Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari: Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari : Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Sabtu, 31 Desember 2016

Bersabar Dalam BerTuhan

Bila dalam derita lalu mengiba pada Tuhan
Bila dalam bahagia serta merta campakkan
Manusia yang sebenarnya berada dalam kelupadirian
Pelarian
Dalam ibadah-ibadah berkepanjangan
Lakukan
Tak peduli duka maupun suka menerjang kehidupan
BerTuhan saja dalam ketulusan
Karena sabar tak mengenal batasan

Berdua Indah

Berdua denganmu indah terasa
Pelukanmu serta menyentuhmu bahagianya
Ada kangen tiada habisnya
Namun satu titik belum di rasa
Mengapa?
Dirimu berkata "tak kuat menahan"
Cobalah bertahan
Rasakan saja kenikmatan
Dalam cinta ini mencari perasaan
Cintailah seluruh diriku dengan ketulusan

Senin, 26 Desember 2016

Mati Bersama Kebaikan Tuhan

Kekuatan bersamaku dan aku salah satu kekuatan itu
Tak pernah gentar walau sejuta lontaran ketakutan diumbar
Kaum penindas mencoba mengobrak-abrik segala iman
Iman para peneguh Tuhan tak pernah terurai
Kematian ini hanya menjadi pintu kehancuran para penindas
Para penindas tertawa dan hanya sementara
Kematian ini di mata para penindas mati tapi tidak di mata Tuhan
Kematian ini tidak mati
Karena mati bersama kebaikan Tuhan tidaklah mati
Bergeraklah para peneguh iman
Kuatkanlah para peneguh kebaikan Tuhan
Tubuh ini mati tapi tiadalah mati
Kekuatan Tuhan menyertai dan mungkin kalian salah satu kekuatan itu

(inspirasi film rogue one a star wars story / "the force with me and i am of ones", Chorus says)

Sabtu, 24 Desember 2016

Dunia Liar Penuh Penghormatan

Dunia indah tanpa kesombongan
Kebencian dan rasa sinis hanya mematikan
Peradaban bumi yang maju tak harus disertai pertikaian
Dalam dunia yang liar ada sikap pejuang perdamaian
Bicaralah dengan ketulusan
Bersikaplah penuh kelembutan
Sikap penuh tipu daya serta pura-pura akan berbuah petaka
Pengakuan dunia membuat mata hati buta
Bosan dengan hati yang tak jujur berbuat dan berkata
Tikus-tikus kotor berdasi dan berdusta
Memojokkan sesama manusia yang berlawanan logika
Penghormatan tak disertai rasa
Belajar dari dunia liar
Ada pengorbanan tanpa bersikap kurang ajar
Saling menghormati secara wajar
Jaga bumi dan semesta dari manusia-manusia sasar
Dunia liar
Ada ketulusan dari lekukannya yang kasar

(inspirasi dari film into the wild)

Sangat Punyai Rasa

Lidah terasa pahit
Rasa tetaplah sebuah rasa
Kelu saat berdekatan denganmu
Masa terus datang silih berganti
Waktu bergulir tak pernah peduli
Zaman tak pernah tanya kondisi hati

Masa yang tak ada rasa
Mengejarnya tak terkejar
Dirinya terus menghindar

Bumbui cinta dengan rasa
Butuh pelukan serta genggaman

Cengkramai Birahi Sesat

Mengejar nafsu birahi tak pernah usai
Mencoba menggapai hingga lelah tubuh ini
Dunia yang benar-benar menipu daya
Menggoda dan merayu penuh harap bisa bercinta

Cengkraman setan mengerogoti badan
Gerogoti setiap sel iman yang telah disusun bersusah payah

Helaan nafas ini
Sesat dan dicengkramai birahi

( Cikampek, 14 Desember 2016)

Sekedar Hargai Sukaku

Sia-sia saja mengharapkannya
Tak layak bersatu dan bersama
Tak peduli sebesar apapun rasa suka juga cinta
Dan sungguh tak pernah mudah tanpanya
Yang kupelajari awalnya tak mengenalnya
Cobalah sebagai kewajaran bila dirinya pergi dan tak menyuka
Dirinya selama ini sekedar menghargai setiap rasa suka

Terima kasih walau sejentik mengenalnya
Bertahun-tahun menunggunya bicara
Dirinya yang terbaik pada kedua mata
Usahaku menyukainya sekedar dihargainya
Dan dirinya yang tetap tiada rasa

Berpura-pura tak sukainya
Agar tak terlalu risau dalam jiwa

Apapun yang dirinya lakukan semoga bahagia

Kini diamku tanpanya
Dan masih saja mencintainya

( Cikampek, 24 November 2016)

Kau, Dan Aku Sedih

Yang kedua kumelihatmu bersama tercintanya
Bergandengan tangan dan kau seolah tak melihatku

Cemburuku
Kecewaku
Walau tak sempat memadu kasih
Tapi cinta padamu terlanjur mengendap di dada

( Cikampek, 13 November 2016)

Musik Menghentak, Hentikanlah!

Hentikan dengarkan musik dengan lirik busuk
Kata-kata yang terlontar cacian juga makian
Kalimat kasar bahkan kebencian terhunus pada lagu
Musik yang menghentak lalu kepala bergoyang
Mulutpun berdendang tapi hati tetap sunyi
Ada celah yang kosong di sana
Mungkin tanpa cintamu membuat berdusta nikmati musiknya
Tapi sesungguhnya ada yang sebenarnya hampa
Dan kesepian ini tak bisa ditutupi dengan musik yang berlirik kasar

Hati ini butuh dekapan Tuhan

( Cikampek, 6 November 2016)

Televisi Mual

Televisi membuat mual
Acara yang nampak hanya budaya ketidakpantasan
Berita-berita yang dibuat tak lagi adil
Beritanya hanya demi kepentingan pribadi dan segelintir golongan saja
Tontonan sinetron tak layak bagi budaya bangsa

Muak dan tak bisa berbuat apapun

Kusimpan remote
Kumatikan televisi
Kuambil telepon berkamera
Lalu kupotret televisi
Kupajang di tempat jual beli pada internet
Atau akan kugadaikan saja televisi di pegadaian

Televisi kini acaranya memuakkan

( Cikampek, 6 November 2016)

Terdiam Tak Dicintai

Mungkin cintaku tak berharga bagimu
Dalam resah selalu menantimu
Kubiarkan rasa sepi tanpamu

Dirimu yang tak sayangiku
Dirimu yang sibuk dengan urusan cinta dengan yang lain

Sekali lagi aku hanya terdiam

( Cikampek, 6 November 2016)

Acuhmu Di Hari Lahirku

Pagi ini melihatmu berjalan dengan tercintamu
Saat berpapasan kumelihatmu tapi kau tak menyapa
Ingin kutegur dirimu tapi kau nampak palingkan muka

Dan ini hari lahirku
Hadiah darimu acuhkanku
Walau tak pernah sekalipun bicara cinta
Tapi gerakku padamu isyaratkan rasa
Dan heranku kau tak merasa
Atau sebenarnya kau memang tak cinta?

( Cikampek, 6 November 2016)

Kau Kartun Cintaku

Mencintaimu bagai imajinasi
Khayalan yang mebuat beku jiwa

Menyayangimu bak penggemar kepada idolanya
Tak bisa memelukimu erat
Dirimu tokoh kartun dan tak layak dimiliki
Hanya bisa merinduimu dalam diam

Merasakah dirimu bila kucintaimu?

Cintaimu Bak Angin

Kau diam
Kau lukiskan kerinduan
Kerinduan untuk siapa?

Lelah dengan semua angan
Pengharapan yang lalu terbuai

Cintaimu bagai memeluk angin
Rinduimu bagai udara pagi nan sejuk tapi menggigilkan
Kasih setia ini seperti cermin
Karena cermin pantulkan bayangan sendiri
Seperti aku yang cinta sendiri sedangkan kamu tak cinta

Rumah Jerujiku Cintaimu

Diam
Benci sendiri
Tak tahu harus bagaimana menyatakan kasih ini

Dahaga cintaku padamu
Berujung rindu yang tak pernah tersangkut
Menunggumu dalam rumah jerujiku

Tak kuasa ikuti semua lari-larimu
Tertahanku menjadi bayang-bayang larimu
Ada kunci yang merantai langkahku

Cintaku padamu menyala lagi berkobar

Bacalah rasaku
Rasakan hembusan angin cintaku
Dalam rumah jerujiku selalu mendambakanmu

Bukan Paranormal Cinta

Berikan petandamu jika sukaiku
Jangan hajariku dengan rentetan kalimat darimu
Karena sungguh aku bukan paranormal
Tak bisa menebak untuk siapa kalimat sayang darimu
Sungguh tak mau terlalu terlena dengan kalimatmu

Kalimat sayang darimu itu untuk siapa?

Manusia Baik BerTuhan

Rasa bangga yang kamuflase
Sombong dengan segala yang dimiliki
Status sosial terpandang merasa selamanya tergenggam
Tenaga yang kuat merasa tak akan pernah menjadi lemah

Wajah serta kulit yang mempesona dan mengencang
merasa tak akan pernah menjadi tua dan keriput
Ilmu tinggi karena mengecap pendidikan hingga melanglang buana
merasa pikun tak akan pernah hinggap

Tak terbersitkah pada Tuhan Sang Maha Berkehendak?
Tuhan bisa dan mampu mencabut semuanya secara tiba-tiba dan tanpa pemberitahuan

Menindas lalu melukai manusia karena menganggap tak sepadan
Melindungi serta menjagai yang terdekat juga kaum kerabat walau salah telah mengikat
Benarkah tak membutuh pada manusia?
Tanyalah dengan kefakiran juga kelemahan makhluk

Pantaskah bertindak penuh arogansi serta kesewenang-wenangan?

Manusia apapun yang dimilikinya hanya satu yang menjadi pembeda
Baikkah manusia sebagai manusia berTuhan?

Bidadari Kecil Ayah

Aku hanyalah seorang bidadari di mata ayahku
Walau kini usiaku beranjak dewasa
Aku tetaplah seorang bidadari di mata ayahku
Tak lebih dan tak mengapa
Ayahku, walau kini aku telah menjadi istri
Ayahku tetaplah memandangku sebagai bidadari
Bidadari kecilnya yang senantiasa disayangi
Aku bahagia dan menerimai
Terima kasih ayahku
Bidadari kecilmu itu aku

(inspirasi film main prem ki diwani hoon)

Senin, 12 Desember 2016

Jangan Pergi

Sayang sekali padanya
Tolong, jangan pergi
Peluklah
Dirinya diam
Saat membutuh sayang darinya
Pejamkan mata saja
Akan kubahagiakan

Minggu, 11 Desember 2016

Dingin Menanti

Menanti di depan gerbang
Berharap berpeluk di udara dingin ini
Dia tak kunjung datang
Dan tetap malam sepi sendiri
Basah terkena hujan
Dia beralasan
Tetap mencintai
Karena telah lama terpikat hati
Datanglah secepatnya
Kunjungilah seseringnya
Ada dahaga kasih
Aku lirih

Pelukanmu Berharap Abadi

Senang saat berdua
Debar saat berjumpa
Tepiskan ragu 
Rasakan rindu
Perjumpaan denganmu mengguratkan makna
Keindahan dunia terpampang pada
Hasrat cinta yang terus dan senantiasa berkobar
Dirimu pijakan bahagiaku dan tak memudar
Rangkul lalu peluk dalam rasa
Semua sayang yang harus tercurah
Selamanya ingin terus mencinta
Menyayangimu bagiku sebuah anugerah
Coba menepiskan bahwa dirimu sementara
Tak mau ada kesedihan saat bersama
Bila ini tak abadi
Kubahagiakan dirimu semampu yang kuberi

Wajahmu Tersimpan Di Hati

Tak punyai potretmu
Dirimu yang dipotret bersama yang lain
Saat kuingin dalam potret yang terjalin
Dirimu tak mau
Dalam debar menanti
Dalam resah ingin bersama
Tak mengapa tiada potret mungkin nanti
Berdua denganmu ingin selamanya

Sabtu, 10 Desember 2016

Dia Memilihnya Bukan Aku

Sedih saat dia lebih memilih berdua dengan yang lain
Dia seperti itu aku menegang terlilit kain
Bila itu buatmu bahagia maka lanjutkan
Beri saja sedikit ruang bagiku untukmu agar terpuaskan

Merindu Angin

Dan dia memang tak tulus mencintai
Dia tak melihat diri
Dia acuhi
Aku merasa cinta sendiri
Terserah
Lelah

Kangen Bertemu

Kangen ketemu lagi
Adakah hatinya sepi?
Seperti
Aku tergalaui
Dirinya yang memutus sendiri
Rindu berdua
Adakah dirinya
Waktu atau masa?
Akan kuberikan bahagia
Berdua kita dan coba lama
Bersama seperti itu
Jangan ragu
Aku
Rindu
Segera silih padu

Dia Tak Suka Akan Kubahagiakan

Dia katakan tak suka
Remuk nan nyeri pada jiwa
Bila tak suka
Duduk lalu nikmati sembari pejamkan mata
Akan mencoba
Buat dia penuh bahagia
Tidurlah lebih lama
Resapi semua
Gelontoran sayang dan rasa
Bersama
Lebih lama
Cerita cinta
Kubuat bahagia
Walau dia tak suka

Ingini Sayang Selamanya

Ingin setiap malam bersama denganmu
Ingin setiap siang bersama denganmu
Ingin setiap pagi bersama denganmu
Ingini setiap waktu hanya berdua denganmu
Pada malam jangan berbelok pada ruang bersekat
Pada siang telusuri setiap tempat untuk cinta
Pada pagi tak kuasa berjalan denganmu karena sayang
Jangan ragu pada kasih
Rasakan saja setiap saat kucinta padamu secara mendalam

Cemburuku

Cemburu padanya
Tentang dirinya
Tak jua bicara
Tentang rasa
Tentang cinta
Siapa kekasihnya?
Akukah mengenalnya?
Atau dirinya padaku tak menyuka?
Cemburuku padanya
Tapi aku tak bisa apa-apa
Dirinya
Membuat terluka
Cemburuku tapi dirinya tak berkata
Padahal sisi tempat ada
Bagi kita memadu hasrat asmara

Cinta Bersyarat

Dia yang belum teruji cintanya
Dia yang terus meminta
Cinta penuh syarat darinya
Dia tak tulus dalam rasa
Dia yang kucinta
Penungguanku lama
Dia tak mengerti jua
Melepasnya saja
Cintanya penuh paksa
Aku cintainya dalam jiwa
Cintanya penuh syarat
Akupun mundur tak taat
Biarlah mencintainya walau tak memeluknya
Menyerah pada syarat benda cintanya
Aku cintainya
Tak mau memaksa

Minggu, 04 Desember 2016

Indahnya Tontonan

Tanpamu tontonan tak lagi menjadi indah
Tanpamu semua lagu menjadi kelam
Bila semua rasaku berbalas darimu maka indah
Semua lagu dan tontonan menakutkan tak lagi terasa
Dirimu mengertilah pada rasaku
Rasaku pada rasaimu sedari dulu

Gemetar Cinta

Belum puas bersamamu
Dirimu yang seolah tak mau
Malu
Cukup tutup matamu
Rasakan saja rasaku
Gemetaran kurasakan
Saat bersamamu dalam ruang tak bertuan
Ada isak tetesan
Aku sangat mengharapkan
Dirimu punyai cinta pada badan
Panggil aku bila kau cinta
Belai aku jika kau rindu dan ada
Semua kisah kita
Aku menunggu di balik jendela
Sentuhlah dengan pelan lalu bicara
Dalam gemetaran tapi penuh cinta kita

Ingini Ruang Cinta Kembali

Terima kasih cinta atas waktunya
Terima kasih sayang walau sekejap
Rasanya kurang lama saling berpelukan
Rasanya kurang lama saling melepas suka
Cinta kita telah mekar
Rindu kita bukan masalah usia
Kasih juga sayang kita nyata
Adakah ruang dan waktu untuk saling mencinta lagi?

Sabtu, 03 Desember 2016

Tak Enak Badan

Hari ini badan tak enak
Dirimu yang menari dalam benak
Aku hanyalah seorang anak
Mendamba cinta walau belum juga jinak
Bicaraku tentang cinta padamu menjadi terselak
Badanku sedang tak enak
Bicara sayangku hingga mulut serak
Cintai saja aku olehmu maka menarilah para pemandu sorak
Cintaku tak sekasar buah salak
Sentuhlah cintaku dengan cintamu tanpa jarak

Percayalah Kubahagiakanmu

Kau belum percaya kalau aku bisa buatmu bahagia
Bawalah aku dalam ruangan tak bermata
Kau akan kubawa dalam megahnya rasa
Hanya kita berdua
Segera
Tuntaskan segala
Rasa
Semakin cepat bersua
Semakin sering berjumpa
Rasa itu semakin nyata

Percaya

Hilangkanlah Ragumu

Dirimu cintaku
Dirimu sayangku
Dirimu rinduku
Rasakan semuanya dariku
Harus berapa lama menanti
Setiap malam terus berteman sepi
Dalam resah terus-menerus berharap mimpi
Namun disanapun dirimu tak kutemui
Semua lakumu cintakah?
Semua bicaramu rindukah?
Diriku dalam ragu melangkah
Ingin bersama berbagi rasa yang merekah

Maafku Atas Marahmu

Maaf bila cintaku membuatmu marah
Tapi sungguh aku terlalu sayang padamu
Maaf bila sayangku membuatmu diam tak bicara
Tapi sungguh aku terlalu penuh kasih padamu
Ajaklah diriku dalam pelukan
Ajaklah diriku dalam belaian
Rasakan segala rasa yang telah lama kurasa
Dalam ruang sepi terkunci tiada orang memandang
Dunia cintaku hanya padamu
Maaf bila karena cintaku membuatmu marah
Aku yang sebenarnya teramat sayang padamu
Maafku atas marahmu

Kamis, 01 Desember 2016

Mimpi Sopia

Mimpi dan mimpi
Denganmu tak bisa memiliki
Nyali dan bernyali
Sebenarnya telah kukeluarkan semua nyali
Mengurung cinta dalam toples kering lagi mati
Berjalan bak seekor zombi

Keadilan hanya milik penguasa
Rakyat yang dibatasi maunya
Penguasa culas menipu daya
Tak sadarkah bahwa Tuhan Penguasa tipu daya
Topeng bicara lalu laku kebaikan para penguasa
Semoga rasa adil bukan sekedar mimpi sopia

Hukumlah yang bersalah
Tak perlu mengenal kawan kerabat bila salah
Ini bukan menang atau kalah
Ini tentang rasa adil yang harus tegak seperti galah
Mimpi sopia tentang keadilan yang tanpa celah
Malulah duhai para pemimpin yang onar dan selalu berulah

Dan

Dan jujur mau kamu 
Dan susah lupakanmu
Dan menunggu kamu mau

Mohon pengertian kamu
Ini tentang rasa suka, cinta dan sayang
Peluklah dengan perasaan

Dia Masih Cintainya

Aku bukan yang pertama di cintai dia
Dia yang pernah berpelukan dengannya
Dia masih cintainya
Lalu aku tak bisa apa-apa
Percuma
Memaksa
Tapi kini rasaku besar
Tapi dia tak dengar
Dia yang terlalu bersinar
Hatiku menjadi nanar
Terkapar
Ingini dia teramat sadar

Rabu, 30 November 2016

Sukaku, Sukakah Dia?

Kangen, dia bagaimana?
Atau dia bohong tentang rasa
Terbangun diri dari lelapnya malam
Teringat dia yang tiada bereram
Berkendara menunggang kuda besi
Berusaha menikami semua sepi
Dia yang tak jua tampakkan rasa
Sedih jiwa bila hanya aku yang menyuka
Dekaplah diriku
Rangkullah dan tak lepaskan kalbu
Ingin secepatnya terlelap kembali
Sembari berharap dia mendekapku dalam mimpi

Sedihnya Satu Pelukan Saja

Sedih saat sayangku tak disayangi
Sedih saat cintaku tak dicintai
Sedih saat sukaku tak disukai
Sedih saat ingin pelukanku tak berbalasi
Kusangka dirinya punyai rasa sama denganku
Tapi ternyata hanya sedih dalam jiwaku
Tak bisakah satu pelukan saja darinya
Ingin dipeluk olehnya dalam ruang tak bermata
Lama waktuku dalam sayangimu
Tapi sikapku kurang baik katamu
Tapi aku yang cintaimu
Pejamkan saja saat berpeluk bila malu
Sedih
Perih
Sakit di jiwa mendidih
Diriku yang olehnya tersisih
Satu pelukan saja
Di tempat sepinya
Berikan dalam mata terpejam saja
Rasakan semua rasa

Minggu, 27 November 2016

Diriku Bukan Teman Seperti Temanmu

Kau tidak bisa serta merta menceritakan segalanya tentangku
Kau tidak bisa seenaknya membawa namaku dalam dunia pertemananmu
Yang kubutuh hanyalah dirimu
Mengertilah dalam desah nafas membara ini
Kuanggap kau melebihi keluargaku sendiri

Jangan pernah bicarakan lagi tentangku di hadapan teman-temanmu

Dalam pelukan terhangat
Dalam deraian airmata
Dalam perpaduan senang dan sedih menantimu

Menjaga dirimu dalam bentuk paling sempurna yang kubisa
Aku teman tapi bukan seperti temanmu
Setiap malam ada doa terucap agar dirimu dalam penjagaan Tuhan

Bila diriku tak sebanding berada di dekatmu
Maka diriku melayang dan bebas namun tetap mengawasimu
Dirimu pergilah bermain dengan temanmu dan duniamu
Seiring waktu kelak dirimu mengerti cinta sesungguhnya

Karena memang cinta sejati tak selamanya bersama
Dalam debar dalam jiwa "aku mencintaimu"

Diriku yang bukan teman seperti teman-temanmu
Dekaplah rinduku dalam rindumu dalam bait-bait doa terindah

(inspirasi film Pete's Dragon)

Sabtu, 26 November 2016

Ruang Sepi Bersamamu

Ajaklah aku dalam sepinya tempat
Dalam sunyinya ruang
Hanya berdua denganmu
Malam ini kunanti getaran itu

Penuh risau dalam penantian

Cintai Aku

Benarkah cintanya
Atau cintanya hanya untuk menenangkan hatiku saja
Terpanah asmara olehnya
Dirinya begitu menggoda
Tak kuasa bila sudah bersama
Ada getaran yang tak tentu rimba
Sajak-sajak rindu gubahan para pujangga
Beragam rasa suka dalam guratan kata

Cintakah dirinya?
Atau dirinya sekedar bercanda?

Rabu, 16 November 2016

Hilangnya Santun

Himpitan resah yang terus mendera badan
Amukan serta umpatan kotor terlontar dari bibir
Nama Tuhan menjadi pajangan pada menu kantin
Desakan kasih mereka yang mengasihi terasa sumbang di pendengaran
Amarah yang terjadi karena candu pertemanan

Sikap yang berubah menjadi sikap setan
Enyahkan putihnya senyuman yang dulu tersungging
Peluh membanjir saat ayat-ayat Tuhan tersampaikan
Telah rindu pada jiwa baikmu seperti dahulu
Ini bukan jiwamu bila masih bercanda dengan dedosa
Ada doa tulus bagimu dari jiwa-jiwa yang menyayangimu tapi kau hindari
Niatkanlah dengan kesungguhan untuk selalu berpijak pada jalan Tuhan walau tak mudah

Cinta Tak Masuk Akal

Sampai kapan kita bersama tanpa restu Tuhan?
Ikatan cinta ini terdengar rentan dan saru
Kebersamaan yang berujung pada getir

Ikatan ini dipertahankan hingga ada yang bosan di antara percintaan ini
Kala cinta berjuntai bebunga semua kata mesra terucap
Saat kumbang memetik merusak bebunga maka semua tikai terhunus

Ikatan cinta ini tak berTuhan
Layakkah berbangga dan mengumbar rasa cinta tak berTuhan ini?

Minggu, 13 November 2016

Nyeri Saat Berlari Pagi

Lari pagi nikmat rasanya
Apalagi melihatmu "lagi" dengan kekasihmu
Seperti minggu kemarin

Tapi kini bergandengan tangan
Jari kelingking kalian berdua saling mengait
Mantap pada jiwaku
Di bawa asyik saja

Cintamu palsu
Sayangmu palsu
Yang nyata hanya kasihku padamu

Atau memang kau yang tak memiliki rasa padaku?

Kereta Saljuku

Asyik dengan dunia cintanya
Aku yang di tepikannya
Bermain dan tertawa bersama cintanya
Diriku di sapanyapun tidak

Kereta saljuku meluncur deras ke arah bawah
Masa laluku berada di atas
Hawa dingin menerpa tubuhku yang berbalut baju tebal
Hawa dingin sedingin sikap tak mencintainya untukku

Sudahi saja bercengkrama dengannya
Dirinya yang menganggapkupun tidak
Resah lalu meluncurku dengan kereta saljuku
Dari bawah masih bisa samar terlihat dirinya dengan cintanya

Jangan panggil namaku bila nanti kecewa
Karena akan sangat kepayahan untuk mendaki bukit

Aku yang masih bisa melihatnya dari bawah bukit
Menyayanginya tersimpan rapi di hati
Aku yang sembunyi dari dirinya
Tak ingin ditemuinya

Karena sadari tak akan pernah bisa memilikinya


Sabtu, 12 November 2016

Bahagiaku Untukmu "R"

Biarkanlah kulukis langit tanpa wajahmu
Kubingkai semua indah kalimatmu dalam pigura rasa indah
Kau yang tak pernah mengerti betapa kumemujamu
Kau yang diam dahulu dan hanya sesekali bertanya tentang kabarku

Tahukah kau?
Setiap waktu tujuh hari seminggu selalu menunggu kata sayang darimu
Tapi betapa bodohnya yang terus menunggu hingga kini kau bersama yang lain

Tak sadarkah dirimu tentang geliat rasa yang kutuliskan padamu?

Bahagiaku untukmu "R"
Sebuah "rasa"
Secarik "rindu"

Cinta yang tak tersentuh

Fotomu Tak Kumiliki Juga

Ingin fotonya khusus untuk aku saja
Tapi sepertinya berharap pada bulan
Dia yang sedang jatuh cinta pada seseorang
Dia yang di hatinya tidak ada namaku

Melihatnya tersenyum sudah senanglah aku
Guratan-guratan tulisan cintanya pada seseorang
Tak berhak kumencemburuinya

Tak berhak melarangnya berbagi rasa
Aku tak bisa memilikinya

Maukah kau kirimkan fotomu khusus untuk aku?

Aku cintaimu
Aku rinduimu
Walaupun fotomu kulirik tak kumiliki

Rindu Bercinta Dengannya

Mungkin dia sudah lupa pada rinduku
Dia yang sedang asyik dengan tercintanya

Belajar melepaskannya
Belajar melupakannya
Tak mudah memang

Tapi cinta tak selamanya dimiliki

Karena cinta ada yang hanya untuk dikenang saja
Cinta rinduku padanya cukup tersimpan rapi di hati

Sabtu, 05 November 2016

Bintangku Matahari

Bila bintang hanya satu maka cahaya malam terasa redup
Bintangpun bertebaran dan malam tetaplah terasa hitam
Bintang yang tak miliki cahaya sendiri

Bulanpun tak kalah bersedihnya
Tak bisa terangi bumi walau terasa indah dipandang
Bulan hanya indah dipandang saja

Matahari sesungguhnya pemilik cahaya
Matahari yang tak egois membagi-bagikan cahayanya pada semua
Dan bintangku yakni dirimu "sang penerang hidupku"
Matahariku

Minggu, 30 Oktober 2016

Waktuku Tulus

Tak mau kehilanganmu
Tak mau kau pergi meninggalkanku
Namun semua dunia termasuk kau yang kucinta tak abadi
Meski kau tak pernah tahu rasaku padamu
Melepaskanmu sekarang atau nanti sama saja bagiku

Terima kasih untuk semua waktu berbagi
Waktuku sekarang untuk tulus
Lembut perlahan melupakan cintamu yang tak terpeluk

Langit Menangis Tertawaku Tanpamu

Menari di bawah langit yang menangis
Tersenyum bahkan tertawa walau langit tetap mencucurkan airmatanya
Tak bisa menebak gejolak isi hati

Semua tubuh lalu penuh basah
Bahkan kedua mata yang menangis tersamarkan karena langitpun menangis

Dalam tawa ada tangis yang tak tampak oleh manusia
Walau isak juga sembab pada dada tak tertahankan

Langit yang menangis
Diri tertawa di bawah langit tanpa dirimu

Kau Hujan Petir Di Sore Ini

Hujan deras sore ini
Petir bergemuruh terdengar lantang juga kencang
Perpaduannya membuat hatiku bergetar takut
Rasa takut yang sama bila kehilangan kabarmu

Jangan pernah tuliskan karena kubaca
Jangan pernah tanyakan walau malu kujawab padamu
Aku tak mau kau pergi
Tapi akupun tak bisa melarangmu bilamana kau telah muak juga jengah

Dan mungkin kini kau telah perlahan coba acuhkan kata-kataku
Dan aku tak bisa berbuat banyak atas sikap acuhmu itu
Hanya berharap terbaik bagi hidupmu

Seperti hujan dan petir sore ini
Ketakutanku kehilanganmu

Sabtu, 29 Oktober 2016

Resahimu Fataliku

Riang hati mengetahui kau tersenyum
Andai senyummu itu tertuju untukku
Merindumu sepanjang waktu
Degup jantung berdetak cepat saat melihatmu
Akankah cintamu dapat terpeluk olehku?
Nun jauh di sana sungguh tak pernah tahu isi hatimu

Flora terindah kusunting di telingamu
Aku sangat menyayangimu
Dalam setiap hela nafas menyebut rindu padamu
Inginkan dirimu berbagi rasa sayang denganku
Lagi dan lakukan saja hingga lemas seluruh tubuh
Aku serahkan segalanya untukmu
Hilangnya bicaramu menjadi resah penantianku

Kehilanganmu Menghantuiku

Karena kusadari dirimu tak kuasa kumiliki utuh

Kukaitkan paras beserta namamu pada bintang
Kala malam nan sahdu cahaya redup bulan dan gemintang

Bila rindu menjelma di pagi juga siang
Maka berharap langit akan temaram saat malam
Agar bisa kulihat dirimu di kejauhan cakrawala

Jujur kuakui takut kehilanganmu
Tapi gemetaran bila kukatakan itu padamu
Tiada cinta dunia yang abadi

Jalan Buntu Cinta

Cinta bumbu dunia
Pelik menyatukan rasa kita
Tak terlalu percaya jalan cinta bila terbentang beda
Jalan mempersatukan rasa kita susah bukan kepalang
Ada kalanya cinta sebatas di simpan pada dada
Karena cintapun terkadang tak kuasa dipersatukan

Bukan menyerah pada jalan cinta
Tapi cinta seharusnya tak memaksa
Bila tak layak disatukan
Cukuplah cinta kita tersimpan megah pada dada

Khawatir Pada Rasanya

Khawatir rindunya bukan untukku
Khawatir pedulinya bukan untukku
Aku yang terlalu salah tingkah bila di dekatnya
Aku yang terlalu merasa semua hidupnya untukku

Dan aku memang terlalu khawatir
Khawatir bila rasanya bukan untukku

Perkiraan Yang Salah

Aku kira ini cinta
Aku kira ini rasa
Aku kira ini kasih sayang
Dan aku terpedaya nafsu
Ini sekedar tak lain sebatas ingin pengakuan saja

Penuh membabi buta berhasrat
Seolah letih tanpa mencinta
Dan ini hanya perkiraan sampahku

Menyayangi dengan menutup mata
Menghasrati tanpa hati
Ini salah

Setelah Kau Mencumbunya

Sungguh tak mengenalimu lagi
Kerendah hatianmu sirna saat bercumbu dengannya
Saling tenggang rasamu pupus setelah kau bersamanya
Seperti telah di cuci otak
Perangaimu teramat kejam kini
Dirinya yang telah mengacaukan hati berTuhanmu
Tak membencimu hanya benci sikap negatifmu kini

Arogannya dirimu
Angkuhnya dirimu
Merasa dan harus kata juga langkahmu yang selalu benar
Hedonisme juga matrealisme telah menjalar di tubuhmu
Kecewa pada sikapmu kini
Berharap Tuhan segera memberi cahaya

Rindu sikapmu yang dahulu
Sikapmu sebelum bercinta dengan dirinya

Hujan Pagi Hari

Bagaimana semua hari tanpa pelukmu?
Hujan di pagi hari semakin gigilkan rindu
Sungguh mencandu dekapanmu seperti masa lalu
Seolah merapuh tanpa sentuhanmu
Cinta tak berTuhan membuat jiwa sedih
Kesedihan pada dunia karena memilih kebahagiaan abadi
Melemah di dunia tanpa bisa memelukmu erat
Merelakan cinta tak berTuhan ini

Pada rintik hujan pagi ini
Sebeku diri tanpamu
Tuhan menghangatkan

Neraka Atau Surga

Berat dan sesak saat bernafas terasa nyeri
Perih pada sekujur tubuh
Sakitnya mendera pada hidung juga dada
Sesal yang menjadi sia-sia

Azab Tuhan bukan hukuman
Azab ini sebagai balasan terhadap manusia zalim
Panasnya neraka kekal
Siksa yang tak pernah terbayangkan oleh panca indera manusia
Azab yang akan berhenti bilamana Tuhan berkehendak
Masihkah mau jauhi Tuhan?
Masihkah memuja sesembahan atau berhala dan bersikap atheis?

Karena surga terbuka atas karunia Tuhan bagi manusia



Cintaimu Teramat Mendalam

Aku menyukaimu tapi kau tak sukaiku
Aku mauimu tapi kau tak mau
Aku cintaimu tapi kau tak cintaiku

Berapapun inginku memilikimu seperti tak berarti bagimu

Maafkanlah atas hasratku padamu jika kau tak seleraiku
Kau pengalaman terhebat cintaku
Walau kau tak sama rasa denganku

Adakah suatu waktu bisa melepas gairahku?
Dalam balutan nafsuku?

Maka maafkanlah aku

Kagumimu Sedari Dulu

Belum pernah kau berikan gambar dirimu
Kau belum pernah berikan gambarmu padaku
Kau hanya pampangkan gambarmu dan aku melihatnya

Aku yang bukan satu-satunya pengagummu
Dan kaupun tiada pernah anggap aku sebagai penggemarmu

Semua puisiku tentangmu
Puisiku yang tak menjadi jejak pada hatimu
Hanya inginkan gambarmu untukku
Gambarmu yang kau berikan khusus untukku saja

Karena sedari dulu telah kagumimu  

Bahasaku Bukan Bahasamu

Pijakanku melemah saat mengetahui kau acuhkanku
Semua bahasamu hanyalah basa-basi tanpa makna bagimu
Saat semua kataku padamu menggurat setulus jiwa
Kau balas dengan bahasa tak bercinta
Dan aku tak bisa apa-apa

Kusadari dirimu berada jauh
Dirimu yang pelik menjadi kekasih

Bahasaku padamu penuh cinta
Balasanmu sekedarnya saja tanpa jiwa

Bahasa cintaku tak pernah bersahut dengan rindumu

Abaikan Aura Negatifmu Untukku

Itu masalahmu

Semua bencimu
Semua muakmu
Semua marahmu
Semua kata kasarmu

Dan bila semua tertuju padaku bukan masalahku
Semua rasa jahat itu masalahmu
Semua dengki yang bercokol di hatimu bukan urusanku
Aku sekedar fokus perbaiki jiwaku
Tak bisa dikte semua maumu
Semua penilaian rendahmu padaku bukan urusanku

Tak mau bersentuhan dengan manusia yang tak berhati
Rasa negatif jiwamu urusanmu sendiri
Dan aku tak peduli pada semua sikap busukmu padaku
Aku abaikan dirimu

Dirimu yang tak berTuhan dan selalu merendahkan manusia

Cemburuku Ingin Dicintaimu

Aku cemburu saat kau di dekatnya
Kau bersentuhan
Kau bersenda gurau
Kau tertawa
Kau berlari lalu berkejaran sembari bercanda
Kau bersamanya dan tidak bersamaku
Kuakui hati terbakar cemburu
Tapi sadari bahwa cinta tak memaksa

Bersamanya kau tertawa
Dan walau tak mudah harus menerima
Tapi sedikit memaksaku karena cinta
Luangkan sedikit dan sisakan secuil cintamu untukku

Aku sangat ingin dicintaimu

Dustaku "Tidak Cintaimu"

Tanyalah kabarku
Maka akan kujawab "baik" walau dusta

Tanyalah kepada siapa kumencintai
Maka akan kujawab "tidak kepadamu" walau dusta

Dustaku tidak cintaimu

Tanyalah terlebih dahulu
Karena dustaku yakni "tidak rinduimu"

Cintaku Di Belakangku

Desah nafasmu terdengar di belakangku
Wangi tubuhmu tercium di belakangku
Diriku yang di depan ingin selekasnya berbalik menemuimu
Tapi terlambatku saat menoleh dirimu telah beranjak pergi
Dirimu tak menunggui

Cintaku yang tak berbekas di hatimu
Dan masih melihat dirimu dengan rasa dari kejauhan

Diam Doa Mencintaimu

Apakah aku boleh mencintaimu dalam diam?
Apakah aku boleh menyayangimu dalam doa?

Luapan gundah juga resah tanpamu
Hanya memandangi potretmu
Sebatas itu beraniku
Katakan cinta padamu tak sanggup
Takut kau pergi lalu remuk jiwaku
Menanti untuk bicara denganmu butuh waktu lama
Dan tak mau hanya karena cintaku semua hilang tak berbekas

Kujaga cinta ini dalam sukma
Dalam diam dan doa kumencintai

Minggu, 09 Oktober 2016

Benda Berkalung Darimu

Terkubur benda pemberian terakhir darimu
Benda sebagai perpisahan kisah asmara
Benda yang bukan tentang cinta padamu

Rasa cinta itu masih ada
Benda itu yang menjadi pembeda antara kita

Tak mampu berikan benda apapun untukmu
Hanya sebaris kata menyusun kalimat untukmu
"Cintailah tuhanmu kucintai Tuhanku"

Cinta sejati milik Tuhan

Benda darimu yang berkalung terpendam
Jangan pernah tanyakan lagi tentang benda itu jika kelak bertemu

Aku mencintaimu tapi tak bisa ikuti jalanmu
Karena aku mencintai Tuhanku

Tak Mau Temuimu

Jangan ajak bertemu
Tak sanggup melihat parasmu tanpa milikimu

Melihat potretmu saja telah gemetar
Membaca kabarmu saja telah berkecamuk rasa sayang tak tersentuh
Kagumimu untuk menutupi rasa cinta dan sayang
Lebih baik menyembunyikan diri dengan membawa rasa tentangmu

Dalam ruang ini menyentuhi segalamu dalam bingkai imajinasi
Ranjang yang beralas kain perca telah disiapkan tapi kau tak datang

Tiap sudut rumah menjadi saksi bisu di dunia sebagai tempat berhasrat dulu
Di sana  juga di sini saat dahulu saling meraba dan merasai

Kini bila harus bertemu tanpa kecapimu sungguh tak kuat
Tuhan dalam jiwa merantai diri

Jangan ajak bertemu kembali
Karena nafsu sesat datangnya bisa tiba-tiba

Memilihku Cemburuimu

Cemburu pada hidupmu
Tapi aku bisa apa?
Jalan Tuhan telah kuambil
Mencoba bertahan tanpa milikimu
Namun kecintaan padamu di jiwa masih ada

Cemburu pada gelak tawamu untuk hidupmu
Dan aku tak bisa apa-apa
Karena tak mau mencintaimu tanpa restu Tuhan

Harga Iman Ini

Saat iman goyang khawatir tersungkur
Saat rasa taat tergerus takut berpaling
Jeratlah taqwa segera walau penuh onak
Paksakan dan terus paksakan berTuhan penuh kesungguhan

Hiraukan pada rayu serta bujuk iblis yang menipu penuh daya
Lelah serta penat di bombardir iblis pada ibadah

Menangislah saat bersujud
Teriaklah penuh iba lagi terhina pada Tuhan

Sungguh hanya ingin "selamat" bersemayam di dada
Dalam sisa-sisa tenaga pertarungan melawan goda iblis

Berjalanlah lurus pada jalan Tuhan
Tak pernah mudah
Tapi bertahanlah

Bermohon pada Tuhan untuk menjagai iman di jiwa

Cinta Tuhan Tak Diduakan

Lagu penuh harmoni seolah penuh sindiran
Lirik dan musik ingatkan padamu
Kecintaan yang mustahil termiliki
Kesedihan menggelayuti kalbu
Dan memilih Tuhan daripada bersandar pada hasratimu

Cinta padamu ini ada dan juga nyata
Tapi tak boleh ada pada jiwa

Tuhan Maha Satu
Tak pantas memalingkan jiwa dari-Nya

Berat dan terasa tak mudah memuntahkan cinta tentangmu
Keyakinan ini ingin tetap terjaga

Sungguh mencintaimu tapi cinta pada Tuhan tak pantas diduakan

Melepaskan cintamu demi cintai Tuhanku saja

Cintailah Tuhan

Pantaskah melepas Tuhan demi cintaimu?
Berjuta alasan semakin menyudutkanku

Cintailah tuhanmu
Kucintai Tuhanku
Dan tak pantas melepas Tuhan untuk cintai cipataan Tuhan

Sakitnya membuat perih
Lukanya menganga bernanah

BerTuhan itu tak mudah
Namun mencintai Tuhan sungguh kelayakan
Cintailah tuhan kita

Saling melepaskan cinta kita berdua
Tak pantas memalingkan cinta dari tuhan kita
Biarkanlah Tuhan yang menancapkan cinta pada jiwa
Kita tak usah paksakan mencinta

Berat lagi tak mudah menghalau rasa
Butuh ribuan hari untuk melupakan perhasratan kita
Melangkah dan terus berpegang pada cahaya
Berbahagialah walau ada satu duri tertahan

Cinta ada yang bisa dimiliki
Cinta ada juga yang sekedar jadi memori

Cintailah Tuhan karena memang sudah sepantasnya dicintai


Kepergianmu Tak Terprediksi

Benci lagu yang kau putar
Karena aku tak mengerti

Benci olahraga yang kau lakukan
Karena keterlaluan kau melakukannya

Kusadari kita begitu banyak beda
Tapi melepaskanmu tak mudah
Seolah ada magnet yang menarikku

Tak pernah bisa menggapaimu
Hanya bisa kagumimu

Bila kelak berpisah maka telah kusiapkan kata-kata indah
Sungguh mengenalmu menjadi penuh gairah
Walau kau tak pernah sekalipun merinduku

Kugurat cinta dalam kata

Cinta rahasiaku

Mungkin kau tinggalkanku tiba-tiba
Dan entah kapan waktunya

Minggu, 02 Oktober 2016

Bicara Dan Berkaca Diri

Bicara menghakimi bahwa orang yang merasa benar itu salah
Padahal dirinya sendiri yang bicara menyalahkan manusia
Seperti menepuk air terpercik muka sendiri

Maka diamlah dan berpikirlah sebelum bicara
Singa yang diam tetap akan ditakuti
Tapi anjing yang terus menyalak akan dilempari bebatuan

Bicaralah tapi berkaca diri sebelumnya

Idola Sesungguhnya

Idolakan yang patut menjadi idola
Jangan terbawa jaman yang kacau

Tunjukkan jati diri
Dengan penuh kerendahan tak usah terbawa emosi
Jangan pernah terbawa suasana yang kacau
Dunia sekedar tipu daya belaka

Idolakan yang patut menjadi idola
Tinggalkanlah bila idola tak lagi mengidolakan Tuhan

Karena idola sesungguhnya yang mengidolai Tuhan sebagai idola sesungguhnya

Mati Bersama Tuhan

Jika harus mati karena cinta dunia
maka matilah

Jika harus mati karena mempertahankan Tuhan
maka matilah

Hanya ingin kematian ini bersama Tuhan

Cinta dunia yang membuat mabuk
Terombang-ambing dan berjalan tapi serasa tak melangkah bergerak

Wajah Yang Sama

Setiap hari berganti
Setiap waktu berusaha bunuhi semua rasa kelam

Dunia yang penuh dosa di mata pendosa
Dunia yang penuh pahala di mata pe-Tuhan
Melihat dunia terletak dari sudut pandang pelihatnya

Dan selalu saja menemukan bentuk wajah yang sama
Wajah yang dahulu saling bercinta dan saling berhasrat
Lemah diri dan berusaha memegang kuat tali Tuhan
Wajah-wajah itu semuanya tampak sama pada mata
Wajah untuk percintaan dan hasrat

Rasa yang sedang dilarungkan seakan terhantam ombak
Tak mudah berjalan dalam balutan Tuhan

Dunia dan setan selalu mencari celah

Wajah yang sama
Dan bagaimana hadapi para wajah?

Melihatlah para wajah dari sudut pandang Tuhan
Bawalah Tuhan dalam setiap penglihatan juga cara pandang

Dalam Doaku

Dalam doa kujaga dirimu
Hanya itu yang bisa kulakukan

Tak mengerti juga dirimu pada cinta ini

Hidupmu hakmu
Saat resah menyergapmu
Diriku tak bisa berbuat apapun
Dirimulah yang menentukan hidupmu

Karena hanya dalam doa saja kujagai kecintaanku ini

Mencari Jawaban

Apakah di rumah ini tempatku?
Serasa tak berkenan hati pada kondisi
Mencari dan terus mencari alasan
Tuhan tempatkanku di sini
Rumah yang membuatku serasa penuh keheranan

Pada setiap desahan mulut
Sungguh tak akan menyesali
Hanya sedang merasa tidak nyaman dan penuh ketidakcocokan saja

Angka Fenomenal

Aku sedang bahagia hari ini
Senyum di wajahku terus merekah
Yang kusayang akhirnya membuka hati
Ingin kukatakan aku sayangi sedari dulu
Flora di taman mengembangkan percikan aroma
Ada getar tak beraturan di hatiku

Fenomenalnya rasa yang dulu sedih kini berbinar
Ada nomor indah yang kusukai darimu
Intimilah ragaku hingga kusebutkan angka tersebut
Rasakanlah kasihku walau sebenarnya malu mengatakannya
Untukmu seluruh raga kuserahkan
Zamrud berkilau mengaburkan angka berbentuk cinta padamu

Mencintaimu Dalam Mimpi Saja

Semalam bermimpi tentangmu
Perasaan berdebar bercampur tak karuan
Serasa berada di puncak rasa nikmat
Dan betapa tak nyaman saat melepas mimpi tentangmu
Terbangun dan sungguh mimpi tentangmu tak ingat lagi
Berjalan tanpamu sendiri letih
Gelora diri tak mau melangkah tanpamu
Tapi inilah berTuhan
Jalan Tuhan yang harus dipilih

Biarlah kurasai dirimu dalam mimpi
Tuhan memberikanmu hanya dalam mimpi
Karena terkadang dalam mencinta dunia ada batas
Batas yang harus menjadi sebuah pembuktian
Mencintaku hanya bila bersama Tuhan

Tak pernah mudah berTuhan
Tapi layak diperjuangkan

Satu Bintang Tipuan

Setitik sinar bintang di langit malam
Kelam lagi mencekam
Tanpa hadirmu di sampingku
Hanya bisa memandangi gambarmu
Kau yang tak tanggapi sinyal rindu kelam ini
Mencekam dalam rindu pada temaram sinaran gemintang

Kecintaan padamu awalnya tunggal
Seiring waktu rasa ini menjadi penuh bilangan
Begitulah kecintaan pada dunia yang tanpa batas
Bak sinar satu bintang yang cemerlang
Tapi menyembunyikan sinaran yang lainnya di balik awan malam
Cinta dunia yang penuh tipu lagi daya

Minggu, 25 September 2016

Tampangmu Manis Hatimu Pahit

Hari ini gelap
Langit mendung
Udara terasa dingin tapi panas
Hujankah hari ini?
Terlanjur hatiku tersangkut kasih padamu
Hatiku yang terjangkiti mencintaimu
Walau kegelapan saat ingin bersamamu
Mengenalimu memberikan hangatnya cinta
Sore menjelang malam langit masih digelayuti gelap
Begitupun aku tanpa pelukanmu lagi

Aku tak mau berteman akrab denganmu
Bicaramu merancau bak pemabuk
Mengenalmu tak apa
Tapi menjadikanmu kawan akrab tak mau

 Mungkin akupun harus menjaga bicaraku
Enyahlah dari hadapanku
Agar diriku tak terkotori olehmu

Wajahmu yang teramat memancarkan pesona
Tapi tak selaras dengan kotor dan kasarnya bahasa
Jenuh berdekatan denganmu
Tak terbiasa terus bersamamu

Kau memang temanku tapi bukan kawan akrabku
Karena kawan akrabku haruslah berjalan seiring menuju Tuhan

Ayolah!
Melangkah bersamaku menuju cahaya Tuhan
Karena ingin selalu bersama
Karena hanya ingin wajah, mulut juga hatimu selalu indah dan manis berTuhan

Bertahan Pada Dunia Yang Tak BerTuhan

Aku lelah
Tapi ombak tak peduli
Angin berhembus begitu saja
Dunia yang terkadang memihak dan tidak memihak
Hidupku harus ditentukan olehku sendiri
Berpijaklah teguh pada Tuhan

Tak pedulikan dunia hendak berkata apapun tentangku
Selama nama Tuhan menjadi jangkar jiwaku
Cambukan dunia terasa perih membekas saat terkena air hujatan
Karena dunia bukan acuan hidupku lagi

Sungguh hanya ingin selalu berTuhan
Mengenali Tuhan penuh kesungguhan
Telah terlalu lama tercekik buai iblis
Iblis yang membaikkan semua perilaku dedosa

Aku sesungguhnya sudah lelah berdosa
Maka menjauhlah iblis
Aku sedang ingin meneguhi Tuhanku dengan indah

Sabtu, 10 September 2016

Ingin Menulis Kisahmu

Adakah ceritamu yang bisa kutuliskan?
Cerita perjalanan hidupmu yang terindah atau mungkin tak indah
Cerita hidupku seperti biasa saja
Cerita kehidupanku hanya berusaha meneguhi utuh Tuhan

Ayolah, ceritakan kisah hidupmu
Hari ini ingin menulis sejentik kisah
Kukemas dalam intrik bercampur imajinasi

Ini sekedar tulisan
Dan mungkin tak terindah dalam tulisan
Tak mengapa dan biarlah
Karena tulisanku memakai rasa

Bersabarlah Penunggu Cinta

Telah sampai pada satu titik
Aku seutuhnya tidak menyukaimu
Mengharapkanmu tapi tak sekalipun diharapkanmu
Dan itu rasanya seperti teriris jutaan pisau tertajam

Saat sendiri sedih nan galau
Lalu saat cinta mulai berdatangan bingung melanda

Sabarlah
Semua cerita hidup ini sesuai ketetapan Tuhan


Rindu Bak Belukar

Rindu saat bersamamu
Namun kini bayanganmu tak kulihat lagi
Kabarmu seperti tak terbaca
Rindu desah nafasmu
Rindu semua yang terjiplak pada dirimu

Tampak belakangmu penuh pesona
Tampak depanmu membuat debar di dada
Kerinduan ini ingin lekas terpenuhi kembali
Ingin kebersamaan denganmu lagi
Tapi sungguh rindu ini seperti semak belukar
Rindang tapi penuh duri


Sabtu, 03 September 2016

Trauma Tapi Memaafkannya

Ikat pinggang itu lalu dilecutkan mengenai punggung dan berbekas
Raungan tangis pecah dan tak digubris

Rambut yang dijambak lalu dibenamkan muka ini ke kolam ikan
Dan tangispun terjadi lalu sedih melilit pada jiwa

Guyuran air pada kepala dari atas pintu yang terkunci
Terbersit hendak pergi tapi tertahan oleh para pemilik rumah

Dan masa kecil yang tak mengerti atas segala perilaku ini

Para pemilik rumah yang kecapaian atas perjalanan hidup
Diri ini hanyalah anak kecil yang sedang berpetualang

Bukan hendak menyalahkan tapi ketakutan di masa depan
Tak mau bila segala laku kasar ini menjadi perpanjangan
Tak mau bila keturunan diri menjadi pelampiasan atas kekasaran

Menyesali bukan karena terlahir pada keluarga ini
Menyesali pada semua perangai serta tabiat kasar ini

Kini sedang menata hati agar tak larut dalam segala trauma