Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari: Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari : Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Selasa, 26 Juli 2011

Mendekat Lalu Intim

Jangan berkata tidak mau
Jangan gemeretakkan gigi
Jangan gelengkan kepala
Mendekatlah lalu kita berdua beadu dalam peraduan

Mendekat lalu intim

Kehilangan Cinta

Bias-bias sinar membekas mengisi cakrawala
Lenguhan memanggil namamu pertanda rindu
Sinar-sinar di langit tak menjadikan cahaya yang cukup terang untuk menggapaimu
Walau gaung gema kau tetap tak kunjung datang

Cinta yang telah terserabut oleh tangan yang lain
Mencari cinta kecintaan lain penuh pelik
Menjelang subuh tetap tak temukan sandaran hati
Pelita yang tak menerangi seluruh desa

Berulang kali kehilangan cinta
Saat cinta di genggaman berujar cinta tak mengikat
Saat cinta menjauh lalu pergi ada nyeri
Aku kehilangan cinta

Rabu, 20 Juli 2011

Ketat

Ajari aku bagaimana caranya hadapi ketatnya dunia
Tak mau angkuh meraja di badan
Tak sudi tak lagi mengenal kawan sepermainan

Para berbaju ketat dengan kain melingkar di kepala
Menari-nari coba taklukan dunia
Celana "hot pants" tegaskan cetakan paha yang jenjang

Dunia super ketat
Dunia sangat ketat
Bawa aku sang pengetat

Mauku bersamamu ajari tentang dunia
Kutunggu di sini
Dengan baju dan celana longgar
Waktu yang kupunya masih longgar
Panggillah maka aku akan datang

Serasa

Serasa lupa jadi manusia
Serasa lupa caranya berpesta
Teman yang berpura pikun tentang kewajibannya
Keluarga yang banyak teriakan dalam bicara penuh emosi

Dunia dalam penglihatan sedang tak memihak
Serasa lupa caranya bahagia
Serasa lupa caranya tertawa
Teman sejati hal langka dalam dunia
Teman kala gemilang harta berjejer di depan pintu
Teman kala duka rumput di halaman rumah tak pernah terinjak siapapun

Ada sesak pengap dalam dada
Ada airmata menuju tangis yang tertahan tak kunjung menetes di kedua pipi
Serasa duka selalu menghimpit
Serasa Tuhan menjauh
Serasa perasaan jiwa yang kecil
Serasa lelah
Serasa hanya sekedar serasa

Benci menuruti serasa penuh kemurungan
Serasa akhirnya benci dengan rasa

Kamis, 14 Juli 2011

Topang Dagu

Adakah hati yang terbuat dari baja?
Begitu keras hatinya membuat kita semakin menjauh

Adakah tubuh yang tak tersentuh dunia?
Begitu sulitnya tubuh kita saling bersentuhan melepas kerinduan

Perahu nelayan telah bergerak menuju perairan luas kala malam menghitam
Angin dingin laut tak dihiraukan para penakluk samudera
Musim sedang bagus
Gelombang sedang bersahabat
Terbersit keyakinan hasil tangkapan akan sebagus cuaca
Tapi kau dingin

Kita berdua saling bertopang dagu di beranda rumah kita masing-masing

Minggu, 10 Juli 2011

Jiwa Sederhana

Lirik yang sederhana
Lagu yang mudah dicerna
Musik yang meresap dalam sisi-sisi jiwa manusia
Dunia membutuhkan kesederhanaan yang nyata tidak di dramatisasi

Rendah hati yang hilang harus di munculkan kembali
Rindu akan kesederhanaan yang membumi
Punahlah congkak

Kebencianku

Aku benci cinta
Aku membenci mencintaimu
Aku benci tentang begitu sulitnya melupakanmu
Aku benci ternyata sangat mencintaimu
Aku benci padamu
Ternyata aku sangat sayang padamu

Dan aku benci itu

Apa Kabar Kawan ?

Hilang rasa itu
Pudar cinta itu
Laksana ombak yang sulit terjamah
Pancang jiwa sebagai manusia tak tersentuh
Sulit meraihnya
Angkuh telah menjadi bahasa tubuh

Tak mengenal lagi
Kawanku

( Cikampek, 04 Juli 2011. Sabtu. 08:30 WIB)

Kamis, 07 Juli 2011

My Child

Dialah kecintaanku
Duhai anakku, lekaslah besar
Temukan dunia dan warna-warninya
Hiasi cakrawala kehidupan dunia

Aku selalu penuh cinta untukmu anak lelakiku

Tak Dapat Dilukiskan

Ada rindu membakar
Ada nafas terengah-engah

Kecintaan
Kerinduan
Kasih sayang
Tak bisa dituliskan
Tak bisa diutarakan
Segalanya tentang perasaan

Rindu Rumah

Ibu
Perut telah lapar
Lama sudah tak cicipi makanan dapurmu
Ada kerinduan menyeruak dalam dada

Aku lapar
Lapar akan kasih juga sayang dalam hidangan yang ibu masak
Sudah terlalu lama tidak ada acara makan bersama
Bukan sekedar sajian di meja makan
Rindu akan hati yang sejuk lalu berbagi cerita kedamaian di sana

Ibu
Aku lapar
Meja makan yang kosong melompong
Meja makan yang penuh sajian tapi tanpa ada hati terhampar

Rindu rumah penuh damai

Aku lapar
Lapar akan segala bentuk kasih keluarga

Saling Cinta ?

Malu saat bercumbu terlupakan
Kecupan yang saling berpagut penuh nafsu
Tak memakai nurani
Tak sedang berotak

Menggelinjang berdua berbalut nafsu
Hanya nafsu setan yang silih beradu

Minggu, 03 Juli 2011

Berlindung Dari Godaan

Patahan sayap-sayap telah terburai
Kepakan helaian-helaian telah terurai
Akal sehatlah yang bermain
Pondasi agama landasan harus erat terpilin

Wanita-wanita pamerkan tubuh bergoyang meliuk
Berdalih tak menggoda penuhi nafsu materi meruah ingin terkeruk
Berdiri mematung berzikir asmaMu terpatri
Bukan impotensi bukan kelainan tapi agama telah meresap pada sanubari

Wanita banyaklah di neraka
JanjiNya satu hal pasti serta nyata

( Cikampek, 08.12.2007. Sabtu. 19:00 WIB)

Sepenggal Cerita

Langkahi saja semua kenangan yang ada
Bila semua itu menyakitkan di jiwa
Aku membenci nama tengah
Kesal segala nama membuat jengah Pilihannya mungkin tak berteman
Menjaga jarak agar tak berkawan
Semakin dekat membuat muntah
Menjauhpun serba salah
Itu dan itu lagi yang ada
Sebongkah memori tentang dosa
Kuacungkan telunjuk tengah serta kelingking
Tak peduli sakit mengacuhkan derita namun tetap eling

Inilah airmata sesal kelaknatan
Inilah tangisan
Inilah pengharapan
Lagi dan lagi bersentuhan
Bisikan iblis menghasut lalu ingin sekali meraba secara sadar
Ketakutan melanda yang kerap bisa menjadi candu segar
Lebih baik kumenunggu lalu bertahan
Memilih kematian
Agar tak ada lagi dosa
Hilang derita
Rasakan
Setan tak akan pernah dapatkan
Aku bergetar
Melawan perih sakit yang menjalar

( Cikampek, 07.12.2007, Jum'at. 21:45 WIB)

Ampun

Akulah pendosa
Akulah penjahat
Seperti tak pernah berpikir dan belajar
Terus-menerus mengulangi tindakan dosa
Melupakan Tuhan mendewakan arah barat
Aku telah tertular
Terinfeksi penyakit mengecilkan kekuasaaanNya
Mohon maaf padaNya seolah kamuflase
Melangkah kembali kepada hal sesat
Tuhan dengan sangat, tolonglah hamba
Sadarkan diri untuk kembali hingga sebahagia saat temukan oase
Tubuh ini kesal ketika kujalin rasa tobat nasuha
Disinilah manusia bukan sufi
Akulah hamba bukan nabi
Akulah makhluk bukan kholik

Wahai, Sang Maha Suci
Jadikan taqwa menjadi pedoman diri
Tuntun lalu bimbinglah hati agar senantiasa tak lagi berbalik

( Cikampek, 03.12.2007. Ahad, 12:15 WIB)

Pengalah

Hatiku telah kau rusak
Batin ini telah koyak
Kau masih menelanjangi seluruh diri
Seakan tak puas kau menyakiti

Kau ini manusia bukan iblis
Tak pantas kau sebuas singa seruncing keris
Tertawamu bahkan senyumanmu seolah hinaan
Pembicaraanmu bermakna cibiran

Di sini ku terima saja
Tak bermaksud membalas semua
Ku tak sudi sepertimu
Bilaku balas maka diri sehina kamu

( Cikampek, 30.11.2007. Kamis. 15:15 WIB)

Jumat, 01 Juli 2011

Jiwa Sepi

Tiada senang tiada bahagia
Jiwa yang dirundung duka
Kedukaan yang tak hendak dibagi

Tak ingat kapan hati tertawa
Sedangkan mulut tertawa baru saja
Jiwa sepi tanpa suara

Suatu Balada

Titik lubang hitam menganga
Sejumput prahara yang coba disembunyikan
Dentuman-dentuman jantung di tiap dada manusia
Terpelosok lalu mau hilang dari muka bumi ini

Tikus besar melintas tepat di depan mata
Seruan keTuhanan yang terabaikan
Hendak kemana tubuh melangkah?
Sang tikus asyik mengoyak-koyak tempat sampah
Tikus besar berlalu begitu saja
Tikus besar tak tahu malu

Apakah mungkin tikus besar itu aku?

Duniaku

Biarkan kuhidup dalam dunia khayalku sendiri
Jangan pernah bangunkan
Saat terbangunpun dunia tak berpihak padaku

Tak mungkin salahkan Tuhan
Tak mau aku dipersalahkan

Dunia khayalku nyaman bergelut di sana
Dunia nyata sedang tak melirikku

Tak Ada Untukmu

Aku tak pernah memujamu
Hanya sedikit sayang

Jangan pernah hadir di mimpiku lagi
Jengah saat kau tak menjamah
Resah saat kau tak mau terjamah

Pergilah kau
Bila tak mau kusentuh tubuhmu