Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari: Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari : Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Minggu, 29 Januari 2017

Mengacau Rasa Semalam

Saat saling melepas semua rasa
Merengkuh dan merasai
Aku yang terbakar asmara
Mencoba terus memuaskan dirimu
Tapi kau mengacaukan segalanya
Kau ingin semuanya lekas berakhir
Kau malah terus berkata "sudahi saja saat bercinta"
Aku sebenarnya kecewa
Karena membutuhkan waktu lama untuk terpuaskan rasa
Atau mungkin kau sedang bermain-main dengan bercinta
Agar aku selalu ketagihan untuk bercinta denganmu?
Kau mengacau rasa semalam

Membenci dan kecewa atas sikapmu itu
Dan aku sudahi saja mengecupi rasa denganmu
Lalu kau meminta yang bukan cinta
Dan sudah kuberi

Sudahlah, aku bosan dengan gaya bercintamu
Selalu terburu dengan waktu

Bila kelak kau mau saling rasai
Lakukan dengan perlahan
Hingga semua rasa tercurahkan

Semalam kau mengacaukan rasa
Dan itu membuatku kesal dalam keringat

Cinta Yang Setan

Terus menganggap berduaan tanpa Tuhan adalah benar
Terus berdalih bahwa berdua ini tak melewati batas
Batas mana yang dimaksudkan?
Batas cinta yang dibuat manusia atau batas cinta yang dibuat Tuhan?
Batas juga aturan manusia bisa dipasang lalu dibongkar semaunya
Batas cinta dari Tuhan teramat jelas nan gamblang
Firman Tuhan "pelarangan mendekati zina"

Lihatlah dengan mata hati mendekatinya saja dilarang

Lalu atas dasar apa mencinta tanpa Tuhan?
Mungkin cinta tersebut merupakan cinta yang kesetanan

Butuh Waktu Berputus

Maafkan aku kakak
Bila dahulu masih gamang dalam bertindak
Sungguh butuh waktu walau sejenak
Katakan putus dari cinta bukan sekedar sajak

Maafkan aku kakakku
Jangan pernah bosan dengar cerita hidupku
Karena kaulah sebuah pelabuhan rahasiaku
Biarkanlah tak saling bersua agar semakin leluasaku

Maafkan aku kakak dengan pilu
Butuh tempat untuk mengadu
Agar lepas segala candu
Walau katakan putus belum bisa ketemu

Maafkan aku kakak "tersayang"
Saatnya menjauhi dia seperti nasehatmu yang terus terang
Agar segalanya menjadi lapang
Doakan selalu aku agar Tuhan menyayang

Disleksia Padamu

Gugup saat berpapasan
Gemetar saat harus berbicara denganmu
Debar jantung tak beraturan saat tak sengaja bersentuhan
Kedua mata selalu mencuri-curi pandang padamu
Gelagat cinta ini tak terbantahkan padamu
Tapi terlalu kaku katakan tentang rasa

Melihat dari luar jendela dirimu yang terduduk manis
Ada cinta dan telah diutarakan lewat tulisan
Walau sebanyak apapun menulis tetaplah terlihat disleksia
Karena cinta padamu sebuah disleksia

Hujan Sepanjang Hari

Hawa dingin merajut badan seharian
Tak ingin turun dari ranjang
Tak hendak bergerak
Terbaring tapi tak terpejam
Melihat ke jendela airpun berjatuhan
Menunggu yang tersayang memanggil untuk berkasihan
Dan anehnya tak peduli cuaca
Berhasrat mencintai selalu menjadi pemenang

Walau hujan seharian hasrat bercinta tak padam
Hasrat ini malah semakin menggemparkan jiwa

Bukan Kusempurna

Tak akan pernah bisa menjadi hati yang kau mau
Setiap diri miliki karakter berbeda
Tak akan membuktikan apapun padamu
Karena tak berhutang pembuktian padamu

Bila ingin berbincang dalam balutan topeng maka itu bukan aku
Bicaralah dengan topeng-topeng yang menyembunyikan kebusukan

Inilah karakter diriku
Tak akan pernah memaksa semua manusia menyuka
Status sosial yang kau dengungkan tak akan merubahiku

Kukenal beberapa petopeng kebaikan kehidupan
Petopeng yang tawarkan kebaikan di permukaan
Tapi mengiris perih di kedalaman

Berpikirlah jauh ke depan
Bacalah jiwa manusia dengan hati tulus

Karakterku sadari diri bukan yang sempurna
Sadari bahwa Tuhan telah mencipta dengan sesempurna mungkin
Dan ini sekedar pelampiasan nafsuku sebagai manusia
Yang selalu merasa berada dalam ketidakpuasan

Benteng Tertinggi

Saat nama yang terpanjat tak layak lagi
Iman yang menjadi jurang
Persandinganmu kemarin membuat lemas
Tak seyogyanya nama itu terdoa dalam desah terpanjang
Sadari dulu memang tak mudah bersama
Hanya dalam doa mampu mengadu pada Sang Esa
Tak cukup baik menurut Sang Satu
Namun cinta ini dulu indah

Manusia terkukung nafsu iblis
Benteng yang tinggi
Bila cinta pada manusia harus menyekutukan Tuhan
Pantaskah cinta ini?

Dalam sujud mengadu
Dalam lemah diri merendah
Nama itu tak lagi terhunus dalam doa
Tapi tetap saja bernoda dalam jiwa

Nama itu telah bersama yang lain
Dalam ikatan yang berestu

Nama itu masih berdengung tapi tertanggalkan dalam doa

Tidurku

Tidur saja
Saat tidur tak lagi pikirkan dunia
Tak memikirkan semua ketimpangan yang melanda
Ada damai dan tak mengingat apapun saat terpejam tidur
Sembunyi dari dunia yang mencekam dengan tidur


Dunia yang tak berteman maka memilih tidur
Tak pernah untuk membuktikan apapun pada siapapun
Hanya lelah saat dunia tak memihak


Dan tidurlah maka suasana menjadi tenang
Walau kelak saat terbangun hiruk pikuk dunia siap menantang

Hujan Cinta

Hujan
Ingin di pelukan
Bersama berbasahan
Saling berjalan bercipratan
Saling berlari kegirangan
Hujan pagi ini
Udara dingin menyergapi
Ingini
Dirimu memegangi
Lalu meregangi
Juga merasai

Putus Dari Ketidaktulusan

Malam ke 27 bersama cinta yang tak lulus
Ingin putus
Cintanya tak tulus
Dia tak jujur
Dan hatiku berdegup tersungkur
Sudahi saja dengan cintanya yang melantur
Coba menjauhi
Dia yang mengintimidasi
Terus meminta tak mau memberi
Cukupi cerita cinta
Dia dan cintanya yang pura-pura
Aku coba hindari untuk bersua
Tak peduli
Melangkahku pergi
Bohongnya dia cintai
Dia mengecewakan
Cinta tak layak dipertahankan
Bila dia datang maka mauku merupakan keharusan
Dalam kesal bercampur sesal kusudahi semua
Sampah mencinta
Dari dia yang terus berdusta

Perayaan 14 Februari

Bergembira untuk sesuatu yang maknanyapun abu-abu
Hari kasih sayang dan jika dipikirkan sungguh menggelikan
Tak mengerti sudah rusakkah sel-sel otak para peraya
Merayakan sesuatu yang pada hari-hari yang lainpun bisa


Lagipula sangatlah tidak penting perayaan kasih sayang
Selidikilah secara ilmiah tentang hari Valentine
Dan teruslah mencari tahu jikalau suatu kebenaran ditutupi sengaja


Perayaan 14 Februari yang teramat aneh
Merayakan sesuatu tetapi tidak dengan bersyukur pada Sang Esa
Para peraya malah sibuk bertukar cinta antara sesama dalam bilik dunia
Perayaan yang tak masuk akal


Dan aku berada di sisi yang tidak merayakan hari kasih sayang

Bertahan Tanpa Cinta

Iya, kamu tampan
Aku suka
Benar memang kamu cantik
Aku cinta
Kekaguman merupakan sifat manusiawi
Kendalikan dengan mengekang nafsu
Iblis mencari kawan-kawan
Percayalah ada hidup setelah mati
Kelolalah ketertarikan menjadi ibadah pada Tuhan
Bertahanlah tanpa cinta hingga Tuhan menjadi kata
Menahani rasa berharap Tuhan jadikan sebagai pahala
Dalam berat berkata
"Tak bisa mencintai tanpa Tuhan
Karena Tuhanlah kuhidup
Dan karena Tuhanlah cinta sejatiku"
Bertahanlah para pencari cinta
Yakini Tuhan telah tuliskan jodoh terbaik tertulis di lauhul mahfuz

Sampaikanlah Putusku

Kuingin putus dari dia
Sungguh kecewa pada cintanya
Sampaikan padanya
Mual lagi muak untuk berjumpa
Rasanya yang penuh dusta

Katanya sungguh bak ular
Bicaranya berputar
Sentuhannya tak bernalar
Dirinya terus merongrong gahar
Malam ini kecewa dan tersadar

Percintaan dulu tak sesali
Indah penuh rasa di malam gelap dan terangnya hari
Bila dulu kurasa dan ada tangis di sisi
Tapi itu dulu dan bukan kini
Dia yang arogan terus meminta tak mau memberi

Tolonglah, katakan padanya olehmu
Kuingin putus saja bila cintanya dusta di kalbu


Siapkah Tak Bercinta?

Hasrat yang harus di kerangkeng
Kesejatian diukur dari memperlakukan yang terkasih
Tak pantas membawanya pergi bersukaan tanpa tali Tuhan
Keberanian mengikatkan buhul Tuhan di depan saksi
Atau memang hanya berhati kerdil
Bersenang-senang bagai anak kecil
Tak pantas sebagai pemuja Tuhan langgar konstitusi berTuhan
Sudah siapkah tak bercinta?
Siapkah saling mencintai hanya berlandaskan agama?
Atau masih silau pada kata-kata setan dunia?
Relung hati tersucipun menolak cinta tak berTuhan
Pantaskah rasa tak berTuhan ini diteruskan?

Jumat, 27 Januari 2017

Potret Berduamu

Melihat potretmu berdua
Hati tercabik-cabik luka
Walaupun kita berdua tak berikatan
Namun perasaan tak berdusta
Ada cinta dalam jiwa
Dan kau tak pernah peka
Potretmu itu melukakan
Lekaslah gantikan
Jauh berharap dan mimpipun tidak
Kau pasang posterku menggantikannya
Dan mungkinkah kau akan katakan cinta merindu padaku?

Pengemis Rasa Nan Salah

Mengemis ingin dicintai
Menangis ingin dirasai
Padahal kasih sayang ini
Hanyalah sebatas ilusi
Kebersamaan yang tak semesti
Tapi bisik goda nafsu terus menari
Hingga laku salah tertutupi

Selasa, 24 Januari 2017

Gamang

Mencoba melepaskan
Seakan menempel erat
Mencoba meninggalkan
Seakan tergenggam kuat
Semuanya hanya seakan
Kekuatan pikiran terus menghantui
Terselimuti nafsu yang di bisikkan para hantu
Lakukan secara perlahan
Biarkanlah dan lepaskanlah
Bahagialah
Hanyutkan semua hitam dalam jeram
Kembalilah pada Tuhan

Teman Atau Setan

Kau tahu teman itu seperti apa?
Teman itu seperti sahabat?
Kau tahu sahabat itu seperti apa?
Sahabat itu seperti keluarga
Kau tahu keluarga itu seperti apa?
Ceritakan saja sendiri
Karena banyak cerita yang terjadi
Ada bermain penuh canda
Ada drama berbalut sedih lalu tertawa
Ada saat saling menjauh karena sedang tertarik pada dunia
Ada saat saling menguatkan
Ada saat sombong dan angkuh menjadi bahasa
Ada saat rendah hati menjadi baju terindah
Satu yang pasti apapun yang terjadi
Walau benci, walau kesal
Selalu saja ada tempat untuk kalian
Karena teman sejati bagai keluarga
Tak peduli badai yang datang
Hanya yang sejati tahu hati mana yang tertulus
Hati tertulus mampu memisahkan antara teman dan setan

(inspirasi dari film Korea Selatan Unforgettable)

Mencintai Lukisan

Kupahat kau dengan cinta
Kulukis kau dengan rasa
Kuwarnai dengan warna terbaik
Kucintai kau


Walau dalam berupa gambar lukisan

Menyerahkah?

Lakukan apa yang ingin kau lakukan
Terserah
Lelah
Tapi haruskah pecinta menyerah pada yang dicintainya?
Bingung
Linglung
Karena kau seperti itu
Selalu mencari cara untuk tak dicintai
Semoga ada waktu lagi untuk bercinta

Gang Iblis

Benar-benar jalan kecil yang busuk
Jalanan rapi tertata tapi para penghuninya berhati keji
Pintar membolak-balikkan fakta
Semua salah tersembunyikan
Menghasut lalu merendahkan sesama
Ingin dipuja dan dipuji manusia
Penghormatan semu manusia terpanggung diutamakan

Dan karakter busuk ada di rumah Tuhan
Dan menahan rindu pada rumah Tuhan
Ada manusia berkarakter bejad di sana

Diripun bukan seutuhnya manusia baik
Terima sajalah saat diri tak menyukai

Dan tak bisa mendoakan terburuk
Agama melarangnya

Maka berlombalah mendapat dan menjemput hidayah

Di gang iblis bersemayam para penghuni berbalut suci berhati setan


Masih Mencintai Dosa

Dosa yang mengikat
Dedosa yang membuat malas berTuhan
Sampai kapan berdosa?
Mati yang tak bisa ditebak kapan datangnya
Langkah yang berat menuju rumah Tuhan
Mulut yang terkunci saat hendak membacakan firman Tuhan
Hati dan otak mati saat mendengarkan kisah kebaikan berTuhan
Dedosa yang masih dilakukan
Dedosa yang masih dicintai
Lantas semua ibadah ini akankah berarti?
Masih saja bercengkrama dengan dosa
Seakan melupa semua laku akan dipertanggungjawabkan
Ada hidup setelah mati
Dan dosa ini lalu dosa itu
Semua dedosa
Dan payah belum juga melepas dedosa
Ibadah-ibadah dengan sisa-sisa tenaga setelah berdosa
Tuhan, ampunilah
Tuhan, jagalah
Tuhan, terangilah
Bimbinglah menuju cahaya

Tak Tahulah

Jangan ganggu
Sedang ingin bersama dia
Tapi dia menghindar senantiasa
Dan aku tak tahu lagi harus berkata
Menghindari saja
Dan masih menunggu dia mau
Sudah lama tak berdua bersama
Memandang cahaya dari kegelapan
Dalam rasa masih setia
Tak tahulah
Lagi kesal
Dia seolah mengulur-ulur cinta
Sekali bersama maka tak akan dilepas
Karena canda bercinta sangat tak lucu
Dia dan ach,.........
Tak tahulah

Menjaga Dari Jauh

Hanya bisa melihatmu dari sini
Batas antara nyata dan fiksi
Ingin kau tahu ada yang selalu mengasihi
Dimanapun kau berjalan menyusuri
Ada yang selalu menaruh perhatian saat kau sepi

Tak bisa selalu berada di dekatmu
Khawatir cinta dan sayang ini menggebu-gebu
Menjaga dari jauh sebuah pilihan kalbu
Dan rasanya tak mampu bila berada di dekatmu
Kasih ini teramat keterlaluan padamu

Menjaga dengan kasih sayang dari jauh di atas kahyangan
Karena tahu mengharapkanmu bak pungguk rindukan bulan
Melihatmu saat sedang berjalan
Jaga diri selalu dalam arungi kehidupan
Berpeganglah pada tali kebenaran

Sadar diri penuh dalam
Tak mungkin mencinta dan saling berbagi rasa sayang

Dosa Cinta Terindah

Seperti kegilaan menyelimuti badan
Bergetar menginginkan
Tak pedulikan
Semua larangan
Agama hanya dijadikan topeng
Atas nama cinta berasmara di atas genteng
Seperti binatang saja melenguh dengan enteng
Dosa bercinta tanpa ikatan keTuhanan
Semua dianggap biasa
Sampah busuk cinta
Tak menyesalinya
Karena setan telah menguasai sukma dan logika
Tak pernah meneteskan airmata
Penyesalan percintaan yang terlarang Sang Esa
Menangis saat tak sedang bercinta
Dan sebenar-benarnya sedang meniti jalan ke neraka

Semangatmu Dari Dia

Kau tahu
Ada tingkat tinggi cemburu
Saat tak ada arti semua hari juga lamanya waktu
Kesah juga keluh ini tak membantu
Saat dia menuliskan kata indah padamu
"Semangat" walau hanya berkata satu
Tapi sangat menohok kalbu
Karena sentuhannya padamu bukan dari aku
Sembunyi dalam rindu
Mendoakan dalam sujud selalu
Biarlah, kupendam gejolak hatiku
Tak pernah mau
Semua perjalanan hidupmu
Diganggu
Dalam tawaku yang lalu
Ada sejumput rindu
Ingin menjadi sandaran hidupmu
Ingin hanya aku
Pemberi semangatmu

Minggu, 22 Januari 2017

Cintailah Aku

Ceritakan saja semua kisah bahagia kita
Intiplah dari lubang pintu dan lubang ventilasi udara
Terangkanlah semua kegelapan dengan cinta
Redupilah bahkan hancurkanlah semua sifat jahat dan angkara
Ajarilah mencintaimu dengan penuh rasa

Ada sebuah kerinduan saat mata hendak terpejam tidur
Merah menjadi putih suci saat kau ajari cinta yang teratur
Aku tanpamu selalu saja bicara tak terarah dan ngawur
Lihatlah tanpa belai dan sentuhmu pikiranku melantur
Ingin selalu ada dalam kasih dan dekapanmu hingga ujung umur
Aku sangat ingin dirimu cintai aku dan bersama nikmati usia uzur

Kau Tak Datang Di Gerbang

Semoga janji datang malam ini benar
Jangan dusta dan ingkar
Karena telah lama menahan lapar
Dahaga kasih bersamamu dalam temaram sinar
Jangan bermain dengan hati yang sabar
Janji saat pagi seperti kau bilang
Aku menanti di depan pintu gerbang
Telah lama mendambakan cinta kasih sayang
Aku sangat berharap dirimu datang
Berdua mereguk hasrat asmara sampai terbang
Kau akhirnya berbohong
Ucapanmu seluruhnya kosong
Terus saja mempermainkan hasrat hingga melolong
Kau yang tak datang dan diriku yang terduduk terheran bengong
Janjimu palsu penuh dusta lagi melompong

Terserah Aku?

Aku yang belum pintar
Aku yang terlalu cinta

Padahal semalam dia acuhkan aku
Lalu pagi ini dia dekati aku
Karena dia mencari tempat sandaran
Aku yang terlalu sayang pada dia

Cinta yang membuatakan hati
Kasih telah membekukan logika
Dan saat ini aku tak berdaya

Kaulah Pembawa Bahagia

Salju turun itu karenamu
Dirimulah yang memanggil salju lewat indah denting piano
Nada-nada yang mengalun naik ke atas langit
Maka dewapun menangis hingga air berubah menjadi salju
Kaulah yang membuat dewa menangis dengan jemarimu

Anak-anak bahkan orang dewasa menari-nari di atas salju
Bahkan menari-nari di bawah salju yang turun
Terdengar suara nyanyian lagu abadi "bintang kecil"
Bintang kecil lagu yang mengalun dari denting piano
Abadilah rasa yang menegak naik lurus ke atas langit

Tak pernah bohong tentang rasa
Cinta tulus selalu apa adanya
Berteriaklah sang pecinta sejati
Karena kaulah pianis Tuhan
Jemarimu membuat dunia bersuka cita

Sabtu, 21 Januari 2017

Beralihkah?

Letih
Menyerah sajakah?

Beralih?
Teramat lelah sekali

Kemana lagi mencari Tuhan?
Tuhan yang dulu indah dipuja
Sedang dalam turunan tajam beriman
Ini teramat tak mudah

Mencoba bertahan
Mencoba meneguhi taqwa

Tolong, Tuhan
Kuatkanlah iman

Demi Bahagiamu

Kurelakan dirimu pergi
Bila bersamanya bahagia maka biarkanlah
Bila lelah dan keki bersamanya rebahlah di pundakku
Menjadi sandaranmu saja sungguh bahagiaku
Dan tak mengapa bila kelak kau kembali
Mungkin suatu saat kau akan mengerti

Tapi demi bahagiamu lakukanlah sesuai kehendakmu
Walau aku selalu ada di sini
Menantimu dengan sebuket cinta

Tidurlah

Kesal
Malam yang belum tidur
Menjemput kantuk yang tak terjemput

Tidurlah jiwa yang tenang
Kembali pada Tuhan dengan iman

Salah Siapa?

Salah cinta yang bertahta
Tiba-tiba meremuk lalu acuh dan hantam dada
Aku tak salah mencinta
Dia tak salah dulu menerima

Kecewa
Bertemu lalu intim kemudian bersikap tak peduli
Nyeri
Mungkin dia bahagia tanpa aku

Aku mencoba mencari bahagia

Tak Mudah Mencari

Tak tahu harus mencari kemana
Jujur telah teramat lelah
Dan nanti bila terulang kembali cerita ini menjemukan

Hanya ingin suatu saat ada orang yang mencintai
Agar kelak bisa dibalas dengan sebesar cintanya itu

Berkesah Berbayar

Bangku itu kosong
Duduklah sejenak
Rehatlah dengan berjuta penat
Tiada yang mampu membuka kunci masa depan tanpa masa lalu
Apapun yang terjadi di masa lalu akan tentukan masa depan
Raihlah bersama Tuhan

Burung phoniek bangkit dan hidup kembali dari abu
Bergegaslah
Gulunglah semua kesah ini
Cukuplah segala kesah
Lekaslah bayar tagihan
Waktu berkonsultasi dengan psikiater telah usai

Masa Lalu Brengsek

Tertidur dan tergolek dengan sesuatu dari masa lalu
Masa lalu yang masih terbayang
Bayangan kelam lagi suram
Mendaki masa depan seolah stagnan
Tak berjalan sesuai yang dimau

Status sosial yang diagung-agungkan
Kekayaan, kehormatan dan pemujaan dari dunia
Kosong dalam menatap ke depan
Hampa
Mencoba tertidur dan anggap semua ini mimpi

Waktu yang terus bergerak dan tak menunggu kesiapan
Ibarat pedang
Menusuk siapapun yang tak memakai baju perang
Masih tak bergerak di atas tempat tidur
Terus-menerus merutuki semua salah di masa lalu

Masa Yang Terus Berhimpit

Melihat cermin seperti ada guratan dari masa lalu
Saat membenci dan saat menyuka
Lantas masih berkutat dengan itu
Satu hal mencintai terlalu banyak
Tak tahulah
Sebuah tulisan yang bercampur

Dimanakah cinta?
Ingin berpelukan dan tak dilepas lagi
Masa lalu yang terus menghimpit membuat sesak
Masa kini yang membayang dan terus terhantui
Kenangan yang mulai menjadi masa kini
Menjalari setiap sendi dalam langkah

Matahari terbit sebegitu pentingkah untuk dilihat?
Apa yang indah dari terbitnya?
Matahari terbit di masa lalu dan di masa kini sama saja
Yang berbeda mampukah melepas masa lalu yang busuk
Mampukah mempertahankan dan meningkatkan masa lalu yang terbaik?
Masa yang terus berhimpit dan pengap tentang hasrat menggebu

(inspirasi dari film Jepang Blue Spring Ride (Ao Haru Ride))


Jumat, 20 Januari 2017

Puisi Rinduimu

Matamu tertutupi rambut panjangmu
Saat kucium bibirmu sekarang kau nampak tak berselera
Rindu saat bahagia saling berhasrat
Dirimu tersenyumlah dan rasai saja hasratku ini

Tidur saja
Biar kupuaskan semua yang menjadi keteganganmu

Bermain Karena Bodoh


Merasa paling tahu semua hal
Merasa semua jalan yang disukai benar
Terkadang ada lubang yang kasat mata
Tapi terlampau mempercayakan harapan pada keadaan sekarang ini
Pikiran dipenuhi hasrat-hasrat anak kecil
Anak kecil yang merajuk dan bermain dengan dunia sesuka hati
Di rumah ada banyak orang dewasa yang menaruh harapan pada sang anak
Sampai kapan bermain dengan semua angan yang tak jelas ini?

Mengertilah dengan lekas
Bukalah sedikit hati dan bekerjalah otak untuk berpikir
Terbangkanlah semua harapan dan impian
Yakinilah bahwa semua mimpi akan terwujud dengan semua kerja keras
Hiraukan semua benci dan kondisi yang tak mendukung saat ini
Teruslah berjuang demi mimpi terbaik dan berTuhan
Selalu ada orang-orang terdekat yang penuh rasa tulus menyediakan bahu
Bahu untuk bersandar bila lelah atau menangis saat sedih dan menangis saat bahagia

Kejarlah dan gapai semua cita-cita dengan doa-doa orang terdekat dan terkasih
Hentikan segera permainan-permainan penuh kebodohan

( inspirasi dari film India Nil Battey Sannata)

Untuk Flora Tercintaku

Maaf
Bila buatmu kecewa
Bila buatmu marah
Maaf
Kuakui cemburu untuk kawan-kawan yang menemanimu
Kuakui benci melihat kawan-kawanmu bisa memegangmu
Karena sungguh rindu atas kebersamaan kita berdua
Tak mau kau menjauh dan pergi
Tapi bila kau lebih mencintai yang lain maka aku tak bisa berkata
Ingin kau tetap mengetuk saat pagi lalu berbagi rasa
Ingin kau tetap sehabis senja arungi cinta
Sedih saat tak lagi kau memelukku
Untuk flora tercintaku
Kumenunggu selalu
Walau sedih terus mendera saat kau tak di sisiku

Minggu, 15 Januari 2017

Formula Membencimu

Firasat yang selalu diabaikan
Indah percintaan selalu diagungkan
Rempah juga bumbu sayang telah tertuangkan
Menyakini bahwa perhasratan ini selamanya
Andaikan dirimu mengerti akan semua sikapku
Nasehat kebajikan selalu didengarkan

Menghapus semua noda dengan doa
Aku yang akan selalu menjadi pengagummu
Ukir semua rasa yang terkadang kau menjenuh
Liburi jiwa yang selalu memujamu
Apalagi yang harus kuyakini padamu atas cintaku
Nilaiku padamu terpupus atas ulahmu
Aku tak ada waktu untuk firasati membencimu

Kau Belum Jua Menjawab Cinta

Dulu dengan dia
Sekarang bersama dirinya
Kapan bersamaku?

Diam dan tak bicara
Mengapa tak jua bicara cinta?
Atau sudah habiskah rasa?

Aku mendambamu setiap saat
Berharap kau sayangiku tanpa syarat
Dalam sepinya ruang genggam jemariku erat


Lama Tak Berdua Bersama

Telah beberapa hari tak bersama
Dia yang tak tersenyum dan tak memandang malam ini
Seolah perhasratan yang terjalin tak berarti bagi dia
Kenapa dia seperti itu?
Dia melangkah kaki berlawanan arah denganku

Maaf, sekali lagi jika aku masih menunggumu
Maaf, bila buatmu kecewa dan marah
Datanglah jikalau dia sedang tak bersama teman saat malam
Aku yang ingin berdua bersama 

seperti yang dia lakukan bersama teman-temannya

Setiap pagi hari dan malam hari bersama dan berdua indah

Virus Rinduimu

Vodka membuat jatuh tubuh
Antara sadar dan tak sadar berharap padamu
Lesung pipitmu yang selalu menjadi pesona
Energi jiwa mencitaimu seperti pemabuk vodka
Neraka dunia melihatmu tapi tak kuasa memelukmu
Tak hendak memaksamu untuk mencintaiku

Rasaku biarlah menjadi relung dalam rahasiaku
Aku terkejut ternyata obrolanmu masih penuh tipu daya
Mengajak jujur tapi dirimu seperti tak bercermin
Ada kecewaku tapi tak pudarkan rasa suka
Dogma rinduku tetap ada walau kau membalas dengan marah dan sinis
Ambilkan saja rasa sayangmu hingga sembuhi virusku
Nurani bicara tersuci lalu hilangkanlah kebohongan




Ingin Berkuda Lagi

Berkuda memacu dengan derap tercepat
Meragu
Tak kunjung memeluk lagi
Tak lagi bercengkrama beratap langit
Mungkin kini sedang berbahagia
Bergelimang pesona dan harta
Hingga sebuah rasa dicampakkan

Masih berharap
Mungkin ini setengah gila namanya
Memacu kuda hingga tiba di garis akhir
Lalu terpuaskan rasa

Dustamu Dan Cintaku

Marah dan terus marah
Dan itu membuatku takut padamu
Kau bilang bicara kejujuran
Maka jangan nodai dengan sedikit kebohongan
Aku yang gemetar melihat potretmu
Bila bertemu maka lunglailah seluruh tubuhku

Ini cintaku
Ini sayangku
Ini jujurku
Mengapa masih kau lukis dusta dalam lakumu

Bagaimana Kabarmu?

Sehatkah dirimu?
Khawatir karena tidak melihatmu
Semoga selalu dalam keadaan sehat

Senang apabila melihatmu
Walau dirimu tampak acuh padaku
Dirimu yang teramat lengket dengan dia
Lalu bersama denganku kapan?

Ingin hari esok kau ajak aku
Kemana saja terserah kamu
Hanya kita berdua

Lagi dimana?
Sedang berbuat apa?
Dan yang terpenting sedang bersama siapa?

Kenapa dia yang bersamamu meminta es krim kepadaku?
Bukannya dia sekarang "teman redekat tersayang" dirimu?
Aku yang tampak tak bermakna di matamu
Susahnya ingin bertemu
Kau lebih nyaman bersama dia
Ucapku padamu "bahagia"

Kau sekarang tak menjawab
Selalu diam tanpa sebab
Jangan sampai kedua mataku sembab
Dalam penantian selalu inginkanmu dalam kering dan lembab

Sabtu, 14 Januari 2017

Langit Atap Rumah Terluas

Semua yang pergi pasti pulang ke rumah
Rumah merupakan tempat ternyaman
Tak peduli bagaimana carut-marutnya isi rumah
Selalu saja ada yang membuat rindu
Para pejuang seperti kehilangan arah menemukan arah jalan pulang
Saat tersesat dari rumah berdoalah pada Tuhan
Mintalah dengan penuh rendah diri di hadapan Tuhan
Bersimpuh di setiap malam
Jangan pernah ada egois dan ingin menang sendiri
Jangan meremehkan potensi orang lain
Setiap manusia pernah tersesat dan limbung
Segeralah kembali ke arah Tuhan
Pulanglah ke rumah
Bila tak jua menemukan arah pulang
Lihatlah ke atas langit
Berdoalah agar Tuhan tunjukkan arah pulang

(inspirasi dari film Korea " How to steal a dog")

Jumat, 13 Januari 2017

Kecewa Pada Cinta

Kecewa
Pada satu sisi dunia
Sisi yang mempertemukan kita
Bila nyatanya hanya bohong belaka
Ada tipu yang dicoba

Melawan kemelut tak tuntaskan masalah
Bukan berarti menyerah
Hanya sekedar tak mau kalah
Cinta ini yang membuat gerah
Rasa tertuju pada hati yang salah

Lebih memilih bersua dengan kawan
Tak sisihkan waktu buat percintaan
Lama merajuk memohon untuk perhasratan
Ada saja alasan
Mengada-ada ucapan dikemukan

Bila tak sungguh mencinta bicara terus terang
Tak usah bermain peran berbaju penuh sayang
Ucapkan saja lalu berikan kehangatan perpisahan tanpa bayang
Hingga mampu luluhkan hati sekokoh batu karang
Kecewa pada cinta yang susah ditebang

Bocah Pecinta

Aku hanya bocah yang rindukan cinta
Kemana harus mencarinya?

Menautkan perasaan terdalam namun dilema yang tertemui
Hampir hilang harapan saat mencintaimu
Kau balas cintaku tak sepenuh hati

Ingin rasakan sayang
Terlalu lama menunggu kasih yang tak kunjung datang
Tapi kutegaskan kau tak berhak permainkan sayangku padamu

Aku manusia
Terkadang cinta dan benci tipis bedanya

Pohon Diguncang

Kugoyang pohon biar daunnya berguguran
Sekuat apapun kumenggoncangkan pepohonan 
Daun yang berjatuhan hanya setitik

Lelah raga
Merebah terduduk di bawah salah satu pohon
Dan betapa takjubnya saat terbangun dari rasa lelah
Badan telah tertimbun oleh ribuan dedaunan
Ulah siapakah ini?
Haruskah percaya angin yang kasat mata pelakunya?

Begitulah mencintaimu
Terkadang cinta tak harus berusaha penuh payah
Cukup dilakukan dengan kesabaran
Karena kelembutanpun bisa luluhkan rasa

Pergikah Atau Bertahan ?

Berubah
Tak seperti dulu
Angkuh
Membiarkanku terkatung-katung dalam rasa
Betapa kau tak punya hati cintaiku
Ucapan cintamu dan kesediaanmu menjadi pasanganku dusta

Aku selalu menanti di setiap waktu
Tapi kau tak peduli dan pergi berlalu
Terlalu

Ingin pergi saja
Tapi sebelah hati masih mencinta
Rindu saat saling memacu hasrat merindu
Bertahanku namun seolah tak berdaya akan sikapmu

Kukatakan dan kutegaskan
Bila kau sentuhiku
Maka kau harus turuti mauku
Aku lelah menanti
Walau cinta tak harus miliki
Tapi kau keterlaluan

Kutipanmu Sampah

Kau ambil sebait kata dariku
Tanpa kau tulis itu dariku
Seolah kata-kata itu darimu

Tak mau beradu argumentasi
Lelah hati
Cukupi

Bila hendak mengutip kata
Kutiplah dengan bijaksana
Lalu tulislah darimana kutipan semua

Bila dunia ingin anggap kau paling bijak
Aku tak mau lagi menjadi seorang pengagummu

Kutipanmu sampah
Karena kata-kata kutipanmu menyembunyikan asal muaranya

Sangat Inginkannya

Ingin merengkuhnya namun tak bisa
Terasa sulit
Sebuah rasa yang nikmat
Bermimpi dan terus mencandai
Semua menjadi penuh rancu
Gigit semua penjuru
Sangat inginkannya bercumbu
Dalam sangkar saling beradu
Memagut saling menikmati
Bercinta melepas lalu menghasrati

Menikmati setiap lekuk tubuh
Gemetar bercampur peluh

Dan ini percintaan yang indah


Hatimu Selicik Parasmu

Kau atur siasat licik
Sedang pusing menjatuhkan racikan picik
Bagi mereka yang kau benci
Kotornya hatimu
Tak mau bermain lompat tali lagi denganmu

Dunia telah mengetahui akal bulusmu
Tipu daya iblismu

Bila dunia diam karena sesungguhnya tak peduli lagi padamu
Bila di dunia tak tersentuh keadilan
Walau telah berusaha
Berjuang dan memaksa
Maka sungguh semua yang tersakiti akan menggugat di hadapan Tuhan

Karena percaya ada hidup setelah mati

Tuhan tak bisa kau tipu daya
Karena Tuhan Sang Maha Mengetahui segala tipu daya

Wajah Dan Hatimu Bak Monyet

Wajahnya cemberut
Tak mau peduli
Tak hendak bertanya
Jual saja harga dirimu di pinggir jalan

Kesal lihat parasnya
Ingin kuludahi saja
Tapi biarlah
Kubiarkan dirimu dihantam beratus bogeman
Tapi tidak olehku
Kubiarkan dirimu diludahi oleh mulut-mulut yang lain
Tapi tidak oleh mulutku

Dirimu bak seekor monyet
Dan asli sungguh teramat mirip sekali

Kau Bertopeng Teraneh

Panah asmara keras menusuk
Terjerembab terpuruk

Menangis lalu mencurigai
Dimanakah otak manusia yang mencintai
Berlagak dewasa sekali
Padahal seperti tai

Topeng
Loreng

Dalam hidup tak mau menjadi diri sendiri
Cemburui
Membabi dan membuta
Kehidupanku tak berkutat dengan kalian saja

Peduli setan
Kau memang keiblisan


Enggan Kuhempas

Tak ingin kuhempas
Walau kisah cinta ini teramat cemas
Dirimu berlari membuat gemas

Selaksa tak ada kenangan saat malam, pagi
Siang juga sore tak membuatmu merindu
Walau sejuta peluh telah bercucuran
Sungguh membuatku ingin mengulang
Dia yang teramat pelik terpegang

Sisa hujan pernah menjadi kebisuan yang indah
Hujanpun pernah memandangi kita berjibaku dalam asmara
Sungguh tak mau kulepas

Saat denganmu indah
Dan tak membuang begitu saja kisah
Ingin selamanya merajut indah
Kebersamaan berbalut gelora sungguh teramat megah

Segalanya Tentangnya

Melihatnya berjalan bergegas terburu-buru
Dan hanya bisa memandanginya dari belakang
Dirinya tak menoleh ke arahku sedikitpun
Dirinya tak memberikan senyum ke wajahku
Tak bisa mencegahnya berjalan dengan temannya

Kumau dirinya serindu aku
Kumau dirinya sisakan waktu untuk rinduku
Banyak hari kumenunggunya
Dan dirinya yang tak jua datang
Bersama temannya dirinya miliki waktu
Dan kuingin waktu bersamanya seperti temannya
Aku cemburu

Kamis, 12 Januari 2017

Menanti Ajakanmu

Menanti
Dalam sendiri
Menjeriti
Sepi
Rindu pada sentuhan
Cinta pada kecupan
Genggaman saling merasakan
Kapan
Kau yang tak tampak
Ingin berdua lagi dan cepatlah kau ajak

Dirinya Lekaslah

Cemburu pada dirinya
Dirinya yang masih saja sama
Diri sangat mendambakannya
Dirinya lebih menyukai permainannya
Dalam hasrat memandang lekat-lekat wajahnya
Menanti dirinya memegang tangan dalam rasa
Dirinya yang seolah tak cinta

Rabu, 11 Januari 2017

Awan Tak Terkam Bulan

Awan menerkam bulan
Bulan yang tak pernah bisa menjadi makanan
Menghindar dengan elegan

Beterbangan semua kilau
Sinar dunia teramat silau
Suara para peTuhan teramat parau

Jam berhenti berdetak
Tiada lagi yang bergerak
Berteriak kelak dengan suara yang teramat serak

Jangan lakukan dedosa
Hindarilah selagi bisa
Nurani jiwa termurni tak pernah berdusta

Bulan yang tak bisa diterkam
Yakini bahwa jiwa mampu hindari laku curam
Meneguhlah iman di belantara dunia nan seram

Selasa, 10 Januari 2017

Dirimu Kekuatan Cintaku

Setiap pagi ingin dikecup
Setiap malam ingin dipeluk
Lakukan saja dalam dunia rapat-rapat dan tersembunyi
Dirimu kekuatan cintaku
Dirimu memberi kekuatan dalam jelajahi langkahku
Pagi hari sebelum kau mandi ketuklah jendela
Bisikkan bahwa kau akan memberikan seutas kecupan
Malam hari jika libur bawalah aku tamasya dalam rangkulan
Atau jika tiada libur bawalah aku dalam pelukan setelah kau berkumpul
Dirimu yang memberikanku segumpal rindu
Dirimu kekuatan cintaku
Dalam letih tanpamu
Dalam sendiri menyebutmu
Datanglah dengan lembut lagi perlahan

Senin, 09 Januari 2017

Bidadari Berwujud Manusia

Bidadaripun bisa terluka
Karena bidadari yang satu ini berbadan manusia
Hatinya sesejuk embun pagi pegunungan
Bahasa dan lakunya merujuk kata-kata keTuhanan

Jika memang brengsek dan bedebah dari awal maka mundurlah
Bila ksatria maka berkatalah bahwa telah kalah
Jangan hancurkan pondasi yang telah dibangun dengan susah payah
Bekerja terus bekerja bukan sekedar semboyan tak bertuah

Lakukan dengan hati
Maka segalanya akan senantiasa berarti
Melihatlah dengan hati bidadari
Walau manusia tapi bisa sebaik wali

Kesakitan sang bidadari yang tak terjamah
Rasa luka pengorbanan mencoba tak semakin parah
Tak berniat mengulik dan mempertontonkan segala perih
Karena seorang ksatria berkorban demi kebaikan walau dirinya pedih

Tak hanya mengobral kebusukan yang ditutupi kain putih
Tak hanya mempertontonkan laku-laku yang seolah tampak bersih
Dan inilah seorang bidadari bergelar ksatria
Tidak rakus pada pujian juga harta

Bidadari ini berwujud manusia
Walau kematian melanda tak membuat hilang
Lihatlah bintang
Keserasian semesta menjadi tujuannya

( inspirasi dari film korea my annoying brother)

Merindu Terdalam

Malampun kian larut
Pekat bercampur udara dingin
Mencari dirinya yang sedang sibuk dengan dunianya
Sendiri terdiam dan terduduk
Merindu dengan perasaan terdalam
Berkecamuk rasa yang sekian lama terpendam
Dirinya yang tak tahu isi hatinya
Dan diriku merindu teramat dalam

Bicaralah, Sayang !

Jangan diam saja
Ucapkan sesuatu
Tuliskan sesuatu
Tunjukkan bahwa dirimu mencinta
Ingin rasanya memelukmu erat dan lama
Ingin rasanya mendengar kau ucapkan rasa cinta
Cemburu saat dirimu tak kunjung datang
Penuh tanya kau habiskan dengan siapa saling sayang?
Bicaralah, sayang dalam-dalam
Selama mungkin di pelukan malam
Rangkul dalam kisah
Kebersamaan ini sungguh akan indah

Setiap Waktu Bersamamu

Ketuklah jendela setiap pagi sebelum semua terbangun
Berikan aku kekuatan jalani hari dengan kecupan termesra
Setiap pagi sebelum kau mandi dan pergi
Sebelum ayam jantan berkokok
Ajaklah diriku setiap malam sehabis kau bernyanyi
Atau ajaklah diriku kala kau libur dan tak bernyanyi
Dalam ruang tak beralas dan tak beratap
Berdua merajut kasih sayang hingga dirimu puas
Ingin selalu setiap waktu bersamamu
Ingin setiap hari bersamamu
Berikanlah waktu yang lama berdua
Karena dirimu yang kucinta dan kusayang

Minggu, 08 Januari 2017

Naas Berhari

Klakson mobil memekakan telinga
Tragedi yang terjadi menjadi suatu hal biasa
Jalanan berkelok memenuhi aral
Hal baik juga hal buruk bercampur
Hidup dan mati menjadi garis yang sulit terbeda

Berbuat baiklah segera
Acuhkan dunia yang tak berTuhan
Terus berbuat baik jangan menyerah
Karena banyak manusia yang bertopeng seolah baik
Waktu yang akan menyadarkan siapa yang baik

Sebarkan benih kebajikan secara tulus
Dunia ini indah
Berkendaralah dengan menghirup udara tersegar
Rasakanlah saat menjadi pembaik yang tulus
Pembaik yang bertopeng busuk tak akan tenang

Ada kehidupan setelah mati
Kereta yang membawa setiap jasad
Gerbong-gerbong yang memisahkan setiap jasad
Setiap laku di dunia akan mendapat balasan yang setimpal
Surga atau neraka

Dalam diam tetap berbaik saja dan berteguh
Walau manusia terlaknat Tuhan mengajak kesetanan dengan perangai baiknya
Walau dalam hari ternaas sekalipun

( inspirasi dari film a man called ove)

Pertemuanku Denganmu

Sepanjang hari memikirkanmu
Setiap hari menantimu
Tak tahu hari-harimu bermain dengan siapa

Menunggu di ruang tanpa kau mengetuk
Berharap kau menggenggam tangan
Dan berdua kembali dalam ruang bertemaram cahaya
Kau yang asyik dengan teman-temanmu
Dan tak bisa apa-apaku
Tak bisa berharap banyak padamu

Datanglah kembali dan habiskan lebih lama denganku
Mencintaimu di setiap sel darahku
Menyayangimu dalam setiap deru desahku
Datanglah kembali dan segera
Sebelum kau sibuk dengan semua kerja dan teman-temanmu
Lalu sisipkan cintaku selama mungkin dalam potongan kerjamu
Sisipkan dan rahasiakan saja di sela permainanmu bersama teman
Bersamamu indah dalam pelukan asmara

Bintangku Di Kanvas Malam

Bintang itu dirimu

Kulukis wajahmu dalam pekat malam
Langit hitam menjadi kanvas berukuran raksasa
Kuwarnai dengan warna-warna terindah
Wajahmu, namamu, lakumu menjadi sumber rinduku
Lihatlah saat malam di angkasa
Bila ada wajahmu dalam warna terindah
Itulah curahan rinduku padamu
Tak akan pernah kulukis dirimu di langit siang
Karena warna yang akan kugurat tak jelas tergurat
Kerinduanku akan terkalahkan oleh sinarnya mentari
Rinduku tak mau dikalahkan oleh kerinduan yang lain seperti mentari
Dalam diam dan mungkin hanya diam kumerindu
Karena dirimu ibarat permata sang batu mulia
Izinkan aku merinduimu
Izinkan aku melukismu dalam kanvas malam
Bintangku itu dirimu

Kau Begitu

Cemburuku padamu
Saat kau tiada waktu
Berdua denganku
Kau memilih habiskan banyak hari bersamanya
Tapi aku tak berdaya
Kau bersamaku sebentar saja
Hanya minta lebih lama
Bersama duduk berdua
Agar rindu ini tak tertunda
Memeluk dengan semuanya
Jangan menjawab tak bisa
Memuaskan dirimu dengan penuh rasa
Kau jangan diam seperti itu
Kau masih begitu
Segeralah anggukan kepala lalu berasmara seru

Kau Kudamba

Perih
Letih
Berlatih
Tertatih
Lirih
Sangat jerih
Segalanya tertuju padanya

Cemburu Pada Potretmu

Membenci pada potretmu
Kesal melihatnya
Tapi tiada hak untuk melarang
Jangan tanyakan alasan mengapa tak sukai

Cemburu yang disembunyikan

Potret berduamu membuat panas di jiwa
Tak mau melihat potret berduamu itu
Walau katamu "tiada ikatan yang terjalin" tapi tetap menggurat

Cemburu yang tak terungkap dariku untukmu

Sabtu, 07 Januari 2017

Pekalah Sang Petualang Cinta

Semalam kita berbincang 
Sesuatu yang kusembunyikan tentang kasih sayang

Hati-hati bila jadi bepergian
Andai bisa selalu menemani
Sebenarnya ingin selalu berada di sampingmu
Tapi takut kekhawatiran kau menjauh

Biarlah, kusimpan rasa penuh cinta sendiri
Sekelumit bintang tersimpan
Melihatmu tertawa tanpaku
Melihatmu berjalan tanpaku
Melihatmu berpegangan tangan tanpaku

Jangan acuhkan karena ini bukan sekedar curahan hati
Dalam resah menanti
Jangan hanya bilang "oh, begitu ya"

Sisakan walau sedikit cintamu
Simpan namaku di hatimu
Pikirkan rasaku di benakmu

Karena ingin berdua denganmu
Rebahkan sejentik rasaku di pelukanmu

Malam Terlampau Larut

Jangan pegang tanganku
Jangan halangi langkahku
Malam ini setelah pesta harus segera pulang
Terlalu larut untuk berdua berpayung

Bukannya tak mau habiskan malam bersama
Tak mau tersesat kembali dalam pergulatan asmara
Lekaslah masuk segera rebahkan tubuhmu
Dan akupun ingin merebahkan lelahku

Bersamamu indah bermalam
Tapi tolonglah jangan memaksakan terus dalam bertemaram
Malam terlampau larut
Aku mencintaimu dalam rasa yang carut-marut

Sebelah hati ingin bersama sepanjang malam
Sebelah hati ingin segera pulang dalam kelam

Kau Terlalu Mempesona Tanpa Bicara

Indahnya dirimu yang menari gemulai di atas pentas
Lekukan tubuhmu mempesona
Kau rayu semua insan dengan gerakanmu

Tanpa bicara kau telah luruhkan semua bumi
Lirikan dan gerakanmu terlalu erotis
Banyak yang tergugah dan tertipu dengan tarianmu

Dirimu menari hanya sekedar penghiburan
Tapi tidak dengan mereka yang di bawah menonton tarianmu
Termasuk aku yang salah satu menjadi pengagummu

Kau terindah tanpa bicara
Kau membuat terkesima semuanya dengan mata dan lekuk tubuhmu

Eloknya Arahmu

Eranganku sebut namamu
Gemetar saat bertemu
Ingini selalu bersama berdua denganmu

Aku yang selalu mengikuti setiap kehidupanmu
Rintihanku setiap malam selalu menggumam tentangmu
Debar jantung semakin kencang saat berhadapan muka
Inilah diriku dengan begitu banyak cinta padamu
Arahkan hatiku padamu walau kau selalu tak mau
Nilai cintaku mungkin tak berarti di jiwamu
Serabut awan hiasi langit gambarkan sejentik rasaku
Aku sederhana dalam mencintaimu dan tak pernah menyesal
Hidup tanpa pelukanmu bagai bernyawa tapi tak bernafas

Seikat Harmoni

Seraut wajah muram terpajang pada jiwa
Eratkan segala rasa yang tak bisa terjawab
Nilai cintaku sebesar rinduku padanya
Derita jiwa bila dirinya tak lekas menjamah
Ingini hanya berdua saja dalam dunia yang ramai ini

Hiasilah malam gelap dengan nada-nada merdu
Era baru cinta akan segera terwujudkan
Riang hati saat berdua dengarkan gubahan lagu cinta
Mawar hanyalah sekuntum bunga
Aku akan berikan kehangatan dalam seikat harmoni
Nyanyikan lagu bermusik walau sumbang namun penuh rasa
Sempatkanlah bisikkan kata sayang
Yang terindah akan bersama pada saatnya
Akhiri penantian ini dengan saling berkasih sayang
Harmoni nada-nada kasihku padanya terikat erat dalam rasa cinta

Jumat, 06 Januari 2017

Hujan Hangat

Hujan terasa hangat andai ada kau di sisi
Jangan terus-menerus berlari lelah menjajari
Udara dingin tak terasa
Karena kita berdua yang penuh gelora
Kecapi setiap rasa
Sendi cinta tersentuhi suka
Tak peduli dinginnya malam
Sunyipun mencekam
Kita di sini menikmati gelap
Dalam rasa hingga terlelap
Gugahlah lebih lama
Dalam belai rintik hujan terasa surga
Ingin bersamamu lebih lama
Mendekapi seluruh jiwa
Cinta dan sayang saling membelai
Dalam gemetar ingin memuasi

Kamis, 05 Januari 2017

Pejuang Taqwa

Sebelah hati bersalah
Sebelah hati berharap
Saat Tuhan menukik ke bawah
Semua sesat seakan benar
Semua nafsu sasar menjadi baik

Kondisi yang sangat gamang
Dan berjalan namun melayang

Maafkanlah atas dedosa
Ampunilah bila taqwa masih belum erat mengencang

Masih berjuang bertaqwa
Perjalanan taqwa hingga maut merenggut
Berharap mati dalam balutan berTuhan

Curahan Hatiku Pada "sang harum"

Ternyata mungkin "sang harum" benar tentang dia
Beberapa hari tanpa dia
Jikalau membutuh tiba-tiba ada

"Sang harum" menuliskan "jangan mau"

Diam saja saat ditanya
Saat dia berjalan di muka
Kukejar tapi tak bisa
Menghindar saat kuajak bicara

"Sang harum" menuliskan "deuh"

Dia aktif di dunia maya tapi tak menyapa
Membuatku semakin terluka
Tapi ku seolah membuta jiwa
Tetap menanti berharap karena besarnya suka dan cinta

Segala riuh nyeri
Kutulis dalam puisi ini
Tak bisa untuk dia kumembenci
Walau dia mungkin bersama yang lain berhati

( terima kasih untuk "sang harum" telah mendengarkan kisahku)

Aku Tak Bertopeng

Jangan pernah suruh untuk pergi dari sisimu
Masih ada segenap rasa kagum juga rasa cinta untukmu
Tak pernah bersandiwara
Hanya rasa segan bila unjukkan rasa cinta
Bercerminlah
Siapa yang sesungguhnya memakai topeng
Rendah hatilah
Karena sungguh aku tak bertopeng
Hanya mau dirimu mempunyai rasa
Sedikit saja kau bagi suka itu padaku
Mungkin aku sudah bersuka cita
Saat kau merasakan seluruh sayangku
Aku tak pernah bertopeng padamu

Peka Hatimu

Harus kugoncangkan pohon-pohon di pedalaman belantara
Harus kurobohkan bangunan benteng terkokoh
Harus kumenari telanjang di bawah derasnya hujan
Harus kuumumkan pada toa-toa menara tinggi
Harus kuterjang ombak paling tinggi
Harus kudaki gunung terterjal
Bahwa aku menyukaimu
Aku lelah
Saat aku bicara
Kau tetap diam
Mengertilah rasamu
Pekalah hatimu
Aku cintaimu teramat banyak

Lebih Dalam Rasa Hilang

Sebenarnya mencinta
Ada sejentik bimbang dalam rasa
Galau bila hilang saat merasa
Aku mencintaimu dalam gelengan
Bahagia saat kau tertawa kegirangan
Ingin cintaimu tapi tak mau kata perpisahan

Dusta Cinta

Bila cinta
Tiada marah angkara
Bila cinta
Tiada kasar berbahasa
Cinta itu indah
Tanpa resah
Kasih itu tak menyakiti
Sayang itu saling melindungi
Bila cinta tapi ada yang ketakutan
Itu bukan cinta melainkan kedustaan

Minggu, 01 Januari 2017

Satu Rahasia Cinta

Berharap
Tapi seolah di setrap Tak mau kalap Mau cerita yang sedap
Rahasiakan saja
Cinta kita
Bila memang saling suka
Dalam bingkai asmara
Katakan segera menyuka
Menunggu dalam nada
Mengapa diam saja?

Barusan petang saat tak saling bertatapan mata
Mengapa palingkan muka Seolah sedang murka
Hanya ingin kau bahagia
Walau tak bersama
Bila memilih dengannya
Aku baik-baik saja
Sedikit kecewa
Karena kau tak menaruh rasa
Diriku yang tak dilihatmu pada mata
Asal kau bahagia
Aku tersenyum dalam luka
Bicaralah
Asal jangan benci terarah
Ingin cintamu sekental darah
Bila masih tak berasa, cukup tersenyumlah