Tak akan lagi menangis
Tak akan lagi terus menangis
Pergilah rasa yang tak seharusnya bersauh
Aku benci namun akupun menyukainya
"Hanya Kelembutan dengan bahasa kejujuran terdalam mampu menyibak relung-relung hati yang terkunci oleh gelap gulitanya perjalanan sakral kehidupan"
Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Sabtu, 31 Januari 2015
Tuhan Saja Yang Memberikannya
Biarlah Tuhan yang memberinya
Bilamana Tuhan berkehendak segalanya akan diatur Tuhan.
Begitupun dengan cinta
Menghimpun hari yang berserakan
Memunguti cinta yang bertebaran setiap hari
Memilah lalu memisah antara rasa Tuhan dengan nafsu setan
3 ekor katak melompat di subuh sehabis hujan malam tadi
Seolah mereka berlomba sembunyi sesaat lagi terang datang
Cinta mereka pada malam dingin dan haruskah mencintai naluri saja tanpa otak ?
Dan malu pada cinta yang terlarang
Dan malu pada cinta yang tak selaras Tuhan
Dunia ini milik Tuhan, pantaskah menentang Tuhan ?
Bilamana Tuhan berkehendak segalanya akan diatur Tuhan.
Begitupun dengan cinta
Menghimpun hari yang berserakan
Memunguti cinta yang bertebaran setiap hari
Memilah lalu memisah antara rasa Tuhan dengan nafsu setan
3 ekor katak melompat di subuh sehabis hujan malam tadi
Seolah mereka berlomba sembunyi sesaat lagi terang datang
Cinta mereka pada malam dingin dan haruskah mencintai naluri saja tanpa otak ?
Dan malu pada cinta yang terlarang
Dan malu pada cinta yang tak selaras Tuhan
Dunia ini milik Tuhan, pantaskah menentang Tuhan ?
Jumat, 30 Januari 2015
Aku Berjalan Kepada Tuhan
Bila Tuhan di jadikan candaan
Bagaimana perlakuan kepada dunia dan manusia ?
Ajari aku tentang teguhnya iman
Tak mau lagi bercanda dengan keTuhanan
Terpuruk bila hati juga otak kosong tanpa Tuhan
Harta yang melimpah sesungguhnya tak pernah menjadi teman dalam kematian
Lalu masihkah bicara sombong tentang perjalanan keduniawian ?
Tak terbersitkah bila mati bisa datang dengan tiba-tiba
Berjalanlah dengan penuh kerendah hatian
Sebarkanlah harta dengan indah pada jalan Tuhan
Harta berTuhan yang akan menjadi teman terindah
Paksalah jiwa berubah menjadi manusia baik secara keTuhanan
Dalam sujud bersimpuh pada Tuhan
Bagaimana perlakuan kepada dunia dan manusia ?
Ajari aku tentang teguhnya iman
Tak mau lagi bercanda dengan keTuhanan
Terpuruk bila hati juga otak kosong tanpa Tuhan
Harta yang melimpah sesungguhnya tak pernah menjadi teman dalam kematian
Lalu masihkah bicara sombong tentang perjalanan keduniawian ?
Tak terbersitkah bila mati bisa datang dengan tiba-tiba
Berjalanlah dengan penuh kerendah hatian
Sebarkanlah harta dengan indah pada jalan Tuhan
Harta berTuhan yang akan menjadi teman terindah
Paksalah jiwa berubah menjadi manusia baik secara keTuhanan
Dalam sujud bersimpuh pada Tuhan
Basmalah
Duhai, Tuhan aku menyebut namaMu
Dalam perih di dada menahan rasa ini
Karena Tuhan rasa yang tak berTuhan ini harus musnah
Aku yang manusia biasa dan bukan nabi
Iman ini terkadang labil
Jagalah agar iman ini mampu hancurkan rasa yang mengotori taqwa
Duhai, Tuhan Sang Pengasih
Setiap melihat cinta dunia perasaan di dada berkecamuk hebat
Nafsu ingin merengkuh sedalam-dalamnya di pelukan
Sepanjang hari bertarung agar tak mencintai rasa tak berTuhan ini
Kecintaan tanpa restu Tuhan hanyalah nafsu belaka
Sejuta bunga untuk cinta tak berTuhan harus terbakar musnah tak bersisa
Duhai, Tuhan Sang Penyayang
Berjalan tertundukku menatap tanah rumah kembaliku
Tak tahu sampai kapan harus bertarung sengit melawan rasa ini
Sakitnya semakin menyesakkan dada saat rasa tak bisa di rasakan
Matikan saja aku dalam iman juga taqwa
Rasa ini memang terlalu menyakitkan jiwa
Dalam perih di dada menahan rasa ini
Karena Tuhan rasa yang tak berTuhan ini harus musnah
Aku yang manusia biasa dan bukan nabi
Iman ini terkadang labil
Jagalah agar iman ini mampu hancurkan rasa yang mengotori taqwa
Duhai, Tuhan Sang Pengasih
Setiap melihat cinta dunia perasaan di dada berkecamuk hebat
Nafsu ingin merengkuh sedalam-dalamnya di pelukan
Sepanjang hari bertarung agar tak mencintai rasa tak berTuhan ini
Kecintaan tanpa restu Tuhan hanyalah nafsu belaka
Sejuta bunga untuk cinta tak berTuhan harus terbakar musnah tak bersisa
Duhai, Tuhan Sang Penyayang
Berjalan tertundukku menatap tanah rumah kembaliku
Tak tahu sampai kapan harus bertarung sengit melawan rasa ini
Sakitnya semakin menyesakkan dada saat rasa tak bisa di rasakan
Matikan saja aku dalam iman juga taqwa
Rasa ini memang terlalu menyakitkan jiwa
Kamis, 29 Januari 2015
Menerawang Renggang
Mengaguminya
Melihat dirinya secara sembunyi-sembunyi
Tak ada kekuatan untuk katakan padanya tentang perasaanku
Mungkin terlalu ketakutan pada cinta tak berTuhan
Duniaku merupakan tempat bermain yang indah
Ada banyak imajinasi juga rasa di sana
Mungkin juga dirimu ada dalam ruang itu
Ruang yang telah kubuat seindah mungkin
Di sini dan di dalam hati
Kumau segalanya berTuhan
Mengharap
Debar jantung berdegup kencang
Mata yang selalu ingin terus melihatnya
Mata yang secepatnya mengalihkan pandang dan tak mau bertabrak pandang dengannya
Terkadang memeluk kedua lutut dalam duduk pada ruang sepi
Menangisi kecintaan ini dan merutuki semua rasa di dada
Kesal juga perih di dada
Pelukan, sentuhan juga untaian kata cinta darinya kudamba
Dalam pagi, siang, malam otakku tertuju padanya
Berharap Tuhan selalu menjaga dari kecintaan dunia yang tak pantas
Melihat dirinya secara sembunyi-sembunyi
Tak ada kekuatan untuk katakan padanya tentang perasaanku
Mungkin terlalu ketakutan pada cinta tak berTuhan
Duniaku merupakan tempat bermain yang indah
Ada banyak imajinasi juga rasa di sana
Mungkin juga dirimu ada dalam ruang itu
Ruang yang telah kubuat seindah mungkin
Di sini dan di dalam hati
Kumau segalanya berTuhan
Mengharap
Debar jantung berdegup kencang
Mata yang selalu ingin terus melihatnya
Mata yang secepatnya mengalihkan pandang dan tak mau bertabrak pandang dengannya
Terkadang memeluk kedua lutut dalam duduk pada ruang sepi
Menangisi kecintaan ini dan merutuki semua rasa di dada
Kesal juga perih di dada
Pelukan, sentuhan juga untaian kata cinta darinya kudamba
Dalam pagi, siang, malam otakku tertuju padanya
Berharap Tuhan selalu menjaga dari kecintaan dunia yang tak pantas
Merasa Sendiri
Tatapannya padaku membuat salah tingkah
Senyumannya padaku membuat salah arti pada rasaku
Ternyata tatapan dan senyuman dirinya padaku hanya sekedar saja
Ternyata hanya aku saja yang merasa terbelit rasa padanya
Karena senyum juga tatapan matanya padaku hanya biasa baginya
Walau aku berharap dapat merasakan peluknya
Aku merasa cinta dan sayang sendiri padanya
Dia tidak
Senyumannya padaku membuat salah arti pada rasaku
Ternyata tatapan dan senyuman dirinya padaku hanya sekedar saja
Ternyata hanya aku saja yang merasa terbelit rasa padanya
Karena senyum juga tatapan matanya padaku hanya biasa baginya
Walau aku berharap dapat merasakan peluknya
Aku merasa cinta dan sayang sendiri padanya
Dia tidak
Rabu, 28 Januari 2015
Simalakama Cerita Duniaku
Hampir saja kukatakan padanya tentang rasa
Jantung ini berdegup
Padahal cuma bilang cinta dan sayang padanya
Namun segalanya betapa terasa susah
Sebelah hatiku membenci pada kata-kata yang akan dikatakan
Tapi sebelah hati yang lain mengharapnya penuh keantusiasan
Dan ini simalakama cerita duniaku
Dan ini membuat duniaku penuh takut dan ragu
Saat menulis ini terasa bagai sebuah de javu
Peristiwa-peristiwa di masa kini seperti pernah kulewati
Hujan mendinginkan malam
Dan sentuhan-sentuhan yang terjadi di antara kita tadi membuatku bahagia
Tapi mengapa saat kau pulang dan kita berlawanan arah pulang kau tak menengok ke belakang ?
Pertanda darimu sangat kudambakan
Berikan saja aku pertandamu
Pertandamu mungkin menguatkan untuk berkata padamu
Pertandamu maka hangatlah malam di saat udara dingin karena hujan ini
Simalakama cerita duniaku
Sebelah hati menyuka tapi sebelah hati membencinya
Karena sejatinya hanya kepada Tuhan saja mencinta dan memasrah
Jantung ini berdegup
Padahal cuma bilang cinta dan sayang padanya
Namun segalanya betapa terasa susah
Sebelah hatiku membenci pada kata-kata yang akan dikatakan
Tapi sebelah hati yang lain mengharapnya penuh keantusiasan
Dan ini simalakama cerita duniaku
Dan ini membuat duniaku penuh takut dan ragu
Saat menulis ini terasa bagai sebuah de javu
Peristiwa-peristiwa di masa kini seperti pernah kulewati
Hujan mendinginkan malam
Dan sentuhan-sentuhan yang terjadi di antara kita tadi membuatku bahagia
Tapi mengapa saat kau pulang dan kita berlawanan arah pulang kau tak menengok ke belakang ?
Pertanda darimu sangat kudambakan
Berikan saja aku pertandamu
Pertandamu mungkin menguatkan untuk berkata padamu
Pertandamu maka hangatlah malam di saat udara dingin karena hujan ini
Simalakama cerita duniaku
Sebelah hati menyuka tapi sebelah hati membencinya
Karena sejatinya hanya kepada Tuhan saja mencinta dan memasrah
Selasa, 27 Januari 2015
Nafsu Sesat Yang Berkuasa
Saat nafsu kebendaan berada pada ubun-ubun kepala
Saat nafsu konsumtif memiliki segalanya menjadi mahkota
Saat segala kenikmatan dunia mengalahkan taqwa yang nyata
Saat omongan pembenaran atas langkah dunia di tinggikan lebihi nilai taqwa
Saat selalu berdebat bahwa paling benar dan kesalahan milik mereka
Nafsu setan yang berbicara
Baru bisa memandang lewat saling tatapan mata
Adakah kesempatan untuk katakan sayang dan cinta padanya ?
Lalu andai diapun cintaiku lantas apa yang harus kulakukan atas rasa
Karena mungkin ini sekedar nafsu belaka
Ah, sudahilah
Nafsu jahat di dada haruskah ?
Pelukilah
Genggam erat tanganku lalu sentuhilah
Dalam dingin malam menjadi budak setan dan biarkanlah
Saat nafsu konsumtif memiliki segalanya menjadi mahkota
Saat segala kenikmatan dunia mengalahkan taqwa yang nyata
Saat omongan pembenaran atas langkah dunia di tinggikan lebihi nilai taqwa
Saat selalu berdebat bahwa paling benar dan kesalahan milik mereka
Nafsu setan yang berbicara
Baru bisa memandang lewat saling tatapan mata
Adakah kesempatan untuk katakan sayang dan cinta padanya ?
Lalu andai diapun cintaiku lantas apa yang harus kulakukan atas rasa
Karena mungkin ini sekedar nafsu belaka
Ah, sudahilah
Nafsu jahat di dada haruskah ?
Pelukilah
Genggam erat tanganku lalu sentuhilah
Dalam dingin malam menjadi budak setan dan biarkanlah
Minggu, 25 Januari 2015
Mata Sang Pendosa
Dunia yang tampak sama di mata
Mata sang pendosa
Kemanapun mata memandang tak ada yang beda
Penuh kenikmatan semu juga segala tipu daya
Mungkin jiwa ini terlalu kotor hingga panggilan Tuhan di anggap sandiwara
Segala yang tampak selalu membuat bergemuruh sahwat
Mata sang pendosa penuh pekat
Laku yang dijalani selalu mengarah sesat
Sungguh ini laknat
Dunia semuanya hanya kebahagiaan sesaat
Bicara sendiri
Mata sang pendosa tertunduk malu hati
Ada keinginan lurus berilahi
Jalan terjal seakan terus menghalangi
Taqwa ini
Alam raya mendung menggelayut di angkasa
Mata sang pendosa
Begitu ketakutan melihat dunia
Angkuh juga segala macam penyakit hati ada di jiwa
Merasa diri yang paling berTuhan dan ini terlalu riya
Perjalanan taqwa ini memang tak akan mudah
Mata sang pendosa terlalu lelah
Sorotan ke seluruh penjuru bumi yang terlihat hanya tanpa berkah
Dedosa yang baru dan terkadang berulang membuat jengah
Jiwa yang haus akan Tuhan yang Maha Pemurah
Mata sang pendosa
Kemanapun mata memandang tak ada yang beda
Penuh kenikmatan semu juga segala tipu daya
Mungkin jiwa ini terlalu kotor hingga panggilan Tuhan di anggap sandiwara
Segala yang tampak selalu membuat bergemuruh sahwat
Mata sang pendosa penuh pekat
Laku yang dijalani selalu mengarah sesat
Sungguh ini laknat
Dunia semuanya hanya kebahagiaan sesaat
Bicara sendiri
Mata sang pendosa tertunduk malu hati
Ada keinginan lurus berilahi
Jalan terjal seakan terus menghalangi
Taqwa ini
Alam raya mendung menggelayut di angkasa
Mata sang pendosa
Begitu ketakutan melihat dunia
Angkuh juga segala macam penyakit hati ada di jiwa
Merasa diri yang paling berTuhan dan ini terlalu riya
Perjalanan taqwa ini memang tak akan mudah
Mata sang pendosa terlalu lelah
Sorotan ke seluruh penjuru bumi yang terlihat hanya tanpa berkah
Dedosa yang baru dan terkadang berulang membuat jengah
Jiwa yang haus akan Tuhan yang Maha Pemurah
Aku Bukan Mereka
Saat mereka bilang "anjing"
Maka aku berubah menjadi babi
Saat mereka bilang "monyet"
Maka aku berubah menjadi "keledai"
Saat mereka bilang "pergilah ke neraka"
Maka aku pergi ke dalam surga
Aku beda dengan mereka
Ada jelas pertanda batas keimanan
Aku bukan mereka
Aku yang berusaha menguatkan taqwa
Maka aku berubah menjadi babi
Saat mereka bilang "monyet"
Maka aku berubah menjadi "keledai"
Saat mereka bilang "pergilah ke neraka"
Maka aku pergi ke dalam surga
Aku beda dengan mereka
Ada jelas pertanda batas keimanan
Aku bukan mereka
Aku yang berusaha menguatkan taqwa
Terus Meyakini Dunia Sementara
Berulang kali nafsu salah menjadi primadona hidup
Seperti subuh tadi yang berharap bisa memeluknya
Tapi subuh tadi bersentuhanpun dengannya terasa susah bukan kepayang
Aku yang selalu melihat gerak-gerik kehidupanmu
Aku yang selalu menanti setiap kabar baik maupun buruk darimu
Aku yang terbelit dengan nafsu dunia padamu
Parasmu yang menawan
Sikap juga badanmu yang menggoda
Membuat rasa hatiku seolah terkunci
Namun untuk kesekian kalinya aku menguatkan diri
Bahwa segala indahnya dunia tak selamanya
Semua yang indah namun tak berTuhan adalah salah
Badan yang sempurna kala muda
Bila tua melanda tak ada lagi paras yang menarik juga tenaga yang kuat
Bila mati telah tiba siapapun tak bisa menolaknya
Terus meyakini bahwa sesungguhnya dunia ini sementara
Seperti subuh tadi yang berharap bisa memeluknya
Tapi subuh tadi bersentuhanpun dengannya terasa susah bukan kepayang
Aku yang selalu melihat gerak-gerik kehidupanmu
Aku yang selalu menanti setiap kabar baik maupun buruk darimu
Aku yang terbelit dengan nafsu dunia padamu
Parasmu yang menawan
Sikap juga badanmu yang menggoda
Membuat rasa hatiku seolah terkunci
Namun untuk kesekian kalinya aku menguatkan diri
Bahwa segala indahnya dunia tak selamanya
Semua yang indah namun tak berTuhan adalah salah
Badan yang sempurna kala muda
Bila tua melanda tak ada lagi paras yang menarik juga tenaga yang kuat
Bila mati telah tiba siapapun tak bisa menolaknya
Terus meyakini bahwa sesungguhnya dunia ini sementara
Sabtu, 24 Januari 2015
Tak Bisa Bergerak
Saat melangkah ke depan ayunan kaki terhenti
Ada banyak ranjau yang bertebaran
Langkahpun terhenti
Saat hendak memutar balik ke belakang badan tak dapat lagi kembali
Jalan pulang tertutupi lumpur hisap
Akhirnya hanya bisa berdiri mematung menanti keajaiban Tuhan
Kiri juga kanan terhampar jurang menganga
Diri berdiri bila lelah berjongkok dan hanya itu yang dapat dilakukan
Aku ingin pulang
Tolong, hentikan
Jangan terus menebar duri
Wahai nurani, bicaralah pada jiwa-jiwa yang menghitam
Ada banyak ranjau yang bertebaran
Langkahpun terhenti
Saat hendak memutar balik ke belakang badan tak dapat lagi kembali
Jalan pulang tertutupi lumpur hisap
Akhirnya hanya bisa berdiri mematung menanti keajaiban Tuhan
Kiri juga kanan terhampar jurang menganga
Diri berdiri bila lelah berjongkok dan hanya itu yang dapat dilakukan
Aku ingin pulang
Tolong, hentikan
Jangan terus menebar duri
Wahai nurani, bicaralah pada jiwa-jiwa yang menghitam
Semoga BerTuhan Teguh
Tuhanku, hampir menangis tersedu saat berurai nestapa
Langkah yang tersusun walau gontai menuju pusara
Pusara itu hati berTuhan
Karena sungguh sangat merindu berTuhan
Telah lama berlanglang buana dalam dunia salah
Dan kini lelah
Tersadarkan bahwa ada hidup abadi setelah mati
Semua tindakan akan berbalas nanti
Maka tangisan ini tertahan di dada
Penyesalan pada dedosa
Tuhanku, aku ketakutan
Apabila langkahku di dunia hanya ikuti nafsu setan
Jangan biarkan aku menangis di hari pembalasan kelak
Berikanlah kekuatan dalam tapaki dunia dengan baiknya akhlak
Langkah yang tersusun walau gontai menuju pusara
Pusara itu hati berTuhan
Karena sungguh sangat merindu berTuhan
Telah lama berlanglang buana dalam dunia salah
Dan kini lelah
Tersadarkan bahwa ada hidup abadi setelah mati
Semua tindakan akan berbalas nanti
Maka tangisan ini tertahan di dada
Penyesalan pada dedosa
Tuhanku, aku ketakutan
Apabila langkahku di dunia hanya ikuti nafsu setan
Jangan biarkan aku menangis di hari pembalasan kelak
Berikanlah kekuatan dalam tapaki dunia dengan baiknya akhlak
Penguasa Lalim Tak BerTuhan
Dalam rasa takut berserah pada Tuhan
Saat melihat pereguk dan pencari kuasa berebut dengan cara paling culas
Membenarkan yang salah lalu menyalahkan yang benar
Keadilan seolah di biarkan menjadi menerawang
Kebenaran sengaja di sulap menjadi barang permainan
Penguasa lalu berenang dalam salahnya langkah
Tuhan, dalam lemah diri ini lindungi dari para penyesat langkah
Berkata atas nama Tuhan tapi tak pernah berjalan di atas jalan Tuhan
Demi kekuasaan sementara di dunia lalu berbuat tak berTuhan
Bila kami tak percaya pada penguasa yang lalim
Bila kami muak pada tingkahnya yang memeluki kesesatan
Bicarapun seolah aroma setan yang bicara
Kami tak pernah takut pada penguasa tak berTuhan
Kalah atau menang perjuangan ini kami serahkan pada Sang Esa
Kebenaran nurani berTuhan menjadi dasar perjuangan ini
Dan kami benci para penguasa yang lemah lagi lalim
Saat melihat pereguk dan pencari kuasa berebut dengan cara paling culas
Membenarkan yang salah lalu menyalahkan yang benar
Keadilan seolah di biarkan menjadi menerawang
Kebenaran sengaja di sulap menjadi barang permainan
Penguasa lalu berenang dalam salahnya langkah
Tuhan, dalam lemah diri ini lindungi dari para penyesat langkah
Berkata atas nama Tuhan tapi tak pernah berjalan di atas jalan Tuhan
Demi kekuasaan sementara di dunia lalu berbuat tak berTuhan
Bila kami tak percaya pada penguasa yang lalim
Bila kami muak pada tingkahnya yang memeluki kesesatan
Bicarapun seolah aroma setan yang bicara
Kami tak pernah takut pada penguasa tak berTuhan
Kalah atau menang perjuangan ini kami serahkan pada Sang Esa
Kebenaran nurani berTuhan menjadi dasar perjuangan ini
Dan kami benci para penguasa yang lemah lagi lalim
Mimpi Sang Penjaga Kesesatanku
Semalam bermimpi tentang kembalinya sang penjaga kesesatan ke rumah
Sang penjaga kesesatan yang menjagaku dari laku-laku sesat
Sang penjaga kesesatan yang hanya menjagaku tapi tidak dengan dirinya sendiri
Sang penjaga kesesatan yang tak bisa menjaga dirinya sendiri
Sang penjaga kesesatan yang bermain dengan sesatnya laku sesat
Penghuni rumah seluruhnya seolah membuta mata hati juga nurani
Semua serempak bagai paduan suara mengharapkan kembalinya
Dan aku yang akan terbelenggu dalam ruang ini
Padahal telah lama tak bermain aku dalam hitamnya langkah
Lalu mengapa sang penjaga kesesatan hadir di mimpiku dan kembali ?
Aku hanya ingin menuntaskan satu hasrat ini saja
Atau haruskah aku bermain hasrat ini dengan membunuh sang penjaga kesesatan dulu ?
Hasrat-hasrat yang telah lama tak kunjung datang
Lalu mengapa sang penjaga harus datang ?
Apakah suatu tanda bahwa hasrat itu akan mengunjungiku kembali ?
Mimpi semalam yang membuat tanya
Sang penjaga kesesatan yang menjagaku dari laku-laku sesat
Sang penjaga kesesatan yang hanya menjagaku tapi tidak dengan dirinya sendiri
Sang penjaga kesesatan yang tak bisa menjaga dirinya sendiri
Sang penjaga kesesatan yang bermain dengan sesatnya laku sesat
Penghuni rumah seluruhnya seolah membuta mata hati juga nurani
Semua serempak bagai paduan suara mengharapkan kembalinya
Dan aku yang akan terbelenggu dalam ruang ini
Padahal telah lama tak bermain aku dalam hitamnya langkah
Lalu mengapa sang penjaga kesesatan hadir di mimpiku dan kembali ?
Aku hanya ingin menuntaskan satu hasrat ini saja
Atau haruskah aku bermain hasrat ini dengan membunuh sang penjaga kesesatan dulu ?
Hasrat-hasrat yang telah lama tak kunjung datang
Lalu mengapa sang penjaga harus datang ?
Apakah suatu tanda bahwa hasrat itu akan mengunjungiku kembali ?
Mimpi semalam yang membuat tanya
Jumat, 23 Januari 2015
Jum'at Pagi
Jum'at pagi kubuka jendela
Selimut udara dingin menyergap jiwa yang sendiri dan sepi
Mencoba perlahan tak memikirkanmu
Perlahan menepikanmu dari hati
Rasa sayang yang seakan tak mau padam
Tapi rasaku yang terabaikan olehmu
Bahagialah hatiku walau tanpa cintamu
Jum'at pagi sisakan perih dan semoga lekas pergi tentangmu
Selimut udara dingin menyergap jiwa yang sendiri dan sepi
Mencoba perlahan tak memikirkanmu
Perlahan menepikanmu dari hati
Rasa sayang yang seakan tak mau padam
Tapi rasaku yang terabaikan olehmu
Bahagialah hatiku walau tanpa cintamu
Jum'at pagi sisakan perih dan semoga lekas pergi tentangmu
Kamis, 22 Januari 2015
Aku Harus Bagaimana Tanpamu ?
Acuhmu padaku
Sikapmu padaku
Aku sungguh tak mau kehilanganmu
Namun aku tak mau juga di diamkan kamu
Ada sedih di dada melihat potretmu
Aku harus bagaimana padamu ?
Sikapmu bak sembilu
Mengiris hati dan rasaku
Aku harus bagaimana tanpamu ?
Tak Semua Di Miliki
Senang dan sedih cerita kehidupan
Bersama kawan ataupun tanpa kawan hidup terus berjalan
Rendah hatilah dalam berlaku
Terkadang hidupmu tak sesuai dengan harapanmu
Bersabarlah
Berdoalah
Hidup di bumi tak mungkin berdiri sendiri
Coba belajar pahami
Kini belajar mengerti
Bila dirimu memang bukan untuk di miliki
Bersama kawan ataupun tanpa kawan hidup terus berjalan
Rendah hatilah dalam berlaku
Terkadang hidupmu tak sesuai dengan harapanmu
Bersabarlah
Berdoalah
Hidup di bumi tak mungkin berdiri sendiri
Coba belajar pahami
Kini belajar mengerti
Bila dirimu memang bukan untuk di miliki
Dari Jauh Menyayangimu
Kagumimu dari kejauhan
Menyayangimu dari atas langit
Melihatmu tertawa membuatku penuh bahagia
Ada doa sayang untukmu
Memandang seluruh ragamu tanpa bisa memelukmu
Telah pasrah bila cintaku bertepuk sebelah tangan darimu
Mematung berdiri kusenang saat melihatmu
Saat matamu mencari maka aku secepatnya mengalihkan pandangan
Cintaku hanya sebatas ini
Hanya mampu menyayangimu dari jauh
Semoga kau merasakannya
Semua bentuk cinta dariku di kejauhan
Menyayangimu dari atas langit
Melihatmu tertawa membuatku penuh bahagia
Ada doa sayang untukmu
Memandang seluruh ragamu tanpa bisa memelukmu
Telah pasrah bila cintaku bertepuk sebelah tangan darimu
Mematung berdiri kusenang saat melihatmu
Saat matamu mencari maka aku secepatnya mengalihkan pandangan
Cintaku hanya sebatas ini
Hanya mampu menyayangimu dari jauh
Semoga kau merasakannya
Semua bentuk cinta dariku di kejauhan
Cinta Rahasia
Bila meragu maka enyahkan kecemasan dari dada
Bila khawatir maka bulatkan tekad di jiwa
Cintai saja dalam ruang tertutup
Sembunyikan dari dunia tentang kasih sayang ini
Merindu dalam dunia semu dan hanya kita berdua saja yang tahu juga mengerti
Tak perlu orang lain tahu tentang rasa ini
Karena ini cinta rahasia
Karena ini rindu hanya milik kita berdua saja
Tak berpeluk dan tak berpegang raga
Hanya kata juga hati yang bicara tentang cinta rahasia
Bila khawatir maka bulatkan tekad di jiwa
Cintai saja dalam ruang tertutup
Sembunyikan dari dunia tentang kasih sayang ini
Merindu dalam dunia semu dan hanya kita berdua saja yang tahu juga mengerti
Tak perlu orang lain tahu tentang rasa ini
Karena ini cinta rahasia
Karena ini rindu hanya milik kita berdua saja
Tak berpeluk dan tak berpegang raga
Hanya kata juga hati yang bicara tentang cinta rahasia
Rabu, 21 Januari 2015
Terima Kasih Cinta
Terima kasih atas kedermawananmu
Terima kasih atas kepengasihanmu
Terima kasih untuk tak membenciku
Terima kasih telah izinkan untuk menyayangimu
Aku bebaskan jawabanmu atas rasa cintaku
Bila kau tak mau mungkin aku akan pergi
Semoga kau temukan sejatinya cintamu
Aku pergi namun kasihku padamu selalu di hati
Terima kasih atas kepengasihanmu
Terima kasih untuk tak membenciku
Terima kasih telah izinkan untuk menyayangimu
Aku bebaskan jawabanmu atas rasa cintaku
Bila kau tak mau mungkin aku akan pergi
Semoga kau temukan sejatinya cintamu
Aku pergi namun kasihku padamu selalu di hati
Datanglah Cinta
Jangan kau datang saat aku tak mau kamu
Karena mungkin telah lelah menantimu
Maka datanglah saat ini juga
Saat ini aku sangat mendamba
Bila rasamu tak untukku maka jangan buai aku
Bila sayangmu tiada padaku jangan beri harapan palsu itu
Katakan saja utuh dan jujur dari lubuk hati
Dan aku berharap dirimu mau mencintai
Atau haruskah aku pergi ?
Walau segala mau padamu berkecamuk di sanubari
Telah bersujud pada Tuhan
Telah mendekat pada Tuhan
Datanglah segera
Sebelum rasaku padamu punah begitu saja
Jangan biarkan aku bosan
Aku terlalu lelah menunggumu, tuan
Karena mungkin telah lelah menantimu
Maka datanglah saat ini juga
Saat ini aku sangat mendamba
Bila rasamu tak untukku maka jangan buai aku
Bila sayangmu tiada padaku jangan beri harapan palsu itu
Katakan saja utuh dan jujur dari lubuk hati
Dan aku berharap dirimu mau mencintai
Atau haruskah aku pergi ?
Walau segala mau padamu berkecamuk di sanubari
Telah bersujud pada Tuhan
Telah mendekat pada Tuhan
Datanglah segera
Sebelum rasaku padamu punah begitu saja
Jangan biarkan aku bosan
Aku terlalu lelah menunggumu, tuan
Renungan Dalam Kesepian
Dalam perasaan sepi juga sendiri terbersit asma Tuhan
Dalam perenungan diri tentang semua nikmat Tuhan
Langkah kaki, kedipan mata, gerakan tangan, ocehan mulut
Hirupan udara, otak yang tertutupi batok kepala
Degupan jantung yang memberi kehidupan
Aliran darah yang membawa sari-sari makanan ke berbagai inci tubuh
Semua makanan yang terlahap
Segala minuman yang terhisap
Segala pakaian yang menyelimuti badan
Malukah nurani saat lekuk tubuh terpampang untuk dunia ?
Atas nama moderenisasi balutan tubuh mengetat dan mengencang bahkan menerawang tembus pandang
Mengapa kebanggaan yang ada saat tersorot seluruh mata manusiawi ?
Logika yang telah mati akan suatu yang hakiki
Nurani yang kebenarannya telah tertutupi oleh hitamnya duniawi
Begitu gembira saat dunia sedang tergenggam tangan
Lupa bahwa sejatinya materi juga seluruh harta benda hanya berupa kefanaan
Saat nyawa terputus dari badan tak ada yang mampu menahan
Bila kematian saja tak bisa dihindari lalu untuk apa sombong masih bersemayam ?
Dalam perenungan diri tentang semua nikmat Tuhan
Langkah kaki, kedipan mata, gerakan tangan, ocehan mulut
Hirupan udara, otak yang tertutupi batok kepala
Degupan jantung yang memberi kehidupan
Aliran darah yang membawa sari-sari makanan ke berbagai inci tubuh
Semua makanan yang terlahap
Segala minuman yang terhisap
Segala pakaian yang menyelimuti badan
Malukah nurani saat lekuk tubuh terpampang untuk dunia ?
Atas nama moderenisasi balutan tubuh mengetat dan mengencang bahkan menerawang tembus pandang
Mengapa kebanggaan yang ada saat tersorot seluruh mata manusiawi ?
Logika yang telah mati akan suatu yang hakiki
Nurani yang kebenarannya telah tertutupi oleh hitamnya duniawi
Begitu gembira saat dunia sedang tergenggam tangan
Lupa bahwa sejatinya materi juga seluruh harta benda hanya berupa kefanaan
Saat nyawa terputus dari badan tak ada yang mampu menahan
Bila kematian saja tak bisa dihindari lalu untuk apa sombong masih bersemayam ?
Cuaca Tuhan Ibadahku
Cuaca yang terkadang membuat badan tak menentu
Panas terik lalu tiba-tiba dingin menyergap sekujur tubuh
Segalanya milik Tuhan
Tiada kekuatan untuk menahan yang sesungguhnya semua milik Tuhan
Jiwa-jiwa yang sombong segeralah basuh muka dengan air ibadah
Reguklah perjumpaan dengan Tuhan di dunia
Manusia tak berkuasa atas dunia
Dunia beserta alam raya dalam genggaman Tuhan
Atas dasar apa manusia membusungkan dada dengan perasaan angkuh
Hasutan penghuni neraka nan kekal telah merusak panca indera
Nurani yang terkoyak oleh tipu daya setan
Bersujudlah dalam segala cuaca
Panas terik lalu tiba-tiba dingin menyergap sekujur tubuh
Segalanya milik Tuhan
Tiada kekuatan untuk menahan yang sesungguhnya semua milik Tuhan
Jiwa-jiwa yang sombong segeralah basuh muka dengan air ibadah
Reguklah perjumpaan dengan Tuhan di dunia
Manusia tak berkuasa atas dunia
Dunia beserta alam raya dalam genggaman Tuhan
Atas dasar apa manusia membusungkan dada dengan perasaan angkuh
Hasutan penghuni neraka nan kekal telah merusak panca indera
Nurani yang terkoyak oleh tipu daya setan
Bersujudlah dalam segala cuaca
Pesan Cintamu Selalu Kunanti
Maafku telah membuat hati seperti gadis remaja di usia yang telah senja
Begitu lama menunggu sebentuk pesan darinya yang seolah memberi harapan
Harapan dalam pesannya telah membuat hati ini melayang ke negeri kahyangan
Pesannya terasa begitu lama sampai ke hati
Menunggu kisah percintaan kita berdua
Ataukah ini sekedar kisah yang fiksi belaka ?
Katakanlah bahwa dirimu sayangiku
Agar aku tak selalu menerka bagaimana hasratmu padaku
Atau haruskah aku acuhkan segala pesanmu ?
Karena kata cinta darimu tak pernah jelas terucap untukku
Begitu lama menunggu sebentuk pesan darinya yang seolah memberi harapan
Harapan dalam pesannya telah membuat hati ini melayang ke negeri kahyangan
Pesannya terasa begitu lama sampai ke hati
Menunggu kisah percintaan kita berdua
Ataukah ini sekedar kisah yang fiksi belaka ?
Katakanlah bahwa dirimu sayangiku
Agar aku tak selalu menerka bagaimana hasratmu padaku
Atau haruskah aku acuhkan segala pesanmu ?
Karena kata cinta darimu tak pernah jelas terucap untukku
Selasa, 20 Januari 2015
Iblis, Jauhi Aku !
Jangan pernah lagi tawarkan cinta yang beraroma neraka
Aku salah
Dalam tangis di malam ini ada sujud yang lama
Iblis yang selalu membenarkan pada otak langkah-langkah salah
Bahkan langkah yang ragu ada bisik iblis menari
Masihkah iblis menggodaiku ?
Pantaskah aku disesatkan iblis ?
Sungguh aku tak layak dirayu iblis
Karena aku bukan sufi atau ulama
Aku hanya manusia biasa
Mengapa iblis tak godai saja para pemuka agama ?
Mengapa iblis tak sasarkan saja para pemilik harta ?
Mengapa iblis tak buaikan saja para pemilik jabatan ?
Bila hati mereka iblis maka dunia hancur
Dan iblispun berkawan kelak di neraka
Takutkah iblis pada kiamat ?
Takutkah iblis pada neraka ?
Takutkah iblis pada siksa abadi Tuhan ?
Lalu para pendosa takutkah kalian bersahabat dengan iblis ?
Aku bukan kawan iblis
Aku salah
Dalam tangis di malam ini ada sujud yang lama
Iblis yang selalu membenarkan pada otak langkah-langkah salah
Bahkan langkah yang ragu ada bisik iblis menari
Masihkah iblis menggodaiku ?
Pantaskah aku disesatkan iblis ?
Sungguh aku tak layak dirayu iblis
Karena aku bukan sufi atau ulama
Aku hanya manusia biasa
Mengapa iblis tak godai saja para pemuka agama ?
Mengapa iblis tak sasarkan saja para pemilik harta ?
Mengapa iblis tak buaikan saja para pemilik jabatan ?
Bila hati mereka iblis maka dunia hancur
Dan iblispun berkawan kelak di neraka
Takutkah iblis pada kiamat ?
Takutkah iblis pada neraka ?
Takutkah iblis pada siksa abadi Tuhan ?
Lalu para pendosa takutkah kalian bersahabat dengan iblis ?
Aku bukan kawan iblis
Kehilanganmu Maka Menuhan Saja
Kehilanganmu
Haruskah mencarimu lalu mencumbu seperti dulu ?
Perjalanan panjang akan dedosa membuat lelah
Kehidupan duniaku telah mencapai satu titik
Titik kesadaran akan keTuhanan
Walau masih belum sempurna
Aku mencoba teguh menuhani Tuhan
Betapa sakit kala bersujud meneguh
Sekitar seolah terus mencemooh juga mencaci
Ada cibiran juga pandangan menghinakan
Ada setan yang terus menghasut jiwa juga manusia sedarah
Dan aku hanya manusia biasa
Tuhanku, dalam kelemahan dan kehinaan diriku ini
Aku serahkan segala yang ada dalam jiwa juga ragaku
Tak pantas kecintaan dunia mengalahkan kecintaan pada Tuhan
Ampuni dedosaku
Bimbinglah senantiasa badanku lurus berTuhan
Haruskah mencarimu lalu mencumbu seperti dulu ?
Perjalanan panjang akan dedosa membuat lelah
Kehidupan duniaku telah mencapai satu titik
Titik kesadaran akan keTuhanan
Walau masih belum sempurna
Aku mencoba teguh menuhani Tuhan
Betapa sakit kala bersujud meneguh
Sekitar seolah terus mencemooh juga mencaci
Ada cibiran juga pandangan menghinakan
Ada setan yang terus menghasut jiwa juga manusia sedarah
Dan aku hanya manusia biasa
Tuhanku, dalam kelemahan dan kehinaan diriku ini
Aku serahkan segala yang ada dalam jiwa juga ragaku
Tak pantas kecintaan dunia mengalahkan kecintaan pada Tuhan
Ampuni dedosaku
Bimbinglah senantiasa badanku lurus berTuhan
Tak Berbalas
Dia tak merasa sedih setelah sekian lama tak berjumpa
Tiada kerinduan yang terpancar dari raut muka
Selama ini aku yang selalu berharap padanya
Tapi dia tak merasa
Dirinya tak merasa kehilangan saat aku tak bersamanya
Datarnya rasa
Berkirim pesan tak pernah
Menuliskan rasanya sebagai tanda rindupun tak pernah
Saat aku datangpun tak ada tolehan apalagi sapaan
Aku yang terlalu berharap padanya agar mencintai
Tuhan,
Dari menyayanginya aku tak mau pergi
Rasa rindu yang tak berbalas
Sungguh seakan menampar hati dengan keras
Sedih
Menunggu dengan letih
Tiada kerinduan yang terpancar dari raut muka
Selama ini aku yang selalu berharap padanya
Tapi dia tak merasa
Dirinya tak merasa kehilangan saat aku tak bersamanya
Datarnya rasa
Berkirim pesan tak pernah
Menuliskan rasanya sebagai tanda rindupun tak pernah
Saat aku datangpun tak ada tolehan apalagi sapaan
Aku yang terlalu berharap padanya agar mencintai
Tuhan,
Dari menyayanginya aku tak mau pergi
Rasa rindu yang tak berbalas
Sungguh seakan menampar hati dengan keras
Sedih
Menunggu dengan letih
Kerelaan Tanpa Syarat
Bila dalam dunia mencintaimu diriku tak termasuk daftar, tak mengapa
Bila dalam dunia menyayangmu diriku tak juga kau sayangi, tak mengapa
Selalu ada doa terucap untukmu
Dalam gelisahku lirih menyebut namamu
Tak mengapa dirimu mencinta selain diriku
Tiada kecemburuan terhadap percintaan yang kau rajut
Aku yang mungkin tak terlihat olehmu
Tapi kehidupanku tanpamu harus tetap berlanjut
Telah kukatakan sayang ini
Telah kuuraikan cinta ini
Telah kuutarakan rindu ini
Kau tetap diam dan tak mengapa karena aku mengerti
Bahagialah dirimu walau sulit untuk melepaskan rasa
Tertawalah bersama seluruh temanmu tanpa aku
Dari jauh tetap selalu aku memandang ragamu dengan jiwa
Tak mengapa walau menganggap aku tiada arti bagimu
Andai kau datang mungkin diriku akan berpura-pura tak mengenalmu
Aku tak mau menjadi duri dalam kehidupanmu
Sungguh walau perih di jiwa tak mengapa kau tak pedulikanku
Aku mencoba berdiri tegak tanpa pelukmu
Kerelaanku tak bersyarat demi kebahagiaanmu
Bila dalam dunia menyayangmu diriku tak juga kau sayangi, tak mengapa
Selalu ada doa terucap untukmu
Dalam gelisahku lirih menyebut namamu
Tak mengapa dirimu mencinta selain diriku
Tiada kecemburuan terhadap percintaan yang kau rajut
Aku yang mungkin tak terlihat olehmu
Tapi kehidupanku tanpamu harus tetap berlanjut
Telah kukatakan sayang ini
Telah kuuraikan cinta ini
Telah kuutarakan rindu ini
Kau tetap diam dan tak mengapa karena aku mengerti
Bahagialah dirimu walau sulit untuk melepaskan rasa
Tertawalah bersama seluruh temanmu tanpa aku
Dari jauh tetap selalu aku memandang ragamu dengan jiwa
Tak mengapa walau menganggap aku tiada arti bagimu
Andai kau datang mungkin diriku akan berpura-pura tak mengenalmu
Aku tak mau menjadi duri dalam kehidupanmu
Sungguh walau perih di jiwa tak mengapa kau tak pedulikanku
Aku mencoba berdiri tegak tanpa pelukmu
Kerelaanku tak bersyarat demi kebahagiaanmu
Sabtu, 17 Januari 2015
Cinta Itu tidak Angkuh
Cinta memang pantas diperjuangkan
Tapi tidak dengan cara-cara setan
Cinta memang patut dibela
Tapi tidak lantas membelot dari agama
Cinta tidak menyakiti sesama
Cinta sejati tidak lantas mengalahkan cinta pada Pemilik Semesta
Tapi tidak dengan cara-cara setan
Cinta memang patut dibela
Tapi tidak lantas membelot dari agama
Cinta tidak menyakiti sesama
Cinta sejati tidak lantas mengalahkan cinta pada Pemilik Semesta
Kau Terlambat Datang
Setelah menanti dalam terik panas dan dingin hujan akhirnya kumenyerah
Tanpa angin juga tanpa hujan tiba-tiba kau datang
Hatiku yang telah hampa padamu
Aku yang telah membunuh rasaku padamu
Kau datang sajalah padaku tiada yang akan melarang
Namun bila kau datang maka aku akan pergi
Bila tak sempat bergegas kupergi maka aku sembunyi di balik pintu
Kedatanganmu hendak katakan rindumu padaku
Ketahuilah, karena sesungguhnya aku telah mati
Dan kau tak akan menemukanku walau kau jelajahi seisi dunia
Kau yang datang terlambat
Hatiku telah lama mati untuk dapat memelukmu kembali
Tanpa angin juga tanpa hujan tiba-tiba kau datang
Hatiku yang telah hampa padamu
Aku yang telah membunuh rasaku padamu
Kau datang sajalah padaku tiada yang akan melarang
Namun bila kau datang maka aku akan pergi
Bila tak sempat bergegas kupergi maka aku sembunyi di balik pintu
Kedatanganmu hendak katakan rindumu padaku
Ketahuilah, karena sesungguhnya aku telah mati
Dan kau tak akan menemukanku walau kau jelajahi seisi dunia
Kau yang datang terlambat
Hatiku telah lama mati untuk dapat memelukmu kembali
Jumat, 16 Januari 2015
Tahukah kamu ?
Tahukah kamu, aku terluka hanya melihat potretmu di sini
Tahukah kamu, aku tak bisa berbuat apa-apa untuk memelukmu seperti dulu
Ada batas yang jelas tentang keTuhanan
Andai didobrak dan dipaksa maka akan terlihat lucu
Tak layak hukum Tuhan ditentang
Tahukah kamu, memandangmu dari kejauhan membuatku tersiksa
Tahukah kamu, selalu ada getaran rasa saat berbincang denganmu
Rasa yang kupendam mungkin kecintaan dunia semata
Rasa yang tak layak mengalahkan rasa keTuhanan
Tak semestinya terus mengikuti segala langkahmu
Tahukah kamu, masih sulit diriku menghapus hasrat ini padamu
Tahukah kamu, ingin rasanya mendengar kata rindu dari bibirmu
Impian yang semu dan tak mungkin memilikimu
Perasaan ini padamu sulit untuk dilenyapkan
Dan aku yang masih bila akan tertidur sketsa parasmu menjadi obat tidurku
Pahlawan Di Jiwa
Saat kejahatan juga malapetaka keiblisan menjadi raja di bumi
Kepercayaan yang telah hilang pada manusia yang teracuni sesatnya iblis
Menunggu dan menanti pahlawan sesungguhnya yang bernurani tinggi
Pahlawan yang tetap teguh berTuhan dan silau pada terangnya dunia
Lawanlah pahlawan yang bernurani ini
Pahlawan yang selalu mendekatkan pada Tuhan
Semua bisikan juga semua laku setan tak akan mampu terobos
Ini hati yang telah terkunci dengan semangat keTuhanan
Jangan mencari keberadaan pahlawan
Karena jiwa pahlawan pembela yang benar ada di jiwa bersih manusia
Carilah dalam relung terdalam nurani keTuhananmu di jiwamu
Rasakanlah pahlawan sesungguhnya pembela nama Tuhan adalah dirimu
Kepercayaan yang telah hilang pada manusia yang teracuni sesatnya iblis
Menunggu dan menanti pahlawan sesungguhnya yang bernurani tinggi
Pahlawan yang tetap teguh berTuhan dan silau pada terangnya dunia
Lawanlah pahlawan yang bernurani ini
Pahlawan yang selalu mendekatkan pada Tuhan
Semua bisikan juga semua laku setan tak akan mampu terobos
Ini hati yang telah terkunci dengan semangat keTuhanan
Jangan mencari keberadaan pahlawan
Karena jiwa pahlawan pembela yang benar ada di jiwa bersih manusia
Carilah dalam relung terdalam nurani keTuhananmu di jiwamu
Rasakanlah pahlawan sesungguhnya pembela nama Tuhan adalah dirimu
Kekasih Tak Tahu Rimbanya
Iya, mencintanya
Iya, merindunya
Iya, mendambanya
Dirinya telah membuat sel-sel dalam tubuh selalu mencandunya
Dirinya hanya sebatas untuk dikagumi saja bukan untuk dimiliki
Mengagumi dari kejauhan terasa sesak di dada
Ingin memeluknya tapi dia semu
Ingin berbagi rasa juga hasrat tapi dia halusinasi
Segala kasih sayang ini seolah tak digubrisnya
Dengarkanlah
Datanglah
Walau tak tahu kecintaan berada di mana
Iya, merindunya
Iya, mendambanya
Dirinya telah membuat sel-sel dalam tubuh selalu mencandunya
Dirinya hanya sebatas untuk dikagumi saja bukan untuk dimiliki
Mengagumi dari kejauhan terasa sesak di dada
Ingin memeluknya tapi dia semu
Ingin berbagi rasa juga hasrat tapi dia halusinasi
Segala kasih sayang ini seolah tak digubrisnya
Dengarkanlah
Datanglah
Walau tak tahu kecintaan berada di mana
Minggu, 11 Januari 2015
Para Penjaga Rumah Tuhan
Surau seakan kehilangan pecandunya
Mushala yang kalah ramai dari pelataran parkir pusat perbelanjaan
Masjid yang sunyi senyap seolah tak berpenghuni
Bangunan indah nan kokoh megah namun tak bermanusia
Magrib tiba seolah kerja menjadi rutinitas alasan hingga lupa tak ke masjid
Padahal bila ada pesta atau acara jamuan dengan waktu yang sama maka kesiapan yang ada
Isya hanya satu yang pasti acara televisi juga tidur menjadi yang utama
Melangkah ke masjid hanya beberapa menit menjadi sejuta pelik
Subuhpun tiba hanya menuruti kemalasan untuk membuka mata dan tetap tergeletak tidur
Terasa ada beban di hati untuk bangun dari tidur dengan rasa dingin dan bau tak nyaman sisa tidur
Zuhur hanya sebatas menunaikan salat semata dan hanya sendiri
Masjid hanya penuh saat hari Jum'at saja
Asar saat pekerjaan serba menanggung menjelang waktu pulang
Terkadang salat menghimpit pada waktu magrib menjelang
Pernahkah terpikir para lelaki sejati hanyalah para penghuni barisan salat ?
Pernahkah terpikir hanya para wanita saja yang salat sendiri pada ruang tersembunyi ?
Di sisi belahan bumi lainnya rumah-rumah Tuhan harus diperjuangkan adanya
Langkahkan kaki lalu paksakan hati agar rumah-rumah Tuhan tetap penuh terjaga
Ada derap-derap langkah walau terpaksa memuja Tuhannya dalam saf salat
Para penjaga rumah Tuhan yang tak mengenal cuaca
Nikmati perjalanan saat menjaga rumah Tuhan dalam langkah-langkah tersusah
Hujan badai, dingin udara, panas kering, lapar dahaga tak menyurutkan para penjaga
Ada sayup azan juga iqomah terdengar walau pelan nan lirih dari lisan
Ada salat yang terwujud walau hanya hitungan sebelah jari tangan yang mengiringi
Tak akan pernah ada kata lelah juga menyerah dalam menjaga rumah Tuhan
Dalam langkah tergontaipun melangkah terhuyung tetap berjalan
Ada lelaki sejati dalam barisan salat
Ada wanita sejati dalam balutan mukena di ruangan tersembunyi
Pahala urusan Tuhan
Para penjaga rumah Tuhan mencoba memperindah rumah Tuhan
Mushala yang kalah ramai dari pelataran parkir pusat perbelanjaan
Masjid yang sunyi senyap seolah tak berpenghuni
Bangunan indah nan kokoh megah namun tak bermanusia
Magrib tiba seolah kerja menjadi rutinitas alasan hingga lupa tak ke masjid
Padahal bila ada pesta atau acara jamuan dengan waktu yang sama maka kesiapan yang ada
Isya hanya satu yang pasti acara televisi juga tidur menjadi yang utama
Melangkah ke masjid hanya beberapa menit menjadi sejuta pelik
Subuhpun tiba hanya menuruti kemalasan untuk membuka mata dan tetap tergeletak tidur
Terasa ada beban di hati untuk bangun dari tidur dengan rasa dingin dan bau tak nyaman sisa tidur
Zuhur hanya sebatas menunaikan salat semata dan hanya sendiri
Masjid hanya penuh saat hari Jum'at saja
Asar saat pekerjaan serba menanggung menjelang waktu pulang
Terkadang salat menghimpit pada waktu magrib menjelang
Pernahkah terpikir para lelaki sejati hanyalah para penghuni barisan salat ?
Pernahkah terpikir hanya para wanita saja yang salat sendiri pada ruang tersembunyi ?
Di sisi belahan bumi lainnya rumah-rumah Tuhan harus diperjuangkan adanya
Langkahkan kaki lalu paksakan hati agar rumah-rumah Tuhan tetap penuh terjaga
Ada derap-derap langkah walau terpaksa memuja Tuhannya dalam saf salat
Para penjaga rumah Tuhan yang tak mengenal cuaca
Nikmati perjalanan saat menjaga rumah Tuhan dalam langkah-langkah tersusah
Hujan badai, dingin udara, panas kering, lapar dahaga tak menyurutkan para penjaga
Ada sayup azan juga iqomah terdengar walau pelan nan lirih dari lisan
Ada salat yang terwujud walau hanya hitungan sebelah jari tangan yang mengiringi
Tak akan pernah ada kata lelah juga menyerah dalam menjaga rumah Tuhan
Dalam langkah tergontaipun melangkah terhuyung tetap berjalan
Ada lelaki sejati dalam barisan salat
Ada wanita sejati dalam balutan mukena di ruangan tersembunyi
Pahala urusan Tuhan
Para penjaga rumah Tuhan mencoba memperindah rumah Tuhan
Rindu Malam
Jejak langkah kakiku menelusuri pekat alam setelah malam
Terasa tentram saat kegelapan menyelimuti
Seolah bisa sembunyi dari semua kepura-puraan gelak tawa
Hati terasa nyaman saat berjalan menapaki jalan pulang
Tiada ketakutan pada kegelapan juga semua yang tampak
Bila matahari menyorot tajam ada diri yang merasa tersiksa
Berjalan di tengah keramaian juga hiruk-pikuk dunia membuat sakit
Kepercayaan berjalan saat malam musnah saat berjalan di pagi, siang juga petang
Melihat semua dunia saat terang penuh dusta dan kebohongan belaka
Ada senyum yang dipaksakan dan ada penghormatan yang tak tulus
Rindu malam hari
Saat gelap kurangkai banyak kata tentang peristiwa di saat terang
Malam datang tak pernah takut hadapi dunia
Bicarapun terasa lapang melangkah penuh ketenangan
Tak pernah diri ini ingin menjadi bintang terang karena cukup malam yang menutupi terang
Terasa tentram saat kegelapan menyelimuti
Seolah bisa sembunyi dari semua kepura-puraan gelak tawa
Hati terasa nyaman saat berjalan menapaki jalan pulang
Tiada ketakutan pada kegelapan juga semua yang tampak
Bila matahari menyorot tajam ada diri yang merasa tersiksa
Berjalan di tengah keramaian juga hiruk-pikuk dunia membuat sakit
Kepercayaan berjalan saat malam musnah saat berjalan di pagi, siang juga petang
Melihat semua dunia saat terang penuh dusta dan kebohongan belaka
Ada senyum yang dipaksakan dan ada penghormatan yang tak tulus
Rindu malam hari
Saat gelap kurangkai banyak kata tentang peristiwa di saat terang
Malam datang tak pernah takut hadapi dunia
Bicarapun terasa lapang melangkah penuh ketenangan
Tak pernah diri ini ingin menjadi bintang terang karena cukup malam yang menutupi terang
2 Hati Bertolak Belakang
Ah, begitu banyak memori di dalam kepala
Segala kemuakan akan perilaku di masa lalu
Segala kerinduan akan kemuakan perilaku di masa lalu
2 sisi hati yang saling bersinggungan mencoba menjadi mayoritas dalam jiwa
Saat tertawa ada sisi ruang hati yang tertunduk sedih lagi sepi
Saat menangis menyesali ada sisi ruang hati yang merindu dan tertawa
Hati yang belum seutuhnya memuja Tuhan dalam sesujud
Selalu ada percikan-percikan nakal saat tangan menggapai angkasa
Hati yang terkadang merasa bergejolak saat diri berdiri memuja Tuhan
Ibadah ini semuanya untuk Tuhan
Maka lepaskanlah semua belenggu kesesatan tentang sasarnya laku masa lalu
Rangkul jiwa ini dalam pelukan teguhnya iman
Hati yang saling berkelahi mempertahankan nafsu baik dan nafsu salah
Semoga kebaikan berTuhan yang menguasai hati
Karena ada hidup abadi setelah mati di dunia
Segala kemuakan akan perilaku di masa lalu
Segala kerinduan akan kemuakan perilaku di masa lalu
2 sisi hati yang saling bersinggungan mencoba menjadi mayoritas dalam jiwa
Saat tertawa ada sisi ruang hati yang tertunduk sedih lagi sepi
Saat menangis menyesali ada sisi ruang hati yang merindu dan tertawa
Hati yang belum seutuhnya memuja Tuhan dalam sesujud
Selalu ada percikan-percikan nakal saat tangan menggapai angkasa
Hati yang terkadang merasa bergejolak saat diri berdiri memuja Tuhan
Ibadah ini semuanya untuk Tuhan
Maka lepaskanlah semua belenggu kesesatan tentang sasarnya laku masa lalu
Rangkul jiwa ini dalam pelukan teguhnya iman
Hati yang saling berkelahi mempertahankan nafsu baik dan nafsu salah
Semoga kebaikan berTuhan yang menguasai hati
Karena ada hidup abadi setelah mati di dunia
Berhenti Dalam Berangan-Angan Kosong
Tak mau terus berlari ke arahmu
Jika menjauhkan dari Tuhan
Begitu banyak ketakutan tak berTuhan bila memelukmu
Dalam sepi kurajut sejuta damai bersama nama Tuhan
Ada hati tentangmu juga ada hati tentang Tuhan
Ingin bersamamu andai Tuhan merestui
Keinginan bersamamu selamanya hanya sebatas bualan dan angan-angan kosong
Keinginan yang tak pernah bisa terwujud sampai dunia runtuh
Keinginan dulu yang sempat kucicipi walau sekejap
Kini kuberhenti dalam pencarian tentangmu
Ada larangan Tuhan yang tak bisa kulanggar
Aku coba hidup teguh berTuhan
Jika menjauhkan dari Tuhan
Begitu banyak ketakutan tak berTuhan bila memelukmu
Dalam sepi kurajut sejuta damai bersama nama Tuhan
Ada hati tentangmu juga ada hati tentang Tuhan
Ingin bersamamu andai Tuhan merestui
Keinginan bersamamu selamanya hanya sebatas bualan dan angan-angan kosong
Keinginan yang tak pernah bisa terwujud sampai dunia runtuh
Keinginan dulu yang sempat kucicipi walau sekejap
Kini kuberhenti dalam pencarian tentangmu
Ada larangan Tuhan yang tak bisa kulanggar
Aku coba hidup teguh berTuhan
Tuhan Tak Akan Pernah Berbilang
Tunjuk tuhan mana yang bisa memberikanmu kesenangan
Bila menurutmu tuhan itu berbilang
Tak terbersitkah di benakmu bila tuhan berbilang
Maka intrik perdebatan ramai antara tuhan tentang hidupmu
Rayulah tuhanmu bila tuhanmu menitis pada manusia
Suaplah tuhanmu dengan kebendaan seperti manusia agar berkah kau dapat
Bila tuhan memiliki sifat seperti manusia maka betapa lemahnya tuhanmu
Seharusnya sifat Tuhan hanya sifat Tuhan bukanlah menyerupai sifat manusia
Lihatlah petir yang akan menyambar
Menyambar apa yang dimauiNya sesuai kehendak Tuhan yang satu
Rasakanlah air hujan yang tertumpah dari atas langit
Manfaat hujan menempel di bumi dan busuknya hujan membuih lenyap
Tidaklah sama antara yang salah dan yang benar
Tidaklah sama antara yang terang-benderang dan yang gelap-gulita
Tidaklah sama antara tuhanmu dan Tuhanku
Karena tersirat di bumi keterangan bagi yang berpikir penuh kerendah hatian
Bila menurutmu tuhan itu berbilang
Tak terbersitkah di benakmu bila tuhan berbilang
Maka intrik perdebatan ramai antara tuhan tentang hidupmu
Rayulah tuhanmu bila tuhanmu menitis pada manusia
Suaplah tuhanmu dengan kebendaan seperti manusia agar berkah kau dapat
Bila tuhan memiliki sifat seperti manusia maka betapa lemahnya tuhanmu
Seharusnya sifat Tuhan hanya sifat Tuhan bukanlah menyerupai sifat manusia
Lihatlah petir yang akan menyambar
Menyambar apa yang dimauiNya sesuai kehendak Tuhan yang satu
Rasakanlah air hujan yang tertumpah dari atas langit
Manfaat hujan menempel di bumi dan busuknya hujan membuih lenyap
Tidaklah sama antara yang salah dan yang benar
Tidaklah sama antara yang terang-benderang dan yang gelap-gulita
Tidaklah sama antara tuhanmu dan Tuhanku
Karena tersirat di bumi keterangan bagi yang berpikir penuh kerendah hatian
Sabtu, 10 Januari 2015
Sudahi Saja Semua Ini
Sudahi saja ini
Jangan jadi pengecut yang bersembunyi di belakang punggung ibu
Atau bermain petak umpet dengan kata-kata ayah
Sudahi saja ini
Tak mau lagi terus berlari dengan langkah
Tak mau lagi melangkah dengan dagu menyentuh dada
Sudahi saja ini
Sudah muak dengan segala cerita dunia yang seolah selalu ada episode baru
Ini semua tipu daya dunia
Sudahi saja ini
Atau aku yang pergi
Dan tak pernah akan lagi kembali
Jangan jadi pengecut yang bersembunyi di belakang punggung ibu
Atau bermain petak umpet dengan kata-kata ayah
Sudahi saja ini
Tak mau lagi terus berlari dengan langkah
Tak mau lagi melangkah dengan dagu menyentuh dada
Sudahi saja ini
Sudah muak dengan segala cerita dunia yang seolah selalu ada episode baru
Ini semua tipu daya dunia
Sudahi saja ini
Atau aku yang pergi
Dan tak pernah akan lagi kembali
Sungguhku Untukmu Sayangku
Sungguh, sayangku
Diriku tak mau lagi memaksa
Walau sangat bernafsu memiliki segalanya
Sungguh, sayangku
Tak lagi kugodai juga kurayu dirimu dengan manisnya kata
Walau sejenak selalu ada wajahmu menghias saat malam tiba
Sungguh, sayangku
Terbersit untuk mengejarmu ke negeri antah berantah di sana
Namun karena takut Tuhan kuurungkan semua asa
Sungguh, sayangku
Jika kau tanya " masihkah cinta padamu? "
Aku akan menjawab " rasakan saja degup jantungku saat kepalamu rebah di dadaku "
Sungguh, sayangku
Sulit saat harus memilih berdamai dengan gejolak jiwa ini
Tapi aku tak mau hidupmu tak bahagia di bumi
Sungguh, sayangku
Ribuan hari terasa berat tanpa hadirmu
Hingga kinipun masih belum terbiasa tanpamu
Sungguh, sayangku
Selalu saja ada rindu dan berharap kau hadir
Namun aku mungkin memelukmu erat saat kau ada lagi dan itu membuat khawatir
Sungguh, sayangku
Bahagialah kau
Aku akan mencoba berjalan berTuhan tanpa kau
Diriku tak mau lagi memaksa
Walau sangat bernafsu memiliki segalanya
Sungguh, sayangku
Tak lagi kugodai juga kurayu dirimu dengan manisnya kata
Walau sejenak selalu ada wajahmu menghias saat malam tiba
Sungguh, sayangku
Terbersit untuk mengejarmu ke negeri antah berantah di sana
Namun karena takut Tuhan kuurungkan semua asa
Sungguh, sayangku
Jika kau tanya " masihkah cinta padamu? "
Aku akan menjawab " rasakan saja degup jantungku saat kepalamu rebah di dadaku "
Sungguh, sayangku
Sulit saat harus memilih berdamai dengan gejolak jiwa ini
Tapi aku tak mau hidupmu tak bahagia di bumi
Sungguh, sayangku
Ribuan hari terasa berat tanpa hadirmu
Hingga kinipun masih belum terbiasa tanpamu
Sungguh, sayangku
Selalu saja ada rindu dan berharap kau hadir
Namun aku mungkin memelukmu erat saat kau ada lagi dan itu membuat khawatir
Sungguh, sayangku
Bahagialah kau
Aku akan mencoba berjalan berTuhan tanpa kau
Hati Ini Belum Mengeras BerTuhan
Hati yang terbuat dari kerasnya baja
Hati yang tak bisa tersentuh oleh lugunya kata bebocah
Lemah lalu terporak-porandakan segala sendi batas
Dalam polosnya langkah mencoba dengan sisa tenaga
Terseret juga tertatih mencoba gapai pelukan Tuhan
Terlalu lelah terombang-ambing dengan kesombongan
Saat menikmati sujud ini dalam rumah Tuhan
Selalu ada bisik-bisik juga laku-laku setan mencoba ajak lagi
Setan seolah tahu akan sujud yang belum sempurna ini
Kesal hati namun seolah senang kembali saat bertaut dedosa kembali
Sujud ini masih serapuh karang di lautan
Terlihat kokoh namun terkikis saat deburan ombak menari di badan karang
Berjalan dengan mengangkat dagu dan kepala
Berjalan tegap sembari meninggikan hati
Setan yang merancu juga meracun di dada
Segala langkah angkuh dunia seakan terbenarkan
Setan yang menggelapkan nurani dan membutakan langkah berTuhan
Hati ini yang belum mengeras dalam berTuhan
Hati yang tak bisa tersentuh oleh lugunya kata bebocah
Lemah lalu terporak-porandakan segala sendi batas
Dalam polosnya langkah mencoba dengan sisa tenaga
Terseret juga tertatih mencoba gapai pelukan Tuhan
Terlalu lelah terombang-ambing dengan kesombongan
Saat menikmati sujud ini dalam rumah Tuhan
Selalu ada bisik-bisik juga laku-laku setan mencoba ajak lagi
Setan seolah tahu akan sujud yang belum sempurna ini
Kesal hati namun seolah senang kembali saat bertaut dedosa kembali
Sujud ini masih serapuh karang di lautan
Terlihat kokoh namun terkikis saat deburan ombak menari di badan karang
Berjalan dengan mengangkat dagu dan kepala
Berjalan tegap sembari meninggikan hati
Setan yang merancu juga meracun di dada
Segala langkah angkuh dunia seakan terbenarkan
Setan yang menggelapkan nurani dan membutakan langkah berTuhan
Hati ini yang belum mengeras dalam berTuhan
Jumat, 09 Januari 2015
Damai Kami BerTuhan
Damai kami surga dunia
Udara dingin menyergap badan
Angin kencang berhembus dan menerbangkan kain kemah kami
Tiada tempat untuk berteduh dari rintikan salju
Rumah dan gedung yang hancur akibat mortir penjajah
Makanan juga minuman paling sederhana menjadi barang mewah bagi kami
Air bersih menjadi surga kami namun bila ada
Bila malam tiba maka gelap gulita pekat karena listrik telah pergi
Kami sujud pada Sang Satu pada barisan saf di atas karpet terbaik kami
Karpet terbaik yang warnanya telah memudar dan menjadi selimut saat dingin
Zikir kami lebih panjang dan yakin pada Tuhan
Tak pernah terbersit menukarkan keimanan kami dengan surga dunia
Kamilah para penjaga itu
Lihatlah kekuatan hati kami dalam iman ini
Damai kami bukan lagi surga dunia tapi surga Tuhan
Udara dingin menyergap badan
Angin kencang berhembus dan menerbangkan kain kemah kami
Tiada tempat untuk berteduh dari rintikan salju
Rumah dan gedung yang hancur akibat mortir penjajah
Makanan juga minuman paling sederhana menjadi barang mewah bagi kami
Air bersih menjadi surga kami namun bila ada
Bila malam tiba maka gelap gulita pekat karena listrik telah pergi
Kami sujud pada Sang Satu pada barisan saf di atas karpet terbaik kami
Karpet terbaik yang warnanya telah memudar dan menjadi selimut saat dingin
Zikir kami lebih panjang dan yakin pada Tuhan
Tak pernah terbersit menukarkan keimanan kami dengan surga dunia
Kamilah para penjaga itu
Lihatlah kekuatan hati kami dalam iman ini
Damai kami bukan lagi surga dunia tapi surga Tuhan
Rabu, 07 Januari 2015
Egois Nan Angkuh
Akan gagap dan tak berkembang bila tak membaca
Akan berjalan di tempat semua kata
Katakanlah padanya
" Biarlah, karena ini imajinasiku"
Terlalu angkuh untuk berkata
Kesombongan pada harga diri yang seolah tak terbeli
Hidup dalam dunianya sendiri
Bicara dalam barisan kata yang hanya dimengertinya sendiri
Aku yang hidup dalam dunia imajinasiku
Terlalu angkuh untuk berkata
Kesombongan pada harga diri yang seolah tak terbeli
Hidup dalam dunianya sendiri
Bicara dalam barisan kata yang hanya dimengertinya sendiri
Aku yang hidup dalam dunia imajinasiku
Dalam Takut ini
Dalam takut diri ini berserah diri
Sadari tak ada tempat untuk sembunyi
Tak berdaya
Hampir menyerah
Dalam gamang memaksakan terus melangkah berTuhan
Tuhan, aku dalam lemah
Sadari tak ada tempat untuk sembunyi
Tak berdaya
Hampir menyerah
Dalam gamang memaksakan terus melangkah berTuhan
Tuhan, aku dalam lemah
Himpitan Umpatan Kasar Dunia
Mereka
pikir sangat lucu mempermainkan hati ini
Mereka
pikir kuasai dunia bisa tundukkan hati ini
Hati
ini milik Tuhan
Biarkanlah
hanya Tuhanku saja yang memanggil
Bukan
tuhanmu yang penuh nafsu sesat
Telan Rasa Malu Olehmu Saja
Saat
jiwa muda penuh berontak seluruh petuah Tuhan tak terlihat
Ini
hidupnya maka hidupilah kehidupan kalian sendiri
Kebenaran
hanya ada pada mata sendiri
Segala
pandangan manusia tentangnya merupakan kesalahan
Dunia
tak selamanya beraroma manis
Dunia
milik Tuhan bukan milik pribadi
Dunia
tak bisa diatur semaunya
Ada
Tuhan yang mengatur
Bahkan
bagi mereka yang tak percaya Tuhan itu ada
Saat
segalanya tak sesuai lagi dengan maunya
Semua
manusia yang dicaci tempat kembalinya
Disumpalnya
manusia yang dulu tak sehaluan dengan materi-materi najis
Hati
manusia sebongkah daging yang lunak
Ada
celah yang bisa menjadi tunduk
Tuhanku,
jagalah badanku dari kenajisan dunia
Aku
bukanlah manusia penuh suci
Tapi
terlalu lelah diriku berdosa
Telan
saja rasa malu itu oleh dirimu sendiri
Aku Yang Menjauhi Semua
Jangan
pernah beri aku aroma dunia memabukkan lagi
Aku
yang masih dalam pendakian iman
Jangan
pernah godai aku dengan pelbagai pesona semu nan sesat itu lagi
Aku
sungguh tak kuat untuk mencicipi pesonanya
Jangan
pernah aku disentuh lagi dengan kehangatan tak berTuhan lagi
Aku
takut akan terus memelukinya
Kini
aku menjauh
Kini
aku coba mengalihkan pandangan
Walau
dalam hati sangat mendambanya
Walau
terkadang diam-diam mataku mencuri pandang
Aku
takut dedosa
Aku
takut Tuhanku
Karena
aku mencintai Tuhanku maka aku menjauhi semua
Lelah Berdunia Sempurnalah BerTuhan
Dalam
malam yang seakan panjang dalam gelap
Angin
yang dingin menusuk badan menggigilkan tubuh
Perjalanan
yang seolah tak bertepi dan tak berujung
Mencari
pembaringan kenikmatan yang berTuhan
Langkah-langkah
kaki yang kian lelah
Kedua
kaki yang gontai tak sanggup memikul badan yang penat
Dalam
iman diri terjatuh
Dalam
berTuhan nan teguh menjauh dari sesatnya langkah
Dunia
penuh cibiran karena pandangannya yang searah
Pandangan
Tuhan lebih indah
Meyakini
berTuhan teguh dalam dada
Kecintaan
pada Tuhan lebih tinggi
Hitunglah Kerinduanku Padamu
Apa yang harus kulakukan agar kau kembali memelukku ?
Terlalu lama tanpa sentuhanmu
Aku sangat merindukanmu
Tuhanpun tahu seberapa dalam aku menunggumu
Telah kuhitung jumlah bintang-gemintang di angkasa malam
Jumlahnya yang tak terhingga begitu pula rasa kerinduan ini
Ada helaan nafas sakit dalam dada apabila mengenangmu
Dan aku selalu memikirkan saat saling berbagi hangatnya dulu
Aku tak bisa melupakan rasaku padamu hingga kini
Terlalu lama tanpa sentuhanmu
Aku sangat merindukanmu
Tuhanpun tahu seberapa dalam aku menunggumu
Telah kuhitung jumlah bintang-gemintang di angkasa malam
Jumlahnya yang tak terhingga begitu pula rasa kerinduan ini
Ada helaan nafas sakit dalam dada apabila mengenangmu
Dan aku selalu memikirkan saat saling berbagi hangatnya dulu
Aku tak bisa melupakan rasaku padamu hingga kini
Senin, 05 Januari 2015
Omong Besar Saja
Cinta yang kuingin seperti menepuk dalam angin
Mendambanya sepenuh hati
Menghasratinya sekuat jiwa
Namun tak pernah lagi ada
Tolong, datanglah seperti dulu
Peluklah aku selamanya
Karena cinta ini tentang nafsu
Aku mau kau selalu bersama
Mendambanya sepenuh hati
Menghasratinya sekuat jiwa
Namun tak pernah lagi ada
Tolong, datanglah seperti dulu
Peluklah aku selamanya
Karena cinta ini tentang nafsu
Aku mau kau selalu bersama
Jumat, 02 Januari 2015
Sembunyikanlah Aib ini
Seluruh tabir seolah tak mau terbuka di muka bumi
Segala khilaf juga salah diri biarkanlah tetap tersembunyi pada dunia
Masih ada rasa malu saat tak selaras dalam berTuhan
Sembunyikanlah aib-aib tak berTuhan ini, duhai Tuhan
Saat agama hanya menjadi rutinitas semata belum mendarah daging di badan
Ternoda dalam dedosa pada aturan Tuhan yang terlanggar
Setan yang tertawa lalu pergi saat berkalang lumpur dedosa
Sembunyikanlah aib-aib tak berTuhan ini, duhai Tuhan
Tololnya jiwa saat menyesali lalu lain waktu kembali bermain dalam dosa
Seperti bodoh dan lupa akan dedosa yang sama di masa lalu
Berkacak pinggang penuh sombong dengan mulut senyum paling sinis
Sembunyikanlah aib-aib tak berTuhan ini, duhai Tuhan
Tersenyum merendahkan sesama manusia dan lupa bila taqwa saja di mata Tuhan
Saat dunia yang dijadikan ukuran kehidupan melupakan arti taqwa serta teguh berTuhan
Bermewah-mewahan lalu saling pamer diri dan memperolok-olokkan suatu kaum
Tuhanku, sembunyikanlah aib-aibku pada mata dunia
Aku yang sedang bersimpuh dalam haribaanMu
Segala khilaf juga salah diri biarkanlah tetap tersembunyi pada dunia
Masih ada rasa malu saat tak selaras dalam berTuhan
Sembunyikanlah aib-aib tak berTuhan ini, duhai Tuhan
Saat agama hanya menjadi rutinitas semata belum mendarah daging di badan
Ternoda dalam dedosa pada aturan Tuhan yang terlanggar
Setan yang tertawa lalu pergi saat berkalang lumpur dedosa
Sembunyikanlah aib-aib tak berTuhan ini, duhai Tuhan
Tololnya jiwa saat menyesali lalu lain waktu kembali bermain dalam dosa
Seperti bodoh dan lupa akan dedosa yang sama di masa lalu
Berkacak pinggang penuh sombong dengan mulut senyum paling sinis
Sembunyikanlah aib-aib tak berTuhan ini, duhai Tuhan
Tersenyum merendahkan sesama manusia dan lupa bila taqwa saja di mata Tuhan
Saat dunia yang dijadikan ukuran kehidupan melupakan arti taqwa serta teguh berTuhan
Bermewah-mewahan lalu saling pamer diri dan memperolok-olokkan suatu kaum
Tuhanku, sembunyikanlah aib-aibku pada mata dunia
Aku yang sedang bersimpuh dalam haribaanMu
Kamis, 01 Januari 2015
Wahn
Suara-suara kesesatan setan berkecamuk di kepala
Saat sujud dan menyakini bahwa segala yang dimiliki hak Tuhan
Anak yang lucu, istri yang menarik mata bahkan harta yang berlimpah
Segalanya saat sujud tercurah pada Tuhan memasrahkan milik-Nya
Saat anak yang lucu mati, istri tercinta mati hingga harta lenyap
Kehilangan membutakan kepasrahan pada Ilahi
Serasa bermusuhan dan ketakutan pada kematian juga kehilangan
Mencinta dunia dengan segenap jiwa lalu mencinta Tuhan dengan sisa tenaga
Ada amarah terletup saat hilangnya dunia
Ada airmata sedih berderai perpisahan dengan dunia
Bila segalanya titipan lalu mengapa rasa sayang pada dunia enggan terlepas ?
Ket . : *Wahn = Cinta dunia takut mati
Saat sujud dan menyakini bahwa segala yang dimiliki hak Tuhan
Anak yang lucu, istri yang menarik mata bahkan harta yang berlimpah
Segalanya saat sujud tercurah pada Tuhan memasrahkan milik-Nya
Saat anak yang lucu mati, istri tercinta mati hingga harta lenyap
Kehilangan membutakan kepasrahan pada Ilahi
Serasa bermusuhan dan ketakutan pada kematian juga kehilangan
Mencinta dunia dengan segenap jiwa lalu mencinta Tuhan dengan sisa tenaga
Ada amarah terletup saat hilangnya dunia
Ada airmata sedih berderai perpisahan dengan dunia
Bila segalanya titipan lalu mengapa rasa sayang pada dunia enggan terlepas ?
Ket . : *Wahn = Cinta dunia takut mati
Racun Cinta Dunia
Bila cinta menjadi racun
Racunnya akan paksa dihisap pula
Karena terlalu cinta hingga logika tak lagi bekerja
Tuhan tersisihkan karena cinta yang bertekstur nafsu dunia
Atas hak manusia cinta sesatpun terasa tertulis benar dalam hukum dunia
Seharusnya bila cinta itu racun karena Tuhan maka jauhilah
Tak usah memaksakan karena cinta Tuhan lebih utama
Maafkan atas segala pemaksaan racun cinta dunia masa lalu
Dasar kebodohan yang terbuai iblis merajalela saat itu
Atas dasar keimanan kini coba berTuhan teguh
Racunnya akan paksa dihisap pula
Karena terlalu cinta hingga logika tak lagi bekerja
Tuhan tersisihkan karena cinta yang bertekstur nafsu dunia
Atas hak manusia cinta sesatpun terasa tertulis benar dalam hukum dunia
Seharusnya bila cinta itu racun karena Tuhan maka jauhilah
Tak usah memaksakan karena cinta Tuhan lebih utama
Maafkan atas segala pemaksaan racun cinta dunia masa lalu
Dasar kebodohan yang terbuai iblis merajalela saat itu
Atas dasar keimanan kini coba berTuhan teguh
Langganan:
Postingan (Atom)