"Hanya Kelembutan dengan bahasa kejujuran terdalam mampu menyibak relung-relung hati yang terkunci oleh gelap gulitanya perjalanan sakral kehidupan"
Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Kamis, 24 Oktober 2013
Senin, 30 September 2013
Dirimu Datanglah
Haruskah
kumencari dirimu
haruskah kuberlari padamu
berhenti menari
berhenti bernyanyi
dirimu tak juga kunjungi
aku lelah
aku jengah
tanpamu disisiku
menunggu tak juga bertemu
datanglah
kita hasrati lagi rasa yang membabi seperti dulu
( bisa dilihat di https://www.facebook.com/pages/sairsairslamipekcikamblogspotcom/189355741119174?fref=ts )
haruskah kuberlari padamu
berhenti menari
berhenti bernyanyi
dirimu tak juga kunjungi
aku lelah
aku jengah
tanpamu disisiku
menunggu tak juga bertemu
datanglah
kita hasrati lagi rasa yang membabi seperti dulu
( bisa dilihat di https://www.facebook.com/pages/sairsairslamipekcikamblogspotcom/189355741119174?fref=ts )
Senin, 23 September 2013
Matinya Rasa
Sungguh berisik
mengganggu sekali
para pelangkah yang tak searah
para pelangkah yang mengaku sangat berTuhan tapi bermain dengan keTuhanan mereka
saat mulut ini coba mengingatkan mulut mereka lebih mengiris
aku manusia bukan setengah dewa
diamnya aku matinya rasa
ambillah jalan sendiri
mari buktikan kelak di hadapan Tuhan kebenaran para pelangkah atau aku
( bisa dilihat di https://www.facebook.com/pages/sairsairslamipekcikamblogspotcom/189355741119174 )
Jumat, 20 September 2013
Menggugat
Mauku segala mau terwujud
mauku segala hasrat terpenuhi
tapi aku manusia
tapi aku bukan tuhan
lalu patuh berlaku selayak hamba
karena tak pantas menggugat Tuhan
( tertera juga di
https://www.facebook.com/pages/sairsairslamipekcikamblogspotcom/189355741119174?hc_location=timeline )
mauku segala hasrat terpenuhi
tapi aku manusia
tapi aku bukan tuhan
lalu patuh berlaku selayak hamba
karena tak pantas menggugat Tuhan
( tertera juga di
https://www.facebook.com/pages/sairsairslamipekcikamblogspotcom/189355741119174?hc_location=timeline )
Sakit Bila Mengenang
Tak tahu lagi harus melakukan apa
tak mau bila menyerah begitu saja
tak sudi bila harus berkata "lelah"
keinginan berhasrat penuh percintaan sungguh memberatkan isi kepala
berusaha melupakan segalanya tentangmu bukan perkara yang mudah
ada irisan luka yang tak terlihat
ada perih yang fatamorgana
dan sakit bila mengenangmu
( tertera juga di
https://www.facebook.com/pages/sairsairslamipekcikamblogspotcom/189355741119174?hc_location=timeline )
Jalang
Anjing kalian
babi kalian
monyet kalian
lusinan kata najis terlontar
kalian pikir kata kata tersebut bersifat najis?
tapi tidak najis untuk mereka
kalian pikir yang terbaik
kepercayaan diri yang terpaksakan
seiring bergulir waktu akan terbukti
siapa yang terjalang diantara kita semua dihadapan dunia dan Tuhan
( tertera di
https://www.facebook.com/pages/sairsairslamipekcikamblogspotcom/189355741119174?hc_location=timeline )
Menggodai Luka
Tersenyum
merayu
berkata
merajuk
semua kata manis terurai
gelap hati hanya mau menjamah
ini pesakitan
ini luka
dan lagi menggodai luka itu lagi
sudahlah jiwa!
hentikan
kesal dan bosan bila terus merajut dunia yang salah
berTuhan saja
serahkan rasa yang terluka itu pada Tuhan
pasrahkan
karena sakit hanya rasa di dunia saja
karena hidup setelah mati itulah yang abadi
(tertera juga di
https://www.facebook.com/pages/sairsairslamipekcikamblogspotcom/189355741119174?hc_location=timeline )
merayu
merajuk
semua kata manis terurai
gelap hati hanya mau menjamah
ini pesakitan
ini luka
dan lagi menggodai luka itu lagi
sudahlah jiwa!
hentikan
kesal dan bosan bila terus merajut dunia yang salah
berTuhan saja
serahkan rasa yang terluka itu pada Tuhan
pasrahkan
karena sakit hanya rasa di dunia saja
karena hidup setelah mati itulah yang abadi
(tertera juga di
https://www.facebook.com/pages/sairsairslamipekcikamblogspotcom/189355741119174?hc_location=timeline )
Merancu
Ingin berteriak
ingin menari
ingin tertawa
ingin bertelanjang tanpa busana
semua ingin dilakukan dihadapan dunia
ini bukan gila
karena ada sebagian manusia yang senang saat disebut gila
batas normal menjadi ukuran yang nisbi
biarkan teriak,menari,tertawa sambil bertelanjang pada dunia
dunia yang telah merancu pada jiwa
dunia yang membuat lupa pada Pencipta Semesta
merancu saja pada dunia
(tertera juga di
https://www.facebook.com/pages/sairsairslamipekcikamblogspotcom/189355741119174?hc_location=timeline )
ingin menari
ingin tertawa
ingin bertelanjang tanpa busana
semua ingin dilakukan dihadapan dunia
ini bukan gila
karena ada sebagian manusia yang senang saat disebut gila
batas normal menjadi ukuran yang nisbi
biarkan teriak,menari,tertawa sambil bertelanjang pada dunia
dunia yang telah merancu pada jiwa
dunia yang membuat lupa pada Pencipta Semesta
merancu saja pada dunia
(tertera juga di
https://www.facebook.com/pages/sairsairslamipekcikamblogspotcom/189355741119174?hc_location=timeline )
Rabu, 03 Juli 2013
Cinta Yang Buta
Haruskah membenci mereka yang tidak mencintai?
Haruskah membunuhi mereka yang tidak membalas suka ini?
Haruskah memaksakan aroma gairah yang tak berbalas ini?
Hati ini terbelit suatu hal yang mudah tapi pelik terasa
Andai Tuhan hanya ada dalam lembaran saja sudahku bertelanjang
Lalu menelanjangi mereka
Lalu bersama mereka terpaksa ataupun tidak menari penuh lepas tanpa busana
Aku kotor
Aku pendosa
Aku malu pada Tuhan
Aku membenci aku yang seperti babi membuta dalam hasrat bercinta
Haruskah membunuhi mereka yang tidak membalas suka ini?
Haruskah memaksakan aroma gairah yang tak berbalas ini?
Hati ini terbelit suatu hal yang mudah tapi pelik terasa
Andai Tuhan hanya ada dalam lembaran saja sudahku bertelanjang
Lalu menelanjangi mereka
Lalu bersama mereka terpaksa ataupun tidak menari penuh lepas tanpa busana
Aku kotor
Aku pendosa
Aku malu pada Tuhan
Aku membenci aku yang seperti babi membuta dalam hasrat bercinta
Aku Hidup Dalam Khayalanku
Aku pikir mereka kesepian
Aku pikir mereka sama sepertiku yang kegelapan
Betapa dungunya selama ini terombang-ambing oleh perasaan yang dibangun nafsu
Merindunya dan mengira mereka sama merindunya seperti diri
Ternyata tidak
Saat kulihat potret-potret mereka tertawa bersama penuh lepas
Keceriaan terpatri jelas terpancar dari binar mata-mata mereka
Mereka tidak sama sepertiku yang terus merindu tiada ujung
Karena aku sendiri
Aku yang hidup dalam dunia khayalanku ini
Aku pikir mereka sama sepertiku yang kegelapan
Betapa dungunya selama ini terombang-ambing oleh perasaan yang dibangun nafsu
Merindunya dan mengira mereka sama merindunya seperti diri
Ternyata tidak
Saat kulihat potret-potret mereka tertawa bersama penuh lepas
Keceriaan terpatri jelas terpancar dari binar mata-mata mereka
Mereka tidak sama sepertiku yang terus merindu tiada ujung
Karena aku sendiri
Aku yang hidup dalam dunia khayalanku ini
Kamis, 20 Juni 2013
Ilmu Kotor
Sungguh aku tak mau menjadi pembenci
Jangan ajari ilmu kebencian
Tak mau lagi berbicara penuh kotor
Hentikan bualan serta sumpah serapah itu
Tak perlu amarah nan mendidih pada kalbu
Menjauhlah para penjilat dan mereka yang bermuka masam
Mata hati ini terkadang lirih mengiba tak tahan
Kalian ilmu-ilmu kesesatan yang dihembuskan para setan
Berdansa menari melenggok mengajak menengok aroma candu fatamorgana nikmat dunia
Jiwaku lelah berkelahi dengan kalian
Pergilah ilmu-ilmu kotor jangan sampai aku yang mengusir kalian dari hatiku
Jangan ajari ilmu kebencian
Tak mau lagi berbicara penuh kotor
Hentikan bualan serta sumpah serapah itu
Tak perlu amarah nan mendidih pada kalbu
Menjauhlah para penjilat dan mereka yang bermuka masam
Mata hati ini terkadang lirih mengiba tak tahan
Kalian ilmu-ilmu kesesatan yang dihembuskan para setan
Berdansa menari melenggok mengajak menengok aroma candu fatamorgana nikmat dunia
Jiwaku lelah berkelahi dengan kalian
Pergilah ilmu-ilmu kotor jangan sampai aku yang mengusir kalian dari hatiku
Tak Pantasku Kalah Pada Dunia
Aku tak tahu kapan matiku datang
Aku percaya hidup setelah mati
Aku percaya hidupku kini akan dipertanggung jawabkan kelak
Tak pantas terus aniaya diri
Lalu untuk apa dunia tahu siapa yang kucinta?
Untuk apa kuberitahu bila dunia hanya persinggahan sementara?
Tak mau sungguh tak sudi berakrab dengan dunia
Siapapun yang kucinta harus berTuhan
Karena demi Pencipta Semesta aku takut padaNya
Jangan paksa aku terlalu menafsu pada dunia
iblis laknat, enyahlah dari jiwa
Aku tak pantas jadi teman di neraka
Carilah yang layak bagimu
Mereka para pencinta nafsu dunia
Penuh dalih religi berkubang pada dunia
Aku bukan mereka
Aku bukan pengekor mereka
Aku sembunyikan cintaku dari dunia
Dan berharap Tuhan selalu menjaga
Bila cintaku hanya penuh nafsu keduniaan lagi lalai berTuhan
Dengan airmata dunia, kumohon lenyapkan nafsu ini
Aku percaya hidup setelah mati
Aku percaya hidupku kini akan dipertanggung jawabkan kelak
Tak pantas terus aniaya diri
Lalu untuk apa dunia tahu siapa yang kucinta?
Untuk apa kuberitahu bila dunia hanya persinggahan sementara?
Tak mau sungguh tak sudi berakrab dengan dunia
Siapapun yang kucinta harus berTuhan
Karena demi Pencipta Semesta aku takut padaNya
Jangan paksa aku terlalu menafsu pada dunia
iblis laknat, enyahlah dari jiwa
Aku tak pantas jadi teman di neraka
Carilah yang layak bagimu
Mereka para pencinta nafsu dunia
Penuh dalih religi berkubang pada dunia
Aku bukan mereka
Aku bukan pengekor mereka
Aku sembunyikan cintaku dari dunia
Dan berharap Tuhan selalu menjaga
Bila cintaku hanya penuh nafsu keduniaan lagi lalai berTuhan
Dengan airmata dunia, kumohon lenyapkan nafsu ini
Seperti Musisi
Seperti lagu yang selaras dengan lirik
Musik mengalun menyeimbangkan dengan kata-kata bernada
Namun terkadang hati suram
Saat musik tak selarasi kata
Saat nada tak semerdu kicau pagi beburung
Kepala tergerak
Badan bergetar
Kaki menghentak
Tak perlu tanya bagaimana lagu tak selaras bisa menusuk hati
Jawabnya ada di hati
Karena lagu tercipta dari rintihan hati
Musik mengalun menyeimbangkan dengan kata-kata bernada
Namun terkadang hati suram
Saat musik tak selarasi kata
Saat nada tak semerdu kicau pagi beburung
Kepala tergerak
Badan bergetar
Kaki menghentak
Tak perlu tanya bagaimana lagu tak selaras bisa menusuk hati
Jawabnya ada di hati
Karena lagu tercipta dari rintihan hati
Mangkuk Kosong
Aku tak mau mengenal diriku
Terlalu banyak begitu hasrat yang merancu
Memenuhi rongga kepala hingga membuatku muak
Tapi sisi gelapku maui berhasrat
Aku membenci hasrat yang membuatku seolah aku tuhan
Tuhan, dalam sesaat aku mengingat-Mu
Namun dalam sekejap aku melupakan-Mu
Tuhan, demi atas nama-Mu
Aku membenci hasrat tak berTuhan ini
Terlalu banyak begitu hasrat yang merancu
Memenuhi rongga kepala hingga membuatku muak
Tapi sisi gelapku maui berhasrat
Aku membenci hasrat yang membuatku seolah aku tuhan
Tuhan, dalam sesaat aku mengingat-Mu
Namun dalam sekejap aku melupakan-Mu
Tuhan, demi atas nama-Mu
Aku membenci hasrat tak berTuhan ini
Sabtu, 06 April 2013
Bagaimana Penjelasannya?
Bagaimana hendak kau terangkan padaku tentang semesta yang tertata dan teratur dengan rapi
Keteraturan alam raya berjalan selaras dengan planet-planet dan semesta berjalan pada jalurnya
Masihkah tak mempercayai Sang Pencipta ?
Bagaimana hendak kau jelaskan tentang organ-organ tubuh makhluk hidup yang tertata dengan kerumitan fungsi juga bentuknya
Masihkah kau mempercayai adanya missing link dari penciptaan manusia
Masihkah kau bermula pada berpatokan saat umat Musa yang durhaka dikutuk menjadi kera?
Bagaimana kau jelaskan bila tuhan berbilang
tuhan akan kacau lagi akan banyak pertentangan
duniapun akan kacau
Jelaslah jagad raya ada Sang Pengatur
Hanya Sang Satu dan tak butuh pendamping
Malaikat yang begitu banyaknya hanya bukti tanda kasih dari Sang Satu
Malaikat-malaikat begitu patuh saat Tuhan berfirman untuk menghormati Adam sebagai manusia ciptaan Tuhan
Masihkah tak percayai Tuhan ?
Bukalah hati
Lapangkan jiwa
Luaskan cakrawala
Tanyalah pada sanubari
Masihkah egoisnya rasa manusia menutupi mata hati kau ?
Keteraturan alam raya berjalan selaras dengan planet-planet dan semesta berjalan pada jalurnya
Masihkah tak mempercayai Sang Pencipta ?
Bagaimana hendak kau jelaskan tentang organ-organ tubuh makhluk hidup yang tertata dengan kerumitan fungsi juga bentuknya
Masihkah kau mempercayai adanya missing link dari penciptaan manusia
Masihkah kau bermula pada berpatokan saat umat Musa yang durhaka dikutuk menjadi kera?
Bagaimana kau jelaskan bila tuhan berbilang
tuhan akan kacau lagi akan banyak pertentangan
duniapun akan kacau
Jelaslah jagad raya ada Sang Pengatur
Hanya Sang Satu dan tak butuh pendamping
Malaikat yang begitu banyaknya hanya bukti tanda kasih dari Sang Satu
Malaikat-malaikat begitu patuh saat Tuhan berfirman untuk menghormati Adam sebagai manusia ciptaan Tuhan
Masihkah tak percayai Tuhan ?
Bukalah hati
Lapangkan jiwa
Luaskan cakrawala
Tanyalah pada sanubari
Masihkah egoisnya rasa manusia menutupi mata hati kau ?
Apakah Peduli ?
Saat terlelap tidur mereka di sana terbujur menahan dingin tanpa selimut
Saat bersendawa karena kekenyangan mereka di sana berhari-hari menahan perih lapar
Saat tertawa mereka di sana menahan tangis dan mungkin tangis mereka kering seiring kematian terasa dekat pada mereka
Apakah aku peduli ?
Dunia yang termiliki membuat membusungkan dada
Pakaian bagus
Kendaraan mewah
Makanan lezat
Pedulikah aku pada sesama yang berbaju lusuh nan kumul dan mati di jalanan juga tepian depan toko yng terjeruji besi kokoh
Pedulikah aku ?
Saat mereka di sana berlari terkadang melawan saat tubuh mereka akan terbantai
Terbantai
Pembantaian manusia di sana
Aku tertawa di sini dan masih angkuh
Lalu dimana kepedulian itu?
Saat bersendawa karena kekenyangan mereka di sana berhari-hari menahan perih lapar
Saat tertawa mereka di sana menahan tangis dan mungkin tangis mereka kering seiring kematian terasa dekat pada mereka
Apakah aku peduli ?
Dunia yang termiliki membuat membusungkan dada
Pakaian bagus
Kendaraan mewah
Makanan lezat
Pedulikah aku pada sesama yang berbaju lusuh nan kumul dan mati di jalanan juga tepian depan toko yng terjeruji besi kokoh
Pedulikah aku ?
Saat mereka di sana berlari terkadang melawan saat tubuh mereka akan terbantai
Terbantai
Pembantaian manusia di sana
Aku tertawa di sini dan masih angkuh
Lalu dimana kepedulian itu?
Lihat Disini
Aku berjalan tertunduk
Dalam langkah sedih
Rasa malu juga gerah menelusup tersembunyi hanya aku beserta Tuhan saja
Sepi disini
Lihat disini
Masih sendiri dan sepi sekali
Walau tawa hiasi wajah ini
Dalam langkah sedih
Rasa malu juga gerah menelusup tersembunyi hanya aku beserta Tuhan saja
Sepi disini
Lihat disini
Masih sendiri dan sepi sekali
Walau tawa hiasi wajah ini
Bila Ini
Bila Tuhan bisa membaca
Bacalah kehendak hati ini
Kehendak yang menyakitkan raga
Sangat tak berkeTuhanan
Letih lagi lelah berdunia mencoba tak merasa
Bila ini tak berTuhan
Tetapi kehendak dan rasa ini nyata
Bila ini...
maaf aku tak lagi mampu merangkai kata
Bacalah kehendak hati ini
Kehendak yang menyakitkan raga
Sangat tak berkeTuhanan
Letih lagi lelah berdunia mencoba tak merasa
Bila ini tak berTuhan
Tetapi kehendak dan rasa ini nyata
Bila ini...
maaf aku tak lagi mampu merangkai kata
Jangan Buat Aku Terpaksa
Jangan pernah kau katakan kasih padaku
Jangan pernah kau ungkapkan sayang untukku
Karena aku takut rasa ini berubah terlalu berlebih
Bila rasa berubah maka tiada cinta tercipta
Bila rasa terlalu berlebih maka yang muncul iba
Jangan biarkan kasih berubah menjadi kasihan
Dan jangan biarkan sayang berubah
karena aku sayang kau
karena kau tiada cinta selain aku
Jangan pernah kau ungkapkan sayang untukku
Karena aku takut rasa ini berubah terlalu berlebih
Bila rasa berubah maka tiada cinta tercipta
Bila rasa terlalu berlebih maka yang muncul iba
Jangan biarkan kasih berubah menjadi kasihan
Dan jangan biarkan sayang berubah
karena aku sayang kau
karena kau tiada cinta selain aku
Merapati
Apakah kita saling melihat?
Saling menengok sembunyikan hasrat
Mencuri pandangkah kau padaku?
Ajaklah aku
Seretlah aku dalam cinta
Kobarkanlah gelora
Dan kegilaan ini terus seakan tak mau beranjak pergi
Satu titik lelah
Satu titik penuh harapan kau kembali bercinta denganku
Merapatlah
Saling menengok sembunyikan hasrat
Mencuri pandangkah kau padaku?
Ajaklah aku
Seretlah aku dalam cinta
Kobarkanlah gelora
Dan kegilaan ini terus seakan tak mau beranjak pergi
Satu titik lelah
Satu titik penuh harapan kau kembali bercinta denganku
Merapatlah
Pembatas Kertas
Tembok yang sengaja tersusun penguasa
Padahal kami yang meratakan jalan masuk
Kami tersudut saat penguasa katakan"ini kehendakku"
Kami tak akan tagih segala janji taqwa penguasa
Kami percayakan segala janji pada Rakib Atid dan juga Tuhan
Muak pada tembok yang dibuat
Penguasa yang seolah tak tersentuh
Bila mau kami akan robohkan tembok itu
Lalu kami seret ke tanah lapang sang penguasa bengis
Tembok itu sebenarnya rapuh
Kuasa penguasa tak abadi
Tembok itu sehelai selembar kapas
Tembok itu serapuh kertas tipis nan basah
Padahal kami yang meratakan jalan masuk
Kami tersudut saat penguasa katakan"ini kehendakku"
Kami tak akan tagih segala janji taqwa penguasa
Kami percayakan segala janji pada Rakib Atid dan juga Tuhan
Muak pada tembok yang dibuat
Penguasa yang seolah tak tersentuh
Bila mau kami akan robohkan tembok itu
Lalu kami seret ke tanah lapang sang penguasa bengis
Tembok itu sebenarnya rapuh
Kuasa penguasa tak abadi
Tembok itu sehelai selembar kapas
Tembok itu serapuh kertas tipis nan basah
Selasa, 19 Februari 2013
Tak Normal
Lagu yang tak membuatku menjadi seseorang
Lagu yang tak membuka pikiran warasku
Benci lagu tentang cinta
Mencintamu hanya bertepuk sebelah tangan Tuhan
Lagu yang tak membuka pikiran warasku
Benci lagu tentang cinta
Mencintamu hanya bertepuk sebelah tangan Tuhan
Cinta Yang Melelahkan
Tuhan, mengapa Kau buat cinta ini begitu sulit
Aku kepayahan menahan hasratinya
Bila cinta ini sekedar bergelinjang maka akan kubeli
Tapi mencintamu ada desah terpuaskan
Ada nafsu yang seolah terpenuhi
Itu cerita lalu saat kita saling lepaskan rasa
Kini aku merindumu
Kini aku mendambamu
Kau yang telah lama tak tampak
Ternyata cinta ini melelahkan relung hatiku
Aku kepayahan menahan hasratinya
Bila cinta ini sekedar bergelinjang maka akan kubeli
Tapi mencintamu ada desah terpuaskan
Ada nafsu yang seolah terpenuhi
Itu cerita lalu saat kita saling lepaskan rasa
Kini aku merindumu
Kini aku mendambamu
Kau yang telah lama tak tampak
Ternyata cinta ini melelahkan relung hatiku
Jumat, 08 Februari 2013
Tak Mau Lagi Menangis Karenamu
Ini gila
Kegilaan yang melanda sisi hati
Aku pejantan dan aku menangis karena betina
Betina yang dulu kupeluk erat saat berdua tertidur dalam ranjang penuh bebas
Ini gila
Kegilaan yang tak membuat aku kehilangan akal sehat
Religi yang indah menjadi tiang
Petanda yang jelas
Tak perlu ego serta amarah menyeruak dalam cinta
Walau tangis ini telah kering
Walau letih berairmata hingga tak menetes lagi
Aku tak mau lagi menangis lagi
Ini pembuktian kepada Tuhan kita
Cinta kita kalah oleh cinta kita kepada Tuhan
Biarlah
Cinta kita bukan cinta anak labil
Cinta kita merupakan cinta dengan rasa penghormatan
Kegilaan yang melanda sisi hati
Aku pejantan dan aku menangis karena betina
Betina yang dulu kupeluk erat saat berdua tertidur dalam ranjang penuh bebas
Ini gila
Kegilaan yang tak membuat aku kehilangan akal sehat
Religi yang indah menjadi tiang
Petanda yang jelas
Tak perlu ego serta amarah menyeruak dalam cinta
Walau tangis ini telah kering
Walau letih berairmata hingga tak menetes lagi
Aku tak mau lagi menangis lagi
Ini pembuktian kepada Tuhan kita
Cinta kita kalah oleh cinta kita kepada Tuhan
Biarlah
Cinta kita bukan cinta anak labil
Cinta kita merupakan cinta dengan rasa penghormatan
Rabu, 06 Februari 2013
Tak Kembali
Berlarilah pelarian dari kejaran pengejar
Bersembunyilah para penakut
Tak berkutik serta mati kutu saat setan pergi
Berkawan dengan setan
Tertawa dengan setan
Ibadah kepada Tuhan hanya formalitas demi pujian sesama manusia
Hati bening yang dipupuk sedari kecil tak berbekas
Dunia dan nafsunya gerogoti naluri keTuhanan
Rasa keTuhanan yang tak kembali
Terlambat saat tibanya raga yang mati
Celakalah
Percaya atau tidak percaya hidup setelah mati itu ada
Bersembunyilah para penakut
Tak berkutik serta mati kutu saat setan pergi
Berkawan dengan setan
Tertawa dengan setan
Ibadah kepada Tuhan hanya formalitas demi pujian sesama manusia
Hati bening yang dipupuk sedari kecil tak berbekas
Dunia dan nafsunya gerogoti naluri keTuhanan
Rasa keTuhanan yang tak kembali
Terlambat saat tibanya raga yang mati
Celakalah
Percaya atau tidak percaya hidup setelah mati itu ada
Kamis, 24 Januari 2013
Tiada Kepayahan
Dalam dalih yang termarjinalkan aku tegak
Tak bergeming dalam menyusun langkah Tuhan
Tak surut menyebut Tuhan dalam dunia
Ini tuntunan religi
Aku terus melangkah
Aku terus bergerak
Setiap nafas duniaku untuk Tuhan
Menangis mungkin
Tertawa mungkin
Bahagia mungkin
Bersedih mungkin
Bila Tuhan bersama dunia terasa mudah
Tak bergeming dalam menyusun langkah Tuhan
Tak surut menyebut Tuhan dalam dunia
Ini tuntunan religi
Aku terus melangkah
Aku terus bergerak
Setiap nafas duniaku untuk Tuhan
Menangis mungkin
Tertawa mungkin
Bahagia mungkin
Bersedih mungkin
Bila Tuhan bersama dunia terasa mudah
Pernahkah
Pernahkan sekali lagi kau rindu padaku?
Pernahkah kau mauiku lagi seperti dulu?
Pernahkah kau rasakan apa yang aku rasa?
Pernahkah aku ada dalam dada?
Sejuta tanya beragam mauku padamu
Kembalilah dan tengoklah disini aku
Aku mungkin tak pernah bisa lupakanmu
Aku ingin juga itu yang terjadi padamu
Pernahkah kau?
Pernahkah kau mauiku lagi seperti dulu?
Pernahkah kau rasakan apa yang aku rasa?
Pernahkah aku ada dalam dada?
Sejuta tanya beragam mauku padamu
Kembalilah dan tengoklah disini aku
Aku mungkin tak pernah bisa lupakanmu
Aku ingin juga itu yang terjadi padamu
Pernahkah kau?
Bila Ini Terlalu
Maaf bila cinta ini kepadamu keterlaluan
Maaf bila rindu ini kepadamu keterlaluan
Tahukah bila setiap malam selalu berhasrat untuk bersamamu kembali
Tahukah bila setiap malam aku tak mau tidur tanpa pikirkanmu
Bila ini terlalu padamu aku memang tak berdaya
Bila ini terlalu padamu aku tak kuasa berpaling
Maaf bila rindu ini kepadamu keterlaluan
Tahukah bila setiap malam selalu berhasrat untuk bersamamu kembali
Tahukah bila setiap malam aku tak mau tidur tanpa pikirkanmu
Bila ini terlalu padamu aku memang tak berdaya
Bila ini terlalu padamu aku tak kuasa berpaling
Langganan:
Postingan (Atom)