Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari: Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari : Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Minggu, 28 Agustus 2016

Takut Berdosa "Lagi"

Hati menjerit badan meradang
Pertikaian yang ditimbun lalu meledak bak bom waktu
Manis juga lugu dijajakan
Penuh congkak dalam jiwa
Senyum yang palsu
Penuh basa-basi
Hati kotor penuh sinis

Maaf karena tak kuat
Pergi meninggalkan dengan rasa sedih

Lemah tanpamu
Biarlah kunikmati rindu yang menikam
Dan hasrat cinta terpendam

Aku takut pulang, Tuhan
Jalan gelap dan telah tersesat
Malu dengan semua dosa yang baluri jiwa

Penjara hati mengunci nurani
Berkubang dalam penjara nan suci
Terbelenggu tapi damai
Jalan Tuhan yang ingin kugapai
Menjauhi semua yang memabukkan dan penuh dosa

Dan bila bersamamu hanya buat dedosa
Aku ingin pulang ke jalan Tuhan saja

Masih mencintaimu dalam jiwa
Entah sampai kapan

Walau Tuhan tak mempersatukan
Kecintaan padamu tetap di jiwa

Selamat tinggal cinta tak berTuhan
Menyayangimu tapi tak layak bersatu


Cintai Indonesia

Terima kasih masih melabelkan Indonesia

Alam memantulkan keindahan
Cakrawala menuju rasa terhebat
Cintai negeriku
Sayangi negeriku

Dan berjalan telusuri setitik Indonesiaku
Menghirup udara yang terkotori para penindas tirani
Tak malukah para penindas pada para pendiri bangsa?
Mengobrak-abrik tatanan negara
Dan yakini suatu hari nanti para perusak negeriku akan mati
Tak ada penghargaan dari bangsa
Bila para perusak tak sadar juga tunggulah saat "tangan Tuhan" bergerak

Berkata memutar balikkan kenyataan
Membawa mencoba para peragu terbuai ocehannya

Indonesia tetaplah berbaju Indonesia
Bila tak mudah maka cobalah berusaha menjadi lebih berTuhan

Cintai Indonesia tak hanya dalam ocehan

Bajui Indonesia dalam ruang juga waktu

Cukup Fotonya Saja

Lagi lihat fotonya
Tak berani menyapa
Takut disergap rasa cinta

 Cukup belajar dari masa lalu
Sayanginya tapi dirinya tak mau
Dan itu membuat malu

Fotonya yang masih menggetarkan sanubari
Paras wajahnya bagiku memancarkan sinar mentari
Dirinya menyilaukan tapi menentramkan hati

Fotonya pengobat rindu
Pelik rasa untuk bertemu
Dalam lamunan kureka cinta dalam rindu

Sabtu, 20 Agustus 2016

Tertipu Cinta Setan

Bila mencintaimu terlarang
Mengapa rasa ini terus bermekaran dalam jiwa?
Rasa cinta yang harus dikendalikan

Setan mengintip mencari kelemahan manusia
Sesungguhnya para setan kesepian di neraka
Para setan sedang mencari kawan
Atas nama cinta lalu melupakan titah agama

Cinta ini salah
Cinta yang bukan atas nama Tuhan
Para setan yang coba memutar balikkan fakta
Bila mencintaimu salah dan terlarang
Musnahkan saja dari dalam jiwa
Lalu biarkan cinta ada jika telah mendapat restu Tuhan

Rantai Diri Dengan Eratnya Iman

Rantai iman yang terseret tertatih
Bertahan dalam pemujaan yang terbaik
Ada lelah bercampur malas dalam memuja Tuhan
Diri sangat membutuhkan Tuhan maka memaksalah berTuhan
Goda juga bisik iblis terus mengusik rongga kepala mencoba mengikis iman dalam jiwa

Kasarnya langkah
Kotornya sanubari
Berharap Tuhan memberi cahaya pada jiwa
Tak mau gulita dalam iman
Rantailah diri dalam iman Tuhan dengan erat
Tak mau terus terbawa buai tipu daya iblis
Karena telah lelah berkutat dalam jalan gelap menuju neraka

Iblis musuh nyata manusia

Kabar Hariku

Tuhan
Apa kabar hari ini?
Hamba berkeluh-kesah pada-Mu saja
Tentang percintaan
Tentang status sosial
Tentang status keilmuan
Tentang harta benda
Semuanya tentang dunia
Dan betapa malunya jiwa
Karena tidak ada satupun bicara tentang keroposnya iman

Sungguh bila dibandingkan ahli sujud maka hamba kalah

Tuhan
Seharusnya tak pernah menanyakan kabar Sang Pemberi Kabar
Karena sesungguhnya hambalah yang lemah
Hamba yang sombong selalu merasa paling terbaik
Padahal kegugupan ini sebabkan iman belum mengental kuat
Iman yang menggoyah hingga memandang semua dunia segalanya
Seharusnya menyerahkan semua hidup pada Tuhan

Tuhan
Kukabari-Mu dengan kabarku yang meretas jalan iman
Bimbinglah selalu dalam dekapan iman terkuat
Hingga tak lagi berkeluh kesah tentang dunia

Nyatanya Kenyataan

Janjimu hanyalah kebasian
Kau bilang "tak akan pernah tinggalkanku"
Kenyataannya kau berpaling lalu bercinta dengan yang lain
Awalnya hancur lebur rasa jiwaku
Namun kusadari tiada cinta abadi di dunia
Dirimu hanyalah tempat diriku menaruh sekeranjang sayang
Walau tak berbalas rasa kasihku darimu

Halo sayang!
Apa kabarmu di sana?
Berharap terbaik untukmu dan kekasihmu
Aku hanyalah insan yang merindukan bulan
Bulan tak terjangkau

Tahukah kau
Akan kugapai matahari walau tak besertamu

Kau pamerkan rasamu bersamanya dalam berbagai pose
Semakin kau tunjukkan rasamu maka hatimu tak bahagia
Cinta tak usah diumbar
Cintaku padamu dalam diam dan doa

Saat Tuhan menciptakan manusia
Penciptaan yang tak mungkin sia-sia
Manusia tercipta semata untuk taqwa
Tiada yang lain penciptaan manusia
Bila manusia berbuat kerusakan semata turuti hawa nafsu

Dirimu senyatanya tak kunjung datang hari ini
Hariku semakin tak karuan
Hatiku gegap gempita
Dan ini bukan rasa yang bahagia
Rasa yang membuat teriris

Dan kuingin bila kelak datangpun kau hadirkan nuansa indah
Rangkul dalam buai asmara
Agar gegap gempita hatiku senyatanya terasakan

Senin, 15 Agustus 2016

Tangan Tuhan Atau Jalan Setan?

Ada tangan Tuhan yang sedang bekerja
Yakini saja
Hanya manusia dan lemah
Hati milik Tuhan
Tak akan memaksa percintaan
Cinta sejati harus tercurah untuk Tuhan bukan dunia

Dan ada tangan misterius yang digerakkan
Terkadang tak ada yang tahu siapa itu
Cinta datangnya tiba-tiba
Nikmati dan rasakan kasih sayang yang berTuhan

Jangan pernah bercinta tanpa restu Tuhan
Apapun alasan dunia semuanya berasal dari setan

Pagi tadi ada getaran berbeda
Mungkinkah itu dirimu yang lewat saat aku sedang berkeringat?
Kau teramat mempesona
Semoga besok kau lewat kembali di depan rumah dan lemparkan seutas cinta

Menungguimu melintas depan rumah kembali
Tapi bak pungguk merindui bulan
Tak kunjung dirimu berjalan
Langkah mana yang kau ambil?
Aku menunggu selain di hari Senin dan Kamis
Menyukai saat kau memandangiku
Cara menatapmu penuh rasa
Dan aku malu

Dirimu yang lain duduk di belakang
Matamu menyiratkan cinta
Akupun sayangimu

Bimbang tangan Tuhan atau jalan setan yang harus dipilih?

Tak Pernah Sesali Pernah Cintai Dan Rindui

Bersyukur tak saling merajut kasih
Sekedar rasa sayang dan cinta yang mekar pada jiwa

Bahasa terkasar lalu sikap perlawanan yang membabi buta dipertontonkan

Terima kasih atas perkenalan
Tak pernah menyesali pernah menaruh cinta juga rindu

Jagalah kekasih sekarang
Jangan pernah menyakiti seperti jiwa ini
Tak hendak merusaki jalinan kasih

Terima kasih mencintai dan merindui hal terindah dan tak sesali

Kemenangan Matahari Nan Ramah

Mendalam mencinta hingga melupa malam
Mendamba dan merindu akan malam nan pekat
Berharap tubuh dipeluk
Hari-hari yang dimaui hanyalah malam
Bersembunyi dalam dekapan

Menangis saat sendiri
Bahagianya yang di sana
Malam dingin tak menggubris
Hingga bosan pada malam

Rindu terang
Biarlah berlalu malam
Matahari lekaslah datang
Agar benar-benar cintainya membias terkena cahaya surya


Sabtu, 13 Agustus 2016

Aku Yang Harus Menjauh

Mengumpulkan kekuatan untuk pergi dari mencintaimu
Lemah
Lelah
Seolah tak sanggup

Syukurlah melihatmu bahagia
Tiada lagi terlalu berharap pada cintamu
Kekecewaanmu padaku maka maafkanlah

Mundur secara teratur dari hidupmu
Tak bicara lagi denganmu
Tak membencimu
Ini hanya terlanjur sayang
Aku yang mengalah demi bahagiamu

Teman mesra yang setia hendak kau cari
Dan lalu seperti dulu kau kecewa
Aku tak mau lagi buatmu kecewa
Melihatmu sudah cukup bagiku
Walau ingin dipelukmu

Rabu, 10 Agustus 2016

Potret Cinta Memabukkan

Memajang potretnya dalam bingkai kemewahan
Memamerkan sesuatu yang tak bisa terpegang
Membanggakan lalu tertawa dan menertawai dunia yang rapuh
Namun sebenarnya siapa yang rapuh?
Mencintai namun kosong dalam sanubari

Rasa yang kosong
Potretnya hanya kebanggaan nan semu
Dan sungguh tak tahu sampai kapan potretnya akan terpajang
Bercerita tentang elok parasnya yang terbingkai
Merenggut dan memang sungguh tak mengerti
Tapi memang seperti itulah cinta yang membuat terlena
Memandang baik segala tak baik yang tersembunyikan

Apapun parasnya bila teramat cinta maka busuknya laku akan terabaikan

Kalian Tai

Kalian pikir aku apa?
Tai bila kalian peduli di lisan
Hati kalian Judas sang pengkhianat
Memasang muka tanpa dosa dan lugu
Namun hati penuh belatung
Jabatan yang tinggi
Status sosial terpandang
Keilmuan yang mumpuni
Harta dunia yang bertumpuk
Apa yang kalian punyai bak tai belaka
Baunya membuat mual
Menipu dunia dengan tampilan mempesona
Dunia bisa kalian tipu
Sanggupkah Tuhan kalian tipu?
Kalian tai yang menjijikkan


Sialan, Masih Berkutat Padamu

Sialan!
Aku masih cinta kamu
Waktu belum mampu menghapus bayang-bayangmu
Kemarahan yang tak tahu harus dilampiaskan kepada siapa
Bila memilikimu merupakan kemustahilan
Mengapa rasa sayang juga cinta begitu erat mengunci jiwa?

Sialan!
Perjuangan untuk tak jatuh cinta kepadamu menjadi lecutan
Terasa tak mudah agar tak lagi merindukanmu
Mungkin dirimu tertawa disana melihat keadaan diriku sekarang
Tapi inilah perjuanganku untuk dirimu dan kebahagiaanmu
Tak menyayangimu dan berusaha mengenyahkan dirimu dan kecintaan padamu

Sialan!
Dan mungkin di masa depan aku akan tertawa akan mencintaimu keterlaluan
Tapi inilah kehidupan
Dan jangan bicara lagi
Dan jangan sentuhi aku lagi
Sungguh haruskah kuhapus semua tentangmu?
Tapi hatiku belum kuat
Menunggu saat tepat menghapus kembali dirimu dari langkah hidupku
Dan sialan aku tersenyum menulis segala rutukan ini

Malam Tak Bicaraku Denganmu

Kuhapus dengan perlahan gurat namamu
Tak mudah namun kucoba
Kututupi kedua mata saat melihat lagi potretmu
Tak kuasa dan belum terbiasa menutupi rasa rinduku

Bulan malam ini sembunyi di balik awan
Akupun sembunyi dalam rindu di pekat gelapnya hari tanpamu
Sembunyikan kerinduan ini
Tak mau buatmu terus menegurku
Dirimu yang sedang merajut cinta tidak denganku
Dan aku bahagia saat kau berbagi bahagiamu
Tapi jangan bagi cerita cintamu dengannya kepadaku
Karena siangpun terasa malam tanpamu
Gelap tanpa cahaya

Memaksa Lupakanmu

Jangan bahas dirinya bersamaku
Dirinya yang sekarang menjadi kekasih hatimu
Saat kubilang "aku baik-baik saja" perkataanku bercampur nanah
Pedihnya merembes di setiap kulit hingga jantung
Tertawaku melihatmu berbahagia sekedar membahagiakanmu
Tak mau mengganggu kehidupan cintamu bersamanya

Berjalanku tanpamu menggoyah
Namun mungkin nanti pada akhirnya akan terbiasa
Karena pada awalnya tak mengenalimu
Tapi kini terlanjur telah tercengkram menyayangimu

Sudahlah
Berpura-pura saja membencimu demi bahagiamu
Aku tak mau mengenalimu lagi pada lisanku
Dasar hatiku menjerit meronta inginkanmu memberi hangatnya sayang

Minggu, 07 Agustus 2016

Rindu Keluargaku Yang Dulu

Ayah atau apapun sebutanmu aku merindukanmu
Ibu atau apapun sebutanmu juga aku sama merindukanmu
Kakak dan adikku aku teramat merindukan kalian juga
Terlalu lama berdiam tanpa bicara
Hanya lintasan-lintasan kecewa mengendap dalam dada
Pertengkaran dan pertikaian dalam keluarga menjadi momok
Kedewasaan tak dilihat dari usia
Namun begitulah takdir Tuhan
Saat setiap jiwa miliki masing-masing pola pikir

Aku merindukan gelak tawa seperti dulu
Aku rindu hangatnya pelukan dalam sebuah ikatan keluarga
Marah dan lalu marahlah sewajarnya
Bahagia dan lalu bahagialah sewajarnya

Berdamailah dengan jiwa
Kesepian menjadi tirai menakutkan
Kesedihan menjadi tombak mematikan
Tuhan telah mengendap dalam dada

Panggillah Tuhan dalam setiap panggilan ibadah
Berjalanlah dengan langkah walau terhuyung untuk pemujaan

Ada Tuhan Maha Melihat
Karena hati milik Tuhan
Serahkan semua hati pada Tuhan

Terima Kasih Untuk Yang Merasa

Ada airmata dalam setiap perkenalan
Dan airmata ini untukmu yang merasa
Aku mencintaimu teramat sangat

Cinta memang manusiawi
Tapi cinta juga tak harus dipaksakan
Mencintaimu tertuang dalam beribu lusinan kataku
Airmataku mungkin telah mengering saat kita berjumpa
Namun yakinilah bahwa cintaku padamu tetap menghijau subur

Airmata ini memang terasa menyakitkan
Namun sakitnya tak terasa saat melihatmu tertawa bahagia di sana
Ada rasa senang tapi nyeri
Bahagialah kau di sana untuk yang merasakannya

Suara *Oklusi Abaikan

Sunyi malam derai hujan bercampur airmata
Hujanpun berhenti mendengar tetangisan ini
Endapkan sejumput kerinduan padanya yang jauh
Lirih menyebut namanya dalam pertengahan malam
Laksana perindu yang menahan kerinduan dalam gelisah hari-harinya
Ada cinta yang terlarang namun tetap terpaksakan

Obati kerinduan atas cinta yang belum direstui Tuhan
Lakukan semua kesibukan agar diri melupakan sejenak dirinya
Intip potretnya hanya semakin menambah beban dedosa rasa cinta
Vas yang tak lagi menampung bunga karena telah layu
Inilah rasa yang tercabik oleh cinta beraroma nafsu dunia
Akhiri percintaan namun serasa menggelayut beban nestapa
Nama Tuhan yang tersamar oleh nama percintaan tiada restu-Nya
Akui diri ini lemah dan masih belajar tentang pengendalian nafsu-nafsu

Ada kekuatan dan berharap selalu ada kasih sayang dari Tuhan
Nakalnya jiwa yang selalu masih saja bermain dengan perasaan ini
Derita diri yang terjadi karena kesalahan sendiri
Obrolan keTuhanan hanya menjadi selingan ringan tak memahati jiwa
Rindu padanya yang mencoba dikubur dalam sukma
Apabila berjodoh maka Tuhan akan menyandingkan dalam restu-Nya kelak

* arti Oklusi : udara yg keluar dr jalan pernapasan mendapat hambatan penuh ketika suara di daerah artikulasi akan keluar

Cinta Tak BerTuhan Omong Kosong

Bila cinta membuat bahagia
Lalu mengapa perasaan ini terus-menerus gundah?

Bila suka membuat perasaan tentram dan aman
Lalu mengapa jiwa ini selalu merasa gelisah?

Bila rindu akan mendamaikan jiwa
Lalu mengapa diri selalu penuh amarah?

Bukan kesalahan pada diri sendiri
Kesalahan pada kecintaan yang tak benar
Menyematkan rasa cinta lalu meniadakan Tuhan dalam kehidupan
Tuhan hanya dijadikan obrolan ringan saat beribadah
Lalu saat berjalan di muka bumi nama Tuhan menjadi sirna
Tak pernah membawa nama Tuhan dalam melangkah

Percintaan atas nama dunia memang memabukkan
Berbaju agama tapi gemar bercinta tanpa nama Tuhan
Agama yang menjadi permainan para teman setan

Dan muak dengan cinta yang mengukung badan ini

Tuhan
Ketakutan kehilangan iman dalam jalan hidup ini
Mohon lindungi jiwa dari para teman penghuni kekal neraka

Rahasia Rasa Kita

Mengenalmu suatu hal terindah

Namun kita berdua miliki kehidupan sendiri
Tak pernah pantas untuk memaksakan rasa yang tak seharusnya
Kisah cinta kita berdua cukuplah menjadi rahasia di dasar hati kita
Kita miliki rasa yang dunia tak pernah tahu akan rasa kita

Agustus Merdeka

Bendera telah mulai terpasang di pekarangan
Umbul-umbul menghiasi setiap sudut jalanan
Ramai sekali di bulan ini
Bulan yang terlampau banyak kegembiraan

Lalu mengapa hati ini bersedih?
Lihatlah bendera yang tertiup angin di Agustus ini

Tersenyumlah
Merdekalah
Raih kebahagiaan di Agustus bulan kemerdekaan
Dan berharap bulan-bulan selanjutnya bendera ini tetap berkibar
Setegap dan seteguh jiwa para pejuang

Merdeka

Bumi Tempat Sementara

Dunia ini tempat bermain yang indah
Jangan terperangkap dalam ketidak abadian dunia

Bumi yang indah
Penuh pernak-pernik godaan
Tetap pasang tanda bahaya bila setan mendekat
Kaitkan hanya nama Tuhan dalam jiwa
Lalu bersenang-senanglah pada dunia

Bersama Tuhan menarilah dalam keindahan kesenangan dunia
Bersama Tuhan semoga hari-hari indah di bumi tetap terarah

Tinggalkanlah Robot

Robot yang baik
Robot tak miliki rasa
Tak sepertimu miliki rasa tapi tak baik
Bermain sepuasnya dengan robot yang tak berhati
Robot yang dikendalikan oleh diri sendiri
Bermain dengan robot
Mengenyahkan para pemilik rasa
Asyik dengan robot
Asyik dengan imajinasi sendiri
Dan sendiri lalu sepi

Robot tetaplah robot
Dunia ini terlalu sempit bila hanya kalah oleh yang mengecewakan
Dunia ini sesungguhnya terlampau amat luas

Tinggalkanlah robot
Bermainlah dengan dunia ini
Karena di dunia ini akan begitu banyak para perasa yang mempunyai rasa baik

Carilah dan temukan
Bawalah Tuhan dalam kantong

( inspirasi dari film Real Steel)

Sabtu, 06 Agustus 2016

Tanpa Bercinta Bertahanlah

Hari ini terasa penat sekali
Tubuh teramat letih seperti tak bertenaga
Membiasakan diri kembali
Seperti saat dahulu tak mengenal
Mengantuk tapi sulit tertidur
Melihat potret yang lain dan cukup tersenyum
Karena telah mengikat janji demi bahagia
Berjalanlah diri walau teramat susah tak bercinta

Menertawakan pesona liku kehidupan
Mata hampir terpejam tapi tetap mencoba terjaga
Pengharapan yang tak seharusnya
Tapi sudahlah
Tinggalkan rasa-rasa yang tak pantas
Bahagialah
Tertawalah
Jangan pedulikan diri yang lelah ini

Tak Kuasa Menolak Di Hatiku

Jujur serasa tak bertenaga tanpamu
Tapi bahasa kasarmu yakiniku bahwa cinta ini salah
Dan penilaianku padamu tak benar
Tak punyai seluruh potret dirimu
Tak punyai hangatnya sentuhanmu
Bahasa kita berdua imajinasi
Mungkin cinta kita juga sekedar sampah saja

Bohong dan terus berbohong
Dusta dan terus berdusta
Sedang tinggal di jantung ibu kota
Mengapa membohongiku?
Aku teramat kecewa

Sekuat apapun jiwa berusaha menolak
Relung hati penuh cinta berharap
Malam ini semoga bermimpi tentangmu
Mimpi terindah
Tanpa kekasaran
Tanpa kedustaan

Wajah Iblis Menyerupaimu

Kenapa tak datang saat dulu kuberlari terengah?
Kuberi pertanda kau menengok tapi tak hiraukan
Saat terengah kumembutuhkan belaianmu
Saat tersengal nafas kumembutuhkan pelukanmu

Kini telah kuberlari pada jalanan ramai
Dan tiada tempat untuk berbagi senda gurau
Tapi dirimu dan kenanganmu melekat erat pada jiwa
Tunggulah saat terengah jiwaku
Saat itu akan ada kembali
Karena diriku manusia bukan seteguh nabi

Serasa berat beban di punggung
Serasa ada milyaran iblis bercokol di belakang badan
Tak mudah memuja Tuhan penuh rendah diri
Ada sombong bermuara walau kecil di ujung hati
Apapun tipu daya iblis berTuhan pantas diperteguhi

Andaipun kau yang menjadi iblis itu
Aku akan coba bertahan walau sungguh tak pernah mudah