Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari: Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari : Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Rabu, 28 April 2021

Mengharapkanmu Serasa Mati Tapi Hidup

Takut pada mati
Padahal...
Mati itu seperti tidur
Lalu mengapa para petidur tak takut mati
Karena para petidur yakin akan bangun lagi setelah tertidur

Cemburu saat melihatmu berbincang dengan yang lain
Ingin memilikimu tapi menyadari tak akan pernah bisa

Yakini apa yang di yakini

Bertambah usia bersama
Diriku yang menua
Dirimu yang bertambah dewasa

Usia hanyalah sebuah angka
Dewasa merupakan sebuah sikap
Tua satu hal yang pasti
Begitupun dengan kematian

Dipeluk oleh luka
Kemudian.. . 
Dikuatkan oleh rasa
Entahlah rasa yang mana
Seolah kehilangan indra pengecap
Dipaksa tersenyum oleh keadaan
Getir pada jiwa tapi harus indah pada yang terlihat

Dirimu tak bisa kumiliki
Walau rasaku padamu nyata adanya

Sabtu, 17 April 2021

Lupakah Untuk Teguh Beragama?

Lupakah?
Saat harta diperoleh dari jalan kesesatan
Menipu mentah-mentah 
Mengambil uang pinjaman setinggi-tingginya
Anak juga keluarga yang disuapi dari harta-harta kesetanan
Ada darah-darah najis yang menyatu pada daging-daging di tubuh keluarga tersayang
Perangai yang arogan
Watak yang egois
Hati yang munafik
Jiwa-jiwa kotor yang akan berkumpul dengan sesamanya

Menjajakan tubuh-tubuh candu birahi
Agama dijadikan senda-gurau belaka
Rok yang tersingkap
Baju transparan juga mengetat membuat air liur menetes
Rambut-rambut wanita yang terlihat melupa pada kewajiban menutup yang tersingkap

Lupakah?
Atau telah buta nurani?
Atau telah menjadikan agama sebagai kedok pada kartu identitas serta status sosial?

Teguhlah beragama
Senandungkan kidung-kidung Tuhan seperti masa kecil yang bangga akan nilai-nilai moral keTuhanan

Atau memang sudah melupa
Karena himpitan gaya hidup yang haus akan pepujian
Karena mengejar centang biru pada akun-akun dunia media sosial

Menuhankan dunia
Melupa akan kematian
Melupa akan pengadilan Tuhan

Beragama tetapi tak teguh dalam bersujud

Meregang Tertawan

Bercinta denganmu
Tapi kau tak berkonsentrasi pada tiap goyangan
Kau berpura tak menikmati
Kau berpura tak mengingini
Mati Rasaku

Tak hendak mencari yang tak mau
Bercintalah karena bersama mau

Dukunglah saat kujelajahi setiap senti lekuk tubuhmu

Uang Percintaan

Bawel
Saat bercinta
Ada kata-kata yang ganggu saat bercinta
Membuat jengah

Risih
Tiap gerakan berbalas dengan aktifitas tak berkait percintaan
Bukankah uang telah dipegang?
Biarkanlah menegang
Pada ranjang
Saat pasanganmu tiada bersandang

Seharusnya pasanganmu yang memberi
Tetapi kau pura-pura lugu saat mengantongi uangku
Kau ingin disentuh
Kau ingin digagahi
Tubuhmu yang sintal
Jalanmu yang penuh goda

Baju agamamu hanya sebuah topeng
Kau memegang uangku
Kau ingin kusetubuhi
Kau pura-pura dalam lugu serta kepolosan

Putri Mahkota Jahanam

Bergetar saat menulis tentangmu
Sebanyak titik bintang di langit tak akan mampu membalas segalanya

Tentangmu
Ibu
Mama
Bunda
Emak
Apapun panggilanmu tak pernah ternoda dirimu di jiwaku

Aku yang sedang menjauh
Saat setan-setan mengacau

Memanjang seperti ayah
Membesar seperti kepunyaan ayah pula
Menggelembung seperti yang dimiliki ibu

Telah kuberkata rasa
Diriku yang telah jatuh cinta
Aku tak sembunyi dan berdusta
Tetapi kau diam tak bergeming membuat terus bertanya

Dunia begitu pikuk
Realita itu ganas
Mengikis sendi-sendi pertalian sedarah
Tak seindah yang dibayangkan
Maksud hati ingin menjadi pelindung
Tetapi menjadi "seonggok" yang terbuang

Apa kabar kesibukanku? 
Jujurkah sibukku? 
Atau sekedar bunuhi perasaan rindu kepada "jalan surgaku?" 
Saat putri mahkota jahanam memisahkanku dari jalan-jalan surgaku 
Kutuntut kelak putri mahkota jahanam di hadapan Tuhan

Sabtu, 03 April 2021

Berbagi Ranjang

Kebaikan-kebaikan hanya kau gunakan untuk keuntunganmu saja
Keji sekali
Padahal ingin menetap pada satu hati
Kemudian tak ingin pergi lagi

Mengapa masih tak mencinta juga?
Mengapa masih tak memberikan persetubuhan itu?
Bukankah uang mukanya telah kau pinta?
Bila tak mau digagahi maka kembalikan segera!

Berikan tubuhmu!
Berikan tubuh pasangan sahmu!
Kau tak bisa berkata seenaknya saja
Kau tak bisa mempermainkan kebaikan manusia demi keuntunganmu belaka

Selama kau tak mau berbagi ranjangmu
Tetapi kau simpan pembayaranku

Seharusnya kau siap bila uangku telah kau pegang
Karena akupun ingin merasai peraduan di ranjangmu

Jumat, 02 April 2021

Sebatas Ingin

Ingin berdua yang hanya sebatas keinginan belaka
Berdua bersamamu pada ruang dengan cahaya yang sedikit menerawang
Saling berpegangan tangan memberi ketenangan jiwa
Mungkin sedikit ciuman bibir saling melumat
Mungkin sedikit pelukan saling menghangatkan

Entahlah!
Hari ini hanya menginginkan
Ingin rasa
Ingin cinta
Ingin saling menghasrati

Dan ingin terwujudkan hanya bersamamu

Kamis, 01 April 2021

Pengumpat

Ibu tak salah
Bapak tak hitam
Karena yang sesat adalah mereka yang memanfaatkan keluguan ibu bapak


Teman tak jahat
Teman tak sasar
Karena kondisi serta lingkungan yang mendidik teman menjadi bak keledai tolol

Germo Dan Pelacur

Kau bersembunyi di balik topeng agama
Kau pencuri
Kau menggunting dalam lipatan

Bagiku kau lelaki tak lebih baik dari seorang germo
Bagiku kau wanita tak lebih baik dari pekerja seks komersial

Germo dan pelacur bekerja karena kebutuhan
Kau bekerja sebagai pencuri hak orang lain
Kau berkolaborasi licik bersama iblis

Bagiku 
Kau lebih rendah daripada seorang germo, pelacur ataupun gigolo

Uang Birahi

Kau ingin diremas!
Kamu memperlakukanku bak pasangan rumah tanggamu
Dengan tubuhmu kau lecut tanganmu mengiba bak pengemis
Kau simpan berbulan-bulan uangku

Kau menanti saat pasanganmu pergi

Bagi wanita, kau ingin kujamah!
Bagi pria, kau inginkan pasanganmu kurasai!

Karena uangku telah kau simpan
Maka...
Kau ingin kujamah
Atau pasanganmu ingin agar segera kugagahi

Uang birahi
Kau dan rahim yang hangat
Ingin kubasahi

Uang Mukaku

Tempat yang sama
Suasana berbeda
Watak manusia yang dipertunjukkan dengan jelas
Pencuri birahi
Pencuri rezeki
Pencuri Kenikmatan

Pintar berakting memainkan peran
Hati yang jahat tetapi raga bersolek bak pemuka agama
Muak sekali melihatnya
Karena agama tak mengajarkan pencurian

Menyembah tuhan yang salah
Kemanapun iman menguat, setan selalu mengikuti

Dia telah menyimpan uang muka
Karena tubuhku terlalu menggoda
Dia rela dihujami hasrat-hasrat cinta
Karena uang telah digenggamannya

Pintu kamar serta ranjangnya telah dia rela
Bahkan tubuhnya menanti kujamah
Uang yang kuberikan padanya

Dia yang keracunan sahwat rasa