Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari: Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari : Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Rabu, 15 Desember 2021

Kontaminasi Rasa

Kau pikir aku tak rindu?
Seolah tak ingin berbagi ayah ibu
Ingin selalu diperhatikan dan menjadi anak yang nomor satu

Aku menyukaimu
Aku menyayangimu
Aku mencintaimu
Dan dengan mudahnya berkatamu
"Jangan khawatir, segera akan kau hilangkan semua rasa itu"

"Jangan panggil aku anak kecil, papa!"
"Jangan panggil aku anak-anak, mama!"

Aku sudah besar
Aku sudah berikan kalian cucu

Tetapi kebodohan narasi serta argumen yang menyumpal telinga bahkan tutupi otak dan nurani
Hingga menafikan diri bahwa aku masih darah daging dan anak orang tuaku

Tak beralasan bila melarang bahkan tak menyetujui bila orang tuaku memanggilku masih dengan "bocah kecil mereka"

Rumah besar yang hampa
Harta berlimpah yang kosong
Topeng ketuhanan masih dikenakan

Keluguan juga kepolosan beserta perilaku ketuhanan bak sebuah alibi
Ada perilaku-perilaku keji bercampur arak yang coba ditutupi

Berdusta sujud padahal bau kesetanan

Aku bersumpah bahwasannya "aku akan mati!"
Camkanlah itu wahai para pengotor-pengotor hati
Untuk apa menjadi pencuri-pencuri?
Untuk apa takabur serta sombong menjamah hati?
Bicarakan manusia dengan mengendap dan pada tempat-tempat sepi
Pantaskah berteman bila hanya berkalung kebusukan diri?

Kamu begitu tega
Aku memang telah lama padamu jatuh dan mencinta
Tetapi kaupun tak berhak mengombang-ambingkan diriku dalam rasa
Akupun terjebak pada sebuah pengharapan nan abu-abu darimu tak berjiwa

Kematian Yang Misterius

Kuketuk pintu hati
Mungkin sedikit mendorong paksa
Ada apa denganmu prasangkaku dari dulu sadari
Terasa kau tancap sembilu lalu menganga luka

Diammu
Tak banyak bicaramu
Ada nyeri-nyeri batin yang tak kau ungkapkan
Hingga sendirimu dalam kematian

Maafkan!
Ini terjadi lagi
Teruntuk seorang teman
Teman yang terasa saudara di hati

Menangisku terlambat
Airmataku menggenangi
Nyeri yang tersumbat
Membayangkan kau sendiri melepaskan hidup di bumi

Sesak pada dadaku
Aku yang tak ada saat kau bicara dengan Izroil
Kematian sebuah kepastian dengan sebab yang misterius begitupun dirimu
Kau teramat baik dan bak bunga basil

Kesedihan saat kehilangan
Kala hidup bak terlupakan
Maafkan!
Sesalku dalam tangisan