Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari: Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari : Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Senin, 31 Mei 2021

BBP (Badut Butuh Penghiburan)

Kangen
Dan hanya ditertawakan
Rindu
Dan hanya di balas dengan kata iya
Saat badut sedang bersedih kepada siapa harus minta bantuan?
Badutpun ingin tertawa, setidaknya tersenyum
Bisakah menerka ada apa di balik wajah ceria sang badut?

Hiburlah sang badut!
Badutpun butuh penghiburan
Dunia yang telah menandai badut tak pernah bermurung durja
Saat bedak terhapus dari wajah maka butiran kepedihan menetes di matanya
Badut yang bukan badut lagi saat melepas atribut kebadutannya

Tikamlah kerinduan ini
Tahanlah tangis kala sedang di pentas
Sibukan diri hingga sesaat lupa pada rindu yang membuat sedih meradang
Badut menangis di pojok ruang tanpa orang

Sepi
Senyap
Badut yang tetap di cap selalu penuh tawa
Badut butuh penghiburan

Jumat, 28 Mei 2021

Setidaknya Rasa

Rindu lidahmu kala menelusupi sisi-sisi kenikmatan
Rindu saat berdiri lalu berjongkok menikmati kerinduan
Rindu berbaring yang tak kesampaian
Rindu yang belum tersempurnakan

Tak mengapa tak bisa bersama
Karena ada Tuhan yang harus kita puja
Setidaknya sempat melihatmu walaupun diam-diam sembari menahan suara
Setidaknya masih mengikuti segala bentuk aktifitasmu di dunia maya

Setidaknya izinkan mengecupmu
Setidaknya izinkan menjadi rahasia hatimu
Setidaknya, iya hanya setidaknya karena hanya itu yang masih mampu
Setidaknya selipkan rasaku sedikit saja di hatimu

Kamis, 27 Mei 2021

Ia Tanpa Cerita

Ia yang membuatku mengenal rasa
Ia yang menjelajahi tiap sisi raga
Meski tak sempurna
Keterbatasan ruang serta waktu yang ada
ingin kembali jumpa
Ia yang terlihat penuh sibuk dalam bekerja
Mengerti bila ia tak berkabar cerita
Bila kelelahan menjelma
Ulangi saja sebuah sesi bercinta
Pelan, mengaduh nikmat memaguti rasa

Saat sedang bercinta
Mungkin hanya rintihan nikmat yang ada
Sedikit desah lalu ucapan terima kasih dalam suara
Tiada sair dalam kata
Saat bercinta
Hanya ingin saling memberi nikmatnya rasa
Dalam suara atau tidak bersuara

Rabu, 26 Mei 2021

Imajinasi Ingin

Mati rasa
Setelah bertemu denganmu tak menggubris lagi ke yang lain
Meskipun kumencari tetapi masih berharap dapat bercinta lagi denganmu
Pada debar
Banjir keringat

Kali ini kita lakukan dengan benar
Aku yang telah mati rasa dengan yang lain
Kau telah ajariku bercinta
Dan indah

Jangan tanyakan siapa itu
Kau yang menjauh
Kau yang tak kunjung peka
Merapuh pada imajinasi

Pulang dari sini
Berharap bersamamu di sisi
Kesibukanmu membuatku harus mengerti
Semangatlah atau butuh rasa hangat kembali?

Minggu, 23 Mei 2021

Cintaku Baru Terbit

Terbitku baru sesaat
Tapi kesombongan meraja bak emas berkarat
Tak malukah pada senja?
Yang telah terlebih dahulu ada

Terkejut katamu ruang itu tanpa keramaian
Sesaat tiba penuh hura-hura pada ruang yang dijanjikan
Tak terbayangkan saat berdua sekonyong-konyong ada manusia
Inginkan pertemuan kembali pada ruang luas tak bermata

Karena percintaan dahulu serasa terburu-buru
Kenikmatan bertukar rasa yang terkendala ruang dan waktu
Adakah kesempatan kembali bagiku kecapi setiap senti mesra tubuhmu?
Ataukah kata-kata ini tak terdengar olehmu sebagai hasrat sebuah rindu

Cintaku baru saja terbit tak bersekat
Ingin kembali mematuki hasrat
Dari pagi hingga senja
Hingga melenguh terpuaskan hingga lemas, tertawa dan bahagia

Menakjubkan Setiap Hisapan

Ingin disedot seperti waktu kecil
Saat hidung tersumbat oleh ibu tersayang
Ingin ditepuk-tepuk pantat
Saat tidurku menggemaskan bersama yang menemaniku

Rindu sedotan itu
Rindu tepukan dan remasan itu
Berhalusinasi 
Kini hanya berimajinasi

Terima kasih dan sedikit lagi lega
Hampir lega
Andai ruang luas tak bertepi
Ingin lakukan secara perlahan dan menikmati

Pengalaman yang indah tak tersengat
Bersamamu walaupun dalam ruang kecil lalu bermandi keringat
Adakah kesempatan bagimu untuk datangi rumahku?
Kita lakukan secara benar kenikmatan dalam penghasratan waktu itu

Kau begitu mengajariku dalam bercinta
Rengkuhanmu, sentuhanmu memberikan rasa surga
Maluku bila mengatakan ingin melakukan kembali
Karena mungkin diriku sekedar persinggahan bagimu di hati

Tiap sentuhan dan tepukan pada pantat
Tiap hisapan pada sekujur rasa yang tersirat
Begitu menawan dan menakjubkan
Menikmati pada setiap gerak yang kau berikan

Jumat, 21 Mei 2021

Sedikit Cemburu Bila Kita Bercinta

Tiada kecemburuan
Semua telah pada tempatnya terukur oleh Tuhan
Tak hendak menggugat yang telah terberi
Tuhan tak pernah salah karena Maha Pemberi

Maafkan aku cinta
Bila aku banyak meminta
Bila aku terlalu memaksa
Inilah aku dengan seluruh padamu membawa perasaan juga rasa

Menunggu esok seperti yang telah dijanjikan
Gemetar bercampur senang bilamana menjadi sebuah kenyataan
Pada ruang, dalam sepi senyap berdua merengkuh kenikmatan
Semoga tak terburu-buru karena ingin benar-benar menikmati setiap sentuhan

Tak mau menjadi perjumpaan terakhir
Karena mengenalmu telah membuatku menjadi satir
Ingini perjumpaan yang lainnya
Lebih mendalam lagi dalam berasmara

Kamis, 20 Mei 2021

Mencari Ketenangan Batin

Tidur malam yang kepayahan
Bahagia yang pelik ditemukan
Terus-menerus "begadang" setiap malam
Merasa ada ketenangan pada malam daripada pagi nan suram

Seperti kelelawar
Tidur terlelap pada pagi hindari manusia-manusia bernurani gahar
Seolah hilang kepercayaan kepada indahnya pagi
Berjalanpun bak mayat hidup yang tak berhati

Begitu banyak kepentingan yang di salah gunakan
Tak tenang padahal telah melakukan kebaikan
Berkebaikan tetapi tetap merasa ketakutan
Kejahatan-kejahatan yang terus-menerus memburu kebaikan

Pertikaian juga pertentangan difasilitasi manusia-manusia yang mengaku menjunjung hak asasi manusia
Keadilan yang timpang juga memihak bagi segelintir kaum di dunia
Sekali lagi dipertontonkan saat pembunuh nyawa ribuan merasa tersakiti padahal mereka yang menyakiti
Nilai-nilai kebaikan yang coba dikamuflase pada hari nan pagi

Sesungguhnya tak pernah membenci akan pagi
Di pagi hari begitu banyak topeng nurani 
Manusia-manusia licik mengatur siasat di malam yang hening
Dunia telah tua dan haruskah kehilangan rasa "eling"?

Rabu, 19 Mei 2021

Aku Ingin Cumbuimu

Ingin segera ketemu
Redakan sisi-sisi ruang rindu
Tapi tak mungkin denganmu
Ini sekedar halu
Kau telah miliki pasanganmu

Tiap subuh selalu 
Ada yang bergerak menagih cumbu
Dan tak kuasa dapatkanmu
Budak cintaku
Padamu
Hasratimu

Janjimu
Tahun depan untuk bertemu
Selama 1 tahun menunggu
Aku harus bagaimana tanpamu?
Tak bisakah dipercepat sang waktu?

Entahlah, hanya ingin membuat pesona padamu
Ingin menunjukkan betapa besar mendambamu
Dalam kata menulisku untukmu

Tak sanggup bayangkan dia dalam pelukanmu
Tetapi sadar diri yang biasa saja dalam menyayangimu
Kumiliki hanya rasa yang bergenderang bertalu

Maaf, atas kata-kataku
Menerima menjadi satu bayanganmu
Karena tak mau merusak hubunganmu

Minggu, 16 Mei 2021

Transaksi BerkeTuhanan

Sholat merupakan pembeda dengan umat yang lain
Puasa, berderma semua tuntunan agama relatif sama dengan yang yang lain
Lalu semuanya mendekatkan diri pada surgakah?
Semua orang pasti ke surga kecuali yang tak mau memasukinya

Tuhan menyukai amalan kebaikan yang kontinyu dan tak pernah putus walaupun kecil
Maka tetaplah jadi orang baik walaupun tak selalu dipandang baik manusia

Hakikatnya semua kebaikan yang dilakukan semata-mata karena Tuhan
Kita berkebaikan sedang bertransaksi dengan Tuhan tidak dengan dunia

Angkuh, congkak
Busungkan dada karena merasa paling berharga

Jijik melihat arogansi meskipun berpakaian agamis
Najis!

Jubah agama untuk tutupi bobroknya hati
Lincahnya kata untuk tutupi kelamnya nurani

Kecubung Bercinta

Aku tak bisa berikanmu bahagia
Selamat hari raya
Selamat liburan dengan ceria
Walau tak bisa bersentuhan raga

Mencintai tak harus bersama
Jika tanpa belaianku kau bahagia
Maka aku bisa apa?
Tak bisa memaksa

Datanglah ke sini
Dalam ruang saling berbagi
Pada belai untuk saling menghasrati
Dengan hati atau tanpa hati

Menikmati setiap perjalanan
Untuk sebuah pertemuan
Bayangkan melenguh indah dalam kenikmatan
Menantimu walau entah hingga kapan

Hanya akan terpakai beberapa jam saja
Untuk apa?
Memesan yang akan terbuang percuma
Di sini saja
Kita berdua saling berduskusi dengan rasa

Berat hati karena aku yang belum bisa
Ketakutan menjelma
Membawa ke area publik dirimu untuk bercinta
Walau dari pagi hingga petang, aku belum terbiasa

Bayangkan saja indahnya
Nanti kuberikan pengganti sewa kamar padamu beradu rasa
Dalam debar dada
Ingin sekali memeluk cinta

Sebuah Tirani Kecintaan

Apapun yang terjadi tetaplah bernafas keTuhanan
Berhati-hatilah saat cinta dunia memenuhi hati maka ketakutan pada hari akhir akan memudar dan lenyap

Mereka bicara semaunya
Mereka beropini seenaknya
Mereka merasa yang berkuasa
Mereka merasa yang hidupi tempat telah lama
Mereka merasa paling pintar
Meskipun pada kenyataannya mereka bertentangan dengan Tuhan juga Nabi

Mungkin mereka hendak memisahkan urusan dunia dengan urusan keagamaan

Saat nafsu dunia membelenggu jiwa
Takut pada Tuhan menjadi senyap

Jumat, 14 Mei 2021

Mihrab Perwalian Sedarah

Seharusnya kau merasakan saat wanitamu tersakiti
Bila para wanita di bawah walimu tersakiti
Bagaimana denganmu bereaksi?
Bertopeng agamakah untuk menyembunyikan cacatnya laku diri?

Para munafik
Memanut Diri seraya mempercantik
Lebih perhatian kepada penilaian dunia
Berkomplot erat dengan pemufakatan bersama sang ahli neraka

Vagina juga penis beradu
Tanpa restu
Berpura bak tiada yang terjadi
Jahanam sekali

Galau Hati Di 1 Syawal 1442 Hijriah

Tertawa
Bersendawa
Menari bahagia
Memamerkan kelapangan harta

1 syawal 1442 hijriah serasa gamang
Hanya bisa mengelus dada, berdoa karena iman yang masih kurang
Saudara seiman di Palestina berjuang
Teraniaya oleh penjajahan yang tak mengenal waktu siang

Maafkan untuk rasaku di 1 syawal tahun ini
Berantakan hati
Memikirkan Palestina dengan ketimpangan yang terjadi
Batin terkoyak lalu dilema harus bahagia atau bersedih hati?

Rabu, 12 Mei 2021

Sedihpun Menguras Energi

Aku mencintaimu
Tetapi kau tak menerima
Aneh anggapanmu
Lalu kau beri tanda tertawa

Aku bisa apa?
Saat kumencinta sedangkan kau tidak
Ingin pergi tapi terasa berat
Terlanjur melepaskan jangkar dan tertambat

Apapun jerawat wajahmu
Berapapun berat badanmu
Kecintaanku padamu tak akan pernah tergeser
Walaupun balasan cintamu tak "bersender"

Satu-persatu pergi
Dirimu, kabarmu, sedikit pedulimu
Meskipun tak ingin kau menjauh
Tetapi kau telah muak atas cintaku

Cintaku yang tak pernah terjamah olehmu
Indahnya dahulu saat kabar darimu selalu terlihat
Kini berbincangpun tak pernah
Kata cinta untukmu yang terkata tak pernah kusesali

Lelah
Menyerah
Aku cinta tapi tak mau terus begini
Mencintai sendiri

Minggu, 09 Mei 2021

Potretmu Sebuah Peredam

Hanya rindu untuk berduaan
Kemudian terdiam saling berpelukan

Maafkan,
Jika rasaku menjadi ancaman serta gangguan

Hanya ingin damai sesaat berdua bersama
Menyentuh rasa dalam hangatnya cinta

Biarlah, jika tak mau
Kureka wajahmu 
Hingga reda ini rindu
Meredam sejenak kasih yang selalu

Tiada cintamu
Terus menaruh harapan padamu
Sulit untuk mendapatkanmi
Tak mendapatkan potretmu
Dirimu yang sibuk hingga tak ada waktu untuk memotret wajahmu

Haruskah pergi?
Haruskah berpura-pura tak peduli?
Hancur di hati
Kumenunggu kau tak menepi

Tak bosan melihat potretmu
Kau kirim wajahmu
Kau memotret keindahanmu
Terpesonaku sedikit memangkas geliat rindu

Sedalam apapun kumencinta
Kau kukuh menangkisnya
Lalu aku bisa apa?
Berharap pada waktupun entah sampai berapa lama

Potretmu pereda kecintaanku yang belum ringkih dalam pelukan hasrat

Jumat, 07 Mei 2021

Kecintaanku Tak Tersentuhinya

Aku jatuh cinta
Pada setiap cuaca
Entahlah, ada apa dengan jiwa
Selalu begitu setiap kali melihat dia

Selalu ada getar terasa
Rona bahagia menyeruak di dada
Dan anehnya dia senyatanya tiada
Tetapi aku melihatnya pada sebuah layar kaca

Gila!
Jatuh cinta kepada satu hal yang tak ada
Dia tak pernah tahu tentang diriku yang mencinta
Aku mendambanya tapi dia tak akan pernah merasa

Cintaku mengelupas rasaku
Cintaku menikam hatiku
Hanya berani melihat indah dia lalu menguntitku
Sampai kapanpun tak hendak menyatakan cintaku

Tak mau kehilangan dia
Meskipun tahu tak akan pernah bisa bersama
Seperti jatuh cinta pada udara
Rasa yang ada tapi tak berpeluk antar raga

Kamis, 06 Mei 2021

Anti Mainstream

Tetap mengayuh meskipun letih
Teramat perih
Begitulah kehidupan
Begitulah perasaan

Mau kue kemasan kaleng
Mau baju untuk beribadah pada Tuhan
Tetapi kemasan itu tak tampak kemasan kaleng berkue
Tak pula menjinjing baju baru
Kemasan itu hanya benar-benar berisi kue jajanan rekreasi

Sudahlah, jaman telah berganti
Nikmati lalu syukuri yang terhampar
Tiada sia-sia atas apapun yang terjadi

Karena indah tak harus putih
Bukan rasis
Tak selamanya kemewahan berbentuk pada kulit yang putih

Telah bertemu begitu banyak warna kulit
Kesalahan bukan terletak pada warna kulit
Tetapi ketololan ada pada tingkah laku juga nurani kesintingan

Apapun warna kulitnya
Bila tolol telah menjerat otak
Maka warna kulit apapun akan terlihat gila

Rabu, 05 Mei 2021

Bernafaslah Meskipun Tersakiti

Sekarang siapa sesungguhnya yang miskin?
Telah dipertunjukkan bahwa yang tampak oleh mata hanya hiasan

Menumpuk harta dengan cara batil
Lihatlah, suatu hari kelak
Bila tidak di bumi maka celakalah di hadapan Tuhan

Betapa kejinya saat menyuapi anak-anak dari rezeki nan curang
Betapa gersangnya saat membusungkan dada seraya berkacak pinggang memamerkan perbendaharaan harta dari jalan kelicikan

Menipu, suka beradu argumen lalu bersembunyi serta-merta menyalahkan orang juga teknologi
Tandusnya nurani
Kasihan sekali saat sekeluarga mengalir darah menjadi daging dari rezeki kesetanan

Jangan jadi pembenci walaupun telah tersakiti

Tetaplah bernafas
Hingga kematian menjemput dengan tiba-tiba
Tiada yang luput dari malaikat izroil
Ajal yang tak pernah tahu kapan datangnya

Bernafaslah!
Jangan lupa itu