Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari: Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari : Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Jumat, 26 Juli 2019

Hari Percintaan

Selamat pagi kecintaan
Cinta yang kepagian
Dalam buai rasa dingin semilir udara pagi
Ingin mencium bibirmu yang ranum
Bolehkah mengecup lalu mencium bibirmu penuh gairah?

Selamat siang kerinduan
Rindu yang tak terelakkan
Dalam terik mentari penuh kehangatan
Ingin memeluk tubuhmu erat hingga bertambah kehangatan
Bolehkah memeluk tubuhmu erat-erat dari depan atau belakang tubuhmu?

Selamat malam kesayangan
Hasrat yang menggelora
Dalam debaran penuh rasa bercinta
Ingin berbagi ranjang lalu saling memuaskan hingga melenguh penuh kedamaian
Bolehkah bercinta denganmu lalu memuaskan rasamu juga rasaku?

Hari percintaan
Aku jatuh cinta padamu

Terkukung Cinta

Sekelumit kisah cinta
Penuh haru bercampur dahaga bahagia
Lagu cinta yang terputar menina bobokan rasa-rasa
Terkukung dilema bawah sadar
Lupa ujung hidup
Menikmati hidup
Pencarian dan terus mencari


Kecintaan seperti apa?
Cinta yang tak kunjung berpeluk
Beda tuhan dalam penyembahan
Tak sudi bercinta jika Tuhanku tak dalam rumah yang sama
Namun kehilangan cintanya serasa hidup tak hidup
Perih menganga


Mencumbui Tuhanku tapi respek untuk tuhanmu
Mencintai dari segi dimensi yang beda


Berharap waktu dapat mempertemukan dengan cinta yang bersama dalam berTuhan

Selasa, 23 Juli 2019

Igauan Kata Cinta Dan Rindu

Bolehkah kupanggil cinta?
Atau bolehkah kupanggil rindu?
Dalam getar nyaris tak terdengar
Dalam desah tapi tak menghasrati
Persetubuhan belum menjamahi
Kegilaan pada perhasratan telah mencandu
Bayangan-bayangan menjadi sebuah pemicu
Resah di bawah payung yang basah
Terdiam di pojok ruang
Relung hati merintih
Kata cinta berkalung rinduku ini
Menanti leher termesra untuk kusorbankan
Pagi mencandu
Siang menjelma
Senja berlalu
Malam mengigau kata cinta dan rindu

Senin, 22 Juli 2019

Tetapi

Sebenarnya sedang mencari ide
Tetapi
Terasa ada yang membakari
Diriku dikencingi
Diriku dihujati
Umpatan "anjing, babi dan monyet" mereka terlintas di hati

Kini
Kumpulannya bersembunyi
Merasa penuh malu rendah diri

Tetapi
Tak sedikitpun merasa malu liliti
Karena muka mereka telah bebali
Bila dirugikan mereka koari
Dan sekarang mereka terlindungi serta teramani
Mereka diuntungi
Di belakang nama besar kumpulan itu bersembunyi

Tuhan tak tidur dan selalu awasi
Licik, curang, kumpulan penjilat lambat laun kelak terazabi

Dalam Wasiat

Duduklah di sampingku
Untuk kuceritakan sebuah kisah
Tak mau terus menyimpan rasa sayang yang berkepanjangan
Akhiri kisah dengan sebuah pengakuan yang terbungkus dongeng
Waktunya kini mengutarakan rasa suka yang mendalam padamu
Ingin sedari dulu menjadikanmu kekasih terindahku
Dalam dongeng kurangkai sebuah kisah penuh wasiat
Yang terdalam berharapku dirimu merasakan
Akulah sebuah kisah dalam wasiat yang mencintaimu tapi dalam mengendap

Lepaskan Sombong Kikirmu!

Hei, teman!
Tergelak saat mengenalmu
Canda tawa saat melihat lakumu
Terkadang timbul kesal
Terkadang kegeraman menyeruak
Angkuh juga arogan saat berjalanmu
Pelitmu tidak berakhiran
Mungkin bagimu hal yang biasa
Tapi bagiku sungguh tak berasa
Hidup penuh belajar
Jadi diri sendiri
Tetap rendah hati tapi tidak rendah diri
Bersamaku kikis perlahan angkuh-angkuh itu
Bersamaku belajar menjadi sang penderma
Karena kita berteman
Berkacalah dan terus belajar dalam kehidupan

Kata Bijak Ayah

Janji pada siang
Tak terbentang dan tak terpegang 
Padahal sedang merindang
Bertelanjang dan terlentang

Tak usah terlalu berharap pertemuan dalam rasa cinta
Dirinya yang belum juga menyuka
Lalu betapa kusutnya jiwa
Bak kebusukan pada hati juga kebusukan pada muka

Tak mau bermain menjadi seorang yang curang
Melakukan kelicikan bahkan menjilat agar selalu menang
Saat kejujuran serta ketegasan membukakan mata hati sejatinya teman tersayang
Tak sudi bermuka dua hanya agar terlihat seolah berdusta menjadi pemenang

Karena sesungguhnya kekuatan sejati ada pada hati juga pikiran
Maka berpikirlah, duhai kawan!
Diriku menanti sebuah pertemuan
Akan kukecapi untukmu semilyar kebahagiaan

Moal Nyaho

Maneh nu ngantep rasa
Geus tibareto miharep maneh
Ngan geuning asa garing hate
Jiga ningali langit basa peuting
Bulan nu buled alus ngan hese di rampa
Kitu oge maneh
Nyaho sagala barita
Poto-poto maneh nu matak ngarakeutken kacinta
Urang nu mikacinta
Ngan maneh jiga bulan
Hese pikeun ditangkeup
Saenyana teu nyaho
Saenyana moal nyaho
Bogoh jeung nyaah teu maneh ka urang?
Urang nu senantiasa ngajaga rasa
Tibareto nepi ka kiwari
Rasa jeung maneh
Ngan maneh mah api-api moal jeung teu nyaho ka urang

Selasa, 16 Juli 2019

Cemburuimu

Aku cemburu padamu
Dirinya yang berlesung pipit
Aku cemburu padamu
Dirinya yang memiliki senyum mengalihkan perhatianmu
Aku cemburu padamu
Dirinya yang menyebabkan dirimu jatuh pada mencintainya
Aku cemburu pada kebahagiaanmu
Haruskah cemburu pada kebahagiaan yang di cintai?

Mengelakku Pada Cintaimu

Suatu dilema
Saat ingin di cinta
Tapi di sisi yang lain tak mau buatmu lara
Maka ku berpura
Mengaku rindu pada adikmu saja
Rinduku padamu lebih mega

Mengelakku saja
Pada cintaimu tapi tak di jiwa

Dusta
Saat kuberkata
Padamu tak suka

Mengelakku pada cinta
Karena kau memang tak suka

Hari Berbinarku

Hari ini berbinarku
Walau tak utuh bahagiaku
Menemukan kembali dirimu
Dirimu yang beda dari dahulu
Dirimu kini terlihat semakin matang nan dewasa itu

Masih saja menjagaku
Pada rasaku
Pada mengagumimu
Entahlah sampai kapan menyimpan cinta padamu

Tak mudah bagiku
Melenyapkan cintaku
Karena diri tahu
Dirimu memang dahulu telah tak mau

Setidaknya hari ini sedang bahagiaku
Walau kau tak merasaiku

Menikmati hari ini dengan berbinarku

Kamu Tetap Mempesona

Kamu semakin mempesona saja
Setelah sekian lama tak berjumpa
Setelah sekian lama tak saling bertukar sapa
Dan masih menyimpan rasa
Tapi dirimu mungkin tiada cinta
Karena dirimu telah memilih bersamanya
Bagiku kamu yang pertama
Pertama yang membuat cintaku terus melanda
Lalu kau bertanya
Siapakah gerangan yang membuatku terpesona?
Aku tak mau menjawabnya
Biarkan menjadi sebuah rahasia
Karena takut kehilanganmu untuk yang kedua
Aku yang senantiasa menjaga rasa
Walaupun kau tetap tak menganggapku ada
Melihatmu bahagia
Melihatmu tertawa
Karena kamu sebenarnya sang pesona

Jumat, 12 Juli 2019

Memelukmu Saat Berbaring

Membenci kamu
Hingga ke tulang sum-sum

Kamu yang membuat sakit kepala teramat sangat
Terasa tak kuat untuk berdiri
Terlalu pusing berputar
Sulit dan tak bisa bergerak
Dengan mata terpejam atau mata terbuka sakitnya menohok ujung kepala
Hingga akhirnya terduduk lalu muntah karena sakit ini

Dan betapa hebatnya diri ini tak kunjung bisa melepaskanmu
Saat tertidur sembari mata terbuka memeluk semua angan tentangmu
Walaupun mengetahui bahwa sesaat bilamana terbangun maka nyeri terasa

Membencimu tapi tak bisa melupakanmu

Berharap waktu bisa membabat atau sedikit saja memangkas ketergantungan padamu

Berkumpul Dengan Sesamanya

Serasa ada suara di telinga
Serasa ada rangkaian kata pada isi kepala
Terasa sesak di dalamnya
Semua media berada dalam cengkraman
Tiada boleh berperan tanpa restu
Tiada boleh bicara bila tak selaras
Amburadul antena
Saat kata-kata yang terulas hanya menuruti kehendak satu kuasa
Tarian yang dihentikan paksa
Nyanyian yang dibungkam dengan ancaman
Jangan ajari untuk menjadi penjilat
Karena hati ini tak berarah ke sana
Bila waktu menunggu maka akan menunggu
Bila kondisi menanti maka akan menanti
Dunia ini tak pernah kekurangan orang-orang baik
Karena hanya kebaikanlah yang akan berkumpul dengan kebaikan pula
Dan kejahatan akan berkumpul pula dengan gerombolannya
Bila di dunia tak terjamah maka menunggu saat di hadapan Tuhan kelak

Kamis, 11 Juli 2019

Meresap Jiwa

Kubuka injil
Kutelaah taurat
Kusingkap lembar demi lembar zabur
Kubaca dengan sedikit tersendat mushaf quran
Mencari tuhan pada setiap kitab suci

Hampir lelah
Hampir menyerah
Hidayah milik Tuhan
Tak pantas memaksakan suatu akidah
Hanya sebagai pemberi nasehat kebajikan
Karena Tuhan Sang Esa tak bisa di paksa

Berikan contoh kebajikan
Biarkan meresap di jiwa
Pada nurani-nurani suci terkunci Sang Esa dengan hati

Bicaralah jiwa!

Dewasa Sialan

Rasa apa yang kau sebarkan?
Seperti menghisap asap ganja
Memabukkan
Tertawa sendirian

Kau menyumpal mulut-mulut dengan kedewasaan versimu sendiri
Pemaksaan kehendak

Rasa yang kau tabur bak bisa
Dewasamu penuh rasa sialan

Dewasamu sialan
Kala bicaramu hanya sebuah racun penghinaan

Tiada respek juga cinta

Kau dengan pemikiran carut-marut
Pikiran dewasamu tentang penghasutan

Omong Kosong Cinta

Izinkan aku mencintai pasanganmu
Izinkan aku menggagahi pasanganmu
Izinkan aku memiliki anak dari pasanganmu
Lihatlah!
Pasanganmupun tak menolak saat beradegan ranjang
Diriku yang merasa sangat disukai
Pasanganku tak berdaya di kakiku
Pasanganku tak punya kuasa
Aku dan pasanganmu miliki cinta
Cinta dunia
Nafsu dunia
Syahwat dunia
Nasehat agama teranggap dongengan belaka
Aku dan pasanganmu merupakan cinta yang tak terwujud dalam tali Tuhan
Maka walaupun dengan tali setan kami berdua beradu peluh di atas ranjang yang berderit

Rabu, 10 Juli 2019

Kau Mendepakku

Bolehkah mencintamu?
Bolehkah menyayangmu?
Bolehkah merindumu?
Bolehkah memelukmu?
Bolehkah menciummu?

Terengah mengejarmu
Sekian lama mencarimu
Akan tetapi kau tak sedikitpun memperhatikanku

Malangnya nasibku
Setelah menemukanmu
Setelah berhadapan denganmu
Kau mendepakku 
Kau tak sedikitpun menaruh rasa padaku

Kepergianmu
Menghilangmu

Hidupku tapi tak hidupku

Selangkangan Tak Berotak

Membutuhmu
Teramat merindu
Bak benalu
Rasanya menggedor hati serapuh beludru
Lemas tak berkutik memikirkanmu
Masih ingin pelukmu
Masih ingin ciumanmu
Seperti dahulu
Kala masih lajang merantai dulu
Betapa lusuh hasratku
Kita telah punya pasangan tapi hati membatu
Sibuk memadu
Otak yang seolah membeku
Di atas ranjang berkasur merdu
Asyik berhasrat terlarang tapi terus memacu

Selasa, 09 Juli 2019

Merenung Dalam Duduk Sendiri

Ada luka
Nyeri menganga
Bertahan mencoba
Setelah sekian lama
Sabar tak pernah terbatas idealnya
Tapi memang tak bisa berdusta
Saat tenaga
Saat usia
Tak dapat berkolerasi dengan masa
Mereka yang muda
Mereka yang berbeda
Pola asuh tak sama
Ada saatnya
Menjaga jaraknya
Dengan berdoa
Bila kelak kematian tiba
Sungguh rasa sesal tiada
Karena yakin pada jalan yang terpijak walau tak berdua
Dalam sendiri merenung tanpa jumawa
Tak hendak terus debat berkata
Kecurangan, keculasan bahkan pemutar balikkan fakta
Semua masih mungkin ada
Karena nafsu masih hidup saat berdunia
Tak lagi terus berkoar senandungkan nada
Sudah menerima
Pendapat serta pilihan juga kalimat menjadi bukti yang nyata
Kita berbeda
Jangan memaksa
Untuk mengikuti alur pendapat abu nan terbata
Seperti biasa
Menunggu keadilan dari Sang Pencipta
Saat aduan terpapar di padang mashar yakini segera tiba
Karena hakikatnya bagi peiman hanya keadilan dari Tuhan yang tersisa
Bukankah sempat terkata
"Bila menunggu Tuhan memberi teguran maka...
yang terberi berupa ujian bercampur azab siksa dunia juga derita"
Cukupi saja!

Senin, 08 Juli 2019

Palsumu

Tangismu palsu
Tawamu palsu
Sedihmu palsu
Bahagiamu palsu
Terlihat saat ada maunya
Tindak serta tanduknya seperti hewan yang butuh pada pasangan
Merayu penuh kemayu
Tersenyum penuh kemuakan
Kepalsuanmu mungkin tak terlihat
Kepalsuanmu mungkin bisa menipu sebagian yang lain
Tapi sebagian yang lain teramat sangat muak melihatmu
Pedulimu palsu
Hanya demi tercapai pundi-pundi materi
Nilai manusiawi bila tak menguntungkanmu maka kau abai

Minggu, 07 Juli 2019

Bukit Persaksian

Apa yang tertinggal di atas bukit itu?
Di bawah rindangnya pohon
Di atas pohon berpijak pada dahannya
Melihat di kejauhan semua panorama
Terlihat mencengangkan membuka cakrawala
Sejauh mata memandang semakin meyakin
Meyakini bahwa Tuhan teramat Maha Besar
Adakah kisah-kisah kita tertinggal di bukit itu?
Atau kau memilih menguburkan kenangan kita?
Ketahuilah!
Aku tak pernah lupa pada kisah kita di atas bukit itu
Karena aku berdiri kini salah satunya bertaut pada cerita di atas bukit itu
Bukit yang menjadi saksi
Dan tak mudah kubercerita tentang kita di atas bukit itu
Kusimpan kisah kita
Dan bangga karena pernah terjadi kisah di atas bukit itu
Bukit persaksian
Sebuah kisah sebagai pembelajaran

Sabtu, 06 Juli 2019

Rencana Tuhan

Ingin menulis kata tentangmu
Tapi selaksa ada yang menahan
Begitu banyak ketakutan menggelayuti badan
Begitu banyak kerinduan yang tertahan

Tak pernah menginginkan ini
Tetapi takdir dari Tuhan
Menjalani ketetapan Tuhan


Berharap pada Tuhan
Jalan kehidupan akan membaik

Karena sungguh tak memahami
Langkah yang diambil hanya suatu reaksi
Memberikan reaksi terbaik 


Dan mengerti
Bahwa setiap manusia miliki reaksi berbeda dalam menyikapi

Jadi respeklah atas reaksi masing-masing
Jangan pernah memaksakan suatu pilihan
Bilamana telah ditunjukkan atas suatu kondisi ini

Bila meyakin akan bahagia maka jalanilah

Karena rencana Tuhan jauh lebih indah

Berdamailah Jejiwa

Berdamailah jiwa yang rapuh
Lirih memohon pada Tuhan
Ada gemetar dalam sujud
Ada lemah dalam tengadah
Tak hendak menjadi arogan
Luka-luka yang belum mengering sempurna
Masih ada amarah tertahan kala bercerita sebuah kisah
Penunggang kuda merupakan pengendali suatu arah
Telah di gariskan
Telah di luruskan
Punyai hak pendapat masing-masing
Tentukan sikap lalu respeklah
Damailah hati-hati nan keruh
Rendah hatilah dalam perjalanan hidup
Ada kisah dalam suatu cerita
Berdamailah jejiwa

Kamis, 04 Juli 2019

Malam Itu Indah

Terima kasih cinta
Untuk senyum pagimu membawa bahagia
Terima kasih rasa
Hingga menghibur melupa jika sedang terluka
Sejenak tertawa
Melihat segala tingkah laku serta nada
Kerasnya dunia
Sejenak tak terasa
Saat gerah melanda
Seolah mengetahui saat sedang tak berselera
Bukan sekedar harta
Dia berikan semangat dalam setitik canda
Bersamamu indah
Andai ada waktu untuk mengulang kembali suatu desah
Menghangatkan darah-darah
Tertawalah tanpa rasa resah
Kelezatan suatu malam
Dalam cahaya temaram
Dengan hidangan kue aram-aram
Menikmati gelak dan rasa dengan mata terpejam

Bagiku Tak Mudah

Saat dirimu memutuskan pamit Saat dirimu melangkah pergi Saat dirimu berlari melupakan Bagiku tak mudah Tak hendak melawan Karena aku tak berarti di hatimu Maafkan Karena tak pintar memuaskanmu Bila semua yang kau mau Maka kuterima Melupakan Tak pernah bertemu Maka mencoba Walau tak mudah Maafkan Bila tak cukupi semua hasratmu

Ajariku Bercinta

Terima kasih Semalam indah Bersamamu merajut asmara Pertama bagiku Maafkan Bilamana semalam buatmu kecewa Maafkan Bilamana semalam buatmu tak nyaman Andai waktu bisa kudapat kembali Tolong, ajariku tentang bercinta Karena tak mau kecewakanmu Teramat merindukanmu Dirimu yang tak kutahu keinginanmu Ajariku Bagaimana tentang bercinta

Rabu, 03 Juli 2019

Waktu Penuh Rasa

Perasaan
Hanya sekedar rasa

Waktu
Sesungguhnya tak miliki waktu
Kematianpun tak bisa mengelak

Lalu merasa miliki perasaan yang benar
Suatu ambigu
Cinta bisa saja berubah haluan
Lantas haruskah terus merasa bahwa waktu mencinta untuk dunia?

Sungguh malu
Saat berkata mencintai Sang Pencipta
Tapi bersamaan juga mencintai ciptaanNya
Seiring waktu terus memakai rasa
Berharap selalu tepat merasakan Tuhan dalam segala waktu

Tak Boleh Sakit

Sepertinya aku sakit
Hanya menduga
Sepertinya aku letih
Jangan kelamaan
Karena bumi memerlukanku
Tanpa diriku semuanya tak akan hidup

Jangan cemari
Jangan kotori
Walau sederhana
Ringkih desir tetap menyiur
Aku oksigen sang peneman sejati di bumi

Genapi Haru

Tak bisa menulis sajak cinta
Kelelahan menggelayuti sekujur badan
Membabi-buta varian jurus rayuan
Pencarian hingga ujung langit
Kemudian genapi haru
Karena bahagia telah menjadi irama di meja makan

Berjalan menunduk karena terbukti perkataan
Berjalan membusung saat dahulu sibuk mengelak

Dunia ini begitu ragam rasa
Sikapi terbaik berTuhan
Bilamana kesedihan masih kosong
Genapilah dengan haru
Tak selamanya keharuan membiru
Terkadang ada airmata saat bahagia
Melihat dengan pandangan siluet

Genapi haru
Haru yang tak sekedar bertalu

Pintar Tak Bodoh

Merasa pintar
Bodoh saja tak punya
Lantas yang tersisa hanya kepintaran sajakah?

Berlari mencari tambatan
Semua tak berkenan
Risih atas perilaku tak senonoh dahulu
Mengiba tak akan membuat para dermawan berempati

Silahkan mencari
Silahkan tuntasi
Otak-otak yang tak punyai kebodohan

Seharian Cemburuimu

Semalam melihatmu
Pipimu merona merah
Bersamanya kau salah tingkah
Kau berjalan beriringan bersamanya
Aku hanya melihat kalian dengan pandangan nanar
Dan sepagi ini aku cemburu
Masih membawa perasaan tentang kemarin malam

Hingga kini terasa pusing kepala
Makanpun tak berselera
Membayangkan kalian berdua
Menyakitkan
Mengapa kau tak bersamaku?

Bila hanya bergandengan tangan
Bila hanya mengecup ranum bibirmu
Bila hanya memeluk tubuhmu
Semua aku bisa

Tapi ternyata memang hatimu tak bahagia bila bersamaku

Sampai Jumpa Di Hadapan Tuhan

Penghinaan ini
Penistaan ini
Pemutar balikkan fakta ini
Kalian yang membuat airmata ini menetes
Kalian yang sedang berada di atas angin

Harta yang kalian miliki
Kekuasaan dunia yang sedang terpeluki

Bagiku tak akan melawan di dunia
Untuk apa melawan robot-robot kaleng
Karena aku berbeda dengan kalian

Penghormatan bisa dibeli 
Tetapi kehormatan nan tulus tak pernah bisa dijual

Rasakanlah!
Saat Tuhan memperdayai

Aku tak akan melawan
Sampai jumpa kelak di hadapan Tuhan

Lucunya Kado Ini

Apa yang kau mau?
Bingkisan hari ulang tahunmu
Usia yang membuat kulit keriput
Usia yang sepantasnya lebih bersikap bijaksana

Kau tahu
Aku tak pandai memilih barang
Hanya untaian kata penjelmaan kado ulang tahun

Mungkin sedikit pelitku
Mungkin memang tak tahu barang terbaik untukmu

Lucunya kado ini
Pemaksaan dalam tulisan kata darimu
Memang dunia sudah gila
Dirimu memang berulang tahun
Dirimu yang ingin diberikan kado

Lucunya kado ini
Kado ulang tahun dariku untukmu
Sejumput dedoa terbaik
Segenggam rasa pelit karena hanya mampu merangkai kata

Jalani hidup dengan berTuhan

Berharap bertemu kelak di dalam surga
Saling berbagi cerita indahnya perjalanan pencarian ketaatan

Lucunya kado ini
Kado tanpa barang hanya kata-kata

Cintaku Tapi Kamu Tidak

Malampun terlelap
Tapi tidak dengan cintaku
Aku yang cintaimu
Tapi kamu tidak
Lantas haruskah menyerah?
Bila kau tak cintaiku maka
Jangan bicara
Jangan banyak bertanya
Pejamkanlah kedua matamu
Rasakan setiap desahan
Kecupilah setiap sentuhan
Dalam hasratku
Pada malam yang terlelap
Tanpa cintamu
Nikmati gelapnya
Cintaku tapi kamu tidak
Cintaku sembari berimu uang