Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari: Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari : Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Rabu, 15 Desember 2021

Kontaminasi Rasa

Kau pikir aku tak rindu?
Seolah tak ingin berbagi ayah ibu
Ingin selalu diperhatikan dan menjadi anak yang nomor satu

Aku menyukaimu
Aku menyayangimu
Aku mencintaimu
Dan dengan mudahnya berkatamu
"Jangan khawatir, segera akan kau hilangkan semua rasa itu"

"Jangan panggil aku anak kecil, papa!"
"Jangan panggil aku anak-anak, mama!"

Aku sudah besar
Aku sudah berikan kalian cucu

Tetapi kebodohan narasi serta argumen yang menyumpal telinga bahkan tutupi otak dan nurani
Hingga menafikan diri bahwa aku masih darah daging dan anak orang tuaku

Tak beralasan bila melarang bahkan tak menyetujui bila orang tuaku memanggilku masih dengan "bocah kecil mereka"

Rumah besar yang hampa
Harta berlimpah yang kosong
Topeng ketuhanan masih dikenakan

Keluguan juga kepolosan beserta perilaku ketuhanan bak sebuah alibi
Ada perilaku-perilaku keji bercampur arak yang coba ditutupi

Berdusta sujud padahal bau kesetanan

Aku bersumpah bahwasannya "aku akan mati!"
Camkanlah itu wahai para pengotor-pengotor hati
Untuk apa menjadi pencuri-pencuri?
Untuk apa takabur serta sombong menjamah hati?
Bicarakan manusia dengan mengendap dan pada tempat-tempat sepi
Pantaskah berteman bila hanya berkalung kebusukan diri?

Kamu begitu tega
Aku memang telah lama padamu jatuh dan mencinta
Tetapi kaupun tak berhak mengombang-ambingkan diriku dalam rasa
Akupun terjebak pada sebuah pengharapan nan abu-abu darimu tak berjiwa

Kematian Yang Misterius

Kuketuk pintu hati
Mungkin sedikit mendorong paksa
Ada apa denganmu prasangkaku dari dulu sadari
Terasa kau tancap sembilu lalu menganga luka

Diammu
Tak banyak bicaramu
Ada nyeri-nyeri batin yang tak kau ungkapkan
Hingga sendirimu dalam kematian

Maafkan!
Ini terjadi lagi
Teruntuk seorang teman
Teman yang terasa saudara di hati

Menangisku terlambat
Airmataku menggenangi
Nyeri yang tersumbat
Membayangkan kau sendiri melepaskan hidup di bumi

Sesak pada dadaku
Aku yang tak ada saat kau bicara dengan Izroil
Kematian sebuah kepastian dengan sebab yang misterius begitupun dirimu
Kau teramat baik dan bak bunga basil

Kesedihan saat kehilangan
Kala hidup bak terlupakan
Maafkan!
Sesalku dalam tangisan

Senin, 11 Oktober 2021

Manusia Anjing

Kukira kau rumah
Ternyata kau hanya tempatku sementara untuk singgah
Tak mengapa di nilai manusia sebagai orang yang kalah
Aku pemenang karena aku yang lebih pahami diriku dan penilaian manusia? terserah

Anjing yang patuh
Anjing yang kehilangan pemiliknya
Manusia yang tak sesetia anjing
Merubah manusia menjadi anjing
Manusia menjadi sepatuh anjing yang berakal
Manusia menjadi berbahaya karena miliki akal meski dididik seperti anjing

Karena tak semua orang akan menyukai
Sebaik apapun laku diri
Ataupun sejahat apapun raga ini
Sudah pasti akan ada yang membenci
Sebuah hukum alami

Fokuskan diri
Teruskan perbaiki
Saling menghargai
Terutama untuk orang-orang yang menghargai serta bertoleransi

Untuk para pembenci
Cukupi!
Tak usah terus menerus memikiri
Tinggalkan saja para penggunjing nurani
Tak usah ladeni
Tak layak diteriaki

Karena sejujurnya berada di belakang kumpulan para penghasut hati
Mereka terus merangkul mencari komplotan "paguyuban" pendengki

Mereka akan terus memprovokasi
Mereka akan terus berkonspirasi
Mereka akan terus mengintimidasi
Bahkan tak segan akan bertindak sebagai "korban" padahal mereka yang utuh telah menyakiti

Waktulah yang akan menjadi bukti
Saat pembenci terus memasang senyum palsu perusak sebuah nurani

(inspirasi dari film Max)

Minggu, 10 Oktober 2021

Tukang Bully

Menangis pada malam
Sembab
Kelam
Nestapa tetapi belum bisa bunuhi sang sebab

Bak Adolf Hitler bila melihat penindas
Seperti Mussolini di Italia yang akhirnya digantung oleh pengikutnya
Ada lagi Aung San Suu Kyi yang berdusta memakai topeng kebajikan dengan meraih nobel perdamaian

Perlu ditegaskan!
Tak ada tempat di dunia bagi tukang rasis
Kemanapun pergi maka hati serta mulutnya tajam pada body shaming

Ketololan yang telah mendarah daging pada tubuhnya

Jauhi!
Orang-orang seperti itu merupakan racun kehidupan

Sabtu, 09 Oktober 2021

Pendosa Yang Mencintaimu

Mereka menyebut "kegilaan" padaku
Karena miliki cinta padamu
Salahkah tentang rasa?
Kuyakin tak pernah salah dalam rasa

Kesalahan hanya pada diri
Salahnya untuk mengontrol percintaan yang tak kuasa
Aku manusia
Dan aku seorang pendosa yang mencinta

Maafkan aku, duhai Sang Serba Maha!

Rabu, 06 Oktober 2021

Miskin Nurani

Dia dimana?
Aku rindu
Kerinduan ini akankah bersegera?

Mencari
Menanti
Cintai

Ibuku berkata "jauhi orang yang kegilaan pada rasa hormat"
Abu Jahal, Abu Lahab bahkan Firaunpun keranjingan penghormatan manusia
Ibuku bukan ibumu
Ayahku tidak pernah bersetubuh dengan ibumu

Agamaku berkata "dilarang memperolok-olok manusia dan jangan memanggil dengan gelar yang buruk"

Mainmu kurang jauh bilamana hanya mempersoalkan kata sapaan
Mainlah ke benua biru saat anak tiri hanya memanggil nama kepada ayah tirinya

Rasa hormat itu dari jiwa
Rasanya akan memancar tulus pada perilaku juga ucap
Penghormatan bukan sekedar bacot

Otak terjejali buku-buku ilmiah
Nurani yang kosong kering kerontang

Bergelar pendidikan akan tetapi miskin nurani

Kasihan!
Tak pantas hidup sebagai manusia

Anjing ashabul kahfi lebih mulia daripada manusia yang miskin nurani

Jumpalit Cinta

Apa yang terlihat belum tentu yang sebenarnya
Ingin terlihat bahagia
Terkadang terlihat menderita
Hanya setan-setan saja yang pintar menipu daya

Lalu kepura-puraan ini seperti setankah?

Bercermin pada ruang seorang diri
Merasa paling indah juga bijaksana
Tapi lacurnya jiwa saat melanglang dunia ternyata aku bukanlah apa-apa
Argumentasi diri berkawan banyak saat berharta di sisi

2 malam berturut-turut bercinta
Penuh nafsu meski sedikit meragu
Melupa Tuhan saat persetubuhan tanpa ikatan terjerang
Lalu berderitlah di atas ranjang

Jumpalit cinta
Seolah semua perilaku benar

Selasa, 05 Oktober 2021

Tabu Nikmatnya

Hanya segitu lezatnya
Tapi seolah candu
Nikmatnya sebentar saja
Tapi senantiasa ingin memadu selalu

Sisi jiwa berteriak "hentikan!"
Tapi sahwat menolak sebab penuh nafsu lalu terus menggelinjang
Tuhan!
Lirih di atas ranjang masih tetap telanjang

Terima kasih telah ditunjukkan
Mengira selama ini ada ketulusan
Bijakmu yang palsu penuh reka-reka
Jalinan yang tersimpul kau anggap bak perdagangan semata

Untung dan rugi kau kedepankan
Perih saat telah percaya melebihi persaudaraan
Tetapi kenyamananmu untuk berteman hanya sebatas untung rugi saja
Rontok jiwa saat kenikmatan nan tabu telah tersuguhkan tak berbayar oleh harta

Usia yang beranjak memutih
Sadari ingin kehidupan damai, tak berkonflik serta tak berselisih
Tetapi kotornya hati saat ucapan tak sesinkron hati
Busuknya jiwa membarakan dengki

Kau berkata "manusia yang selalu pamer rasa mewah!"
Kau jengah
Tetapi sejurus kemudian kau pampang daftar nominal belanjamu
Kau berlagak terhunus lalu menyalahkan tapi semua tandaskan dangkalnya logika karena nominal itu merupakan keharusan miliki harta

Penghormatan semu
Kenikmatan tabu
Penuh dusta
Watak busuk aslimu terlihat kentara

Jumat, 01 Oktober 2021

Kisah Duniaku

Kabut mengaburkan penglihatan
Malam-malam memimpikan
Dirimu yang enggan
Ingin menyentuh tapi tubuh kau hindarkan
Terbangun
Terkejut betapa mimpi telah mempengaruhi dalam tindakan

Iya, sini yang jauh mendekat
Bilamana yang telah dekat mari kesini merapat
Akan kuceritakan perjalanan hidup tanpa persetubuhan
Juga akan kukisahkan betapa mencobaiku menerima sehentak pada perpisahan

Kejahatan yang coba di maklumi dan ditutupi warna abu-abu
Kesesatan yang digaung-gaungkan sebagai kebenaran berTuhanmu
Dan wanita sundel memang idealnya berpasangan dengan lelaki pemuja seks
Nikmatilah kebenaran menurut persepsimu bak penganut sekte

Biarkan ia yang mencari
Aku yang merintih
Lelah ini menjalari
Terdesak dan tanpa tahu mesti berlaku apa sahutku lirih

Akupun berlari
Saat realita tak seide dengan hati
Akupun terdiam
Saat kata-kata dipasung bak kapal yang karam

Bicara lantang di anggap subversif
Diam membisu di anggap berongga dan tak masif
Anjing!
Hingga terkaing-kaing

Untuk apalagi menangis bila airmata tak pernah memberikan jawaban
Bahagialah jiwa-jiwa petualang
Sandarkan!
Segala kisah kehidupan kepada Sang Maha Penyayang

Sabtu, 04 September 2021

Bahagialah Ibu!

Semua boleh sakit asal jangan ibu
Bila ibu sakit maka dunia nanti berhenti lalu mati serta pilu

Kukira kau rumah
Ternyata kau hanya tempatku singgah

Kukira kau penentram hati
Tetapi nyatanya dijauhi bahkan dibenci

Hidup yang digurat tak bisa diterka
Kehidupan hanya bisa berencana

Gugup gegap gempita
Ah, sudahlah hadapi dengan jiwa besar serta lapang dada

Malam ini ingin bersetubuh
Saling bertukar peluh
Berpelukan lalu silih berganti mengaduh
Keterlaluan sang birahi yang sedang tinggi membaluti tubuh

Berantakan jiwa
Hingga kelu untuk membaca
Tak bisa meraba
Apakah keadaanku yang sedang risau tak bernada?
Ataukah kamu yang berperilaku bak anjing-anjing yang gemar menipu daya?

Dipeluk luka
Dikuatkan oleh dewasa
Kemudian tersenyum untuk berpura bahagia
Kesedihan yang merona

Mata nan berkaca-kaca
Ada dinding tebal meski tampak luar terlihat gembira

Hati nan teriris duka
Kebiadaban karena ulah para pemilih sanjungan-sanjungan dunia

Bertahanlah jiwa!
Karena ada kemudahan setelah kesulitan yang menganga

Bugil bersama
Telanjang ditata

Tak tahu malu sekali anda
Berbusana namun terlihat tak miliki aroma empati simpati rasa peka

Binatang sekali, duhai anda!

Lalu sekonyong-konyong rindu ibu
Jangan menangis lagi ibu
Tabahkanlah hati untuk dunia yang penuh tipu

Karena yang tampak pada mata tak selamanya bersinar

Kamis, 02 September 2021

Teman Sialan!

Sialan!
Teman sialan!

Harum telur yang terkocok lalu digoreng menelusup semerbak di penciuman
Tapi telur itu bukan makananku kini
Terlalu riskan

Begitupun denganmu sialan!
Telah kusuguhi buah mangga aromanis
Telah kubawakan martabak manis sisa semalam pada keesokan paginya
Tapi diam-diam mukamu sang yudas

Faktor kebutuhan
Faktor ingin mendapat pengakuan sesuai prinsip Abraham Maslow
Melaporkan lalu pasang muka tak bersalah

Sialan!
Padahal puluhan tahun telah mengenal
Suatu bukti harta telah merubah watak seseorang

Senin, 30 Agustus 2021

Sindrom Proxy Monchosen

Dan memang berbahaya sekali
Bertopeng teraniaya tetapi berperan antagonis
Inginkan segalanya sesuai dengan yang dikehendaki
Bila tak sejalur maka dimatikan secara bengis

Berdusta lugu
Menjadi pelapor yang bersih lagi berkerah putih
Menjauhlah dari pengidap manusia abnormal tak tahu malu
Jiwanya akan bahagia bila melihat manusia-manusia mengiba dan merintih

Merasa paling berkuasa atas "anaknya"
Tak segan membunuh demi puasnya rasa
Ingin dikatakan dewasa
Tapi racun kotori jiwa

Sabtu, 28 Agustus 2021

Cintaimu Bak Bau Tinja

Aku mencarimu pada dilema
Aku menunggumu pada derita
Mungkinkah kutemui berserakan pada bahagia

Kau pikir dirimu terbaik
Tapi realitanya tingkah lakumu tak lebih dari seonggok "taik"

Bertahun-tahun mendekatimu
Belasan purnama menguntitmu karena kumencinta
Ratusan bintang jatuh kumenanti agar kau mencintaiku
Telah kunyatakan perasaan
Tapi lacurnya dirimu seolah mempermainkan

Pergimu lalu kembalimu dan begitu saja terus berulang
Haruskah berhenti menyayangimu?

Kau tidak mencintaiku
Aku saja yang terlalu terbawa perasaan
Aku yang miliki pemikiran bahwa setiap orang itu baik
Tak pernah terbersit saat bertemu hakimimu sebagai seonggok keringnya sebuah "taik"

Tampilan
Iya, terpesona oleh sebuah polesan
Janji, perkataan bahkan tingginya gelar pendidikan
Omong kosong tertera saat bersinergi simultan
Rapuhnya karakter tercermin dari sebuah tingkah laku yang berlagak percaya diri namun belepotan

Bak pantat yang hanya di lap selembar kertas basah setelah hajat
Semua yang kau lakukan itu jahat
Pergimu setelah di hatiku telah memahat
Terhuyung pada manis mulutmu meski sesaat

Masa lalu merindumu masih tertancap
Meski sekejam hatiku menolak kau yang terbaik
Tetap saja wangi aromamu tak sama dengan seonggok "taik"

Jumat, 27 Agustus 2021

Panca Indera Yang Berkata

Berpura teman
Padahal menikam
Berpura dewasa
Padahal berperilaku bak cicak putih bak intel bak seorang mata-mata

Menikah tak menjadikannya bijaksana
Ada kebutuhan hidup yang menganga
Tak segan mendorong rekan seperjuangan ke dasar jurang
Muka bengis dan hati penuh iri terpancar dari raut muka seseorang

Mulut dibungkam
Langkah dikunci
Perbedaan cara pandang dikucilkan
Pejuang keadilan dihempaskan ke dasar lembah

Diam
Ingin teriak tetapi mulut terbelenggu
Ingin melawan tetapi hidung bertemali bak kerbau pembajak

Mengumpat
Membenci kesewenang-wenangan ini
Nurani yang tak bisa terjamah meski badan tersetubuhi racun pemaksaan

Percaya ada hidup setelah kematian
Hidup abadi yang akan segalanya dipertanggung jawabkan
Siap ataupun tidak siap pasti datangnya kematian

Saat itu mulut membisu tak lagi penuh perkataan
Seluruh panca indera badan akan menjadi persaksian

Jantung berdegup kencang saat ini untuk membayangkan
Dedosa yang terlakukan
Ada tangis yang tertahan

Baikkah hidup yang dijalankan?
Ataukah topeng-topeng kebaikan yang dikenakan?

Di dunia haus pada manusia untuk pujian serta pengakuan
Merasa bersih dari kesalahan

Kelak tak akan bisa mengelakkan
Saat seluruh panca indera sejujurnya akan mengatakan

Sabtu, 14 Agustus 2021

Wanita Mengaburkan Kesesatan

Masih saja kecewa
Karena itu tempatnya manusia
Terulang kembali satu cerita
Meski pemerannya berbeda
Nyeri hingga sesaat surutkan semangat pada dada
Seharusnya dikecewakan manusia tak lantas pudarkan jati diri jiwa

Wanita jalang!
Ini bukan tentang feminisme
Saat wanita diberi keleluasaan kuasa arogansi mulai tercetuskan

Wanita licik!
Berbuat demi kepuasan diri
Surganya pada suami bukan dengan membabi buta membenarkan perilaku hewannya
Hewan jantan yang bersenggama dengan hewan betina pasangan lain

Wanita kejam!
Mencoba mencuci tangan agar selalu tampak terlihat baik pada permukaan
Seluruh keluarga besar dipaksa tunduk pada kemauannya

Wanita bejat!
Merasa yang paling berjasa pada keluarga
Tak segan menendang saudara sedarah yang tak sehaluan atas perilaku barbar sang penis suaminya

Wanita jahat!
Busana juga tingkah keagamaan sekedar kamuflase juga topeng untuk tutupi kesesatannya
Begitulah mengapa di neraka kelak penghuninya kebanyakan wanita

Wanita yang mengaburkan tingkah kesesatan menjadi suatu pembenaran

Jumat, 13 Agustus 2021

Merindu Sendiri

Hanya pada tulisan aku bisa memaki
Hanya dengan tulisan aku bisa mengumpati
Hanya dengan tulisan pula aku bisa memuji
Lalu apakah secara langsung aku tak berani?
Dunia yang sedang berkebalikan hari

Percaya pada manusia-manusia bermuka manis
Hati yang tak terlihat miliki jiwa yang sinis
Merasa paling mengetahui kehidupan sisi-sisi bumi yang tak simetris
Liurnya menetes kehausan pengakuan terlihat terlalu miris
Kedewasaan yang nampak bagiku terlihat pongah serta najis

Cuaca dingin sore ini
Pertemuan-pertemuan denganmu ingini
Lakukan dengan benar dan perlahan kali ini
Menyentuhmu merupakan rangkaian melodi
Nyaman saat kecupi
Hangat saat peluki
Perlahanlah untuk saling menikmati
Hingga kita berdua melenguh pada ruang nan sepi

Lelah perjalanan
Menemaram pada malam terlangkahkan
Hubungimu karena ingin terhangatkan
Tapi malam ini kau tak beri balasan
Aku akhirnya menggigil kedinginan

Rabu, 11 Agustus 2021

Jaman Kebalikan

Banyak tingkah
Terus berulah

Memutar-balikkan fakta juga realita
Menyumbat semua kran nasehat rasa

Gila sanjungan juga penghormatan
Ingin dilihat sebagai keluarga yang berTuhan

Sembunyikan racun
Menikam pengkritisi hingga bertahun-tahun

Pasangan laknat!
Mengabu-abukan sebuah perilaku sesat dan bejat

Anjing!
Bak kue jinjing
Berjamur hanya di satu musim
Masih menyeruak muak melihat pasangan petopeng tuhan yang berpura alim

Jaman edan!
Tak menyukai manusia-manusia yang lurus lagi beriman
Lebih menyukai manusia-manusia bertopeng kebaikan
Tidak baik di jiwa bertutur serta berlaku manis pada lisan

Manusia-manusia yang menyukai keindahan nan tampak oleh mata
Jaman saat teguhnya taqwa terlupa

Senin, 02 Agustus 2021

Cumbuan Para Pesakitan

Makanlah jiwa!
Enyahkan luka!
Endapkan rasa!
Hidupkanlah raga!

Berpetualang susuri jalanan untuk bercinta
Hasratnya membara demikianpun aku membalas rasa
Belumku mengecupmu puas
Kau hentikan percumbuan yang belum panas

Aku tak bisa menolak
Meski hasratku sedikit tersedak
Bercinta yang tertunda
Percintaan yang masih juga belum sempurna

Sedangmu menyendiri
Bolehkah kutemani?
Sedangmu berbalut rasa sepi
Bolehkah kugagahi?

Kecupan-kecupan binal nan nakal mungkin akan sedikit mengobati
Iya, sedikit mengobati 
Nikmatilah dengan lenguhan panjang juga erangan
Jangan pernah berhenti karena kita berdua sebenarnya menahan kesakitan

Selasa, 27 Juli 2021

Katakanlah Kau Menginginkannya Lagi!

Setitik kecewa menyergap
Makanpun tak berselera juga tiada lahap
Kau katakan tiada tempat untuk bertukar hasrat
Kau membuat batinku sedikit terperanjat

Aku yang tak mampu melupa
Kau yang melakukan itu untuk  kali pertama
Hingga kini kenangan itu masih bergetar terasa
Indah dan ingin lagi senantiasa

Berharap kaupun miliki keinginan yang sama

Namun entahlah seperti hujan malam ini
Segala perasaan bercampur aduk berbalut dinginnya malam membekukan hati
Lirihku menginginkanmu seperti seorang pemuja keindahan yang hakiki
Kesempurnaan tubuhmu merobohkan setiap inci sendi-sendi

Hujan semakin deras
Hasrat birahiku padamu mengencang juga mengeras
Selalu bertanya dan bertanya
Apakah kau menginginkan pula hal yang sama?

Semalam Indah

Mungkin ia kecewa
Mungkin ia tak suka
Aku yang keterlaluan mendamba
Maafkan jika aku tak bisa

Hanya setitik rasa
Berharap ia bahagia
Aku yang menggantung pada rasa
Meragu akankah bisa kembali berjumpa?

Aku yang menggebu
Tetapi ia tak bertalu
Aku yang mencium sembari berdegup kencang
Tetapi ia yang menciumku lembut penuh sayang

Tak paham harus bagaimana bercinta
Karena ia ajari yang tak kusuka
Aku hanya ingin membuatnya bahagia
Bersimbah kenikmatan yang tiada tara

Tak Nampak

Bagaimana mencintai yang tidak nampak?
Bukankah Tuhanpun tak nampak?
Bukankah udarapun tak nampak?

Terus-menerus berfokus pada materi
Keadaan psikis manusiapun terkadang menipu
Manusia dengan gangguan jiwa tak mudah terbaca suasana hatinya

Tak nampak
Begitulah terkadang keadaan yang terjadi di dunia
Mencintai yang tak nampak hanya butuh pada rasa percaya

Yakini!
Resapi!
Rasakan!

Ada kebaikan pada cinta yang benar untuk ketidaknampakan

Senin, 19 Juli 2021

Memikirkan Yang Tak Nampak

Keterlaluan
Banyak sekali yang dipikirkan
Entahlah sampai kapan
Mungkin hingga badan
Iya, badan ditutupi kain kapan

Bercumbu dengan ragu
Bermain dengan imaji serta berbagai hal halu
Menangis tapi terus berusaha jauhi semua hal tabu
Lelah menjamu

Tanah masih basah, lukapun belum kering
Mengingat tentang rasa yang masih sering

Pertama Merasaku Denganmu

Padahal ingin seperti dulu bercinta terukur
Mungkin ia sedang sibuk walau aktifitasnya sedang libur

Ia yang pertama
Tak bisa memberiku mungkin ia kecewa
Karena aku kesakitan sungguh tiada tara
Tapi izinkanku yang memberi rasa

Sungguh kangen padamu yang pertama memberiku rasa

Aku mau
Tetapi tak mau
Aku Ingin
Tetapi tak ingin

Kuncup-kuncup bunga yang tak bermekaran
Ach, serasa jadi pujangga yang kesiangan

Tak pantasku saja
Karena memang dirimu tak membalas rasa

Berlalu
Bertalu
Kemudian membatu
Pertamaku denganmu
Merasaku bersamamu

Membiruku
Ingini lagi saling berpadu

Tak cukupku untuk merindu
Dirimu yang tak kunjung kembali mau

Sabtu, 03 Juli 2021

Kita Sedang Tak Baik-Baik Saja

Tentang rasa kemudian lenyap tak bersisa
Ikhlaskanlah, damaikanlah karena begitulah cinta
Terkadang ingin menulis sebuah cerita
Tapi kisahnya terendapkan begitu saja
Lalu aku bisa apa?

Mengendap-endap di keremangan
Cahaya lampu tempel samar-samar penglihatan
Dunia sedang tak baik-baik saja bahkan...
Sibuk melindungi bahkan memperkaya kerabat oleh para pemangku kekuasaan
Terlarang berkata ujaran, kritikan bila terlontar maka memaku stempel kebencian

Kebakaran jenggot saat semua cadangan keuangan sedikit tersisa
Mengeruk dari rakyat maka pajak-pajak yang antah-berantah untuk segala
Simpanan ibadahpun tak luput dimanipulatif kata-kata
Fasilitas kesehatan menggedor-gedor agar terbayarkan segera
Sedang tak baik-baik saja ini negara

Negara langit yang dipimpin tapi seolah tak terpimpin

Minggu, 27 Juni 2021

Lemah Tertutupi Bacotan

Pengecut!
Bau kancut!
Berlapis-lapis memakai "cangcut"
Berlagak tak pernah semaput
Terus-menerus menyahut
Tak sekalipun ada respek juga rasa salut
Ingini semua menjadi bak kerbau yang penurut
Curut!

Pedih Pada Sorotan Mata

Bila ingin melihat hebatnya luka
Lihatlah sorot mata saat bicara
Ada perih yang coba tertahan terkadang tersendat terkata
Bila luka tak terlihat di kedalaman jiwa
Cukup lihat sorot matanya

Tertikam saudara
Terjauhi rumah yang dahulu teramat memuja
Keyakinan ini menjadi iman beserta teguhnya
Pilihan yang tak bisa dipaksa

Seperti para pemeluk ketauhidan yang memegang erat keyakinan lagi bangga

Tiada yang salah dengan pendapat karena tiap individu berhak berargumen berkata
Satu yang pasti bila miliki kehendak tak bijaksana bila memaksa
Mengancam dengan bersembunyi di balik dusta agama juga harta

Membingungkan batas yang sudah jelas menjadi samar antara surga dan neraka

Sabtu, 26 Juni 2021

Itu Semua Baik

Tak mengapa kehilangan
Tak mengapa kesedihan
Yakini saja pada Tuhan
Meskipun ada sejumput kekesalan
Tak bisa menerka kehendak Tuhan
Tak pernah tahu bagian mana untuk diri yang penuh kebaikan

Apakah lusinan kesedihan?
Apakah setetes kesenangan?
Sungguh tak pernah tahu tentang sebuah arti kehidupan
Segala jejak perjalanan
Apapun itu semua baik-baik dan akan
Iya, dan akan penuh kebaikan

Tenangkan!
Lapangkan!
Putuskan!
Karena diri yang memilih tentang hakikat kebahagiaan

 (inspirasi dari perjalanan hidup Miss Nightbirde peserta America Got Talents)

Harga Sebuah Pilihan

Berpijak
Tapi terinjak
Menjauhi
Walau teramat menangis di hati

Racun yang dituangkan
Menganga tak terbendung untuk para kesayangan
Belum bisa menjadi perisai diri
Lemah memilih menjauhi

Satu langkah kecil ini
Berharap menjadi pembeda yang hakiki
Tak sudi hidup di atas dusta lalu bertopeng agama
Menipu jiwa dengan kebohongan dalam bahagia

Mundurku
Jangan tanya oleh sebab apa aku
Menyayangku
Ada tiang penghalang dalam merindu

Senin, 21 Juni 2021

Tampan Yang Tak Akan Memudar

Tampan beserta kebaikan itu alami juga dari hati 
Dan tak memudar meskipun para pembenci muak
Bahagiakanlah hatimu juga para kesayanganmu!

Tampanmu ini permanen
Tak bergeser sedikitpun meski cacian kerap kali terlontar
Berdamailah dengan semesta apapun kejadian bumi yang menjerat

Tampan tetaplah sebagai sebuah ketampanan
Melekat erat tak tergores
Tutup cerita
Karena menyakini ini bukan gaya

Tampan yang konsisten sedari lahir
Menunggu tersayang
Setia membawa lauk-pauk dan nasi pada periuk berdandang
Hujan malam ini membuat badan kedinginan
Butuh peluk serta rasa hangat agar tercukupi lagi kekenyangan
Kedinginan
Tercukupi sebuah penantian
Sayangku tak kunjung datang

Tampan yang tak akan memudar
Hingga jatuh cinta seolah buta
Terjebak pada tipu daya dunia

Sabtu, 12 Juni 2021

Perjumpaan Yang Ambigu

Lelah
Untuk menyembah
sesuatu yang tak pantas untuk disembah

Muak 
Menjadi kerak
seolah dipaksa memuja ikuti kehendak meski tersedak

Atribut yang dikenakan bak untuk tutupi bejatnya moral
Hati kecil yang bergumam "sampah" bagi pernikahannya yang sakral
Dalam dusta keluguan bertingkah pada sahwat yang binal

Kamu dimana?
Tak inginkah kembali bersua
Ini masuk minggu ke-tiga
Sabtu itu bagiku kesan yang bersenyawa
Sentuhanmu membuatku mencandu gila

Basa-basi seperti biasa
Terdengar membosankan untuk semua
Karena yang kuinginkan hanya bercinta

Persengkongkolan 
Mengajak seseorang untuk bersama tebar kebencian
Aku tak ingin pertentangan
Kumau dia jamah persenggamaan
Menanti lagi perjumpaan
Atas ranjang dan sembunyi dari dunia

Memaksa bicara
Terus bertanya
Aku terintimidasi oleh kata
Tak nyaman saat bercerita
Kau egois penuh misterius sembunyikan raga

Ingin menulis merangkai kata
Tapi seolah otak kehilangan lusinan majas gaya-gaya
Menyeringai geli bercampur marah saat pajak didengungkan para penguasa
Ketidak becusan urusi negara keropos bak aku padamu yang setia memuja
Karena aku tak mudah untuk berjumpa

Sabtu, 05 Juni 2021

Cicak Budak Cinta

Aku salah tapi cinta ini
Aku mencintaimu karena cinta tak pernah salah
Mengetahui kesalahan tetapi rasa ini begitu nyata
Semakin coba dilenyapkan perasaan ini semakin menguat lagi mengencang

Kau hanya bercanda denganku
Terlalu ambil seriusku
Seharusnya aku tertawa
Seharusnya yang kuberikan bukan jatuh cinta

Mendambamu indah
Berharap padamu menggetarkan
Tetapi bila kau tak merasakan yang sama itu menyakitkan
Sadar cinta tak bisa dipaksa

Cinta terkadang membisu tak bersuara
Tercium tetapi misteri pada sang pembawa
Bak kentut yang tak bernada
Terasa tapi sembunyi pada raga

Sedih meronta kuat
Pedih mendekap menjerat
Mencintaimu sungguh terasa berat
Aku yang memakai perasaan sedangkan cintamu tak kunjung tersurat

Bak cicak yang terjebak
Tak bisa menangis juga terbahak
Bak budak cinta yang terombang-ambing perasaan
Tak hidup juga belum di jemput kematian

Gamang!

Senin, 31 Mei 2021

BBP (Badut Butuh Penghiburan)

Kangen
Dan hanya ditertawakan
Rindu
Dan hanya di balas dengan kata iya
Saat badut sedang bersedih kepada siapa harus minta bantuan?
Badutpun ingin tertawa, setidaknya tersenyum
Bisakah menerka ada apa di balik wajah ceria sang badut?

Hiburlah sang badut!
Badutpun butuh penghiburan
Dunia yang telah menandai badut tak pernah bermurung durja
Saat bedak terhapus dari wajah maka butiran kepedihan menetes di matanya
Badut yang bukan badut lagi saat melepas atribut kebadutannya

Tikamlah kerinduan ini
Tahanlah tangis kala sedang di pentas
Sibukan diri hingga sesaat lupa pada rindu yang membuat sedih meradang
Badut menangis di pojok ruang tanpa orang

Sepi
Senyap
Badut yang tetap di cap selalu penuh tawa
Badut butuh penghiburan

Jumat, 28 Mei 2021

Setidaknya Rasa

Rindu lidahmu kala menelusupi sisi-sisi kenikmatan
Rindu saat berdiri lalu berjongkok menikmati kerinduan
Rindu berbaring yang tak kesampaian
Rindu yang belum tersempurnakan

Tak mengapa tak bisa bersama
Karena ada Tuhan yang harus kita puja
Setidaknya sempat melihatmu walaupun diam-diam sembari menahan suara
Setidaknya masih mengikuti segala bentuk aktifitasmu di dunia maya

Setidaknya izinkan mengecupmu
Setidaknya izinkan menjadi rahasia hatimu
Setidaknya, iya hanya setidaknya karena hanya itu yang masih mampu
Setidaknya selipkan rasaku sedikit saja di hatimu

Kamis, 27 Mei 2021

Ia Tanpa Cerita

Ia yang membuatku mengenal rasa
Ia yang menjelajahi tiap sisi raga
Meski tak sempurna
Keterbatasan ruang serta waktu yang ada
ingin kembali jumpa
Ia yang terlihat penuh sibuk dalam bekerja
Mengerti bila ia tak berkabar cerita
Bila kelelahan menjelma
Ulangi saja sebuah sesi bercinta
Pelan, mengaduh nikmat memaguti rasa

Saat sedang bercinta
Mungkin hanya rintihan nikmat yang ada
Sedikit desah lalu ucapan terima kasih dalam suara
Tiada sair dalam kata
Saat bercinta
Hanya ingin saling memberi nikmatnya rasa
Dalam suara atau tidak bersuara

Rabu, 26 Mei 2021

Imajinasi Ingin

Mati rasa
Setelah bertemu denganmu tak menggubris lagi ke yang lain
Meskipun kumencari tetapi masih berharap dapat bercinta lagi denganmu
Pada debar
Banjir keringat

Kali ini kita lakukan dengan benar
Aku yang telah mati rasa dengan yang lain
Kau telah ajariku bercinta
Dan indah

Jangan tanyakan siapa itu
Kau yang menjauh
Kau yang tak kunjung peka
Merapuh pada imajinasi

Pulang dari sini
Berharap bersamamu di sisi
Kesibukanmu membuatku harus mengerti
Semangatlah atau butuh rasa hangat kembali?

Minggu, 23 Mei 2021

Cintaku Baru Terbit

Terbitku baru sesaat
Tapi kesombongan meraja bak emas berkarat
Tak malukah pada senja?
Yang telah terlebih dahulu ada

Terkejut katamu ruang itu tanpa keramaian
Sesaat tiba penuh hura-hura pada ruang yang dijanjikan
Tak terbayangkan saat berdua sekonyong-konyong ada manusia
Inginkan pertemuan kembali pada ruang luas tak bermata

Karena percintaan dahulu serasa terburu-buru
Kenikmatan bertukar rasa yang terkendala ruang dan waktu
Adakah kesempatan kembali bagiku kecapi setiap senti mesra tubuhmu?
Ataukah kata-kata ini tak terdengar olehmu sebagai hasrat sebuah rindu

Cintaku baru saja terbit tak bersekat
Ingin kembali mematuki hasrat
Dari pagi hingga senja
Hingga melenguh terpuaskan hingga lemas, tertawa dan bahagia

Menakjubkan Setiap Hisapan

Ingin disedot seperti waktu kecil
Saat hidung tersumbat oleh ibu tersayang
Ingin ditepuk-tepuk pantat
Saat tidurku menggemaskan bersama yang menemaniku

Rindu sedotan itu
Rindu tepukan dan remasan itu
Berhalusinasi 
Kini hanya berimajinasi

Terima kasih dan sedikit lagi lega
Hampir lega
Andai ruang luas tak bertepi
Ingin lakukan secara perlahan dan menikmati

Pengalaman yang indah tak tersengat
Bersamamu walaupun dalam ruang kecil lalu bermandi keringat
Adakah kesempatan bagimu untuk datangi rumahku?
Kita lakukan secara benar kenikmatan dalam penghasratan waktu itu

Kau begitu mengajariku dalam bercinta
Rengkuhanmu, sentuhanmu memberikan rasa surga
Maluku bila mengatakan ingin melakukan kembali
Karena mungkin diriku sekedar persinggahan bagimu di hati

Tiap sentuhan dan tepukan pada pantat
Tiap hisapan pada sekujur rasa yang tersirat
Begitu menawan dan menakjubkan
Menikmati pada setiap gerak yang kau berikan

Jumat, 21 Mei 2021

Sedikit Cemburu Bila Kita Bercinta

Tiada kecemburuan
Semua telah pada tempatnya terukur oleh Tuhan
Tak hendak menggugat yang telah terberi
Tuhan tak pernah salah karena Maha Pemberi

Maafkan aku cinta
Bila aku banyak meminta
Bila aku terlalu memaksa
Inilah aku dengan seluruh padamu membawa perasaan juga rasa

Menunggu esok seperti yang telah dijanjikan
Gemetar bercampur senang bilamana menjadi sebuah kenyataan
Pada ruang, dalam sepi senyap berdua merengkuh kenikmatan
Semoga tak terburu-buru karena ingin benar-benar menikmati setiap sentuhan

Tak mau menjadi perjumpaan terakhir
Karena mengenalmu telah membuatku menjadi satir
Ingini perjumpaan yang lainnya
Lebih mendalam lagi dalam berasmara

Kamis, 20 Mei 2021

Mencari Ketenangan Batin

Tidur malam yang kepayahan
Bahagia yang pelik ditemukan
Terus-menerus "begadang" setiap malam
Merasa ada ketenangan pada malam daripada pagi nan suram

Seperti kelelawar
Tidur terlelap pada pagi hindari manusia-manusia bernurani gahar
Seolah hilang kepercayaan kepada indahnya pagi
Berjalanpun bak mayat hidup yang tak berhati

Begitu banyak kepentingan yang di salah gunakan
Tak tenang padahal telah melakukan kebaikan
Berkebaikan tetapi tetap merasa ketakutan
Kejahatan-kejahatan yang terus-menerus memburu kebaikan

Pertikaian juga pertentangan difasilitasi manusia-manusia yang mengaku menjunjung hak asasi manusia
Keadilan yang timpang juga memihak bagi segelintir kaum di dunia
Sekali lagi dipertontonkan saat pembunuh nyawa ribuan merasa tersakiti padahal mereka yang menyakiti
Nilai-nilai kebaikan yang coba dikamuflase pada hari nan pagi

Sesungguhnya tak pernah membenci akan pagi
Di pagi hari begitu banyak topeng nurani 
Manusia-manusia licik mengatur siasat di malam yang hening
Dunia telah tua dan haruskah kehilangan rasa "eling"?

Rabu, 19 Mei 2021

Aku Ingin Cumbuimu

Ingin segera ketemu
Redakan sisi-sisi ruang rindu
Tapi tak mungkin denganmu
Ini sekedar halu
Kau telah miliki pasanganmu

Tiap subuh selalu 
Ada yang bergerak menagih cumbu
Dan tak kuasa dapatkanmu
Budak cintaku
Padamu
Hasratimu

Janjimu
Tahun depan untuk bertemu
Selama 1 tahun menunggu
Aku harus bagaimana tanpamu?
Tak bisakah dipercepat sang waktu?

Entahlah, hanya ingin membuat pesona padamu
Ingin menunjukkan betapa besar mendambamu
Dalam kata menulisku untukmu

Tak sanggup bayangkan dia dalam pelukanmu
Tetapi sadar diri yang biasa saja dalam menyayangimu
Kumiliki hanya rasa yang bergenderang bertalu

Maaf, atas kata-kataku
Menerima menjadi satu bayanganmu
Karena tak mau merusak hubunganmu

Minggu, 16 Mei 2021

Transaksi BerkeTuhanan

Sholat merupakan pembeda dengan umat yang lain
Puasa, berderma semua tuntunan agama relatif sama dengan yang yang lain
Lalu semuanya mendekatkan diri pada surgakah?
Semua orang pasti ke surga kecuali yang tak mau memasukinya

Tuhan menyukai amalan kebaikan yang kontinyu dan tak pernah putus walaupun kecil
Maka tetaplah jadi orang baik walaupun tak selalu dipandang baik manusia

Hakikatnya semua kebaikan yang dilakukan semata-mata karena Tuhan
Kita berkebaikan sedang bertransaksi dengan Tuhan tidak dengan dunia

Angkuh, congkak
Busungkan dada karena merasa paling berharga

Jijik melihat arogansi meskipun berpakaian agamis
Najis!

Jubah agama untuk tutupi bobroknya hati
Lincahnya kata untuk tutupi kelamnya nurani

Kecubung Bercinta

Aku tak bisa berikanmu bahagia
Selamat hari raya
Selamat liburan dengan ceria
Walau tak bisa bersentuhan raga

Mencintai tak harus bersama
Jika tanpa belaianku kau bahagia
Maka aku bisa apa?
Tak bisa memaksa

Datanglah ke sini
Dalam ruang saling berbagi
Pada belai untuk saling menghasrati
Dengan hati atau tanpa hati

Menikmati setiap perjalanan
Untuk sebuah pertemuan
Bayangkan melenguh indah dalam kenikmatan
Menantimu walau entah hingga kapan

Hanya akan terpakai beberapa jam saja
Untuk apa?
Memesan yang akan terbuang percuma
Di sini saja
Kita berdua saling berduskusi dengan rasa

Berat hati karena aku yang belum bisa
Ketakutan menjelma
Membawa ke area publik dirimu untuk bercinta
Walau dari pagi hingga petang, aku belum terbiasa

Bayangkan saja indahnya
Nanti kuberikan pengganti sewa kamar padamu beradu rasa
Dalam debar dada
Ingin sekali memeluk cinta

Sebuah Tirani Kecintaan

Apapun yang terjadi tetaplah bernafas keTuhanan
Berhati-hatilah saat cinta dunia memenuhi hati maka ketakutan pada hari akhir akan memudar dan lenyap

Mereka bicara semaunya
Mereka beropini seenaknya
Mereka merasa yang berkuasa
Mereka merasa yang hidupi tempat telah lama
Mereka merasa paling pintar
Meskipun pada kenyataannya mereka bertentangan dengan Tuhan juga Nabi

Mungkin mereka hendak memisahkan urusan dunia dengan urusan keagamaan

Saat nafsu dunia membelenggu jiwa
Takut pada Tuhan menjadi senyap

Jumat, 14 Mei 2021

Mihrab Perwalian Sedarah

Seharusnya kau merasakan saat wanitamu tersakiti
Bila para wanita di bawah walimu tersakiti
Bagaimana denganmu bereaksi?
Bertopeng agamakah untuk menyembunyikan cacatnya laku diri?

Para munafik
Memanut Diri seraya mempercantik
Lebih perhatian kepada penilaian dunia
Berkomplot erat dengan pemufakatan bersama sang ahli neraka

Vagina juga penis beradu
Tanpa restu
Berpura bak tiada yang terjadi
Jahanam sekali

Galau Hati Di 1 Syawal 1442 Hijriah

Tertawa
Bersendawa
Menari bahagia
Memamerkan kelapangan harta

1 syawal 1442 hijriah serasa gamang
Hanya bisa mengelus dada, berdoa karena iman yang masih kurang
Saudara seiman di Palestina berjuang
Teraniaya oleh penjajahan yang tak mengenal waktu siang

Maafkan untuk rasaku di 1 syawal tahun ini
Berantakan hati
Memikirkan Palestina dengan ketimpangan yang terjadi
Batin terkoyak lalu dilema harus bahagia atau bersedih hati?

Rabu, 12 Mei 2021

Sedihpun Menguras Energi

Aku mencintaimu
Tetapi kau tak menerima
Aneh anggapanmu
Lalu kau beri tanda tertawa

Aku bisa apa?
Saat kumencinta sedangkan kau tidak
Ingin pergi tapi terasa berat
Terlanjur melepaskan jangkar dan tertambat

Apapun jerawat wajahmu
Berapapun berat badanmu
Kecintaanku padamu tak akan pernah tergeser
Walaupun balasan cintamu tak "bersender"

Satu-persatu pergi
Dirimu, kabarmu, sedikit pedulimu
Meskipun tak ingin kau menjauh
Tetapi kau telah muak atas cintaku

Cintaku yang tak pernah terjamah olehmu
Indahnya dahulu saat kabar darimu selalu terlihat
Kini berbincangpun tak pernah
Kata cinta untukmu yang terkata tak pernah kusesali

Lelah
Menyerah
Aku cinta tapi tak mau terus begini
Mencintai sendiri

Minggu, 09 Mei 2021

Potretmu Sebuah Peredam

Hanya rindu untuk berduaan
Kemudian terdiam saling berpelukan

Maafkan,
Jika rasaku menjadi ancaman serta gangguan

Hanya ingin damai sesaat berdua bersama
Menyentuh rasa dalam hangatnya cinta

Biarlah, jika tak mau
Kureka wajahmu 
Hingga reda ini rindu
Meredam sejenak kasih yang selalu

Tiada cintamu
Terus menaruh harapan padamu
Sulit untuk mendapatkanmi
Tak mendapatkan potretmu
Dirimu yang sibuk hingga tak ada waktu untuk memotret wajahmu

Haruskah pergi?
Haruskah berpura-pura tak peduli?
Hancur di hati
Kumenunggu kau tak menepi

Tak bosan melihat potretmu
Kau kirim wajahmu
Kau memotret keindahanmu
Terpesonaku sedikit memangkas geliat rindu

Sedalam apapun kumencinta
Kau kukuh menangkisnya
Lalu aku bisa apa?
Berharap pada waktupun entah sampai berapa lama

Potretmu pereda kecintaanku yang belum ringkih dalam pelukan hasrat

Jumat, 07 Mei 2021

Kecintaanku Tak Tersentuhinya

Aku jatuh cinta
Pada setiap cuaca
Entahlah, ada apa dengan jiwa
Selalu begitu setiap kali melihat dia

Selalu ada getar terasa
Rona bahagia menyeruak di dada
Dan anehnya dia senyatanya tiada
Tetapi aku melihatnya pada sebuah layar kaca

Gila!
Jatuh cinta kepada satu hal yang tak ada
Dia tak pernah tahu tentang diriku yang mencinta
Aku mendambanya tapi dia tak akan pernah merasa

Cintaku mengelupas rasaku
Cintaku menikam hatiku
Hanya berani melihat indah dia lalu menguntitku
Sampai kapanpun tak hendak menyatakan cintaku

Tak mau kehilangan dia
Meskipun tahu tak akan pernah bisa bersama
Seperti jatuh cinta pada udara
Rasa yang ada tapi tak berpeluk antar raga

Kamis, 06 Mei 2021

Anti Mainstream

Tetap mengayuh meskipun letih
Teramat perih
Begitulah kehidupan
Begitulah perasaan

Mau kue kemasan kaleng
Mau baju untuk beribadah pada Tuhan
Tetapi kemasan itu tak tampak kemasan kaleng berkue
Tak pula menjinjing baju baru
Kemasan itu hanya benar-benar berisi kue jajanan rekreasi

Sudahlah, jaman telah berganti
Nikmati lalu syukuri yang terhampar
Tiada sia-sia atas apapun yang terjadi

Karena indah tak harus putih
Bukan rasis
Tak selamanya kemewahan berbentuk pada kulit yang putih

Telah bertemu begitu banyak warna kulit
Kesalahan bukan terletak pada warna kulit
Tetapi ketololan ada pada tingkah laku juga nurani kesintingan

Apapun warna kulitnya
Bila tolol telah menjerat otak
Maka warna kulit apapun akan terlihat gila

Rabu, 05 Mei 2021

Bernafaslah Meskipun Tersakiti

Sekarang siapa sesungguhnya yang miskin?
Telah dipertunjukkan bahwa yang tampak oleh mata hanya hiasan

Menumpuk harta dengan cara batil
Lihatlah, suatu hari kelak
Bila tidak di bumi maka celakalah di hadapan Tuhan

Betapa kejinya saat menyuapi anak-anak dari rezeki nan curang
Betapa gersangnya saat membusungkan dada seraya berkacak pinggang memamerkan perbendaharaan harta dari jalan kelicikan

Menipu, suka beradu argumen lalu bersembunyi serta-merta menyalahkan orang juga teknologi
Tandusnya nurani
Kasihan sekali saat sekeluarga mengalir darah menjadi daging dari rezeki kesetanan

Jangan jadi pembenci walaupun telah tersakiti

Tetaplah bernafas
Hingga kematian menjemput dengan tiba-tiba
Tiada yang luput dari malaikat izroil
Ajal yang tak pernah tahu kapan datangnya

Bernafaslah!
Jangan lupa itu

Rabu, 28 April 2021

Mengharapkanmu Serasa Mati Tapi Hidup

Takut pada mati
Padahal...
Mati itu seperti tidur
Lalu mengapa para petidur tak takut mati
Karena para petidur yakin akan bangun lagi setelah tertidur

Cemburu saat melihatmu berbincang dengan yang lain
Ingin memilikimu tapi menyadari tak akan pernah bisa

Yakini apa yang di yakini

Bertambah usia bersama
Diriku yang menua
Dirimu yang bertambah dewasa

Usia hanyalah sebuah angka
Dewasa merupakan sebuah sikap
Tua satu hal yang pasti
Begitupun dengan kematian

Dipeluk oleh luka
Kemudian.. . 
Dikuatkan oleh rasa
Entahlah rasa yang mana
Seolah kehilangan indra pengecap
Dipaksa tersenyum oleh keadaan
Getir pada jiwa tapi harus indah pada yang terlihat

Dirimu tak bisa kumiliki
Walau rasaku padamu nyata adanya

Sabtu, 17 April 2021

Lupakah Untuk Teguh Beragama?

Lupakah?
Saat harta diperoleh dari jalan kesesatan
Menipu mentah-mentah 
Mengambil uang pinjaman setinggi-tingginya
Anak juga keluarga yang disuapi dari harta-harta kesetanan
Ada darah-darah najis yang menyatu pada daging-daging di tubuh keluarga tersayang
Perangai yang arogan
Watak yang egois
Hati yang munafik
Jiwa-jiwa kotor yang akan berkumpul dengan sesamanya

Menjajakan tubuh-tubuh candu birahi
Agama dijadikan senda-gurau belaka
Rok yang tersingkap
Baju transparan juga mengetat membuat air liur menetes
Rambut-rambut wanita yang terlihat melupa pada kewajiban menutup yang tersingkap

Lupakah?
Atau telah buta nurani?
Atau telah menjadikan agama sebagai kedok pada kartu identitas serta status sosial?

Teguhlah beragama
Senandungkan kidung-kidung Tuhan seperti masa kecil yang bangga akan nilai-nilai moral keTuhanan

Atau memang sudah melupa
Karena himpitan gaya hidup yang haus akan pepujian
Karena mengejar centang biru pada akun-akun dunia media sosial

Menuhankan dunia
Melupa akan kematian
Melupa akan pengadilan Tuhan

Beragama tetapi tak teguh dalam bersujud

Meregang Tertawan

Bercinta denganmu
Tapi kau tak berkonsentrasi pada tiap goyangan
Kau berpura tak menikmati
Kau berpura tak mengingini
Mati Rasaku

Tak hendak mencari yang tak mau
Bercintalah karena bersama mau

Dukunglah saat kujelajahi setiap senti lekuk tubuhmu

Uang Percintaan

Bawel
Saat bercinta
Ada kata-kata yang ganggu saat bercinta
Membuat jengah

Risih
Tiap gerakan berbalas dengan aktifitas tak berkait percintaan
Bukankah uang telah dipegang?
Biarkanlah menegang
Pada ranjang
Saat pasanganmu tiada bersandang

Seharusnya pasanganmu yang memberi
Tetapi kau pura-pura lugu saat mengantongi uangku
Kau ingin disentuh
Kau ingin digagahi
Tubuhmu yang sintal
Jalanmu yang penuh goda

Baju agamamu hanya sebuah topeng
Kau memegang uangku
Kau ingin kusetubuhi
Kau pura-pura dalam lugu serta kepolosan

Putri Mahkota Jahanam

Bergetar saat menulis tentangmu
Sebanyak titik bintang di langit tak akan mampu membalas segalanya

Tentangmu
Ibu
Mama
Bunda
Emak
Apapun panggilanmu tak pernah ternoda dirimu di jiwaku

Aku yang sedang menjauh
Saat setan-setan mengacau

Memanjang seperti ayah
Membesar seperti kepunyaan ayah pula
Menggelembung seperti yang dimiliki ibu

Telah kuberkata rasa
Diriku yang telah jatuh cinta
Aku tak sembunyi dan berdusta
Tetapi kau diam tak bergeming membuat terus bertanya

Dunia begitu pikuk
Realita itu ganas
Mengikis sendi-sendi pertalian sedarah
Tak seindah yang dibayangkan
Maksud hati ingin menjadi pelindung
Tetapi menjadi "seonggok" yang terbuang

Apa kabar kesibukanku? 
Jujurkah sibukku? 
Atau sekedar bunuhi perasaan rindu kepada "jalan surgaku?" 
Saat putri mahkota jahanam memisahkanku dari jalan-jalan surgaku 
Kutuntut kelak putri mahkota jahanam di hadapan Tuhan

Sabtu, 03 April 2021

Berbagi Ranjang

Kebaikan-kebaikan hanya kau gunakan untuk keuntunganmu saja
Keji sekali
Padahal ingin menetap pada satu hati
Kemudian tak ingin pergi lagi

Mengapa masih tak mencinta juga?
Mengapa masih tak memberikan persetubuhan itu?
Bukankah uang mukanya telah kau pinta?
Bila tak mau digagahi maka kembalikan segera!

Berikan tubuhmu!
Berikan tubuh pasangan sahmu!
Kau tak bisa berkata seenaknya saja
Kau tak bisa mempermainkan kebaikan manusia demi keuntunganmu belaka

Selama kau tak mau berbagi ranjangmu
Tetapi kau simpan pembayaranku

Seharusnya kau siap bila uangku telah kau pegang
Karena akupun ingin merasai peraduan di ranjangmu

Jumat, 02 April 2021

Sebatas Ingin

Ingin berdua yang hanya sebatas keinginan belaka
Berdua bersamamu pada ruang dengan cahaya yang sedikit menerawang
Saling berpegangan tangan memberi ketenangan jiwa
Mungkin sedikit ciuman bibir saling melumat
Mungkin sedikit pelukan saling menghangatkan

Entahlah!
Hari ini hanya menginginkan
Ingin rasa
Ingin cinta
Ingin saling menghasrati

Dan ingin terwujudkan hanya bersamamu

Kamis, 01 April 2021

Pengumpat

Ibu tak salah
Bapak tak hitam
Karena yang sesat adalah mereka yang memanfaatkan keluguan ibu bapak


Teman tak jahat
Teman tak sasar
Karena kondisi serta lingkungan yang mendidik teman menjadi bak keledai tolol

Germo Dan Pelacur

Kau bersembunyi di balik topeng agama
Kau pencuri
Kau menggunting dalam lipatan

Bagiku kau lelaki tak lebih baik dari seorang germo
Bagiku kau wanita tak lebih baik dari pekerja seks komersial

Germo dan pelacur bekerja karena kebutuhan
Kau bekerja sebagai pencuri hak orang lain
Kau berkolaborasi licik bersama iblis

Bagiku 
Kau lebih rendah daripada seorang germo, pelacur ataupun gigolo

Uang Birahi

Kau ingin diremas!
Kamu memperlakukanku bak pasangan rumah tanggamu
Dengan tubuhmu kau lecut tanganmu mengiba bak pengemis
Kau simpan berbulan-bulan uangku

Kau menanti saat pasanganmu pergi

Bagi wanita, kau ingin kujamah!
Bagi pria, kau inginkan pasanganmu kurasai!

Karena uangku telah kau simpan
Maka...
Kau ingin kujamah
Atau pasanganmu ingin agar segera kugagahi

Uang birahi
Kau dan rahim yang hangat
Ingin kubasahi

Uang Mukaku

Tempat yang sama
Suasana berbeda
Watak manusia yang dipertunjukkan dengan jelas
Pencuri birahi
Pencuri rezeki
Pencuri Kenikmatan

Pintar berakting memainkan peran
Hati yang jahat tetapi raga bersolek bak pemuka agama
Muak sekali melihatnya
Karena agama tak mengajarkan pencurian

Menyembah tuhan yang salah
Kemanapun iman menguat, setan selalu mengikuti

Dia telah menyimpan uang muka
Karena tubuhku terlalu menggoda
Dia rela dihujami hasrat-hasrat cinta
Karena uang telah digenggamannya

Pintu kamar serta ranjangnya telah dia rela
Bahkan tubuhnya menanti kujamah
Uang yang kuberikan padanya

Dia yang keracunan sahwat rasa

Rabu, 31 Maret 2021

Aku Manusia Biasa Ingin Merasaimu

Aku sang kaya
Qarunpun kaya lalu ditenggelamkan

Aku penguasa
Firaunpun berkuasa lalu mati mengenaskan

Aku sang rupawan
Marilyn Monroepun cantik tapi mati terjerembab

Apa yang hendak disombongkan?
Bila nafaspun masih pemberian Sang Esa

Sampai kapan bertindak penuh arogan?

Aku yang seolah lupa bahwa kematian bisa datang tiba-tiba
Masih perlukah sanjungan dunia saat kematian menerjang?

Sialan, malam ini rindu kembali!
Dada berdebar kencang
Seluruh badan melemas
Hanya ini yang bisa kulakukan untukmu
Saling mendoakan saat berpisah
Apakah sama keadaannya denganmu di sana?
Perasaanmu tentangku?
Doamu untukku?

Terkadang dunia terlihat memihak
Aku yang terjatuh pada hatimu
Tetapi orang lain yang memilikimu

Tak perlu sanjungan dunia
Karena bagiku kehadiranmu akan mendamaikan hidupku

Selasa, 30 Maret 2021

Ilmu Versus Akhlak

Kalau begitu, dimanakah Tuhan?
Hidupku bukan kamu yang menjalani
Kamu hanya menjadi bagian dari perjalanan hidupku
Amarah, gundah, iri, kikir, menipu bahkan menumpuk harta serta bermegah-megahan
Bangga akan puji-pujian yang menyanjung untuk keberhasilan dunia

Cara yang licik
Cara yang kejam
Seolah semua boleh dilakukan
Hidupku merupakan hidupku
Kamu tak boleh ikut campur
Kebodohan yang terselubung pada sikap egois

Aku pintar
Lihatlah ijazah-ijazah yang terpampang pada sehelai kertas
Saat ilmu dan akhlak diadu
Tak terlihat karena begitu pongahnya
Akhlaklah yang menjadi pemenang
Ilmu tanpa akhlak hanyalah sumpalan-sumpalan sampah
Akhlak yang baik otomatis miliki ilmu tingkat tinggi

Kalau begitu, dimanakah Tuhan?
Bukankah Nabi dan Rasul diutus ke dunia untuk menyempurnakan akhlak?

Saat menafikan akhlak
Dimanakah Tuhan?

Jumat, 26 Maret 2021

Kereta Kebaikan

Melajulah kereta!
Tak usah hiraukan sedu sedan
Tak usah menjelaskan bagi yang tak mau menumpang
Mungkin berbeda arah tujuan juga pemahaman

Menikmati setiap jengkal perjalanan di atas rel
Tak selamanya panas
Tak selamanya hujan
Semua harus terjalani dengan penuh lapang hati nan sabar

Sair apalagi yang harus dituliskan?
Seolah kata-kata tak boleh diguratkan
Saat mencinta sesuatu hal tetapi tak dicintai
Saat tingkah polah sewenang-wenang sebuah tirani

Ironi
Minta pengakuan dan penghormatan
Jijik menjelma pada hati
Minta selalu pengertian

Airmata buaya bukan hanya milik para pria
Penjelasan yang panjang lalu ngawur tiba-tiba berubah kesimpulan
Di sini tetap cinta
Tapi hampir menyerah pada langkah-langkah perjalanan

Menangis bak roman picisan
Tangis yang sebuah tipu daya
Tertawa bahagia 
Tapi kemewahan dari harta-harta pinjaman

Licik
Picik
Menimbun pundi-pundi uang dengan menyakiti
Kaya materi melimpah tetapi miskin hati

Berjalanlah lurus bak kereta api
Berbuat baiklah kepada semesta
Bila cinta tak dicintai
Gugatlah kelak kepada Sang Maha Esa

Minggu, 21 Maret 2021

Binatangnya Orang Asing Itu!

Menulislah!
Tentang segala yang terasa
Karena tiada yang salah dengan perasaan
Kita manusia bukan binatang
Kita miliki rasa
Binatang miliki naluri
Itulah pembeda

Orang asing yang menghancurkan ikatan keluarga
Orang asing yang tak pernah anggap kami sebagai keluarga

Entahlah, maksud orang asing beserta keluarganya itu masuk kedalam harmonisnya satu keluarga kami
Penuh kepalsuan
Ada yang disembunyikan

Semuanya dirampas
Semuanya seolah dihipnotis
Kata-kata yang terus dipermanis hingga laku-laku salah terlihat benar
Kejamnya orang asing yang menyabut roh kekeluargaan kami
Dunia yang sedang digenggam tak akan selamanya menjadi digdaya

Sebagai peiman kelak menggugat semua atas segala yang telah orang asing itu koyak

Kutulis segenap "kisah" agar menjadi petanda
Luka ini tak hilang
Nyeri ini tak pernah bisa lupa
Sudah memaafkan dan melapangkan segalanya

Tetapi tak pernah lupa biar tak menjadi pengulangan

Orang asing yang berjiwa bak binatang
Bersama gerombolannya mari kita tunggu pengadilan Tuhan kelak

(inspirasi dari film korea The Intruder)

Sabtu, 20 Maret 2021

Kelompok Pilihan

Bersembunyi di balik jubah agama
Bersembunyi di balik kata-kata manis
Bersembunyi di balik tutur sapa juga tingkah "kemanusiaan"

Hati yang kotor
Hati yang dengki
Hati yang culas
Hati  tak sesinkron dengan yang tampak dari luar

Bersenang-senanglah di dunia
Lakukan saja semua yang di kehendaki
Suatu saat akan menuntut semua atas semua yang dilakukan
Pengadilan Tuhan dan menunggu saat itu tiba

Karena bukankah kelak manusia dikelompokkan atas pilihannya masing-masing?
Dan bangga telah memilih yang tak menjadi pilihanmu

Jumat, 19 Maret 2021

Terkekeh Untukmu

Hendak menjadi penengah
Hendak menjadi penyelamat
Tetapi tak tahu apapun tentang akar masalahnya
Melihat indah yang tercurah pada luar

Rancu
Risau
Geli mendengar ocehannya
Membuat sakit kepala namun terkekeh menimpalinya

Cukupi saja sampai di sini
Tak usah terlibat terlalu jauh
Karena kamu tak mengetahui apapun
Dan tak hendak memberitahu apapun padamu

Kamis, 18 Maret 2021

Merajut Rindu Sendirian

Aku kangen padamu
Tapi segan dan tak enak untuk mengatakannya
Karena kulihat dirimu bahagia tertawa dan baik-baik saja tanpa hadirku
Lalu kangenku untuk apa?

Mengeluhku pada akhirnya parau
Berkutat untuk dilema yang terasa menggalau
Malu untuk berkeluh kesah
Terlebih bagi mereka yang jalan hidupnya lebih tak mudah

Pertemuan macam apa siang tadi?
Keterkejutan bertemu lalu kau berkata maaf dengan mata berkaca-kaca
Entahlah, mana yang harus kupercayai
Lisanmu atau titah Sang Maha Kuasa?

Sakit hatiku ternyata masih belum pulih seutuhnya
Meskipun jejak kaki telah berani melangkah lintasi sudut-sudut jalan kenangan
Tapi masih tak sanggup melihatmu para penipu dunia
Kuteruskan merajut rindu ini, sendirian

Entah, sampai kapan!

Senin, 15 Maret 2021

Kawan Bukan Sahabat

Malam ini begitu teramat menyedihkan
Tentang seorang kawan
Berharap bisa saling memacu berbuat kebaikan
Tetapi lacur karena terlalu besarnya pengharapan
Tak semua kawan bisa dijadikan sahabat kehidupan
Laku juga ucap teride dari hati terbersit di pikiran

Kawan yang jauh dari kefakiran
Tetapi tak bisa menjaga lisan dari sikap meminta hampir segalanya

Berpikir kawan tersebut bisa dijadikan sebagai sahabat berTuhan
Tetapi ternyata sekedar berkawan saja

Dan tak mudah mencari sahabat pengingat keTuhanan

Minggu, 14 Maret 2021

Jengah

Seluk-beluk mencekam
Jalan cerita yang memekakan gendang telinga
Berujar penuh kekesalan
Ketakutan lagi kegamangan menjerat tiap rongga di kepala

Tubuh-tubuh yang mempesona
Satu tubuh mengalihkan pandangan dari tubuh yang lainnya
Lekukan tubuh yang menggiurkan bulir-bulir sahwat

Pagi yang ramai
Siang yang gaduh
Senja yang berisik
Entah apa yang akan terjadi pada malam hari

Tubuh lelah
Badan ingin istirahat
Tetapi di luar begitu penuh pertunjukan seolah hendak memamerkan kesibukan
Mereka terlalu ramai

Malam telah tiba
Pintu tertutup
Lampu dipadamkan
Birahi menegur
Terletuskan semua yang terpendam

Jengah pada keributan
Jengah pada kediktatoran
Jengah pada manifulatif kebaikan
Jengah pada sahwat-sahwat yang tertaut tidak pada tempatnya

Jengah pada kelam

Minggu, 07 Maret 2021

Diammu Tak Mencinta

Aku mencintaimu bak seraut senja nan elok di ujung ufuk
Jatuh cintalah padaku sebelum duniamu dan duniaku berubah
Hatiku telah takluk
Dirimu yang telah mencengkram bak aliran darah yang memerah pada celah-celah teluk

Ucapmu rindu
Tetapi palsu
Ucapmu ingin berjumpa
Tetapi hanya berkata

Tak sedikitpun ada ruang juga waktu untuk bersama
Berbagi rasa, hanya kita berdua
Kamu hanya berbagi harap palsu
Semua inginmu hanya penuh rasa palsu

Terjebak pada dilema
Menantiku atau pergiku pada janji bersua?
Kutahu, dirimu penuh aroma
Begitu banyak padamu yang jatuh cinta

Aku hanya sekedar masa lalumu
Mungkin telah melupamu
Ingin cinta
Walau hanya sedikit masa

Kini kau berbeda
Kini kau telah dewasa
Kini telah banyak kau tebar cinta
Kini aku hanya sebatas doa

Untuk apa bertemu
Bila tak bisa memelukmu
Untuk apa berjumpa
Bila hanya tak ada cinta

Merelakan
Karena cintaimu tak akan bisa balas terberikan
Sudahi
Cintaimu cukup sampai di sini

Pergilah rasa!
Pergilah cinta!
Kau bukan untukku tercipta
Kau hanya sebuah rindu yang tak bisa kurasa

Diammu sebuah tanda
Diammu tegaskan tak ada cinta
Aku yang senantiasa jatuh cinta
Cinta sejak dulu hingga kini tak bergeser pada jiwa

Sebenarnya Apa Yang Kita Cari?

Sebenarnya apa yang kuinginkan?
Seolah dunia menutup kran
Ataukah diriku yang teramat keterlaluan?
Saat berdiri memegang kendali terpisah karena berbeda pilihan

Sungguh tak antipati pada poligami
Tapi saat lelaki beristri seranjang dengan wanita yang telah bersuami
Sebenarnya apa yang kalian cari?
Penghormatan semu duniawi?

Saling memutar balikkan fakta
Karena dunia memang tempatnya
Berpura lugu, bertingkah polos bak yang tersakiti
Padahal banyak relung-relung jiwa yang terlukai

Masih bermain dengan aroma penis juga vagina yang bukan miliknya
Seolah candu bercinta telah mengunci jiwa
Benar juga salah "HARUS" sesuai kehendaknya
Lalu apa yang kita semua cari sebenarnya?

Sabtu, 06 Maret 2021

Cikampek Kemarin Sore

Aku ingin hingar-bingar saat sendiri
Aku ingin kesunyian saat pesta penuh hura-hura
Beriman saat pagi tapi kafir di sore hari
Kafir pada pagi lalu beriman pada senja

Entahlah, keadaan apa yang terjadi?
Fitnah dunia sedang terjadi pada era penuh kerancuan
Akhir jaman maka menua keterlaluan sang bumi
Dungu serta linglungnya para pimpinan

Sibuk mengungkit-ungkit masa lalu
Dikorek hingga penuh nanah lagi bau anyir
Tak fokus untuk perbaikan malah bersembunyi dibalik besarnya nama terdahulu
Sinis, iri, dengki, pelit, licik penuh tipu muslihat tercetus sembari berkata nyinyir

Cikampek kemarin sore pada... 
Tertuliskan sebuah sajak berima 
Racun-racun mulai bertebaran
Masker nurani berTuhan, segera kenakan!

Minggu, 28 Februari 2021

Uang Kalian Tak Miliki Rasa Juga Nilai

Dengan uang kalian bisa membeli ranjang
Tapi kalian tidak bisa membeli nyenyaknya tidur

Dengan uang kalian bisa membeli makanan
Tapi kalian tidak bisa membeli cita serta rasa yang menetes menjadi sebuah citarasa

Dengan uang kalian bisa membeli persenggamaan
Tapi kalian tidak bisa membeli nilai hasrat yang terbalut dalam cinta serta ketulusan

Dengan uang kalian bisa berwasiat dengan cara bagaimana tentang pemakamaman yang diinginkan
Tetapi kalian tidak bisa mendikte bagaimana saat kelak tiba kematian kalian

Monster dan manusia mungkin masih bisa hidup bersama dan berdampingan
Tetapi manusia yang berhati monster tak akan pernah bisa respek terhadap sesama

Saat uang telah menjelma menjadi prioritas maka hati-hati ganas mulai tercipta
Dan kalianlah yang miliki hati
Tentukanlah makna hati-hati itu!

Mafia Persepsimu

Pagi tertukar malam
Rangkaian peristiwa yang semakin mentasbihkan kerancuan

Kumpulan mafia
Kau yang melabelinya
Kami tak merasa
Pelaku kezaliman siapa sebenarnya?
Pelit memberi tetapi haus menerima
Kekikiran yang mewabah pada jiwa
Tak tertunaikan hak untuk manusia

Tak hendak memikirkan apa yang kau pikirkan
Untuk apa memikirkan apa yang kau pikirkan
Silahkan kau sibuk menduga tanpa alasan
Karena hari akhir semua bukti akan menjadi jawaban

Kami yang kau katakan terkotak di sarang mafia
Bukankan kau yang menempatkannya
Kau tiada niat untuk memperbaikinya
Kau malah menandaskan lalu menyeringai tertawa
Kebenaran yang tak pernah obyektif dalam melihatnya 

Mari kita sama dan bersama menunggu
Mafia sesungguhnya siapakah itu?

Jumat, 26 Februari 2021

Umpatan Kekesalan

Mereka tertawa
Mereka bertanya
Mereka menjawab
Mereka berkata

Kalian debu!
Kalian binatang ternajis!
Kalian tidak berharga

Mereka dan kalian apa yang sedang terjadi?
Tiadakah respek yang menggayuti?

Rabu, 24 Februari 2021

Titik Akhir Kehidupan

Racun
Jerat yang ditebar terlalu membingungkan
Membuat linglung serta lupa diri
Kekhawatiran menyelimuti badan

Pagar yang menjulang
Gerbang pagar yang terkunci
Seolah menggambarkan tak ingin tersentuh oleh lingkungan

Munafik
Satu kata yang enak untuk diucapkan
Tetapi maknanya yang tak ingin tersalahkan
Bertutur dan berlaku yang tak sesinkron kebaikan

Terjebak hujan
Rintiknya air yang turun tetap membuat basah kuyup
Rasa dinginnya membuat memerah kulit-kulit pada tubuh
Mandi pagipun menjadi suatu hal yang ajaib bila bisa dilakukan

Pertemuan merupakan kabar
Apa kabar sekarang?
Masihkah merindu hingga ke ubun-ubun seperti dahulu?
Atau seiring waktu nama dan wajah telah terbuang bak kacang yang terlepas dari kulitnya

Berlatih mencinta dunia
Mengenali tentang rasa sakit hati
Kelimpungan saat menjawab titik akhir kehidupan di bumi
Semua yang bernyawa mati tanpa terkecuali
Karena senyatanya titik akhir hidup ini ialah kematian

Senin, 15 Februari 2021

Senda Gurau Kakak Beradik

Dengkulmu menjadi otak
Otakmu menjadi dengkul
Lalu keduanya bersatu menjadi satu kesatuan yakni "otak dengkul"

Ide gila macam apa ini yang terlintas di kepala?
Saat merasa paling berjasa
Saat merasa paling peduli
Dan telah memberikan yang mampu diberikan

Apakah semua setimpal dengan apa yang telah orang tua berikan dan korbankan untuk dirimu?
Bersenda kakak, bergurau adik lalu menjadi senda gurau kakak beradik
Pemberian anak sebanyak apapun meskipun nyawa diberikan tak akan sanggup mengganti kebaikan dari orang tua

Semua harta anak, seluruh daging serta darah yang melekat pada anak "sejatinya" milik orang tua
Masihkah terlintas ide gila?
Menghitung-hitung pemberian kepada orang tua?

Sabtu, 13 Februari 2021

Cibiran Tak Pengaruhiku

Mereka tertawa menertawakan
Mereka berbisik saling memperbisikkan
Mengomentari lalu menganggapku setengah waras sebagai satu kepribadiaan
Sadari bukanlah lihai dan ulung sebagai sastrawan

Aku menulis kata-kata
Lalu tersusun untaian kalimat kemudian kubaca
Ini yang kubisa
Bila mereka tak berkenan maka itu urusan mereka

Sedikit egoisku
Karena hanya ingin bernadaku
Respeklah
Maka yang tercetus hanya rasa indah

Percintaan Sang Peranjang

Yang datang akan pergi
Yang pergi belum tentu kembali
Sedalam apapun mencinta perpisahan tak bisa terelakkan

Dalam mencinta walau terlihat kelam pada dunia tetapi
Di mata sang pecinta terlihat benar lagi indah juga menakjubkan

Kecapi!
Hasrati!
Gumuli!
Tubuh serasa mencandu jamahmu

Sudut Pandang Yang Berbeda

Usia beranjak
Telah beranak-pinak
Saat dahulu saling berteriak

Kukatakan pada kakak perempuan "mungkin agama kita yang berbeda"
Dia menyanggahnya
Tidak ada yang berbeda

Tetapi waktu yang menjadi bukti
Cara pikir juga bedanya naluri juga nurani
Alasan-alasan kukuh memegang dunia meskipun terpenjara hati

Dia bersedih saat ibu berkata "sok suci!"
Dia ingin menasehati adik laki-laki
Adik yang berkubang kelamnya birahi

Dia ingin merubah tetapi dia tak mau di ubah
Kerasnya hati hingga membuta pada arah
Pada jalan Tuhan yang indah

Teruntukmu karena pasanganmu hingga "mengeraskan jiwa"mu
Ingin bersama di dunia
Kecapi nikmatnya surga dunia

Keyakinan yang sama hanya sudut pandang yang berbeda
Memahami bahwa pengaruh pasangan, kegetiran juga usia merubah watak jiwa
Tak menyesali mengutuki karena kelak akan dikumpulkan dengan pilihannya

Jumat, 12 Februari 2021

Paku Bumi

Menancap
Perih bergerigi
Meneteskan airmata
Nyeri menggenang menyesak di dada
Semesta tergesa meminta
Melepaskan yang belum sempat termiliki

Berlari
Tetapi terus coba menghibur diri
Ini bukan pelarian
Karena sedang tak mau tercengkram monster nurani
Saat manusia-manusia telah berlaku baik
Maka iblis menelusupi nurani-nurani hingga tercetus "merasa yang berkebaikan secara berTuhan"

Pohonpun tumbang
Angin yang berkecamuk
Curah hujan deras tak terbendung
Kediaman ini bukan berarti ciutnya nyali
Rasa diam ini bukan berarti buta
Lambat ataupun cepat
Setiap kebusukan serta tipu daya licik yang tersirat pada jiwa akan terkuak
Bersabarlah, jiwa-jiwa yang teraniaya!

Angin puting beliung
Cukup, hentikan bila tak cinta!
Cukup, hentikan bila petualangan rasamu sekedar dusta!
Memperalat segala peka karena dirimu teramat membutuh
Kau tak peduli tentang kecintaan ini
Kau tak sekalipun berniat untuk saling menjamah kerinduan ini
Kau terjahat!
Kau terkejam
Porak-porandalah segala rasa karena tak berbalas

Jumat, 05 Februari 2021

Menghilang Setelah Bercinta

Aku lelah
Aku kalah
Aku menyerah
Pada cintamu yang membuatku nyeri tak berdarah

Menyerah saja, bumi!
Membuatmu untuk mengerti
Kamu seperti mimpi
Terasa nyata tetapi tak kunjung menghasrati

Mereka tak pernah bilang akan menyakiti
Merekapun tak pernah bilang akan melupakan lalu melukai
Tertawa bersama, berbagi kisah kehidupan kemudian bertopeng peduli
Percaya atas semua laku mereka karena selalu berprasangka baik yang terdidik pada diri

Menyelingkuhi
Menggunting dalam lipatan lalu acuhi
Penjahat yang tak mau dilabeli penjahat
Tersesat pada dunia tapi tak mau terlihat sasar, tolol dan tersesat

Miskin lalu diam
Terkadang menahan lapar hingga bermuka masam
Mereka kaya lalu berbuat sewenang-wenang
Bak anak dewa yang turun dari kahyangan

Dia menghilang setelah mengecapi rasa
Hasratku mungkin tak menggenapi kenikmatan yang membuncah pada jiwa
Lenyapku pada pertemuan setelah penantian dan kini sendiri menanti kembali
Aku kesulitan untuk menjumpaimu lagi

Selasa, 02 Februari 2021

Entahlah, Dengan Cintamu!

Sayang kamu
Entah dengan kamu!
Cinta kamu
Entah dengan kamu!

Tolong, beri petandamu
Bahwa kau inginkanku
Bahwa kau inginkan pelukanku
Bahwa kau inginkan ciumanku

Sejak lama mengikutimu
Walaupun dari kejauhanku
Tak berani menyapamu
Khawatir buat kecewamu

Hasrat berjumpa sesegera mungkin
Saat rindu masih menaungi batin
Pada malam yang dingin
Saling melengkapi hingga mewujud satu ingin

Ditolak
Serasa tersedak
Cintakupun terserak
Rindupun berkerak

Semangat, sayang!
Dirimu yang buat melayang
Diriku mabuk kepayang
Semangatku buatmu dalam lipatan rasa malang

Minggu, 31 Januari 2021

Omong Kosong Rayuan Penguatmu

Terima kasih untuk hadirmu
Walaupun memelukmu terasa sebuah ambigu
Kagumimu salah satu hal terindah bagiku
Mencintai dalam diam merupakan sejatinya rasa cinta juga rindu

Bagaimana bisa aku dengan yang lain
Sedangkan wajahmu terus menggoda terus terjalin
Kau menyuruhku mencari penggantimu
Kau ternyata telah melupakanku

Kejamnya
Saat ku masih mencinta
Kau ternyata telah temukan pengganti
Dan kau bahagia ternyata bukan dengan diri

Wajahmu yang senantiasa terpampang
Membuat jiwaku terus menerawang
Aku tak bisa dengan yang lain untuk bercinta
Karena sayangku padamu itulah cinta yang pertama

Saat ku menyebut nama "maha dewi"
Kau tak peduli
Sedikitpun kau tak cemburu
Lalu merananya diriku

Rayuanmu tak membuatku percaya
Hanya semakin tenggelamkan pada lautan duka
Takdir yang membuat kita tak bisa bersama
Haruskah mengutuk takdir pada Sang Pencipta?

Sore ini belum mandi
Masih sakit atas ucapanmu melepaskan diri
Batin terkoyak
Cintaku terselak lalu tersentak

Selamat tinggal cinta tak berbalas
Cukup aku mengemis rasa dengan sedikit memelas
Kututup tirai rasa padamu
Aku sudahi cinta walau masih cinta padamu

Akan kublokir segalanya tentangmu
Aku membencimu
Sekarang juga, pergilah menjauh!
Traumaku atas penolakan darimu tak bersauh

Aku kalah
Aku jengah
Kamu menang
Aku yang akan selalu masih sayang

Bayang Di Atas Air

Semalam satu pengalaman
Bak simalakama termenung memikirkan
Penuh gairah nikmat saling memberi hangat
Tetapi satu sisi keTuhanan serasa tersengat

Berteriak dengan kencang "dia yang dizalimi"
Pada kenyataannya dialah yang menzalimi
Berteriak dengan lantang "dia yang selalu dipersulit untuk kebutuhannya pada semua masalah"
Bak tak miliki cermin karena kenyataannya dialah yang selalu mempersulit semua urusan manusia serta tak mau kalah

Serasa ingin menjelma menjadi badut lalu berbagi canda serta tawa 
Sembunyikan tangis dalam kepura-puraan bahagia
Melihat dia yang begitu keji
Dia yang bertingkah seolah lupa mati

Hari ini bercuaca terasa dingin
Tak sekalipun terbersit menumpuk materi dunia juga banyaknya rasa ingin
Tak pernah ingin menjadi terang bak bintang
Hanya ingin menjadi orang baik dan melihat semua dari belakang

Dia yang bertingkah arogansi
Dia yang bayangannya terpantul di atas air sedang tertawa dan menari
Dia yang berlaku sewenang-wenang
Dan itulah yang menjadi pembeda diri ini dengan sang bayang

Selasa, 26 Januari 2021

Langit Tanpamu

Semoga langit bisa membahagiakanmu
Dinginnya malam karena sejak sore hari hujan tak kunjung reda
Bangkis tak berhenti  terletup dari mulutku
Aku kedinginan dan membutuhkan pelukan hangat antara raga dan raga

Langit yang tak butuh peyangga ataupun tiang
Kisah cinta bak sebuah drama penuh permainan
Merinduku satu belaian untuk berkasih sayang
Tetapi betapa terkejutnya ternyata khayalan berbanding terbalik dengan kenyataan

Langit terapung tampaklah indah
Sungguh diriku malam ini inginkan
Padamu sudahi dan aku menyerah
Rasaku untukmu menanti seutas kedatangan

Senin, 25 Januari 2021

Perjalanan Menuju Kamis

Kamis itu tak mudah
Begitu banyak ringkih yang kurasakan
Rasa capai mendaki guna menaklukan hari menuju kamis
Selasa juga Rabu yang terasa terjal
Hanya satu hari yakni Kamis
Tetapi perjalanan menujunya melalui hari-hari yang penuh perjuangan

Sungguh tak mudah

Tak mengetahui siapakah yang menjadi orang tak baiknya
Karena manusia-manusia berhati kotor sangat pintar bicara bersilat lidah
Penuh pesolek diri padahal nurani tak pernah berhias kebaikan
Begitu manis serta lucu saat terlelap tidur
Begitu arogan serta buas saat terbangun dari tidur

Sungguh tak mudah

Dingin, entahlah! 
Malam ini seperti apa
Membutuhku pada kehangatan
Tetapi dirimu yang enggan untuk menghangatkan
Kutunggu sejak hari sabtu dan minggu
Ingin sekali bertemu
Tetapi dirimu yang enggan untuk bertemu
Katamu "tanggal 25 Januari 2021 sangat perlu"
Kecewanya ragaku saat berpikir mungkin kau telah dengan yang lain memagut rindu

Sungguh Tak mudah

Kenapa dengan dirimu?
Ujarmu sangat ingini
Lalu kau berubah haluan
Secepat kilat kau tak ingin
Dustamu pada rasa ingin
Seperti tak ada keberanian
Seperti penuh ragu
Seperti memang tak mau
Jangan-jangan keinginanmu hanya palsu belaka

Sungguh tak mudah

Perjalanan menuju hari Kamis
Bayangmu mengejar bertahun-tahun
Menjadi candu yang tak mudah untuk memadu

Selasa, 19 Januari 2021

Tak Mudah Jadi Penjahat

Ingin seperti penjahat
Maui kamu pada malam-malam yang pekat
Pintu yang tertutup rapat
Maaf, sedang kangen

Kematian yang datangnya mendadak serta tiba-tiba
Mati yang tak memandang bulu
Bila saatnya tiba tak seorangpun bisa sembunyi ataupun menangguhkannya
Masihkah ingin seperti penjahat?
Bila mencintaimu hal yang terlarang
Maka kubingkai saja rasa ini
Dan kupandangi rekat-rekat semua foto tentangmu

Kau terindah
Kau termegah

Kangen tapi sulit untuk berpeluk

Senin, 18 Januari 2021

Tak Usah Beri Jawaban

Telah mencapai ujung
Tentang akhir sebuah rasa sakit yang menggunung
Yang tercinta mencintai orang lain
Lukaku terdalam menohok nan nyeri membatin

Tak bisa mendengar suaramu
Tapi pergipun ku tak mampu
Mencoba memahami meyakini bahwa kau tak sayangiku
Tetapi semakin yakini hal itu semakin melukaiku

Tak usah beri jawaban
Atau berikan jawaban
Ach, entahlah membuat nurani berperang
Serba gamang denganmu sekarang

Dekat
Tetapi tak dekat
Jauh
Tetapi tak jauh

Harus berapa lama lagi?
Agar kubisa mencium bibirmu dan memeluki?
Luka tapi tak berdarah
Menanti kau agar memahami cintaku lalu melangkah searah

Minggu, 17 Januari 2021

Maafkan

Maafkan, jika melukai
Maafkan, jika menyakiti
Maafkan, jika membuat nyeri
Segala kataku telah membuatmu sakit hati

Bila kejujuran malah berujung saling diam diri
Maka biarlah mengemas malam minggu ini
Kembali sendiri
Ratusan malam minggu telah terlewati
Tanpa satupun saling merasai

Pagi ini
Mencoba mencermati
Setelah malam minggu duduk sendiri
Seuntai kalimat darimu bak menggubris diri

Kau tegaskan seolah jangan ganggui
Kau tegaskan bila terus mendekati
Maka luapan amarahmu tak akan bisa dibendung lagi
Dan aku mengerti

Aku tak berhak memaksa siapapun untuk mencintai
Karena cinta datangnya dari hati
Tetapi
Siapapun juga tak berhak menahan kecintaanku kepada yang kucintai

Meski....
Tiada balas pada diri
Maafkan tentang mencintai
Hingga kata-katamu terhapus lalu terkunci

Sabtu, 16 Januari 2021

Sadarlah, Duhai Jiwa!

Sadarlah, jiwa!
Dia tidak mencintai hanya sekedar kesepian belaka
Dan kebetulan diri ini ada
Saat diri terlena tetapi dia menganggapnya lucu lalu tertawa

Sadarlah, jiwa!
Untuk bertemupun segudang alasan diajukannya
Meminta fotopun bukan main susahnya
Dia sedang sendiri tapi kelak saat dia di gandrungi dunia maka melupa

Sadarlah, jiwa!
Goncangkan raga
Dia masih sama
Tiada yang berubah padanya

Sadarlah, jiwa!
Pergi dan lupakan pada tak terbalas rasa
Menantiku teramat lama
Agar dia menerima rasa lalu bercinta

Diakui ataupun tidak terakui jiwa
Pemenangnya untuk yang berpenampilan bak pesohor lagi berharta
Menyisihkan para pelaku kebaikan pada jiwa
Kebaikan yang tak terlihat bahkan terkadang luput dari pandangan mata

Sadarlah, jiwa!
Dia tak mencinta

Berdua Denganku Saja

Kau tulis "lebih baik sendiri" harimu
Mengapa kau tulis hal seperti itu?

Kau tak merasakan perihnya aku menantimu
Dalam sabar sendiri merajut sebuah rindu

Datanglah segera padaku
Rebahkan segala gundah pada hatimu

Peluklah diriku
Pada ruang saling mencoba mengasihi hingga hilang rasa jemu

Dirinya Hanya Bercanda

Begitu berat
Serasa berkarat
Menyayangi tetapi
Tak disayangi

Rapuh
Melepuh
Jungkir balik membuat dia agar mencinta
Tetapi dan hanya tetapi dia tak bergeming lalu kirimkan tawa

Kesedihan yang terus beranak-pinak
Hatiku yang berantakan bak penuh semak lagi beronak
Ingininya
Memeluk, mengecup, bercanda lalu bercinta

Mengetahui bahwa dirinya tak layak dimiliki
Begitu sempurna dirinya dalam bentuk raga juga materi
Aku sekedar orang biasa
Sejak dulu hanya mengikutinya dengan membawa cinta yang sederhana

Sebuah rahasia
Rasa yang semakin membuat debar gila
Dirinya hanya bercanda
Tak sekalipun hendak memberi rasa

Jumat, 15 Januari 2021

Malam Ini Menginginkamu

Malam ini aku kedinginan
Malam ini aku menginginkan
Mungkin sebuah pelukan
Atau nanti ada sebuah bonus tambahan
Sedikit ciuman
Lalu seutas kecupan
Mendamba satu pertemuan
Berdua denganmu bukan sebatas impian
Jatuh cinta karena hati telah ditambatkan

Telah lelah mengutarakan
Karena telah bermilyar kali aku mengatakan
Bahwa dirimu satu makhluk kesayangan
Tetapi kau terus menertawakan
Gambar-gambar emosi di media sosial kau sematkan
Seolah kerinduan
Seolah kecintaan
Semua perasaan
Kau anggap sebuah guyonan

Agar kau mengetahui tentang diriku yang merindukan
Sejak dulu dan tak mau menjadi sebatas kenangan
Karena malam ini teramat sangat menginginkan

Sebuah perjumpaan
Untuk pergumulan
Melumat dalam birahi percintaan

Akupun Ingin Di Mengerti

Apa lagi?
Saat sedang mencintai sendirian

Katamu, akan padaku
Katamu, akan bertemu

Nyatamu, hanya dustamu
Saat selesaimu pada tugasmu
Kecewaku

Sorot matanya mengingatkanku pada kenangan di masa itu
Saat saling memacu rindu
Dengan desah saling memacu

Ketahuilah!
Aku tak pernah sekalipun ingin menjadi bintang yang paling bersinar
Tetapi mengapa setiap bertemu selalu kau membicarakan hal yang sama?
Bukannya aku muak tetapi seolah kau tak pernah peka akan perasaanku
Hanya basa-basi saja saat kau ucapkan "syukurlah jikalau sehat-sehat saja!"

Ragaku sehat!
Tetapi pikiran serta batinku penuh persoalan
Tak pernah membaca untuk hatiku
Bukannya diriku ingin di mengerti olehmu
Bertahun-tahun seperti kata anak perempuanmu "aku berkelana!"
Betapa hancur hatiku saat masih saja tersisih dari beberapa persoalan karena silaumu pada materi

Minggu, 10 Januari 2021

Beriku Pilihan Yang Lain

Jangan menilai bahwa diriku tak tersiksa
Sungguh bila mengikuti nafsuku maka ingin menjauhi
Saat ini tak punya rencana-rencana ajaib
Tetapi aku tak punya pilihan
Pilihanku terbatas
Terkekang pada jeruji keterikatan
Dan itu menyiksaku

Beruntung miliki keluarga sebagai penguat juga penopang
Keluarga yang menyemangati dan berbagi inspirasi
Saat pergi lalu berujar bahwa inspirasi indah mengerubungi

Aku hanya berdialog sendiri
Menguatkan sendiri
Beri aku pilihan yang layak
Maka tak segan menjauhi seperti yang lain

Iblisnya Manusia

Aku ingin bahagia
Tapi dia begitu
Hanya berjalan begini
Lalu yang dilakukan begitu dan begini saja
Pelitnya bukan kepalang
Dia ingin yang terbaik tetapi tak mau membayar layak
Gilakah otaknya?
Dimanakah mengeyam pertarungan kehidupannya?

Kualitas terbaik akan didapatkan dengan imbalan yang layak
Mengeruk uang dengan cara bak orang gila
Menghimpun uang bak kesetanan
Segala cara dilakukan
Bahkan dengan merampas hak orang lain

Aku ingin bahagia
Dia begitu lalu begini
Dia iblis berbaju manusia

Cinta Yang Tetap Sama

Aku sepertinya sudah lupa pada wajahmu
Tetapi rasa cintaku padamu seperti tak pernah hilang
Mencintai tak selamanya akan menjadi
Terkadang meskipun mencintai akan tak bisa memiliki
Kusadar akan hal itu

Mencintaimu itu bagiku terasa sangat manis

Aku cinta kamu
Seperti aku mencintai es krim

Aku cinta kamu
Seperti aku mencintai coklat

Aku cinta kamu
Seperti aku mencintai bumbu kacang

Saat mengingatmu kini masih terasa debar pada dada
Walau tak sekencang saat dahulu menyatakan suka kepadamu

Entahlah, seperti apa kini rupamu
Berjumpapun tak pernah
Hanya melihatmu dari sebuah layar

Mencintaimu walau tak berbalas rasa tak pernah kusesali
Mencintaimu begitu indah

Jangan pernah tanyakan apakah kini cintaku padamu masih ada?

Karena sungguh tak bisa mengingat paras elokmu
Tetapi rasa cintaku tak pernah berubah padamu

Serangan Negara Api

Saat negara api menyerang
Semua tatanan rusak terbakar
Semua ikatan terputus terburai

Negara api miliki misi juga visi tersendiri
Misi dan visi terlihat penuh egois
Bak selebritis
Haus perhatian
Dahaga penghormatan

Negara api meskipun kehausan tak serta-merta meneguk air
Ketakutan pada padamnya kedigdayaan semunya

Dunia yang tertawa palsu tapi negara api menyukainya
Merengkuh para penjilat terulung
Menjauhi para pengingat keTuhanan

Negara api yang membenci air
Saat negara api menyerang
Api dan air tak bisa bersatu
Tetap berdirilah di garis Tuhan

Jatuh Cinta Pada Tuhan

Aku suka kamu
Suka kamu sedari dulu
Ingin memadu
Saling beradu
Punahi gejolak rindu
Tanpa candu
Tanpa ragu
Saling hasrati secara berkalbu

Serasa kehilangan sebelah badan
Terbaik teman
Berbagi nasehat sesama kawan
Jika harus menangis maka terlakukan
Tersenyum hanya untuk menyembunyikan
Perih menggerogoti kehilangan
Apa yang harus kulakukan?

Wanita itu mungkin kurang minum air susu ibu saat bayi
Hingga pintarnya yang ingin terlihat ke dunia malah kedunguan yang kentara
Bukan salah ibu mengandung
Bukan salah bapak yang mereproduksi sang anak

Wanita itu yang keterlaluan angkuhnya
Hingga semua inginnya harus menjadi kehendak dunia
Pemaksaan kehendak
Dari wanita yang mungkin kurang minum air susu ibu

Tiada cinta
Tak mengenal wataknya lagi
Cinta yang perlahan sirna
Ibu bapak masih mencinta
Karena bagaimanapun kondisinya, anak tetaplah anak di mata orang tua

Jatuh cinta saja pada Tuhan bukan pada dunia

Kamis, 07 Januari 2021

Gerombolan Tak Tahu Malu

Tak tahu malu
Berjalan seperti biasa
Lewatiku seperti tak terjadi apa-apa
Jahat sekali!

Alibi yang terus digelontorkan
Bersembunyi pada baju-baju agama
Bersembunyi pada kalimat-kalimat nasehat keTuhanan
Kenyataannya keruh hati
Buta nurani
Tak berperasaan

Manusia-manusia yang sama dalam bersolek
Polos berdusta
Lugu berbohong
Mengagungkan dunia yang sementara

Pencuri!
Penindas!

Dan aku berada di sekeliling hal ini
Manusia-manusia tak tahu malu
Bertopeng kebajikan