Surau seakan kehilangan pecandunya
Mushala yang kalah ramai dari pelataran parkir pusat perbelanjaan
Masjid yang sunyi senyap seolah tak berpenghuni
Bangunan indah nan kokoh megah namun tak bermanusia
Magrib tiba seolah kerja menjadi rutinitas alasan hingga lupa tak ke masjid
Padahal bila ada pesta atau acara jamuan dengan waktu yang sama maka kesiapan yang ada
Isya hanya satu yang pasti acara televisi juga tidur menjadi yang utama
Melangkah ke masjid hanya beberapa menit menjadi sejuta pelik
Subuhpun tiba hanya menuruti kemalasan untuk membuka mata dan tetap tergeletak tidur
Terasa ada beban di hati untuk bangun dari tidur dengan rasa dingin dan bau tak nyaman sisa tidur
Zuhur hanya sebatas menunaikan salat semata dan hanya sendiri
Masjid hanya penuh saat hari Jum'at saja
Asar saat pekerjaan serba menanggung menjelang waktu pulang
Terkadang salat menghimpit pada waktu magrib menjelang
Pernahkah terpikir para lelaki sejati hanyalah para penghuni barisan salat ?
Pernahkah terpikir hanya para wanita saja yang salat sendiri pada ruang tersembunyi ?
Di sisi belahan bumi lainnya rumah-rumah Tuhan harus diperjuangkan adanya
Langkahkan kaki lalu paksakan hati agar rumah-rumah Tuhan tetap penuh terjaga
Ada derap-derap langkah walau terpaksa memuja Tuhannya dalam saf salat
Para penjaga rumah Tuhan yang tak mengenal cuaca
Nikmati perjalanan saat menjaga rumah Tuhan dalam langkah-langkah tersusah
Hujan badai, dingin udara, panas kering, lapar dahaga tak menyurutkan para penjaga
Ada sayup azan juga iqomah terdengar walau pelan nan lirih dari lisan
Ada salat yang terwujud walau hanya hitungan sebelah jari tangan yang mengiringi
Tak akan pernah ada kata lelah juga menyerah dalam menjaga rumah Tuhan
Dalam langkah tergontaipun melangkah terhuyung tetap berjalan
Ada lelaki sejati dalam barisan salat
Ada wanita sejati dalam balutan mukena di ruangan tersembunyi
Pahala urusan Tuhan
Para penjaga rumah Tuhan mencoba memperindah rumah Tuhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar