Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari: Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari : Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Rabu, 29 April 2015

Tubuhku Sakit

Kemana lagi dirimu mencari cinta?
Tak tahukah diriku yang benar-benar mencintaimu?
Dan tubuhku kini sakit tanpa kehadiranmu
Diriku yang memaksa pergi karena dirimu tak kunjung mencinta
Kesabaranku atas cinta tak berbalas darimu telah lelah

Tubuhku selalu gemetar
Tubuhku sedang demam

Ku mohon datanglah lalu peluk tubuhku
Dengan pelukanmu maka sakit tubuhku akan sedikit berkurang

Aku mencintamu walau tak berbalas
Tapi tak akan pernah bisa membencimu walau kau tak mau mencinta

Selasa, 28 April 2015

Lelahnya Mata Ini

Lelahnya mataku melihat segalanya
Badan yang kian terasa letih berimbas pada pandanganku
Berbulan-bulan penglihatanku tanpa dirimu
Tak hendak menyalahkan siapapun
Mungkin aktifitasku tanpa kehadiranmu membuat sepanjang hariku lelah

Mata kiriku terus berkedip
Mata kananku terasa pegal
Otak belakangku terasa nyeri juga sakit
Kau tak akan pernah tahu setiap malam ku tak bisa tidur nyenyak
Kedua mataku akhirnya terasa semakin lelah

Hadirlah kau dengan segera
Agar penglihatanku kembali cerah

Dunia Kalian Tak Untuk Menjadi Tuhan

Kalian tak pernah tahu apa yang terjadi dalam hatiku
Kalian tak pernah bisa membaca isi hatiku
Kalian tak bisa menerka dengan tepat tentang masa depanku
Kalian tak berhak mengatur segalanya tentang hidupku

Hanya kepada Tuhan memasrahkan hidup

Dalam ringkih hidup tetap mencoba mendekat pada Tuhan
Dalam bahagia hidup tetap senantiasa berkata-kata dengan Tuhan

Kalian tak berhak sebagai Tuhan
Harta yang kalian punya tak bisa membeli aura Tuhan
Egoisme yang melekat pada jiwa-jiwa kalian terlalu angkuh
Kesombongan diri membuat tak ikhlas memuja Tuhan

Bukankah seluruh ibadah, seluruh pemujaan hanya untuk Tuhan
Bahkan seluruh langkah hidup hanya semata-mata untuk Tuhan
Lalu masihkah bertengkar dengan sombong tentang harta dunia?

Karena hanya kepada Tuhan saja memasrahkan diri

Hampir Terpedaya Cinta Dunia

Waktu yang terus melaju dan aku masih saja di sini
Mengikuti nafsu dengan setan sebagai komandan
Meringis menahan segala luka

Hampir saja menangis
Hampir saja bersedih
Hampir saja tak berdaya

Saat diri merangkul dunia maka setan tertawa
Saat diri memasrahkan segalanya pada Tuhan maka setan tetap menggoda
Kalau saja Tuhan tak membatasi tentang nafsu maka kau sudah kupeluk erat

Nama Tuhan selalu seolah mengawasi walau tak tampak
Ada perasaan takut pada Tuhan saat berusaha mencumbu cinta dunia
Ini tentang dunia dan paham dunia ini sementara

Ada hidup abadi setelah mati

Senin, 27 April 2015

Tak Mau Sekedar Teman

Menangis tak akan pernah membuat kau mencinta
Mengiba juga tak akan pernah membuat kau menyayangi

Sudahlah
Tak usah lagi mengenal
Hentikan basa-basi bila dirimu tak mencinta
Tak mau lagi mengenalmu bila kau tak menyayangi

Sekali lagi diriku tak pernah menyesal mencintamu
Menyayangimu juga merindukanmu merupakan hal terindah bagiku
Bila kau tak mempunyai rasa yang sama padaku tak menjadi gelap duniaku
Tak mau sekedar menjadi teman imajinasimu
Imajinasi dan dunia hayalmu berbagilah dengan teman yang lain
Aku hanya ingin berbagi perasaan kasih sayang denganmu

Berlari saja dengan gelak tawa juga canda dunia dengan teman yang lain

Kuakui cintaku tak pernah padam sampai kapanpun padamu
Namun akupun tak mau terus kau gantung seperti ini

Aku pergi saja
Kelak kau akan tahu siapa yang mencintaimu secara tulus


Panggil Aku Bila Kau Sayangiku

Kenapa hanya aku saja yang mencinta sedangkan kau tidak
Aku melakukan percintaan dengan segenap sayang
Dan kau telah katakan dengan lirih
sembari menggeleng tak sayangiku

Lalu untuk apa percintaan yang terjalin ini?
Kau anggap lelucon dan senda-gurau
Lalu kau secepatnya pergi dalam gelap
meninggalkan aku yang masih ingin bercinta

Haruskah bercinta dengan orang yang tak menjawab sayang ini?

Hariku lemah
dan tak tahu kapan datangnya cinta dan sayang yang sebenarnya untukku

Aku tak menyesal atas percintaan denganmu
Karena kulakukan dengan segenap sayang walau kau diam

Berjalanku akan terus menunduk dan berlalu
Tak akan menoleh padamu bila memang kau terganggu atas hasratku

Aku akan datang dan bercinta bila hanya kau memanggilku

Bila Kupergi

Bila aku harus pergi maka aku akan pergi
Seperti tinggal menunggu waktu saja
Aku harus rela dan berbesar hati
Jalan Tuhan maka jalan yang terbaik
Tak ada yang harus ditangisi
Bertahan di sini malah semakin menyesakkan dada sebelah kiri
Ada letupan pada dada ini yang seolah menunggu keluar
Dan aku tak mau sakit pada dada sebelah kiri ini

Kulihat lekat-lekat sekeliling rumah ini
Ruangan yang terpapar masih seperti saat kecilku dahulu
Yang berubah hanya para penghuni dengan karakter-karakter duniawinya
Onggokan-onggokan barang yang memenuhi setiap sisi ruang membuat sempit langkah
Dan segala ucap juga tindakan para penghuninya sudah tak selaras dengan hati
Bertahanku di sini karena Tuhan
Menyayangi lahan dan penabur benihku walau berbeda jalan Tuhan
Siap atau tidak siap maka bila telah tiba waktunya aku akan pergi


( Cikampek, Ahad. 26 April 2015)

Cintamu Sekedar Canda Belaka

Bukan hanya dirimu yang telah mengisi relung hatiku
Banyak hati yang telah bertaut di hati ini
Namun tak ada yang bertahan lama
Dan aku tak mau salahkan diriku untuk semua kepergian itu
Karena seluruh kepergian mereka setelah kupersembahkan segalanya
Seolah mereka tak anggap perasaanku
Seolah mereka tak anggap cintaku
                                                                     
Lantas haruskah aku percaya pada cinta yang datang kali ini?
Atau cinta ini sama saja
hanya menginginkan segalanya dariku lalu pergi seperti cerita sebelumnya?

Berjanjilah cinta
Terlalu sakit dipermainkan
Terlalu lama menanti cinta agar berbalas cinta

Bila cinta hanya untuk menyakiti maka jangan bercinta
Cukup saling merengkuh saja lalu menikmati segala hasrat
Tanpa nama cinta karena memang cintamu tak pernah ada untukku


( Cikampek, Ahad. 26 April 2015)

Potret Usangmu Tak Melepaskan rinduku

Merindukanmu teramat sangat
Potretmu di sini tak cukup mengobati kerinduan ini
Potret ini terlalu usang untuk dilihat
Sungguh rindu akan semuanya
Senyummu, candamu, sentuhanmu bahkan belaian mesramu kurindukan

Memang tak kuasa menahan kepergianmu
Kehidupanmu yang harus tetap dilanjutkan
Mungkin hanya aku saja yang terlalu jatuh cinta padamu
Namun peraduan itu terlalu membekas di otakku
Dan sungguh aku menikmati dan merindukannya saat ini

Tak mungkin kukejar dirimu ke sana
Karena dirimu yang memutuskan untuk pergi
Kau tinggalkan diriku dalam kebingungan
Saat jumpa sesaat setelah kau pergi tak ada sedikitpun senyum untukku
Kini aku merindumu teramat dalam

Potretmu terlalu usang
Aku menginginkan dirimu saja sebagai pengganti potret yang usang ini


( Cikampek, Ahad. 26 April 2015)

Titik Kesadaran Yang Lenyap

Akhirnya langkah telah sampai pada titik kesadaran
Walau tak mau dan berusaha mengelak terhadap titik itu
Karena terlalu menikmati aroma juga berbagai bumbu dunia semu
Dunia yang sungguh tak selamanya ternikmati juga termiliki
Begitu banyak nafsu yang terus mengikuti dan menjadi candu juga hantu

Titik kesadaran mungkin hanya sebuah titik saja tanpa tindakan
Terlalu sayang melepas dunia padahal bersujud pada Tuhan tak pernah lekang
Rutinitas ibadah hanya digunakan sebagai sebuah pemupus kewajiban belaka
Menyembah Tuhan tak meresap di jiwa
Rutinitas ibadah di anggap sekedar senda-gurau dan bukan sebagai suatu kebutuhan

Rasa angkuh juga sombong yang bertahta erat pada badan
Berjalan di muka bumi dengan membusungkan dada dan mendongakkan kepala
Titik kesadaran yang seolah lenyap seketika
Sungguh ibadah yang terjuntai bila ada lalai maka yang ada hanyalah kecelakaan baginya
Pada pemujaan, pada ibadah dan pada hidup ini ada janji semata-mata berserah pada Tuhan

Janji yang terucap setelah mengangkat tangan selurus di samping telinga saat agungkan Tuhan
Kunci pintu hati masih tergembok oleh berhala-berhala dunia
Masih memuja dunia seperti berhala dan menggeleng bila dikatakan menduakan Tuhan
Tempatkanlah Tuhan Sang Esa hanya satu yang dipuja, disembah juga dicintai
Titik kesadaran bukan hanya gaung yang tak terdengar pada telinga juga mata hati


( Cikampek, Ahad. 26 April 2015)

Kotak Yang Hilang

Kotak ajaib hilang
Kotak yang berisi sesuatu yang sedari dulu kunanti
Berharap kotak itu cepat kembali
Berharap kotak itu akan terus menemaniku hingga akhir dunia
Kotak itu berisi hatimu yang keras
Hatimu yang sedang menikmati dunia dan mencari cinta
Hatimu yang tak melihat ada aku di sisimu yang mencintaimu

Kotak ajaib itu hilang
Kotak yang sementara menghilang
Aku harus rela bila kotak ajaib itu tak menemaniku
Bila kotak ajaib itu bahagia maka tak layak aku halangi kebahagiaannya
Tak usah melihat aku di sini karena aku akan baik-baik saja walau terluka
Walau jauh dari lubuk hatiku ingin kotak itu cepat kembali
Aku masih menganggap kotak itu ajaib

Kotak ajaib itu hilang
Kusebut ajaib karena berisi hatimu yang sangat kucinta
Hatimu yang tetap keras seperti bebatuan di sungai
Hatimu yang kuharap secepatnya menyayangiku dan mendekap cintaku
Sesungguhnya aku tak peduli pada kotak yang hilang
Aku hanya peduli pada kelembutan hatimu
Peluklah cintaku dengan hatimu  lalu tinggalkan kotak yang keras itu


( Cikampek, Sabtu. 25 April 2015)

Jangan Kembali Bila Tak Tulus

Jangan kembali lagi
Luka itu masih ada
Memang tak ada sakit karenamu
Sakit tak terasa karena terbutakan oleh cintaku padamu
Rasa cintaku dulu kau balas dengan sikap penuh pura-puramu
Kau berdusta tak mengetahui besarnya cintaku padamu
Kau terus bertanya dan terus bertanya
Pertanyaanmu seakan semakin menohok sisi hatiku yang mencintaimu

Jangan kembali lagi
Kau terlalu penuh keras hati
Kau tak berperasaan
Aku yang menjauh saja
Tak usah mencari lagi
Cintaku padamu masih tetap akan ada
Aku yang tak mau menyakiti dirimu
Akupun tak mau terus menanti ketidakpastian untuk cintamu

Jangan kembali lagi
Carilah kecintaanmu
Akupun akan mencari kecintaanku
Walau cinta yang akan kucari mungkin tidak sedalam padamu
Aku yang terus mencintaimu dalam ruang tak berbentuk
Aku yang akan menerima cintamu walau kau membagi cinta dengan yang lain
Tak usah datang bila cintamu hanya untuk mempermainkan hatiku saja
Jangan kembali bila dirimu tak tulus untuk mencintaiku


(Cikampek, Sabtu, 25 April 2015)

Jumat, 24 April 2015

Asa Itu

Seiring waktu kularungkan segala asa yang pernah melilit
Dahulu sangat mendewakan sesuatu yang seolah indah pada mata
Kini penilaian tentang asa itu perlahan memudar

Air sungai membawa asa itu
Kaki ini beranjak pergi dan tak pernah lagi menengok ke aliran sungai
Biarlah asa itu terbawa arus hingga sampai ke samudera

Asa itu sangat mengganggu hidupku
Jangan pernah berniat diambil bila asa itu melintas pada aliran di depan rumah
Tak pantas asa itu disemayamkan dalam dada

Asa itu
Tentang kamu
Asa itu mencintaimu

Cuacaku Tanpamu

Terlalu dingin cuaca hari ini
Terlalu panas cuaca hari ini
Mungkin sepanjang hari cuaca akan terasa tak akrab pada badan
Perasaan jiwa yang tak menentu setelah kau berbohong

Kau telah berdusta
Perkataanmu kepadaku hanya demi kesenanganmu belaka
Kau tak pernah datang
Aku yang menantimu di pintu gerbang seperti janjimu

Kau tak pernah datang
Hari-hari kulalui tanpa pelukanmu
Ingin membencimu tapi tak bisa untuk membencimu
Hatiku terlalu sayang juga cinta pada dirimu

Janjimu akan datang tapi tak pernah datang
Rasa cintamu yang tak bisa diraba olehku
Aku seolah orang asing di hadapanmu
Aku ingin bertemu setiap waktu denganmu

Cuaca di hari ini tanpamu terasa begitu asing bagiku

Kamis, 23 April 2015

Janji Cinta Dari Hatiku

Saat mengenalmu begitu banyak puisi tercipta
Kini setelah berusaha melupakanmu kurajut kembali puisi yang sempat terhenti
Dan ternyata diriku cukup tangguh untuk berusaha tanpamu
Walau sekali lagi memang tak mudah
Namun inilah kehidupan
Terkadang cinta bisa dimiliki dan terkadang cinta tidak bisa dimiliki

Kepergianku darimu memang suatu keharusan
Karena menunggu membuat rasa sakit semakin mendalam di hatiku
Dan aku tetap tegar walau tanpa cintamu
Aku senang bila kau temukan seseorang yang kau cinta
Mungkin ada sedikit saja rasa cemburu dariku
Tapi bila cinta itu bisa membuat hatimu bahagia maka aku akan tersenyum

Mungkin puisi ini sedikit tak romantis
Tak mengapalah
Karena ini hanyalah sebentuk curahan dari dalam dada
Pada awalnya tak mengenalmu dan kini tanpamu setelah mengenalmu
Memang tak mudah jalani hidup seperti biasa setelah mengenalmu
Cintaku padamu tetap terjaga dan aku tak akan pernah mengganggu cinta di hatimu

Bahagialah Cintaku

Ternyata memang lebih baik tanpa diriku
Aku yang terlalu menghujami dengan perasaan kasih
Dirimupun terpelanting hingga terjatuh dan hilang dalam dunia yang marjinal

Diriku tersenyum melihat dirimu bahagia setelah aku pergi
Bahagialah dirimu dan jangan hiraukan segala kesah dariku
Aku hanyalah seorang pecinta yang mencari cinta

Jalani kehidupanmu dengan indah walau tanpa aku
Jangan pernah mencari aku lagi
Aku yang melihat dan mengagumimu dari jauh

Perasaan kasih padamu senantiasa tetap ada
Kebahagiaanmu menjadi hal yang utama bagiku
Bahagialah dimanapun kau berada



Merintih Pada Tuhan

Hei, Tuhan
Dalam resah aku senantiasa memuja
Dalam perih nan luka aku sujud dalam barisan pemuja
Bahagia juga damai yang kucari hanya didekap kasih Tuhan
Mungkin rutinitas dunia telah menyibukkan hati dan pikiran
Namun sungguh perasaan kosong dalam jiwa saat bersua
Aku lemah dan sungguh tak berdaya
Terlalu naif bila sombong juga angkuh lalu semua nafsu mengikat badan ini
Aku yang tak punya kuasa juga kekuatan bila tersungkur saat waktu memuja

Hei, Tuhan
Menangisi dedosa saat diri penuh ketakutan
Menjalani ibadah namun segala macam dosa masih direguk
Perjalanan untuk memuja seakan panjang
Hati yang berkecamuk penuh onak dan terus melangkah
Tertawa hanya untuk menutupi segala kekurangan diri
Dan Tuhan Maha Tahu segala yang tersembunyi di dalam hati
Berharap pemujaan ini mendapat karomah dari Tuhan
Dan kali ini aku merintih pada Tuhan

Hei, Tuhan
Aku hamba yang lemah dan terlalu kecil di banding kuasa-Mu

Tertutup Tapi Telanjang ( T3 )

Dan mereka berpakaian tapi telanjang

Busana mereka tertutup rapat tapi menggoda birahi
Ada godaan dalam cara berpakaian mereka

Dalam ketatnya pakaian lekukan tubuh tercetak jelas
Dalam rapinya yang dikenakan titik-titik sensual tubuh menerawang

Mereka berpakaian namun penuh syahwat nan goda
Tertutup rapat tubuhnya namun setiap mata dapat melihat isi tubuhnya

Dan mereka berpakaian tapi telanjang

Tanpamu Hidupku Terasa Kurang

Tak hendak menyalahkan siapapun
Rasa yang mendera dan menjadi sebuah tetabuhan perang
Rasa yang terus menohok pada dada juga jiwa

Perjalanan hidup di muka bumi harus dijalani
Rasa duniawi dan terlalu riskan untuk terus di ikuti
Mengaku pada dunia bahwa diri terlalu lemah

Nafsu-nafsu yang menjadi candu dan membutakan mata hati
Jatuh dalam lembah penuh nista
Rasa ini patutkah dipertahankan?

Lalu belajar tak mengenal rasa
Memang sakit pada jiwa
Biarlah karena luka dan sakit bisa di ajak tertawa

Tanpa mencinta dan tanpa merindu dirimu yang tak peka rasa
Berjalanlah walau dengan perasaan duka
Hidupilah kehidupan ini walau tanpa kecintaan dari dirimu

Melepas Rasa Yang Menggila

Menggilai segalanya tentangmu
Ingin didekapmu dan mendekapmu
Ingin dipelumu dan memelukmu
Ingin dikecupmu dan mengecupmu

Saling berbagi rasa cinta juga kasih
Dan tidak hanya aku saja yang memberi
Kita berdua saling membagi sayang juga rindu dalam ruang cinta
Aku sangat menginginkanmu

Datanglah dengan perlahan atau cepat
Rangkullah diriku dengan erat
Saling memadu rindu yang lama tak tersentuh
Untukmu dan aku masih setia menunggu

Rabu, 22 April 2015

Dalam Zikirku

Dunia yang kupijak serasa tak sama tanpa kau di sampingku
Impianku pudar saat kau memilih tak menggenggam jemari ini
Otakku tak bisa lagi berpikir jernih
Sembarut mega berwarna jingga di sore hari suramkan hari
Aku yang masih mematung seolah tak percaya
Kehilanganmu setelah sekian lama bersama berbincang dalam rasa
Aku yang mencintaimu tapi ternyata dirimu tanpa rasa

Zirah serdadu berani mati tak lantas lenyapkan rasa sakit
Aku yang masih menahan perih setelah ditinggalkanmu
Harus bertahan dan tetap berdiri tegak walau tanpamu
Rasaku yang tak berbalas darimu merupakan romantika kehidupan
Aku tetap tersenyum dan yakini bahwa rasa perih akan menghilang perlahan
Namamu juga keindahanmu akan tetap tersimpan dalam memoar kisah hidupku

Aku Pergi Saja

Butuh waktu untuk lupakanmu
Segala kenangan yang telah terjalin kuakui indah dan penuh kesan
Bersamamu seolah dunia indah dalam penglihatanku

Marahmu tak terasa saat itu karena terbutakan diriku oleh cinta padamu
Ucapan kesalmu menjadi sebuah rindu dan membuat hati semakin berdebar

Tak pernah bertemu dalam jalanan
Persuaan kita berdua hanya dalam ruang tak berdimensi
Aku yang penuh cinta tapi dirimu yang anggap cintaku tak ada

Akhirnya harus pergi agar jiwaku tak terlalu sakit
Tak pernah menyesal mengenalmu
Bersamamu banyak rangkaian kata terindah kujalin

Temukanlah aku dalam mimpimu
Bila memang tiada cinta juga rindu untukku darimu

Datanglah cintaku dengan ucapan penuh rindu hanya untukku

Ingin Denganmu

Ragaku di sini tapi nyawa dan hatiku di sana
Melintas ruang dan waktu serasa ingin selalu bersamamu
Teguran sapaanmu hanya untuk kesenangan hatimu saja
Dirimu tak pernah sedikitpun untuk berpikir atas bahagiaku

Serasa tak bersemangat jalani kehidupan ini
Tak ada cintamu yang menetap dalam hati
Dirimu yang benar-benar tidak mempunyai rasa cinta padaku
Aku pergi walau sisi hati berharap kau datang dan memeluk tubuhku


( Cikampek, Rabu. 22 April 2015)

Tak Mau Kau Acuh

Aku sayang kamu
Tapi tak tahu sayangkah kamu padaku?

Aku cinta kamu
Tapi tak tahu juga cintakah kamu padaku?

Aku rindu kamu
Tapi masih tetap sama tak tahu rindukah hatimu padaku?

Aku suka kamu
Dan penuh harap kau menyukaiku

Semua rasaku melebihi rasa kasih kepada diriku sendiri
Rasa ini lebihi sekedar berbelas kasih kepada teman atau sahabat
Bingung dalam takut untuk kehilanganmu
Takut seluruh rasaku hanya aku saja yang merasakan sedangkan kamu tidak

Setiap malam selalu memikirkanmu
Seluruh hariku seolah redup tanpa balasan rasamu untukku

Sungguh tak mau kamu terus acuh atas rasaku ini
Bila rasaku tak berbalas maka suatu hari mungkin aku pergi

Sikap acuhmu membuatku melangkah dalam pilu membawa harapan cinta
Jangan acuhkan rasaku ini dan berikan jawaban atas rasaku padamu

Aku menunggumu tapi kau tak datang


(Cikampek, Ahad. 19 April 2015)

Tanpa Dirinya Mengosongkan Pikiranku

Sejumlah ide sedang tak bersemayam
Saat hati tak miliki rasa lagi karena dicampakkan olehnya
Dirinya yang telah membuat otak seolah membeku
Kejamnya kekosongan ini hingga membutakan nurani
Tatapan mata nan kosong hingga berjalanpun limbung lalu terjatuh
Mulut terkatup hingga tak mampu berkata-kata

Karena dirinya diriku seolah bernyawa namun mati
Dunia yang terhampar seolah tak mampu lagi menyejukkan jiwaku
Cintaku tak berbalas darinya
Ide-ideku terpupuskan 

( Cikampek, Ahad. 19 April 2015)

Sedang Bersama Setan

Aku sombong
Aku angkuh
Aku kasar
Aku keras kepala
Segala perilaku jahat menempel pada jiwaku

Sadarkah laku setanku akan gerogoti laku berTuhanku?

Jangan pernah nasehatiku dengan petuah agama
Aku yang sedang lupa bahwa kematian bisa datang dengan tiba-tiba
Sujud pada Tuhan hanya saat membutuh saja
Setelah itu kembali berbuat makar juga onar di muka bumi Tuhan
Perilaku setan sedang mendekap badanku

Bergunakah segala kebaikanku jika masih ada aroma iblis pada badan?

(Cikampek. Ahad. 12 April 2015)

Setelah aku Mati

Memaksakan otak untuk berpikir keras
Hari ini harus menyelesaikan setidaknya satu puisi tentang gelisah di badan
Manusia dalam hidup haruslah penuh risau
Dalam risau juga gelisah lalu berserahlah pada Tuhan
Kebahagiaan tak mutlak digenggam manusia
Bahagialah sewajarnya dengan tak merusak iman pada Tuhan

Puisi yang kutulis berisi tentang kegelisahan pencarian pada cinta berTuhan
Selalu saja berdiri mematung lalu bertafakur penciptaan aku oleh Tuhan
Aku dan dunia yang diciptakan Tuhan
Aku dan dunia yang tidak sekonyong-konyong ada
Ada maksud tersurat dan tersirat Tuhan ciptakan aku dan dunia
Dunia ini sementara lalu kematian akan memisahkan dengan dunia

Berakhirkah segalanya setelah kematianku?
Dan segalanya tidak serta merta berakhir setelah aku mati
Karena ada kehidupan abadi setelah mati
Segala perbuatanku akan dihakimi lalu dinilai oleh Tuhan
Tuhan Sang Satu yang tak butuh penolong dan tak butuh pembantu
Semua inci tubuhku akan bicara jujur tentang hidupku

Ibadahku pada Tuhan lalu mengapa harus lagi berbuat kerusakan pada dunia?
Aku tak mengerti mengapa nafsu setan selalu terus mengikuti semua langkah berTuhanku
Tertawa terbahak-bahak karena kenikmatan dunia seolah tak akan pernah mati saja
Berkacak pinggang merasa bahwa harta juga kekuasaan yang melimpah bukan atas kehendak Tuhan
Setelah aku mati sesungguhnya hanyalah berharap kasih Tuhan menerima seluruh amal baikku
Aku tulis ini dalam sadar dan gelisah akan hidupku yang mencoba meneguhi Tuhan


(Cikampek, Ahad. 12 April 2015)

Ujian dalam BerTuhan

Sebuah kegilaan bila hanya terus mengikuti semua nafsu
Tawa yang tertahan saat berada dalam barisan dan memuja Sang Satu
Hati dipenuhi dengan beragam birahi sesat dan aroma yang menipu
Ingin jiwa menendangi dan berteriak saat sujud tercipta pada Sang Pemilik Waktu

Jiwa ini dipenuhi kekotoran bisikan
Otak ini masih saja memikirkan keduniawian
Saat raga tersungkur secara keTuhanan
Di rumah Tuhan sesungguhnya diri mencari kedamaian

Jangan melarang untuk teguh berTuhan
BerTuhan saja seolah tak cukup menutupi dosa-dosa pada Tuhan
Apalagi bila benar-benar di larang berTuhan
Diri ini berharap karomah juga berkah dari Tuhan

Makna ikatan telah terlihat jelas
Yang terbentang terpampang menjadi garis batas
Ikatan yang bukan hanya tersamakan dengan secarik kertas
Dalam memuja Tuhan maka diriku haruslah keras


(Cikampek, Ahad. 12 April 2015)

Mereka Dan Aku Belum Sama

Sungguh sulit untuk memahami kata-kata yang tertulis darinya
Sungguh sulit untuk memahami yang tersirat dalam otak juga hatinya
Bahasa yang dipahami sungguh berbeda
Kebiasaan yang dijalani tak sejalur nyata
Bisikan nurani kita sangat berbeda

Namun terkadang lupa bahwa kita berbeda
Karena di mataku semua dunia sama
Di matamu keindahan hanya bagi golongan dan seideologi dengan mereka
Di mataku kebenaran bisa datang dari mana saja
Di matamu kebenaran hanya datang dari sekelilingmu dan memuja hal yang sama

Tak usah diperdebatkan lagi
Dan tak mau untuk lebih mengerti
Aku berjalan dengan nurani berTuhan dan berhati
Kau berjalan dengan nurani dan hatimu sendiri
Carilah Tuhan dengan jalan kita sendiri

(Cikampek, Ahad. 12 April 2015)

Bicara Rasa Jujur

Tidak
Akhirnya canda mereka terharakiri
Setelah salah satu darinya terluka di hati
Tak perlu di bunuh agar mati
Tak perlu disantet biar nyawa terhenti
Kematian akan datang dengan sendiri

Tidak
Saat mereka tak bisa lagi tertawa
Kesadaran membuncah dalam dada
Ada rindu tentang saling melepas rasa
Bahasa kita yakni bahasa jiwa
Terasa kosong saat salah satu tubuh telah tiada

Tidak
Airmata tak akan memanggil segala yang terpenggal
Kata-kata yang terlontar saat perih tak berotak dan nakal
Penyesalan tak akan kembalikan ikatan nan sakral
Berjanjilah tetap lurus dan tak lagi berlaku binal
Semoga kelak di hadapan Tuhan sesal ini bisa mengganti untuk saling menegur dan mengenal


(sempat terkirim lewat sms ke A.Nurdin, Cikampek. Ahad. 12 April 2015)

Sebuah Penghormatan Sejati

Penghormatan manusia tapi tak dihormati Tuhan
Aku sungguh tak mau bila hanya dihormati dunia tapi Tuhan tak mendekap badan
Makan saja olehmu penghormatan dari manusia bila hanya nilaimu sekedar itu saja
Bicarakan saja tentang rasa sakit hatimu pada dunia lalu bagaimana dengan sakit hatiku?

Tak mau terus berdebat tentang siapa yang terbenar
Ada setan-setan penghuni neraka mengintip mencari celah dalam setiap debat
Bicaralah pada nurani-nurani yang berharap pada Tuhan saja
Karena seluruh ibadah juga hidupku hanya untuk Tuhan bukan mencari penghormatan dunia

(Cikampek,Ahad. 12 April 2015)

Bicara Tuhan Tapi Tak BerTuhan

Menangis di ruang yang berdinding tak bertelinga
Melihat angka-angka menjadi hidup dan saling berlarian
Melihat dunia dengan rendah hati
Lenyapkan tinggi hati juga angkuh dalam berbincang
Mereka bernyanyi dan berdansa dalam ruang pertunjukkan
Tertawa penuh bahagia seperti hari esok tak pernah terlihat lagi

Aku terdiam dalam ruang yang penuh gegap-gempita
Tawa yang dipaksakan lalu dansa yang digerakkan

Mereka tak pernah tahu segala gejolak yang terjadi dalam batin ini
Tiada bahagia yang lepas dalam ruang hingar-bingar ini
Tawaku juga candaku hanyalah sebuah kamuflase atas segala duka
Di ruang ini aku bisa tertawa walau hati yang terdalam penuh rintih
Mereka bebas untuk menyebut aku sebagai manusia berwajah masam
Dan tak hendak meluruskan segalanya tentang yang terjadi dalam dada
Biarkanlah segalanya seperti yang mereka lihat pada diriku
Hanya mau Tuhan saja tempat berserah setelah selesai pesta dunia ini

Seperti seseorang yang tersesat dalam rimbunnya hutan
Tiada manusia sebagai tempat bertanya
Hingga jiwa memasrahkan segalanya menyebut asma Tuhan yang miliki raga
Keyakinan pada Tuhan haruslah mematri tinggi
Tak peduli mereka bilang apa tentang rasa syukurku ini pada Tuhan
Berjalan dalam gelap dan hanya cahaya Tuhan menjadi lentera
Jiwa-jiwa yang lelah setelah bermain dalam urusan dunia yang sementara
Bergetarkah hati-hatimu saat bicara tentang Tuhan namun tak berTuhan?


(Cikampek. Ahad, 12 April 2015)

Pergilah Bila Kau akan Bahagia

Bila buatmu marah juga kecewa maka maafku atas rasa ini
Hanya ingin jujur tentang rasa yang terus-menerus sibuk berdansa di dada
Tak ingin kehilanganmu
Tak mau kau pergi menjauh
Tapi bila kehilanganmu membuat dirimu tentram maka aku akan tersenyum
Walau ada senyum penuh getir di sunggingan nan terpaksa ini

Sayang juga cinta tak boleh dipaksakan
Langit luas bersama para penghuninya melihat atas rasaku padamu
Setiap malam bulan dan bintang menjadi teman berbagi ceritaku tentangmu
Matahari juga awan seakan menjadi pendengar setiaku tentang cinta padamu
Pergilah bila membuat hatimu bahagia
Lupakan saja atas rasaku bila cintaku membuatmu muak

Dalam kerinduan ini berharap cintaku berbalas darimu


(Cikampek. Sabtu, 11 April 2015)

Berharap cintamu Walau Sedikit

Dirimu terlanjur telah ada di hati
Tak mudah untuk dienyahkan begitu saja
Walau akupun tak tahu rasa ini tertautkan atau tidak dalam hatimu
Bila memang tak suka hapuslah aku
Lalu aku coba untuk mengerti walau berat

Rasa sayang padamu dan belum terjawab juga terbalas darimu
Menanti balas juga jawabmu membuat seluruh hariku tak berselera
Dekaplah sayangku dengan sayangmu
Berkasih sayanglah kita berdua dalam ruang terkunci lagi tersembunyi
Dalam peluh saling berhasrat berbaur dengan ketakutan dalam beradu gairah

Rasa yang tak mudah terungkapkan ini begitu pelik
Andai ada bingkai Tuhan melegitimasi atas rasa ini maka tak usah sembunyi dan takut
Keindahan rasaku hanya ingin bersamamu saat ini
Masa laluku hanya ingin kubuang jauh demi kebersamaan denganmu
Cintailah aku walau sedikit saja dalam hatimu

Tak peduli walau kau membagi cinta dengan para wanita yang lain
Bersamamu serasa damai hidupku
Dipelukmu bagai hari nyaman sepanjang waktu
Dikecupmu tak ada lagi duka nestapa berganti dengan bahagia
Untuk cintamu maka rengkuhlah aku hingga terpuaskan dahagamu

(Cikampek. Sabtu, 11 April 2015)

Aku Yang Yakinimu

Aku hanya bisa kagumimu
Darahku mengalir cepat bila melihat paras wajahmu
Ingin selalu berada tepat di sisimu selalu
Tak mau melihatmu menangis

Yang terjadi sungguh di luar dugaan
Aku kau tinggalkan dalam kesendirian
Maafpun tak terucap dari bibirmu
Aku menangis tapi kau tak mau hapus airmata di pipiku
Nggak mau kau pergi tapi kau tetap pergi
Getaran rasa sayangku tak kau lihat
Gubahan kata rinduku tak kau baca
Aku yang tak kunjung kau sayangi
Lemparkan sejumlah rindu padamu
Aksara cintaku kutulis untukmu

Yakin saja kau masih mempunyai hati
Urungkan hatiku untuk membencimu
Dalam doa malam kusebut namamu
Antarkanlah cintamu itu hanya untukku

(Cikampek, Ahad. 12 April 2015)

Senyumku Untuk Tanpa Cintamu

Mengenangmu menjadi satu bait kesedihan yang menjerit
Menyayangimu namun saat kutatap matamu kau menoleh ke arah lain

Jangan kau tanyakan terlukakah aku atas penolakanmu
Aku yang telah berlatih sekian lama tanpa cintamu
Tersenyum saat bicara denganmu
Tersenyum lagi saat kau bicara mengenai kekasihmu yang lain
Dan tetap tersenyum saat kau bicara kata yang kasar padaku
Walau ada perih namun aku tetap tegar tanpa pelukanmu

Suatu saat masih berharap kau akan memelukku
Suatu saat ada cinta di dalam hatimu untukku


(Cikampek, Selasa. 14 April 2015)

Senin, 20 April 2015

Jangan Bicara Bila Tak Mencinta

Jangan sapa aku bila kau tak mencinta
Jangan hadir dalam mimpiku bila kau tak merindu

Cukup sudah rasa sakit dalam menanti cintamu
Aku pergi saja

Bahagialah kau bersama siapapun kini bersanding

Aku yang harus belajar tanpamu lagi
Terlalu sakit bila dekat denganmu namun rasaku tak di balas rasa

Maafkan aku
Aku yang terlalu sayang padamu

Hapus Aku Dan Aku Coba Mengerti

Dirinya telah ada di hati 
dan tak mudah untuk di enyahkan begitu saja 
walau tak tahu rasaku ditautkan atau tidak di dalam hatinya

bila memang tak suka hapus aku saja 

dan aku coba mengerti

( Cikampek, Jum'at. 10 April 2015)

Sayang Kita Sembunyikanlah

Rasa sayang padanya
dan belum berjawab juga berbalas darinya 
membuat hariku tak berselera

Dekaplah sayangku dengan sayangmu dalam ruang terkunci lagi tersembunyi

( Cikampek, Sabtu. 11 April 2015)

Cinta Tak Bersambut

Maafku untukmu,
karena cinta dan sayang datangnya tiba-tiba

Setidaknya saya telah jujur padamu tentang rasa

Dan sakit melihatmu
Dirimu berjalan dengan yang lain
Dirimu menggenggam tangan yang lain
Dirimu menatap penuh rasa mata yang lain
Dan tidak bersamaku

Tapi hidup harus tetap berjalan
Bersamamu atau tanpa bersamamu

Tangisku tertahan
Sedihku tak kau hiraukan
Aku sendiri
Sepi dalam hati
Mendekap rindu padamu yang tak berbalas

Biarlah lalu kumengerti
Mencintaimu dalam hati saja
Menyayangimu maka kusebut dalam doaku
Bila membuatmu bahagia tanpaku maka tak mengapa

Tersenyum melihatmu dengan yang lain
Senyum dalam perih juga luka

( Cikampek, Senin. 13 April 2015)

Bulan

Selalu takjub saat melihat bulan
Bulan sempurna ataupun bulan sabit selalu tampak indah di mataku
Ada damai saat melihat bulan

Andai bersamamu sambil berbaring melihat bulan maka sempurnalah hidupku

Kau yang melihat bulan yang sama
Kau melihat dengan dia bukan denganku

( Cikampek, Selasa. 14 April 2015)

Cintaku Untukmu Saja

Kangen juga sayang dengannya,
Tuhan bila dirinya tak rindu dan tak sayang padaku, 
jagalah dia dan bahagiakan dia saja

Mencintaku tapi tak dicintainya tak mengapa
Senyum bahagianya lebih teramat berarti bagiku

Hanya ingin dia menulis kata sayang, kata cinta, kata rindu untukku
Lalu akan aku peluk seluruh rasa darimu dan tak kulepas lagi
Aku sayang kamu

Dirinya memang benar-benar berhati keras
Tiada rasanya untukku
Hidupku terasa hambar tanpa sentuhannya
Duniaku hampa tanpa cinta juga sayangnya

Aku lelah menantinya
Harapan besar bersauh padanya untuk mencintaiku
Ternyata dirinya sama saja dengan masa lalu itu
Pergi setelah rasa sayang juga cintaku bersemi

Tak kuasa membencinya
Karena hatiku telah jatuh cinta saat pertama bicara dengannya

( Cikampek, Rabu. 15 April 2015)

Semua Telah Kujelaskan

Jangan lagi terus bertanya

Tak cukupkah tulisanku tentang kecintaan padamu?
Aku ingin kau mencintaiku

Pada pagi, siang, petang hingga malam selalu berharap cintamu
Tak mau lagi menjelaskan padamu
Semua telah kujelaskan padamu
Penjelasan dalam kata juga sikap sayangku padamu

Aku menantimu katakan cinta padaku

( Cikampek, Sabtu. 18 April 2015)

Kau Masih Terus Bertanya

Kau masih bertanya maksudku apa padamu
Mengapa masih terus kau tanyakan rasa sayangku?
Mengapa masih terus kau tanyakan rasa cintaku?
Mengapa masih terus kau tanyakan rasa rinduku?

Tak cukupkah tanda yang kuberikan padamu?
Masihkah hatimu mengeras?

Tak mau lagi berkata
Cukup berikan tanda kasih untukku darimu

Katakan kau cinta padaku

Aku sayang padamu

( Cikampek, Sabtu. 18 April 2015)

Cintaku Bukan Tipuan

Teganya dirimu saat rasa cintaku di anggap tipuan olehmu

Mencintai tapi tak dicintaimu itu sakit
Menyayangi tapi tak disayangimu itu perih
Merindukan tapi tak dirindukanmu itu luka

Aku yang berdiri tegak di jalan ini menanti kata cintamu
Dirimu yang nyata begitupun rasa kasihku padamu sangatlah nyata

 Bila otak dan hatimu anggap sayangku sebuah dusta maka hapuslah aku

Asal kau tahu setiap malam rinduku padamu tak pernah berkurang

Karena cintaku bukan sebuah tipuan padamu

( jawaban untuk status "this is trick" . Cikampek. Jum'at. 17 April 2015) 

Bodohnya Mencintaimu

Saat kau tanya tentang diriku yang tak wajar
Aku menghela nafas panjang

Tak sadarkah dirimu tentang cintaku?
Atau memang hatimu telah mengeras sekeras bebatuan di sungai?

Bodohkah aku yang terlalu mencintamu?
Bodohkah aku terus menanti kau katakan sayang padaku?

Seluruh jiwaku untukmu
Maka cintailah aku walau sedikit di hatimu

( Cikampek, Kamis. 16 April 2015)

Takut Dengan Cinta Ini

Jangan kau pikir aku tak takut dengan cinta ini
Aku sangat takut dengan rasa yang ada

Sungguh khawatir juga takut menjelma

Hariku seperti tak selaras

Aku takut mencintamu
Tapi aku takut juga kehilanganmu

Aku takut dengan cintaku padamu

( Cikampek, Rabu. 15 April 2015)

Diamku Karena Rindu Padamu

Diamku tak bicara padamu
Diam bukan membencimu

Bila bicara yang ada hanya kecintaan dariku
Bila bicara yang ada kasih sayang dariku

Segala rasa saat bicara untukmu 
Tapi kau tanpa rasa

 Kini aku diam memendam rasa.

Katakanlah kau cinta

 Dan Aku diam karena rindu padamu

( Cikampek, Rabu, 15 April 2015)

Hujan Karenamu

Air hujan yang menetes di kaca jendela kamar
Kuperhatikan tetes demi tetes berjatuhan ke bawah cermin kaca
Kuusap airmata di pipi
Ada tetesan yang sama seperti air hujan di kaca itu
Sedihku menanti dan entah sampai kapan engkau memelukku
Tangisku ketakutan dirimu tak sayangiku
Menghapus rasa yang terlanjur ada di dada.
Kau terlanjur datang dan berbincang tentang rasa

Andai kau pergi maka aku diam dalam rindu.
Diamku ini sekedar memendam kerinduan padamu
Cintaku yang belum berbalas darimu

Hujan ini karenamu

( Cikampek, Rabu, 15 april 2015)

Tak Mudah Padam

Baiklah
Kucoba padamkan cinta yang terus mendera dada
Bila dirimu bahagia tanpa cinta padaku

Baiklah
Mungkin telah lelah bicara untuk menjelaskan cintaku
Tak mudah hilangkan rinduku padamu

Baiklah
Tak akan lagi bicara padamu bila kau tak merindu
Aku pergi walau masih membawa sekeping asa pada cintamu

( Cikampek, Ahad. 19 April 2015)