Saat setia dan rasa terabai dan tersia
Lusinan bulan menjadi tak bermakna
Saat kau hempas dan kau bakar kenangan indahnya
Kebengisan
Keserakahan
Segala nafsu dunia termaktub pada panca indera
Kau tak bergeming membalas rasa
Semua tentang masa depan katamu
Kau arogan lagi keras kepala
Tak sedikitpun membagi sedikit cintamu
Kau kejam sekejam-kejamny
Mata tak melihat tapi hati bisa merasakan
Kau bertindak demi diri sendiri dan menumpuk kekayaan
Hanya hati mampu mengetuk hati
Tapi untukmu, masih punyakah hati?
Nama Tuhan dijadikan candaan
Cinta dan setiaku masih kau lewatkan
Kau sungguh keterlaluan
Atas lakumu sekarang maka kutuntut kelak pada Pemilik kahyangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar