Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari: Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari : Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Kamis, 24 Oktober 2013

Dalam Takut

Sungguh Tuhan,aku ketakutan
takut yang kurasa tentang keduniawian
dadaku berdebar kencang
langkahku dipercepat
kepalaku tertunduk

aku takut akan dunia
 
seolah tiada berTuhan saja
lalu kedua lutut lemas tak berdaya
sembunyi saja dari dunia
aku takut berlaku dosa
dunia terlalu mempesona
tak mau menantang dunia
imanku belum sebaja nabi
 
Tuhanku,aku sembunyi saja dari dunia
aku takut dunia karena aku takut padaMu
 
( bisa dilihat di : https://www.facebook.com/pages/sairsairslamipekcikamblogspotcom/189355741119174?ref=hl )

Senin, 30 September 2013

Dirimu Datanglah

Haruskah kumencari dirimu
haruskah kuberlari padamu

berhenti menari
berhenti bernyanyi

dirimu tak juga kunjungi
aku lelah
aku jengah
tanpamu disisiku

menunggu tak juga bertemu

datanglah
kita hasrati lagi rasa yang membabi seperti dulu

( bisa dilihat di https://www.facebook.com/pages/sairsairslamipekcikamblogspotcom/189355741119174?fref=ts )

Senin, 23 September 2013

Matinya Rasa

Sungguh berisik
mengganggu sekali
para pelangkah yang tak searah
para pelangkah yang mengaku sangat berTuhan tapi bermain dengan keTuhanan mereka
saat mulut ini coba mengingatkan mulut mereka lebih mengiris
 
aku manusia bukan setengah dewa
diamnya aku matinya rasa
ambillah jalan sendiri
mari buktikan kelak di hadapan Tuhan kebenaran para pelangkah atau aku
 
( bisa dilihat di https://www.facebook.com/pages/sairsairslamipekcikamblogspotcom/189355741119174  )

Jumat, 20 September 2013

Menggugat

Mauku segala mau terwujud
mauku segala hasrat terpenuhi

tapi aku manusia
tapi aku bukan tuhan
lalu patuh berlaku selayak hamba
karena tak pantas menggugat Tuhan

( tertera juga di 
https://www.facebook.com/pages/sairsairslamipekcikamblogspotcom/189355741119174?hc_location=timeline )

Sakit Bila Mengenang

Tak tahu lagi harus melakukan apa
tak mau bila menyerah begitu saja
tak sudi bila harus berkata "lelah"
 
keinginan berhasrat penuh percintaan sungguh memberatkan isi kepala
berusaha melupakan segalanya tentangmu bukan perkara yang mudah
 
ada irisan luka yang tak terlihat
ada perih yang fatamorgana
 
dan sakit bila mengenangmu
 
( tertera juga di 
https://www.facebook.com/pages/sairsairslamipekcikamblogspotcom/189355741119174?hc_location=timeline )

Jalang

Anjing kalian
babi kalian
monyet kalian
lusinan kata najis terlontar
 
kalian pikir kata kata tersebut bersifat najis?
tapi tidak najis untuk mereka
 
kalian pikir yang terbaik
kepercayaan diri yang terpaksakan
 
seiring bergulir waktu akan terbukti
siapa yang terjalang diantara kita semua dihadapan dunia dan Tuhan
 
( tertera di 
https://www.facebook.com/pages/sairsairslamipekcikamblogspotcom/189355741119174?hc_location=timeline )

Menggodai Luka

Tersenyum
merayu
 berkata
merajuk
semua kata manis terurai

gelap hati hanya mau menjamah

ini pesakitan
ini luka
dan lagi menggodai luka itu lagi

sudahlah jiwa!
hentikan

kesal dan bosan bila terus merajut dunia yang salah
berTuhan saja
serahkan rasa yang terluka itu pada Tuhan
pasrahkan

karena sakit hanya rasa di dunia saja
karena hidup setelah mati itulah yang abadi

(tertera juga di 
https://www.facebook.com/pages/sairsairslamipekcikamblogspotcom/189355741119174?hc_location=timeline )

Merancu

Ingin berteriak
ingin menari
ingin tertawa
ingin bertelanjang tanpa busana

semua ingin dilakukan dihadapan dunia
ini bukan gila
karena ada sebagian manusia yang senang saat disebut gila
batas normal menjadi ukuran yang nisbi
biarkan teriak,menari,tertawa sambil bertelanjang pada dunia

dunia yang telah merancu pada jiwa
dunia yang membuat lupa pada Pencipta Semesta
merancu saja pada dunia

(tertera juga di 
https://www.facebook.com/pages/sairsairslamipekcikamblogspotcom/189355741119174?hc_location=timeline )

Rabu, 03 Juli 2013

Cinta Yang Buta

Haruskah membenci mereka yang tidak mencintai?
Haruskah membunuhi mereka yang tidak membalas suka ini?
Haruskah memaksakan aroma gairah yang tak berbalas ini?
Hati ini terbelit suatu hal yang mudah tapi pelik terasa
Andai Tuhan hanya ada dalam lembaran saja sudahku bertelanjang
Lalu menelanjangi mereka
Lalu bersama mereka terpaksa ataupun tidak menari penuh lepas tanpa busana

Aku kotor
Aku pendosa
Aku malu pada Tuhan
Aku membenci aku yang seperti babi membuta dalam hasrat bercinta


Aku Hidup Dalam Khayalanku

Aku pikir mereka kesepian
Aku pikir mereka sama sepertiku yang kegelapan
Betapa dungunya selama ini terombang-ambing oleh perasaan yang dibangun nafsu

Merindunya dan mengira mereka sama merindunya seperti diri
Ternyata tidak

Saat kulihat potret-potret mereka tertawa bersama penuh lepas
Keceriaan terpatri jelas terpancar dari binar mata-mata mereka
Mereka tidak sama sepertiku yang terus merindu tiada ujung

Karena aku sendiri
Aku yang hidup dalam dunia khayalanku ini

Kamis, 20 Juni 2013

Ilmu Kotor

Sungguh aku tak mau menjadi pembenci
Jangan ajari ilmu kebencian
Tak mau lagi berbicara penuh kotor
Hentikan bualan serta sumpah serapah itu
Tak perlu amarah nan mendidih pada kalbu

Menjauhlah para penjilat dan mereka yang bermuka masam
Mata hati ini terkadang lirih mengiba tak tahan
Kalian ilmu-ilmu kesesatan yang dihembuskan para setan
Berdansa menari melenggok mengajak menengok aroma candu fatamorgana nikmat dunia

Jiwaku lelah berkelahi dengan kalian

Pergilah ilmu-ilmu kotor jangan sampai aku yang mengusir kalian dari hatiku

Tak Pantasku Kalah Pada Dunia

Aku tak tahu kapan matiku datang
Aku percaya hidup setelah mati
Aku percaya hidupku kini akan dipertanggung jawabkan kelak

Tak pantas terus aniaya diri
Lalu untuk apa dunia tahu siapa yang kucinta?
Untuk apa kuberitahu bila dunia hanya persinggahan sementara?

Tak mau sungguh tak sudi berakrab dengan dunia
Siapapun yang kucinta harus berTuhan
Karena demi Pencipta Semesta aku takut padaNya

Jangan paksa aku terlalu menafsu pada dunia
iblis laknat, enyahlah dari jiwa
Aku tak pantas jadi teman di neraka
Carilah yang layak bagimu
Mereka para pencinta nafsu dunia
Penuh dalih religi berkubang pada dunia

Aku bukan mereka
Aku bukan pengekor mereka

Aku sembunyikan cintaku dari dunia
Dan berharap Tuhan selalu menjaga

Bila cintaku hanya penuh nafsu keduniaan lagi lalai berTuhan
Dengan airmata dunia, kumohon lenyapkan nafsu ini

Seperti Musisi

Seperti lagu yang selaras dengan lirik
Musik mengalun menyeimbangkan dengan kata-kata bernada
Namun terkadang hati suram
Saat musik tak selarasi kata
Saat nada tak semerdu kicau pagi beburung

Kepala tergerak
Badan bergetar
Kaki menghentak
Tak perlu tanya bagaimana lagu tak selaras bisa menusuk hati

Jawabnya ada di hati
Karena lagu tercipta dari rintihan hati

Mangkuk Kosong

Aku tak mau mengenal diriku
Terlalu banyak begitu hasrat yang merancu
Memenuhi rongga kepala hingga membuatku muak

Tapi sisi gelapku maui berhasrat
Aku membenci hasrat yang membuatku seolah aku tuhan

Tuhan, dalam sesaat aku mengingat-Mu
Namun dalam sekejap aku melupakan-Mu

Tuhan, demi atas nama-Mu
Aku membenci hasrat tak berTuhan ini

Sabtu, 06 April 2013

Bagaimana Penjelasannya?

Bagaimana hendak kau terangkan padaku tentang semesta yang tertata dan teratur dengan rapi
Keteraturan alam raya berjalan selaras dengan planet-planet dan semesta berjalan pada jalurnya
Masihkah tak mempercayai Sang Pencipta ?

Bagaimana hendak kau jelaskan tentang organ-organ tubuh makhluk hidup yang tertata dengan kerumitan fungsi juga bentuknya
Masihkah kau mempercayai adanya missing link dari penciptaan manusia
Masihkah kau bermula pada berpatokan saat umat Musa yang durhaka dikutuk menjadi kera?

Bagaimana kau jelaskan bila tuhan berbilang
tuhan akan kacau lagi akan banyak pertentangan
duniapun akan kacau

Jelaslah jagad raya ada Sang Pengatur
Hanya Sang Satu dan tak butuh pendamping

Malaikat yang begitu banyaknya hanya bukti tanda kasih dari Sang Satu
Malaikat-malaikat begitu patuh saat Tuhan berfirman untuk menghormati Adam sebagai manusia ciptaan Tuhan

Masihkah tak percayai Tuhan ?

Bukalah hati
Lapangkan jiwa
Luaskan cakrawala

Tanyalah pada sanubari
Masihkah egoisnya rasa manusia menutupi mata hati kau ?




Apakah Peduli ?

Saat terlelap tidur mereka di sana terbujur menahan dingin tanpa selimut
Saat bersendawa karena kekenyangan mereka di sana berhari-hari menahan perih lapar
Saat tertawa mereka di sana menahan tangis dan mungkin tangis mereka kering seiring kematian terasa dekat pada mereka

Apakah aku peduli ?
Dunia yang termiliki membuat membusungkan dada

Pakaian bagus
Kendaraan mewah
Makanan lezat
Pedulikah aku pada sesama yang berbaju lusuh nan kumul dan mati di jalanan juga tepian depan toko yng terjeruji besi kokoh

Pedulikah aku ?
Saat mereka di sana berlari terkadang melawan saat tubuh mereka akan terbantai

Terbantai
Pembantaian manusia di sana
Aku tertawa di sini dan masih angkuh

Lalu dimana kepedulian itu?

Lihat Disini

Aku berjalan tertunduk
Dalam langkah sedih
Rasa malu juga gerah menelusup tersembunyi hanya aku beserta Tuhan saja

Sepi disini
Lihat disini

Masih sendiri dan sepi sekali
Walau tawa hiasi wajah ini

Bila Ini

Bila Tuhan bisa membaca
Bacalah kehendak hati ini
Kehendak yang menyakitkan raga
Sangat tak berkeTuhanan

Letih lagi lelah berdunia mencoba tak merasa

Bila ini tak berTuhan
Tetapi kehendak dan rasa ini nyata

Bila ini...
maaf aku tak lagi mampu merangkai kata

Jangan Buat Aku Terpaksa

Jangan pernah kau katakan kasih padaku
Jangan pernah kau ungkapkan sayang untukku
Karena aku takut rasa ini berubah terlalu berlebih

Bila rasa berubah maka tiada cinta tercipta
Bila rasa terlalu berlebih maka yang muncul iba

Jangan biarkan kasih berubah menjadi kasihan
Dan jangan biarkan sayang berubah
karena aku sayang kau
karena kau tiada cinta selain aku

Merapati

Apakah kita saling melihat?
Saling menengok sembunyikan hasrat
Mencuri pandangkah kau padaku?
Ajaklah aku
Seretlah aku dalam cinta
Kobarkanlah gelora

Dan kegilaan ini terus seakan tak mau beranjak pergi

Satu titik lelah
Satu titik penuh harapan kau kembali bercinta denganku

Merapatlah


Pembatas Kertas

Tembok yang sengaja tersusun penguasa
Padahal kami yang meratakan jalan masuk

Kami tersudut saat penguasa katakan"ini kehendakku"

Kami tak akan tagih segala janji taqwa penguasa
Kami percayakan segala janji pada Rakib Atid dan juga Tuhan

Muak pada tembok yang dibuat
Penguasa yang seolah tak tersentuh
Bila mau kami akan robohkan tembok itu
Lalu kami seret ke tanah lapang sang penguasa bengis

Tembok itu sebenarnya rapuh
Kuasa penguasa tak abadi
Tembok itu sehelai selembar kapas
Tembok itu serapuh kertas tipis nan basah

Selasa, 19 Februari 2013

Tak Normal

Lagu yang tak membuatku menjadi seseorang
Lagu yang tak membuka pikiran warasku
Benci lagu tentang cinta

Mencintamu hanya bertepuk sebelah tangan Tuhan

Cinta Yang Melelahkan

Tuhan, mengapa Kau buat cinta ini begitu sulit
Aku kepayahan menahan hasratinya

Bila cinta ini sekedar bergelinjang maka akan kubeli
Tapi mencintamu ada desah terpuaskan
Ada nafsu yang seolah terpenuhi

Itu cerita lalu saat kita saling lepaskan rasa
Kini aku merindumu
Kini aku mendambamu

Kau yang telah lama tak tampak
Ternyata cinta ini melelahkan relung hatiku

Jumat, 08 Februari 2013

Tak Mau Lagi Menangis Karenamu

Ini gila
Kegilaan yang melanda sisi hati

Aku pejantan dan aku menangis karena betina
Betina yang dulu kupeluk erat saat berdua tertidur dalam ranjang penuh bebas

Ini gila
Kegilaan yang tak membuat aku kehilangan akal sehat

Religi yang indah menjadi tiang
Petanda yang jelas
Tak perlu ego serta amarah menyeruak dalam cinta

Walau tangis ini telah kering
Walau letih berairmata hingga tak menetes lagi

Aku tak mau lagi menangis lagi
Ini pembuktian kepada Tuhan kita
Cinta kita kalah oleh cinta kita kepada Tuhan

Biarlah
Cinta kita bukan cinta anak labil
Cinta kita merupakan cinta dengan rasa penghormatan

Rabu, 06 Februari 2013

Tak Kembali

Berlarilah pelarian dari kejaran pengejar
Bersembunyilah para penakut

Tak berkutik serta mati kutu saat setan pergi
Berkawan dengan setan
Tertawa dengan setan
Ibadah kepada Tuhan hanya formalitas demi pujian sesama manusia

Hati bening yang dipupuk sedari kecil tak berbekas
Dunia dan nafsunya gerogoti naluri keTuhanan

Rasa keTuhanan yang tak kembali
Terlambat saat tibanya raga yang mati
Celakalah
Percaya atau tidak percaya hidup setelah mati itu ada

Kamis, 24 Januari 2013

Tiada Kepayahan

Dalam dalih yang termarjinalkan aku tegak
Tak bergeming dalam menyusun langkah Tuhan
Tak surut menyebut Tuhan dalam dunia
Ini tuntunan religi
Aku terus melangkah
Aku terus bergerak
Setiap nafas duniaku untuk Tuhan

Menangis mungkin
Tertawa mungkin
Bahagia mungkin
Bersedih mungkin

Bila Tuhan bersama dunia terasa mudah

Pernahkah

Pernahkan sekali lagi kau rindu padaku?
Pernahkah kau mauiku lagi seperti dulu?
Pernahkah kau rasakan apa yang aku rasa?
Pernahkah aku ada dalam dada?

Sejuta tanya beragam mauku padamu
Kembalilah dan tengoklah disini aku
Aku mungkin tak pernah bisa lupakanmu
Aku ingin juga itu yang terjadi padamu

Pernahkah kau?

Bila Ini Terlalu

Maaf bila cinta ini kepadamu keterlaluan
Maaf bila rindu ini kepadamu keterlaluan

Tahukah bila setiap malam selalu berhasrat untuk bersamamu kembali
Tahukah bila setiap malam aku tak mau tidur tanpa pikirkanmu

Bila ini terlalu padamu aku memang tak berdaya
Bila ini terlalu padamu aku tak kuasa berpaling