"Hanya Kelembutan dengan bahasa kejujuran terdalam mampu menyibak relung-relung hati yang terkunci oleh gelap gulitanya perjalanan sakral kehidupan"
Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Kamis, 31 Desember 2020
Kagumimu
Rabu, 30 Desember 2020
Sisa Hujan Tadi Sore
Terprovokasi "Anak Setan"
Selasa, 29 Desember 2020
Bidadari Terkoyak
Karena tahu tak ada lagi dirimu untuk berbagi kisah
Tempat ini tak akan sama lagi nikmatnya
Rasanya telah jatuh cinta padamu
Nafas yang mendebar
Jantung yang memacu
Kata yang bernafas
Hidung yang bicara
Ach, entahlah!
Mengapa jadi salah tingkah serta gugup begini dalam merangkai kalimat?
Jatuh cintaku
Perhatianku
Segala basa-basiku
Tetapi dirimu diam
Menyukai kabar darimu
Menyimpan foto-fotomu
Dirimu masih membisu
Memang cintaku kelam
Tetapi bisakah saling merasai pada sunyinya ruang?
Entahlah!
Mengoyak batinku
Mengutuki
Rasa yang terus menggerogoti
Kecintaanku padamu bak tak terberi
Darimu yang kukuh tak bergeming mencintai
Terkoyak
Bidadari yang hatinya terkoyak
Minggu, 27 Desember 2020
Di Kedua Ujung Jalan
Tercium bau menyengat
Hidung tersengat
Aksara tanpa senjata
Untaian kalimat mampu membuat luka
Jalan turunan nan curam esok hari
Di kedua ujung jalan tak terlihat lagi kalian
Kesedihan menjadi tanda dilematis
Pagi ini sebenarnya tak ingin terjelang pagi
Biarlah terus malam kudekapi
Biarlah tidur menjadi perantara istirahat bunga-bunga tidurku
Karena saat pagi tiba kutahu tak melihat kalian lagi
Adakah kalian menantiku di kedua ujung jalan itu?
Atau kalian telah pergi menata kehidupan kalian bersama orang-orang terkasih?
Masih mendakiku di turunan jalan ini
Pagi ini
Siang ini
Adakah semangat kehidupan akan kudapati
Penantian Para Kaum Terkalah
Menyerahlah cinta!
Untuk rasa yang tak kunjung didapatkan
Menyerahlah nurani!
Untuk kata-kata yang terus diputarbalikkan
Berjalan tak menapak
Tertawa tak berjiwa
Menangis tak berairmata
Segala perih telah menumpuk setelah sekian lama memandu kehidupan
Debar jantung terpompa
Kegelisahan mencuat
Kegetiran menjadi bumbu memporak-porand
Menyerah saja!
Hari ini di dunia kalian menjadi juaranya
Percaya pada hari pengadilan di titik terakhir
Sungguh, sangat menanti hari itu
Sabtu, 26 Desember 2020
Scary Night
You are not alone
When night falls
When afraid to ambush
Black isn't always black
Patient!
Although who knows how long
Haji Mugni
Bahasa kejujuran menjadi titik ukur pembicaraan
Berkata tak dimanipulatif
Memperlakukan bumi serespek mungkin
Terlalu kasar diri ini
Begitulah penilaian dunia memperlakukan
Bahasa jujur
Laku jujur
Maaf, bila tak bisa menikmati semua bentuk diri
Terlalu arogan
Terlalu kasar
Saat bahasa kejujuran jiwa termanifestasik
Tak mau bertopeng
Maka inilah watak diri
Watak diri yang tak bisa membahagiakan kalian
Entahlah!
Selalu saja ada titik-titik peka saat bicara dengan dunia
Terpatik tentang ketulusan saat sedang duduk bicara kehidupan
Menyepi
Bak seorang sufi
Seperti sang guru Haji Mugni
Sakit Hati Kalian Basi
Menjadi penjilat
Dahulu berada di sisi kanan penguasa
Menjadi "sang tangan kanan"
Kesedihan merajam bila mengenang masa itu
Saat kalian tertawa menertawai keadaanku
Saat kalian "bermandikan uang" serasa menghujam jiwaku
Nyeriku
Perihku
Kebutuhan duniawi meruntuhkan moral terbaik kalian
Saatku menggoncangkan kesadaran kalian
Dahulu kalian seolah sedang berada di kursi ternyaman
Tak sekalipun menoleh untuk bicaraku
Kini kalian bicara tentang sakit hati
Mungkinkah aku yang telah terbiasa sakit hati?
Memahami kalian hanya ingin dilihat sebagai yang tersakiti
Kalian sama saja seperti idola-idola kalian itu
Bicara tentang tersakiti padahal kalian sendirilah yang menyakiti
Mari cari tahu kelak di hadapan Tuhan
Saat hati nurani tak akan bisa mengelak
Kalian yang tak lagi mengidolakannya
Maka idolailah kebajikan Tuhan
Camkanlah itu!
Hipnotis Bahasa
Banyak tipu muslihat
Sadar tetapi hanya diam
Selemahnya iman
Tak bisa berbuat banyak
Ada pengekangan
Ada bicara lantang kemudian dimarjinalkan
Bahasa penindasan
Selamat datang di dunia nyata
Di mana bahasa-bahasa kejam terlontar dari para pejubah agama
Begitulah realita
Begitulah bak seperti tersadar
Teringat neraka adapula bagi mereka yang mempermainkan agama
Menangislah yang menangis
Tertawalah bagi yang tertawa
Setiap inci kejadian hari ini mungkin terasa pengap hari ini
Tetapi belajarlah!
Dan mungkin di masa depan kita akan menertawakan tiap inci kejadian ini
Saat bahasa menghipnotis
Muak pada perilaku kelaliman
Dahulu mengenal sebuah slogan "lawan penindasan!"
Hari ini di dunia nyata saat semua kata harus terkatrol penguasa-pengua
Bahasa hipnotis
Saat kata-kata menyimpang dari keTuhanan
Jumat, 25 Desember 2020
Menguat Sendirian
Susunan kalimat yang tak lagi miliki sebuah makna
Satu-persatu pergi setelah sekian lama bersama
Tersenyum mencoba sebagai penghiburan diri
Nyeri
Tetapi itulah kehidupan
Saat ada pilihan maka pilihlah!
Berjalan bak melayang
Berkata bak tak bersuara
Penikaman ini!
Penindasan ini!
Digerogoti rasa sabar ini mengikis pelan-pelan
Manusia tak baik selalu ada
Bila menuruti nafsu maka tak mau lagi bersentuhan dengan ketidakbaikan
Menjauhi lalu menguatkan bersama keluarga
Makna keluarga terasa saat berpapasan dengan masa suram
Bertahanlah jiwa nan kesepian!
Tersenyum saat terluka pada jiwa
Tercabik!
Berduka!
Menguatkan dalam kesendirian
Selasa, 22 Desember 2020
Titisan Orang Menikmati Irama
Dekat tapi jauh
Bicara lalu terdiam
Kabarmu merupakan gempita jiwa
Tak menyukai warna kulit yang putih atau hitam
Lebih menyukai bagi mereka yang menghargai apapun warna kulitnya
Tak menyukai banyaknya gelar akademik yang tersemat pada pigura-pigura ijazah
Lebih menyukai bagi mereka yang menghormati sesama manusia dengan santunnya bahasa serta etika
Kau mengapa terdiam?
Ingin sekali mendekap dirimu dalam kasih
Manalagi kabarmu yang kau janjikan?
Kehilanganmu
Merindukanmu
Menyayangimu
Menikmati irama dunia
Dan ingin merasakannya dengan bersamamu
Senin, 21 Desember 2020
Pelangiku Untuk Para Buta Warna
Malukah kau terhadapku?
Atau mungkin sudah tak ada lagi cinta darimu?
Katamu "nanti akan kupajang jika kau bersamaku"
Janjimu teramat manis
Rayuanmu begitu membuatku teramat takjub
Jangan pernah berjanji
Bila ucapanmu kelak berganti
Bila ucapanmu sekarang sekedar untuk menenangkan hatiku
Waktumu
Ruangmu
Kini terlalu banyak rindu-rindumu bersama yang lain
Kebersamaan kita berdua yang teramat mustahil
Kulukis gambar hidup dengan warna-warni
Kutertunduk lesu
Seolah sia-sia
Menggurat pelangi di hadapan mereka yang buta warna
Sudahlah, jiwa!
Tak perlu terus menunjukkan kepada dunia
Akan lelah bila terus berusaha menari di atas panggung
Cukuplah menjadi baik dalam keTuhanan
Berikan manfaat sebanyak mungkin untuk dunia
Tak usah menunggu balas budi
Lapangkanlah jiwa yang resah!
Karena pelangi tetaplah pelangi di hadapan mereka yang buta warna
Bahasamu Tak Pantas
Maksudmu apa?
Ingin di akuikah sebagai seorang cendikiawan?
Dirimu membuat bingung lingkungan
Orang yang pintar tak sekalipun ingin terlihat pintar
Menunjuk dengan telunjuk bahwa lingkungan tak pantas berbahasa denganmu
Bahasamu tak pantas
Saat bahasamu menindas yang tak sepemikiran denganmu
Dimanakah sikap mengayomi?
Bahasa yang tak beretika
Bukankah bahasa itu harus beretika dan respek?
Bahasa tidak untuk menyudutkan yang lain
Berbahasalah yang pantas
Atau diam itu lebih baik
Minggu, 20 Desember 2020
Cintaiku Tak Bisa Darimu
Akupun bisa
Jika dia bisa memberimu pelukan
Akupun bisa
Jika dia bisa memberimu kehangatan pada sepinya ruang
Akupun bisa
Kau dan dia saling mencinta
Sedangkan aku yang mencinta tetapi kau tidak
Aku yang tak bisa memaksa untuk kau membalas cinta
Itu yang aku tak bisa
Pada sendiri masih berharap kau datang untuk menjamah
Memberikan kecupan
Kemudian akan kuberikan kenikmatan surgawi dunia
Merintih sunyi
Masih menanti
Keyakinan Hakikat Keluarga
Sabtu, 19 Desember 2020
Petanda Nan Arogan
Semua geraknya selalu miliki nada
Wanita yang duduk di tengah bangku taman kota
Di apit oleh kedua temannya
Pancaran matanya
Senyum di bibirnya
Selalu saat makan siang kumenuju taman kota
Terpesona
Riskan untuk menyapa
Terlalu mewah untukku dirinya
Mencuri pandangku sesekali di bawah pohon kamboja taman kota
Pria itu yang duduk di atas rumput taman kota
Di bawah rindangnya pohon kamboja
Sembari memakan dengan lahapnya
Aku bersama kedua temanku sengaja
Iya, temanku tidak tahu alasannya
Tak mau berpindah ke tempat lain untuk sekedar bercanda
Dudukku di tengahpun sengaja
Agarku leluasa
Melihat pria itu yang berwibawa
Melihat pria itu yang sederhana
Kapankah pria itu menyapa?
Bisakah pria itu untuk mencinta?
Karena aku telah jatuh cinta
Musik Cinta
Bak kerasukan
Tiba-tiba bergoyang
Tapi bingung
Badan yang diam
Jiwa yang menari ikuti musik yang diperdendangkan
Jatuh cinta pada sesuatu yang abu-abu
Kebingungan untuk memilah rasa cinta atau rasa kagum
Mengenalmu takjub
Sapaanmu pesona
Menariku pada tarian cinta untukmu
Aku jatuh hati
Maukah kau bersamaku berpelukan di bawah hujan?
Ada musik menemani saat kau mau memberi hangatnya sebuah pelukan
Planet Pembuangan
Setelah lama tak tahu
Menahan rasa rindu
Bak air yang mengeras menjadi salju
Membatu
Membeku
Kini hadirmu
Sedikit obati pilu
Derap kaki-kaki kuda silih saling memacu
Pandanganpun terbatas tertutup debu-debu
Pekikan rasa cinta ribut terus beradu
Ada yang lirih merindu
Ada yang kejam menjauh dan tak mau
Mengukur kata sayang dari seorang perindu
Terpental karena tak pernah menyayangi dari yang dirindu
Memintal kasih dari tipisnya bulu
Lama telah menunggu
Tersiksa dalam sebuah sair nyeri tapi tak berdarah untukmu
Pada ruang sendiri, ada "halu"
Di planet pembuangan semua dikumpulkan bak kamp konsentrasi lagi di palu
Ditekan sedemikian rupa hingga tanggalkan sedikit demi sedikit cinta padamu
Perjuangan yang panjang tak berbekas untuk mencintaimu
Di planet pembuangan melihatmu
Nyeri saat kau tertawa tanpa diriku
Tetapi begitulah hukum cinta termasuk padamu
Tak bisa memaksakan rasa walau telah bahagia ada kabar darimu
Aku cinta kamu
Di ruang sepi dan sendiri menunggumu
Jumat, 18 Desember 2020
Membenci Yang Tak Lazim
Kegelapannya yang pekat
Saat banyak tipu muslihat yang dibuat
Ada kejahatan yang bersembunyi pada malam
Para zombie bergerak mengendap mencari cahaya dan suara
Mereka bergerombol menyerang, menggigit serta menyakiti
Mencari pengikut agar seirama seperti mereka
Bak netizen lihai menggiring opini hingga orang-orang yang benar menjadi terinfeksi karena sebuah gigitan
Bila malam telah reda maka terbitlah matahari
Seolah cahaya memberi kekuatan bagi para zombie
Menyerang lalu membunuhi dengan buasnya
Aku membenci gelap serta terang
Lalu pada cuaca seperti apa aku harus bertahan hidup?
Ternyata bukan sekedar cuaca untuk bertahan hidup
Tetapi bertahanlah hidup dengan cara berTuhan
Jangan membenci yang tak lazim
Karena pagi, siang dan malam merupakan sebuah anugerah dari Tuhan
Dan itu bagi yang mempercayai Tuhan
Kamis, 17 Desember 2020
Sedang Memuncak Rasa
Aku cinta kamu
Rasa yang menggebu
Ingin bersamamu
Dalam rintih pada ruang nan sahdu
Bertemaram sinar saling memagut dan memadu
Ada desah silih memacu
Menikmati setiap hela nafas bak sepasang perindu
Sejenak melupa pada hal-hal yang di anggap tabu
Sedang bertalu
Percintaan yang seakan di gadang-gadang berpalu
Rabu, 16 Desember 2020
Merasa Terbaptis
Negara Menakuti, Rakyat Tak Takut
Minggu, 13 Desember 2020
Tiada Salah Dengan Takdir
Jika ingin menangis maka menangislah
Tapi secukupnya saja dalam tangis
Tiada yang salah dalam amarah
Jika ingin meletupkan angkara maka lepaskanlah dengan cara elegan
Tak berlebihan pada emosi kemarahan
Tiada yang salah pada rasa lelah
Jika terasa lelah maka beristirahatlah
Pulihkan jiwa raga atas rasa lelah
Bila semua rasa kecewa serta resah telah hilang ataupun berkurang...
maka bergeraklah kembali sembari menebarkan hal-hal yang positif
Berjalanlah dengan membawa nama Tuhan
Karena jiwa bukanlah hidup tanpa Tuhan
Tuhanlah yang membuat meyakin atas semua kekecewaan yang menjerat
Saat kesusahan menerpa maka kemudahan akan menggantinya
Begitulah firman Tuhan yang tersurat
Jangan pernah menyalahkan takdir tak baik yang terjadi
Berjalanlah dan lakukan yang terbaik bersama Tuhan
Bila tak tergapai di dunia maka jemputlah semua duka kelak di hadapan Tuhan
Karena sungguh mempercayai hari penghisaban
Tiada yang salah
Maka lakukan saja bersama Tuhan
Sabtu, 12 Desember 2020
Kisah Sepasang Tangan
Tangan ini yang berikhtiar mencari penghidupan
Bersama raga yang terkadang terantuk letih
Tangan yang kasar merupakan gambaran perjuangan kehidupan
Banyak caci, sinis tak akan menyurutkan mencari rezeki di bumi Tuhan
Berjuanglah para pejuang kehidupan
Niatkan karena Tuhan
Karena kelak saat mulut tak bisa lagi bicara
Maka seluruh panca indera akan menjadi saksi juga bicara
Termasuk kedua tangan ini
Maafkan, atas perilaku tak baik oleh tangan-tangan ini
Jumat, 11 Desember 2020
Musuh Dalam Selimut Negara
Gaya siapa yang melakukan penghilangan nyawa seperti ini?
Seperti berkaca ke zaman terdahulu
Saat para revolusioner terkubur pada sebuah lubang
Alibi apalagi yang akan dikemukakan?
Alasan apalagi yang akan disiarkan?
Mengajak tokoh publik untuk bersama-sama menggiring opini menjadi satu kesamaan
Bobrok
Terlihat ancaman yang masif
Terlihat ada penggerusan kepada satu pihak
Dan entahlah apa yang sedang disembunyikanny
Kondisi para jenazah sangat tersakiti
Lalu masih bisakah mereka yang membunuh disebut pengayom penjaga bangsa?
Saat terselusupi roh-roh kebinalan
Semua menjadi boleh dilakukan
Bersembunyi dibalik hukum lalu merasa kebal tak tersentuh
Jahat sekali
"Apa yang mereka lakukan sungguh tak berperikemanusi
Ancaman nyata bukanlah yang buta pada hukum
Ancaman yang nyata yakni mereka yang mempermainkan hukum
Mereka yang bersembunyi atas nama hukum
Mereka melihat hukum tetapi seolah menjadikan hukum sebagai alat kebenaran untuk melakukan "gaya pembunuhan terkejinya"
Saat para penegak negara telah mempermainkan hukum
Lalu negara akan bertahan bagaimana?
Keropos negara
Saat digerogoti musuh dalam selimut
Kamis, 10 Desember 2020
Kehausan Bernurani
Tolonglah badan, jangan seperti ini
Seperti hilang kendali
Terseret arus
Bergerak tetapi pusing berputar di kepala
Lemas menerpa tubuh
Ada segenggam kekesalan
Tetapi bila diperlakukan tak baik haruskah berlaku tak baik juga?
Sudahilah dendam kesumat ini
Lepaskanlah tunggakan-tungg
Cukupi untuk mengetahui bahwa ada yang kesetanan dalam berperilaku
Tak tahu malu
Atau memang telah kebal dari rasa malu?
Layakkah untuk dikasihani?
Entahlah!
Diriku sedang kehausan
Hingga badan lemas tak berdaya
Untuk yang kesetanan dalam melangkah
Terima kasih telah memberi makna siapa dirimu sebenarnya
Rabu, 09 Desember 2020
Biadab Sang Arogan
Nyawa-nyawa terburai
Alasan yang klise karena khawatir kursinya patah
Alasan-alasan terkemukakan ke publik
Mulai dari keamanan, kesehatan bahkan hingga pelecehan
Kemudian karena hak senjata terpegang maka terletuskan pelurunya
Dialog buntu
Komunikasi hanya memaksakan kehendak
Biadabnya sang arogan
Sungguh memamerkan arogansi senjata-senjata
Hanya fokus pada ketakutan kehilangan kursi
Tak sedikitpun membahas saudara yang hendak pindah dari rumah
Seluruh media terkunci
Media informasi seolah menjadi kacung sang arogan
Ketahuilah!
Kematian pasti terjadi
Tak ada kekhawatiran pada kematian
Karena lebih baik mati membela kebenaran berTuhan daripada...
mati saat berkalung serta memuja pada biadabnya sang arogan
Tebarkan Rasa Baik
Jangan remehkan kecilnya berbuat baik
Sarkowi pernah berkata "jangan lelah berbuat baik"
Tak mudah untuk konsisten berkebaikan
Selalu ada intrik lagi pertentangan dalam hati
Tetapi begitulah hawa nafsu setan
Iblis selalu memandang salah terhadap kebaikan
Iblis selalu menafsirkan dapat termaklumi terhadap kesesatan
Begitu berat kala kebaikan hendak terjamah
Bisikan larangan memacu ragu pada relung
Ada egois
Ada sombong
Semua rasa merantai untuk menahan berbuat kebaikan
Paksakan saja berkebajikan
Karena sesuatu hal yang baik layak untuk dipaksakan
Hallo, Bos!
Belajar Untuk Berhenti
Lalu berhenti untuk menjadi tamak
Rendah hati atas semua bisa dan pencapaian
Lalu tak perlu memberi unjuk bila miliki taji dengan bahasa agar dihormati
Penuh kesungguhan memuja Pencipta dan bersujud pasrah sedalam-dalamny
Lalu tak menyewa desainer untuk memanut busana menyembunyikan kesetanan dengan baju kemalaikatan
Hari ini belajar untuk berhenti
Berhenti atas semua perilaku penuh tipu daya iblis
Karena semua laku di dunia akan dimintai pertanggung jawabannya kelak
Bila di dunia masih saja mengelak
Melupa bahwa Tuhan tak bisa di bohongi
Dan menunggu saat Tuhan menjadi Sang Hakim
Selasa, 08 Desember 2020
Kau Tak Pantas Dapatkan Apapun
Kau tak layak mendengarkan kisah hidupku
Kau keterlaluan brengseknya
Kukira kau berbeda dengan orang-orang yang telah berlalu lalang pada kehidupanku
Kukira kau sejatinya seorang teman
Tetapi kau bak kucing yang sedang mengintai ikan asin di atas piring
Kau tak mendukung sedikitpun atas keringatku mencari nafkah
Kau membuatku sungguh terperanjat
Ribuan hari tak cukup untuk mengenalmu
Kau tak pantas dapatkan apapun
Bahkan seorang temanpun tak pantas kau dapatkan
Membencimu?
Kecewa padamu? Atau
Marah padamu?
Tak ada kekesalan lagi padamu
Semua rasa negatif padamu telah menguap
Karena sia-sia memperlakukan kebusukan padamu
Kau tak pantas dapatkan rasa apapun dariku
Bahkan rasa negatifpun tak pantas kau dapatkan
Seringaimu
Langkahmu
Lambaianmu
Bicaramu
Tipu muslihatmu
Semua kejelekan yang kau rencanakan senyatanya akan berbalik padamu
Karena Tuhan tak pernah tidur
Kau tak pantas dapatkan apapun atas watak Yudasmu
Sabtu, 05 Desember 2020
Secerah Nasi Goreng Buatan Mama
Kau tak akan bisa menemukanku dalam kegalauan
Elang yang terus membumbung terbang di atas awan kala hujan deras
Elang yang berteduh di atas awan saat hujan
Tak lazim tetapi begitulah karakter yang terjalin
Latar belakang kehidupan telah merajut watak
Tak usah berpahit lidah bak air telinga
Sungguh percakapan yang merusak jiwa terlontar dari hati yang busuk
Tak layak berlaku tawar bak air liur
Karena tingkah laku merupakan cerminan karakter diri
Asinnya jiwa mengeroposi nurani meskipun ditutupi oleh manisnya kata juga tingkah laku
Kepura-puraan tak akan bertahan lama
Kepedulian yang palsu
Rasa kemanusiaan yang palsu
Menyobek lalu melukai jiwa yang sedang berpetualang bebas di atas dunia
Kekhawatiran, kegetiran, keraguan juga kecemasan membalut rapuh pada sendi-sendi ringkih jiwa
Ingin berteriak bila semua teriakan bisa melenyapkan segala nestapa
Rindu kecerahan pagi
Seperti mama yang menghidangkan nasi goreng putih tercerah dari sisa nasi semalam
Karena sungguh kasih mama sepanjang jalan
Kasih anak sepanjang galah
Kamis, 03 Desember 2020
Mereka Sang Muflis
Sedang berkabung
Ada pita hitam melingkar di lengan atas
Ketamakan yang terbungkus kedermawanan
Kebengisan yang tersamarkan oleh senyum canggung penuh kamuflase
Tampak terhormat tetapi kotor hati dalam merasa
Gila penghormatan
Gila pemujaan
Kesetanan tapi berlagak kemanusiaan
Agama seolah tameng untuk menyembunyikan tipu muslihatnya
Kejamnya diri saat bercinta serta bergumul dengan pasangan orang lain
Lihai
Membelai
Tak jua kunjung mengerti
Karena iblis telah merantai alat-alat kelamin nafsu sahwat mereka
Tajam, serakah lalu pintar bermuslihat
Pemutihan hanyalah jalan pemerkosaan keadaan
Bersilat lidah menjadi jargon terdepan
Tamak, bengis dan juga jago bermain api
Itulah mereka
Para pendulang kesesatan yang bersiap menjadi muflis kelak
(Muflis yakni saat hisab amal soleh yang habis untuk membayar dedosa)
Selimut Luka Terbaca
Kuhadiahkan kalian buku
Inginkan kalian gemar membaca
Wahyu pertama dari Tuhan yaitu "bacalah!"
Dahulu buku-buku dariku tergeletak begitu saja
Dan tak bisa menasehati sebab kalian miliki orang tua yang "angkuh"
Merindu
Mencinta
Kusebut kalian dalam baca serta doa
Rabu, 02 Desember 2020
Kerdilnya Gerombolan Fasisme
Pada nafas yang membara
Ataupun untuk nafas yang tersengal-senga
Hingga hasrat bercinta terpuaskan dan terpenggal
Menghamba ditindas
Teriak ditikam
Teman terculas
Masih pantaskah bersemayam?
Karena pikiran dan penghinaan 2 atribut yang berbeda
Fasisme yang sempit
Kesalahan dalam rasa percaya
Terlena pada sanjung meskipun bau silit
Kebebasan berpendapat dan berpikir
Selalu bersembunyi di balik jubah ilmu dan kemajuan
Sebenarnya miskin hati, kusut otak lagi kikir
Tiada respek pada sesama hanya membabi buta untuk semunya sebuah penghormatan
Menjilati dengan lidah terjulur hingga menetes sekujur badan dengan air liur
Bersandiwara memainkan peran
Fasisme yang brengsek
Rabu, 25 November 2020
Ilmu Versus Moral
Saat orang-orang baik satu-persatu pergi
Berurutan menghadap Sang Robbi
Resah bercampur sedih kehilangan manusia-manusia
Saat tingkah laku diutamakan melebihi ilmu dan itu langka terjadi
Tak bisakah menyentuh masa lalu?
Berapa banyak gelar yang beradu taji lalu bersalah dan menghuni jeruji besi?
Moralitas seharusnya lebih utama daripada ilmu
Bila harus memilih di antara keduanya maka pilihlah dengan hati
Para penyampai pesan Tuhan diutus untuk menyempurnakan moral
Tetapi banyak yang bersilat lidah bahwa yang berilmu pastilah bagus dalam bermoral
Bermainlah ke penjara
Berapa banyak orang bergelar tak bermoral berada di sana
Seperti tak belajar dari masa lalu
Saat dibodohi oleh yang miliki ilmu
Mempertinggi keilmuan tapi rentan dalam agama
Perlahan menjadi racun dalam jiwa
Tak ada korelasinya antara ilmu dan tingkah laku
Ilmu hanya sebatas pada lembaran kertas yang terpajang
Padahal ilmu yang bermoral di dapat dari pengalaman kehidupan seperti guru
Sungguh persepsi keilmuan yang terlalu di awang-awang
Sabtu, 21 November 2020
Tuhan Tak Tidur
Lepaskanlah semua
Walau tak mudah tetapi biarkanlah mengalir
Bak angin yang semilir
Tak bisa memilih kehidupan yang diinginkan
Jangan sampai menghujat Tuhan
Lapangkanlah!
Terimalah!
Mengalir seperti air
Tak goyah walau terkilir
Keyakinan tetaplah sebuah keyakinan
Tak akan tertukar meskipun telah memaafkan
Berdamailah, gundah!
Endapkanlah resah!
Tak perlu merasa terganggu dengan dunia yang menunjukkan wataknya
Teruslah berbuat kebaikan karena Tuhan Tak Buta
Kekesalan, kebencian
Emosi yang menumpuk berkarang maka larungkanlah
Emosilah sewajarnya secara kemanusiaan
Karena jalan Tuhan tak pernah salah
Kamis, 19 November 2020
Sebuah Taklid
Pada langkah
Telah meragu
Pada bait-bait lagu
Menangis
Serasa rasa serta jiwa perih teriris
Senyum ataupun tawa sama saja
Pada kedalaman hati tetaplah terluka
Berhenti!
Tak mau tersakiti
Tak hendak memberi bukti
Tak ada faedahnya terus menguntiti
Sebuah taklid teryakini
Menyerahkan patuh tunduk diri
Tersesat pada rimba belantara karena mengikuti
Butanya sebuah taklid diri
Senin, 16 November 2020
Semesta Terbuka Tapi Terdiamku
Mengapa terdiam?
Ketika semesta memberikan hasrat
Mengapa tak direngkuh?
Ketika cuaca sedang bersahabat
Seperti mereka yang sedang duduk di atas singgasana
Berlaku ngawur pada tiap-tiap kelelawar keluar dari rumah
Mengapa tak bercinta di balik semak-semak?
Ketika ekosistem sedang senyap
Mereka berbuat kerusakan tak mengenal Tuhan
Diam ini walau terbuka kesempatan tak mampu berbuat kenistaan
Karena Tuhan Maha Melihat
Malu juga takut pada Tuhan bila berbuat kebinalan
Minggu, 15 November 2020
Pribadimu Dalam Nominalmu
Dirimu yang dahulu menjadi primadona
Dirimu yang menjadi acuan hidupku
Nila setitik rusaklah sebelanga susu
Watakmu terpantul saat tak menghargai setiap tetesan keringat
Keringat usaha kerja dalam pencarian materi
Kau mempermainkan nilai uang
Bak komedi putar terus kau berputar beralasan
Hilang kemaluanmu
Terpampang jelas karaktermu saat memperlakukan uang
Kewajibanmu yang senantiasa kau ulur waktunya
Hingga menandaskan seberapa rapuh kepribadianmu
Bukan karena kau miskin harta
Tapi kau miskin nurani
Watakmu terpantul dari caramu memperlakukan nilai sebuah nominal
2 Ikatan Yang Berbeda
Tetapi pengalaman kisah cintaku tak seluas samudera
Kisah cintaku masih berkutat pada satu rasa
Setiakah atau kebodohankah?
Ataukah diriku sekedar memanipulasi dunia dengan kisah cintaku?
Itulah sebuah sajak
Saat tepi halusinasi dan tepi nyata saru untuk diterka
Momen langka
Saat hatiku terperanjat pada rasa cinta
Karena sungguh tak bisa memilih pada cinta yang timbul di hati
Cinta menyembul pada jiwa
Sekuat tenaga menahan rasanya karena tak pernah berbalas
Ada tirai pembatas menjulang memisahkan
Cinta tak bisa dipilih tapi bisa dikendalikan
Pernikahan bisa dipilih dengan siapa mengarungi kehidupan percintaan
Bersabarlah jiwa yang mencari
Pada hela
Pada langkah
Karena Tuhan Maha Tahu seberapa pantas waktunya untuk bertemu
Diri yang haus rasa
Tuhan yang Maha Penentu
Tiada yang salah dengan takdir Tuhan
Jangan pernah menyalahkan Tuhan untuk segala kondisi
Cinta dan pernikahan merupakan 2 ikatan pilihan yang berbeda
Semoga bila waktunya tiba cinta serta pernikahan datangnya serempak
Sabtu, 14 November 2020
Kalah Tak Bermakna Hina
Membiarkan adik tersayang menjadi juara dalam lomba lari yang bisa kumenangkan
Kebahagiaan bukan semata menjadi seorang pemenang
Melihat yang terkasih tertawa sudah menjadikanku sebagai juara
Begitulah cinta terkadang tak terlihat dan kasat mata
Saat diri terhujat, dicela, diprovokasi, difitnah, dipergunjingkan
Segala cara kotor tak membuat lemah dalam bernurani
Para penjilat sedang mengatur siasat
Para petopeng kebaikan sedang berbisik-bisik membidik target
Dunia yang diingini tak menyertakanku dalam bingkai foto keluarga
Tiada dendam
Karena dendam hanya milik kaum tak berTuhan
Setiap kelicikan akan berbalik kepada pelakunya sendiri
Seperti bumerang
Dikelilingi penjilat dan petopeng kebajikan
Diriku tak mau berkontribusi pada lembah kesetanan
Bila dunia dapat kalian genggam dengan cara kelaliman
Maka sungguh menanti pengadilan kelak dengan hakimnya Sang Pencipta Semesta
Jumat, 13 November 2020
Mengalir Amarah
Kekesalan yang mengombak
Rapuh dalam simpuh
Hatipun menjadi keruh
Saat raga tak bisa bergerak
Saat tubuh tak kuasa berontak
Tetapi merdekalah hati
Karena menjadi orang baik merupakan pilihan bernurani
Sekuat apapun dunia meruntuhkan
Bila Tuhan tak berkenan
Maka tak akan terjadi apa-apa
Tetaplah menjadi jujur-jujur pada jiwa
Tak pernah merasa pintar sendiri
Karena dunia hanya persinggahan sementara
Hanya ingin kebaikan yang terbagi
Bila terbalas tuba maka itu masalah mereka
Diri berbeda dengan mereka
Dunia tempat segala tipu daya
Segala kelicikan tumpah ruah menjadi sebuah hidangan
Tidak lagi bermuram durja tak beralasan
Percaya pada kehidupan setelah kematian
Semua perilaku akan dipertanggungja
Dan sesekali tak akan bisa berkelit
Karena Tuhan tak bisa disuap ataupun diancam sebuah celurit
Senin, 09 November 2020
Kau Bengis Terkejam
Saat setia dan rasa terabai dan tersia
Lusinan bulan menjadi tak bermakna
Saat kau hempas dan kau bakar kenangan indahnya
Kebengisan
Keserakahan
Segala nafsu dunia termaktub pada panca indera
Kau tak bergeming membalas rasa
Semua tentang masa depan katamu
Kau arogan lagi keras kepala
Tak sedikitpun membagi sedikit cintamu
Kau kejam sekejam-kejamny
Mata tak melihat tapi hati bisa merasakan
Kau bertindak demi diri sendiri dan menumpuk kekayaan
Hanya hati mampu mengetuk hati
Tapi untukmu, masih punyakah hati?
Nama Tuhan dijadikan candaan
Cinta dan setiaku masih kau lewatkan
Kau sungguh keterlaluan
Atas lakumu sekarang maka kutuntut kelak pada Pemilik kahyangan
Jumat, 06 November 2020
Diriku Yang Kosong
Aku yang berlalu begitu saja
Melihat batu, hewan mati, ranting pohon di tengah jalan dan tak mau ambil peduli
Kucing melintas di tengah jalan menghalangi lalu lintas dan masih tak peduli
Merasa paling baik
Merasa paling bersahaja
Merasa paling pintar sendiri
Merasa mengetahui segalanya
Merasa paling agamis
Kenyataannya diriku yang hampa lagi kosong
Betapa kejamnya diriku
Apa yang sedang dipikirkan?
Ketakutan-ketak
Khawatir tertabrak kendaraan
Khawatir di cap sebagai orang baik
Maka sedikitpun tak melakukan kebaikan yang sesederhana itu
Aku yang masih belum cukup baik
Berubahlah, aku!
Jadilah orang baik
Jangan menjadi orang yang terlihat baik di permukaan tetapi iblis pada jiwa
Selasa, 03 November 2020
Kau Pergi Dan Tak Kuasa Menciumi
Tapi ketakutan kehilangan nyata menjelma
Entahlah!
Saru lagi susah untuk memilah
Tapi rasa ingin berdua lalu bercumbu telah di ubun-ubun kepala
Kau yang tak pernah peka lagi menolak sekeras baja
Sekali saja
Saling merasa dan bercinta
Membuat kenangan
Sebelum kau menjauh tanpa bayangan
Tiada yang salah dengan cinta
Karena datangnya saat nyaman telah menjelma
Diriku yang nyaman bersamamu
Tetapi terus berputar dan mencari alasan ketak nyamanan tergurat padamu
Kau akan pergi
Dan tak kuasa menciumi
Senin, 26 Oktober 2020
Kamuflase Riya
Terus memutarbalikkan
Seolah kebenaran hanya berada pada lidahnya
Bersembunyi pada jubah agama
Ada kelicikan tergurat pada pena
Menipu penuh daya karena dunia memang tempatnya
Ada kesakitan pada yang tersakiti
Dunia telah terselesaikan
Mari saling menunggu saat kelak di hadapan Tuhan
Berkata dirimu "tak boleh bertengkar, sesama saudara harus penuh kebersamaan"
Maafkan, jika diriku tak mengetahui cerita kehidupanmu
Karena memang kau yang menutupi latar belakang kehidupanmu
Bila sairku tergores pada panca inderamu mungkin hanya kebetulan saja
Kau hanya mengetahui kisahku tetapi tidak dengan perasaanku
Karena mungkin kau juga sedang berdusta dengan kehidupanmu
Kamuflase tuhan yang kau urai
Bak ada dusta yang menganga
Kamuflase riya itu merendah diri tetapi tiba-tiba berlagak seperti menjadi sang serba maha
Sabtu, 17 Oktober 2020
Kau Akan Pergi
Ingin bertemu sebelum kau pergi
Ingin bercumbu dan saling menghasrati
Agar reda rasa rindu
Meskipun sekejap untuk menghapus airmataku
Tak terbayangkan jika kau tiada kabar
Walaupun pada awalnya kita berdua tak mengenal
Dirimu yang semakin beranjak penuh menakjubkan
Mungkin perlahan akan melupakan
Duniamu, teman-temanmu, kesibukanmu menutupi besarnya rasaku padamu
Maafkan, jika masih belum bisa padamkan rasa mencintaimu
Tak mau kehilanganmu
Tapi sadar kau tak mungkin kumiliki
Dalam resah kerinduan
Hanya ingin sedikit belaian darimu
Karena tak bisa menebak masa depan
Masih ingatkah kau akan rasa cintaku padamu kelak?
Rabu, 14 Oktober 2020
Dariku Untuk Percintaan Kita
Banyak kekurangan atas semua rasaku
Tak sanggup memenuhi semua inginmu
Walau berat melepasmu
Tapi bila kau bahagia maka rela agar kau bahagia
Walaupun kita berdua tak bersama
Inilah diriku
Dengan segala keterbatasan dalam percintaan
Cinta itu tentang rasa
Cinta itu tentang kenyamanan
Tak usah berdusta bahagia bila senyatanya merapuh
Bahagialah para pecinta
Pupuklah cinta dengan ketulusan
Selasa, 13 Oktober 2020
Tak Berubahkah Kau?
Minggu, 11 Oktober 2020
Bertanya Tentang Maumu
Ingin segera bertemu
Berdua saling memadu
Agar kau tahu
Seluruh raga utuh untukmu
Menunggu
Segeralah datang karena menahun merindu
Sebenarnya bagaimana dengan rasamu untukku?
Merasa Kebal Lagi Tak BerTuhan
Miris sekali
Di bahu tersemat dan terlindungi atribut kekebalan juga senjata
Kemudian membabi buta memporak-porand
Gedung kau hancurkan
Nyawa kau tikami
Senjata kau letupkan memberondong ke segala penjuru
Manusia yang tak sehaluan kau lenyapkan keberadaannya
Lacur sekali!
Lebih biadab dari setan
Bahasa yang sama
Ras yang sama
Negara yang sama
Tetapi mengapa perlahan kau hancurkan kedigdayaan negara?
Saat semuanya terlanggar
Saat semuanya hancur lebur dan terkuak
Kau sibuk mencari kambing hitam
Kau sibuk mencuci tangan
Padahal kau yang merusak
Padahal kau yang membunuh
Saat kedunguan bersembunyi dibalik hukum dan kekuasaan
Maka berjuanglah para pejuang
Sejarah akan mencatatnya
Bila tak kunjung terekam oleh media-media
Jangan pernah takut
Ada kehidupan setelah kematian
Dan buat kau
Kehidupan duniamu tak akan pernah sekalipun mendapat bintang di dunia
Karena kau tak percayai tuhan
Tuhanpun tak kau takuti
Sabtu, 10 Oktober 2020
Panjang Umur Perjuangan
Lenyapkan intoleransi juga pemufakatan jahat
Cobalah memilih yang terbaik dari setiap pilihan
Jangan pulang dengan tangan kosong
Bersungguh-sung
Jangan pernah tertawa saat berkata "tak pernah memilih karena semua busuk"
Berjuanglah
Bertekadlah
Karena Tuhan menilai dari kesungguhan berusaha
Pilihlah kebaikan
Yakinilah bahwa masih ada orang baik
Maka pilihlah orang baik pada kumpulan terbusuk
Panjang umur perjuangan
Kebodohan berkerah merajarela
Bukan berarti membiarkan kebodohan tersebut
Karena saling mengingatkan dalam kebaikan serta kebenaran termaktub pada kitab suci
Berjuanglah
Bicaralah yang lantang agar orang dungu tidak merasa pintar
Orang pintar jangan hanya diam
Bergeraklah
Kobarkan dan gaungkan sendi-sendi kesadaran kaum kebodohan
Sirnakan kejahilan
Terangilah kebenaran
Orang pintar jangan diam bak tandaskan lemahnya iman
Panjang umur perjuangan
Memperjuangkan kebenaran yang selalu diputar balikkan oleh kaum kebatilan
Berjuanglah, duhai para pejuang!
Salam perjuangan
Memperjuangkan anti penindasan serta kesewenang-wena
Saat bicara terlarang
Saat berunjuk rasa terganjal aturan
Jangan menyerah
Teruslah berjuang!
Saat orang bodoh merasa benar maka berjuanglah untuk memperbaikinya
Jika orang benar hanya diam saja melihatnya maka lemahlah imannya
Berjuanglah!
Walaupun banyak aral rintangan
Jangan menyerah
Dan luka itu ternyata masih belum kering
Masih ada emosi yang meletup kala membahas kebodohan
Bersabarlah, duhai jiwa!
Tenangkanlah semesta
Menohok dalam perjuangan
Menuliskan semangat melawan penindasan serta kebodohan
Jumat, 09 Oktober 2020
Memakiku Pada Nurani Kesetananmu
Ingin memakiku
Berlaku seenaknya saja
Karena sedang berada di tampuk kekuasaan
Karena sedang merasa kaya raya sendiri saja
Menumpuk kuasa juga harta walaupun menyengsarakan orang lain
Tiada respek kepada orang lain
Biadab
Tetapi tiba-tiba teringatku
Kapan kematianku?
Siap atau tidak siap kematian tak bisa ditawar olehku
Berharap telah tertunaikan kewajibanku
Tak mau menggantung kelak roh jiwaku
Bicara agama
Berpakaian selayaknya ahli surga
Tapi tak tercermin pada mulut, hati juga perilaku
Bergaya bak orang kaya tetapi dengan menindas memaku
Cecunguk
Seperti kunyuk
Tertawa menyeringai seolah semua laku tak akan mendapat balasan dari Tuhan
Tetap berlaku seenaknya
Terus menekan orang lain
Tak berempati sedikitpun pada kehidupan orang lain
Ada perut yang lapar
Ada sedih yang tertahan menunggu demi asap dapurnya mengepul
Atau kau memang biadab?
Berjubah dan beridentitas agama tetapi laku setan yang kau kemas
Kamis, 08 Oktober 2020
Sisipkan Empati Dan Simpati
Bak usia remaja bertindak hanya naluri saja
Tak sekalipun berempati juga simpati meresapi sanubari
Lakukan saja apa yang dimau
Karena surga tak akan pernah salah memilih penghuninya
Jangan mengaitkan perilaku buruk yang terjadi sekarang pada takdir Tuhan
Berubahlah pada kebaikan lalu kaitkan usaha tersebut pada takdir Tuhan
Tak pernah merasakan sakitnya menstruasi
Keringat dingin, nyeri perut yang menghentak lalu sakit kepala yang mencengkram berputar
Memang tak semuanya mengalami tetapi ada yang sampai kehilangan kesadaran
Rasa sakit yang alami nan natural pemberian Tuhan
Empati juga simpati maka sisipkanlah
Perlakukan orang sebaik ingin diperlakukan
Jangan perlakukan orang jika tak ingin diperlakukan seperti itu
Merepih hari
Mengarungi peristiwa
Adakah sisi empati juga simpati tersimpan di hati?
Atau memang sebenarnya memang bebal juga keras kepala seperti setan penghuni abadi dari neraka?