Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari: Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari : Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Minggu, 28 September 2014

Angkara Indah Dosa

Dalam keindahan yang seolah tiada batasnya
Banyak angkara dalam keindahan yang semu
Terlalu penuh angkuh dalam damai yang dusta tampak pada mata
Penghormatan yang dipaksakan karena semua pembicara telah gagu

Silahkan saja terus berontak tanpa mengindahkan kaidah
Kecapaian bila harus terus menjelaskan
Membusa mulut menjabarkan tentang akidah
Dan mereka kaum yang tidak mempercayai Tuhan

Habis sudah rasa sabar ini
Aku manusia bukan nabi
Aku pergi
Aku tak peduli


Tuhan Bukan Mainan

Terima kasih atas akal yang diberikan
Terima kasih atas pertemanan
Terima kasih kini lebih paham makna kelelakian

Tak mau lagi bercanda dengan dedosa
Tak sudi lagi terombang-ambing nafsu semata
Tak peduli atas perkataan sesatnya dunia

Dalam langkah menuju Tuhan aku pahami
Dunia tak untuk berharap penghormatan insani
Ada hidup setelah mati

Aku terhuyung berharap meraih cahaya iman
Sangat bodoh bila menggadaikan Tuhan

Karena Tuhan bukan mainan

Hari Bahagiamu

Maaf, bila kata-kata ini terlambat
Hari bahagiamu telah terlewat

Tiada hadiah yang kuberi
Hari bahagiamu maka cintai

Harapku padamu Tuhan selalu bersama
Karena sungguh gembiralah di hari bahagia

Sabtu, 27 September 2014

Tidak Dengan Kamu

Tidak denganmu karena kebisuan yang ada
Bicara padamu seperti menghadap tembok baja
Sahutan yang kunanti tak ada
Percuma

Menunggu kau bicara membuat hati teriris
Kosakataku seakan habis
Aku hanya berkata
Kau hanya mendengar saja

Ceritaku mungkin tidak dengan kamu



Konyolnya Diri Yang Angkuh

Jika Tuhan sanggup kuatur maka aku ingin jadi tuhan
Tapi aku hanya hamba
Tak layak sombong menjadi candu kehidupan

Bila sepi merajut dalam badan lantas salahkan Tuhan ?
Bila derita menghantam hidup lantas sudutkan Tuhan ?
Adilkah aku ?

Kerdilnya jiwa bila segala duka disalahkan pada Tuhan
Seharusnya dapat lebih membaca salah diri
Bertafakurlah aku dalam dedosa

Maafkan aku, Tuhan
Bila hanya nafsu bahagia saja yang ada dalam otakku
Karena selalu ada nasehat di setiap jalan Tuhan

Manusia Biasa

Kisah hidupku biasa saja di bumi
Tiada yang istimewa dalam perjalanan ini
Dalam hidup suka duka datang silih berganti
Dalam hidup cinta dan benci datang dan pergi

Aku manusia biasa

Terkadang menangis lalu terkadang senyum penuh tawa
Inilah hidup penuh romantika
Tak hendak berbagi cerita
Cukup berbagi dengan Tuhan saja

Karena aku manusia biasa

Jumat, 26 September 2014

Dirinya Bukan Untukku

Kesedihan yang kurajut hanya semakin melukakan hati
Dirinya yang semakin terasa mengaburkan dalam pandangan ini
Dirinya yang semakin terasa jauh dari genggaman ini

Kebahagiaan yang hendak kubagi bagi siapapun yang mau
Bila dirinya tak sudi maka biarlah aku
Bila dirinya tak lagi datang maka biarlah aku

Tak selayaknya sedih terus kupeluk


Kamis, 25 September 2014

Lindungi Diri Ini

Aku merasa lemah saat bersujud pada Tuhan
Serasa lemas sekujur badan
Erangan zikir pada mulut tak sinkron dengan otak
Pada siapa lagi aku berserah diri selain pada Tuhan
Rintihan dunia dalam dada merusak otak saat mengingat jumlah bilangan shalat

Aku menghadap Tuhan dalam cangkang kotor
Takut bila segala ibadah ini tak sempurna
Ada tangis tertahan dalam dada
Zikir-zikir ini panjang memohon segala kebaikan
Lindungi diri ini

Burung Itu

Ada saja keingintahuan dalam pikiran
Ada saja jiwa yang mau tahu segalanya

Saat melihat menengadah ke cakrawala nan luas
Saat melihat beburung terbang beriringan

Sejumput tanya dalam diri muncul

Apakah burung mengenal rasa takut pada alam ?
Apakah burung mengenal khawatir pada dunia ?

Saat terbang pernahkah terlintas takut akan ketinggian ?
Pernahkah bosan pada kumpulan awan dan langit yang sama saat terbang ?

Saat mengepakkan sayap pernahkah merasa lelah juga capai ?
Pernahkah burung-burung merasa perutnya mual juga kembung karena tersapu angin ?

Saat burung kecil terbang pernahkah merasa cemas akan jatuh menukik kencang ke bawah ?
Pernahkah burung-burung merasa takut pada dunia ?

Burung itu tetap saja terbang dan selalu terbang
Aku mengerti burung tak berakal dan hanya manusia yang berakal

Burung hanya ikuti nalurinya dan manusia harus kendalikan nafsunya
Burung tak pernah kecewa pada dunia

Lalu haruskah diri menangisi dunia ini ?



Minggu, 21 September 2014

Rindu berTuhan

Lalu aku berlari mengejar Tuhan
Dalam hati yang gembira juga dalam hati yang duka

Mendekati Tuhan sungguh tak pernah mudah
Selalu saja ada buhul-buhul bisik yang menggoda

Dalam langkah-langkah yang tak pernah mudah
Aku berlari mengejar Tuhan

Ada rindu yang teramat dalam pada Tuhan
Pada angkuhnya jiwa ingin kukikis dalam barisan memujaNya

Damai hati ingin kurasakan dalam ruku dan sujudku
Aku perinduMu,Tuhan

Damai Waktumu

Dalam mimpi ingin bersua
Inisial nama telah menjadi doa
Menatap namanya dalam layar dunia maya
Aku merindukannya
Sebait kata untuknya semoga mengerti

Waktu terasa tak akan pernah cukup
Inilah barisan kata tentang arti sebuah rindu
Jalan terjal menuju kasih juga sayang
Orang bilang cinta ini buta
Namun cinta yang di rasa masih berlogika
Aku tak pernah akan memilikimu
Ragaku tak akan pernah menyatu denganmu
Kasihku sebatas doa bahagia untukmu
Oh, yang tercinta bahagialah hidupmu

Rabu, 17 September 2014

Misteri Sang Kecintaan

Terus-menerus tangisi kecintaan
Pernahkah bertanya pada diri sendiri
Apakah sang kecintaan menangisimu jua ?

Lelah dan terlalu lelah mengejarnya
Saat bersuapun dia tak menghangati badanmu seperti dulu
Apakah sang kecintaan masih mau hasratimu lagi ?


Pigura Dosa

Dalam bingkai terindah kulihat berbagai guratan
Ada sesal penuh salah dalam keindahan
Terpampang banyak gambar-gambar yang sama
Begitu banyak sesal juga salah yang berulang

Selasa, 16 September 2014

Pesalah Cinta

Bila cinta ini salah maka salahkanlah aku 
Bila rindu ini salah maka salahkanlah aku 
Cinta dan rindu padamu tak berhak di salahkan 
Aku yang salah karena terlalu mendambamu

Aku yang setiap waktu selalu harapkanmu 
Aku yang setiap saat selalu ingin pelukmu lagi
Aku yang seolah menapaki hari tanpamu tiada arti lagi
Aku yang salah mencintamu terlalu mendalam


Maafkan atas cintaku ini
Cinta yang menggelapkan mata hati

Karena cinta kadang membutakan seluruh panca indera
Aku mencintamu dan cinta ini salah bertaut untukmu


Datanglah yang tercinta
Puaskan rasaku dengan hadirmu

Redakan suhu panas tubuhku
Aku pesalah cinta sangat mauimu

Minggu, 14 September 2014

Cintailah Tuhan

tuhan kita mengajarkan kepada kebaikan
Maka bersatulah atas nama cinta walau keyakinan berbeda
Lantas tuhan mana yang akan di sembah ?
Pantaskah kecintaan pada Tuhan kalah ?
Pantaskah kecintaan pada manusia lebih tinggi ?

Mencintalah atas nama Tuhan
Mencintalah secara keTuhanan
Cinta manusia tiada yang abadi
Cinta Tuhan layak di pertarungkan
Karena kita berTuhan bukan tanpa tuhan

Jangan Aku Kalian Goda

Nama setan merajai sukma
Tingkah iblis merasuki dada
Menghasut jagat raya agar berlaku sesat
Setan butuh teman di neraka
Tapi jangan aku

Setan berkelakar dengan teman dan sahabat
Atas nama tuhan mendorong badan berlaku sasar
tuhan mana yang kalian tunjukkan
tuhan beraroma setan mungkinkah ?
Tapi jangan aku

Aku hanya sejentik manusia di dunia
Carilah lawan sepadan denganmu
Jangan terus kalian hasuti aku agar bersetan
Jangan aku kalian goda untuk berlabuh ke neraka
Tapi jangan aku

Bersamamu Tanpa Tuhan

Bumi mana yang harus kupijak ?
Jalan mana yang harus kutempuh ?
tuhan mana yang harus kupuja ?
Bila tanpamu dunia harus kuarungi

Sungguh bersamamu indah terasa
Ada rasa tentram juga nyaman di jiwa
Tapi rasa dulu bersamamu tanpa Tuhan
Bila bersamamu tapi tanpa Tuhan, haruskah itu ?


Sabtu, 13 September 2014

Tabir Antara Ingin

Takut bila terus berdosa
Aku memaksa melangkah lalu tersungkur bersujud
Urai segala resah di hadapan Sang Satu
Fiktif imajinasi yang di hembuskan iblis seolah nyata
Ingin akhiri kongsi dengan iblis di jiwa dan pikiran
Kemelut jiwa juga otak saat iblis menjadi racun pada badan

Angkuh diri melihat dunia yang semakin tua
Lipatan suka dan duka menjadi bumbu jalan Tuhan
Inilah aku dengan segala kesombonganku

Intip segala racun yang terkadang menipu diri
Manisnya racun saat dunia berada dalam pelukan
Ada hidup setelah mati maka segeralah berTuhan
Namun inginku terus memaksa menghasrati maka jagalah aku,Tuhan 


Kamis, 11 September 2014

Dirimu Bagiku

Aku mau kamu
Haruskah aku berlari padamu ?
Haruskah mengintai semua gerak-gerikmu ?

Aku sadari
Rasaku keterlaluan di hati
Hidupku tanpamu terasa hampa

Rabu, 03 September 2014

Aku Jejakmu

Antara diam yang tak mau diam
Hapuskan segala kenangan yang telah ada
Memanggilnya untuk kembali hanyalah kebisuan dan kesiaan belaka
Aku masih mencintainya
Dalam debar dada masih menginginkannya

Jalan percintaan di masa lalu tak membekasimu
Arogan hatimu tak memberiku tempat lagi
Esok masih aku menantimu di sini
Langkahmu kutunggu di depan pintu gerbang
Ambisiku padamu tak pernah padam
Nyenyakkan rinduku dengan hadirmu
Ini rasa tentang jejak kita maka selesaikanlah