Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari: Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari : Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Sabtu, 28 Februari 2015

Terus Berlari Dalam Jalanan Kelam

Berlari dan terus berlari
Biar keringat bercucuran membasahi sekujur badan
Aku tak peduli

Lelah dan memang kecapaian sungguh terasa
Dahaga seakan neraka dalam tubuh
Aku tak peduli

Lesatan-lesatan anak panah terus mengejar memburu diri
Tetap berlari dan mencoba hiraukan semua perih
Aku tak peduli

Tombak-tombak bermata api coba membakar jalan pelarian
Dalam jiwa penuh takut masih berusaha berlari
Aku tak peduli

Dalam berlari ada tangisan perih karena pelbagai terkaman ini
Derap kaki ini tak pernah surut berlari
Aku tak peduli

Begitu banyak hunusan penghalang membuatku tersungkur
Aku terjatuh dan masih memeluk keyakinan pada Sang Satu
Aku tak peduli akan bujuk rayu iblis

Hanya ingin mati dalam keadaan iman pada Tuhan

Sang Penerang

Jangan tinggalkan aku sendiri
Jangan biarkan aku terpuruk tanpa rangkulan
Aku terduduk di pojok ruang nan gelap
Tanpa cahaya dan menanti seberkas sinar sebagai petunjuk

Udara yang dingin membekukan tubuh juga jiwa
Terbelenggu oleh kerasnya kehidupan
Aku tak bisa melangkah
Aku tak berkutik

Tuhan, aku senantiasa setia padaMu
Gegap-gempita juga hingar-bingar sebuah pesta sangat menjemukan
Jiwa ini serasa kosong tanpa iman
Peluklah aku, duhai Sang Penerang

Berikanlah aku obor
Lemparkanlah aku sejentik iman dariMu
Telah bosan berada dalam ruang gelap ini
Aku merindu cahaya Tuhan

Saat Hitam

Airmata telah mengering
Terlalu sering menangisi hal-hal yang di anggap penting
Otak manusia yang selalu mengarah pada nafsu belaka
Kecenderungan berkeluh-kesah saat duka
Tapi tertawa dan melupa pada Tuhan saat bahagia

Hitam itu aib
Hitam itu bangga lalu dibagikan pada dunia
Setan yang telah membalikkan penilaian
Semua laku tak berTuhan telah terbenarkan
Saat berkarib dengan setan

Kerinduaan yang tak pernah terpegang lagi
Perih menjalar
Biarlah Tuhan yang mengendap dalam dada
Jangan pernah datang lagi segala pelukan setan
Iman ini masih seperti roda pedati

Gugahlah Mata Hati

Tiada yang mencari
Telah kuduga semua ini
Biarlah karena terlarut dalam sepi

Tabiat yang berTuhan terkadang di anggap tak sejalan
Senantiasa menyebut nama Tuhan
Berharap dedosa dilarungkan

Dalam damai hati berTuhan segalanya indah
Sepi dunia tak terasa walau di mata dunia salah
Karena pada Tuhan telah memasrah

Sampai kapan memuja dunia ?
Tak sadarkah dunia disembah bak sebuah berhala
Kepergian ini semoga memberi penyadaran pada mereka

Pasrah

Bermainlah sesuka hati
Tertawalah saat berduka
Dunia yang terselip dengan jalan yang tak terang

Nikmati saja semua dengan berTuhan
Hidup tak pernah tahu kapan mati
Maknailah hidup dengan penuh kebaikan

Memang bukan yang terbaik
Tapi berusaha melangkah ke arah berTuhan
Berserah diri dan mencoba menjaga

Sakitnya jiwa di dunia hanya sementara
Karena meyakin ada hidup setelah mati
Semua langkah ini akan ada pertanggung jawabannya

Larangan Tuhan mencoba tak disentuh

Jumat, 27 Februari 2015

Langit Yang Sama

Kutatap bintang yang bersinar terpatah-patah
Kupandangi langit malam yang di sinari cahaya bintang lekat-lekat
Kusembunyikan raut wajah sedihku dari bintang

Ada luka dalam dadaku tentang dunia dan kita
Kehilangan dirimu dan tak ada peluk juga gelak canda darimu
Aku rindu dan berharap kau melihat bintang yang sama di sana

Kucoba melukis rinduku dan wajahmu di langit malam
Lihatlah olehmu wajahku di langit yang sama
Aku sangat merindumu

Kamis, 26 Februari 2015

Bersabarlah Jiwa

Mata yang tertutup oleh bicara dia
Segala laku terbaikku tak terlihat
Segala pesonaku terabaikan

Memang terasa sakit juga perih
Tapi ketulusanku ini tak berpamrih
Tersenyumlah jiwaku
Berbesar hatilah diriku

Ketakpeduliannya tak akan surutkan cintaku
Damailah bersama restu Tuhan

Rabu, 25 Februari 2015

25 Februari Hanya Untukmu

Pagi ini kubangun dengan rasa yang aneh
Seperti ada sesuatu yang tertinggal dalam hidupku di hari ini
Kulirik Februari dalam kalender yang menempel di dinding
Kuperhatikan dengan seksama deretan angkanya
Sudah sampai di angka 25 pada Februari ini
Hati melonjak kegirangan
Ada dirimu dalam hati terdalam

Hari ini ulang tahunmu
Usiamu yang semakin bertambah
Kuayunkan jemari untuk menuliskan selamat padamu
Semoga dirimu diberikan kebaikan oleh Tuhan selalu
Hari ini kuucapkan selamat ulang tahun padamu
Berkah Tuhan dalam hidupmu selamanya
Sejumput doa pagi dariku untuk bahagiamu

Kaulah perempuan tercantik kebanggaan ayah dan bundamu
Kaulah perempuan terhebat panutan kakak dan adikmu
Santunlah dalam bertutur sapa
Rendah hatilah dalam bersikap
Jalani hidup bersama Tuhan
Maka sepanjang harimu akan indah
Arungi perjalanan usiamu dengan Tuhan di dada

Menarilah di 25 Februari ini dengan tarian indahmu
Menyanyilah dengan suara termerdumu
Berteriaklah dengan lantang dan katakan pada dunia :
"Ini hari ulang tahunku"
Hari ini teramat istimewa untukmu
Bersyukurlah pada Tuhan telah memberikan ayah bunda juga saudara terbaik
Raihlah semua citamu secara keTuhanan

Selasa, 24 Februari 2015

Usah Kau Duka

Maaf, aku tak bisa menjadi pembelamu saat kau terhina
Maaf, aku tak kuasa menyeka airmata saat kau menangis
Maaf, aku tak bisa sediakan bahuku untuk sandaran dukamu

Ketahuilah, ada rasa sedih melihat kemurunganmu
Tapi aku tak bisa apa-apa
Hanya doa untukmu saja

Semoga kau baik-baik saja

Inilah aku seorang pengagum rahasiamu
Inilah aku pecinta yang tak di cintainya


Kecintaan Nuraniku

Bila memang benci mengapa harus selalu rindu padamu ?
Bila memang tak peduli mengapa hati ini selalu ingin perhatikanmu ?

Ternyata aku menggilai
Ternyata aku memang tak bisa jauh darimu

Walau kutolak segala tentangmu
Nurani tak bisa berbohong

Aku teramat jatuh cinta padamu


Berteman

Teman, terkadang muak sama kamu
Teman, terkadang sebal sama kamu
Teman, terkadang kesal sama kamu
Tapi itulah romantika pertemanan
Tak selamanya jalinan pertemanan semerbak indah

Tahukah kamu teman, hari ini sangat marah padamu
Tak ada alasannya hanya tiba-tiba tak mau bertemu denganmu
Tapi setiba di rumah ada perasaan kangen menyeruak di dada padamu
Aku sangat merindukanmu
Aku sangat menyayangimu

Banyak gelak tawa juga airmata terkadang amarah warnai cerita
Tapi segala intrik tak akan mampu pudarkan ikatan ini
Karena kita bersama telah saling melengkapi
Karena kita teman sejati
Karena kita bertemu dan berpisah karena Tuhan

Senin, 23 Februari 2015

Gelap

Apa yang aku inginkan ?
Seperti terbang tak menapak bumi
Ingin menjerit tapi tak tahu berteriak apa

Pikiran yang terombang-ambing dalam pengaruh setan
Aku limbung tak tahu harus kemana berjalan
Dalam perut lapar mencoba mengingat Tuhan

Satu Titik Itu

Mungkin inilah titik itu
Telah sampai di satu titik
Maka kubiarkan kecintaan pergi
Maka kubiarkan kecintaan datang dengan sendirinya
Belajar dari dunia yang terhampar
Sikap manis yang tampak di luar belum tentu mendarah daging di dalam

Tulusnya senyum
Tulusnya wajah
Semua yang tampak di luar bisa menipu
Pandangan manusia yang terbatas
Membunuh satu manusia maka berarti membunuh seluruh semesta
Dan aku tak nyaman dengan kondisi ini

Hidup yang penuh pura-pura
Lelahkah aku berbuat kebaikan untuk dunia ?
Memasrahkan segalanya pada Sang Kuasa akan cerita hidupku
Perjalanan hidup yang kususun tak berarti tanpa kuasa Tuhan
Dan tak terdengar lagi lantunan pepujian pada Tuhan
Kerapuhan badan telah membuat dibunuhnya kerentaan dengan paksaan

Segalanya membuat kutersadar
Tak harus lelah berbuat segala yang baik
Bekerjalah dan luruslah
Jalan Tuhan selalu menjadi yang hakiki
Tersenyumlah pada dunia sebagaimanapun pahitnya rasa
Walau tak mudah namun inilah ujian bagi kaum yang beriman pada Tuhan

Satu titik yang membuat tersadar
Kematian

Keras Kepala

Untuk apa aku pedulikan manusia yang tak mau aku perhatikan
Cukup bicaraku
Cukup sikapku
Energiku tidak hanya untuk kalian
Walau untuk kebaikan jangan pernah ada kata menyerah
Tapi kalian itu sangatlah bebal
Memandang hanya yang tampak di luar

Ini keterlaluan
Egoisnya jiwa
Sikapnya membuat kuingin muntah
Penghormatan oleh dunia tapi tidak di sini
Bila dirinya tiada menaruh hormat untuk apa kuhormati dirinya
Sudah bicara untuk memberi arah dan penerangan
Tapi seolah tertutup tebalnya penghalang

Terserah
Aku tak mau lagi melihat dirinya

Minggu, 22 Februari 2015

Malas Itu Setan

Malas yang tak beraturan
Malas yang dikembang biakan setan
Malas yang menjalar dalam tubuh
Malas yang merusak pikiran juga hati
Malas yang telah membunuh pikiran akal sehat

Malas berbuat hal kebaikan
Malas yang terus dihembuskan setan
Malas yang seolah telah menjadi kebiasaan
Malas itu setan
Malas yang harus dienyahkan

Anak Manja Tak Tahu Diri

Aku pikir dia sang jagoan
Tak pernah terhadang
Tapi ternyata hanya seorang jago kandang
Tertipu dengan tampilan kokoh lagi perkasa di luar
Dia rapuh bahkan seperti anak ayam di dalam

Usia yang akan mencapai akil balig
Bahasa yang terlontar hanya kebinatangan
Merengek manja bak anak bayi dalam ayunan
Makan, mandi, berpakaian bahkan segalanya di siapkan sang ibu
Menjerit tidak karuan lalu bersembunyi di balik punggung ibu

Lelah mendengarnya
Jengah untuk berkata
Ibu dan bapaknya hanya menjadi penonton kelas VVIP di tempat terpisah
Sang bocah manja semakin merengek
Memoyongkan bibirnya merajuk penuh tangis seperti bayi mengompol

Merusak barang dan membuat berantakan ruang
Seorang wanita tua yang menjadi pelayan berbenah membereskan
Semakin menjadi tangisan manjanya
Berkata penuh makian dengan sejuta alasan
Logika sang anak sudah mati

Ibu dan bapaknya tetap menjadi penonton setia pertunjukan
Sang anak yang tetap merajuk dan aku pekak melihat juga mendengarnya
Ibupun ikut berceloteh tak mau kalah
Bapak berbalas pantun menahan amarah dengan penuh geram dalam dada
Pertunjukan sebuah keluarga ibarat sirkus dari Eropa

Ingin kuludahi semua pemain sirkus hingga tak bersisa indahnya
Muak melihatnya
Jijik mendengarnya
Bila hendak berbuat berantakan jangan di hadapan
Hancurkan saja rumahmu sendiri jangan di rumah ini





Dirinya Membuat Aku Terluka

Ternyata dia tak mencinta
Senyuman dan kerlingan matanya palsu belaka
Usianya yang teramat muda
Kehidupan nampak begitu susah di hadapi

Teramat lama menantinya
Sehabis melipat sajadah selalu ada doa terucap untuknya
Berharap mungkin terdengar memaksa pada Tuhan
Hati yang selalu inginkannya menjadi pendamping hidup

Tawa ini juga canda ini hanyalah topeng
Tatapan mata ini juga tubuh ini selalu mencuri pandang padanya
Apakah dirinya tak mengerti juga ?
Apakah hanya nafsu diri saja hingga tenggelam dalam sebentuk cinta tak berbalas ?

Dirinya menjawab telah miliki tambatan hati
Apakah harus percayainya ?
Apakah dirinya hendak membuat cemburu buta ?
Baiklah, dirinya menang karena aku cemburu

Aku sangat cemburu karena aku terlalu mencintainya


Sabtu, 21 Februari 2015

Saat Ini Tak Bisa

Terima kasih atas cintamu
Aku tersanjung
Tapi saat ini aku tak bisa denganmu

Sikapmu yang seolah dunia bisa kau miliki
Sikapmu yang seolah bak raja
Sombong dan angkuhmu membuatku benci

Dalam jiwamu aku yakin pasti ada rasa baik
Bagikanlah kebaikan itu pada dunia
Bagikanlah rasa rendah hatimu pada semesta

Senyum tuluslah dari dasar hati
Bertingkah dan bertuturlah penuh taqwa
Agar diriku dan dunia tahu dirimu yang penuh rasa

Saat ini sungguh tak bisa pada rasamu
Tuhanlah yang menjadi jalan
Berserahlah pada Tuhan dan waktu yang akan menentukan

Terima kasih atas cintamu
Saat ini aku tak bisa

Katakan Rasamu Padaku

Mana cintamu itu?
Mengapa tak kau katakan saja rasamu?

Tingkahmu membuatku kesal tak karuan
Perhatianmu membuatku penuh sejuta tanya
Akting acuhmu padaku tak pintar
Acuhmu padaku tapi kau lindungi semua langkahku

Kau tak berhak menentukan arah mataku kemana memandangnya
Kau tak berhak apapun atas diriku
Ini hidupku bukan hidupmu
Dan kita berdua tanpa ikatan rasa

Saat bersamamu dulu penuh indah
Tertawa bersama, bicaramu yang ramah
Tapi kini aku tak kenalimu lagi
Bila kau katakan sikapmu itu sekarang cinta mengapa cinta harus berkata kasar?

Biarlah Tuhan yang menjaga semua rasa
Biarlah Tuhan yang menentukan cerita
Dan aku tak peduli padamu bila sikapmu penuh kasar padaku


Jumat, 20 Februari 2015

Bicara Sendiri

Aku tidak bisa berbuat lebih padanya
Maafkanlah aku, duhai hatiku
Kuatlah engkau, duhai hatiku

Dirinya jangan pernah datang lagi
Rasa sakit itu tentangnya masih belum pergi
Dan aku takut bila dirinya hadir maka aku takluk pada cintanya

Aku akui bahwa dalam sepi memikirkan dirimu
Semua potretmu kupandangi lekat-lekat
Namun terhenyak dan sadar bahwa memelukmu sungguh tak bisa

Hatiku, kuatkanlah perasaanku
Dirinya hanya sebatas dikagumi
Cinta padanya tak akan bisa mendapat restu bumi

Senin, 16 Februari 2015

Terus-Menerus Tak Peduli

Lelah terus-menerus mengejarmu tanpa dipedulikan
Capek terus-menerus katakan cinta tanpa dipedulikan

Lalu aku berhenti di satu titik dan mulai menanti yang lain
Kesetiaanku padamu tak lantas lenyap
Aku menunggu hingga kau datang dan sadar bahwa kasihku indah

Kau terus-menerus tak peduli
Dan aku menanti hingga ada cinta yang peduli

Minggu, 15 Februari 2015

Kegilaan Hasrat

Rasa cinta ini untukmu
Kuberikan apapun dariku untukmu
Aku sangat mencintaimu

Datanglah lalu balaslah hasratku seperti dulu kita saling menghasrati

Sabtu, 14 Februari 2015

Terpaku Di Persimpangan

Bila kerinduan harus kuutarakan dengan segera
Semua rinduku akan kukeluarkan untukmu

Tapi segala perilaku harus tunduk pada jalan Tuhan
Karena aku manusia berTuhan

Hidup di dunia semua tidak terisi oleh kecintaan pada manusia saja
Ah, brengsek
Aku tulis kalimat di atas selaksa benar saja tapi hati teriris

Tuhanku, jagalah aku untuk teguh bertaqwa
Maafku atas segala dedosa masa lalu

Bayang bercinta denganmu masih membekap tubuhku

Aku sungguh terlalu lelah bila terus-menerus terpaku padamu
Dan dua sisi hati terbelah dua di sini

Hati merancu bernafsu bercinta dunia yang sesat
Hati yang mendamba sejuknya iman dan taqwa


Serangga Terbang Tanpa Rasa

Apalagi yang harus kutulis tentangmu ?
Dirimu bak serangga terbang
Dirimu susah untuk kupegang
Dan mungkin habis sudah tulisan tentangmu


Mungkin aku lelah melihat segalanya
Mungkin aku terlalu sakit melihat duniamu tanpa aku
Dirimu bak serangga yang terbang di bebasnya udara
Bisakah aku merobek segalanya tentangmu ?

Cukuplah hariku melihatmu bila kau tak mencinta
Terlalu menderita aku bila terus melihatmu di sana
Aku yang masih saja terus melihatmu
Semoga bisa melupakanmu dengan bergulirnya waktu  

Rabu, 11 Februari 2015

Tak Berhak Mencemburuimu

Melihatmu berdua dengannya hatiku sakit
Cemburukah ini ?

Melihatmu tertawa bersamanya hatiku kesal
Cemburukah ini ?

Aku yang tak berhak cemburu padamu
Aku yang tak berhak menuntut apapun darimu
Aku yang telah berjanji akan kebahagiaanmu

Aku yang masih saja menautkan rasa cinta padamu

Aku yang tak berhak mencemburui apapun darimu

Selasa, 10 Februari 2015

Cermin Rinduku

Aku yang melihatmu dari pantulan cermin
Melihatmu dari bayangan cukup membuatku bahagia
Tak mau membuat dirimu penuh rasa tak nyaman atas diriku

Aku tak mau beradu pandang denganmu
Jangan kau lihat sekelilingmu karena aku tak ada di sana
Jangan kau edarkan matamu untuk mencariku karena cerminku tak ada di sana

Aku yang melihatmu dari atas langit
Bersama Tuhan aku melihatmu dengan cermin rinduku
Semoga dirimu menyimpan kerinduanku di hatimu

Sayang Kamu Selamanya

Iya, kamu
Benar kamu
Kenapa diam saja saat aku ajak bicara ?
Bicaralah walau aku berkata jangan bicara

Kamu yang sedang asyik berbicara dengan tambatan hatimu
Baiklah, aku mengerti
Awalnya aku berharap bisa isi sisi hatimu
Tapi ternyata kau telah memilih

Tak adakah getaran sedikitpun kepadaku ?
Atau hanya aku saja yang penuh pengharapan agar kau memelukku ?
Aku sulit pergi
Rasaku padamu telah terjahit erat di dada

Aku sayang kamu tiada akan pernah berakhir

Minggu, 08 Februari 2015

Maniak Menuntut Balas

Luka yang membuat pesakitan menjadi maniak
Maniak yang membenci semua yang terhampar di hadapannya
Segala yang tampak membuat aura negatif seperti neraka
Penuh api lagi aura setan tersaji

Khutbah dan ceramah agama tak lagi mendamaikan
Laku yang seperti binatang telanjang
Tuhan seperti anak tiri yang tersia-siakan
Setanpun tertawa berdiri lalu menunggangi nafsu sang maniak

Bunuhi saja semua pembawa ajaran kebaikan
Mata hati yang telah tertutup
Tak peduli lagi akan kebaikan dari agama
Maniak pikir tubuhnya kebal akan siksa neraka

Air ludah maniak basahi pemuas nafsu maniak
Maniak dan maniak lalu maniak lagi
Perih hidup maniak akibat hinaan dunia
Cemoohan yang diterima maniak menggumpal menjadi amarah

Bila dunia tak menghormati hidup maniak dulu
Maka maniak kini menuntut balas
Laku maniak liar
Bahkan liarnya melebihi setan

Aksara Namanya

Angkara yang menelusup dalam rongga dada
Zat adiktif telah semakin mencandu padanya
Iris segala sisi hati dengan raut kebencian
Sesungguhnya sangat muak pada dirinya

Namanya yang terus-menerus menggoda hati
Umpatan kesal bercampur rindu padanya atas cinta tak berbalas
Raganya yang tak bisa lagi kupeluk erat
Dalam resah bercampur marah masih mengingatnya
Ingin selalu bersamanya sepanjang hari
Aku yang mencintainya tiada lelah
Namun dirinya menghilang dan tak datang lagi
Sepi dalam melangkah
Yang terindah tampak tak indah tanpanya
Aksara kecintaanku hanya padanya
Hampa dan masih setia menantinya

Sabtu, 07 Februari 2015

Cinta Sejati Tak Menyakiti

Ini bukanlah cinta bila membuat terluka
Ini bukanlah kasih bila saling curiga
Ini bukanlah sayang bila berkata saja penuh dusta
Ini bukanlah rindu bila saling tak percaya

Semua rasa haruslah mendamaikan semuanya
Semua rasa haruslah membuat bahagia dunia
Semua rasa haruslah memberi tanpa mengharap kembali
Walau kamu tetap terdiam aku tetap sayangi

Tak mengapa bila aku harus memandangmu dari jauh
Tak mengapa melihat tanganmu menggenggam tangan yang lain
Kebahagiaanmu menjadi bahagiaku juga
Walau dalam kenyataan dirimu berbagi rasa dengan yang lain

Aku sayangimu dalam untaian kata
Aku rindukanmu dalam dunia khayalanku
Setiap malam selalu ada barisan sajak cinta
Karena cinta sejati seharusnya tak menyakiti

Melepaskannya

Cinta semua lagu tentang cinta
Merindu tapi menanti telah lama tiada kabar
Terpuruk seolah mati
Hidup yang dijalani bak mayat hidup
Karena cinta tak berbalas darinya

Dunia yang dipuja hanya mencintai makhluk
Tuhan yang sejatinya tempat mencintai hanya cadangan sandaran
Terus-menerus menanti kecintaannya
Menggerus segala sendi hidup
Lepaskanlah cinta yang tiada sambut

Relakan dirinya yang tiada memberi cinta
Belajarlah lebih menyayang Tuhan lebih dalam
Dunia tak selamanya bersama
Suatu waktu akan berpisah dengan dunia
Hanya Tuhan saja yang setia menemani jika lurus dalam bertaqwa

Jumat, 06 Februari 2015

Kunikmati Potretmu

Kunikmati saja segala perih di jiwaku
Melihat potretmu dan hanya bisa menyentuh wajahmu
Ingin memelukmu tapi hanya bisa memeluk potretmu
Cintaku tak tahu kapan berbalas darimu

Kunikmati saja segala yang tersaji tanpa kau di sisiku
Sapamu hanya saat kau mau menyapaku
Lelah menunggu
Potretmu menjadi penghibur rasa rinduku padamu

Kunikmati cintaku yang tak berjawab darimu
Mungkin ini keterlaluan mendambamu
Tapi terlalu sulit untuk tak melihatmu
Potretmu kupandangi lekat satu persatu

Kunikmati cinta rahasiaku padamu
Tanpa orang lain tahu kerinduanku
Aku akan malu bila orang lain tahu
Banyak cinta tertulis untukmu

Kunikmati cintaku padamu dalam sepi
Lantunan lagu rindu saat menatap potretmu
Terasakah olehmu akan cintaku ini ?
Sungguh ingin memelukmu

Kunikmati tanpa cintamu
Rahasia cintaku padamu
Kumau tak ada orang yang tahu cintaku padamu
Karena menyentuhmu hanya lewat potretmu saja

Tanya Nuranimu

tuhan berbilang ?
Mungkinkah ?
Tanyalah nurani terdalammu
Pantaskah tuhan mempunyai sifat setara dengan semua ciptaan-Nya ?

tuhan berbentuk seperti makhluk, pantaskah ?

Tak Bisa Membencimu

Sudah kulakukan semua cara untuk membencimu
Tapi saat melihat potretmu luruh sudah benciku padamu

Melihat gurat senyuman juga candamu bersama temanmu buatku bahagia
Bahagiamu bersama hidupmu membuatku tersenyum

Bagaimanapun benci yang kupaksakan untuk melupakanmu tak mudah
Karena selalu ada kerinduan di sisi hatiku

Bahagialah kau bersama teman juga kekasihmu
Aku akan selalu menjadi pengagummu di balik tembok dan tersembunyi



Dirimu Bayang Bagiku

Aku tahu dalam cerita hidupku dirimu hanya bayang
Dirimu yang kucintai tapi tak kuasa kusentuh
Dirimu yang kuhasrati tapi tak bisa kucumbu
Ada Tuhan yang menjadi pembatas tegas
Dan sampai kapanpun selama aku berTuhan dirimu hanya bayang bagiku

BerTuhan saja
Dalam perjalanan di bumi ini selalu ada cerita hidup
Dan ini cerita hidupku tentangmu
Aku tersenyum saja
Berharap Tuhan selalu bersamaku

Ketahuilah, keintiman kita dulu terasa indah
Tapi kini hatiku terbelah dua sisi
Tuhan yang menjadi penjaga dan setan yang terus mengintai
Temukanlah bahagiamu secepatnya
Aku temukan bahagiaku semampu aku secara keTuhanan

Jujur dalam arungi hari rasa tentangmu menjentik di kepala
Saat rasamu menjadi wabah maka aku melangkah berTuhan
Jangan kau tanya bagaimana perihnya di jiwaku
Tapi sakit ini hanya di dunia saja
Tangis tertahan dalam dada segala bayangmu

Dirimu bayang bagiku sampai kapanpun


Aku Baik-Baik Saja

Aku akan baik-baik saja
Tak usah khawatir akan hatiku
Hatiku telah tegar akan perih ini
Walau ajal menjadi taruhan aku akan tetap beriman

Aku akan baik-baik saja
Aku akan berusaha sekuatku agar tak sesat
Walau ada tetes air mata membasahi kedua pipi
Walau ada sisi hatiku yang terluka

Sakit memang namun hanya di dunia saja sakit ini
Karena aku berjumpa dengan Tuhan kelak
Perjumpaan dengan Tuhan haruslah penuh iman
Rasa dunia hanya melampiaskan nafsu setan saja

Namun jujur terkadang hilang kontrol pada nafsu ini
Aku berserah diri pada Tuhan
Dalam lemahnya diri sungguh merasa tanpa daya tanpa Tuhan
Sekali lagi aku tegaskan aku akan baik-baik saja

Rabu, 04 Februari 2015

Nikmati Tuhan

Terima kasih Tuhan atas nikmat cintaMu
Ada getaran tak karuan di dada

Bulan sisa semalam mengintip indah di balik awan subuh ini
Bila dirinya tak juga peluki tubuhku maka meneguh berTuhan saja

Telah banyak membaca cerita percintaan dan begitu mudahnya bercinta
Tapi kisah hidupku bukan jalan cerita seperti dalam bacaanku

Tak pernah menyerah untuk temukan cinta yang berTuhan
Cukup Tuhan saja yang menjadi pelindung

Senin, 02 Februari 2015

Ruang Dan Waktu Untuknya

Tiada ruang dan waktu bagiku untuk berbagi cerita juga cinta dengannya
Sepertinya tempat tak tersedia di sini
Walau berharap ruang dan waktu itu tetap ada

Jujur masih ada segurat cinta dan segurat luka
Keduanya bertarung sengit dalam pergulatan jiwa
Masih mauinya tapi juga membencinya

Penjaga itu telah datang dan seolah menjadi spionase
Dirinya yang telah lama tak datang jangan coba memaksa datang
Penjaga itu telah mengunci semua ruang dan waktu untuknya

Minggu, 01 Februari 2015

Itu Membuat Sakit

Dan aku tak menyukaimu
Walau sebelah hati sangat inginkanmu
Tapi aku keras menghalaunya
Jangan pernah datang lagi padaku
Itu membuat sakit

Syukurlah kau tak pernah datang dan memaksa
Mungkin kau buta atau kau memang tak pernah peduli
Pergilah menjauh dariku
Dan jangan lagi memeluk erat rasaku
Itu membuat sakit

Pujian segala hal tentang keindahan alam
Lihatlah aku yang berusaha enyahkan jejakmu di ragaku
Baui saja tubuhku dan wangimu masih tersisa
Dan aku tidak menyukai segala baumu di tubuhku
Itu membuat sakit

Simpan saja rayuan bila kau datangiku
Jangan kau bacakan mantera rayu jahatmu itu
Kamu tahu ada hatiku yang masih cintaimu
Ini hidupku jadi jangan coba kau terus belai rasaku
Itu membuat sakit

Mencari cinta Tuhan terkadang harus sakit
Dan aku pasrah akan itu
Kecintaan pada Tuhan telah menjadi jalanku
Maka jauhi saja aku dengan segera olehmu
Walau itu membuat sakit

Tidur Dan Tuhan

Dalam buaian Tuhan
Coba tak bersetan
Tidur ini bukan karena ngantuk
Tidur ini mungkin penghilang rasa suntuk

Jiwa ini sekarang sedang muak
Dedosa yang berlalu lalang buat nafsu memberontak
Dalam tidur mencoba menyamankan
Dalam berTuhan mencoba menahan

BerTuhan itu layak diperjuangkan
BerTuhan itu memang bukan permainan
Jangan pernah menunggu teguhi iman
Karena nyawa ini bukan teman setia pada badan

Berjalan pada dunia mencari rizki dan karunia
Berjalan ke rumah Tuhan terkadang dengan langkah memaksa
Jiwa yang masih penuh kotor juga dosa
Bersimpuh dalam tobat juga doa

Bila sampai mati harus melawan setan maka beranilah
Keimanan pada jiwa pancarkanlah
Semoga berTuhan ini tak pernah lelah
Meyakinlah pada kebaikan keTuhanan yang tak akan pernah kalah

Para Pemuja Dunia

Matilah kalian para penyombong dunia
Berkacak pinggang pamerkan segala harta dunia
Sedang melupa pada kematian yang bisa datang tiba-tiba
Teruskanlah kesombongan dunia itu
Bila kalian lebih senang berkumpul dengan para setan di neraka

Berbusalah mulut kalian bicarakan semua dunia
Ibadah kepada Tuhan hanya di jadikan selingan buat kalian
Kalian kenakan semua dunia dan berjalan dengan busungkan dada
Bila manusia memuji dunia yang di punyai maka banggalah
Lalu di mana Tuhan kalian sematkan di jiwa kalian ?

Cinta Dunia Tiada Yang Abadi

Petarung-petarung menanggalkan pedang dari sarungnya
Para petarung yang siap berperang
Bertempur demi sempurnanya keimanan

Jangan hanya cinta dunia saja yang dicari
Pertahankan kecintaan pada Tuhan
Teguhkan rasa sayang pada Tuhan

Wahai para petarung keimanan,hancurkan semua buhul kesetanan