"Hanya Kelembutan dengan bahasa kejujuran terdalam mampu menyibak relung-relung hati yang terkunci oleh gelap gulitanya perjalanan sakral kehidupan"
Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Kamis, 31 Desember 2020
Kagumimu
Rabu, 30 Desember 2020
Sisa Hujan Tadi Sore
Terprovokasi "Anak Setan"
Selasa, 29 Desember 2020
Bidadari Terkoyak
Karena tahu tak ada lagi dirimu untuk berbagi kisah
Tempat ini tak akan sama lagi nikmatnya
Rasanya telah jatuh cinta padamu
Nafas yang mendebar
Jantung yang memacu
Kata yang bernafas
Hidung yang bicara
Ach, entahlah!
Mengapa jadi salah tingkah serta gugup begini dalam merangkai kalimat?
Jatuh cintaku
Perhatianku
Segala basa-basiku
Tetapi dirimu diam
Menyukai kabar darimu
Menyimpan foto-fotomu
Dirimu masih membisu
Memang cintaku kelam
Tetapi bisakah saling merasai pada sunyinya ruang?
Entahlah!
Mengoyak batinku
Mengutuki
Rasa yang terus menggerogoti
Kecintaanku padamu bak tak terberi
Darimu yang kukuh tak bergeming mencintai
Terkoyak
Bidadari yang hatinya terkoyak
Minggu, 27 Desember 2020
Di Kedua Ujung Jalan
Tercium bau menyengat
Hidung tersengat
Aksara tanpa senjata
Untaian kalimat mampu membuat luka
Jalan turunan nan curam esok hari
Di kedua ujung jalan tak terlihat lagi kalian
Kesedihan menjadi tanda dilematis
Pagi ini sebenarnya tak ingin terjelang pagi
Biarlah terus malam kudekapi
Biarlah tidur menjadi perantara istirahat bunga-bunga tidurku
Karena saat pagi tiba kutahu tak melihat kalian lagi
Adakah kalian menantiku di kedua ujung jalan itu?
Atau kalian telah pergi menata kehidupan kalian bersama orang-orang terkasih?
Masih mendakiku di turunan jalan ini
Pagi ini
Siang ini
Adakah semangat kehidupan akan kudapati
Penantian Para Kaum Terkalah
Menyerahlah cinta!
Untuk rasa yang tak kunjung didapatkan
Menyerahlah nurani!
Untuk kata-kata yang terus diputarbalikkan
Berjalan tak menapak
Tertawa tak berjiwa
Menangis tak berairmata
Segala perih telah menumpuk setelah sekian lama memandu kehidupan
Debar jantung terpompa
Kegelisahan mencuat
Kegetiran menjadi bumbu memporak-porand
Menyerah saja!
Hari ini di dunia kalian menjadi juaranya
Percaya pada hari pengadilan di titik terakhir
Sungguh, sangat menanti hari itu
Sabtu, 26 Desember 2020
Scary Night
You are not alone
When night falls
When afraid to ambush
Black isn't always black
Patient!
Although who knows how long
Haji Mugni
Bahasa kejujuran menjadi titik ukur pembicaraan
Berkata tak dimanipulatif
Memperlakukan bumi serespek mungkin
Terlalu kasar diri ini
Begitulah penilaian dunia memperlakukan
Bahasa jujur
Laku jujur
Maaf, bila tak bisa menikmati semua bentuk diri
Terlalu arogan
Terlalu kasar
Saat bahasa kejujuran jiwa termanifestasik
Tak mau bertopeng
Maka inilah watak diri
Watak diri yang tak bisa membahagiakan kalian
Entahlah!
Selalu saja ada titik-titik peka saat bicara dengan dunia
Terpatik tentang ketulusan saat sedang duduk bicara kehidupan
Menyepi
Bak seorang sufi
Seperti sang guru Haji Mugni
Sakit Hati Kalian Basi
Menjadi penjilat
Dahulu berada di sisi kanan penguasa
Menjadi "sang tangan kanan"
Kesedihan merajam bila mengenang masa itu
Saat kalian tertawa menertawai keadaanku
Saat kalian "bermandikan uang" serasa menghujam jiwaku
Nyeriku
Perihku
Kebutuhan duniawi meruntuhkan moral terbaik kalian
Saatku menggoncangkan kesadaran kalian
Dahulu kalian seolah sedang berada di kursi ternyaman
Tak sekalipun menoleh untuk bicaraku
Kini kalian bicara tentang sakit hati
Mungkinkah aku yang telah terbiasa sakit hati?
Memahami kalian hanya ingin dilihat sebagai yang tersakiti
Kalian sama saja seperti idola-idola kalian itu
Bicara tentang tersakiti padahal kalian sendirilah yang menyakiti
Mari cari tahu kelak di hadapan Tuhan
Saat hati nurani tak akan bisa mengelak
Kalian yang tak lagi mengidolakannya
Maka idolailah kebajikan Tuhan
Camkanlah itu!
Hipnotis Bahasa
Banyak tipu muslihat
Sadar tetapi hanya diam
Selemahnya iman
Tak bisa berbuat banyak
Ada pengekangan
Ada bicara lantang kemudian dimarjinalkan
Bahasa penindasan
Selamat datang di dunia nyata
Di mana bahasa-bahasa kejam terlontar dari para pejubah agama
Begitulah realita
Begitulah bak seperti tersadar
Teringat neraka adapula bagi mereka yang mempermainkan agama
Menangislah yang menangis
Tertawalah bagi yang tertawa
Setiap inci kejadian hari ini mungkin terasa pengap hari ini
Tetapi belajarlah!
Dan mungkin di masa depan kita akan menertawakan tiap inci kejadian ini
Saat bahasa menghipnotis
Muak pada perilaku kelaliman
Dahulu mengenal sebuah slogan "lawan penindasan!"
Hari ini di dunia nyata saat semua kata harus terkatrol penguasa-pengua
Bahasa hipnotis
Saat kata-kata menyimpang dari keTuhanan
Jumat, 25 Desember 2020
Menguat Sendirian
Susunan kalimat yang tak lagi miliki sebuah makna
Satu-persatu pergi setelah sekian lama bersama
Tersenyum mencoba sebagai penghiburan diri
Nyeri
Tetapi itulah kehidupan
Saat ada pilihan maka pilihlah!
Berjalan bak melayang
Berkata bak tak bersuara
Penikaman ini!
Penindasan ini!
Digerogoti rasa sabar ini mengikis pelan-pelan
Manusia tak baik selalu ada
Bila menuruti nafsu maka tak mau lagi bersentuhan dengan ketidakbaikan
Menjauhi lalu menguatkan bersama keluarga
Makna keluarga terasa saat berpapasan dengan masa suram
Bertahanlah jiwa nan kesepian!
Tersenyum saat terluka pada jiwa
Tercabik!
Berduka!
Menguatkan dalam kesendirian
Selasa, 22 Desember 2020
Titisan Orang Menikmati Irama
Dekat tapi jauh
Bicara lalu terdiam
Kabarmu merupakan gempita jiwa
Tak menyukai warna kulit yang putih atau hitam
Lebih menyukai bagi mereka yang menghargai apapun warna kulitnya
Tak menyukai banyaknya gelar akademik yang tersemat pada pigura-pigura ijazah
Lebih menyukai bagi mereka yang menghormati sesama manusia dengan santunnya bahasa serta etika
Kau mengapa terdiam?
Ingin sekali mendekap dirimu dalam kasih
Manalagi kabarmu yang kau janjikan?
Kehilanganmu
Merindukanmu
Menyayangimu
Menikmati irama dunia
Dan ingin merasakannya dengan bersamamu
Senin, 21 Desember 2020
Pelangiku Untuk Para Buta Warna
Malukah kau terhadapku?
Atau mungkin sudah tak ada lagi cinta darimu?
Katamu "nanti akan kupajang jika kau bersamaku"
Janjimu teramat manis
Rayuanmu begitu membuatku teramat takjub
Jangan pernah berjanji
Bila ucapanmu kelak berganti
Bila ucapanmu sekarang sekedar untuk menenangkan hatiku
Waktumu
Ruangmu
Kini terlalu banyak rindu-rindumu bersama yang lain
Kebersamaan kita berdua yang teramat mustahil
Kulukis gambar hidup dengan warna-warni
Kutertunduk lesu
Seolah sia-sia
Menggurat pelangi di hadapan mereka yang buta warna
Sudahlah, jiwa!
Tak perlu terus menunjukkan kepada dunia
Akan lelah bila terus berusaha menari di atas panggung
Cukuplah menjadi baik dalam keTuhanan
Berikan manfaat sebanyak mungkin untuk dunia
Tak usah menunggu balas budi
Lapangkanlah jiwa yang resah!
Karena pelangi tetaplah pelangi di hadapan mereka yang buta warna
Bahasamu Tak Pantas
Maksudmu apa?
Ingin di akuikah sebagai seorang cendikiawan?
Dirimu membuat bingung lingkungan
Orang yang pintar tak sekalipun ingin terlihat pintar
Menunjuk dengan telunjuk bahwa lingkungan tak pantas berbahasa denganmu
Bahasamu tak pantas
Saat bahasamu menindas yang tak sepemikiran denganmu
Dimanakah sikap mengayomi?
Bahasa yang tak beretika
Bukankah bahasa itu harus beretika dan respek?
Bahasa tidak untuk menyudutkan yang lain
Berbahasalah yang pantas
Atau diam itu lebih baik
Minggu, 20 Desember 2020
Cintaiku Tak Bisa Darimu
Akupun bisa
Jika dia bisa memberimu pelukan
Akupun bisa
Jika dia bisa memberimu kehangatan pada sepinya ruang
Akupun bisa
Kau dan dia saling mencinta
Sedangkan aku yang mencinta tetapi kau tidak
Aku yang tak bisa memaksa untuk kau membalas cinta
Itu yang aku tak bisa
Pada sendiri masih berharap kau datang untuk menjamah
Memberikan kecupan
Kemudian akan kuberikan kenikmatan surgawi dunia
Merintih sunyi
Masih menanti
Keyakinan Hakikat Keluarga
Sabtu, 19 Desember 2020
Petanda Nan Arogan
Semua geraknya selalu miliki nada
Wanita yang duduk di tengah bangku taman kota
Di apit oleh kedua temannya
Pancaran matanya
Senyum di bibirnya
Selalu saat makan siang kumenuju taman kota
Terpesona
Riskan untuk menyapa
Terlalu mewah untukku dirinya
Mencuri pandangku sesekali di bawah pohon kamboja taman kota
Pria itu yang duduk di atas rumput taman kota
Di bawah rindangnya pohon kamboja
Sembari memakan dengan lahapnya
Aku bersama kedua temanku sengaja
Iya, temanku tidak tahu alasannya
Tak mau berpindah ke tempat lain untuk sekedar bercanda
Dudukku di tengahpun sengaja
Agarku leluasa
Melihat pria itu yang berwibawa
Melihat pria itu yang sederhana
Kapankah pria itu menyapa?
Bisakah pria itu untuk mencinta?
Karena aku telah jatuh cinta
Musik Cinta
Bak kerasukan
Tiba-tiba bergoyang
Tapi bingung
Badan yang diam
Jiwa yang menari ikuti musik yang diperdendangkan
Jatuh cinta pada sesuatu yang abu-abu
Kebingungan untuk memilah rasa cinta atau rasa kagum
Mengenalmu takjub
Sapaanmu pesona
Menariku pada tarian cinta untukmu
Aku jatuh hati
Maukah kau bersamaku berpelukan di bawah hujan?
Ada musik menemani saat kau mau memberi hangatnya sebuah pelukan
Planet Pembuangan
Setelah lama tak tahu
Menahan rasa rindu
Bak air yang mengeras menjadi salju
Membatu
Membeku
Kini hadirmu
Sedikit obati pilu
Derap kaki-kaki kuda silih saling memacu
Pandanganpun terbatas tertutup debu-debu
Pekikan rasa cinta ribut terus beradu
Ada yang lirih merindu
Ada yang kejam menjauh dan tak mau
Mengukur kata sayang dari seorang perindu
Terpental karena tak pernah menyayangi dari yang dirindu
Memintal kasih dari tipisnya bulu
Lama telah menunggu
Tersiksa dalam sebuah sair nyeri tapi tak berdarah untukmu
Pada ruang sendiri, ada "halu"
Di planet pembuangan semua dikumpulkan bak kamp konsentrasi lagi di palu
Ditekan sedemikian rupa hingga tanggalkan sedikit demi sedikit cinta padamu
Perjuangan yang panjang tak berbekas untuk mencintaimu
Di planet pembuangan melihatmu
Nyeri saat kau tertawa tanpa diriku
Tetapi begitulah hukum cinta termasuk padamu
Tak bisa memaksakan rasa walau telah bahagia ada kabar darimu
Aku cinta kamu
Di ruang sepi dan sendiri menunggumu
Jumat, 18 Desember 2020
Membenci Yang Tak Lazim
Kegelapannya yang pekat
Saat banyak tipu muslihat yang dibuat
Ada kejahatan yang bersembunyi pada malam
Para zombie bergerak mengendap mencari cahaya dan suara
Mereka bergerombol menyerang, menggigit serta menyakiti
Mencari pengikut agar seirama seperti mereka
Bak netizen lihai menggiring opini hingga orang-orang yang benar menjadi terinfeksi karena sebuah gigitan
Bila malam telah reda maka terbitlah matahari
Seolah cahaya memberi kekuatan bagi para zombie
Menyerang lalu membunuhi dengan buasnya
Aku membenci gelap serta terang
Lalu pada cuaca seperti apa aku harus bertahan hidup?
Ternyata bukan sekedar cuaca untuk bertahan hidup
Tetapi bertahanlah hidup dengan cara berTuhan
Jangan membenci yang tak lazim
Karena pagi, siang dan malam merupakan sebuah anugerah dari Tuhan
Dan itu bagi yang mempercayai Tuhan
Kamis, 17 Desember 2020
Sedang Memuncak Rasa
Aku cinta kamu
Rasa yang menggebu
Ingin bersamamu
Dalam rintih pada ruang nan sahdu
Bertemaram sinar saling memagut dan memadu
Ada desah silih memacu
Menikmati setiap hela nafas bak sepasang perindu
Sejenak melupa pada hal-hal yang di anggap tabu
Sedang bertalu
Percintaan yang seakan di gadang-gadang berpalu
Rabu, 16 Desember 2020
Merasa Terbaptis
Negara Menakuti, Rakyat Tak Takut
Minggu, 13 Desember 2020
Tiada Salah Dengan Takdir
Jika ingin menangis maka menangislah
Tapi secukupnya saja dalam tangis
Tiada yang salah dalam amarah
Jika ingin meletupkan angkara maka lepaskanlah dengan cara elegan
Tak berlebihan pada emosi kemarahan
Tiada yang salah pada rasa lelah
Jika terasa lelah maka beristirahatlah
Pulihkan jiwa raga atas rasa lelah
Bila semua rasa kecewa serta resah telah hilang ataupun berkurang...
maka bergeraklah kembali sembari menebarkan hal-hal yang positif
Berjalanlah dengan membawa nama Tuhan
Karena jiwa bukanlah hidup tanpa Tuhan
Tuhanlah yang membuat meyakin atas semua kekecewaan yang menjerat
Saat kesusahan menerpa maka kemudahan akan menggantinya
Begitulah firman Tuhan yang tersurat
Jangan pernah menyalahkan takdir tak baik yang terjadi
Berjalanlah dan lakukan yang terbaik bersama Tuhan
Bila tak tergapai di dunia maka jemputlah semua duka kelak di hadapan Tuhan
Karena sungguh mempercayai hari penghisaban
Tiada yang salah
Maka lakukan saja bersama Tuhan
Sabtu, 12 Desember 2020
Kisah Sepasang Tangan
Tangan ini yang berikhtiar mencari penghidupan
Bersama raga yang terkadang terantuk letih
Tangan yang kasar merupakan gambaran perjuangan kehidupan
Banyak caci, sinis tak akan menyurutkan mencari rezeki di bumi Tuhan
Berjuanglah para pejuang kehidupan
Niatkan karena Tuhan
Karena kelak saat mulut tak bisa lagi bicara
Maka seluruh panca indera akan menjadi saksi juga bicara
Termasuk kedua tangan ini
Maafkan, atas perilaku tak baik oleh tangan-tangan ini
Jumat, 11 Desember 2020
Musuh Dalam Selimut Negara
Gaya siapa yang melakukan penghilangan nyawa seperti ini?
Seperti berkaca ke zaman terdahulu
Saat para revolusioner terkubur pada sebuah lubang
Alibi apalagi yang akan dikemukakan?
Alasan apalagi yang akan disiarkan?
Mengajak tokoh publik untuk bersama-sama menggiring opini menjadi satu kesamaan
Bobrok
Terlihat ancaman yang masif
Terlihat ada penggerusan kepada satu pihak
Dan entahlah apa yang sedang disembunyikanny
Kondisi para jenazah sangat tersakiti
Lalu masih bisakah mereka yang membunuh disebut pengayom penjaga bangsa?
Saat terselusupi roh-roh kebinalan
Semua menjadi boleh dilakukan
Bersembunyi dibalik hukum lalu merasa kebal tak tersentuh
Jahat sekali
"Apa yang mereka lakukan sungguh tak berperikemanusi
Ancaman nyata bukanlah yang buta pada hukum
Ancaman yang nyata yakni mereka yang mempermainkan hukum
Mereka yang bersembunyi atas nama hukum
Mereka melihat hukum tetapi seolah menjadikan hukum sebagai alat kebenaran untuk melakukan "gaya pembunuhan terkejinya"
Saat para penegak negara telah mempermainkan hukum
Lalu negara akan bertahan bagaimana?
Keropos negara
Saat digerogoti musuh dalam selimut
Kamis, 10 Desember 2020
Kehausan Bernurani
Tolonglah badan, jangan seperti ini
Seperti hilang kendali
Terseret arus
Bergerak tetapi pusing berputar di kepala
Lemas menerpa tubuh
Ada segenggam kekesalan
Tetapi bila diperlakukan tak baik haruskah berlaku tak baik juga?
Sudahilah dendam kesumat ini
Lepaskanlah tunggakan-tungg
Cukupi untuk mengetahui bahwa ada yang kesetanan dalam berperilaku
Tak tahu malu
Atau memang telah kebal dari rasa malu?
Layakkah untuk dikasihani?
Entahlah!
Diriku sedang kehausan
Hingga badan lemas tak berdaya
Untuk yang kesetanan dalam melangkah
Terima kasih telah memberi makna siapa dirimu sebenarnya
Rabu, 09 Desember 2020
Biadab Sang Arogan
Nyawa-nyawa terburai
Alasan yang klise karena khawatir kursinya patah
Alasan-alasan terkemukakan ke publik
Mulai dari keamanan, kesehatan bahkan hingga pelecehan
Kemudian karena hak senjata terpegang maka terletuskan pelurunya
Dialog buntu
Komunikasi hanya memaksakan kehendak
Biadabnya sang arogan
Sungguh memamerkan arogansi senjata-senjata
Hanya fokus pada ketakutan kehilangan kursi
Tak sedikitpun membahas saudara yang hendak pindah dari rumah
Seluruh media terkunci
Media informasi seolah menjadi kacung sang arogan
Ketahuilah!
Kematian pasti terjadi
Tak ada kekhawatiran pada kematian
Karena lebih baik mati membela kebenaran berTuhan daripada...
mati saat berkalung serta memuja pada biadabnya sang arogan
Tebarkan Rasa Baik
Jangan remehkan kecilnya berbuat baik
Sarkowi pernah berkata "jangan lelah berbuat baik"
Tak mudah untuk konsisten berkebaikan
Selalu ada intrik lagi pertentangan dalam hati
Tetapi begitulah hawa nafsu setan
Iblis selalu memandang salah terhadap kebaikan
Iblis selalu menafsirkan dapat termaklumi terhadap kesesatan
Begitu berat kala kebaikan hendak terjamah
Bisikan larangan memacu ragu pada relung
Ada egois
Ada sombong
Semua rasa merantai untuk menahan berbuat kebaikan
Paksakan saja berkebajikan
Karena sesuatu hal yang baik layak untuk dipaksakan
Hallo, Bos!
Belajar Untuk Berhenti
Lalu berhenti untuk menjadi tamak
Rendah hati atas semua bisa dan pencapaian
Lalu tak perlu memberi unjuk bila miliki taji dengan bahasa agar dihormati
Penuh kesungguhan memuja Pencipta dan bersujud pasrah sedalam-dalamny
Lalu tak menyewa desainer untuk memanut busana menyembunyikan kesetanan dengan baju kemalaikatan
Hari ini belajar untuk berhenti
Berhenti atas semua perilaku penuh tipu daya iblis
Karena semua laku di dunia akan dimintai pertanggung jawabannya kelak
Bila di dunia masih saja mengelak
Melupa bahwa Tuhan tak bisa di bohongi
Dan menunggu saat Tuhan menjadi Sang Hakim
Selasa, 08 Desember 2020
Kau Tak Pantas Dapatkan Apapun
Kau tak layak mendengarkan kisah hidupku
Kau keterlaluan brengseknya
Kukira kau berbeda dengan orang-orang yang telah berlalu lalang pada kehidupanku
Kukira kau sejatinya seorang teman
Tetapi kau bak kucing yang sedang mengintai ikan asin di atas piring
Kau tak mendukung sedikitpun atas keringatku mencari nafkah
Kau membuatku sungguh terperanjat
Ribuan hari tak cukup untuk mengenalmu
Kau tak pantas dapatkan apapun
Bahkan seorang temanpun tak pantas kau dapatkan
Membencimu?
Kecewa padamu? Atau
Marah padamu?
Tak ada kekesalan lagi padamu
Semua rasa negatif padamu telah menguap
Karena sia-sia memperlakukan kebusukan padamu
Kau tak pantas dapatkan rasa apapun dariku
Bahkan rasa negatifpun tak pantas kau dapatkan
Seringaimu
Langkahmu
Lambaianmu
Bicaramu
Tipu muslihatmu
Semua kejelekan yang kau rencanakan senyatanya akan berbalik padamu
Karena Tuhan tak pernah tidur
Kau tak pantas dapatkan apapun atas watak Yudasmu
Sabtu, 05 Desember 2020
Secerah Nasi Goreng Buatan Mama
Kau tak akan bisa menemukanku dalam kegalauan
Elang yang terus membumbung terbang di atas awan kala hujan deras
Elang yang berteduh di atas awan saat hujan
Tak lazim tetapi begitulah karakter yang terjalin
Latar belakang kehidupan telah merajut watak
Tak usah berpahit lidah bak air telinga
Sungguh percakapan yang merusak jiwa terlontar dari hati yang busuk
Tak layak berlaku tawar bak air liur
Karena tingkah laku merupakan cerminan karakter diri
Asinnya jiwa mengeroposi nurani meskipun ditutupi oleh manisnya kata juga tingkah laku
Kepura-puraan tak akan bertahan lama
Kepedulian yang palsu
Rasa kemanusiaan yang palsu
Menyobek lalu melukai jiwa yang sedang berpetualang bebas di atas dunia
Kekhawatiran, kegetiran, keraguan juga kecemasan membalut rapuh pada sendi-sendi ringkih jiwa
Ingin berteriak bila semua teriakan bisa melenyapkan segala nestapa
Rindu kecerahan pagi
Seperti mama yang menghidangkan nasi goreng putih tercerah dari sisa nasi semalam
Karena sungguh kasih mama sepanjang jalan
Kasih anak sepanjang galah
Kamis, 03 Desember 2020
Mereka Sang Muflis
Sedang berkabung
Ada pita hitam melingkar di lengan atas
Ketamakan yang terbungkus kedermawanan
Kebengisan yang tersamarkan oleh senyum canggung penuh kamuflase
Tampak terhormat tetapi kotor hati dalam merasa
Gila penghormatan
Gila pemujaan
Kesetanan tapi berlagak kemanusiaan
Agama seolah tameng untuk menyembunyikan tipu muslihatnya
Kejamnya diri saat bercinta serta bergumul dengan pasangan orang lain
Lihai
Membelai
Tak jua kunjung mengerti
Karena iblis telah merantai alat-alat kelamin nafsu sahwat mereka
Tajam, serakah lalu pintar bermuslihat
Pemutihan hanyalah jalan pemerkosaan keadaan
Bersilat lidah menjadi jargon terdepan
Tamak, bengis dan juga jago bermain api
Itulah mereka
Para pendulang kesesatan yang bersiap menjadi muflis kelak
(Muflis yakni saat hisab amal soleh yang habis untuk membayar dedosa)
Selimut Luka Terbaca
Kuhadiahkan kalian buku
Inginkan kalian gemar membaca
Wahyu pertama dari Tuhan yaitu "bacalah!"
Dahulu buku-buku dariku tergeletak begitu saja
Dan tak bisa menasehati sebab kalian miliki orang tua yang "angkuh"
Merindu
Mencinta
Kusebut kalian dalam baca serta doa
Rabu, 02 Desember 2020
Kerdilnya Gerombolan Fasisme
Pada nafas yang membara
Ataupun untuk nafas yang tersengal-senga
Hingga hasrat bercinta terpuaskan dan terpenggal
Menghamba ditindas
Teriak ditikam
Teman terculas
Masih pantaskah bersemayam?
Karena pikiran dan penghinaan 2 atribut yang berbeda
Fasisme yang sempit
Kesalahan dalam rasa percaya
Terlena pada sanjung meskipun bau silit
Kebebasan berpendapat dan berpikir
Selalu bersembunyi di balik jubah ilmu dan kemajuan
Sebenarnya miskin hati, kusut otak lagi kikir
Tiada respek pada sesama hanya membabi buta untuk semunya sebuah penghormatan
Menjilati dengan lidah terjulur hingga menetes sekujur badan dengan air liur
Bersandiwara memainkan peran
Fasisme yang brengsek