Semua boleh sakit asal jangan ibu
Bila ibu sakit maka dunia nanti berhenti lalu mati serta pilu
Kukira kau rumah
Ternyata kau hanya tempatku singgah
Kukira kau penentram hati
Tetapi nyatanya dijauhi bahkan dibenci
Hidup yang digurat tak bisa diterka
Kehidupan hanya bisa berencana
Gugup gegap gempita
Ah, sudahlah hadapi dengan jiwa besar serta lapang dada
Malam ini ingin bersetubuh
Saling bertukar peluh
Berpelukan lalu silih berganti mengaduh
Keterlaluan sang birahi yang sedang tinggi membaluti tubuh
Berantakan jiwa
Hingga kelu untuk membaca
Tak bisa meraba
Apakah keadaanku yang sedang risau tak bernada?
Ataukah kamu yang berperilaku bak anjing-anjing yang gemar menipu daya?
Dipeluk luka
Dikuatkan oleh dewasa
Kemudian tersenyum untuk berpura bahagia
Kesedihan yang merona
Mata nan berkaca-kaca
Ada dinding tebal meski tampak luar terlihat gembira
Hati nan teriris duka
Kebiadaban karena ulah para pemilih sanjungan-sanjungan dunia
Bertahanlah jiwa!
Karena ada kemudahan setelah kesulitan yang menganga
Bugil bersama
Telanjang ditata
Tak tahu malu sekali anda
Berbusana namun terlihat tak miliki aroma empati simpati rasa peka
Binatang sekali, duhai anda!
Lalu sekonyong-konyong rindu ibu
Jangan menangis lagi ibu
Tabahkanlah hati untuk dunia yang penuh tipu
Karena yang tampak pada mata tak selamanya bersinar