Kau pikir aku tak rindu?
Seolah tak ingin berbagi ayah ibu
Ingin selalu diperhatikan dan menjadi anak yang nomor satu
Aku menyukaimu
Aku menyayangimu
Aku mencintaimu
Dan dengan mudahnya berkatamu
"Jangan khawatir, segera akan kau hilangkan semua rasa itu"
"Jangan panggil aku anak kecil, papa!"
"Jangan panggil aku anak-anak, mama!"
Aku sudah besar
Aku sudah berikan kalian cucu
Tetapi kebodohan narasi serta argumen yang menyumpal telinga bahkan tutupi otak dan nurani
Hingga menafikan diri bahwa aku masih darah daging dan anak orang tuaku
Tak beralasan bila melarang bahkan tak menyetujui bila orang tuaku memanggilku masih dengan "bocah kecil mereka"
Rumah besar yang hampa
Harta berlimpah yang kosong
Topeng ketuhanan masih dikenakan
Keluguan juga kepolosan beserta perilaku ketuhanan bak sebuah alibi
Ada perilaku-perilaku keji bercampur arak yang coba ditutupi
Berdusta sujud padahal bau kesetanan
Aku bersumpah bahwasannya "aku akan mati!"
Camkanlah itu wahai para pengotor-pengotor hati
Untuk apa menjadi pencuri-pencuri?
Untuk apa takabur serta sombong menjamah hati?
Bicarakan manusia dengan mengendap dan pada tempat-tempat sepi
Pantaskah berteman bila hanya berkalung kebusukan diri?
Kamu begitu tega
Aku memang telah lama padamu jatuh dan mencinta
Tetapi kaupun tak berhak mengombang-ambingkan diriku dalam rasa
Akupun terjebak pada sebuah pengharapan nan abu-abu darimu tak berjiwa