Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari: Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari : Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Sabtu, 08 Desember 2012

Wajah Bersahwat

Lebih baik menikah daripada berzina
Hanya binatang bertubuh manusia melontarkan argumen
Bersembunyi di balik selangkangan

Nafsu manusia
Birahi manusia
Setan bersorak

Bersair Karenamu

Bila sairku karena kehilanganmu
Aku tak mau lagi bersair biar kau dalam pelukanku

Ingatkah saat kita saling bersandar
Ingatkah saat kita saling melepas hasrat
Ku kecup kau diam-diam
Kau menggeleng dan menjauh dalam birahi

Aku masih mauimu
Bila sairku hanya tanpamu
Aku tak mau bersair

Aku mau dirimu
Aku sangat mau

Tipu Daya Manusia Durja

Monyet damailah di sana
Anjing bertepuk tangan
Babi berkubang dalam dedosa

Kalian terkutuk
Berkata penuh berkah
Menghunus pedang di belakang

Bermuka penuh rasa
Bertutur penuh manis
Berhati binatang ternajis

Fuih, berkeraklah dalam neraka
Bawa serta dusta dan bohong kalian
Angkuh juga kedengkian kalian bersemayamlah selamanya dalam jahanam

Apakah kau masih memuja mereka ?

Bersamamu

Dunia yang ingin kumainkan hanya bersamamu
Sepanjang hari mau bersamamu lagi
Kau menyisakan duka bagi hati

Kembalilah
Kita rebahkan asa dan rasa kita seperti dulu
Karena aku mau bersamamu dalam dahaga birahi ini

Selasa, 04 Desember 2012

Ada Setan Dalam Duka

Merasa paling kepayahan
Merasa semua duka sendiri yang terberat

Sudahlah gejolak nafsu yang menghimpit
Semua susah tak sebanding dengan mereka yang sedang berjuang demi tegaknya Tuhan

Terlalu menangisi sedih hingga setan menelusup dalam kesedihan

Aku Beda

Aku tak menyukaimu
Lalu kau mau apa ?

Aku tak mau bicara denganmu ?
Lalu kau mau apa ?

Aku tak sempurna
Hanya aku tak suka sikap melampaui batas yang kau terapkan

Maaf, aku tak bisa jadi kawanmu bila manusia yang masih jadi sandaranmu

Memamah Biak Angkuh

Berpura penuh dewasa tapi kerdilkan manusia
Beranggapan diri paling sempurna
Berbalut busana penuh agama
Hati yang busuk mulut berkata aroma manis

Wajah yang tak bisa dusta saat hati ada angkuh
Kau pikir manusia hina lalu kau berbuat tanpa agama
Beragamapun menjadi kesiaan belaka
Telanjang saja kau

Karena angkuh telah menjadi agama dalam hatimu

Tuhan Aku

Akupun sangat butuh Tuhan
Akupun sangat sombong akan dunia
Aku penuh kesakitan

Ada luka yang tak terlihat manusia
Aku butuh  Tuhan
Dalam airmata yang tertahan saat sendiri di malam hening
Dunia seakan tak berarti bila mengingat mati bisa datang tanpa terduga
Apa yang akan disombongkan
Bila kematian masih aku jelang

Aku menangis dalam luka hati yang tak teraba panca indera manusia

Aku butuh Tuhan

Sabtu, 01 Desember 2012

Cinta Bercinta

Apakah mencinta pada dasarnya harus bercinta ?
Apakah mencinta pada dasarnya harus saling melepas pakaian ?
Apakah mencinta pada dasarnya harus saling kecupi bibir lalu jilati lidah pasangan ?
Apakah mencinta pada dasarnya harus bercinta walau tiada restu dari Tuhan ?

Lalu apakah cinta yang terjalin saat tak berTuhan itu cinta ?

Ini hanya cinta bercinta
Ini sekedar nafsu dunia
Agar merasa terpandang oleh sesama

Cinta bercinta tak berTuhan
Seperti hewan saja

Aku Takluk, Mungkin Juga Tidak

Coba mengejar dirimu
Namun kau tak menoleh
Aku mau merasai percumbuan kita dulu
Saat kita dipenuhi dan di bumbung gelora
Saat aku dan kamu penuh hasrat

Tapi kini kau seolah tak mau
Tapi kini seolah kau tak mengenalku lagi
Aku mendambamu dalam selangkangan

Aku takluk
Mungkin juga tidak
Bila ada cinta yang datang maka percumbuan mungkin tak terelakkan

Datanglah cinta saat kau mau
Karena walau aku memaksa untuk bercinta bila cinta tak sudi maka tak akan pernah terjadi

Kebebasanku Di Sini

Hanya anjing seperti kalian
Lalu kalian bertanya
Marahkah aku ?

Pikir saja sendiri oleh kalian
Itupun bila kalian memiliki otak untuk berpikir
Otak kalian hanya insting


Binatangpun hanya punyai insting
Kalian anjing
Lalu kalian protes sambil acungkan tangan
Mengapa aku begitu menghujatnya ?

Hei, anjing !
Ini duniaku dalam rentetan kata
Kalimatku sesuai dengan yang ada pada diriku
Setelah kalian rampas dunia, kalianpun merasa berhak untuk membungkam semua kataku

Kalian memang anjing
Kebebasanku di sini
Kebebasan berkata bahwa kalian semua anjing berliur

Sang Ronggeng

Asal kalian tahu ronggeng itu sejatinya milikku

Meliuk-liukan tubuhnya
Mengibas-kibaskan selendangnya
Senyumannya dibagikan kepada yang tertawa di sekelilingnya

Asal kalian tahu ronggeng itu sejatinya milikku

Ini rahasia kecil di antara kami berdua
Akulah yang pertama kali membaui tubuhnya saat kami berdua tertidur di atas dipan kayu
Akulah yang bersembunyi dalam kegelapan dan tubuh kami menempel

Asal kalian tahu ronggeng itu sejatinya milikku

Walau kalian semua tertawa bersama sang ronggeng
Walau kalian menari bersama dengan sang ronggeng
Walau terkadang tangan-tangan kalian menelisik di sela badan sang ronggeng

Asal kalian tahu ronggeng itu sejatinya milikku

Aku pergi memalingkan muka lalu melangkahkan kaki menjauh untuk tak melihat sang ronggeng menari
Aku masih menyimpan kenangan masa kecilku bersama sang ronggeng
Aku mungkin telah terpinggirkan dalam hati sang ronggeng kini yang telah melangit

Asal kalian tahu ronggeng itu mungkin telah musnah dalam hatiku saat dia tak mengenangku lagi

Jumat, 23 November 2012

Adil Manusia Abu-Abu

Ini terasa tak adil
Keadilan yang di buat manusia subyektif

Makan saja segala keserakahan
Aku tak peduli lagi
Lelah bila terus ingatkanmu tapi kau bermuka masam

Aku bukan penyabar
Aku manusia yang miliki emosi

Keadilan yang kau buat tak akan mensejahterakan segala lapisan
Karena kau manusia
Keadilan kau hanya untuk kaummu sendiri

Takutlah akan Sang Satu
Dia melihat keadilan yang kau jalankan

Aku Tak Kuasa Hanya Doa

Maafkan bila masih ada tawa saat bahagia
Kalian di buru oleh roket lalu hancurkan segala sendi kehidupan
Maafkan bila aku masih menangis karena tertawa terbahak-bahak
Kalian menahan tangis yang telah kering karena kematian begitu terasa di buhul kepala

Betapa naifnya aku saat merasa kesusahan diri begitu hebatnya
Kepayahan kalian begitu menohok bila aku jadi kalian tak akan kuat menahan
Palestina aku sungguh tak kuasa untuk menolong kalian
Doa inipun seakan penuh kotornya laku duniaku

Aku menangis mengingat kalian
Aku bersimpati untuk kalian
Kuatlah kalian
Hentikan perang dan penghancuran

Aku tak berkuasa hanya doa untuk Palestina

Rabu, 24 Oktober 2012

Masih Sepi Dalam Tawa

Saat bercengkrama
Terbahak dalam tawa
Masih sepi dalam tawa

Saat tersenyum
Tersipu tergoda tatkala bersenda gurau
Masih sepi dalam tawa

Yang kumau dirimu
Yang kuingin memelukmu
Biar tiada sepi dalam tawa

Lihatlah sekarang
Tawa-tawa yang ku derai
Namun masih sepi dalam tawa

Aku inginkan kamu
Karena kamu pelepas hasrat yang terpendam

Kini masih sepiku dalam tawa

Minggu, 21 Oktober 2012

Terbakar

Akupun berlari mengejar
Akupunberlari menghindar
Aku jatuh menggelepar

Nafsu yang membuat aku terkapar
Jiwa yang dahaga juga lapar
Mata hati yang menatap dunia penuh nanar

Aku sedang terbakar

Sabtu, 20 Oktober 2012

Pergi Hati

Akupun pergi
Dan tak tahu kapan kembali
Tinggalkan semua rasa dalam mimpi

Pencarian Kesejatian

Tiada tempat terindah di bumi
Bagi mereka yang masih sendiri
Teruslah mencari
Hingga kau temui
Kekasih hati
Jangan lagi kau sembunyi
Mengendap dan terus berlari
Ini bukan mimpi
Ini satu kisah sejati

Jangan pernah berhenti berharap
Berharap itu suatu doa
Yakinlah pada harapan
Tak kenal kata menyerah

Sangkutan hati
Pasti tertemui

Tak Lelah

Kau tak pernah datang
Rinduku tak tersematkan

Mereka bilang terkadang cinta datang saat hati lelah menunggu
Jangan pernah tanyakan tentang rasa lelah padaku
Aku tak pernah lelah merindumu
Namun aku tak mau lelah merindumu

Bila lelah keharusan agar kau datang
Aku tak mau lelah
Tapi aku mau kau datang padamkan birahi yang membumbung ini

Datang dan pergi sesukamu padaku
Aku tak akan lelah

Bila Masih

Bila masih ada waktu
Izinkanku mencintaimu
Bila masih ada waktu

Mauku hanya bersamamu

Sepenuh hati yang kupunya
Seluruh harap mau bersama
Kedatanganmu yang kudamba
Melonjak membuat gembira

Dan bila masih kau mengingat
Hatiku telah tersengat
Seluruh ragamu menjadi madat

Bila masih
Kau pecinta yang inginkanku

Bila masih
Kau pecinta yang taat

Bohongku

Bila bohong bisa mencerahkan dunia maka aku akan berbohong
Bila berbohong bisa mendamaikan semesta maka aku akan berbohong

Bila bohongku hanya membahagiakan satu golongan saja maka aku akan jujur

Bohongku tak untuk melindungimu
Bohongku untuk Tuhan

Kau tak layak untuk dibahagiakan

Maafkan Aku Jiwaku

Aku bukanlah seorang ulama
Aku manusia yang selalu memikirkanmu
Maafkan aku jiwaku

Ingin bercinta denganmu penuh nafsu seperti dulu
Mengejarmu sampai ke seberang saat kau tak hadir
Maafkan aku jiwaku

Nafsu bercinta yang tak pantas di junjung ini
Meronta penuh kuat dalam dada
Maafkan aku jiwaku

Aku lemah

Kamis, 24 Mei 2012

Aku Limbung

Hendak kemana membawa cerita cinta?
Tuhanku,

Bisikan merayu menari dalam sukma
Tuhanku,

Tak mau berpaling dariMu
Tuhanku,

Sakit juga nyeri di jiwa saat kecintaan tak bercinta
Tuhanku,

Haruskah meninggalkanMu agar bisa bercinta dengannya
Tuhanku,

Aku limbung dalam ketiadaan bercinta dengannya
Tuhanku,
Cinta dalam hatiku simalakama.

Minggu, 22 April 2012

Cintamu

Tuhan,
Rasa apa yang bertalu dalam dada
Sayang, mauku hanya bercinta denganmu
Saat berjumpa kau menjauh

Tuhan,
Benar-benar cintamu ingin ku jamah
Sekali dan mungkin akan menjadi pencandu
Cintamu saat bercinta selalu kunanti

Sabtu, 21 April 2012

Menangis

Dalam resah aku merana
Dalam desah nafas memburu aku kecewa

Manusia yang terlanjur bercinta
Tak berdaya saat percintaan tak datang kembali

Mengejarnya tapi dia melenggang
Kecewa lalu menangis aku

Jumat, 20 April 2012

Bingung

Apa kabar dunia ?
Hari ini aku bingung

Apa kabar dunia ?
Hari ini tak mau bertemu iblis penggoda nafsu dunia

Bertambah bingung kala pendosa di bebaskan

Aku bingung dan tak kuasa
Maka aku tak berkata

Masih Bercinta Bersetan

Hari ini ingin kutinggalkan
Sejauh mata melihat
Sejauh hati merasa
Tak bisa tinggalkan percintaan ala setan

Batin nyeri
Berlari lalu terus berlari
Ranjang yang kering tanpa percintaan setan
Aku menangis dedosa ini

Ini nafsu bercinta
Ini bukan percintaan

Jumat, 13 Januari 2012

Kau Canduku

Kau
Tahukah aku merindumu sejak dulu
Kau tak merasa

Kau
Tahukah aku memamah cintamu
Kau tak merasa

Aku terlalu memuja manusia
Aku tak berdaya
Karena aku seorang pecinta

Tak Kunjung

Resah saat kecintaan tak kunjung didapatkan
Menanti hujan yang tak kunjung reda

Badai yang tak kunjung habis derunya
Sepi yang tak jua memapankan

Limpahan harta semakin membuatnya kebingungan

Bercanda dengan setan senantiasa
Tuhan hanya dalam angan

Berbaju gamis yang silaukan pandangan makhluk
Hati iblis tertutupi penampilan maha sempurna yang kau buat

Hujan tak kunjung reda
Hatimu tak kunjung berTuhan jua.

Kamis, 12 Januari 2012

Tuhan Dalam Gelap

Meraba nama Tuhan dalam canda
Membuang nama Tuhan dalam suka

Terpuruk dalam gelap
Mengingat Tuhan

Cintaku

Memapas rindu yang terlanjur menjadi luka
Tiada hati yang terbuat dari baja
Rintihan dalam derasnya air hujan

Mencari terus melangkah
Kecintaan yang tak berujung pangkal
Kecintaan yang terkadang sulit

Tercinta
Aku utarakan aku suka

Tercinta
Segeralah menjuntai mimpi bersamaku

Selasa, 10 Januari 2012

Tidak Mengerti

Katakan padaku berikan jawaban
Apakah harus tinggal dalam sangkar emas bersamamu agar tahu apa yang kau mau?

Dalam damai kidung senja getarkan jiwa yang sepi
Mencari serpihan-serpihan hati yang koyak tercabik
Kehilanganmu dalam rindu yang membara
Kepergianmu membuat aku terluka

Rinduku padamu kemana hendak disematkan?
Kau pergi seolah tak ingat akan hangatnya cinta kita

Kau pergi
Aku sungguh tidak mengerti

Berharap Namaku Ada

Sampai kini aku masih mendengar lagu-lagumu
Aku berharap namaku ada dalam sair-sair lagumu

Walau aku tahu dirimu telah berdua
Mungkin terlalu naif bila ingin rajut lagi kisah cinta
Tulislah namaku dalam sair-sair lagumu

Takdirku

Biarlah kucari apa yang kumau
Tiada tangisan dalam sesali yang tak kudapati
Sakit yang terjadi memang menyakitkan
Perih yang dirasa memang terasa menusuk dada

Tak bisa menerka jalan hidup masa depan
Prediksi sekedar prediksi
Bulan yang terus menerangi kala malam
Berlari walau tak paham arah

Terus berlari tanpa pedulikan mereka yang berwajah kecut
Ini hidupku kujalani kebaikan dan keTuhanan

Ampun Duhai Tirani

Sudah jangan menangis
Akupun diseret ke dasar lembah
Seluruh badan diikat rantai baja
Mulutku tersumpal

Menggema tawa para penjajah di seluruh lembah
Mereka pergi
Aku terduduk sendiri
Menetes di kedua pipi
Mungkin aku menanti mati
Menyesali berteman iblis
Duniaku terhimpit

Ketakutan bila kelak berhadapan dengan Tuhan
Duhai, tirani
Andai waktu bisa berputar kembali
Aku akan menjauhi tirani
Aku akan membakar buhul-buhul tirani

Ampun tirani,
Jijik dengan kesewenang-wenangan
Kedua mata berkunang-kunang
Tubuhku ambruk tanpa nyawa

Banyak Tingkah

Banyak bicara
Banyak polah
Banyak aktifitas
Segala sibuk dilakukan semata untuk tutupi nafsu kesetanan
Pemuja syahwat
Pemuja nafsu sesat
Ibadah yang terjuntai tak berarti bila masih memuja iblis dalam hati kecil

Ketakutan akan ditinggalkan dunia
Melupa akan kehidupan kekal nanti
Bila dipikirkan memang dunia perlu tapi tak perlu memuja nafsu setan

Banyak tingkah
Banyak kesesatan yang dituju
Lelah mendengar
Lelah menasehati
Kedua telinga ditutup
Hati membatu

Banyak sekali iblis

Ombak Yang Dangkal

Sungai mengalir
Airnya jernih
Arusnya pelan
Sungai pedesaan

Begitu aliran tiba di kota
Air berubah pekat
Arusnya yang tak tentu arah
Arusnya yang mengobrak-abrik sisi hati yang tenang
Terkadang ombak kecil memercik penuh gairah

Sungai perkotaan di penuhi kotor-kotor yang terbuang pada sungai
Hati yang bening menjadi keruh