Bintang tak lekang
Bintik-bintik kecil di atas langit
Malam yang telah berganti terang
Pekat malam berubah dengan terangnya
Mataharipun tampak
Sejuknya hawa
Embun tampak bertebaran bebasahan
Keoptimisan harus dipegang
Raih hidup bagus di pagi hari ini
"Hanya Kelembutan dengan bahasa kejujuran terdalam mampu menyibak relung-relung hati yang terkunci oleh gelap gulitanya perjalanan sakral kehidupan"
Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Rabu, 30 Juni 2010
Lem
Yang sudah terekat susah untuk terlepas
Yang hampir terlepas masih bisa kembali
Terkadang ikatanpun bisa putus
Terkadang ada titik keajaiban
Misteri hidup tak bisa diterka
Ajaibnya dunia sulit untuk ditebak
Yang hampir terlepas masih bisa kembali
Terkadang ikatanpun bisa putus
Terkadang ada titik keajaiban
Misteri hidup tak bisa diterka
Ajaibnya dunia sulit untuk ditebak
Keras
Belum juga berubah
Masih sama seperti dulu
Sang pengeras
Sang pengetus
Sang penindas
Waktu belum mampu merubah tabiat
Ternyata masih sama
Waktu perubahan belum cukup
Tabiat busuk-busuk pasti terganti
Kelak kedatangan tak akan lagi sungkan
Masih sama seperti dulu
Sang pengeras
Sang pengetus
Sang penindas
Waktu belum mampu merubah tabiat
Ternyata masih sama
Waktu perubahan belum cukup
Tabiat busuk-busuk pasti terganti
Kelak kedatangan tak akan lagi sungkan
Dalam Penglihatan
Pagi ini terlihat jelas terang
Sang bapak terlelap pulas di atas rel usang bawah gerbong tak terpakai
Nyaman dalam nyenyak di pagi menjelang siang
Pekerja yang bekerja
Petidur tak tahu apa yang hendak dilakukan
Orang kaya berpura-pura menjadi miskin
Angin pagi terbawa hawa menjarah sendi-sendi sukma
Mencari dalam riaknya berteriak dalam keruhnya
Langit telah menjadi atap
Tanah menjadi lantai
Tatapan tak mengandung arti
Telah terbias arungi dunia ini
Telah menajamkan penciuman
Mempekakan pendengaran
Memperjelas pandangan mata
Melembutkan budi pekerti
Mengeraskan tekad juga kemauan
Membiasakan terlama dalam lelap
Kehidupan dunia yang dijalani
Penglihatan manusia dalam keterbatasan
Sang bapak terlelap pulas di atas rel usang bawah gerbong tak terpakai
Nyaman dalam nyenyak di pagi menjelang siang
Pekerja yang bekerja
Petidur tak tahu apa yang hendak dilakukan
Orang kaya berpura-pura menjadi miskin
Angin pagi terbawa hawa menjarah sendi-sendi sukma
Mencari dalam riaknya berteriak dalam keruhnya
Langit telah menjadi atap
Tanah menjadi lantai
Tatapan tak mengandung arti
Telah terbias arungi dunia ini
Telah menajamkan penciuman
Mempekakan pendengaran
Memperjelas pandangan mata
Melembutkan budi pekerti
Mengeraskan tekad juga kemauan
Membiasakan terlama dalam lelap
Kehidupan dunia yang dijalani
Penglihatan manusia dalam keterbatasan
Error Protected
Peuting anu jempling kacida siga ucing
Poek mongkleng gandeng nendangan kaleng
Ningal bulan anu sapasi asa geuning bau tarasi
Aya hate anu sorangan ceurik saukur borangan
Disauran henteu ngalieuk jiga anu teu gaduh uteuk
Dibejaan kanu alus teu asup teu abus
Saha maneh ayeuna kari remeh
Teu wawuh da katembongna jiga raja galuh
Poek mongkleng gandeng nendangan kaleng
Ningal bulan anu sapasi asa geuning bau tarasi
Aya hate anu sorangan ceurik saukur borangan
Disauran henteu ngalieuk jiga anu teu gaduh uteuk
Dibejaan kanu alus teu asup teu abus
Saha maneh ayeuna kari remeh
Teu wawuh da katembongna jiga raja galuh
Rabu, 23 Juni 2010
Minus
Gunung tertutup salju
Hujanpun turun
Perjalanan mendaki mencari sesuatu
Bebatuan bukit halangi langkah-langkah
Keinginan melihat pemandangan pupus
Cuaca tak bersahabat
Benda-benda di sekitarpun luluh lantah hancur berantakan
Apa yang terjadi dengan alam ini
Hutan yang rindang
Sungai laut nan jernih airnya
Jalanan tertata bersih nan rapi
Mimpi keindahan yang dirusaki kejinya tetangan tak beradab
Mumipun marah
Mayatpun bangkit
Udara kian terasa tak sejuk
Polusi bertebaran
Pengikisan tanah merajarela
Bongkah es menyusut drastis di kedua kutub
Minusnya laku manusia
Laku busuk yang dikelola
Hujanpun turun
Perjalanan mendaki mencari sesuatu
Bebatuan bukit halangi langkah-langkah
Keinginan melihat pemandangan pupus
Cuaca tak bersahabat
Benda-benda di sekitarpun luluh lantah hancur berantakan
Apa yang terjadi dengan alam ini
Hutan yang rindang
Sungai laut nan jernih airnya
Jalanan tertata bersih nan rapi
Mimpi keindahan yang dirusaki kejinya tetangan tak beradab
Mumipun marah
Mayatpun bangkit
Udara kian terasa tak sejuk
Polusi bertebaran
Pengikisan tanah merajarela
Bongkah es menyusut drastis di kedua kutub
Minusnya laku manusia
Laku busuk yang dikelola
Sayang Sekali
Mata yang
Mulut yang
Ingin menulis tapi tak tahu apa yang akan tertulis
sebelum terbuang sayang
Sair ini kuberi judul sayang sekali
Semoga ada tawa atau senyum saat membacanya
Mulut yang
Ingin menulis tapi tak tahu apa yang akan tertulis
sebelum terbuang sayang
Sair ini kuberi judul sayang sekali
Semoga ada tawa atau senyum saat membacanya
Orang Gila
Bukannya hendak menjadi gila tapi kagum akan orang gila
Di selokan sambil telanjang membersihkan badan masih mengingat Tuhan
Orang gila penuh polos lagi suci
Orang gila jujur kehilangan kewarasannya
Di jalanan tertawa lagi bicara sendiri
Lihatlah orang waras yang berlaku bak orang gila
Menyuap lalu menerima suapan kemudian saling berbantah-bantahan di depan pengadilan
Moral yang hilang
Jujur yang terserabuti materialistis juga keduniawian
Orang waras tapi gila hatinya
Menggelengkan kepala seolah tidak percaya dibuatnya
Kegilaan hati sungguh teramat keterlaluan
Di selokan sambil telanjang membersihkan badan masih mengingat Tuhan
Orang gila penuh polos lagi suci
Orang gila jujur kehilangan kewarasannya
Di jalanan tertawa lagi bicara sendiri
Lihatlah orang waras yang berlaku bak orang gila
Menyuap lalu menerima suapan kemudian saling berbantah-bantahan di depan pengadilan
Moral yang hilang
Jujur yang terserabuti materialistis juga keduniawian
Orang waras tapi gila hatinya
Menggelengkan kepala seolah tidak percaya dibuatnya
Kegilaan hati sungguh teramat keterlaluan
My Sweetheart
Kau sayangku seorang
Kau dambaan hatiku selalu
Kau yang selalu ingin kucinta selamanya
Kau tak akan tergantikan dari dalam hati
Bersamamu kedamaian selalu
Mencintaimu membuatku semakin penuh rasa sayang padamu
Inilah kasih
Karena kaulah kekasih hatiku
Kau dambaan hatiku selalu
Kau yang selalu ingin kucinta selamanya
Kau tak akan tergantikan dari dalam hati
Bersamamu kedamaian selalu
Mencintaimu membuatku semakin penuh rasa sayang padamu
Inilah kasih
Karena kaulah kekasih hatiku
Manusia Dasi Yang Gila
Bait demi bait hingga jatuh bersimpuh
Keadilan yang terasa menyesak rakyat jelata
Hukum yang disumpal oleh lembaran-lembaran nominal
Hukum yang benar-benar telah buta
Pembuat kebijakan berlomba menumpuk dunianya sendiri
Kampanye-kampanye dijadikan ajang tipu daya semata
Nurani yang tak bersuara
Mata hati tertutupi oleh arogansi
Paradigma saling berebut kekuasaan seperti kontes ratu kecantikan
Politik keculasan dan kecurangan terusung
Makan babi-babi dalam kubangan lumpur
Menari bersama anjing-anjing hutan terjulur lidah-lidah
Bergelantungan bersama para monyet di atas pepohonan
Lepas saja semua busana
Telanjang seperti para binatang
Pertontonkan kemaluan-kemaluan karena hilangnya rasa malu
Kebanggaan lalu busungkan dada saat langkah iblis terturuti
Lagu penindasan terdengar ibarat simfoni klasik
Bumbungan asap pembakaran dosa-dosa coba disembunyikan
Dunia yang bisa ditipu
Tapi tidak dengan Tuhan
Hanya manusia berTuhan saja yang benar-benar miliki kemaluan
Manusia tanpa Tuhan berlaku kesetanan
Manusia dasi penuh ketidak warasan
Manusia dasi tak beretika
Manusia dasi tak berempati
Manusia tanpa rasa malu
Kelak hanya setan tuhan yang dituju
Keadilan yang terasa menyesak rakyat jelata
Hukum yang disumpal oleh lembaran-lembaran nominal
Hukum yang benar-benar telah buta
Pembuat kebijakan berlomba menumpuk dunianya sendiri
Kampanye-kampanye dijadikan ajang tipu daya semata
Nurani yang tak bersuara
Mata hati tertutupi oleh arogansi
Paradigma saling berebut kekuasaan seperti kontes ratu kecantikan
Politik keculasan dan kecurangan terusung
Makan babi-babi dalam kubangan lumpur
Menari bersama anjing-anjing hutan terjulur lidah-lidah
Bergelantungan bersama para monyet di atas pepohonan
Lepas saja semua busana
Telanjang seperti para binatang
Pertontonkan kemaluan-kemaluan karena hilangnya rasa malu
Kebanggaan lalu busungkan dada saat langkah iblis terturuti
Lagu penindasan terdengar ibarat simfoni klasik
Bumbungan asap pembakaran dosa-dosa coba disembunyikan
Dunia yang bisa ditipu
Tapi tidak dengan Tuhan
Hanya manusia berTuhan saja yang benar-benar miliki kemaluan
Manusia tanpa Tuhan berlaku kesetanan
Manusia dasi penuh ketidak warasan
Manusia dasi tak beretika
Manusia dasi tak berempati
Manusia tanpa rasa malu
Kelak hanya setan tuhan yang dituju
Senin, 21 Juni 2010
Melapuk
Tubuhpun akan menua
Kulit akan mengeriput
Paras yang penuh pesona akan termakan umur
Harta melimpah bila mati tak terkubur bersama jasad
Jabatan yang mengenal pensiun
Alangkah terbujuk nafsu mengikuti mau sahwat
Melodi dunia mendayu-dayu
Kulit akan mengeriput
Paras yang penuh pesona akan termakan umur
Harta melimpah bila mati tak terkubur bersama jasad
Jabatan yang mengenal pensiun
Alangkah terbujuk nafsu mengikuti mau sahwat
Melodi dunia mendayu-dayu
Penuh Perasaan
Rasa yang tak bersenjata
Hati yang tak bergerigi
Rasa yang diciptakan Tuhan
Sakitnya terasa perih dikedalaman
Walau tak berkata
Rasa sangatlah perasa
Terisak tersedu
Kepada siapa hendak mengadu
Banyak manusia keji
Manusia yang singkirkan hati nurani
Sikap manis terpapar dusta belaka
Hentikan saja
Bila beralih haluan
Tunggulah azab Tuhan
Hati yang tak bergerigi
Rasa yang diciptakan Tuhan
Sakitnya terasa perih dikedalaman
Walau tak berkata
Rasa sangatlah perasa
Terisak tersedu
Kepada siapa hendak mengadu
Banyak manusia keji
Manusia yang singkirkan hati nurani
Sikap manis terpapar dusta belaka
Hentikan saja
Bila beralih haluan
Tunggulah azab Tuhan
Suatu Harapan Rasa
Tak tahu apa kau merasa atau tidak
Tak paham apa kau mengerti segalanya tentangku
Semua tak kuasa kutanyakan
Kau terhalang satu tembok tebal lagi kokoh
Isarat-isarat rasaku telah tersampaikan untukmu walau tak genap kuutarakan
Ingin menjadi seseorang untukmu
Buatku lebih berarti untukmu
Ingin selalu jadi yang terdekat denganmu
Kusadari kita berdua manusia
Kekecewaan ada
Tapi mengertilah aku selalu ingin bersamamu
Sentuhlah
Dekaplah
Peluklah
Atau paling tidak tegur sapalah aku
Aku mengharap sejentik rasa darimu
Tak banyak cinta yang kupinta
Kucoba mengerti kau berada di balik kokohnya tembok
Kusemilirkan hati melewati selah-selah dan berangin
Sangat memohon
Satu pengharapan cinta kasih darimu
Tak paham apa kau mengerti segalanya tentangku
Semua tak kuasa kutanyakan
Kau terhalang satu tembok tebal lagi kokoh
Isarat-isarat rasaku telah tersampaikan untukmu walau tak genap kuutarakan
Ingin menjadi seseorang untukmu
Buatku lebih berarti untukmu
Ingin selalu jadi yang terdekat denganmu
Kusadari kita berdua manusia
Kekecewaan ada
Tapi mengertilah aku selalu ingin bersamamu
Sentuhlah
Dekaplah
Peluklah
Atau paling tidak tegur sapalah aku
Aku mengharap sejentik rasa darimu
Tak banyak cinta yang kupinta
Kucoba mengerti kau berada di balik kokohnya tembok
Kusemilirkan hati melewati selah-selah dan berangin
Sangat memohon
Satu pengharapan cinta kasih darimu
Dosa Sendiri
Masih bersama bintang menyanyi dan menari
Berdansa sepanjang malam sampai pagi datang
Tak pedulikan cibiran mengkerdilkan
Lagi tak bersama Tuhan
Tak malu akan dosa
Hujatan manusia tak terdengar
Ini jalan sendiri
Urusan sendiri
Cinta yang ingin terbagi milik sendiri
Dosa khutbah para pemuka agama di atas mimbar
Gemerlapnya dunia telah meninggikan hati
Tak malu lagi akan dosa
Manusia macam apa
Dosa sendiri
Siksa kelak anggap dongeng belaka
Manusia macam apa
Dosa sendiri
Berdansa sepanjang malam sampai pagi datang
Tak pedulikan cibiran mengkerdilkan
Lagi tak bersama Tuhan
Tak malu akan dosa
Hujatan manusia tak terdengar
Ini jalan sendiri
Urusan sendiri
Cinta yang ingin terbagi milik sendiri
Dosa khutbah para pemuka agama di atas mimbar
Gemerlapnya dunia telah meninggikan hati
Tak malu lagi akan dosa
Manusia macam apa
Dosa sendiri
Siksa kelak anggap dongeng belaka
Manusia macam apa
Dosa sendiri
Pembeli
Pudar memudar warna pelangi
Jeroan daging yang tercampur cabe rawit juga tomat
Sekeras usaha memikat hati dan cinta
Nomor selular tak terbalas
Melupakah dia?
Sentuhan-sentuhan kerinduan telah diunjukkan
Pudar letih bak hilangnya pelangi
Aroma nan keras ibarat oseng daging yang pedas
Potret-potret ini tak bisa lenyapkan kerinduan
Hanya menyentuh lalu memeluk yang bisa memuaskan dahaga rasa
Membeli cintamu
Sulit membelinya
Terlalu berada di tingkat tinggi
Jeroan daging yang tercampur cabe rawit juga tomat
Sekeras usaha memikat hati dan cinta
Nomor selular tak terbalas
Melupakah dia?
Sentuhan-sentuhan kerinduan telah diunjukkan
Pudar letih bak hilangnya pelangi
Aroma nan keras ibarat oseng daging yang pedas
Potret-potret ini tak bisa lenyapkan kerinduan
Hanya menyentuh lalu memeluk yang bisa memuaskan dahaga rasa
Membeli cintamu
Sulit membelinya
Terlalu berada di tingkat tinggi
Tak Boleh
Lantunan doa yang terucap untukmu
Ini tak boleh
Ini tak boleh
Saat melihat wajahmu
Rasa miris di dada
Sakit sekali
Ini tak boleh
Kau tak kuasa termiliki
Ini tak boleh
Ini tak boleh
Ini tak boleh
Saat melihat wajahmu
Rasa miris di dada
Sakit sekali
Ini tak boleh
Kau tak kuasa termiliki
Ini tak boleh
Tak Jelas
tuhan laksana manusia
tuhan butuh sesajian
tuhan berjenis kelamin
tuhan butuh tempat tinggal
tuhan miliki kerabat
Keanehan
Tak jelas
Tak mengerti
Bencana bumi yang ada tuhan ribut dengan kerabat
Betapa kecilnya sifat tuhan
tuhan yang kekanak-kanakan
Tak jelas
Polosnya sembah yang terhatur melalui perantara
Seolah tuhan cacat
Ketahuilah
Tuhan Maha Kuasa
Tuhan Maha Kekal
Tuhan Maha Esa
Tak jelas tuhan-tuhan itu
tuhan butuh sesajian
tuhan berjenis kelamin
tuhan butuh tempat tinggal
tuhan miliki kerabat
Keanehan
Tak jelas
Tak mengerti
Bencana bumi yang ada tuhan ribut dengan kerabat
Betapa kecilnya sifat tuhan
tuhan yang kekanak-kanakan
Tak jelas
Polosnya sembah yang terhatur melalui perantara
Seolah tuhan cacat
Ketahuilah
Tuhan Maha Kuasa
Tuhan Maha Kekal
Tuhan Maha Esa
Tak jelas tuhan-tuhan itu
Masa Lampau
Apa yang telah terlakukan hingga ada penitikan airmata
Kekesalan menyulut panas dan menegang
Perbedaan pendapat tak terelakkan lagi
Hukum mana yang akan terpegang
Hukum manusia yang selalu berubah
Hukum Tuhan yang konsisten sepanjang masa
Belajar dari masa lampau
Kristal beku tak mengkristal keras di sudut hati
Asasi yang didengungkan segelintir manusia kadang langgar hukum Tuhan
Itukah letak kebahagiaan?
Menghujat hukum teguh Tuhan karena membelenggu langkah kebebasan
Kebebasan dunia sementara
Tiliklah masa lampau
Saat bahtera Nuh berlayar air bah tenggelamkan manusia-manusia
Ketika Luth diselamatkan dari langit yang dijungkir balikkan
Atau kala Musa beserta Harun seberangi lautan merah
Bala tentara Firaun di belakang karam oleh menyatunya lautan
Kebebasan manusia yang ingin jadi tuhan dunia
Jika hidup setelah mati tidak ada mengapa mayat-mayat dibakar atau dikubur?
Mengapa menangisi kenalan yang mati?
Surga neraka tercipta bagi siapa?
Pertanyaan-pertanyaan yang selalu diacuhkan
Berpikirlah tanpa emosi
Jernihkan damal berpikir
Masa lampau sebuah pengajaran
Kekesalan menyulut panas dan menegang
Perbedaan pendapat tak terelakkan lagi
Hukum mana yang akan terpegang
Hukum manusia yang selalu berubah
Hukum Tuhan yang konsisten sepanjang masa
Belajar dari masa lampau
Kristal beku tak mengkristal keras di sudut hati
Asasi yang didengungkan segelintir manusia kadang langgar hukum Tuhan
Itukah letak kebahagiaan?
Menghujat hukum teguh Tuhan karena membelenggu langkah kebebasan
Kebebasan dunia sementara
Tiliklah masa lampau
Saat bahtera Nuh berlayar air bah tenggelamkan manusia-manusia
Ketika Luth diselamatkan dari langit yang dijungkir balikkan
Atau kala Musa beserta Harun seberangi lautan merah
Bala tentara Firaun di belakang karam oleh menyatunya lautan
Kebebasan manusia yang ingin jadi tuhan dunia
Jika hidup setelah mati tidak ada mengapa mayat-mayat dibakar atau dikubur?
Mengapa menangisi kenalan yang mati?
Surga neraka tercipta bagi siapa?
Pertanyaan-pertanyaan yang selalu diacuhkan
Berpikirlah tanpa emosi
Jernihkan damal berpikir
Masa lampau sebuah pengajaran
Sabtu, 12 Juni 2010
Cara Cinta Yang Beda
Cara mencinta yang berbeda
Tapi cinta yang tulus lagi setia
Tak pernah memuji
Romantisme sulit terpeluk
Sayang yang menyata dalam hati
Sorot mata katakan akan cinta
Bedanya cara mencinta
Tapi inilah gaya cinta sendiri
Tapi cinta yang tulus lagi setia
Tak pernah memuji
Romantisme sulit terpeluk
Sayang yang menyata dalam hati
Sorot mata katakan akan cinta
Bedanya cara mencinta
Tapi inilah gaya cinta sendiri
Kalung
Relung dalam dada merindu
Untukmu
Padamu
Melingkar setia bak kalung
Inginkan kamu kadang terhuyung
Tetap menyayang sampai rokok menjadi puntung
Untukmu
Padamu
Melingkar setia bak kalung
Inginkan kamu kadang terhuyung
Tetap menyayang sampai rokok menjadi puntung
Bintang Halusinasi
Kebintangan yang mengecil
Memuja dunia terlalu penuh
Bercengkrama dengan hubungan sesaat tanpa terikat resmi
Talah menjadi pencandu
Ketergantungan mengarah kepada penyimpangan
Bintang yang silau akan sinarnya sendiri
Bintang yang terhalusinasi
Memuja dunia terlalu penuh
Bercengkrama dengan hubungan sesaat tanpa terikat resmi
Talah menjadi pencandu
Ketergantungan mengarah kepada penyimpangan
Bintang yang silau akan sinarnya sendiri
Bintang yang terhalusinasi
Insomnia
Lebih baik tak tidur saja
Jika tertidur harus berilusi kotor sebelumnya
Untuk apa memejamkan mata bila pikiran terkeruh titah-titah kepornoan
Lewat tengah malam badan telah lelah
Matapun sayu kecapaian
Otak menyuruh bermastubarsi dulu
Alam bawah sadar mengatakan beronani dulu
Lebih baik tetap membuka mata daripada mengotori dengan sampah
Mengosongkan perut dari fajar sampai petang
Mengingat Tuhan secara penuh
Kembalilah ke arah Tuhan
Pikiran-pikiran kotor melemahkan badan
Persetubuhan saja yang menjadi guru
Persandingan tak selesaikan masalah
Ada yang salah dengan otak
Otak terlalu sering berpikir porno
Benci itu
Rindu itu
Memahami yang harus dipahami
Malam ini terkantuk
Biarlah
Menunggu hingga tertidur tanpa seks dan bercinta
Jika tertidur harus berilusi kotor sebelumnya
Untuk apa memejamkan mata bila pikiran terkeruh titah-titah kepornoan
Lewat tengah malam badan telah lelah
Matapun sayu kecapaian
Otak menyuruh bermastubarsi dulu
Alam bawah sadar mengatakan beronani dulu
Lebih baik tetap membuka mata daripada mengotori dengan sampah
Mengosongkan perut dari fajar sampai petang
Mengingat Tuhan secara penuh
Kembalilah ke arah Tuhan
Pikiran-pikiran kotor melemahkan badan
Persetubuhan saja yang menjadi guru
Persandingan tak selesaikan masalah
Ada yang salah dengan otak
Otak terlalu sering berpikir porno
Benci itu
Rindu itu
Memahami yang harus dipahami
Malam ini terkantuk
Biarlah
Menunggu hingga tertidur tanpa seks dan bercinta
Takut Tak Kuat Iman
Sebenarnya takut berdosa
Ajakannya memburu membujuk merayu mengkasatkan hati dan mata
Takut tak berTuhan
Dorongannya menyuruh melawan
Iman ini tingkat yang awam
Merancu sendiri bergumam
Terkekang dalam pengendalian diri yang ingin sasar
Bukan orang yang barbar
Masih menepis bujukan sesat dengan gemetar keringat dingin
Melemaskan sendi-sendi memporakkan asa dan ingin
Iman laksana roda pedati yang naik turun
Takut tak kaut iman mengurun
BersamaMu Tuhan
Pelindung penjaga iman
Ajakannya memburu membujuk merayu mengkasatkan hati dan mata
Takut tak berTuhan
Dorongannya menyuruh melawan
Iman ini tingkat yang awam
Merancu sendiri bergumam
Terkekang dalam pengendalian diri yang ingin sasar
Bukan orang yang barbar
Masih menepis bujukan sesat dengan gemetar keringat dingin
Melemaskan sendi-sendi memporakkan asa dan ingin
Iman laksana roda pedati yang naik turun
Takut tak kaut iman mengurun
BersamaMu Tuhan
Pelindung penjaga iman
Dinginnya Cuaca
Jangkrik jangan memanggil hujan
Suhu sedang dingin badanpun kedinginan
Katak berhentilah mengorek
Seolah tak henti mengejek
Bukan tak butuh hujan tapi kondisi badan yang lebam
Jiwapun temaram
Mata yang mengantuk badan yang keletihan
Tanpa beraktifitas belum sempat untuk makan
Badan tak tersiram air
Dinginnya rasa air
Cuaca beranjak siang
Tetap saja hawa dingin yang berkalang
Ingin beranjak pergi saja
Menuju tempat bahagia
Tidak berlari dari masalah
Di sini berkutat dengan kesamaan masalah
Tak mendewasakan
Menjemukan
Pembahasan yang berputar tak berujung
Masih menggigil di sini termenung
Dingin
Penghidupan baru yang diingin
Suhu sedang dingin badanpun kedinginan
Katak berhentilah mengorek
Seolah tak henti mengejek
Bukan tak butuh hujan tapi kondisi badan yang lebam
Jiwapun temaram
Mata yang mengantuk badan yang keletihan
Tanpa beraktifitas belum sempat untuk makan
Badan tak tersiram air
Dinginnya rasa air
Cuaca beranjak siang
Tetap saja hawa dingin yang berkalang
Ingin beranjak pergi saja
Menuju tempat bahagia
Tidak berlari dari masalah
Di sini berkutat dengan kesamaan masalah
Tak mendewasakan
Menjemukan
Pembahasan yang berputar tak berujung
Masih menggigil di sini termenung
Dingin
Penghidupan baru yang diingin
Selasa, 08 Juni 2010
Setan Alas
Setan-setan bergentayangan menunggu kiamat tiba
Para setan sedang mencari kawan untuk kelak temani di neraka
Para setan sedang mencari kawan untuk kelak temani di neraka
Menyesal
Endapkan rasa yang menggumpal dalam dada
Alirkan raga yang merancu dalam jiwa
Masih di sini membekas
Menyalin luka yang tak kunjung padam
Adakah bintang yang terang
Haruskah terjerembab nista
Tanya yang tak harus ditanyakan
Tanya yang telah tahu jawabannya
Terbang saja kitari dunia yang semerbak indah
Berlari saja lalu bilang bahwa tak kuat lagi
Diam menyepi dalam sendiri
Coba tepiskan ragu juga mimpi yang jahat
Mematung terpaku
Menatap kosong dalam ketakberdayaan
Alirkan raga yang merancu dalam jiwa
Masih di sini membekas
Menyalin luka yang tak kunjung padam
Adakah bintang yang terang
Haruskah terjerembab nista
Tanya yang tak harus ditanyakan
Tanya yang telah tahu jawabannya
Terbang saja kitari dunia yang semerbak indah
Berlari saja lalu bilang bahwa tak kuat lagi
Diam menyepi dalam sendiri
Coba tepiskan ragu juga mimpi yang jahat
Mematung terpaku
Menatap kosong dalam ketakberdayaan
Bak Medusa
Kalian memuakkan
Tayangan televisi yang tak layak disaksikan
Nasehat kebaikan yang diabaikan
Lelah sekali perjalanan bom waktu ini
Kebusukan dalam kepura-puraan
Mangkatku tinggal menanti waktu saja
Pujaan serta rasa bangga dulu terhanguskan begitu saja
Kacau sekali kalian
Ludahi saja pendosa-pendosa
Usir para pendosa
Tunggulah gairah Tuhan bila keyakinan Tuhan masih terpegang
Ibadah yang tersaji terseret kotor laku dusta-dusta
Pengajaran kejujuran melupakah?
Ajarannya untuk siapa?
Tangis telah menguap
Getir bercampur kesal yang tersisa
Tak sudi jadi medusa
Kalian saja penganut Tuhan tapi bermedusa
Pergilah jiwaku
Mangkatlah ragaku
Bawalah keimanan yang terajut penuh kepayahan lagi kesusahan
Bimbinglah
Dalam kesah kuberTuhan
Dengan nafas satu-satu mencobaku teguh berTuhan
Berikan kebaikan senantiasa bagi yang teguh percaya padaMu
Tayangan televisi yang tak layak disaksikan
Nasehat kebaikan yang diabaikan
Lelah sekali perjalanan bom waktu ini
Kebusukan dalam kepura-puraan
Mangkatku tinggal menanti waktu saja
Pujaan serta rasa bangga dulu terhanguskan begitu saja
Kacau sekali kalian
Ludahi saja pendosa-pendosa
Usir para pendosa
Tunggulah gairah Tuhan bila keyakinan Tuhan masih terpegang
Ibadah yang tersaji terseret kotor laku dusta-dusta
Pengajaran kejujuran melupakah?
Ajarannya untuk siapa?
Tangis telah menguap
Getir bercampur kesal yang tersisa
Tak sudi jadi medusa
Kalian saja penganut Tuhan tapi bermedusa
Pergilah jiwaku
Mangkatlah ragaku
Bawalah keimanan yang terajut penuh kepayahan lagi kesusahan
Bimbinglah
Dalam kesah kuberTuhan
Dengan nafas satu-satu mencobaku teguh berTuhan
Berikan kebaikan senantiasa bagi yang teguh percaya padaMu
Sepatu Kaca
Puteri dalam dongeng yang selalu ternaungi keberuntungan
Ahir cerita bahagia bersama sang pangeran
Sepatu kaca identitas hayalan sang peri
Berkacalah dengan ketegaran
Tak usah sembunyikan kekurangan dari sang pangeran
Sang pangeran hanya mencinta sepatu kaca
Pemakai tanpa sepatu kaca terabaikan
Bawa saja sepatu kaca ti kau tak akan miliki tulusnya rasa
Dunia yang dipuja
Cintailah bekas-bekas arang yang membekas pada wajah
Tanda hitam sisa kegigihan perjuangan hidup
Putri sepatu kaca masihkah dicintai bila telah kehilangan sepatu kacanya
Ahir cerita bahagia bersama sang pangeran
Sepatu kaca identitas hayalan sang peri
Berkacalah dengan ketegaran
Tak usah sembunyikan kekurangan dari sang pangeran
Sang pangeran hanya mencinta sepatu kaca
Pemakai tanpa sepatu kaca terabaikan
Bawa saja sepatu kaca ti kau tak akan miliki tulusnya rasa
Dunia yang dipuja
Cintailah bekas-bekas arang yang membekas pada wajah
Tanda hitam sisa kegigihan perjuangan hidup
Putri sepatu kaca masihkah dicintai bila telah kehilangan sepatu kacanya
Penikmat Ketulusan
Lagu macam apa ini terdengar gersang dan sumbang
Nyanyian mengalun tak berirama
Harmoni tak terasa malah lebih menyakitkan telinga para pendengar
Turunlah dari atas panggung lalu tutup mulut untuk bernyanyi
Tomat-tomat busuk telah dipegang menanti untuk dilemparkan
Berhenti menyanyi atau terhentikan oleh lemparan tomat busuk ini
Penilai sedang menikmati
Penikmat ingin terpuaskan
Lagu yang indah terbawakan hanya oleh biduan terbaik
Tulus saat menyanyi lebih menyamankan para penikmat
Penikmat-penikmat butuh akan ketulusan berkarya juga berseni
Jujurlah lalu rabalah hati-hati penuh kedamaian
Lagu-lagu akan terdengar merdu dengan kebaikan budi
Nyanyian mengalun tak berirama
Harmoni tak terasa malah lebih menyakitkan telinga para pendengar
Turunlah dari atas panggung lalu tutup mulut untuk bernyanyi
Tomat-tomat busuk telah dipegang menanti untuk dilemparkan
Berhenti menyanyi atau terhentikan oleh lemparan tomat busuk ini
Penilai sedang menikmati
Penikmat ingin terpuaskan
Lagu yang indah terbawakan hanya oleh biduan terbaik
Tulus saat menyanyi lebih menyamankan para penikmat
Penikmat-penikmat butuh akan ketulusan berkarya juga berseni
Jujurlah lalu rabalah hati-hati penuh kedamaian
Lagu-lagu akan terdengar merdu dengan kebaikan budi
Kamis, 03 Juni 2010
Terbaru
Satu titik kemudian dua titik
Satu koma lalu dua koma
Hidup perjalanan waktu yang berputar
Masa yang tak dapat terulang
Beralihlah jadi lebih baik lagi
Berubahlah jadi terbaru dari segala yang baru
Satu koma lalu dua koma
Hidup perjalanan waktu yang berputar
Masa yang tak dapat terulang
Beralihlah jadi lebih baik lagi
Berubahlah jadi terbaru dari segala yang baru
Sampah Hanya Aku
Sair ini hanya aku
Kalimatnya dimengerti olehku
Bukan egois
Sair ini pencurahan rasa diri
Sair yang sampah
Sampah tak berbau
Hanya untukku
Bila tak mengetuk hati
Biar saja
Hatiku tak sekeras baja
Kalimatnya dimengerti olehku
Bukan egois
Sair ini pencurahan rasa diri
Sair yang sampah
Sampah tak berbau
Hanya untukku
Bila tak mengetuk hati
Biar saja
Hatiku tak sekeras baja
Tak Bisa
Masih belum siap
Garis-Nya pada hidup ini adil
Mungkin bila terpaksakan akan arogan
Masih belum siap penerimaan diri aka hal itu
Bersabar saja
Berjuang saja
Dia tahu yang terbaik
Serahkan segalanya pada-Nya
Berbaik sangkalah pada-Nya
Tutup mata lalu resapi keagungan-Nya
Sedih-sedih menyeruak mencacah hati
Tak bisa mau sendiri
Jalan hidup berbeda
Jalan hidup milik Sang Kuasa
Takdir milik-Nya
Hanya kebaikan semoga jalan hidup yang terjelang
Garis-Nya pada hidup ini adil
Mungkin bila terpaksakan akan arogan
Masih belum siap penerimaan diri aka hal itu
Bersabar saja
Berjuang saja
Dia tahu yang terbaik
Serahkan segalanya pada-Nya
Berbaik sangkalah pada-Nya
Tutup mata lalu resapi keagungan-Nya
Sedih-sedih menyeruak mencacah hati
Tak bisa mau sendiri
Jalan hidup berbeda
Jalan hidup milik Sang Kuasa
Takdir milik-Nya
Hanya kebaikan semoga jalan hidup yang terjelang
Dangkal
Mau itu
Takut berdosa
Ingin ini
Tak mau ke neraka
Hendak ke sana
Takut akan Tuhan
Ternyata iman masih lemah
Tuhan,kuatkanlah keyakinan ini
Takut berdosa
Ingin ini
Tak mau ke neraka
Hendak ke sana
Takut akan Tuhan
Ternyata iman masih lemah
Tuhan,kuatkanlah keyakinan ini
Kecil
Saat bersujud kala duduk bersimpuh
Ada perasaan berkecamuk tapi melompong
Mau menangis tapi tak ingin
Kosong kecil sekali diri juga jiwa di wajah Sang Pencipta
Ada perasaan berkecamuk tapi melompong
Mau menangis tapi tak ingin
Kosong kecil sekali diri juga jiwa di wajah Sang Pencipta
Resah
Hati yang gelisah jiwa nan merana
Lumpur bercampur amukan rasa dalam dada
Mata yang berkaca-kaca mengisyaratkan aroma tangkai kaktus
Nyeri sekali tertohok guliran tak berperikemanusiaan
Tak tergubris tapi sangat terasa melekat pada jiwa
Pelarian-pelarian kecil dari dunia yang mengambang
Denyut-denyut tanpa rasa
Nadi telah terputus
Debar jantung tak berdetak
Jiwa sedang kosong
Resah ini
Inilah keresahan jiwa kecil
Resah di lorong gelap tanpa cahaya
Lumpur bercampur amukan rasa dalam dada
Mata yang berkaca-kaca mengisyaratkan aroma tangkai kaktus
Nyeri sekali tertohok guliran tak berperikemanusiaan
Tak tergubris tapi sangat terasa melekat pada jiwa
Pelarian-pelarian kecil dari dunia yang mengambang
Denyut-denyut tanpa rasa
Nadi telah terputus
Debar jantung tak berdetak
Jiwa sedang kosong
Resah ini
Inilah keresahan jiwa kecil
Resah di lorong gelap tanpa cahaya
Perayaan Tak Putih
Kasih yang putih
Perayaan yang suci
Gaung slogan belaka
Sepanjang tahun hancurkan negeri
Sepanjang masa berusaha lakukan genosida
Intimidasi juga keangkuhan ditebar
Perayaan tak putih
Kidung yang tak menggema di langit biru
Perayaan tak mendamaikan
Damai hanya di hati kelompok tertentu
Manusia bumi ciptakan damai juga ketenangan
Ingin tahun ini benar-benar damai nan putih dalam perayaan
Perayaan yang suci
Gaung slogan belaka
Sepanjang tahun hancurkan negeri
Sepanjang masa berusaha lakukan genosida
Intimidasi juga keangkuhan ditebar
Perayaan tak putih
Kidung yang tak menggema di langit biru
Perayaan tak mendamaikan
Damai hanya di hati kelompok tertentu
Manusia bumi ciptakan damai juga ketenangan
Ingin tahun ini benar-benar damai nan putih dalam perayaan
Coklat
Ini bukan cinta kumenolak rasa
Ini bukan rindu gundah yang menggebu
Haruskah kutolak segala rasa yang kian memagar
Tangisku tak berarti
Tawaku tak bermakna
Riuh yang mengganggu
Mata yang tak tajam
Hati yang tak pernah peka
Tak manis lagi rasa cinta
Coklat yang tak lagi berasa coklat
Hambar
Ini bukan rindu gundah yang menggebu
Haruskah kutolak segala rasa yang kian memagar
Tangisku tak berarti
Tawaku tak bermakna
Riuh yang mengganggu
Mata yang tak tajam
Hati yang tak pernah peka
Tak manis lagi rasa cinta
Coklat yang tak lagi berasa coklat
Hambar
Kemuliaan Perang
Kami tidak suka perang
Kami dilarang untuk perang
Kami dilarang untuk berbuat keji juga munkar
Kami tidak diperbolehkan merusak dan menghancurkan
Lihatlah kami
Kami mempertahankan tanah kami
Kami kuat
Senjata tercanggih pecandu perang tak bisa lumpuhkan semangat kami
Bagi kami Tuhan senjatanya
Tuhan Sang Esa
Tuhan yang benci peperangan
Kami terserang maka kami melawan
Perang kami sejati
Perang kami beradab
Kami bukan pengemis
Kami miliki kemuliaan
Kami bukan penikmat perang
Keyakinan terpatri di jiwa
Tembok penghalang juga rumah-rumah pecandu tak surutkan perjuangan
Dengarlah lalu mengertilah dengan damai
Ini tanah kami
Kami bertahan dan melawan atas serangan
Bunuhi kami
Jumlah kami tak akan berkurang
Pertolongan Tuhan turunkan serdadu-serdadu dari langit yang mencengangkan
Kami dan Sang Tunggal
Kami dilarang untuk perang
Kami dilarang untuk berbuat keji juga munkar
Kami tidak diperbolehkan merusak dan menghancurkan
Lihatlah kami
Kami mempertahankan tanah kami
Kami kuat
Senjata tercanggih pecandu perang tak bisa lumpuhkan semangat kami
Bagi kami Tuhan senjatanya
Tuhan Sang Esa
Tuhan yang benci peperangan
Kami terserang maka kami melawan
Perang kami sejati
Perang kami beradab
Kami bukan pengemis
Kami miliki kemuliaan
Kami bukan penikmat perang
Keyakinan terpatri di jiwa
Tembok penghalang juga rumah-rumah pecandu tak surutkan perjuangan
Dengarlah lalu mengertilah dengan damai
Ini tanah kami
Kami bertahan dan melawan atas serangan
Bunuhi kami
Jumlah kami tak akan berkurang
Pertolongan Tuhan turunkan serdadu-serdadu dari langit yang mencengangkan
Kami dan Sang Tunggal
Langganan:
Postingan (Atom)