Walau perih inilah yang terjadi
Bermainlah dengan semua temanmu
Dirimu yang terbaik
Dirimu yang terindah
Dirimu tersempurna
Pilihan ini terbaik bagi kita
Tuhan yang menjadi Penjaga
Tak mau buatmu ikuti semua salah
Tak mau buatmu terbawa arus setan
Pergilah
Menjauhlah
Sebelum kasih juga sayang menjadi benih dalam jiwa
"Hanya Kelembutan dengan bahasa kejujuran terdalam mampu menyibak relung-relung hati yang terkunci oleh gelap gulitanya perjalanan sakral kehidupan"
Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Minggu, 24 Januari 2016
Sabtu, 23 Januari 2016
Duniapun Memberontak
Dan duniapun terbalik
Saat kubilang "cinta", mereka bilang "tidak"
Saat kubilang "tidak", mereka ramai-ramai katakan "cinta"
Bau yang membuat muntah pada mulut
Bualan-bualan tipuan diberondongkan laksana senapan bermesin
Hilang dan hampir tersesat menuju ke jalan cahaya putih
Lilitan-lilitan semakin menekan kencang pada tubuh
Hampir mati karena tak bisa bergerak dan tak bisa bernafas
Nada-nada Tuhan mengalun pelan mulai terdengar
Seretan langkah-langkah menuju tempat pemujaan
Tiada dupa ataupun sesembahan benda
Apalagi memuja tuhan yang berwujud pada benda-benda
Duniapun memberontak
Dunia yang telah menjadi senjata iblis-iblis
Dunia yang seakan tak mau kehilangan para pemuja dunia
Memuja dunia yang penuh nafsu sahwat sesat
Dan tak mau menjadi budak itu
Akupun memberontak
Aku yang menjauhi dunia
Makan saja semua tipu daya itu
Tuhan, kepada-Mu aku berserah
Saat kubilang "cinta", mereka bilang "tidak"
Saat kubilang "tidak", mereka ramai-ramai katakan "cinta"
Bau yang membuat muntah pada mulut
Bualan-bualan tipuan diberondongkan laksana senapan bermesin
Hilang dan hampir tersesat menuju ke jalan cahaya putih
Lilitan-lilitan semakin menekan kencang pada tubuh
Hampir mati karena tak bisa bergerak dan tak bisa bernafas
Nada-nada Tuhan mengalun pelan mulai terdengar
Seretan langkah-langkah menuju tempat pemujaan
Tiada dupa ataupun sesembahan benda
Apalagi memuja tuhan yang berwujud pada benda-benda
Duniapun memberontak
Dunia yang telah menjadi senjata iblis-iblis
Dunia yang seakan tak mau kehilangan para pemuja dunia
Memuja dunia yang penuh nafsu sahwat sesat
Dan tak mau menjadi budak itu
Akupun memberontak
Aku yang menjauhi dunia
Makan saja semua tipu daya itu
Tuhan, kepada-Mu aku berserah
Jumat, 22 Januari 2016
Sungguh Harapkannya
Tuhan,
Ku cinta ia
Sungguh
Saat ini hanya bisa menunggu dan menunggu
Bicarapun tak ada keberanian
Mendekatlah lalu dekap saja tubuh ini
Tuhan,
Ku rindu ia
Sungguh
Malam ini semakin larut tapi resah tanpa bincang
Saat aku yang mulai bicara dan ia hanya menjawab cepat
Jawaban yang tak mengartikan cinta kasih ia padaku
Tuhan,
Hujamkanlah namaku pada cinta ia
Dan segeralah ia katakan cinta lalu regut hasratku
Ku cinta ia
Sungguh
Saat ini hanya bisa menunggu dan menunggu
Bicarapun tak ada keberanian
Mendekatlah lalu dekap saja tubuh ini
Tuhan,
Ku rindu ia
Sungguh
Malam ini semakin larut tapi resah tanpa bincang
Saat aku yang mulai bicara dan ia hanya menjawab cepat
Jawaban yang tak mengartikan cinta kasih ia padaku
Tuhan,
Hujamkanlah namaku pada cinta ia
Dan segeralah ia katakan cinta lalu regut hasratku
Kamis, 21 Januari 2016
Cerita Mereka
Menulis dan hanya menulis saja
Semua cerita yang terbaca
Dan kesulitan untuk membaca cerita sendiri
Karena cerita diri hampir tiada yang menarik untuk dibagikan
Mencari cerita dari mereka yang selalu berpetualang
Mencari cerita dari mereka yang selalu membaginya
Dan hanya menulis saja sudah cukup bagi diri
Diri ini serasa bahagia bila sudah menuangkan segala ide
Berjalanlah lalu jalani kehidupan dengan seksama
Lalu memperhatikan dan menulis dalam sebentuk bait
Sepertinya sudah lelah karena cerita-cerita hidup yang hampir sama
Cerita hidup yang hanya ada dua sisi
Suka dan duka
Semua cerita yang terbaca
Dan kesulitan untuk membaca cerita sendiri
Karena cerita diri hampir tiada yang menarik untuk dibagikan
Mencari cerita dari mereka yang selalu berpetualang
Mencari cerita dari mereka yang selalu membaginya
Dan hanya menulis saja sudah cukup bagi diri
Diri ini serasa bahagia bila sudah menuangkan segala ide
Berjalanlah lalu jalani kehidupan dengan seksama
Lalu memperhatikan dan menulis dalam sebentuk bait
Sepertinya sudah lelah karena cerita-cerita hidup yang hampir sama
Cerita hidup yang hanya ada dua sisi
Suka dan duka
Satu Rasa
Selalu saja dan masih seperti itu
Berlari berkejaran dengan sekilat rasa
Bertingkah dan berlagak seperti tak tahu kemana arah menuju
Ada hati resah saat memuja Tuhan
Gemetar seluruh jiwa
Berontak dalam dada seolah amarah meletup-letup
Sepertinya tak layak untuk ditulis rasa ini
Rasa yang sama sekali sulit untuk didapatkan
Dan rasa-rasa yang membuat menangis
Rasa berTuhan
Dekatkanlah
Rangkulilah
Agar tak terjebak dalam berbagai rasa dunia yang sesat
Berlari berkejaran dengan sekilat rasa
Bertingkah dan berlagak seperti tak tahu kemana arah menuju
Ada hati resah saat memuja Tuhan
Gemetar seluruh jiwa
Berontak dalam dada seolah amarah meletup-letup
Sepertinya tak layak untuk ditulis rasa ini
Rasa yang sama sekali sulit untuk didapatkan
Dan rasa-rasa yang membuat menangis
Rasa berTuhan
Dekatkanlah
Rangkulilah
Agar tak terjebak dalam berbagai rasa dunia yang sesat
Minggu, 17 Januari 2016
Ada Sembunyi
Amarah yang coba disembunyikan
Nyawa pada badan tak lantas mau ditukarkan
Gembira bila dirimu hadir dalam barisan pemujaan
Getir terasa bila dirimu tak sujud dalam ruang penyembahan
Ada api dalam dada yang coba tidak dimunculkan
Sapukan warna-warna pada langit
Asmara ini hanya untuk dirasakan tapi penuh belit
Paksa dirimu merindu hanya membuat luka juga sakit
Ujarmu "mengusirku dalam kasih di balik pintu yang berderit"
Takut jiwa padamu lalu melangkah sembari berjinjit
Rasakan saja sendiri jika Tuhan telah terlilit
Aku tak mau berharap maka lebih baik sembunyi walau terasa pahit
Nyawa pada badan tak lantas mau ditukarkan
Gembira bila dirimu hadir dalam barisan pemujaan
Getir terasa bila dirimu tak sujud dalam ruang penyembahan
Ada api dalam dada yang coba tidak dimunculkan
Sapukan warna-warna pada langit
Asmara ini hanya untuk dirasakan tapi penuh belit
Paksa dirimu merindu hanya membuat luka juga sakit
Ujarmu "mengusirku dalam kasih di balik pintu yang berderit"
Takut jiwa padamu lalu melangkah sembari berjinjit
Rasakan saja sendiri jika Tuhan telah terlilit
Aku tak mau berharap maka lebih baik sembunyi walau terasa pahit
Sajak Bukan Aku
Bawakan sebanyak mungkin para pecinta
Hadirkan di depan mataku para pemuas nafsu
Semuanya akan kugagahi dengan sempurna
Semuanya akan berteriak penuh kepuasan
Dan aku yang tak pernah puas
Jangan pernah ganggu aku dengan canda-canda pelecehanmu
Belaian juga tatapan cintamu itu
Kau pikir aku juga mauimu
Enyahlah, kau
Dan aku yang tak pernah puas
Perkataanmu rasis
Tuduhanmu seperti cermin bagimu
Kau mengakui bahwa kau melakukannya pada wanita itu
Kau jalang dan binatang bertopeng
Dan aku yang tak pernah puas
Kau katakan ingin menghajarku
Kau pikir kau seorang petinju dan petarung?
Aku menyerah saja karena tak mau kotori tanganku dengan darah pecundangmu
Kau pikir anak istrimu tak akan sedih bila kau bertarung?
Dan aku yang tak pernah puas
Kau sebenarnya aku
Dan aku meninggalkan semua kata-kataku di atas
Aku yang tak pernah ada dalam sajak ini
Hadirkan di depan mataku para pemuas nafsu
Semuanya akan kugagahi dengan sempurna
Semuanya akan berteriak penuh kepuasan
Dan aku yang tak pernah puas
Jangan pernah ganggu aku dengan canda-canda pelecehanmu
Belaian juga tatapan cintamu itu
Kau pikir aku juga mauimu
Enyahlah, kau
Dan aku yang tak pernah puas
Perkataanmu rasis
Tuduhanmu seperti cermin bagimu
Kau mengakui bahwa kau melakukannya pada wanita itu
Kau jalang dan binatang bertopeng
Dan aku yang tak pernah puas
Kau katakan ingin menghajarku
Kau pikir kau seorang petinju dan petarung?
Aku menyerah saja karena tak mau kotori tanganku dengan darah pecundangmu
Kau pikir anak istrimu tak akan sedih bila kau bertarung?
Dan aku yang tak pernah puas
Kau sebenarnya aku
Dan aku meninggalkan semua kata-kataku di atas
Aku yang tak pernah ada dalam sajak ini
Bila Kata Menjadi
Bila kata-kata yang terlontar dari mulut
Lalu semua kata berubah menjadi nyata
Lalu apa yang terjadi pada dunia?
Keserakahan, kedengkian, kesombongan lalu kehancuran
Kata "anjing" lalu menjadilah anjing-anjing
Kata "monyet" lalu menjadilah monyet-monyet
Kata "babi" lalu menjadilah babi-babi
Kata "bajingan" lalu menjadilah para bajingan
Para bajingan yang terus merusak bumi atas nama persamaan hak asasi manusia
Santunlah karena agama ajarkan itu
Agama yang di bawa ini seharusnya membawa ke jalan terang
Bila kata menjadi maka ucapkanlah semua kata yang baik
Lalu semua kata berubah menjadi nyata
Lalu apa yang terjadi pada dunia?
Keserakahan, kedengkian, kesombongan lalu kehancuran
Kata "anjing" lalu menjadilah anjing-anjing
Kata "monyet" lalu menjadilah monyet-monyet
Kata "babi" lalu menjadilah babi-babi
Kata "bajingan" lalu menjadilah para bajingan
Para bajingan yang terus merusak bumi atas nama persamaan hak asasi manusia
Santunlah karena agama ajarkan itu
Agama yang di bawa ini seharusnya membawa ke jalan terang
Bila kata menjadi maka ucapkanlah semua kata yang baik
Sabtu, 16 Januari 2016
Sakit Tapi Tidak Berdarah
Dan ini mengherankan
Terasa sakit juga perih pada jiwa
Sakit dan perih ini tak berluka pada tubuh
Rasa keduanya menghujam jiwa
Luka yang tiada darah menetes
Sakit tapi tidak berdarah
Melihatmu tapi tak bisa mendekat
Tertawamu tapi tak bisa ikut terbahak
Menangismu tapi tak bisa memberikan sandaran bahu
Tahukah kamu selalu ada kekaguman saat melihatmu dari balik tembok
Tahukah kamu wajahmu selalu memberikan semangat dalam jalani hari
Sakit tapi tidak berdarah
Kebersamaanmu dengan tambatan cintamu
Kepergianmu sambil menggandeng tangannya
Senyummu untuk dirinya
Dan sungguh hanya bisa melihatmu dari kejauhan
Bila bahagiamu seperti itu maka lanjutkanlah
Dan sekali lagi ini menyakitkan tapi tidak berdarah
Terasa sakit juga perih pada jiwa
Sakit dan perih ini tak berluka pada tubuh
Rasa keduanya menghujam jiwa
Luka yang tiada darah menetes
Sakit tapi tidak berdarah
Melihatmu tapi tak bisa mendekat
Tertawamu tapi tak bisa ikut terbahak
Menangismu tapi tak bisa memberikan sandaran bahu
Tahukah kamu selalu ada kekaguman saat melihatmu dari balik tembok
Tahukah kamu wajahmu selalu memberikan semangat dalam jalani hari
Sakit tapi tidak berdarah
Kebersamaanmu dengan tambatan cintamu
Kepergianmu sambil menggandeng tangannya
Senyummu untuk dirinya
Dan sungguh hanya bisa melihatmu dari kejauhan
Bila bahagiamu seperti itu maka lanjutkanlah
Dan sekali lagi ini menyakitkan tapi tidak berdarah
Bercinta Lenyapkan Nilai Religi
Mengantarkan sejumput rasa padanya
Menggadaikan cinta juga kasih berharap dirinya mau
Dirinya yang terlalu sibuk dengan dunia beserta perhiasan gemerlapnya
Kerinduan yang terbungkus kepasrahan ini tak kunjung berbalas
Menari dan terus berdansa lalu bergoyang menghentakkan seluruh badan
Mungkin ini pelampiasan diri saja karena ketidak peduliannya
Hanya ingin merasakan sentuhannya saja
Hanya ingin merasakan pelukannya saja
Kemudian mengecupi seluruh raganya
Berguling dalam ruang tak bicara
Tak berTuhan dan merasa kisah kasih ini selalu benar
Memajangkan atau menyembunyikan percintaan ini seolah sama saja
Cinta dunia padanya memang membutakan
Menabrak nilai-nilai agama yang ditanamkan sedari kecil
Pujian beserta pujaan dunia serasa menjadi hal penting
Tuhan hanya ada pada kitab-kitab suci nan lusuh di pojok kamar
Tanpa Tuhan tak malu lagi saling mengumbar percintaan
Merasa bahwa ini sudah hal lumrah dan biasa
Perikatan dan hubungan walau belum mengucap janji atas nama Tuhan
Diam saja agama karena Tuhan sedang tak berada pada dada
Menggadaikan cinta juga kasih berharap dirinya mau
Dirinya yang terlalu sibuk dengan dunia beserta perhiasan gemerlapnya
Kerinduan yang terbungkus kepasrahan ini tak kunjung berbalas
Menari dan terus berdansa lalu bergoyang menghentakkan seluruh badan
Mungkin ini pelampiasan diri saja karena ketidak peduliannya
Hanya ingin merasakan sentuhannya saja
Hanya ingin merasakan pelukannya saja
Kemudian mengecupi seluruh raganya
Berguling dalam ruang tak bicara
Tak berTuhan dan merasa kisah kasih ini selalu benar
Memajangkan atau menyembunyikan percintaan ini seolah sama saja
Cinta dunia padanya memang membutakan
Menabrak nilai-nilai agama yang ditanamkan sedari kecil
Pujian beserta pujaan dunia serasa menjadi hal penting
Tuhan hanya ada pada kitab-kitab suci nan lusuh di pojok kamar
Tanpa Tuhan tak malu lagi saling mengumbar percintaan
Merasa bahwa ini sudah hal lumrah dan biasa
Perikatan dan hubungan walau belum mengucap janji atas nama Tuhan
Diam saja agama karena Tuhan sedang tak berada pada dada
Dirimu Bercintalah Lagi
Lisan yang berkata suka
Laku yang mengarah cinta
Hati penuh ragu dan tak gampang terbaca
Bercintalah dengan segera
Sangkutkan saja gundah lalu yakin pada jiwa
Kita bercinta saja
Sepanjang hari lalu selamanya
Hari ini mendengar hal yang sama
Berita juga kabar tentangmu dan semua
Di sini sangat perih tanpamu terasa
Ingin jiwa memekik
Karena langkah-langkah hidup seolah mencekik
Malam bertaburan bintang tak terlihat pada mata-mata yan picik
Mereka semua berbagi kasih sayang semuanya membuat iri dan sirik
Menggumam kerinduan untuk bercinta lagi denganmu selalu berderik
Balutan agama telah memagari
Namun seolah sakit mengiris pada hati
Dirimu yang lenyap meninggalkan jiwa ini
Dirimu bercintalah lagi
Jiwa yang selalu menanti
Laku yang mengarah cinta
Hati penuh ragu dan tak gampang terbaca
Bercintalah dengan segera
Sangkutkan saja gundah lalu yakin pada jiwa
Kita bercinta saja
Sepanjang hari lalu selamanya
Hari ini mendengar hal yang sama
Berita juga kabar tentangmu dan semua
Di sini sangat perih tanpamu terasa
Ingin jiwa memekik
Karena langkah-langkah hidup seolah mencekik
Malam bertaburan bintang tak terlihat pada mata-mata yan picik
Mereka semua berbagi kasih sayang semuanya membuat iri dan sirik
Menggumam kerinduan untuk bercinta lagi denganmu selalu berderik
Balutan agama telah memagari
Namun seolah sakit mengiris pada hati
Dirimu yang lenyap meninggalkan jiwa ini
Dirimu bercintalah lagi
Jiwa yang selalu menanti
Dunia Sangat Tua
Apa kabar dunia yang hangat?
Panas membakar melegamkan kulit
Haruskah berbalut celana cawat?
Kini sang surya telah bersinar dan terasa menggigit
Sandiwara-sandiwara ini sangat menjemukan
Ronggeng yang menari di atas pentas semalam suntuk
Sekuat jiwa meneguhi Tuhan
Tak mudah berTuhan tapi ini pantas walau sering terantuk
Apa kabar dunia yang dingin?
Baju-baju tebal berbahan hangat mulai dikenakan
Dan hanya tidur saja itu yang di ingin
Hanya membuat sakit juga perih semua perlakuan
Cinta-cinta yang terucap
Rasa-rasa yang tercurah
Bohong nan dusta lalu menguap
Dunia yang tua dan bumi telah resah
Panas membakar melegamkan kulit
Haruskah berbalut celana cawat?
Kini sang surya telah bersinar dan terasa menggigit
Sandiwara-sandiwara ini sangat menjemukan
Ronggeng yang menari di atas pentas semalam suntuk
Sekuat jiwa meneguhi Tuhan
Tak mudah berTuhan tapi ini pantas walau sering terantuk
Apa kabar dunia yang dingin?
Baju-baju tebal berbahan hangat mulai dikenakan
Dan hanya tidur saja itu yang di ingin
Hanya membuat sakit juga perih semua perlakuan
Cinta-cinta yang terucap
Rasa-rasa yang tercurah
Bohong nan dusta lalu menguap
Dunia yang tua dan bumi telah resah
Jumat, 15 Januari 2016
Menyukai Dirimu Dulu
Dirimu berubah
Dirimu bukan diri yang dulu
Saat tertawa lalu saling bermain dan bercanda
Jalan Tuhan selalu menjadi tujuan
Kini dirimu bak seorang musuh yang mencari musuh
Sungguh tak kenali dirimu yang sekarang
Mungkin ada tangis di sini
Mungkin ada sedih di sini
Tak bisa kecewa padamu
Tak bisa benci padamu
Karena selalu ada kasih juga sayang padamu
Karena selalu menunggumu dengan setia pada rumah Tuhan
Datanglah seperti dulu
Kita basuh tubuh kita berdua dengan peluh sujud-sujud terpasrah
Saat berada di sampingmu dalam penyembahan pada Tuhan
maka tubuh ini berbalur rasa senang juga bahagia
Menantimu pada pintu-pintu rumah Tuhan
Saat kau tak datang maka membekulah hati ini
Dirimu tetaplah seperti dulu
Seperti dulu yang saling setia bersama diri berTuhan
Dalam rindu padamu namun tak bisa berpeluk dan bercinta
Dirimu bukan diri yang dulu
Saat tertawa lalu saling bermain dan bercanda
Jalan Tuhan selalu menjadi tujuan
Kini dirimu bak seorang musuh yang mencari musuh
Sungguh tak kenali dirimu yang sekarang
Mungkin ada tangis di sini
Mungkin ada sedih di sini
Tak bisa kecewa padamu
Tak bisa benci padamu
Karena selalu ada kasih juga sayang padamu
Karena selalu menunggumu dengan setia pada rumah Tuhan
Datanglah seperti dulu
Kita basuh tubuh kita berdua dengan peluh sujud-sujud terpasrah
Saat berada di sampingmu dalam penyembahan pada Tuhan
maka tubuh ini berbalur rasa senang juga bahagia
Menantimu pada pintu-pintu rumah Tuhan
Saat kau tak datang maka membekulah hati ini
Dirimu tetaplah seperti dulu
Seperti dulu yang saling setia bersama diri berTuhan
Dalam rindu padamu namun tak bisa berpeluk dan bercinta
Kamis, 14 Januari 2016
Pencarian Yang Melelahkan
Cukup
Hentikan segala pencarian ini
Semua membuat amarah kian memuncak
Ada sekam yang terbakar kala pencarian ini
Lelah juga resah bercampur menjadi rancu
Menghapus segalanya tentang pencarian
Bahagialah
Biarkan jiwa ini tenang dan damai bersama Tuhan
Perih juga sakit hanyalah dunia dan sementara
Pencarian-pencarian yang menyakitkan
Dan hentikan karena melelahkan
Maka seperti hari-hari sebelumnya menghapus segalanya
Berharap esok lebih berTuhan
Pencarian yang melelahkan
Hasrat-hasrat dunia yang selalu disemai iblis
Karena iblis sedang mencari tetangga untuk kelak di neraka
Hentikan segala pencarian ini
Semua membuat amarah kian memuncak
Ada sekam yang terbakar kala pencarian ini
Lelah juga resah bercampur menjadi rancu
Menghapus segalanya tentang pencarian
Bahagialah
Biarkan jiwa ini tenang dan damai bersama Tuhan
Perih juga sakit hanyalah dunia dan sementara
Pencarian-pencarian yang menyakitkan
Dan hentikan karena melelahkan
Maka seperti hari-hari sebelumnya menghapus segalanya
Berharap esok lebih berTuhan
Pencarian yang melelahkan
Hasrat-hasrat dunia yang selalu disemai iblis
Karena iblis sedang mencari tetangga untuk kelak di neraka
Bahasamu Kemarahan
Kau begitu angkuh
Laksana sebuah permata di ujung menara istana
Bicaramu menusuk setiap sendi-sendi jiwa
Hanya ingin bicara denganmu
Berbagi segala beban hidup pada perjalanan ini
Tak perlu tahu siapa sang pembagi
Biarlah menjadi sebuah misteri seperti seseorang pada bilik pengakuan dedosa
Berilah semangat itu
Biarkan melihatmu dalam sujud-sujud pemujaan pada Tuhan
Terlalu pelik mendekatimu dalam dunia nyata
Terlalu sulit menjadi sahabat dalam langkah-langkah bersamamu
Menjadi pengagummu pada dunia tak tersentuhpun terasa kau menghardik
Bahasamu kemarahan
Dalam terhuyung memuja Tuhan
Tanpamu sang pemberi semangat
Hanya ingin bersamamu dalam iman juga taqwa
Tapi bahasamu hanyalah kemarahan
Laksana sebuah permata di ujung menara istana
Bicaramu menusuk setiap sendi-sendi jiwa
Hanya ingin bicara denganmu
Berbagi segala beban hidup pada perjalanan ini
Tak perlu tahu siapa sang pembagi
Biarlah menjadi sebuah misteri seperti seseorang pada bilik pengakuan dedosa
Berilah semangat itu
Biarkan melihatmu dalam sujud-sujud pemujaan pada Tuhan
Terlalu pelik mendekatimu dalam dunia nyata
Terlalu sulit menjadi sahabat dalam langkah-langkah bersamamu
Menjadi pengagummu pada dunia tak tersentuhpun terasa kau menghardik
Bahasamu kemarahan
Dalam terhuyung memuja Tuhan
Tanpamu sang pemberi semangat
Hanya ingin bersamamu dalam iman juga taqwa
Tapi bahasamu hanyalah kemarahan
Muak Untuk Memuja
Diam saja dan hanya diam
Tanpa bicara karena telah terlalu muak
Muak pada segala yang tampak baik pada penglihatan
Lindungi saja para pesalah
Bersembunyi di belakang punggung pemilik kuasa
Bertindak penuh anarki
Penindasan menjadi bahasa teragung
Melawan dan terus melawan
Dalam laku-laku yang diawasi hampir tak ada celah berdebat
Terlalu ingin didengar tanpa mau mendengar
Bergaya bak seorang jagoan lalu rendahkan manusia serendah-rendahnya
Sungguh tak akan merasa kehilangan bila lenyap dari muka bumi
Bak anak-anak tuhan
Muak untuk memuja kepada para penipu Tuhan
Tanpa bicara karena telah terlalu muak
Muak pada segala yang tampak baik pada penglihatan
Lindungi saja para pesalah
Bersembunyi di belakang punggung pemilik kuasa
Bertindak penuh anarki
Penindasan menjadi bahasa teragung
Melawan dan terus melawan
Dalam laku-laku yang diawasi hampir tak ada celah berdebat
Terlalu ingin didengar tanpa mau mendengar
Bergaya bak seorang jagoan lalu rendahkan manusia serendah-rendahnya
Sungguh tak akan merasa kehilangan bila lenyap dari muka bumi
Bak anak-anak tuhan
Muak untuk memuja kepada para penipu Tuhan
Minggu, 10 Januari 2016
Terdiam Nyanyian Malam
Tak pernahkah terpikir olehmu bahwa saat malam ada jiwa yang rindu?
Seperti warna pelangi setelah hujan reda mengindahkan langit
Arah jarum kompas berputar tak karuan
Lirih jiwa-jiwa yang merindukanmu tapi kau tak tahu saja
Inginkan dekat denganmu tapi jiwa-jiwa tak mampu melangkah lebih jauh
Selalu berharap bibirmu sunggingkan senyum termanis bagi dunia
Nikmati dirimu dari jarak yang cukup untuk memandangimu saja
Usah bertanya apapun tentang jiwa-jiwa perindu ini
Rasakan saja saat malam kala kau tertidur nyenyak
Fungsikan tidurmu maka bermimpi teramat istimewalah dirimu
Impianmu mungkin tak pernah ada para perindumu
Tapi dirimu selalu ada pada setiap mimpi-mimpi malam para perindumu
Resah jiwa-jiwa yang merindukanmu
Ikrarkan kecintaan juga kasih sayang padamu hanya khayalan belaka
Malam ini para perindu bernyanyi tapi terdiam membisu
Ajaibnya selalu saja wajahmu yang menjadi inspirasi kehidupan para perindu
Umpama sakit maka para perindu tak akan merasakan sakit-sakit ini
Lintasi jalan-jalan yang sama dengan dirimu kala pergi juga pulang
Intip saja para hati perindu maka namamu yang berserakan tak beraturan di sana
Debar jantung tak menentu saat berpapasan dengan dirimu
Aku mungkin salah satu dari para perindumu itu
Seperti warna pelangi setelah hujan reda mengindahkan langit
Arah jarum kompas berputar tak karuan
Lirih jiwa-jiwa yang merindukanmu tapi kau tak tahu saja
Inginkan dekat denganmu tapi jiwa-jiwa tak mampu melangkah lebih jauh
Selalu berharap bibirmu sunggingkan senyum termanis bagi dunia
Nikmati dirimu dari jarak yang cukup untuk memandangimu saja
Usah bertanya apapun tentang jiwa-jiwa perindu ini
Rasakan saja saat malam kala kau tertidur nyenyak
Fungsikan tidurmu maka bermimpi teramat istimewalah dirimu
Impianmu mungkin tak pernah ada para perindumu
Tapi dirimu selalu ada pada setiap mimpi-mimpi malam para perindumu
Resah jiwa-jiwa yang merindukanmu
Ikrarkan kecintaan juga kasih sayang padamu hanya khayalan belaka
Malam ini para perindu bernyanyi tapi terdiam membisu
Ajaibnya selalu saja wajahmu yang menjadi inspirasi kehidupan para perindu
Umpama sakit maka para perindu tak akan merasakan sakit-sakit ini
Lintasi jalan-jalan yang sama dengan dirimu kala pergi juga pulang
Intip saja para hati perindu maka namamu yang berserakan tak beraturan di sana
Debar jantung tak menentu saat berpapasan dengan dirimu
Aku mungkin salah satu dari para perindumu itu
Sabtu, 09 Januari 2016
Kupu-Kupu Nan Malang
Segerombolan kupu-kupu terbang mengitari pepohonan
Kupu-kupu dengan warna yang senada
Mereka seakan mengenal betul tempat yang dikitarinya
Apakah mungkin tempat itu dahulu kupu-kupu pernah merayap dan melata?
Cahaya yang temaram tertutup kabut
Pagi, siang berganti malam
Keesokan hari gerombolan itu kembali
Namanya mungkin berganti dengan lebih lembut
Gerombolan berganti menjadi sekawanan
Terbang ramai tanpa bicara bahasa manusia
Terbang pada pepohonan tempat yang dulu ditinggalinya
Hingar-bingar juga kilauan tak mampu sembunyikan kupu-kupu yang terluka
Masing-masing yang kini sibuk mencari saripati-saripati bunga
Sendiri-sendiri walau terbang berkelompok dan berkawanan
Dunia yang dipuja
Berharap penghormatan dari dunia
Walaupun hidup berkelompok ada seekor kupu-kupu di dalamnya
Kupu-kupu yang telah bising mendengar musik
Kupu-kupu yang muak pada caci-maki juga cemoohan
Seekor kupu-kupu dalam gerombolan bukan sekawanan
Kupu-kupu dalam kelompok yang terpaksakan
Terbang saja walau perih menjadi pakaian dalam warnanya yang indah
Kupu-kupu dengan warna yang senada
Mereka seakan mengenal betul tempat yang dikitarinya
Apakah mungkin tempat itu dahulu kupu-kupu pernah merayap dan melata?
Cahaya yang temaram tertutup kabut
Pagi, siang berganti malam
Keesokan hari gerombolan itu kembali
Namanya mungkin berganti dengan lebih lembut
Gerombolan berganti menjadi sekawanan
Terbang ramai tanpa bicara bahasa manusia
Terbang pada pepohonan tempat yang dulu ditinggalinya
Hingar-bingar juga kilauan tak mampu sembunyikan kupu-kupu yang terluka
Masing-masing yang kini sibuk mencari saripati-saripati bunga
Sendiri-sendiri walau terbang berkelompok dan berkawanan
Dunia yang dipuja
Berharap penghormatan dari dunia
Walaupun hidup berkelompok ada seekor kupu-kupu di dalamnya
Kupu-kupu yang telah bising mendengar musik
Kupu-kupu yang muak pada caci-maki juga cemoohan
Seekor kupu-kupu dalam gerombolan bukan sekawanan
Kupu-kupu dalam kelompok yang terpaksakan
Terbang saja walau perih menjadi pakaian dalam warnanya yang indah
Selasa, 05 Januari 2016
Inginkanlah Aku Fantastismu
Indahnya hari kurajut bersamamu
Namamu selalu bertahta dalam jiwa
Gambarlah bahagiamu bersamaku
Guratlah masa depanmu dengan aku di pelukmu
Rasakan cinta kita saling berpeluh dalam lenguhan kenikmatan
Intimkanlah tubuh-tubuh kita berdua
Antara rasa gamang juga gundah
Hindari semua bebisik dunia
Menyembunyikan segala cinta kita dari dunia
Aku menginginkanmu seutuhnya
Dalam diam tanpa kata aku masih membisu
Fantasi-fantasi cinta kita berdua
Amarah juga marah dalam kepalan gelisah
Ukirlah aku dalam khayalanmu
Zikir-zikir dalam pemujaan bersebelah hati dengan bercinta
Inginkanlah aku dalam dunia fantastis percintaanmu
Namamu selalu bertahta dalam jiwa
Gambarlah bahagiamu bersamaku
Guratlah masa depanmu dengan aku di pelukmu
Rasakan cinta kita saling berpeluh dalam lenguhan kenikmatan
Intimkanlah tubuh-tubuh kita berdua
Antara rasa gamang juga gundah
Hindari semua bebisik dunia
Menyembunyikan segala cinta kita dari dunia
Aku menginginkanmu seutuhnya
Dalam diam tanpa kata aku masih membisu
Fantasi-fantasi cinta kita berdua
Amarah juga marah dalam kepalan gelisah
Ukirlah aku dalam khayalanmu
Zikir-zikir dalam pemujaan bersebelah hati dengan bercinta
Inginkanlah aku dalam dunia fantastis percintaanmu
Minggu, 03 Januari 2016
Terngiang Percumbuan Itu
Dicumbui api
Dibakari rasa
Asmara yang terus-menerus bergelora
Kerinduan padanya yang serasa mendera
Terkurung dalam belenggu percintaan masa lalu
Tersendat dalam pemujaan pada Sang Kuasa
Terasa beban berat menggantung pada pundak
Dalam sujud-sujud penyembahan
Ada amarah pada percumbuan yang masih menancap
Gigi-gigi saling bergemeretak menahan keinginan percumbuan tak berTuhan
Berkata-kata terhebat karena merasa diri penuh kotor
Berusaha sembunyikan semua hasrat yang masih terngiang
Dan seutuhnya tak mampu sembunyi dari Sang Maha Melihat
Hari ini masih terngiang percumbuan tak berTuhan itu
Berharap Tuhan menolong
Dibakari rasa
Asmara yang terus-menerus bergelora
Kerinduan padanya yang serasa mendera
Terkurung dalam belenggu percintaan masa lalu
Tersendat dalam pemujaan pada Sang Kuasa
Terasa beban berat menggantung pada pundak
Dalam sujud-sujud penyembahan
Ada amarah pada percumbuan yang masih menancap
Gigi-gigi saling bergemeretak menahan keinginan percumbuan tak berTuhan
Berkata-kata terhebat karena merasa diri penuh kotor
Berusaha sembunyikan semua hasrat yang masih terngiang
Dan seutuhnya tak mampu sembunyi dari Sang Maha Melihat
Hari ini masih terngiang percumbuan tak berTuhan itu
Berharap Tuhan menolong
Hari Ini Bersamamu
Hari ini tawamu berderai renyah
Hari ini duduk bersama dengan kehangatanmu
Hari ini berdiri dan berlari lalu keringatmu menjadi aroma gairah
Mulutmu tak lagi diam membisu
Matamu yang bening berbinar lagi saling bertatapan
Bergetar hati dan sangat cemburu melihatmu
Dirimu tak bersama hari ini
Hari ini dirimu bersama yang lain
Dan kisah cinta kita seolah terlupakan
Ingin merasakan belaianmu
Ingin merasakan pelukanmu
Sentuhan-sentuhan penggugah saling menikmati
Erangan-erangan bercampur dengan desahan
Hari lalu bersamamu
Hari ini bersamamu tapi dirimu dengan yang lain
Hari ini duduk bersama dengan kehangatanmu
Hari ini berdiri dan berlari lalu keringatmu menjadi aroma gairah
Mulutmu tak lagi diam membisu
Matamu yang bening berbinar lagi saling bertatapan
Bergetar hati dan sangat cemburu melihatmu
Dirimu tak bersama hari ini
Hari ini dirimu bersama yang lain
Dan kisah cinta kita seolah terlupakan
Ingin merasakan belaianmu
Ingin merasakan pelukanmu
Sentuhan-sentuhan penggugah saling menikmati
Erangan-erangan bercampur dengan desahan
Hari lalu bersamamu
Hari ini bersamamu tapi dirimu dengan yang lain
Diam Karena Cintaimu
Diam menjadi bahasa dalam sanubari
Bicara dan mencoba mendekat namun seolah kau menjauh
Kau alihkan segala rasa menendang dan melempar hati ke hati yang lain
Menginginkanmu tapi kau melemparkan hati bak bola
Kau seperti angin
Terasa desirannya namun tak terpeluk
Membencimu tapi sungguh tak bisa
Kecintaan ini membutakan
Kasih sayang ini membuat ketakutan
Mau ini hanya mauimu
Tapi kau mendorong untuk tak dekatimu
Bila itu membuatmu tenang dan bahagia, baiklah
Terkadang cinta itu unik
Diam ini dan tak hendak memulai kembali
Menanti dirimu menyentuhi
Tulislah sesuatu
Bicaralah sesuatu
Karena diri ini tak akan memulai terlebih dahulu
Karena diri ini tak mau sakitimu
Bicara dan mencoba mendekat namun seolah kau menjauh
Kau alihkan segala rasa menendang dan melempar hati ke hati yang lain
Menginginkanmu tapi kau melemparkan hati bak bola
Kau seperti angin
Terasa desirannya namun tak terpeluk
Membencimu tapi sungguh tak bisa
Kecintaan ini membutakan
Kasih sayang ini membuat ketakutan
Mau ini hanya mauimu
Tapi kau mendorong untuk tak dekatimu
Bila itu membuatmu tenang dan bahagia, baiklah
Terkadang cinta itu unik
Diam ini dan tak hendak memulai kembali
Menanti dirimu menyentuhi
Tulislah sesuatu
Bicaralah sesuatu
Karena diri ini tak akan memulai terlebih dahulu
Karena diri ini tak mau sakitimu
Sabtu, 02 Januari 2016
Terkunci
Lawan kehendak jahat
Menunggu hingga pertarungan usai
Tak usah digugu kehendak itu
Bersabarlah dalam penantian
Mencari dalam lubang yang sempit
Pengharapan terlalu angkuh lagi kejam
Terkunci pada ruangan pekat
Jangan biarkan tersesat tanpa cahaya-Mu
Tuhan tidak pernah salah
Begitu banyak kemarahan yang terukir pada wajah
Ada kesedihan tergurat di raut muka
Sejuta misterius menutupi diri
Tak bisa menerka apa yang sedang terjadi
Kegelisahan melanda walau senyuman terus mengembang
Diam
Jangan bertingkah
Tak usah banyak polah
Bicara kalian menyesakkan dada
Berjalanlah menurut arah kalian
Bila jalan yang kalian susuri jalan Tuhan mengapa ada bunga iri?
Bila hati menjadi mati kepada siapa berserah diri
Peluh membasahi
Dan tak kuasa berdiri
Semua rasa takut ini
Segala yang terus-menerus berkobar selaksa api
Hampir tenggelam dalam buih tak bertepi
Menunggu hingga pertarungan usai
Tak usah digugu kehendak itu
Bersabarlah dalam penantian
Mencari dalam lubang yang sempit
Pengharapan terlalu angkuh lagi kejam
Terkunci pada ruangan pekat
Jangan biarkan tersesat tanpa cahaya-Mu
Tuhan tidak pernah salah
Begitu banyak kemarahan yang terukir pada wajah
Ada kesedihan tergurat di raut muka
Sejuta misterius menutupi diri
Tak bisa menerka apa yang sedang terjadi
Kegelisahan melanda walau senyuman terus mengembang
Diam
Jangan bertingkah
Tak usah banyak polah
Bicara kalian menyesakkan dada
Berjalanlah menurut arah kalian
Bila jalan yang kalian susuri jalan Tuhan mengapa ada bunga iri?
Bila hati menjadi mati kepada siapa berserah diri
Peluh membasahi
Dan tak kuasa berdiri
Semua rasa takut ini
Segala yang terus-menerus berkobar selaksa api
Hampir tenggelam dalam buih tak bertepi
Langganan:
Postingan (Atom)