Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari: Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari : Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Jumat, 31 Maret 2017

Kangen Ini

Ia datang hari ini
Hanya mampu melihat
Tak kuasa menyentuh apalagi memeluk
Paras serta raganya redakan lelah
Ia yang tergesa-gesa menampik

Menyentuh dirinya seolah kelangkaan
Khawatir pada masa depan seperti dulu
Ia pergi dan tak pernah datang kembali


Suatu hal menyakitkan
Suatu hal yang dibenci


Kangen ini mungkin bisa reda
Saat ada dalam sentuhan dan pelukan

Tersungkur Cinta Tertipu

Dulu cinta sekarang benci
Dulu setia sekarang pergi
Dulu rindu sekarang muak
Dulu penuh sayang sekarang hati penuh riak
Cinta yang berubah dalam sekejap
Kasih sayang yang tak selalu gemerlap
Sudahi saja karena telah sukai yang lain
Dunia ini sekedar tempat bermain
Menyayang janganlah sepenuh hati
Mencinta janganlah segenap jiwa atau sehidup semati
Hati manusia hanya segumpal darah
Dan bisa tiba-tiba begitu saja berubah
Mencinta teramat sangat saat gairah belum tersentuh
Bila nafsu telah terwujud maka bosan lagi mengeluh
Diri mulai jenuh
Lalu mencari cinta yang lain sebagai ganti pelampiasan dan bergemuruh
Cinta ada dalam jiwa dan menggebu-gebu
Cinta menggebu ada saat hasrat belum tersapu
Bila hasrat telah menjelma maka cinta akan mencari hasrat lain
Dan inilah tipu daya nafsu syahwat dunia yang terjalin

Selasa, 28 Maret 2017

"Mereka" Banyak Di Neraka

Wanita para penghuni neraka
Berbaju tapi tak berbaju
Pakaian yang mengetat
Pakaian yang transparan
Menggodai para pria lalu berkata seolah mereka yang teraniaya
Terus berkata lalu menghimpun berjuta opini bahwa mereka yang tersakiti

Tak sadarkah mereka pada perbuatannya?
Atau mereka memang tak peduli lagi bahwa hakikatnya pria pemimpin dunia


Misteri Cinta Kita

Cintaimu
Sayangimu
Seperti angan dan khayal
Ketakutan semua kenyataan ini hanya imajinasi saja
Ketakutan semua pertemuan denganmu sebatas kebohongan belaka
Cintaku teramat kuat padamu
Dirimu yang telah mengangkat rasaku
Dirimu yang mengombang-ambing semua perasaanku
Tak pernah tahu dirimu sesungguhnya seperti apa
Kau bak sebuah misteri bagiku
Sebuah kotak hadiah yang akan diberikan Tuhan bila tiba saatnya
Mengharapkanmu dari jarak yang mungkin hingga puluhan ribu kilometer jauhnya
Cinta seperti misteri
Saat jauh mencinta
Saat dekat saling acuh
Berharap dalam doa terisak pada Tuhan di pertigaan malam
"Dirimu dan diriku dipertemukan dalam cinta berTuhan"

(Inspirasi dari film Sing Street)

Jangan Memintaiku Lagi

Bukankah sudah kukatakan putus?
Lalu mengapa masih meminta uang padaku?
Dengan wajah manis dan senyumnya yang mengiris
Cinta kita harus diakhiri
Karena kasih tanpa Tuhan hanya nafsu belaka
Sudahilah dan aku telah bosan
Kisah kasih kita telah kuakhiri
Lalu mengapa kau masih mengharapkan materi padaku?
Dan aku tak akan meminta lagi materi yang telah kuberi padamu
Tapi kini kita telah tiada ikatan
Aku lelah dan capek
Bila materi yang kau kejar
Maka benar adanya bahwa cintamu padaku palsu

Cinta Kita Tanpa Tuhan

Cinta tak selamanya memiliki
Cinta tak patut untuk dipaksakan
Bilamana sudah waktunya maka Tuhan akan mempersatukan
Saat kedua mata dan mata hati terbutakan oleh cinta
Nama Tuhan menjadi kelu pada lidah
Dalam gemetar menghalau
Seakan tak bisa
Nama yang tercinta menghujam
Pernahkah menangis karena menjauhi Tuhan?
Atau airmata pada pipi karena cinta pada dunia?
Berbisiklah cinta pada Tuhan
Saat hening lagi sunyi berbisiklah penuh perasaan
Dan tanyalah dengan hati terdalam
Pantaskah bercinta lalu terus-menerus Tuhan di nomor duakan?

Gerbang Tinggi

Aku harus lewat mana lagi?
Saat pintu gerbang depan rumahmu ditinggikan
Tak dapat melihat wajah indahmu sembunyi-sembunyi
Tak dapat lagi menautkan rasa yang tak terbalas
Semakin jauh saja menjadi kecintaan bagimu

Dan tak menyukai gerbang besi depan rumahmu
Terlalu tinggi dan terlihat angkuh juga seram
Seperti penyekat kasih antara kita

Fotograf Sahabat

Faktanya membutuh padamu
Ikatan kita bukanlah sepasang kekasih
Tapi tak tahu kenapa serasa tak kuasa jauh darimu
Rona bahagiaku pecah saat melihat tawamu
Inilah ikatan yang melebihi ikatan sedarah
Aku sangat sayangimu karena perjalanan cerita hidup kita


Seperti saudara kembar langkah juga hati kita
Ada kalanya marah tapi tak layak lama membara
Waktu bersamamu walau ada marah tapi rindu canda tawa terlalu membuncah
Antara kita seolah tiada lagi batas
Lintasan-lintasan cerita seru masa muda
Ikrar kita berdua adalah persahabatan nan tulus
Yang terjadi hari ini akan menjadi kenangan masa dewasa
Ada kalanya hari sedih tapi sepanjang menit suka menyertai derap kaki kita
Hapuslah semua dendam karena tak layak menghitam pertemanan kita ini

Sabtu, 25 Maret 2017

Hasrat Telah Mencandu Akut

Setelah mencandu rasa
Kini menantinya dalam pengejaran
Serasa tak mudah dapatkan hasrat cinta
Melihat parasnya setelah bertahun-tahun
Ingin mendekapnya
Hari ini hujan
Kemarin dirinya tak tampakkan batang hidung
Apakah dirinya merasa pada hasrat ini?
Hingga dirinya senantiasa berusaha hindari?
Sungguh ingin bersamanya seperti yang sekarang ini
Karena percanduan yang kini telah bosan
Dan mungkin ini kegilaan setan
Hasrat mencandu sesat telah akut

Barusan Hilang Gairah

Barusan lelah
Tiada lagi semangat
Menguap cinta yang dahulu dikejar-kejar
Saat ranumnya terpetik
Gairah rasa perlahan memudar
Ingini putus serta menjauhi
Lalu mencari dan mengejar rasa ranum yang lain
Sensasi saat mengejar dan menaklukan sang ranum
Bila telah terkelupas maka rasa bosan kembali menggeliat
Barusan pagi hasrat denganmu memudar
Tak menggebu-gebu seperti pertama kali mengenalmu
Ranummu tak lagi membuat penasaran
Telah terkulai ranum itu
Lalu setelah barusan pagi
Ingin sudahi kebersamaan denganmu
Karena barusan telah hilang gairahimu

Tak Kunjung Berbalas Kasih

Selalu saja ada namanya kau sebut
Seolah kau tepikan kisah kasih kita
Kau anggap apa semua cerita kita?

Saat kutanyakan kau malah balik bertanya
Apa?

Kau tak mengerti atau dusta tak mengerti?

Kau tak harus menyuruhku pergi
Karena terlanjur menyukaimu
Walau kau lebih sering memujanya dalam pembicaraan kita

Aku yang mengalah demi kau bahagia

Potret Media Sosial

Saat potret tersebar di media sosial
Sesungguhnya sudah menyetujui terpatri di manapun
Resapi dan teladanilah dalam bergambar
Seperti telah kusimpan potret-potretnya
Karena hingga saat ini dirinya serasa jauh walau dekat
Seharusnya tiada amarah saat potret terpampang dimanapun
Karena potret-potret di media sosial merupakan terlegitimasi publik
 Mau ataupun tak mau potret-potret itu telah menyebar
Bila memang tak mau potret terpampang di manapun maka sembunyikanlah
Potret-potret di media sosial bak belati bermata dua
Bijaklah dalam memotret
Senanglah dalam memotret
Seperti aku yang sukacita saat menyimpan semua potretmu

Monitor Terkasih

Mata yang lelah
Terlalu lama menatap gambar-gambar
Silaunya tak jua membuat bosan
Selalu saja ada cerita baru dalam penyelaman
Dan seperti gila dibuatnya
Tertawa bahkan menangis
Marah bahkan canda menjadi saru
Tangan lalu otak menjadi layu
Tubuh kaku karena sepanjang hari mematung pada wajah berganti rupa
Saat semua gelap tak ada daya untuk menyala
Lalu diam dan sedikit kesal
Setengah gila
Setengah mati
Bagai mayat hidup
Komputer berinternet buat manusia bernyawa seolah mati

(Inspirasi dari status media sosial akun "FY" di 24 Maret 2017)

Matrealistik

Yang kumau darimu bukan cinta
Pulsa, seikat bunga, coklat, es krim bahkan uang
Dan jangan sekali-kali bicara cinta nan tulus
Cinta tulus lagi sejati hanya pada Tuhan
Selama masih bercinta dengan dunia maka materi jadi pamungkas
Bersilat lidah "materi tak bisa membeli segalanya"
Kataku "terserah mulutmu"
Bila cintaiku maka berikan berjibun limpahan materi
Bila tak mampu maka tak usah cintaiku
Yang kumau darimu bukan cinta
Semoga kau bisa memberiku banyak materi
Karena katamu "cinta telah membutakan segalanya"
Akal sehat tak lagi digunakan
Nafsu berbalut cinta walau sesat telah iblis racik seolah benar pada hati juga mata

Jangan Bertopeng Di Mukaku

Jangan berlagak baik
Jangan berlagak jujur
Jangan berlagak setia
Jangan berlagak mencinta
Jangan berlagak penuh berTuhan
Kedua bola matamu tak bisa berdusta
Topeng kebaikan kau kenakan
Kedok baik belaka

Sungguh, muak

Selasa, 21 Maret 2017

Cintaku tak Terlihat

Kau bayang
Asyikmu dengan percintaan semu yang lain
Tak bersamaku maka biarlah
Awas
Hati-hati dalam berhati
Hanya itu pesan dariku
Cintaku yang tak kunjung terlihat olehmu
Kurangkai kecintaan tak berbalas dalam sajak sendu

Kau Laksana Karang

Kumenulis kata-kata rindu nan panjang
Tanyaku tentang harimu juga langkahmu
Jawabmu sesingkat dengan 1 kata
"Oke" atau "baik"
Ingin pergi saja tapi telah menancap duri cinta
Kau tak merasakan panasnya saat lalui lautan bara api
Hatimu laksana karang
Menyerah dan tak lagi ikuti harimu
Biarlah kau dengan pemberi semangat dari yang lain
Mungkin kelak cemburu saat kau bersama yang lain
Bila bahagiamu tak bersamaku itu bisa dimengerti
Kagumimu sedari dulu
Pengagum rahasia dariku padamu
Sadari tak bisa milikimu utuh
Tak mau ambil hari sukamu saat bersama lingkaran pertemananmu
Awas,
Hati-hati saat berjalan
Cukupi menjadi monitor dalam setiap harimu
Bosan atas tak peka hatimu
Laksana karang kokoh lagi kuat hatimu
Aku lelah merinduimu

Minggu, 19 Maret 2017

Cintaku Tak Padam

Aku akan tertawa untukmu
Aku akan menangis untukmu
Suka dukaku hanya untukmu
Bahkan hidupku untukmu
Aku yang gugup dan kaku saat bertemu
Berbohong padamu tentang cintaku membuatku gemetar
Aku suka langit dan awan yang berarak
Aku suka laut
Aku suka pelangi
Aku menyukaimu walau aku selalu berbohong
Seperti jujurku saat tak meyukaiku makan ikan
Atau jujurmu saat tak menyukai tusukan jarum
Sakitmu jangan membuatmu lemah
Setiap yang bernyawa akan mati
Tapi janganlah menyerah
Seperti aku yang tak berhenti menyayangimu
Walau dirimu hampir tak merasakan getaran rasaku
Usah menangis dalam kehidupanmu
Kau tahu
Selalu ada aku dalam mencerahkan harimu
Datanglah setiap waktu kapanpun kau butuh
Walau cintaku tak meresap di hatimu
Bila tak mencintaiku membuatmu bahagia
Kusimpan rasa kagum mencintaimu selamanya

Kau merupakan pusat duniaku

( inspirasi dari film Korea "My Girl And I )

Kamis, 16 Maret 2017

Lembutlah Dalam Bertutur

Jangan kasar berbahasa
Lembutlah dalam bertutur
Sejujurnya ada kekaguman padanya
Namun apa hendak dikata
Mendekatinya seluruh sapa berbalas curiga
Ketakutan menjadi raja dalam jiwa
Hanya melihatnya
Jujur menjadi pengagumnya

Indah Semalam

Dalam remang saling mengasihi
Indah semalam bersamamu
Dalam dingin tak beruang
Hanya coba membuatmu nyaman
Lamalah saling mengasihi dan menyayangi
Walau tercetus bosan saat dirimu mencoba mengelak dan menjauh
Tapi kemudian kau merajuk tak mau lepaskan pelukan
Indah semalam dan lewati segala kerinduan

Bosan Denganmu

Cintaimu telah membuatku bosan
Muak dengan segala kemauanmu yang egosentris
Ingin sudahi saja
Biar kau cari rasa cinta yang lain
Adakah yang setulus rasa cinta yang kuberikan?
Lepaskanlah aku karena telah bosan dengan semua gayamu

Potongan Kue Pertamaku

Datanglah ke pesta ulang tahunku
Banyak balon juga ada badut yang siap menghibur
Berbagai makanan dan minuman tersedia
Dan satu hal yang pasti
Ada kue ulang tahun berhias lilin usiaku
Tahukah kamu?
Potongan pertama kue ulang tahun untukmu
Karena aku telah jatuh dan mencintai padamu

Minggu, 12 Maret 2017

Kisah Ini Dan Sahabat

Kau tak akan mengerti isi hati ini
Cukuplah jadi pendengar setia
Cukuplah berada di sisi
Bersamamu menemani
Jagalah selalu semua cerita hidup ini
Kau sahabat sejati
Bila Tuhan masih mengalungi
Jagalah selalu kisah ini dengan mulut terkunci
Nyaman berbagi kisah denganmu tapi kau tetap manusiawi
Suatu saat entah kapan mungkin kau ucapi
Kisah ini tak seluruhnya terbagi
Ada kisah yang tetap terselubungi
Jangan memaksai
Dan cukup kau mengerti

Kabarmu Kabarilah

Lagi apa?
Sedang dimana?
Tanya ini karena merindu
Jangan acuh
Jangan pura-pura tak melihat
Dan sangat ingin pelukan hangat

Sabtu, 11 Maret 2017

Diamku Dalam Cintaimu

Benci dalam diam-diam mencintaimu
Melihatmu dalam-dalam dirimu yang berjalan
Dan tidak bisa berbuat apapun agar kau mengerti akan cintaku
Sudahlah
Bicarakupun tak bersauh di hatimu
Cintaku hanya sebatas diam-diam
Dalam getar melihatmu dalam perasaan debar
Dan tak jua bisa mendekap lalu memilikimu utuh
Diamku dalam cintaimu
Hanya sebatas diam
Dan sungguh tak bisa lebih
Karena kita berdua miliki begitu banyak beda

Selingkuhmu

Kau pergi menjauh
Kau bermain hati dengan yang lain
Setiaku terabaikan
Cintaku hanya terbalas kecewa
Mencintai dunia tak sepatutnya seluruh jiwa
Kau pergi
Kau buat nyeri
Kau kira diriku hanya bersauh untukmu
Pergilah
Karena cinta dunia tak wajar bila Tuhan tak membadan
Sungguh tanpamu diriku baik-baik saja
Mencintaimu sekedar tiba saatnya untuk cinta
Kepergiaanmu kuyakin memang saatnya untuk pergi
Kecewaku karena diri ini manusia
Dan memaafkanku namun tak akan lupa
Permainan hatimu dengan yang lain saat bersamaku
Sadarku bahwa cinta dunia tiada yang setia
Mencintai Tuhan merupakan cinta setia sejatiku

Jumat, 10 Maret 2017

Topeng kebajikan Terkuak

Lulusan berbasis agama tak menjamin
Tingkah laku lulus bak cermin
Bersembunyi di balik ayah yang bilang "aamiin"
Menyetujui sang anak lelaki yang memegangi alat kelamin

Bergumul dengan wanita bersuami
Selama belasan tahun dan coba bersembunyi
Topeng yang terkuak seolah tak membuat malu hati
Tak gubris walau sedarah perempuan banyak dimiliki

Ingin ludahi mukanya
Soleh tapi bak iblis dalam jiwa
Muak pada sandiwara
Topeng kebajikan yang tersutra

Ingin hantami seluruh raganya
"Banci" menggodai wanita yang miliki suami resmi berakta
Simpan nomornya dalam telepon bersandi asmara berselubung cinta
"Anjing" terus membelai wanita tapi istrinya terus jadi terdakwa

Urusan dunia mungkin selesai
Tapi dengan Tuhan pesta belumlah usai
Tampak harum wangi strata sosial tapi terlihat bak keledai
Bila di dunia selamat maka menghisab kelak di tempat tak berandai

Anak-anaknya berayah tapi tak berayah
Lelaki yang dipanggil "ayah" sedang bermain vagina milik orang tanpa lelah
Lelaki "ayah" yang payah
Mencumbui istri orang dan tak mau di cap sebagai pesalah

( Cikampek, Jum'at-Sabtu. 11:04. 3 - 4 Maret 2017)

Dansa BerTuhan

Berdansa sendiri
Menari sendiri
Apapun istilahnya
Maka tetap bergerak
Tanpa musik
Nada menghentak hanya dalam kalbu
Meliuk-liuk ditemani sekelebat bayangan sendiri
Hanya bayang yang setia menemani hingga akhir
Bayang hitam ini tak akan pernah lari

Tarian sedih atau tarian gembira
Sang bayangan tetap di sisi
Menarilah tak peduli walau seorang diri
Karena yakini jalan Tuhan dalam menari
Sesungguhnya tak sendiri
Ada nama Tuhan dan menari

(Cikampek, Jum'at, 20:11 wib. 3 Maret 2017)

Benci Mencintaimu

Bukan yang pertama kau tak jujur dalam berkata
Lagi dan berulang-ulang hingga berbekas pada dada
Dan berulang-ulang juga memaafkan dan membiasakannya
Dan sungguh benci untuk mencinta tapi tak berkutik
Kau permainkan terus segala hasrat
Alasan yang kau pakai terlihat nyata tak bernyata

Hujan pagi ini mendinginkan
Kau menolak berbagi hangatnya pelukan

Benci tak jujurmu
Benci masih menunggumu
Benci untuk mencintaimu

( Cikampek, 11 Februari 2017)

Membisunya Kau

Sedang sibuk
Mengganggu saja
Sedang ringkih
Tak sudi membalas rindu
Salahkah bila menipu cintaimu?

Tak mau kau diam
Sentuhilah rasa ini
Ada debar saat kau mulai menyapa
Atau kau mulai gentar?
Atau kau bosan pada sejuntai remang rahasia?

Membisumu
Membencinya tapi tak bisa tinggalkanmu
Dan ini tentang perasaan memuja
Mendambakan kau katakan suka

( Cikampek, 10 Februari 2017)

Jendela Rasa

Mengetuk
Menanti bunyi berbisik
Dirimu yang muncul dari luar jendela
Muncul dengan sepotong wajah
Senyuman Rasa
Gubahan cinta
Bisikan hasrat
Memacu dari luar jendela
Terusik lalu kubuka jendela
Seutas senyum tersungging

Kurengkuh
Menggeliat
Sesaat
Sesegera mungkin memagut mengecup segera
Melenguh mengejang sesaat saling berbagi hangat

Jendela yang buat rasa
Dan tak bisa membawa melalui jendela
Melangkah lewat pintu hati
Memegang saling meraba
Memeluk dan tuntaskan sedikit rindu

Debar rasa yang ada
Dalam lorong kotor
Sekotor cinta berawal dari jendela
Memecah jiwa
Membuat jantung berdebar

Ajaklah tidak hanya saling memagut di jendela
Gapai seluruh tubuh
Baringkan dalam ketelanjangan raga
Saat rumah tak bernyawa

( Cikampek, 10 Februari 2017)

Siluet Kehidupan

Hitam

Melihat seluruh alam dengan warna tak terang
Menghirup udara terasa nyaman
Inilah yang diingini
Saat merasa diri lemah tak berarti
Gambaran dunia terpapar terlihat keruh
Tak bening dan tak selalu berwarna

Memandang alam dengan perasaan sama di hadapan Tuhan
Tak ada beda
Tak peduli status sosial manusia
Dalam hitam melihat sebuah siluet
Siluet hitam dalam kehidupan

( Cikampek, 31 Januari 2017)

Rabu, 08 Maret 2017

Habil Dan Qabil

Buat kamu yang sedang berlari
Apalagi yang hendak kau buktikan?
Aku lelah menjaga dalam doa
Segalanya sekarang terserah padamu
Dirimu yang bukan lagi dua bocah serupa nan lucu
Menyukaimu walau terbingkai dalam kelunya lidahmu
Tak pernah terpikirkah olehmu ada yang teriris hati atas sikapmu

Mereka bukan marah
Mereka sangat peduli
Tak mau melepasmu seperti aku
Karena aku sekedar orang luar
Tapi mereka darah dagingmu
Jangan membunuh mereka secara tak langsung
Karena kau bukan salah satu kembar dari anak Nabi Adam

Sekarang kau sedang asyik bersama yang bukan darah dagingmu
Kau agungkan pertemanan yang tak tahu hendak dibawa kemana
Teman tak menjerumuskan ke lembah hitam
Bila teman seperti itu maka riskan pengkhianatan
Bukalah mata hatimu
Raihlah tangan-tangan Tuhan
Aku bukan darah dagingmu sama seperti teman yang menghitamkanmu
Tanyalah hatimu
Seorang teman sejati tak akan pernah membawa kegalauan
Kembalilah kepada Tuhan
Bila memang darah dagingmu masih membuatmu riskan
Kau bukan seperti Habil dan Qabil
Kau bukan seorang kriminal

(Buat yang sedang dalam pelarian dan pencarian kesejatiaan teman "H" , sayangimu)

Jumat, 03 Maret 2017

Andai Nafsuku

Ingin kulingkari semua hari dengan hari libur
Ingin kulukis segala cuaca dengan kedinginan
Ingin kubingkai waktu yang beranjak dengan senja
Ingin kumusnahkan semua pengintai kisah cinta kita
Namun semua hanya andai-andai
Dirimu yang terus saja berkelit dengan segudang alasan
Diriku yang merindu

Ach, sudahlah
Andai ini terlalu penuh nafsu