Tapi ombak tak peduli
Angin berhembus begitu saja
Dunia yang terkadang memihak dan tidak memihak
Hidupku harus ditentukan olehku sendiri
Berpijaklah teguh pada Tuhan
Tak pedulikan dunia hendak berkata apapun tentangku
Selama nama Tuhan menjadi jangkar jiwaku
Cambukan dunia terasa perih membekas saat terkena air hujatan
Karena dunia bukan acuan hidupku lagi
Sungguh hanya ingin selalu berTuhan
Mengenali Tuhan penuh kesungguhan
Telah terlalu lama tercekik buai iblis
Iblis yang membaikkan semua perilaku dedosa
Aku sesungguhnya sudah lelah berdosa
Maka menjauhlah iblis
Aku sedang ingin meneguhi Tuhanku dengan indah
Tapi ombak tak peduli
Angin berhembus begitu saja
Dunia yang terkadang memihak dan tidak memihak
Hidupku harus ditentukan olehku sendiri
Berpijaklah teguh pada Tuhan
Tak pedulikan dunia hendak berkata apapun tentangku
Selama nama Tuhan menjadi jangkar jiwaku
Cambukan dunia terasa perih membekas saat terkena air hujatan
Karena dunia bukan acuan hidupku lagi
Sungguh hanya ingin selalu berTuhan
Mengenali Tuhan penuh kesungguhan
Telah terlalu lama tercekik buai iblis
Iblis yang membaikkan semua perilaku dedosa
Aku sesungguhnya sudah lelah berdosa
Maka menjauhlah iblis
Aku sedang ingin meneguhi Tuhanku dengan indah
Sabtu, 10 September 2016
Ingin Menulis Kisahmu
Adakah ceritamu yang bisa kutuliskan?
Cerita perjalanan hidupmu yang terindah atau mungkin tak indah
Cerita hidupku seperti biasa saja
Cerita kehidupanku hanya berusaha meneguhi utuh Tuhan
Ayolah, ceritakan kisah hidupmu
Hari ini ingin menulis sejentik kisah
Kukemas dalam intrik bercampur imajinasi
Ini sekedar tulisan
Dan mungkin tak terindah dalam tulisan
Tak mengapa dan biarlah
Karena tulisanku memakai rasa
Cerita perjalanan hidupmu yang terindah atau mungkin tak indah
Cerita hidupku seperti biasa saja
Cerita kehidupanku hanya berusaha meneguhi utuh Tuhan
Ayolah, ceritakan kisah hidupmu
Hari ini ingin menulis sejentik kisah
Kukemas dalam intrik bercampur imajinasi
Ini sekedar tulisan
Dan mungkin tak terindah dalam tulisan
Tak mengapa dan biarlah
Karena tulisanku memakai rasa
Bersabarlah Penunggu Cinta
Telah sampai pada satu titik
Aku seutuhnya tidak menyukaimu
Mengharapkanmu tapi tak sekalipun diharapkanmu
Dan itu rasanya seperti teriris jutaan pisau tertajam
Saat sendiri sedih nan galau
Lalu saat cinta mulai berdatangan bingung melanda
Sabarlah
Semua cerita hidup ini sesuai ketetapan Tuhan
Aku seutuhnya tidak menyukaimu
Mengharapkanmu tapi tak sekalipun diharapkanmu
Dan itu rasanya seperti teriris jutaan pisau tertajam
Saat sendiri sedih nan galau
Lalu saat cinta mulai berdatangan bingung melanda
Sabarlah
Semua cerita hidup ini sesuai ketetapan Tuhan
Rindu Bak Belukar
Rindu saat bersamamu
Namun kini bayanganmu tak kulihat lagi
Kabarmu seperti tak terbaca
Rindu desah nafasmu
Rindu semua yang terjiplak pada dirimu
Tampak belakangmu penuh pesona
Tampak depanmu membuat debar di dada
Kerinduan ini ingin lekas terpenuhi kembali
Ingin kebersamaan denganmu lagi
Tapi sungguh rindu ini seperti semak belukar
Rindang tapi penuh duri
Namun kini bayanganmu tak kulihat lagi
Kabarmu seperti tak terbaca
Rindu desah nafasmu
Rindu semua yang terjiplak pada dirimu
Tampak belakangmu penuh pesona
Tampak depanmu membuat debar di dada
Kerinduan ini ingin lekas terpenuhi kembali
Ingin kebersamaan denganmu lagi
Tapi sungguh rindu ini seperti semak belukar
Rindang tapi penuh duri
Sabtu, 03 September 2016
Trauma Tapi Memaafkannya
Ikat pinggang itu lalu dilecutkan mengenai punggung dan berbekas
Raungan tangis pecah dan tak digubris
Rambut yang dijambak lalu dibenamkan muka ini ke kolam ikan
Dan tangispun terjadi lalu sedih melilit pada jiwa
Guyuran air pada kepala dari atas pintu yang terkunci
Terbersit hendak pergi tapi tertahan oleh para pemilik rumah
Dan masa kecil yang tak mengerti atas segala perilaku ini
Para pemilik rumah yang kecapaian atas perjalanan hidup
Diri ini hanyalah anak kecil yang sedang berpetualang
Bukan hendak menyalahkan tapi ketakutan di masa depan
Tak mau bila segala laku kasar ini menjadi perpanjangan
Tak mau bila keturunan diri menjadi pelampiasan atas kekasaran
Menyesali bukan karena terlahir pada keluarga ini
Menyesali pada semua perangai serta tabiat kasar ini
Kini sedang menata hati agar tak larut dalam segala trauma
Raungan tangis pecah dan tak digubris
Rambut yang dijambak lalu dibenamkan muka ini ke kolam ikan
Dan tangispun terjadi lalu sedih melilit pada jiwa
Guyuran air pada kepala dari atas pintu yang terkunci
Terbersit hendak pergi tapi tertahan oleh para pemilik rumah
Dan masa kecil yang tak mengerti atas segala perilaku ini
Para pemilik rumah yang kecapaian atas perjalanan hidup
Diri ini hanyalah anak kecil yang sedang berpetualang
Bukan hendak menyalahkan tapi ketakutan di masa depan
Tak mau bila segala laku kasar ini menjadi perpanjangan
Tak mau bila keturunan diri menjadi pelampiasan atas kekasaran
Menyesali bukan karena terlahir pada keluarga ini
Menyesali pada semua perangai serta tabiat kasar ini
Kini sedang menata hati agar tak larut dalam segala trauma
Binatang Cemburuku
Siapa itu yang kau panggil binatang ?
Kau yang menampilkan aroma ceria saat menulis namanya
Binatang penggembul tanah yang membuat kau tersenyum
Binatang yang telah membuatmu rela menantinya
Akupun bisa memanggilmu dengan binatang terindah
Bagiku kau "belibis putih"ku
Kau masih menanti binatang itu
Dan dirinya yang kau panggil binatang adalah cemburuku
Aku diam saja dan terpaku melihat kebersamaan kalian
Kau yang menampilkan aroma ceria saat menulis namanya
Binatang penggembul tanah yang membuat kau tersenyum
Binatang yang telah membuatmu rela menantinya
Akupun bisa memanggilmu dengan binatang terindah
Bagiku kau "belibis putih"ku
Kau masih menanti binatang itu
Dan dirinya yang kau panggil binatang adalah cemburuku
Aku diam saja dan terpaku melihat kebersamaan kalian
Pembunuh Bayaran
Harus dibunuh dirinya
Karena dirinya telah melukakan
Kesusahan untuk membunuhnya dengan tanganku sendiri
Seperti tak kuat untuk menikamnya
Harus menyewa seorang pembunuh bayaran
Karena sudah letih pada dirinya
Dirinya telah kacaukan hari-hariku
Dirinya tentang rasa cintaku
Dirinya rasa cintaku padamu
Dan tak kunjung berbalas darimu
Aku hidup tapi seakan mati
Karena dirinya telah melukakan
Kesusahan untuk membunuhnya dengan tanganku sendiri
Seperti tak kuat untuk menikamnya
Harus menyewa seorang pembunuh bayaran
Karena sudah letih pada dirinya
Dirinya telah kacaukan hari-hariku
Dirinya tentang rasa cintaku
Dirinya rasa cintaku padamu
Dan tak kunjung berbalas darimu
Aku hidup tapi seakan mati
Remukku Acuhkanmu
Diam dalam rasa yang berkecamuk
Tak paham pada rasa di jiwa
Ingin bicara tapi sebelah hati menahan
Tak mau ikut serta di duniamu
Tak hendak ganggui rencana masa depanmu
Dirimu yang hendak melanglang buana terbang jauh
Dan tak mau menjadi sakit dan pesakitan
Tak bicara saja denganmu, diriku sudah remuk
Apalagi kehilanganmu
Kurangkai cinta dalam fiktif dan imajinasi
Biarlah cintaku padamu sekedar fiksi saja
Acuhkanmu sudah meremukkan hatiku
Tak terbayangkan tak dicintaimu
Tak paham pada rasa di jiwa
Ingin bicara tapi sebelah hati menahan
Tak mau ikut serta di duniamu
Tak hendak ganggui rencana masa depanmu
Dirimu yang hendak melanglang buana terbang jauh
Dan tak mau menjadi sakit dan pesakitan
Tak bicara saja denganmu, diriku sudah remuk
Apalagi kehilanganmu
Kurangkai cinta dalam fiktif dan imajinasi
Biarlah cintaku padamu sekedar fiksi saja
Acuhkanmu sudah meremukkan hatiku
Tak terbayangkan tak dicintaimu
Melumut Menanti
Dia tak kunjung datang kembali
Ku setia menanti
Dia tak juga menyapa hati
Ku tetap berdiam menanti
Dia tak mencintai
Ku masih setia berdiam diri menanti
Dia tak juga sama merindui
Ku bersabar dan tetap menanti
Dia hanya berjalan melintas lewati diri ini
Ku berharap suatu saat ia akan mengerti
Dia acuh dan tak pernah berhati
Ku tak sadar jua dan masih menanti
Dia tetap berjalan dan tak berhenti hampiri
Dan aku tak bosan tetap menanti
Mungkin cintaku padamu tersimpan di hati hingga mati
Ku setia menanti
Dia tak juga menyapa hati
Ku tetap berdiam menanti
Dia tak mencintai
Ku masih setia berdiam diri menanti
Dia tak juga sama merindui
Ku bersabar dan tetap menanti
Dia hanya berjalan melintas lewati diri ini
Ku berharap suatu saat ia akan mengerti
Dia acuh dan tak pernah berhati
Ku tak sadar jua dan masih menanti
Dia tetap berjalan dan tak berhenti hampiri
Dan aku tak bosan tetap menanti
Mungkin cintaku padamu tersimpan di hati hingga mati
Makanlah Dengan Jiwa
Hari ini makanlah dengan lahap
Tak bisa mengingatkanmu setiap saat
Tak rela melihat tubuhmu dalam kelemasan
Cukuplah mencobaku menyadarkan
Karena sebenarnya tak miliki kuasa apapun padamu
Dirimu yang punya kendali pada tubuhmu sendiri
Makanlah dengan jiwa terbersih
Setiap manusia miliki kendala dalam hidupnya
Tak harus kalah lalu lemah dalam bergelut dengan kendala dan susah
Tak lagi mencoba mengusik menyadarkan tentang makan
Tak bisa mengingatkanmu setiap saat
Tak rela melihat tubuhmu dalam kelemasan
Cukuplah mencobaku menyadarkan
Karena sebenarnya tak miliki kuasa apapun padamu
Dirimu yang punya kendali pada tubuhmu sendiri
Makanlah dengan jiwa terbersih
Setiap manusia miliki kendala dalam hidupnya
Tak harus kalah lalu lemah dalam bergelut dengan kendala dan susah
Tak lagi mencoba mengusik menyadarkan tentang makan
Menunggumu Bicara
Tak betah diam tanpa guraumu
Namun sungkan kumemulai
Khawatir akan gangguimu
Mulailah bicara terlebih dahulu
Kurindu pada setiap sentuhanmu
Bicaralah kau padaku segera
Jangan hanya diam dan menyukai dalam keremangan
Rangkuliku dalam fiksimu
Karena bersama dalam cerita non fiksimu kuyakin tak akan bisa
Hanya menunggu kau bicara
Dan itu teramat menyiksaku
Merinduimu tapi kau asyik dengan duniamu
Sedih bila kau pergi tanpa seutas kata
Namun sungkan kumemulai
Khawatir akan gangguimu
Mulailah bicara terlebih dahulu
Kurindu pada setiap sentuhanmu
Bicaralah kau padaku segera
Jangan hanya diam dan menyukai dalam keremangan
Rangkuliku dalam fiksimu
Karena bersama dalam cerita non fiksimu kuyakin tak akan bisa
Hanya menunggu kau bicara
Dan itu teramat menyiksaku
Merinduimu tapi kau asyik dengan duniamu
Sedih bila kau pergi tanpa seutas kata
Ajarimu Meresahiku
Kau minta diajariku
Kau pikir diriku siapa bagimu?
Tak pernah sekalipun kau hadirkan aku di mimpimu
Kau datang dan pergi sesuka hatimu
Dan kini kau mau kuajari ?
Dan betapa tak pintarnya diriku yang tak bisa menolaknya
Karena terlanjur mengenalmu
Karena terlanjur mencintaimu
Walau kau seperti acuh padaku
Kau pikir diriku siapa bagimu?
Tak pernah sekalipun kau hadirkan aku di mimpimu
Kau datang dan pergi sesuka hatimu
Dan kini kau mau kuajari ?
Dan betapa tak pintarnya diriku yang tak bisa menolaknya
Karena terlanjur mengenalmu
Karena terlanjur mencintaimu
Walau kau seperti acuh padaku
Dirimu Yang Dewasa
Lelah
Terserah
Mungkinkah menyerah ?
Lalu mengalah
Dirimu yang beranjak besar
Segala nasehat seperti temui jalan buntu
Didengarkan tapi tak dilakukan
Dirimu tahu yang terbaik bagimu
Tak bisa awasimu dari dekat
Menjagamu dari kejauhan
Tak mau masuki duniamu yang sedang terselimuti bahagia
Dirimu yang "dewasa"
Terserah
Mungkinkah menyerah ?
Lalu mengalah
Dirimu yang beranjak besar
Segala nasehat seperti temui jalan buntu
Didengarkan tapi tak dilakukan
Dirimu tahu yang terbaik bagimu
Tak bisa awasimu dari dekat
Menjagamu dari kejauhan
Tak mau masuki duniamu yang sedang terselimuti bahagia
Dirimu yang "dewasa"
Langganan:
Postingan (Atom)