Berpura teman
Padahal menikam
Berpura dewasa
Padahal berperilaku bak cicak putih bak intel bak seorang mata-mata
Menikah tak menjadikannya bijaksana
Ada kebutuhan hidup yang menganga
Tak segan mendorong rekan seperjuangan ke dasar jurang
Muka bengis dan hati penuh iri terpancar dari raut muka seseorang
Mulut dibungkam
Langkah dikunci
Perbedaan cara pandang dikucilkan
Pejuang keadilan dihempaskan ke dasar lembah
Diam
Ingin teriak tetapi mulut terbelenggu
Ingin melawan tetapi hidung bertemali bak kerbau pembajak
Mengumpat
Membenci kesewenang-wenangan ini
Nurani yang tak bisa terjamah meski badan tersetubuhi racun pemaksaan
Percaya ada hidup setelah kematian
Hidup abadi yang akan segalanya dipertanggung jawabkan
Siap ataupun tidak siap pasti datangnya kematian
Saat itu mulut membisu tak lagi penuh perkataan
Seluruh panca indera badan akan menjadi persaksian
Jantung berdegup kencang saat ini untuk membayangkan
Dedosa yang terlakukan
Ada tangis yang tertahan
Baikkah hidup yang dijalankan?
Ataukah topeng-topeng kebaikan yang dikenakan?
Di dunia haus pada manusia untuk pujian serta pengakuan
Merasa bersih dari kesalahan
Kelak tak akan bisa mengelakkan
Saat seluruh panca indera sejujurnya akan mengatakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar