Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari: Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari : Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Jumat, 31 Januari 2020

Cerita Rinduku Padanya

Merindukan cinta
Menunggu dengan degup jantung terkencang
Derunya kunanti
Ketukan pada pintu menantiku di balik pintu
Hampir kehilangan kata-kata
Sesaat tak beride menuliskan cerita rindu ini
Karena kerinduan padanya selalu terulang lagi
Dengan waktu yang berbeda tetapi dengan rasa yang sama
Sepertinya tak akan pernah cukup untuk menggenapkan sebuah rasa
Karena pada dasarnya manusia miliki emosi juga nafsu
Begitupun dengan rasa rindu
Begitupun pada rasa rinduku padanya
Selarut ini masih memikirkannya
Dan tak tahu apakah dirinya sama juga merindukanku?
Tak pernah menyesal miliki rindu padanya
Ini cerita rinduku padanya yang tak pernah akan selesai
Karena bagiku rindu beserta cinta merupakan 2 hal yang berbeda

Senin, 27 Januari 2020

Dirinya Sekedar Melukakan

Dirinya berubah dan telah berbeda
Padahal belum sempat mengecup serta memeluknya
Hujan sore hari menambah rindu bercampur kedinginan tiada tara
Hampa

Dirinya berkutat dengan sibuk-sibuknya
Kesibukan dunia bersama aktifitas juga teman-teman barunya
Memupus rasaku yang bersemayam sedari dulu di jiwa
Untuknya
Padanya
Tak pernah tergeser walau sehasta

Dirinya pergi dan belum sempat bercinta
Dirinya tak mencinta

Dirinya sekedar mampir lalu meninggalkan luka

Jingkrakan Badut

Badutpun berdansa
Goyangannya untuk memupus rasa nestapa
Badutpun menghibur lalu tertawa
Hiburan juga tawanya untuk mengikiskan rasa duka
Jangan pernah mengintip saat badut memoles wajahnya
Karena badut menahan duka
Warna-warna di wajah terkadang luntur tersapu airmata
Karena badut tak takut pada hantu atau apapun
Badut sedang bersedih untuk mereka yang berkata sayang tapi penuh rasa bohong

Jumat, 24 Januari 2020

Cintaku Memaksaimu

Ingin menulis
Tapi lewati tempat dudukmu yang kau beri acuh
Tak sedikitpun kau melirikku
Tak sedikitpun kau memberi tanda untuk inginkanku
Sialan!
Diriku yang terlalu terbawa perasaan
Merasa kau inginkanku
Haruskah memaksamu?
Haruskah memeluk tubuh sintalmu dengan paksaan?
Haruskah mencium bibir ranummu dengan paksaan juga?
Seharusnya cinta tak memaksa
Tetapi diriku mencinta sedangkan kau tak merasa
Cintaku memaksa
Memaksai agar dirimu mauiku

Selasa, 21 Januari 2020

Negeri Bedebah

Sesak
Tak leluasa bergerak
Walaupun degup jantung masih berdetak
Berseliweran ibarat laron
Terkadang bersembunyi karena tiada karcis peron
Banyak bajingan
Banyak bedebah
Banyak oportunitis
Banyak penjilat
Di negeri para bedebah semua milik para cukong serta penguasa beserta handai tolan
Laron-laronpun berserakan tanpa sayap
Sayapnya nan rapuh bidikan para bedebah

Senin, 20 Januari 2020

Monyet Tak Bercermin

Mereka bilang saya "monyet"
Mereka bilang saya "tolol"
Mereka bilang saya "goblok"
Mereka bilang saya "biadab tak beradab"
Mereka bilang saya "tak pernah bekerja"
Mereka bilang saya "tak beriman"

Berkata tapi tak miliki cermin
Mereka yang sedang mengatur siasat kelicikan
Mereka yang menggunting dalam lipatan dan membunuh teman seperjalanan
Mereka yang tiba-tiba pergi sebelum selesai
Mereka beralasan memutar balikkan fakta
Topeng kebaikan juga topeng ketuhanan yang mereka kenakan
Mereka sebenarnya monyet dalam raga manusia

Mereka menasehati tapi tak pernah bercermin

Mereka monyet-monyet yang tak bercermin

Terlanjur Mencinta

Jatuh cinta
Pada sebuah nama
Tapi tak dipedulikannya
Memasrah lemah pada selimut jala
Dinginnya masih menelusup hingga dada

Kasarnya
Dia berkata

Rasa
Dia tak peka

Menjauhi tapi tak kunjung bisa
Terlanjur telah mencanduinya sebagai cinta

Bisnis Basah Jualan Orang Susah

Semalam lewati sebuah jalan
Jalan yang licin tersiram hujan yang turun
Gerimispun masih bernyanyi dari langit
Tetapi ada wanita-wanita tangguh berotot berdiri menunggu
Bisnis basah
Inilah cerita tentang jualan orang susah

Dingin
Menanti yang ingin terhangatkan
Dan tak berani menawar harga
Karena
Malam ini hanya ingin segera tidur saja

Lumut Rinduku

Harus bagaimana lagi padamu?
Setia menunggu
Pada kepingan yang terkoyak pada sebuah rindu
Hanya berani pada waktu
Mengadu
Cinta yang tak kunjung berbalik bertalu
Adakah kau di sana merindu?
Atau kau sekedar memberikan janji juga harapan cinta yang palsu?
Pada dunia yang rapuh tak usah berceritamu
Jadikan saja kisah cinta ini sebuah rahasiamu

Selasa, 14 Januari 2020

Dirimu Yang Biasa

Untuk dirimu yang punyai tanda lahir di lambung kanan

Dirimu yang menarik menawan terlihat di kejauhan
Tetapi saat terlihat dari dekat dirimu menjadi biasa saja
Walau dirimu terlihat biasa terlanjur seluruh aura tubuhmu membius diriku

Ingin gumuli dalam ruang remang-remang

Lokomotif membumbungkan asap ke langit
Getarannya semakin memacu hasrat

Hari ini telah kukalahkan rasa mau
Tak lagi menjadi pemujamu
Diriku yang mencinta tapi dirimu tak merasa

Cukuplah!
Tak akan lagi melihatmu dalam suka
Karena cinta seharusnya peka juga merasa

Pendosa Inginkan Cinta

Adakah cinta untukku?
Ataukah terlalu lelah cinta mendekatiku?
Atau juga diriku yang begitu banyak dosa hingga cinta tak kunjung hinggap?
Pendosa sepertiku juga inginkan suatu cinta
Ampuni segala dedosa
Agar bisa mencumbu cinta
Sebelum ajal menjemput

Sajak Yang Sama

Menulis sajak tak beraksara
Karena cerita perjalanan kehidupanku tak seluas mereka
Merapikan butiran-butiran cerita
Mengumpulkannya menjadi sekarung kisah penuh rasa
Tapi seolah tak cukup menulis dan bercerita
Terlalu banyak pengulangan peristiwa
Ataukah memang setiap kejadian persis sama?
Tetapi tak mampu mengambil ilham dan hikmahnya?
Tak tahulah!
Mungkin terlalu angkuh
Hingga menulikan pendengaran
Hingga membutakan penglihatan
Juga menutup rapat nurani, mata hati serta logika
Untuk semua nasehat kebaikan

Rabu, 08 Januari 2020

Rasamu Yang Bersembunyi

Demi berjumpa denganmu telah kususuri jalan yang tak mudah
Terlalu muluk bila mengharapkan satu pelukan bahkan ciuman yang terindah
Saat lintasi rumahmu
Perlahan kupelankan laju kedua kakiku
Tetapi dirimu tak tampak walau batang hidungpun
Pada kegelapan
Pada pencahayaan
Tak menemukan dirimu juga
Sungguh telah merindu
Serasa berat beban pada kalbu
Dimanakah dirimu?
Izinkanku untuk mencumbu
Hingga reda perih menanggung bermilyar rasa rindu
Dirimu yang entah berada di mana
Kumemanggil sebuah nama
Namamu yang mengalir lirih pada jiwa dan lisan
Cintaimu
Walau dirimu kerap tak merasakannya

Senin, 06 Januari 2020

Mauku Atau Mau Mereka

Kamu terlalu sempurna untuk diriku yang sederhana
Ritme berjalan kaki dan berlari tentulah berbeda
Lalu
Untuk mendapatkanmu harus bagaimanakah diriku?
Berlariku?
Atau
Berjalanku?
Sungguh menyadari
Sekuat bagaimanapun mengejarmu
Bila takdir mengatakan "TIDAK" untuk kebersamaan kita
Maka sekali lagi
Tak akan mewujud kebersamaan itu
Lantas untuk apa bersikukuh mempertahankan yang terserabut?
Tanyakan hati
Masih sebegitu pedulikah pada penilaian tetangga?
Hingga melupakan arti bahagia untuk diri sendiri?

Jumat, 03 Januari 2020

Inginkanmu Bukan Hanya Sebatas Mimpi

Tiba-tiba mencintaimu seperti ini
Inginkanmu bukan sebatas mimpi
Saling menciumi
Saling merengkuhi
Dalam temaram sudut ruang ini
Cinta tak bisa ditebak datangnya
Jangan salahkan cinta
Jangan salahkan waktu yang punyai cerita
Cinta tak bersalah karena saat ini tak berdusta
Bila dirimu tak menerima sebongkah rasa
Maka mungkin, iya mungkin kesalahanku dalam mencinta
Jauhnya jarak menghalangi
Bedanya rasa membatasi
Cinta seharusnya bisa memenangi
Tapi cintaku padamu bukan untuk memaksai
Saat ini
Mencintai
Ketulusanku dari lubuk hati
Entahlah esok atau lusa hari
Hanya ingin bersamamu
Tanpa saling memaksa untuk memberikan sebentuk materi yang terkadang menipu
Sungguh kuberkata hari ini
Inginkanmu dan semoga bukan hanya sebatas mimpi