Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari: Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari : Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Jumat, 31 Juli 2020

Topeng Indahnya Cintaku

Kutahu
Kurasa
Kupikir
Bahwa cinta itu indah

Mungkin saja terlalu cinta
Mungkin saja terlalu naif
Atau mungkin saja terlalu peduli pada pendapat orang lain
Pendapat-pendapat yang lalu menyelubungi makna kebahagiaan diri sendiri

Meyakini dengan setengah keyakinan
Cinta yang tersendat di tengah jalan
Bensin rasa yang seolah ada di persinggahan yang lain

Ku terpukau
Ku bersabar
Ku terjerumus
Untuk semua alasan yang terkemuka

Seharusnya cinta itu indah
Seharusnya cinta itu tidak menyakiti
Seharusnya cinta itu tanpa tipu daya

Bila cinta datangnya satu paket dengan patah hati
Siapkah diriku untuk patah hati?
Atau senantiasa berbohong menahan luka dengan mengenakan topeng cinta kebahagiaan?

Pembohong cinta
Mengenakan topeng keceriaan

Maaf


Tahun ini maaf
2 perhelatan tak berjibaku
Karena musim sedang termuslihat oleh manusia
Tak tahu karena tak miliki data tentangnya
Tetapi sekedar waspada terhadap sebuah tipu daya

Badanpun lelah sedikit demam
Hanya memuja 7 kali kebesaran Tuhan di rumah
Hanya memuja 5 kali keagungan Tuhan pada lirih sendiri

Maaf
Jika tahun ini tak datangi rumah
Karena kondisi wabah yang membuat khawatir
Hingga merasuki cemas di dada
Dan sungguh badanpun memang tidak sedang berada pada kondisi terbaik

Maafkan aku, Tuhan

Masih Bertanya


Tak tahulah!
Mungkin hati kecilku yang bisa menjawab
Sedangkan diriku hanya bisa menahan sembab
Entahlah!

Aku bertahan pada mahligai walaupun dipermainkan cinta
Alasan-alasan yang berkecamuk di kepala dan di dada
Entah mengapa aku bertahan pada ikatan yang rapuh ini
Mungkin ketakutan pada pandangan duniawi

Merasa pintar
Merasa benar
Serasa tak pernah berkaca
Pada langkah, laku dan kata

Menangis pada malam sepi
Bermunajat pada Tuhan 
Mahligai yang dipertahankan
Demi kebahagiaan sosial tetapi teramat menyakiti

Luka perih yang dicari sendiri
Melukai hingga terkelupas perlahan 
Bertahan dan masih mempercayai
Masih belum bisa menjawab sejumput pertanyaan

Jawaban
Pertanyaan
Tak miliki
Hanya ikuti nurani dan naluri

Rabu, 29 Juli 2020

Cinta Terpisah Sisi


Kau punya pandangan tersendiri tentang kehidupan
Kau punya falsafah juga visi tentang kehidupanmu
Tak semua berhak ikut campur pada segala urusan
Tetapi kaupun tak berhak memaksakan semua untuk menjadi "penggemarmu"

Rancu
Saat memberi ingin ada pengakuan kembali
Untuk menghormatimu
Agar menghargai

Sungguh tak butuh atas penjelasan untuk semua masalah
Karena kuyakin sikap tak akan sama dalam menghadapi rumitnya "galah"
Kedewasaan menurut persepsimu
Respek dariku

Berpakaian agamis belum tentu bersikap berTuhan
Berpakaian tak agamis belum tentu tak berTuhan
2 sisi yang terkadang tak terbaca
Karena mereka sekedar hamba

Saat berharap jangan dulu beranjak
Walau aroma tubuhmu tak tercium padahal tak berjarak
Ingin kuraih tanganmu dan menahan kau pergi
Tapi tak kuasa karena kita berdua telah berbeda sisi

Selasa, 28 Juli 2020

Dewasanya Percintaan


Tadi kusentuh pinggangmu dari belakang
Kau bergerak bak menjauhi sentuhan 
Kaupun berdiri pada sisi ujung terkanan
Aku jauh darimu dan merindu kasih sayang

Menyapamu bagai memegang angin
Kau abaikan setiap rasa
Diriku yang memandangimu dan ingin
Tetapi kau tak bergeming dan menghapus setiap inci kata

Apa yang membuatmu begitu hebat dalam kehidupan?
Paras yang rupawan
Hidup yang bergelimang kekayaan
Atau mengabaikanku tetapi membuka hati untuk yang lain dalam percintaan

Kau bilang "aku tak dewasa"
Kau bilang "semua bicaraku penuh tak kejelasan"
Dewasamu dalam menilai cinta
Berbanding terbalik dengan perasaanku yang penuh kegagapan

Berjalanku
Melangkahku
Mengharapkanmu
Kau masih juga abaikanku

Dewasanya bentukmu dalam percintaan
Diriku yang masih terabaikan

Minggu, 26 Juli 2020

Fotomu Kusimpan

Kusimpan foto-fotomu
Kubingkai kilasan wajahmu yang berbeda setiap tahunnya
Kau tak tahu
Karena ini cinta tanpa sepengetahuanmu
Khawatir kau malu
Karena cintaku padamu
Tak pernah kukatakan jika kumerindu
Buat apa kukatakan?
Jika memahami bahwa dirimupun tak mencariku selama ini
Aku yang mencarimu
Aku yang merindumu
Aku yang menyimpan semua fotomu
Aku yang masih sayang padamu
Pernah menciummu
Pernah memelukmu
Tapi itu dahulu
Ingin mengulanginya
Dengan segenap rasa dan cinta
Bertanya pada diri sendiri
Sampai kapan menanti seperti ini?
Mencoba membuatmu mengerti
Mencoba membuatmu berbalas untuk mencintai
Memeluki
Hanya foto-fotomu di ruang menyendiri
Kau yang tak kunjung mencari
Padahal tanda-tanda rasa telah kuberi

Sepi Dalam Kalah Atau Menang

Apapun yang kau menangkan sebenarnya kau telah kalah
Tubuhmu yang sepi
Kehidupanmu yang sepi
Lalu apalagi yang hendak dibuktikan?
Kau hanya menuruti nafsumu sendiri saja
Pikirmu dunia akan menerima pledoimu setelah kau berdiri menjelaskan?
Bila dunia peduli lalu puaskah kau?
Bila dunia tidak peduli lalu puaskah kau?
Tak mau ikut dalam alur politikmu
Intrik-intrik yang membuat jengah dan jentik
Jemari yang lentik
Hati bengis lagi picik
Sampai kapan terkurung amarah yang tiada ujung?
Apakah sampai penyu terlepas dari tempurung?
Silahkan buat ceritamu sendiri tanpa diriku
Karena telah kehilangan kebaikan hatimu
Kalah atau menang dalam kehidupan bukan soal pembuktian itulagi semata
Selalu ada hati yang tersakiti
Selalu ada jiwa yang terkikis
Dan kau tak berhutang pembuktian apapun padaku
Jadilah diri sendiri
Buktikan pada dirimu sendiri bukan untuk mencari pembenaran pada dunia
Kehidupanmu tanggung jawabmu
Kalah atau menang sesungguhnya akan tetap kalah
Bila kehidupanmu tetap dalam kesepian

Kerentanan Cinta

Aku yang rentan
Tak ada tembok penahan untuk melawan sakit
Kubiarkan semua rasa memasukiku
Dan itu teramat nyeri lagi perih
Tersenyum, bernyanyi, menari bahkan membuat anekdot-anekdot lucu bak kamuflase
Bersembunyi di balik keceriaan kehidupan
Lelah tapi tak menyerah
Nyeri tapi tak akan pernah menyakiti diri
Bertahan karena hidup ini layak diperjuangkan
Hidup ini bak sebuah perjuangan tiada henti
Sekuat apapun mendekatimu kini
Berusaha mengobarkan kembali rasa kita yang terajut
Aku yang kini berjuang tapi kau tak jua menegang
Kau seolah tak mengenaliku lagi
Meskipun tarian-tarian penggugah sahwat telah kupertontonkan
Kau membeku
Kau membisu
Aku yang inginkan bercinta seperti di masa lalu
Jangan acuhkan aku
Aku rentan
Rentan akan sebuah hasrat percintaan

Rasa Kita Dahulu

Kita melakukannya atas dasar cinta
Tak ada nafsu jahat yang mendera
Meskipun pada keringat dahulu salah melakukannya
Tak pernah ku menyesali memberikan padamu sebuah rasa
Bercumbu pada ruang
Bercumbu di bawah bintang
Tak usah menjelaskan tentang masa lalu
Ku tak membutuhkan lagi datangmu
Tak usah meminta untuk menikahi
Tak terbersit memintanya kini
Rasaku padamu hanyalah sebuah memoar
Tak layak terus-menerus menyala dan berpijar
Negara yang dipijak
Selalu saja mengingat jejak
Minta ampun pada Tuhan atas dedosa
Tetapi tidak untuk persandingan berdua
Jangan meminta menikah atas rasa dahulu
Karena kehidupan kini bukan untuk menebus dosa masa lalu
Bahagialah dengan cara kita sendiri-sendiri
Saling respek atas cara pandang hidup dan tetap bermuhasabah diri

Buku Pegangan Rujukan Sekolah

Kuat seperti bapak
Sabar seperti ibu
Sayang seperti kakak
Kasih seperti adik
Gambaran harmonis suatu keluarga
Pada buku pegangan rujukan sekolah
Suasana damai lagi menentramkan
Kekuatan jenis apa yang menguatkan ayah?
Kesabaran jenis apa yang menyabarkan ibu?
Sayang juga kasih berjenis apa yang melembutkan hati kakak serta adik?
Satu keluarga miliki dilema serta masalah
Bumbu rasa
Terpantik dengan aroma luar semakin memicu
Kesempurnaan cerita hanya pada buku pegangan rujukan sekolah
Pada kisah kehidupan nyata suka duka menjadi bumbu romantika
Bak perut yang melilit
Tak nyaman dengan kondisi ini
Tapi semua harus dijalani
Karena inilah kenyataannya bukan cerita baik-baik seperti buku pegangan rujukan untuk sekolah

Sabtu, 25 Juli 2020

Dirimu Dan Kisah Hidupku

Benci dan tak nyaman bila ada yang terus bertanya menelisik tentang hal pribadi
Apakah semua harus diceritakan kepadamu?
Sungguh hanya ingin bercerita kepada yang terdekat saja
Jangan coba lagi memaksa untuk menceritakan makna di balik kehidupanku
Setiap manusia miliki romansa kehidupan
Dan diriku tak luput akan itu
Tetapi betapa naif bila kuceritakan padamu yang notabene bukan apapun bagiku
Kau hanya sebatas teman tapi bukan tempatku menceritakan tentang kehidupanku
Ada waktu, tempat juga orang yang tepat bagiku untuk bercerita
Dan jangan memaksaku untuk menjadi kecewa karena kau terus memaksa
Kehidupanku tidak berputar denganmu saja
Tak mau bercerita tentang kehidupanku denganmu
Karena hati kecilku tak mengizinkan
Dan kuyakini hal ini
Hanya bercerita tentang kisahku pada mereka yang terdekat
Karena kau tahu diriku tetapi tidak dengan kisah latar belakang kehidupanku

Puisi Cabul

Biarkan alam yang bicara
Tanpa perantara
Karena mungkin dengan itu kau semakin bijaksana
Ingin bermalam minggu
Berdua bersamamu
Bercinta pada bilik kayu ataupun bambu
Yang berderit kala saling beradu
Tetapi malam ini hanya mendongkol
Sembari makan nasi semur jengkol
Terkelilingi kaum perokok asap pekat tak berhenti bercokol
Dan brengseknya dirimu yang tak kunjung nongol
Kau yang mempertontonkan ketelanjangan
Kau yang hilang kendali pada diri
Kau yang berusaha berkeTuhanan
Mungkin itulah alasannya kau tak mau kusentuhi
Remang
Diriku sendiri di awang-awang
Menulis barisan kata tanpa makna sedikit cabul
Berharap sentuhimu tapi tak kunjung terkabul
Bijaksana
Saat menyerahkan segalanya
Pada alam raya
Biarkanlah kerinduan rasa ini alam yang bicara
Bukan barisan kata pada sair satir beraroma cabu

Senggama Dunia

Butuh berapa lagi untuk persenggamaan?
Perlu kau ketahui bahwa aku tak pernah tertarik pada pesta persenggamaan
Bila dirimu merasa bangga menjadi terkenal
Maka terkenallah sendiri bak pesohor di televisi
Tetapi jangan menggodaiku lagi
Sesaat terlena
Sesaat terbuai
Tetapi tersadar
Bahwa dirimu tak hanya merayuku
Banyak pecinta yang kau rayu dan kau singgahi
Tetapi aku tak sudi
Aku tak ikut serta pada pesta persenggamaanmu
Aku bukan sebuah pilihanmu yang duduk pada akuarium cinta
Cukupi
Premis-premis darimu yang haus bersenggama
Persenggamaan kehidupan
Persenggamaan yang penuh intrik juga tipu daya

Tak Mandi

Lucu
Kenapa harus mandi jika tak bepergian?
Hanya anggota dari tim rebahan
Hanya di rumah saja
Mengapa harus mandi jika hanya tertawa di rumah saja?
Tak ikut pesta
Tak ikut tamasya
Mandi
Mandi
1 kata tetapi membuat malas
Padahal hanya butuh waktu 10 menit saja
Tetapi mengumpulkan kekuatan bak pahlawan super butuh niat bulat berjam-jam
Buat apa mandi bila tanpamu untuk memadu kasih
Hari ini di rumah saja
Maka mandi nanti sajalah
Bila ada yang mengajak mengukur jalan sembari tawa
Maka segera mandi
Cukuplah mandi sekali saja untuk membersihkan kuman
Mandi
Kata kerja yang sesaat membuat bergidik

Terbawa Suasana

Terbawa suasana
Malam yang pekat
Tanpa buah alpukat
Hanya memuja hasrat bercinta
Ocehan, sentuhan membuatku serasa diperhatikan
Seolah dirimu inginkan percumbuan
Tetapi semua mentah saja
Aku saja yang terbawa suasana
Terus-menerus terbawa perasaan
Dan diriku tak mau mempertanyakan
Aku yang penuh rasa
Tetapi dirimu yang biasa
Aku yang terbawa suasana
Aku yang terbawa perasaan suka
Kusangka kau penuh cinta
Tetapi ternyata kau sekedar penuh kata metafora

Tidak Semua Makhluk Beruntung

Terpojok pada luka yang di buat sendiri
Berlari tapi ini bukan sekedar pelarian
Yakini setiap peristiwa miliki pembelajaran
Seharusnya saling menghormati pada setiap pilihan
Tetapi mulut tajam seolah mengiris juga menyayat sisi hati
Bila yakin pada pilihan itu dan akan membawa ke surga maka berbaktilah
Tetapi jangan paksa semua yang di sekeliling menjadi pendukung langkah
Setiap manusia tiada yang suci
Maka jalani dan yakini saja yang teryakini
Tidak semua makhluk beruntung
Keberuntungan makhluk hanya bagi yang memuja Tuhan dengan kesungguhan
Maka marilah saling menunggu langkah mana yang berTuhan
Jadilah makhluk yang beruntung dengan memuja Tuhan dengan utuh

Manusia Bebal


Terus memprovokasi
Bak kehilangan jati diri
Ingin tetap menjadi bintang paling bersinar
Menuntut semua menyukai
Bicara bak tetua bijak tapi menyudutkan
Terkadang marah tiba-tiba baik
Riskan jiwa
Rapuh diri
Lalu sibuk melihat salah-salah sekitar
Tak pernah sekalipun bercermin lalu mengaca diri
Tim penggembira
Berpura
Mengajak semua untuk membenci yang menjadi kebenciannya
Tak mengerti
Sungguh hilangnya keseimbangan diri
Saat terus-menerus menghujat
Saat terus-menerus menjadi pendendam
Manusia tak bisa untuk menjadi seperti yang diinginkan
Hanya pemberi petuah
Hanya pemberi nasehat
Karena Tuhanlah Sang Pembolak-balik hati dan pikiran
Tak memberi kesempatan bicara menjelaskan
Karena selalu beranggapan yang berusia tua lebih tahu semuanya
Memonopoli pembicaraan
Ingin selalu menjadi bintang panggung
Tak mau mengerti
Tak mau dipersalahkan
Keras kepala!
Bebal!
Watak keras walau terlihat lembut pada luar
Tetapi sebenarnya menyimpan racun mematikan
Bebal!

Kamis, 23 Juli 2020

Diam, Pahami Lalu menikmati

Bercumbu sembari mabuk
Memadu kasih yang tak pantas
Lantas
Mulai berkacak pinggang saat cumbuannya tercium juga

Cumbuan yang menina bobokan
Percintaan yang ditunggangi setan-setan
Buku nikah yang telah beranak-pinak terlupakan
Tak sekalipun memasang muka penyesalan
Memasang badan
Seolah bangga berpesta pada perselingkuhan
Saat laku terkuak lalu pintar bersilat lidah serta menyembunyikan

Seperti bom waktu
Seperti ranjau darat
Menanti meledak

Cukupi persenggamaan
Cukup diam dan pahami
Lalu mari menikmati

Harapan yang selalu diabaikan
Entah oleh siapa
Entah oleh apapun

Dihajar realita
Diperdaya oleh ekspetasi-ekspetasi dusta
Dihakimi oleh impian-impian kosong

Masih diam, pahami lalu menikmati

Haruskah berdiam
Saat semuanya tak bisa dipahami

Dan
Haruskah berpura-pura untuk menikmatinya?

Rabu, 22 Juli 2020

Progeria

Kehilangan
Sebenarnya apa yang dimiliki?
Sedih meremukkan
Membatin mengguncang diri

Berhenti
Dilema
Tak mau lagi
Terus menjadi pendusta dan penuh pura

Yang dimiliki menghilang
Yang digenggam terlepas
Terus-menerus berkubang
Meninggalkan jejak-jejak luka yang berbekas

Pendewasaan hanya senandung berirama
Menilai dengan subyektifitas sudut pandang
Sudah selesai dan tak mau lagi bernada
Cerita dunia yang selalu membuat mabuk kepayang

Jiwa anak kecil pada tubuh dewasa
Tubuh anak kecil tapi berjiwa dewasa
Seolah rapuh pada sandiwara
Seolah sungguh untuk kehidupan tak berdaya

Menguatkan tetapi kelelahan
Mencoba tersenyum tetapi tubuh yang tergerus usia
Berapa lama sanggup bertahan?
Memaafkan tapi tak melupa

Minggu, 19 Juli 2020

Ego Bergenosida

Ego

Keunggulan macam apa yang hendak di tonjolkan?
Menjadi bangsa terhebat dengan penjajahankah?
Merasa sebagai ras superiorkah?

Keadilan yang subyektif
Kala adil dunia memihak satu kubu
Tak akan pernah bisa berlaku adil bila dusta menyelimuti nurani

Menghantam manusia hingga berserakan tubuh
Mengakuisisi wilayah lalu bekerjasama agar tambahan wilayahnya menjadi hak milik
Genosida ras membuta atas nama kemanusiaan lalu dunia diam tak bergerak

Anak manja yang selalu merengek
Ingin semua menjadi miliknya
Bila tak terpenuhi maka merajuk bahkan mengancam

Jijik melihat
Muak mendengar
Tak bisa berbuat banyak saat kuasa tak terpegang
Bangsa teraniaya oleh penjajah yang tak tahu diri
Dan penjajahan yang selalu terlegitimasi oleh dunia

Dunia berdusta peka
Dunia penuh pura

Masih adakah nurani?
Atau nuranipun mati di karenakan keserakahan merantai diri?

Tuhan Itu Tanpa Celaan

Merepih
Mewujud
Entah
Tak pernah mengetahui rahasia langit
Saat tak mau tapi Tuhan mau maka termaui
Saat mau tapi Tuhan tak mau maka tak termaui

Tak pernah tahu yang menjadi kebutuhan
Karena Tuhan Maha Tahu yang dibutuhkan makhluk-Nya

Sesaat mengeluh
Sesaat mengomel
Sesaat marah
Karena tak tahu rahasia Tuhan

Lelah
Hilang gairah
Capek
Karena masih tak cukup dekat akrabi Tuhan

Berontak karena merasa tak adil untuk kehidupan
Menangis pada titik sudut ruang yang gelap
Saat duka melara merasa di jauhi Tuhan
Tetapi saat suka mewabah tak sekalipun menyebut nama Tuhan

Lantas adil itu menurut persepsi siapa?
Keadilan kehidupan menurut persepsi nafsu duniawi manusia

Sudah sakralkah memuja Tuhan?

Karena bagi peyakin Tuhan apapun bentuk kehidupan maka tak akan pernah mencela Tuhan

Terima Kasih Bagi Yang Tertulis Dan Tidak Tertulis

Terima kasih bagimu yang tertulis dan tidak tertulis
Perlawanan mengusir bejatnya penjajah
Rasa, tubuh, penderitaan bahkan meregang nyawa saat kerja paksa bengisnya penjajah
Jalan raya yang saat ini kulintasi dari Anyer Banten hingga Panarukan Jawa Timur dirintis oleh darahmu
Lebih dari 1000 kilometer pengorbananmu di masa lalu
Bagimu yang tertulis dan tidak tertulis hanya terima kasih dariku

Tanam paksa lalu menyetor hasil panen kepada penjajah
Walaupun di rumah para penghuni mengencangkan tali-tali celana
Ada tangis perih menahan kelaparan di masa lalu
Bagimu yang tertulis dan tidak tertulis hanya terima kasih dariku

Besi-besi berat nan panjang
Membelah bukit dan memecah pegunungan
Cuaca panas juga dingin
Rasa lapar serta rasa rindu pada sanak saudara
Lintasan-lintasan rel kereta api Bogor, Cianjur, Sukabumi bahkan lintasan rel yang lainnya kau bangun
Kau pancangkan dengan kegetiran di masa lalu
Bagimu yang tertulis dan tidak tertulis hanya terima kasih dariku

Mengenangmu membuatku bangga pada negeri ini
Lalu kini racun apa yang hendak menghancurkan tetes darahmu?
Mereka terkontaminasi dendam yang penuh halusinasi
Bisakah mereka para penguasa sementara beri rehat sejenak bernurani pada pengorbananmu di masa lalu?

Pahlawan bagi mereka yang rela membela negara
Pahlawan bukan mereka yang berdiri membela kelompok serta golongannya

Bagi mereka yang bela negara tertulis dan tidak tertulis
Mereka itulah pahlawan negara

Sabtu, 18 Juli 2020

Belajar Melepaskanmu

Mengapa kau terus marah?
Mengapa kau terus tak nyaman?
Bukankah diriku sedang belajar melepaskanmu
Walau memang tak pernah mudah proses melepasmu
Tetapi perlahan kuberjanji akan melupakanmu
Bukankah itu yang kau mau dariku?
Agar aku melupakanmu?
Karena aku harus bertarung dengan hatiku yang selalu menyayangimu

Tak menyesal mengenalmu
Karena indah pada pesonamu

Sumpah serapah kau gulirkan untukku
"Najis, bodoh, tolol, anjing"
Tetapi anehnya ku tak bergeming dan mungkin karena sayang

Cinta memang aneh atau absurd
Saat tersakiti tapi masih menerima
Entahlah, apakah ini cinta atau dungu?

Tetapi biarkan waktu yang memangkasmu dari hatiku
Saat ini diriku yang sedang belajar tak cintaimu

Dan masih rindu akan kabar harimu
Dan masih ingin bercumbu denganmu

Jumat, 17 Juli 2020

Memandang Baik Untuk Laku Sesat

Memandang baik kepada semua perbuatan sesat
Memandang buruk kepada semua perbuatan iman
Tipu daya yang memperdayakan
Membuat angkuh, arogan dan besar kepala

Limbung hingga tersungkur
Berdebat tanpa ujung pangkal
Berputar mengkritisi perbuatan yang memang seharusnya terlarang
Tetapi iblis membelokkan arah
Mencari rekan seperjalanannya ke neraka
Iblis yang selalu menipu otak dan hati
Membutakan hingga melihat kesesatan menjadi ladang kebaikan

Berbisik ataupun bicara lantang tak ada bedanya
Karena apapun yang terucap saru untuk diterjemahkan

Tak pernah beranjak
Hanya berkubang di tempat itu saja
Dunia bergerak maju tetapi tidak untuk tipu daya iblis
Iblis sedari dulu telah berjanji menyesatkan manusia

Bukankah iblis merupakan musuh nyata manusia?

Mengapa masih tergoda?
Mengapa masih tertipu daya?

Mungkin karena lebih men"tuhan"kan dunia
Hingga lupa untuk menTuhankan pencipta dunia

Pemeran Utama Filmku

Aku tak suka alur filmnya
Seperti ada yang menyentak pada jiwa
Muak karena sebenar-benarnya mual
Mual mengaduk-aduk isi dalam perut
Tapi sudahlah tak bisa memilih alur film
Karena aku bukan sutradaranya
Aku hanya pemain yang mencoba bermain film sebaik-baiknya

Bukan berarti harus menjadi "murahan" karena berjalan sendirian
Hidup bukan terus-menerus di isi dengan kegalauan dan kesedihan
Hati dan perasaan hanya ini keyakinan yang dimiliki

Bisa saja hancurkan semuanya
Bisa saja melarang semuanya
Tetapi hati, pikiran serta tulisanku tak mampu dipadamkan

Terkadang kelelahan saat menulis karena ide tak jua di dapatkan
Tapi bukan berhenti hanya sedang beristirahat melepas penat sejenak

Kadang alur filmku tak kusukai
Kadang terbersit ide saat melihat alur film yang lain
Seperti sewaktu kecil saat pikiran terburukku hadir
Aku yang berimajinasi menjadi anak orang lain
Tertawa, bermain, bertikai sekedar berimajinasi dengan keluarga yang lain dalam dunia imajiner

Mengenangnya kini membuat tersenyum simpul
Semua peristiwa menggurat pada masa kini

Tak sekalipun menyesal atas semua yang terjadi
Karena alur film terus berjalan
Baik dan tidak baik selalu menjadi pilihan dalam kehidupan
Terjatuh pada kehidupan tak mengapa tetapi jangan lupa untuk berdiri kembali

Karena alur film selalu memerlukan peran utama

Dan filmku tentu saja aku yang menjadi pemeran utamanya

Kamis, 16 Juli 2020

Penggombal Cinta

Gombal
Kau perayu ulung
Katamu "diriku terlalu baik untukmu!"
Lalu kau pergi menghilang

Sepahit itukah kau tak menyukaiku?
Hingga bermain-main dengan kata

Kau tak memikirkan perasaanku
Saat kau bilang diriku terlalu baik
Saat kau bilang diriku terlalu sempurna
Lalu dengan ringannya kau katakan tak mencintaiku

Kau lambungkan anganku
Lalu kau injak hingga menjadi remuk perasaan cintaku

Memang cinta tak boleh memaksa
Tetapi bila tak cinta mengapa tak langsung utarakan
Agar tak bertahun-tahun menaruh rasa padamu
Iya, bertahun-tahun kupendam cintaku untukmu

Tapi memang kau perayu
Tapi memang kau gombal
Dan naifnya diriku yang masih saja cintaimu

Terima Kasih Untuk Cintamu

Aku tak bisa mencintaimu seperti ini
Tetapi terima kasih atas rasamu padaku
Tak layak menerima cintamu saat hatiku terpaut pada yang lain
Jalanan Lurus
Jalanan berkelok
Akupun mencari untukmu pada hatiku mungkin ada cinta
Tapi belum kutemukan dan akan betapa berdosanya bila ku tak membalas cintamu
Aku tak bisa mencintaimu seperti ini
Saat cintaku memeluk rasa yang bukan dirimu
Inginku mencintaimu tapi "belum bisa" saat ini
Karena saat ini hatiku sedang mendambanya
Walaupun yang kudamba tak bergeming membuka pintu hatinya
Beginilah cinta
Mengejar rasa tetapi tak kunjung berbalas rasa
Maka betapa beruntungnya bagi yang sedang saling mencinta
Jagalah cinta dengan "Tuhan"
Untukmu tetaplah mencinta
Carilah yang juga mencintaimu
Jangan menungguku
Khawatir waktuku terbatas dan tak bisa untuk jatuh cinta padamu

Rabu, 15 Juli 2020

Perempuan Jahanam

Ingin semua seperti yang kau ingin
Mau semua seperti yang kau mau
Perkataanmu ingin semua menyetujui
Langkahmu ingin semua mengikuti
Apapun yang kau sentuh semua harus membenarkan
Dunia seolah kau genggam

Tak boleh siapapun membencimu
Semua harus menyukaimu

Bodoh!

Kau memaksakan perasaan
Kau ajarkan semua menjadi pendusta
Kau biarkan semua memakai topeng kebohongan
Kau bak anak dewa
Berbuat semaunya
Memporak-porandakan ikatan yang kental
Menjauhkan anak dari orang tua
Menghasut adik dari kakak
Menjauhkan kakak dari adik
Memutus kasih sayang paman dengan ponakan

Anjing!
Kau sampah
Agama yang kau pajang hanya pigura
Dan entah kenapa malam ini teramat ingin meminta keadilan pada Tuhan

Bagi peiman tiada yang salah dengan kehidupan
Teruji maka bersabar
Bernikmat maka bersyukur

Tenanglah, jiwa yang damai!
Menanti hari akhir sebagai pengadilan yang terbaik

Karena kelak semua akan berkumpul dengan apa yang diikutinya
Dan mari kita saling menunggu
Dirimu atau diriku yang berada pada jalan cahaya

Kausalitas Kehidupan

Pada awalnya tak ada
Pada mulanya tak mengenal
Lalu mengapa saat kehilangan begitu menyedihkan?

Tak pernah merencanakan
Tetapi kehadirannya nyata
Lambat laun menjadi bertambah sayang
Tetapi mengapa setelah hadir lalu pergi saat sedang sayang?

Begitulah kehidupan

Yang dipegang lalu hilang
Yang disayang lalu pergi

Hukum kausalitas berlaku
Tak perlu diperdebatkan

Tetapi tetap saja ada nyeri kehilangan
Karena manusia miliki emosi
Kelolalah emosi maka berbesar hatilah pada hukum sebab akibat

Cinta Itu Tak Jahat

Cemburu pada semua yang tampak
Segala tawa saat yang menyertaimu selain denganku
Segala potret pada kehidupanmu selain potretku

Bila kumencinta tapi kau tidak
Bila kumenyuka tapi kau tidak
Bila kumenyayang tapi kau tidak
Bila kumerindu tapi kau tidak
Lalu aku bisa apa?
Haruskah kukirim bola api menuju rumahmu?
Haruskah boneka santet tertusuk atas namamu?

Cinta tak memaksa
Suka tak mendobrak realita
Itulah kehidupan
Terkadang semua yang diinginkan tak kuasa terpegang

Berdiri tertinggi tapi jangan menghinakan yang di bawah
Berada di bawah tapi tak menjadi rendah diri mengkultus pada diri

Cinta itu indah
Maka hanya dari jiwa bersih bisa terhantar

Berdamailah jiwa yang rentan
Bersukalah demi nama cinta

Memahami apapun penerimaan rasa dari cinta yang terberi

Jangan membenci
Jangan menghujat
Karena itu bukan dari cinta

Selasa, 14 Juli 2020

Mayat Lautan

Menangis
Merengek
Merajuk
Merayu
Serba gamang
Tapi sayang
Lalu meraung seperti sirine

Duka yang menghimpit
Sedih yang mendayu
Sesak

Kapal laut perang yang melawan kapal selam
Torpedo-torpedo silih berbalas
Raut cemas dan tangis yang tersembunyi dari para awak kapal

Buritan terhantam
Sisi dada berdebar
Akankah menjadi mayat yang pemakamannya dilarung ke laut lepas?

Duka
Tak bisa merajuk bak anak kecil
Saat kematian di depan mata
Dan hanya Tuhan Sang Maha Penjaga

Kematian tanpa sirine
Hanya dentuman dan peluit kapal melepas mayat-mayat

Terapilah Rasamu!

Ada apa denganmu?
Psikismu baik-baik saja?
Sudahkah hari ini mengunjungi ahli terapis?

Lekaslah berbenah
Seperti ada beban dalam jiwamu
Psikiater menunggu
Datanglah!

Ingin segera kau seperti sediakala
Saat dahulu menjadi pemimpin yang rendah hati

Jangan biarkan kekotoran lingkungan meracunimu

Sembuhkan lukamu
Berterapilah!

Agar bisa tersenyum tulus seperti dulu

Sembuhkan Psikis Ter"negeri"

Semakin berani
Semakin arogan
Entahlah!
Tak mendalami ilmu psikologi
Seperti ada yang ditutupi pada setiap langkahnya

Beragama tapi bak sandiwara
Bersandiwara tapi tak berhati

Bebal!
Anak orang kaya memang tengil
Bertingkah serampangan
Bak harta orang tuanya di dapat dari jalan baik saja

Ngaco!
Berhentilah memporak-porandakan negeri
Sebelum menyakiti diri sendiri
Sebelum menguliti yang tercintai
Sebelum yang tersayang mati berdiri

Aturan-aturan tak beraturan
Senjata terkokang kepada saudara
Membenturkan idealisme menjadi bual nan rapuh

Psikis yang lemah
Datangi dengan mengiba pakar hati dan perasaan
Sembuhkan luka-luka psikis yang bercokol

Atau masih ingin menabuh genderang lalu bunuhi rekan sejalan saat dulu pernah berkawan?

Ayolah!
Sembuhkan luka itu
Netralkan otak pekat
Tak mau negeri terberai hanya karena tindakan serampangan

Para penyembuh batin menunggu di sebuah ruang tanpa dimensi

Jangan Biarkan Berdebu

Tak bisa mendikte otak seseorang dalam berpendapat
Karena pendapat seseorang terhadap menyikapi sesuatu merupakan kebebasan

Kebebasan yang bermoral
Kebebasan yang beriman

Bila diceritakan memang penuh kesedihan
Tetapi untuk apa bercerita pada manusia
Manusia-manusia yang setara hidup dan miliki permasalahannya sendiri-sendiri

Kisah-kisah yang bercerita
Termaktub jelas pada kitab suci
Akan tetapi debu dan keusangan menutupi kitab suci yang tersimpan pada ruang
Ada pembelajaran bagi orang beriman pada kitab suci
Tetapi mengapa membiarkan kitab suci tak tersentuh dan terbaca?

Tuhan menyukai doa-doa yang tercurah
Ceritakan semua pada Tuhan
Pada malam yang hening
Perdengarkanlah pada Tuhan semua resah dan semua harap
Merintih, rapuh hanya pada Sang Pencipta

Sentuhlah kitab suci yang berdebu itu
Bacalah!

Seperti dahulu Jibril menyampaikan wahyu yang pertama

Saat Terlintas Pada Benak Saja

Tak usah mencari tahu darimana ide menulis berasal
Walaupun ingin tahu menjadi tanda tanya pada diri-diri

Mengalir begitu saja dalam menulis
Kebanyakan dari hati
Kebanyakan hanya sendiri yang mengerti arti tersembunyi dari sebuah tulisan

Dari tulisan-tulisan pada media
Dari kalimat-kalimat sebuah tontonan
Dari obrolan-obrolan dalam kehidupan
Dari perjalanan sandiwara kehidupan yang terjalani
Semua bercampur menjadi suatu ide tulisan

Barbar
Mendayu
Mendung
Gelap
Sedikit ada cahaya
Itulah gaya tulisan-tulisan diri

Tak mewah
Hanya secarik yang sederhana

Tak usah repot menanti karena tak akan bercerita tentang makna kisah dari sebuah tulisan
Hanya ingin menulis
Dan berbagi rasa karena cuma ini yang mampu terbagi

Gejolak rasa dari hati
Ingin terejawantahkan menjadi secuil seni dan budaya
Karena manusia itu makhluk seni budaya

Setiap kalimat ada rasa
Setiap tulisan berharap menjadi inspirasi kebaikan

Itu saja ide pada tulisan
Hanya ingin menulis saat terlintas begitu saja pada jiwa

Saat Seluruh Tubuh Bicara

Di dunia ini
Sebenarnya tiada yang seutuhnya dimiliki

Semua dunia disadari ataupun tidak disadari akan berpisah

Tergerus usia
Perlahan memudar lalu mati

Lantas seegois itukah memandang sebuah perbedaan?
Saat semua tak selalu sama
Saat semua tak selalu menyukai
Saat semua tak selalu dimiliki
Bukan berarti harus membunuh semua yang berbeda tersebut

Berdirilah dengan respek
Maju tanpa menjatuhkan

Memaafkan tetapi tidak melupakan
Ini bukan perkara dendam
Ini sekedar menjadi alarm juga sebuah pembelajaran hidup
Nila setitik merusak susu sebenggala

Tak membenci hanya tak nyaman
Lakukan yang teryakini
Karena setiap tindakan ada konsekuensi bahkan akan ada pertanggung jawaban

Di dunia semuanya berdebat kusir bahkan hingga muntah
Di hadapan Tuhan semua akan menjadi terang-benderang

Bersiaplah akan hari itu
Dimana kata yang terucap dari mulut tak lagi bermakna
Karena seluruh tubuh akan bicara

Senin, 13 Juli 2020

Kau Lenyap Tak Berbekas

Sungguh semua tak sama semenjak kau pergi
Obrolan tak ada lagi yang memulai
Keropos sekali ikatan ini
Karena hanya dirimu perekatnya
Tetapi dirimu memilih pergi
Hanya karena entahlah mungkin alasan yang membuatmu nyeri hingga ke ulu hati

Tetapi inilah dunia
Tak ada yang abadi
Semua akan berpisah

Janji, senyum bahkan sedikit harapan tiba-tiba sirna
Dirimu menolak untuk bersua

Tak memberi kesempatan buatku menyayangimu
Tak bisa untuk memelukmu dalam remang
Tak bisa saling kecupi bibir-bibir kita saling memagut
Tak akan pernah bisa
Karena dirimu menolak ada

Dirimu menutup kran obrolan
Dirimu membatasi jarak denganku

Dirimu yang tak menyukaiku sejak awal
Lalu mengapa kau memberi celah seolah kau cinta?

Ataukah diriku saja yang terhanyut perasaan tersentuh oleh kebaikanmu?

Setan Bertepuk Tangan

Sini, aku temani
Malam ini
Bersama dekapan bidadari
Hingga terlepas nafsu birahi

Sini!
Lekaslah, sebelum pagi
Khawatir mama papa mengetuk luar sisi

Desah, mendesahi
Nafas memburu silih mendahului
Ini salah tetapi terasa terbenari

Keluarlah segera dengan meloncati
Sesaat mencintai
Sesaat menangisi
Dilema pada katup nurani

Agama hanya menjadi pelukis menubuhi
Agama tak mengakar menjiwai

Luruhi
Hancuri
Tangisi
Tetapi seolah racun lantas menagihi
Dan lagi

Kau Pikir Dirimu Siapa?

Mengapa penuh harap?
Berharap semua dunia menyukai
Kau pikir dirimu siapa?
Nabi saja tak semuanya menjadi pengikut
Nabi saja perlu bertahun-tahun bahkan beratus-ratus tahun untuk mendapatkan teman sujud kepada Tuhan
Lalu kau pikir dirimu siapa?
Inginkan semuanya menyukai tingkah dan pendapatmu
Sudah siapkah menjadi manusia?
Sudah siapkah pada pro dan kontra?
Atau selama ini besar kepala karena merasa menjadi orang baik
Ketahuilah, orang baik itu tidak dirasakan oleh diri sendiri
Lantas haruskah lelah menjadi orang baik?
Terserah!
Hidupmu milikmu sendiri
Yang perlu kau mengerti bahwa Tuhan membenci manusia yang merusak bumi

Tuhan Maha Berkehendak

Jika Tuhan berkehendak maka terjadilah
Jika Tuhan tak berkehendak walaupun makhluk memaksa tak akan pernah terjadi

Menikam seperti tak mengenal
Propaganda penghasutan terus-menerus terasapi
Seolah membunuh tanpa menyentuh
Karakter yang dihujami belati secara bergerombol
Maka pembunuhan karakter secara massalpun terjadi

Yang dikubur mereka yang tak seideologi dan tak sehaluan

Pintar mencari muka
Pintar berargumen

Tak berpakaian agama lalu di stempel neraka
Berpakaian agama tapi bernaluri iblis
Keduanya tolol

Di dunia ini yang ada hanya 2 jenis makhluk
Makhluk berTuhan dan makhluk tak berTuhan

Jangan berkata lalu memuji diri sendiri sebagai orang baik
Karena orang baik tak pernah memuji dirinya sendiri sebagai orang yang baik

Bertameng keTuhanan tetapi menghancurkan tatanan iman
Berjubah kemanusiaan tetapi lalai pada naluri alamiah manusia

Saat makhluk berkumpul merencanakan tipu daya
Yakinlah bahwa Tuhan Sang Maha Pemilik tipu daya

Pilihlah Dengan Rasa

Gila
Ide gila apa yang terbersit di benakmu?
Saat seenaknya saja kau katakan bahwa tulisan-tulisanku semuanya mengarah padamu
Hai, kamu!
Iya, kamu yang memiliki nyawa di atas bumi
Haruskah kujelaskan secara mendetail dan terperinci
Dengan rumus kimia atau rumus algoritma bahwa tak berdasar sekali bila tulisan-tulisanku tertuju padamu
Kau pikir hanya dirimu saja yang menjadi bunga tidurku?
Kau pikir dan kau ingin bahwa dirimu menjadi bunga tidurku
Keterlaluan prasangka itu
Tulisanku hanya tentang diriku
Bila ada penambahan kata ganti orang hanya semata-mata sebagai bumbu saja
Tulisanku tentang kehidupan
Jika kau merasa tersindir karena kau itu bernyawa
Setiap yang bernyawa miliki perasaan
Maka kelola saja perasaan agar menjadi tangguh dan perasa yang bijak
Bila menyuka pada tulisanku maka tersenyumlah
Bila tak menyuka maka balas dengan tulisan kembali atau jangan membacanya
Pilihan ada padamu
Berdirilah lurus di garis Tuhan

Terkejam Sebuah Titah

Berhentilah menulis!
Satu hal yang tidak menggembirakan terdengar dari mulutnya
Karena bagiku menulis merupakan sebuah rekreasi mini
Fiksi dan non fiksi merupakan sebuah paradigma pilihan
Sebuah tulisan yang dapat di nilai sesuai dengan keinginan tim penilai
Dan bagiku cukup saja menulis
Tulisanku bukanlah sebuah kitab suci
Tulisanku sekedar puisi tanpa rima
Sekedarnya saja dari hati
Sebuah peradaban kuyakini di mulai dari sebuah tulisan ataupun gambar pada dinding-dinding gua
Tak seperti Avecina yang menulis non fiksi tentang pengobatan
Tak seperti Algorisme yang menulis non fiksi tentang aljabar
Tulisanku hanya sebuah rekreasi mini dari hati
Fiksi dan non fiksi biarkanlah menjadi sebuah rahasia diri
Jadi jangan suruh untuk berhenti menulis
Karena bagiku itu teramat menyakitkan

Virus Wahn

Memacu birahi pada taraf tinggi
Memasang harga pada etalase termahal
Tak perlu ditanyakan mengapa penduduk neraka kebanyakan miliki payudara serta vagina
Cantik paras
Mulus kulit badan
Suara yang mendayu
Pakaian yang transparan menerawang
Adakah pesona dunia melebihi calon pengisi liang lahat ini?
Semua akan mati
Berhargakah nilai kematian itu?
Sebuah pilihan lantas mengemuka di permukaan
Memilih mati bergelimang harta ataukah mati karena keterkenalan diri?
Entahlah!
Karena saat ini sangat menikmati dunia sehingga ketakutan pada kematian

Ilmu Setan

Terbuai angan-angan kosong
Nafsu yang menjadi primadona
Pikiran yang tak jernih
Hati yang seharusnya beningpun menjadi keruh
Lalu apakah salahku bila paras ini teramat menawan?
Lalu apakah salahku bila banyak orang yang terpesona pada diri juga tubuh ini?
Jangan salahkan Tuhan yang telah menciptakanku
Dan juga jangan salahkan aku yang membuat banyak orang mabuk kepayang
Lantas ini salah siapa?
Saat terbuai angan-angan kosong
Imajinasi menjadi raja
Nafsu yang juga menjelma untuk selalu dituruti
Kesalahan menempatkan pikiran pada nafsu
Masihkah mau menempatkan setan menjadi suatu basis keilmuan?

Singlet Pelari

Mencari
Tetapi terlalu sibuk
Membahas remeh-temeh hal-hal yang tak perlu dibahas
Bila telah nyaman bersandar pada dadaku
Lalu mengapa harus pergi dan menghilang

Lelah yang ditempa hari
Hari yang terbasahi keringat
Singlet menjadi basah oleh perih kehidupan

Pagi hari yang lelah
Berlari mengalirkan keringat
Tubuh yang capek
Kedua kaki yang pegal

Ingin mempunyai banyak singlet
Ingin keringat perih kehidupan terserap singlet

Singlet pelari
Bak sebuah penyerap racun kehidupan

Minggu, 12 Juli 2020

10 Titah

Sembah Tuhan jangan yang lain
Sebutlah Tuhan dengan panggilan terbaik
Sucikanlah hari secara keTuhanan
Hormati ibu bapak
Jangan membunuh
Jangan berzinah
Jangan mencuri
Jangan mengucap dusta dalam kesaksian
Jangan mengganggu rumah tangga makhluk Tuhan
Jangan menghasrati kekayaan yang bukan menjadi sang pemilik

Entahlah!
Apakah perintah yang baik telah tercahayai pada kehidupan sehari-hari?
Atau perintah hanya sekedar menjadi label pada kitab dan dinding saja?

Menghilang
Lenyap

10 titah yang tersamarkan

Bicaralah Atau Diam!

Kata-kata yang rumit
Kalimat yang panjang lebar membuat pusing
Seolah menasehati tetapi penuh paksa
Seolah bijak tetapi menuduh serta menghukum
Terbaca canda tetapi menguliti relung jiwa

Tabiat
Karakter
Seperti itulah cara mengungkapkan semua resah
Dengan memutar-mutar kata membuat bingung

Terkurung kurungan ayam
Kata yang terlarang bicara
Kalimat yang terpaku oleh titah penguasa
Bila tingkah baik dinistakan
Bila bicara lurus dibunuhi
Maka menulis ide baikpun di stempel kegilaan

Arogannya jiwa
Angkuhnya sudut hati yang rapuh

Ekpresi kata

Bila diam selemahnya iman
Haruskah berhenti menulis?

Tulisan yang busuk
Tulisan yang penuh perandaian
Tulisan yang panjang tak beraturan

Diam tak akan merubah keadaan
Pada setiap doa ada respon
Bila respon telah terpenjara

Maka bicaralah yang benar atau diam!

Cinta Buta Warna Abu-Abu

Aku cinta kamu
Pada cinta buta yang berwarna abu-abu
Terlalu mencinta bisa kecewa
Itulah cinta
Cinta dan kecewa

Seperti saat ini
Aku yang dikecewakanmu

Bertahun menanti kau berubah
Tetapi kau begitu sadis bermain dengan pasangan orang
Seharusnya tidak benar
Seharusnya tak bisa mentolerir
Tetapi cinta memang buta
Selalu ada hal-hal lain yang harus dipertahankan

Demi suatu nilai
Nilai sosial
Nilai kebersamaan keluarga
Nilai status kemasyarakatan
Tapi melupa satu nilai
Nilai kebaikan keTuhanan

Bertahan pada cinta yang abu-abu

Hingga memantik emosi  kaum sedarah
Pergi karena aku yang memilih cinta abu-abu
Lalu semua harus menyetujui dan sepaham

Kaum sedarah pergi
Tercoret dari silsilah

Entahlah, untuk apa mempertahankan cinta abu-abu ini

Aku cinta kamu
Tetapi kamu masih mencintainya

Sabtu, 11 Juli 2020

Kebodohan Penantian

Satu-persatu pergi
Satu-persatu meninggalkan
Karena begitulah hukum alam dunia
Tidak ada yang kekal dan tidak ada yang abadi
Betapapun besar mencinta tetap saja suatu saat akan pergi

Kaupun sama
Aku sayangimu dan menahan diri menanti jawabanmu
Tetapi dirimu memilih menghapus semua janji yang telah kau ucapkan
Dan diriku tak akan mampu untuk melarangmu untuk meninggalkanku
Karena mungkin kau telah menemukan yang bisa buatmu bahagia dan tersenyum

Diriku tak mau menjadi pesohor
Diriku tak akan membuktikan apapun pada siapapun
Diriku yang tak menyukai gemerlap hingar-bingar lampu pesta
Diriku yang biasa

Dan akan tetap biasa dalam mencintaimu
Menunggu tanpa batas
Apakah penantianku padamu akan berbuah indah dengan kau mencintaiku?
Entahlah, hanya kesetiaan saja yang kuusung
Walaupun entah sampai kapan

Jumat, 10 Juli 2020

Glamor Kecantikan

Definisi cantik menjadi abu-abu
Saat definisi menjadi suatu keharusan dan kelaziman
Padahal setiap manusia miliki perbedaan fisik pada tubuhnya

Cantik tak bisa harus putih
Karena kulit tubuh miliki berbagai jenis warna
Tidak ada kulit warna yang lebih superior

Cantik tak bisa harus bertubuh semampai
Karena tubuh manusia miliki pelbagai ukuran
Tidak ada ukuran tubuh menjadi penopang kecantikan

Cantik tak bisa harus berambut pirang
Karena warna rambut merupakan hal natural serta alami
Tidak masuk akal bila kecantikan hanya dilihat dari warna

Berpikir segmentatif
Berpikir diskriminatif
Berpikir rasialis
Semua bentuk pemikiran sempit menjadi landasan pola pikir tentang kecantikan

Cantik itu tak bisa diukur dengan pandangan-pandangan subyektif

Bukalah pandangan dengan glamor
Karena kemewahan pola pikir akan menjadikan lebih bijak

Cantik dan tidak cantik tergantung dari wawasan keglamoran

Sudahkah otak dan hati miliki keglamoran dalam penilaian?

Kamis, 09 Juli 2020

Kecoa Licik

Kau bohong
Kau dusta
Kau berkata penuh janji tapi tak kau tepati

Kau akan datang ke rumah
Menyapu semua resah juga rindu
Bercinta pada ruang yang sedikit gelap
Telah kusiapkan pesta untukmu
Tarian erotis penuh birahi
Makanan serta minuman yang kau mau telah kuhidangkan
Pakaian yang akan memunculkan hasrat saat kita saling berpagut

Tetapi ternyata kau tak kunjung datang

Kau seperti manusia yang dahulu ikut menangis saat ikut berkonvoi melihat ketidakadilan
Kau seperti manusia yang berpidato di podium menyuarakan janji-janji ketidakadilan

Tetapi saat kuasa berada pada genggaman semua janji juga semua tangis bak mimpi di siang bolong
Mereka malah bergembira menghidupkan kehidupan tanpa mempercayai Tuhan

Kau dan mereka sama
Pemberi harapan palsu
Kau memberikan angan-angan yang kosong

Kau dan mereka kecoa kecil yang licik

Selasa, 07 Juli 2020

Terbawa Perasaan

Mengapa terus-menerus kau katakan aku yang terbawa perasaan?
Itu menyakitkanku
Itu melukaiku
Rasa tak bisa di prediksi datangnya
Rasa yang hanya bisa di kontrol
Bila aku yang mencintaimu
Bila aku yang menyayangimu
Bila aku yang merindukanmu
Apakah salah semua rasa yang mewabah ini?
Rasa yang tak bisa ditebak kapan datangnya
Wajah yang bersih
Kulit yang lembut nan mulus
Dirimu teramat penuh kesejukan
Semua perasaan tak bisa kutahan
Kau masih saja melarangku tentang rasaku
Katamu "jangan bawa perasaan"
Ini bukan terbawa perasaan tetapi diriku yang sedang mencintaimu
Perasaanku padamu tulus dan saat ini hanya ingin memelukmu

Langit Yang Indah

Aku telah jatuh cinta
Saat memandang senja nun jauh di ufuk
Telah membulatkan hati pada rasa
Cinta pada langit yang indah

Memandangi cakrawala cerah saat sore
Takjub melilit badan
Mata sembab
Dada terguncang
Mulutpun serasa ingin bicara tapi tak keluar suara
Begitu indah suatu mahakarya

Tuhan itu ada
Tak pantas meniadakan Tuhan untuk setiap jalan kehidupan
Semesta yang teratur
Setiap tubuh yang miliki keteraturan sel yang begitu kompleks
Pantaskah memisahkan Tuhan untuk setiap kehidupan sosial bermasyarakat?

Hati-hati yang gelap
Muka-muka nan suram
Selidiki kembali nurani-nurani

Duduklah di sini
Bersama pandangi langit senja yang indah
Serabut cahaya jingga mentari terburai menyelinap pada awan-awan
Awan-awan yang manja mempesona dengan tumpukan terluasnya

Bila telah jatuh cinta pada indahnya langit senja
Jangan lupa tetap menginjak bumi
Agar hidup tak pernah jumawa
Dan senantiasa penuh kerendah hatian

Senin, 06 Juli 2020

Kekuatan

Saat diberikan pilihan menjadi benar atau menjadi baik
Pilihan mana yang akan dipilih?

Pilihlah menjadi baik
Karena menjadi baik tak selamanya di nilai benar
Tetapi menjadi benar terkadang bisa saja menempatkan sisi-sisi ketidakbaikkan untuk menjadi pembenaran

Dan teringat saat Galih teman sekolah bertanya "hendak menjadi apa kau kelak?"

Dan aku telah memilih jawabannya

Termenung, kawan?
Mencoba merangkai kata
Muak dengan cengkraman kesewenang-wenangan
Sebal dengan arogansi pemaksaan ketidakadilan dari penguasa

Kebohongan
Seperti Superman yang memakai jubah padahal tanpa jubahpun Superman bisa terbang
Bergaya dan berpose bak selebritas memamerkan jubah palsunya

Lalu untuk apa seperti Batman
Yang berharap bisa terbang dengan memakai jubah padahal dia tak akan bisa terbang
Apakah jubah Batman digunakan menutupi sandiwara juga kepura-puraannya untuk semua perilaku peduli tapi bohong?

Apakah semua ingin menunjukkan kekuasaannya?
Apakah semua ingin membuktikan pengaruh serta betapa besar jasanya?
Apakah semua ingin memperlihatkan bahwa kebenarannyalah yang terbenar?

Bila semua ingin menjadi yang serba mewah
Biarkanku berdiri di belakang layar saja
Tak mau ikut pesta puji-pujian

Biarlah dunia tak melihat
Hanya ingin penduduk langit yang melihat

Bukankah kebaikan yang terbaik tak pernah banyak berkoar?

(inspirasi dari film Wonder)

Jumat, 03 Juli 2020

Ide Gila

Keluguan yang digambar
Kepolosan yang direncanakan
Pura-pura bekerja untuk semesta
Tetapi kenyataannya menikam sendi-sendi vital

Carut-marut
Porak-poranda
Bak tak miliki perencanaan
Berjalan bak "binatang" yang mengandalkan insting belaka

Berkata dusta
Dusta yang menunjukkan kepada kekejian
Keji yang mengarah ke neraka

Berucaplah jujur
Jujur itu suatu kebaikan
Rasa baik yang berjalan ke arah surga

Penguasa keji mencabuti helai demi helai pondasi kokoh para pendiri
Terus lindungi kawan, rekan serta kerabat walaupun berlaku curang

Keadilan yang dipermainkan
Penguasa keji bak badut
Tak boleh tertawa walaupun adegan-adegan yang dipertontonkan penuh dagelan juga lelucon

Menangis bersujud mencari panggung dan bersandiwara
Marah juga ketus saat rapat hanya gurauan untuk mencari simpati semata
Menempatkan manusia-manusia tak berempati menjadi kepala di puncak gunung

Menjadi gila
Kegilaan yang coba diolah menjadi kewarasan

Cukup Lepaskan Bila Tak Menyuka

Tak capekkah menulis?
Para pembaca yang mulai pusing

Mengapa menanyakan suatu hal yang menjadi kesukaan?
Sia-sia pertanyaan tersebut dan tak akan menemui jawaban
Pertanyaan tersebut bak menanyakan "mengapa makhluk hidup bernafas?"
Dan hal itu tak perlu ada jawabannya

Kemudian saat para pembaca mulai jengah lagi sakit kepala untuk membacanya
Mengapa memaksakan untuk membacanya?
Bila tak suka maka cukup lewatkan untuk membacanya

Berkomentar lalu terus bicara
Merasa yang paling mengetahui dan pahami tentang semua

Saat gerak mulai dibatasi
Maka mengaumlah dengan tulisan

Saat keadilan mulai digerogoti hukum seenak udel para penguasa
Maka menulislah

Pada tulisan ada perjuangan

Dan jangan tanyakan makna di balik tulisan

Bila tak menyuka maka cukup lewati dan lepaskan

Pada Masanya

Sarapan telah di siapkan
Menu yang sederhana
Nasi tabur garam atau nasi telur dadar atau nasi ikan asin
Semua disantap tanpa pernah mencela yang tersuap

Mandi dengan riuh rendah bermain air selama mungkin berair lagi bersabun
Walaupun sebelumnya harus bernyanyi rock metal untuk membujuk agar mandi terlaksana

Badan yang terbaluri minyak penghangat badan terkadang minyak wangi
Lalu bedakpun menaburi sekujur tubuh bahkan
Bedak sampai menutupi wajah yang teramat tak peduli pada dunia

Kaos singlet, baju, celana yang di dalam celana terkadang menempel ataupun tidak menempel celana dalam

Alas kaki yang terpakai
Alas kaki mewah walau ternilai diri sendiri

Bermain hingga petang
Berlari, menangis bersama kawan sepermainan
Tanpa internet hanya kreatifitas alam menemani

Baju yang entah di mana tergantung
Alas kaki di antah berantah menghilang karena asyik bermain

Ingus yang jarang dibuang ke tanah
Ingus yang asyik bermain turun naik di hidung kadang diseka oleh tangan
Celana yang kedodoran dan terkadang diikat karet gelang ataupun dipegang kainnya oleh tangan

Berlari hingga petang
Bermain mungkin hingga malam

Mandi senja saat surya terbenam
Dan penghuni rumah yang bernyanyi aliran metal kembali melihat keseruan permainan

Pada masanya indah
Pada masanya harus ada pembelajaran

Tak ada intrik
Tak ada tipu muslihat
Pada masanya menjadi pijakan untuk berdiri kini

Walau kini situasi tak sama saat "pada masanya"

Tetapi pada masanya semua membekas menjadi kisah memoar diri

Pada masanya
Menunggu masanya
Saat semua kisah akan berbuah manis atau berbuah pahit kelak di hadapan Tuhan

Kau Indah

Tuhan!
Indah sekali melihatmu
Begitu menawan paras wajahmu
Senyum mempesona
Tubuhmu yang memancarkan aura

Kagumimu
Maha karya Tuhan tersempurna
Dirimu tercipta dari kreasi Tuhan

Adakah waktu untuk kita berdua?
Adakah ruang serta waktu untuk diriku bersamamu?

Ingin kagumimu
Ingin hasratimu
Ingin ciumi seluruh keindahan pada tubuhmu

Kau teramat indah yang diciptakan Tuhan

Sampah Hati

Crot...
Bacot
Celana yang melorot
Mata yang melotot
Kicauanmu yang semakin sewot

Terus saja buat anekdot
Tentang hati bak gubug yang reyot
Tak semanis senyum remaja berlesung pipit nan kempot

Kau masih marah dan terus tajam pedas menyemprot

Mengoceh serta berlaku bak malam-malam "sang dongdot"

Kau sampah hati terlalu banyak percaya pada kartu tarot

Crot.....

Kau bak seekor bekicot
Ingin berjalan cepat dengan celana melorot


(dongdot = orang yang bekerja sebagai penjaja seks)

Hmmmm

Desahanmu
Rintihanmu
Gelinjangmu

Semalam megah

Ranjang berderit
Keringat saling basahi

Terpuaskan
Saling memuaskan

Adakah lagi?
Maukah malam ini?

Hmmm

Rindu desahanmu

Amplop Luka Hati

Sebuah amplop
Apalagi yang hendak kau urai?
Apakah belum cukup sakit hati yang kau pajang tanpa diriku?

Potretmu bersamanya
Ranjangmu bersamanya

Lalu untuk apalagi amplop ini?
Karena semua jejaring sosial tentangmu telah kututup

Amplop darimu hanya menambah luka semakin dalam
Inginkanmu tetapi cintamu tak memihak padaku

Haruskah membuka amplop darimu?

Bila amplopmu hanya untuk melepaskanmu maka kusobek dan kubakar saja helaian itu

Amplop darimu tak akan pernah sampai ke hatiku

Senin Kamis Di Bulan Juli

Menulis semua kerinduan
Akhirnya sampai pada lembar terakhir
Mengikhlaskan pada semua yang tak kunjung merindu
Walau segunung cinta telah tertuliskan

Sesaat tiada
Kondisi yang melanda
Tak kuasa
Inginkanmu menjadi debar pada dada
Sebulir rasa
Setitik cinta
Hanya setitik mendamba
Karena hari ini, tak mendapatkannya
Sebungkus kasih dan seberkas jalan cahaya

Bisakah berganti hari?
Berharap dapat menikmati
Sejumput kasih sayang yang terberi
Pada Senin atau Kamis sepanjang bulan Juli
Semoga bisa menginspirasi

Karena bukankah besarnya tak terkurangi
Menyediakan rasa bagi yang menahan nafsu lagi syahwat sepanjang hari

Datanglah, untuk hari berganti
Menanti
Pada 2 sisi
Senin atau Kamis di bulan Juli
Darimu yang membawa lentera hati

Sekedar Merasa

Merasa dekat
Merasa nyaman
Menyimpan semua fotonya dalam bingkai kehidupan
Semua obrolan tak pernah dijawabnya

Mencinta
Menyayang
Ingin berhasrat memadu kasih asmara
Keberanian yang telah diungkap tetapi tak terjamah
Hanya melihat foto-fotonya pada bingkai yang tersimpan

Kenapa masih tak berkenan?
Kenapa masih marah?
Kenapa masih menyodorkan temanmu?
Kenapa masih mengatakan bahwa kamu tak baik?
Padahal yang kumau hanya berdua denganmu
Berdua memuaskan rasa yang terpendam
Meluapkan hasrat lalu menganyam asmara hingga ke puncak birahi

Perasaanku padamu sedari dulu
Sedari dulu perasaanmu selalu dingin padaku
Membiarkan seluruh hasratku padamu hanya sebatas sekedar merasa

Kapan kau cukupi hasratku?