Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari: Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari : Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Selasa, 30 Juni 2020

Dilematis Cemburuku

Siapapun yang mendekatimu aku cemburu
Sebegitu besarnya memilikimu
Sebegitu inginnya untuk memeluk tubuhmu
Dapatkah aku merasakan sedikit sentuhanmu?

Burung-burung menyambar buruannya
Para buruan berlari tunggang-langgang tanpa kacak pinggang
Terkadang sembunyi hingga para burung lenyap dari pandangan

Burungku dalam sangkar
Burungmu terbang bebas pada cakrawala
Burung-burung yang berbeda rasa
Terkalah!
Burungku atau burungmu yang berbahagia menikmati kehidupan?

Ach, tak tahulah
Apakah ini cemburu ataukah terlalu marah
Melihat dirimu digoda oleh para burung di atas cakrawala
Dalam sangkar melihatmu berbahagia

Cemburuku melihat kau bahagia bersama burung itu

Cemburu atas kebahagiaan yang kucinta
Haruskah kucemburu?

Senin, 29 Juni 2020

Pengendali Tipu Daya Dunia

Bersuka saat pujian dunia melekat di badan
Seolah menjadi raja serta ratu dunia
Memajang dengan manja semua pengakuan dan penghormatan

Pintar sekali bersilat lidah seolah kata sedang dipermainkan

Manusia dan dunia yang bisa di tipu
Tuhanlah Pemilik Semesta
Tuhanlah Penguasa hati

Menjadi pembesar dengan mengkerdilkan
Menjadi hartawan dengan merompak
Menjadi pemuka iman dengan menistakan
Menjadi manusia berpengaruh dengan memaksakan pendapat ketidak berTuhanan

Lalu di manakah nurani serta akal sehat?

Ternyata nurani dan akal sehat telah tergadaikan untuk tipu daya dunia
Sebuah tipu daya dunia yang tali kekangnya dikendalikan para setan

Tak boleh Sukai Kisahmu

Menyukai setiap perjalanan kehidupanmu
Menyukai setiap cerita kisahmu
Dirimu melarang untuk memberi tanda suka dan terkesan pada ceritamu
Lalu untuk apa kau ceritakan?
Lalu untuk apa kau bagikan kisahmu?
Jika sikapku untuk cerita kehidupanmu tak diperbolehkan
Bukankah sikapku milikku sendiri?
Apapun rasanya
Setiap manusia miliki ceritanya sendiri
Semua rasa bercampur pada gentong kehidupan
Semua bumbu kehidupan maka berikan waktu dan sikap terbaik untuk menikmatinya
Tertawalah bila harus tertawa
Menangislah bila harus menangis
Lalu bangkitlah!
Lalu semangatlah!
Lalu berTuhanlah!
Karena hanya iman dan semangat diri yang melekati badan
Hanya itu saja

Sabtu, 27 Juni 2020

Permainan Hati

Ciluk ba!
Kapan kamu tiba?
Menantimu berdebar di dada
Ingin segera bercinta

Sekarang malam minggu
Menunggu
Dirimu
Masih sekedar "halu"
Sebuah janji bertemu
Darimu

Ingin lekas berganti
Sabtu malam berubah hari
Malam yang masih sendiri
Setia menanti
Percuma saja dirimu tak kunjungi
Esok pagi
Lekaslah tiba menyingkapi
Malam ini
Yang kehilangan sosok diri
Dirimu entah sedang bersama siapa malam ini

Jumat, 26 Juni 2020

Ach!

Seriuskah?
Bercandakah?
Kau telah membuatku percaya pada cintamu
Kau telah melambungkan harapan pada sebuah pertemuan

Tetapi kau datang
Tetapi kau menghilang
Lalu begitu seterusnya

Mengapa seperti mempermainkan perasaan?

Bila memang terasa kasih juga sayang
Lekaslah datang!
Kita bergumul hasrat dalam ruang
Dari pagi, siang
Hingga petang
Bila malam menjelang
Maka kurela kau pulang
Karena sadar tak mungkin selamanya bersamamu sang bintang

Ach!

Kamis, 25 Juni 2020

Masih Belum Cinta

Bila mereka jatuh cinta
Bila mereka telah rindu
Bila mereka telah sayang
Dan bahkan bila setiap malam memimpikan
Semua tentang diriku
Akan tetapi bila diriku tak merasa pada atas segala perasaan maka dunia bisa apa?
Aku yang tak jatuh cinta
Aku yang tak merindu
Aku yang tak menyayang
Aku yang tak memimpikan
Semua tentang mereka
Namun begitulah kasih sayang
Dan seperti itulah sebuah perasaan berjalan
Satu cinta dan satu tidak cinta
Ataupun bisa sebaliknya
Dan beruntungnya perasaan bilamana keduanya saling cinta
Perasaan tak bisa dipaksakan
Tetapi walau bagaimanapun aku berterima kasih untuk semua rasa dari mereka
Dan jika mereka ingin sebuah pelukan maka akan kuberikan
Mungkin cintaku akan berubah
Karena hati manusia terkadang bisa berubah

Dia Ada Seperti Tak Ada

Kangen
Cinta
Tapi dia tak bicara
Tapi dia mungkin pura-pura
Atau dia memang tak pernah suka
Dia yang tak menyuka bicara
Dia yang tak menyuka menyapa
Mungkinkah dia tak cinta?
Tak berani lagi menegur
Sepertinya dia terganggu
Maaf
Terima kasih
Kata yang sederhana tetapi tak mudah terucapkan
Seperti kata cinta
Seperti kata rindu
Khawatir dia tak menerima lalu menghilang dan pergi
Sebenarnya ingin bertemu
Berdua dalam buai
Terlena mencukupi hasrat lalu bercinta

Lupa Mati

Kematian yang begitu dekat terkadang lupa
Ajal yang selalu mengintai terkadang lalai
Nyawa yang bisa tiba-tiba lepas dari badan terkadang abai
Selalu merasa hidup di dunia selamanya
Cinta dunia melebihi segalanya
Memamerkan semua pencapaian dunia
Mempertontonkan amalan ibadah yang entah apa maksudnya
Karena bisikan hawa nafsu memanifulatif manfaat keburukan seolah kebaikan
Menipu serta memperdaya manusia sampai tak ingat pada kematian
Kekuasaan yang didekap erat-erat
Kekayaan yang disayang lekat-lekat
Bertindak seolah-olah akan hidup di dunia selamanya
Tak pahamkah bila malaikat pencabut nyawa sedang mengintai
Kekuasaan serta kekayaan yang tak pernah dibawa mati
Tertawa terbahak
Sedikit sekali menangis karena menyesali dosa-dosa
Atau memang tak peduli?
Atau memang tak percaya ada kehidupan abadi?
Atau memang tak percaya Tuhan?
Atau memang dungu sehingga lupa pada kematian?

Rabu, 24 Juni 2020

Bergetar Hingga Ke Sendi Lutut

Terjebak
Terperangkap
Begitulah otak coba berhalusinasi

Kecewa
Mengingkari
Begitulah nafsu sesat terus membujuki

Saat agama hanya di jadikan senda gurau
Topeng yang dikenakan tanpa dilakukan oleh hati
Lupa bahwa ada pertanggung jawaban setelah kematian

Semua manusia akan di mintai oleh Tuhan atas perilakunya di atas bumi
Tuhan tak bisa disuap
Tuhan tak mengenal "sebuah memo bak titipan penguasa"

Tuhan Maha Adil
Setiap laku luruskanlah
Setiap laku rendah hatilah
Ada makna pada setiap perjalanan

Selasa, 23 Juni 2020

2 Sisi KeTuhanan

Semenjak kejadian itu senyumpun menjadi palsu
Haruskah berbohong saat tersenyum?
Haruskah berbohong saat berkata?
Dan haruskah berbohong saat berhati?
Mengapa tak menjadi diri sendiri
Walau badai tak pernah berhenti menerpa selama nyawa masih di badan
Tegarlah!
Kokohlah!
Menangislah!
Tertawalah
Tetapi jangan sampai memakai topeng kebaikan
Setiap manusia miliki emosi
Tunjukkan emosi terbaik secara elegan
Tak layak kejadian-kejadian merendahkan sisi manusia
Manusia sejati itu yang memperlakukan manusia secara manusia
Bila belum mengerti tentang kemanusiaan
Tanyakan pada nurani
BerTuhankah atau tanpa Tuhan dalam menjalani kehidupan ini?

Rindu Padanya

Hari ini kangen
Ada kerinduan yang tak mudah terucapkan padanya
Rindu pada sosoknya
Rindu pada senyumnya
Rindu pada kilau manis warna kulitnya
Di manakah kini?
Telah lama tak berjumpa
Hanya sebait doa terucap padanya
Hari ini kangen
Pernahkah dirinya merindukan juga?
Merindukannya membuat sembab airmata yang tertahan
Merindukannya membuat debar jantung tak beraturan
Merindukannya membuat perasaan serta otak memikirkan penuh was-was padanya
Apakah dirinya selalu dalam kondisi terbaik dan sehat mengayomi tubuhnya?
Menyapa tak kuasa
Khawatir dirinya tak menerima lalu pergi menghilang
Hanya ini yang bisa
Menyebut dirinya pada doa saat terbersit rasa rindu padanya
Menanti dan entah sampai kapan
Dirinya menyatu menjadi "kita"

Senin, 22 Juni 2020

Tak Semua Menyukai

Menepi saja
Karena sudah terlalu lelah
Biarkan mereka terus berkicau bicara
Fokus menjadi lebih baik dan acuhkan semua yang tak berfaedah

Tak pernah menyesali yang telah terjadi
Selalu ada nilai juga hikmah dari setiap peristiwa
Tak mau menjadi pengikut ataupun menyetujui segala yang mereka maui
Capek berdebat bila terus pendapat mereka yang terus memaksa

Memaafkan
Tapi tak melupakan
Menanti kehidupan setelah kematian
Marilah di hadapan Tuhan kelak bersama mencari keadilan

Bukan berarti guru senantiasa menggurui
Bukan berarti pejabat senantiasa harus didengarkan
Bila salah jangan memojokkan lalu memutar balikkan kenyataan yang terjadi
Bila benar maka berbesar hatilah mau mendengarkan

Dunia
Hanya sekedar senda gurau semata
Tak mau lagi terus-menerus bercanda
Marilah saling menanti saat tak lagi berarti lihainya mengolah kata

Minggu, 21 Juni 2020

Jatuh Cintakah Padaku?

Takut jatuh cinta padamu
Takut pada cinta ini
Apakah kau juga merasakan cinta?
Jangan lakukan tetapi senang saat dilakukan
Kapan kau datang?
Genapi hasrat bercinta yang berserakan

Haruskah kupergi?
Haruskah berlalu dan "berusaha" melupakanmu?
Terlanjur hati menambatkan padamu
Kurasa telah cinta padamu
Di sadari ataupun tidak pesonamu telah melukis di hatiku
Walaupun sejumlah potretmu kau hanguskan dan kau sembunyikan

Iya, aku jatuh cinta padamu
Iya, aku ingin berdua memadu asmara bersamamu

Tetapi aku takut
Takut kau tak jatuh cinta padaku

Ilmu Dan Iman

Kaum terdidik
Ilmu yang telah merantai nilai kemanusiaan
Merasa lebih hebat dari ras yang lain

Sinis pada warna kulit
Sinis pada bentuk tubuh
Sinis pada iman yang dipuja

Jaman yang demikian maju
Tetapi otak juga hati masih terkurung tempurung kelapa

Masih berotak penuh rasis
Tidak memihak pada rasa baik

Genosida yang terselubung
Bersembunyi di balik nilai-nilai kemanusiaan dan demokrasi

Menjajah dengan berargumen penuh tipu daya

Manusia terdidik yang rapuh
Saat ilmu tak di iringi dengan iman

Terkuaknya Sebuah Topeng

Bangga menjadi anak dari yang tak mengakui Tuhan

Bilamana orang tua salah maka tak mengikuti perilaku yang salah

Belajar dari Ibrahim yang berbeda pandangan dengan sang ayah
Belajar dari Nuh yang berpisah dengan istri juga anak lelakinya
Belajar dari Luth yang tak sejalan dengan istrinya

Bukankah banyak kisah yang dapat di jadikan pembelajaran
Kisah-kisah untuk para pemikir dan para peiman

Atau telah terserabutkah otak, nurani serta iman mereka?
Hingga terburai bak usus juga darah kepercayaan pada Sang Pencipta?

Pendiri Bangsa Dan Tuhan Nusantara

Mereka bak gerombolan perusak
Otak yang menjadi kompor
Hati yang tak bersujud
Tak pernah tulus menghargai para pendiri bangsa
Saat kuasa pada genggaman bersorak ingin menggoyangkan dasar negara

Menetes airmata
Sembab pada dada
Semudah itu mereka bersembunyi selama ini
Topeng kepatuhan yang terpasang terbuka sekarang

Tetes keringat juga darah para pendiri bangsa mempersatukan nusantara
Tetapi sekarang mereka ingin merombak hasil mufakat yang disetujui ayah-ayah mereka dahulu
Jas merah terbakar
Jangan melupakan sejarah tetapi mereka selama ini memang hanya sedang bersembunyi saja

Anak-anak yang patuhkah mereka?
Atau mereka bak segerombolan anak-anak yang sedang bermain di taman bermain?

Kedok yang mulai tersirat
Argumen-argumen yang merasa benar sendiri

Pantaskah sebuah bangsa tak menghormati para pendiri bangsa?
Pantaskah sebuah bangsa tak menghormati Tuhan pencipta nusantara?

Makhluk Mempesona

Jika saya pendosa
Lalu kamu siapa?
Seorang malaikatkah dirimu?

Berlariku sembari bubuhi sinyal peduli padamu
Mengendapku lalu tanda hati terpatri padamu
Tetapi sungguh dirimu tak kunjung merasa

Dosakah rasaku?
Bila diriku berdosa
Lalu mengapa dirimu terlalu mempesona?

Malaikatkah dirimu?
Rumahmu mungkin bukan di bumi tetapi di atas bumi

Cintaku padamu menembus langit
Tetapi dirimu menganggap gurauan
Dan itu teramat menyesakkan

Berlariku seorang sendiri
Karena cinta telah berubah menjadi penguasa hati dan sombong
Cinta yang terus memaksa ingin diperhatikan serta ingin dipedulikan

Lantas di manakah kecintaan pada Sang Pencipta?

Karena dirimu hanya sekedar makhluk dan sama sepertiku

Kamis, 18 Juni 2020

Janjimu Dustamu

Kenapa kau kecewakan aku, sayang?
Setelah berharap dengan melalui puluhan hari
Seolah kau lupa
Padahal dahulu kau yang berjanji
Lalu kau pula yang mengingkari
Diriku miliki perasaan

Kau seperti gila
Janji yang kau sematkan menasbihkan kegilaanmu
Ingin kehidupanmu baik tetapi kau perlakukan diriku seperti ini
Aku yang terkatung-katung menunggu tanpa kepastian
Tanggal yang kau janjikan hanyalah bualan semata

Telah lelah
Telah malas

Bila ingin di hargai maka penuhi janji yang telah terucap sebisa mungkin

Respekku padamu perlahan memudar

Selasa, 16 Juni 2020

Pendusta Rasa

Di anggap sebagai teman olehmu

Lalu semalam kau ingin menjadi kekasihku hanya canda gurauan saja
Keterlaluan!

Kau mempermainkan sebuah perasaan

Mungkin juga potret yang kau kirimkan bohong
Mungkin semua perkataanmu palsu

Aku yang terbawa perasaan
Rayuanmu meluluh lantahkan hatiku

Semalam kau tuliskan kata cinta
Tetapi siang ini kau seolah lupa
Lalu di bagian mana kuharus percayaimu?

Aku yang terlalu berharap padamu

Tak usah minta maaf
Karena cinta tak pernah salah

Mengapa kau bohong?

Pendusta rasa yang kerap membohongi perasaan

Dirimu Surgaku

Saling mengingatkan untuk kebaikan
Saling menjaga diri pada keburukan
Sungguh jaman yang semakin kelam
Tak mudah berjalan untuk berTuhan
Ada lelah saat setan menjadi pemberat pada hati dan panca indera
Kau tak lelah atas rasa jengahku
Dirimu jalan surgaku
Berjanjilah
Bila kau tak melihatku
Saat sedang kau tersenyum
Di dalam surga Sang Esa
Panggil aku!
Cari aku!
Katakan bahwa kita berdua teman pengingat dalam kebaikan

Senin, 15 Juni 2020

Dirimu Mawarku

Aku prioritaskanmu
Aku terpukau pada dirimu

Dan benar
Kau bagai duri di bunga mawar

Indah pesona pada helai-helai bunganya
Tetapi melukai saat memegang tangkainya

Kau bak setangkai bunga mawar itu

Dirimu yang kini beranjak
Pengalaman hidup yang menempamu
Maafkan diriku yang masih memuja dan mengharapkanmu
Karena tak mudah untuk tepiskan segala memori saat bersama

Tangisku sekarang
Tawaku dahulu

Berbahagialah sang mawar
Melihat senyummu sudah cukup bagiku

Berterima Kasih Pada Hantu

Setiap kejadian pasti membawa pelajaran
Setiap inci peristiwa yang telah dijalani tak pernah menyesali
Bilamana tak baik maka belajar untuk lebih baik lagi dengan tak ulangi kebodohan tersebut
Bilamana telah baik maka tetap belajar untuk lebih baik lagi
Kasat mata untuk berterima kasih
Seperti hantu
Seperti "benda" astral
Tetapi ini sebuah keyakinan
Pada sebuah keyakinan tiada yang cacat
Bila sering memuja dedemit bahkan menghadirkan sesaji
Maka masihkah tak sudi berterima kasih pada pencipta hantu?
Semua hadir juga segala rasa telah terberikan
Masihkah menafikan itu semua pada Sang Maha?
Hantupun menyebarkan teror
Perkataan baik terlegitimasi menghujat oleh para hantu
Tiba-tiba bermunculan "hantu-hantu" yang keberadaannya ditutupi oleh tuhan
tuhan yang panik
Para hantu terus tusukkan fitnah meneror dan membabi buta
Lantas haruskah patuh juga tunduk lalu berterima kasih pada hantu serta tuhan hantu?
Atau tetap teguh mengimani pada keyakinan yang tak pernah cacat?

Sabtu, 13 Juni 2020

Klikbait

Sampah!
Tak beretika!
Tak miliki tanggung jawab sosial!
Demi meraup uang segala jalan dilakukan

Barbar!
Egois!
Rasanya banyak umpatan tak menghalangi kegiatan
Malahan semua hujatan dijadikan tameng meraup simpati dan kejayaan
Tak sekalipun cibiran dijadikan instropeksi diri

Sebuah sindikat
Sekumpulan cukong berongkang-ongkang kaki
Terus memajang peristiwa-peristiwa tipu daya demi empati juga popularitas
Berpikir bahwa semua otak serta hati bisa dijejali "paham tanpa tuhan"

Peraturan-peraturan aneh ditandatangani tanpa pernah dibaca
Menuding yang dituding bila acap kali disalahkan

Iuran-iuran bak siluman tiba-tiba bermunculan ke permukaan
Seperti telah kehabisan amunisi
Lalu kejam bahkan tega "memerah" seluruh negeri

Pajangan-pajangan tak bernalar
Gambar-gambar tak bernurani
Pungutan yang menukik naik
Pungutan yang ditarik semaunya saja
Tanpa pernah berpikir dan berperikemanusiaan
Hanya bekerja tanpa logika dan tanpa hati

Busuknya hati tercermin pada laku juga ucapan

Klikbaitnya sungguh teramat sampah

Jumat, 12 Juni 2020

Diskusi Balik Dinding

Saat pemuka kuasa berdalil mengajak diskusi
Saat acuan pikirannya yang tak memihak rakyat
Saat acuan pikirannya hanya menyenangkan kaum kerabatnya

Mengajak diskusi kepada pemuka ilmu
Diskusi dengan pintu tertutup rapat
Diskusi mesumkah?

Saat membahas hidup rakyat
Pantaskah diskusi mesum berdua?
Saat ajakan diskusi dilempar ke muka publik

Diskusi balik dinding
Bersembunyi di balik kata-kata

Tidak Sengaja

Mereka tidak sengaja bangun jam 4.30 pagi
Mereka tidak sengaja menaiki motor dengan atribut pembalap
Mereka tidak sengaja menunggunya selepas beribadah pagi
Mereka tidak sengaja membawa cairan berbahaya

Dan mereka tidak sengaja menyiramkan cairan ke wajah seseorang yang sudah ditargetkan

Gila sekali ketidak sengajaan ini
Gila sekali pemaksaan kedunguan ini

Di negara yang jaraknya ratusan milyar bintang dari bumi
Semua anekdot ketidak sengajaan yang membuat dungu mereka-mereka yang berkerah putih

Menonton di bumi siaran penuh lelucon memuakkan pledoi yang dikemukakan oleh mereka yang berkerah putih

Satelit telah menyiarkan sebuah tayangan dari negara yang jaraknya jauh dari bumi

Seharusnya ini menjadi sebuah film bukan peristiwa pada lembaga negara di antah berantah

Ketidak sengajaan yang memaksa untuk pengkerdilan penalaran

Kamis, 11 Juni 2020

Menggauli Sahabat

Melihat pemandangan dari atas yang jauh lebih indah
Meniti dahan-dahan
Menjejakkan kaki secara hati-hati juga perlahan

Janji seorang sahabat
Sahabat yang tak pernah ingkar janji

Psikis yang ada fobia pada ketinggian
Berusaha tak pedulikan pada kekhawatiran tersebut
Bersama sahabat ingin melihat cakrawala yang teramat indah

Sahabat terbaik akan selalu menambah nilai keTuhanan pada diri
Dan menemukannya pada saat ini

Mencintai serta menyayangi
Merindukan teramat mendamba kehangatan
Tetapi jarak yang membentang
Seolah menjadi jembatan nan curam
Hanya bisa melihat semua pesonanya dari jauh

Menjaga dalam doa
Memeluk pada mimpi

Damailah!
Bahagialah!

Menggauli sahabat yang membawa menuju meningkatnya rasa iman

Rabu, 10 Juni 2020

Menanti Waktu Penghakiman Luka

Menganga
Terluka
Dan membiarkan luka tanpa tertutupi
Luka yang terbiarkan terbuka
Lalu dimanakah sebuah logika?
Saat sebuah cinta menutupi nurani juga akal
Saat sebuah cinta dunia menjadi suatu kebutuhan menafikan Tuhan
Kenali dari kenyataan sebenarnya
Jangan kenali dari kata-katanya yang penuh ambigu
Tiada yang akan luput dari Tuhan
Tidak semua manusia menyukaiku
Dan alasan logis bila tidak terkata di bumi
Maka akan kutunggu kelak saat hidup setelah mati
Mari saling mengadu pada Maha Hakim Paling Adil
Cinta
Tapi tak dicinta
Terlalu bertempat jauh
Bila menggunung rindu pelik untuk bertemu
Banyak yang mengantri untuk cintanya
Dan mungkin diriku tak berada dalam hitungannya
Mengerti sekali bilamana diriku hanya mencintaimu dalam angan dan bayang
Menanggalkan segala bentuk pemujaan pada dunia
Sebentuk cinta karena mempercayai teramat maha pada Sang Pencipta
Kematian yang tak berupa dan merupakan sebuah kepastian
Masihkah mengejawantah segala kesombongan-kesombongan?
Menyebut yang tercinta nun jauh pada raga dalam doa-doa
Tak mau lagi beradu drama seolah-olah semuanya baik-baik saja
Nikmatilah semua bentuk pilihan
Karena dunia merupakan panggung sandiwara
Tunggulah!
Atas nama perih juga nila setitik yang merusak susu sebenggala
Di hadapan Tuhan mengadu luka nan perih tanpa ada yang disembunyikan
Mari menunggu bila saatnya tiba

Kamis, 04 Juni 2020

Minta Uang Pada Raja Langit

"Kapal terbang!
Minta uang"

Celoteh anak kecil
Teriak bocah sambil melihat langit
Entahlah, apa maksudnya
Tetapi teriakannya membuat senyum simpul

Sepagi ini
Deru mesin pesawat terbang di angkasa
Bocah senang melihat satu fenomena
Baginya melihat benda yang terbang merupakan keajaiban terbesar

Tetaplah berteriak "kapal terbang, minta uang"
Ada makna dari setiap peristiwa

Pertemanan Kamuflasemu

Pertemanan bersamamu seharusnya saling menguatkan
Walau terkadang ada emosi tetapi ikatan jiwa haruslah lebih kencang

Mengapa menggunting dalam lipatan?
Mengapa memukul dari belakang?
Mengapa berdusta mengambil dagangan dan belum membayar?
Mengapa kau lakukan itu?

Apakah kau teman yang mendukung kesuksesan seorang teman?
Atau kau hanya seorang pendusta dalam hubungan pertemanan?

Tak sedikitpun menyesal mengenalmu
Tetapi ada jarak kini karena tabiatmu
Merasa selalu menjadi yang terdepan

Pertemanan yang kamuflase bagimu

Rabu, 03 Juni 2020

Lirih Berbisik

Bersabarlah, jiwa-jiwa petualang yang dahaga akan kasih sayang
Berjuanglah dengan memakai Tuhan!
Karena hanya itu yang masih tersisa
Karena hanya itu yang masih bisa dilakukan

Kehidupan tak pernah mudah
Tetapi jangan menyerah

Bersabarlah!
Bersyukurlah!
Bagi seorang peiman tiada yang salah dengan takdir Tuhan

Berkalung ujian maka bersabar
Terrantai digdaya maka bersyukur

Bersabar dan bersyukur jadikan 2 keping yang tak terpisah

Tenanglah!
Lirih dalam lelah
Lirih dalam bisik

Waktu Sebuah Nafas

Waktu merupakan nafas yang tak akan kembali
Maka bernafaslah dengan berTuhan
Bilamana telah bersinar
Jangan busungkan dada lalu arogan
Karena mataharipun bila senja tiba rela untuk terbenam

Kehidupan tak pernah mudah
Tapi jangan mengeluh dan menyerah
Berjiwa besar walau sekali lagi tak pernah mudah

Dunia hanya mengenal sebatas kenal
Tetapi dunia sungguh tak pahami tentang kehidupan yang dijalani

Ada perih
Lalu nyeri
Terkadang luka
Bertanya
Apakah tawa bahagia yang terusung ini penuh ketulusan?

Waktu ibarat nyawa
Nyawa yang tak pernah bisa diulang

Hakikat Berteman

Seorang teman
Menawariku rokok
Kutampik

Seorang teman
Mempersilahkan 1 sloki minuman beralkohol
Kumenolak

Seorang teman
Memberikan linting narkotika
Kupergi dan berlalu

Seorang teman
Menganjurkan untuk meminjam uang dengan berbunga
Kumenggeleng

Bingung
Apakah masih bisa disebut teman bila mengajak kepada hal-hal yang merusak?

Kamu!
Iya, kamu
Teman macam apa kamu?

Secangkir Susu

Secangkir susu
Tanpa campuran madu
Berteman makanan ringan nan sahdu
Menunggu
Merindu
Padamu
Tetapi dirimu yang mungkin sedang jemu
Alasan-alasan ketidak datanganmu
Mungkin memang kau tak inginiku
Kau yang tak mau sepanjang minggu
Alasan yang tak masuk akal bagiku
Mungkin kau telah miliki kecintaan yang baru
Karena seolah kau tak keluar selera saat bersamaku

Masih dengan secangkir susu
Lelah padamu
Capek dengan semua penjelasanmu
Kemauanmu
Alasanmu
Berbanding terbalik dengan bercintaku

Rayuanmu
Yang tertulis untukku
Bak sebuah hal yang palsu

Secangkir susu
Walau dingin tetapi redakan hasratku

Menyikapi Pendapat

Percakapan yang sedikit mengganggu
Selepas senja menjelang malam
Bincang-bincang tentang visi kehidupan
Mengartikan kehidupan menurut versi otak masing-masing
Menyikapi kondisi persoalan lalu menuntaskannya dengan pikiran masing-masing

Tajam
Menghentak jiwa
Jatuh ke perdebatan
Perdebatan yang disukai setan
Kedewasaan yang tak diukur dengan status pernikahan

Lalu ingin secepatnya mengakhiri perbincangan
Karena khawatir pada pendapat yang tak sehaluan mengakibatkan percekcokan

Diskusi itu bukan memaksakan pendapat
Diskusi itu menghormati lalu respek pada pendapat walaupun berbeda

Bilamana pendapat berbeda bila memang masuk akal dan benar maka terimalah

Belajarlah rendah hati
Belajarlah menerima perbedaan
Belajarlah dengan aneka pendapat

Karena waktulah yang akan menjawab
Dewasalah dalam menyikapi pendapat
Bukan terus-menerus memaksakan pendapat lalu bersikap seolah yang paling benar

Senin, 01 Juni 2020

Intimidasi Rasa

Cukuplah jelas orang tua sebagai pemberi tak berpamrih

Terpasung oleh materi lalu mengiba mencari pendukung
Najis terlihat
Walaupun jubah agama terpancang
Tak seharusnya memasung dengan pamrih

Berkelit
Tersenyum
Mengencangkan status-status dunia yang sekedar tipu daya

Tak mau bermain dengan drama penuh sandiwara
Dunia yang sedang dipermainkan
Mengintimidasi rasa kepada penerima materi dunia

Silahkan berbuat sesuka hati pada dunia
Sedang menunggu kehidupan setelah mati
Mampukah mengintimidasi rasa pada Tuhan?

Memahami dengan jelas bahwa orang tua memberi tak berpamrih

Pengadilan Tuhan

Masih terasa nyeri
Perih masih juga terasa
Waktu belum sepenuhnya menghapus luka
Sesak sungguh terasa pengap
Mencoba berdamai dengan amarah
Kemarahan yang masih juga belum mereda
Sebenarnya sudah letih
Tetapi firasat jiwa berbisik "belum seutuhnya selesai"

Kelelahan
Tetapi masih mencoba bertahan
Sebuah bentuk pengorbanan
Bagi mereka terhadir kebahagiaan
Kesedihan
Kedukaan
Semoga ini setimpal untuk kehidupan kelak di akhirat

Karena sungguh apapun alasan mereka untuk bahagia menanti Tuhan dalam sebuah pengadilan