Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari: Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari : Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Rabu, 31 Desember 2014

Penuh Rasa Keduniawian

Menggeram
Mengaum
Mendesis

Semua ungkapan tentang rasa kebuasan

Tak pernahkah terpikir tentang sakit hati ?
Tak terbersitkah tentang berhenti saling menyakiti ?
Tak sudikah untuk tak lagi bersombong menepuk dada membanggakan diri ?

Segala angkuh yang terpatri oleh iblis

Semesta seakan tiada cukup bagi manusia serakah
Arogan dalam kata lalu bermewah dan tak peduli sesama
Rasa belas kasihan hanya demi sorot pandang kamera saja

Rasa pengasih yang sangat ingin diperhatikan dunia

Terus memaksa untuk bersikap acuh
Berpikir bahwa ini gaya hidup masa kini
Sangat penuh individualis, matrealis juga hedonisme

Sangat memuja dan menumpuk harta dunia

Sujud pada Sang Pencipta seolah kamuflase
Pujian untuk Sang Esa demi pahala surga
Segala kebaikan berTuhan sangat berpamrih kepada Tuhan

Ilmu ihlas yang seolah menjadi kurikulum pendidikan belaka

Berharap penghormatan oleh manusia
Berharap segala kebajikan berbanding lurus dibalas oleh Tuhan
Berharap penuh pengharapan tanpa ada nilai suci bersih di sanubari

Penuh kemunafikan dan sangat memandang kehinaan manusia yang tak sepaham dengannya

Tanyakanlah pada nurani
Tanyakanlah pada sujud-sujud di sepertiga malam
Pantaskah berbuat kerusakan di atas muka bumi ?

Karena manusia sesungguhnya diciptakan sebagai khalifah kebaikan

Penyamun Menyandera Nurani

Saat gerombolan penyamun datang kembali
Dan kini mereka tidak takut pada kalian
Karena hati kalian telah mereka kuasai

Kini mereka jauh lebih berani
Mereka memperlihatkan kesesatan secara terang-terangan
Mereka seolah lebih terhargai karena kalian selalu merangkulnya

Para penyamun berkhamar, berjudi, menghisap candu mabuk
Bahkan bercanda dengan persetubuhan yang terlarang
Kalian tak pernah bisa melarangnya

Mulut kalian telah tersumpal bualan kosong para penyamun
Begitu banyak kebendaan juga banyak kata dari para penyamun untuk kalian
Kalian terdiam bahkan terkadang ikut bersenda gurau dengan dunia mereka

Nurani yang tersandera
Maka aku membuat batas pada kalian semua
Batas keTuhanan

Selasa, 30 Desember 2014

Mati Itu Pasti

Hidupku yang melambat
Tidurku yang seakan lama
Tapi tidak dengan kematian

Mati itu suatu hal yang pasti
Mau atau tidak mau aku pasti mati
Cepat atau lambat datangnya mati akan terjadi

Semua yang bernyawa tanpa kecuali pasti mati
Bahkan para malaikat akan mati
Lalu masihkah sombong mengukung diri ?

Aku sungguh tak takut mati
Aku sunguh tak juga menantang mati
Aku hanya berlaku sebisa mungkin bersujud seolah esok mati

Saat nyawa dicabut izroil begitu pedihnya
Ibrahim bersabda "mati itu seperti besi panas dimasukkan ke wol lalu ditarik sekuat-kuatnya"
Musa bersabda "mati seperti burung di goreng hidup-hidup lalu seperti kambing dikuliti hidup-hidup"

Begitu sakit saat roh tercabut dari badan
Lalu masihkah tertawa terbahak-bahak pada langkah di semesta ?
Kematian itu pasti dan waktunya tersembunyi

Saat suara tak mampu lagi karena lidah kelu
Kedua kaki menjadi dingin lalu menjalar pada betis dan semakin naik pada paha
Bagian hitam mata naik hingga menyentuh kelopak dan lidah tercekat

Lalu matilah



Minggu, 28 Desember 2014

Aku Dan Ia

Dan ia datang kembali dengan membawa pesona lebih menawan
Tawarkan berbagai rasa terlarang yang dulu sempat menjadi candu
Senyuman menarik, wangi aroma tubuh juga lekukannya semakin menggoda
Aku sembunyi tapi ia menghampiri
Aku manusia yang sedikit melenguh tergoda tapi sesaat saja
Aku berlari dan ia mengejar
Aku terjatuh lalu ia menjatuhkan diri sambil memelukku

Dan aku kehabisan nafas
Mencoba semakin bergerak malah semakin kuat himpitan itu

Tuhanku, dalam keresahan ini berpasrah padaMu

Aku Ingin Menjadi Manusia Biasa

Dan aku tak pernah mau menjadi bintang terkenal
Aku tak pernah mau menjadi orang yang di kenal banyak orang
Akupun tak pernah mau menjadi orang yang glamour

Biarkanlah aku di belakang panggung
Menata keberhasilanku sendiri tanpa pernah seorangpun mengetahui
Aku hanya senang saat menyebut nama Tuhan di setiap pencapaianku

Biarkanlah aku menjadi orang biasa di tengah kerumunan banyak orang
Tanpa jepretan kamera karena aku membencinya
Tanpa sapaan manusia karena akan terasa menyebalkan basa-basi tanpa hati

Manusia makhluk sosial tapi bukan berarti harus terkenal
Aku hanya ingin menjadi manusia biasa saja
Tanpa merasa harus diakui manusia

Biarkanlah hanya Tuhan saja yang menganggap aku ada


Saat Sebuah Kepantasan

Saat cinta menjadi cerita
Saat ceritanya kalahkan logika
Saat kelogikaan menjadi buta
Saat kebutaan seluruh mata hati tepikan Sang Pencipta

Masih pantaskah bercinta tanpa agama ?

Tuhanku Jatuh Cintalah Dengan Segera

Saat Tuhanku jatuh cinta
Di sanalah aku akan jatuh cinta
Tak mau lagi sematkan cinta pada manusia semata
Mungkin terlalu suci tapi tak mengapa

Selalu ada jalan cinta menghubungi
Tuhan yang akan menunjuki
Coba meneguh dalam indahnya sujud untuk Ilahi
Kadang ada caci juga maki manusia pada hati

Segala sair cintaku seperti sia-sia
Tuhanku, dalam damai aku bertahan saja
Sekali lagi menanti Tuhanku jatuh cinta
Ada aku di sana


Senyumnya Tak Indah

Ketika tuhan ada sembilan
Ketika nafsu sesat dituruti apa maunya
Semua menjadi kehendak manusia
Semua bukan menjadi kehendak Tuhan

Jiwa yang memberontak seakan memaksa
Tak bisa lagi dikekang
Nafsu-nafsu manusia yang mengantri untuk ditunaikan
Ada iblis tersenyum simpul pada balik pintu

Sabtu, 27 Desember 2014

Adakah Artinya ?

Meniti titian yang tiada habisnya
Menangisi sesuatu yang tiada artinya
Memarahinya yang tak akan pernah di dengarkannya

Tempurung kelapa yang berubah menjadi keindahan
Tapi dirimu bertindak seperti setan
Mengangguk tanda mengerti tapi khianat tak berTuhan

Adakah artinya petuah Tuhan bagimu ?


Sinarilah Zulmat*

Surga duniaku berdua bersamamu
Yang terindah perjalanan hidup hanya melangkah di sampingmu
Arahkan pandangan ke rimbunan pepohonan
Flora bermekaran di hutan menyambut antusias kebersamaan
Iri dari setiap pandangan mata dunia melihat keakraban kita
Udara terasa lebih sejuk dan segar saat terhirup bersamamu

Zombie dan segala hantu juga kegelapan tak menyurutkan keberanian kita
Impian kita merengkuh sukses bersama
Dalam nama Tuhan coba gapai segala cita
Aku akan selalu menyertaimu dalam semangat juga doa
Nilai kesuksesan ini saat kita berdua tersenyum penuh bahagia

Ket.tambahan : *Zulmat = keadaan gelap

Tanpa Ide

Berdiam selama mungkin di depan kertas dan pensil
Berharap ide muncul untuk kuguratkan sebait sair

Percuma saja
Tak pernah muncul ide itu karena sedang kehilangan selera

Dengarkanlah
Lalu apa yang harus didengarkan ?

Perlihatkanlah
Lalu apa yang harus diperlihatkan ?

Hari ini sedang tanpa ide
Ide yang hilang entah kemana

Jumat, 26 Desember 2014

Waliku Tidak Dengan Mereka

Tak ada lagi bahasa indah nan dipertontonkan
Tutur kata penuh kasih sayang seolah hanya barang dagangan semata
Semuanya musnah saat penghormatan dunia menjadi syarat utama
Saat berdalih keseimbangan antara dunia dan Tuhan

Terkadang hidup ini harus memilih bila berjalan seiringan terasa sulit
Maka cukup penghormatan dari Tuhan saja yang seharusnya terpegang
Sepertinya aku tak cocok bersama mereka
Pandangannya dipenuhi nafsu dunia yang dibenarkan oleh nafsu logika

Aku mungkin harus pergi dan tak kembali
Akan kubiarkan mereka bermain dunia nan semu tanpa aku
Bila nasehat mereka harus didengar tapi petuahku dibuangnya
Tiada sakit hati karena tugasku selesai sudah

Desis Tirani

Deretan manusia tampak sama di mataku
Aku sang pendosa melihat dunia semuanya pendosa
Norma yang ada di dobrak oleh angkuhnya kesesatan
Agama yang di anut hanya senda gurau belaka
Usahlah berpetuah suci karena sekarang tiada nabi

Titian laku yang dihembuskan setan tertunai
Ongkos mahal kelak siksa Tuhan seolah lupa
Biarkanlah pendosa bermain dengan kegemarannya yakni dedosa
Aku di sini tersungkur mengetuk pintu ampun Tuhan

Masih Membui Hati

Berharap kerinduan padanya hilang
Berharap segala tulisan ini bisa hanyutkannya

Begitu pekat tentang rasa
Andai dibolehkan Tuhan maka kecintaan ini telah tuntas

Begitu kelam segala yang tertulis sejak awal sampai kini
Seolah bahagia hanya tampak di permukaan tidak di jiwa

Begitu banyak hiruk pikuk dunia mengitariku
Tertawaku tapi tidak meresap pada jiwa

Materialisme juga hedonisme mewabah merajalela
Dan aku masih terpuruk tersudut

Berisik sekali dunia bicara
Dan aku masih diam

Tuhanku, aku masih menginginkannya
Lalu karenaMu aku harus menepikan hasrat penuh rasa ini

Bagaimana Rasamu Untukku ?

Lemparkan saja segala kesal ke tong sampah
Gundah yang menikam badan ini
Amarah yang membakar jiwa ini
Mencinta namun tak tahu pada perasaannya

Berlari sekencang-kencangnya coba lupakan segala memori
Bersamanya dahulu penuh hasrat lagi indah
Bila Tuhan tiada maka rasa ini akan terpeluk selamanya
Merindu namun tak tahu pada rindunya

Seperti kebodohan yang sedang mengakar otak
Selalu memikirkan bertahun-tahun lamanya
Walaupun dirinya telah memilih pergi saat itu
Kehilangannya namun tak tahu pada kehilangannya

Ini semua tentang rasaku padamu
Lalu bagaimana dengan rasamu untukku ?

Rasaku Padamu Sejak Dulu

Aku sepertinya tahu segalanya tentang kau
Waktu kecilmu, segala kesukaanmu
Karena kau hadir di saat kita beranjak dewasa bersama
Namun tahukah kau tentang perasaanku padamu ?

Mungkin kini kau telah berjalan memecah bukit
Mungkin perpisahan kita telah menjadi skenario Tuhan
Tapi tahukah kau ada hatiku yang seakan pecah tak beraturan
Rasaku padamu sejak dulu sampai kini tak berubah
Mencintaimu


Berhala

Bilangan dunia yang tak berujung pangkal
Ornamen yang terpajang megah juga mewah
Rentetan kalimat membuai seluruh pikiran
Orkestra melantunkan nada-nada terhebatnya
Buatlah waktu yang menina bobokan dari segala perintah Tuhan
Uapkan ke atas langit tanpa nilai ketaqwaan
Derita kelak setelah mati tak bisa terampuni
Ungkitkan dedosa tanpa taqwa saat hidup di dunia
Rasakan kelalaian saat hidup maka nikmati berdansa dengan Malik dan Jabaniyyah

Ringkihan Faedah Amor

Rengekan manja saat kecil dulu pada ayah dan bunda
Inginkan sesuatu yang saat itu terasa penting bagiku
Zamrud, permata dan emas tak mampu gantikan keinginan itu
Aku yang saat itu masih anak kecil

Faktanya sesuatu itu hanyalah kesemuan semata
Adegan-adegan masa kecilku terulang bak film masa lalu
Tak tahu mengapa hari ini begitu ingin mengingat jasa ayah bunda
Tanggal 26 Desember serasa hari yang mesti kusyukuri
Ada doa penuh syukur tak putus pada Tuhan dan bagi ayah bunda

Aku mengerti bila rengekan manjaku dulu tak semuanya terpenuhi
Bila terlalu penuh keluh dariku, maafkanlah
Karena aku hanyalah seorang anak yang ingin ayah bunda selalu bahagia
Ajaklah aku untuk selalu berTuhan dan bertaqwa
Rinduku akan pelukan dan kasih sayangmu selalu dan selamanya
Inilah aku dan terima kasih untuk segala keindahan ini

Ada Rindu Dariku

Atap rumah yang tebang tersapu angin puting beliung
Malam haripun terasa dingin lalu meringkuk di pojok ruang
Entah sampai kapan langit nan luas terlihat dari dalam rumah
Langsung tanpa batas memandang penghuni angkasa
Istana yang di bangun menjadi rapuh tanpa daya
Ada doa yang tiba-tiba mengusik kalbu saat merasa kehilangan

Rintihan memuja Tuhan penuh kesungguhan saat duka melanda
Implan yang di tanam serasa menghujam badan
Zat radio aktif semakin merusak pada jiwa
Kelu pada lidah karena telah lama tanpa sujud pada Tuhan
Ingin agar seluruh duka lekas sirna

Dalam duka dunia ini selalu ada rindu dariku
Empati dari seluruh manusia serasa candu
Semesta seakan bersedih kala bencana menerjang
Tak sadarkah saat lupa Tuhan bila bahagia di kandung badan
Inilah kesombongan pada dunia
Ada bahagia saja lalu saat duka tak sudi menerima
Namun kini mencoba menghadirkan Tuhan di setiap jalan cerita dunia
Aku yang akan selalu merindu-Nya

Kamis, 25 Desember 2014

Muak Dengan Sikapmu

Sudahi saja cerita malam ini
Tak mau lagi berbagi cerita denganmu
Terlalu menyakitkan saling bertukar cerita
Karena aku tak tahu adakah kejujuran dalam katamu ?

Jangan pernah hubungiku lagi
Telah muak bercakap denganmu
Dirimu yang selalu mengkerdilkan jiwaku
Dirimu yang selalu merasa terhormati

Setiap manusia tak akan bisa lari dari mati
Kaupin akan mati
Lalu mengapa sombongnya kata masih kau urai ?
Muak pada sikapmu tapi tidak dengan dirimu

Pergi saja lalu carilah manusia lain yang rela kau injak
Adakah manusia itu ?

Rancunya Hatiku Virtual

Rancu saat saling bicara melepas gundah setelah lama berpisah
Ada kerinduan yang ingin segera dilepaskan
Tiada lagi egois dalam diri untuk menyatakan kasih
Rasa yang telah terpendam bertahun-tahun lamanya
Ikatan yang terburai selaksa telah erat kembali

Hangatkan saja hari ini sebagai pengganti hari-hari yang telah hilang
Iblis lalu tertawa saat kita berdua saling tertawa penuh suka
Desahan nafas memburu berkejaran dengan bisikan jahat iblis
Aku merenung, inikah yang dinamakan cinta ?
Yakini percintaan dunia walau melenceng dari jalan Tuhan ?
Aku coba menepis godaan tentang nafsu cinta tak berTuhan
Tak mau terus terjajah oleh sesatnya cinta dunia
Iringi aku Tuhan, dalam langkah lurus bertaqwa

Violin suaranya seolah tiada merdu lagi
Andai hatiku selalu bersujud penuh syukur padaMu
Rumah terasa hampa bila hati suci tak pernah bersemayam pada dada
Istimewanya jiwa apabila bisa menepikan sesatnya iblis
Namamu masih saja berputar dalam otakku
Orang lain tak pernah mengerti besarnya rasaku padamu
Virus nan sesat tak berTuhan ini harus musnah  

Pintu Gerbang Nafsu

Tak mau menjadi kegilaan menunggu datangmu lagi di gerbang tinggi nan rapuh ini
Seperti dulu ada sisi hatiku yang berbunga bahagia saat melihat datangmu
Lesung pipitmu, senyum manismu mengguratkan rasaku padamu
Saling menatap penuh arti kemudian saling melepaskan rasa yang ada
Tiada manusia yang tahu tentang kerinduan kita berdua

Pintu gerbang ini masih ada dan masih sama saat kau lewati dulu
Aku akan mengintip datangmu dari balik gorden jendela ini
Tatapanmu yang tak bisa kulupa namun ingin kulupa
Aku yang terlalu ingin berTuhan coba menepikanmu
Tapi ruang-ruang dunia yang ada selalu ingatkan padamu

Menanti datangnya dirimu lagi yang entah kapan datangnya
Dan aku masih kehilanganmu
Dan aku masih merindu pada hasrat itu
Tuhanku, ruang-ruang kosong terdahulu menjadi saksi rinduku padanya
Kini seperti tiada ruang kosong lagi di istana nan rapuh ini

Dan aku tak mau menjadi gila dalam menantimu di pintu gerbang ini


Satu Bingkai Pengingat

Dalam bingkai keabadian kutulis sebagai peringatan
Semua yang pernah terlakukan dedosa yang kelam
Terjerembab dalam suatu kubangan nan dalam
Terperangkap dalam sangkar emas tanpa kebahagiaan

Aku jengah juga resah

Dalam bingkai masih kutulis sebait kata walau susah
Kalimat penyesalan seringkali terlontar
Penyesalan-penyesalan yang terkadang terulang kembali
Bahagia nan semu, tertawa namun hati tidak

Dalam bingkai ini aku coba memperingatkan diri

Sangat Cinta Dunia Tapi Takut Mati

Mencari penghormatan pada dunia membuat lelah hati
Dikagumi dunia tapi kosong di pandangan Tuhan

Aku yang lelah dalam pencarian penghormatan dunia
Aku yang jengah akan tipu daya dunia
Bukankah kecintaan dunia tak seharusnya mengikat badan ?

Ada penyakit yang akan jangkiti bumi
Penyakit cinta pada dunia tapi ketakutan pada kematian
Dan aku sungguh tak mau idapinya

Tuhanku, dalam lemahku berpasrah padaMu
Jauhkan aku dari penyakit "wahn" ini
Dengungkanlah kematian pada kalbuku agar senantiasa taqwa

Banyak manusia yang berkata "duniaku ini untuk akhiratku"
Tak sadari bahwa ucapannya adalah kesombongan dunia
Iblis yang selalu mencari celah pada jiwa-jiwa yang kosong

Aku cobai saja berTuhan teguh
Walau kadang tak sempurna dan susah bukan kepalang
Karena pandangan Tuhan lebih utama daripada pandangan dunia

Butuh Jalan Terang

Katakan saja segalanya
Aku yang hampir terbawa virus setan

Tuhanku, dimanakah jalan terang itu ?
Saat berjalan lagi terseret menuju tempat sujud
Hatiku selalu penuh amarah saat hadapkan mukaku pada Tuhan

Setan yang masih meniupkan rayuan teguh pada kalbu
Dan aku yang terombang-ambing akan hasutan setan
Aku yang tak mau kalah pada setan

Dalam ibadah yang coba kuhunuskan berusaha hadirkan Tuhan seutuhnya
Kepasrahan pada Tuhan semakin menguat pada hati
Tapi tetap saja ada sejumput sombong lagi angkuh pada dada

Tuhanku, tunjukkanlah jalan terang itu
Aku tak mau lagi penuh kesesatan
Cukuplah cerita kelamku bersama setan

Surga Nan Yakiniku

Sedari dulu coba kuraih simpati padamu
Lama menunggu sikapmu tak pernah berubah
Aku manusia biasa dan lelah akan penantian padamu
Mungkin dirimu anggap aku tak berarti di hatimu
Entahlah, karena aku tak bisa membaca isi hatimu
Tahukah dirimu, selalu ada doa untukmu dariku

Namaku mungkin tak selalu ada dalam doamu
Untaian nada yang indah ada padaku untukmu selalu
Rasaku selalu bergelora padamu

Yang terindah akan terlihat walau penuh belukar
Akhiri segala penantianku ini dengan uluran tangan hangatmu
Senyumlah pada kehidupan dunia apapun ceritanya
Idamkanlah taqwa pada Tuhan menjadi candu hidup
Nyamankanlah hatimu walaupun tanpa hatiku

Lelahnya Irisi Aku

Layu sudah hatiku bak bunga tak tersentuh air
Untukmu yang di sana lihatlah aku tanpamu
Tak pernahkah sedikitpun bayangku melintas di hatimu ?
Fungsi organku seakan mati bila mengingatmu yang tak bisa kuraih
Inilah aku yang masih menjadikanmu seseorang yang istimewa di hatiku

Ikutlah denganku maka akan kubahagiakan selalu hidupmu
Segala maumu akan coba aku sanggupi
Tiada airmata yang akan menetes di pipimu
Aku yang akan menjadi pelindungmu kala kau duka
Dekatlah denganku saat kau butuh bercerita
Aku akan menjadi pendengar setiamu

Andai kau tahu rasaku padamu
Namun kau memilih berjalan dengan cerita yang lain
Waktu yang akan memberitahukan siapa cinta sejatimu
Aku yang selalu mendoakan kebahagiaanmu
Rayuanku tak akan ada lagi karena kau telah bersamanya

Duniaku Sedang Tanpamu

Dunia yang kurengkuh tanpamu seolah hambar
Aku mengerti ketidak bersamaan ini
Mengerti bila kini menjalani hidup kita masing-masing
Kepatuhan pada Tuhan menjadi batas yang jelas

Tapi tetap saja hati kecilku mau kamu

Selasa, 23 Desember 2014

Diammu Itu

Aku tak bisa membaca diammu
Aku benci akan diammu
Aku pergi

Kau boleh cari aku bila kau telah mau berkata
Katakan segala yang kau rasakan tentang aku
Dan aku harap rasamu itu cinta

Senin, 22 Desember 2014

Bicaralah

Bicaralah
Tuliskan satu kata lalu rangkailah menjadi kalimat

Aku tahu mungkin terdengar tak bisa untukmu
Terdengar ajaib untukmu bila kukatakan bahwa "aku rindu kamu"

Diammu membuatku penuh sejuta tanya
Bila memang aku tak berhak di dekatmu, tinggalkan aku
Tak perlu kau terus dekat denganku karena itu tak nyaman
Tak perlu kau terus beri harapan dengan kedekatan yang tak tulus

Hapus aku dari duniamu
Walau aku akan tetap merindumu
Walau aku akan terluka dan perih di hati

Bicaralah
Agar kerinduanku padamu reda
Bicaralah

Sabtu, 20 Desember 2014

Satu Tempat

Masih berkutat di tempat itu
Sudah lama sekali kutunggu dirimu selesai
Namun penantian ini buatku kesal
Tiba-tiba segalanya banyak bicara
Dan ini buatku seolah diam tak bergerak

Kapan dirimu pergi dari tempat itu ?
Kau pikir aku tak akan singgah di tempat itu ?

Arah Jemariku Sayangimu

Aku tahu mungkin tak sempurna di matamu
Namun rasa sayang ini murni padamu
Degup jantungku menandaskan kaulah cintaku
Rasakan saja tak perlu banyak bicara
Aku masih menyukaimu

Jahatnya hatimu yang pergi tiba-tiba
Udara panas sepanjang jaman setelah kau tiada
Lihatlah hidupku tanpamu kini
Ikutilah kemana kakiku melangkah
Aku yang berjalan dengan langkah gontai
Nelangsa diri

Suaramu tak manja lagi terdengar
Anggukkan kepalamu memudar tak kuingat lagi
Saling merindukah kita berdua?
Masih ada dan selalu tetap ada kasihku padamu
Injaki sesak di dada tanpa tahu rindumu padaku
Tawarkanlah sedikit pelukan untukku
Aku yang mematri namamu di jiwaku


Damai BerTuhan

Berisik sekali di luar
Bising sekali di sana
Dan aku enggan keluar
Biarkanlah serasa damai di dalam
Saat keluarpun mereka semua bertindak arogan
Bahasa keangkuhan lagi kesombongan yang dipertontonkan
Aku muak memberi petuah
Segala ucapku dianggap lelucon kosong
Sabarku hingga kematianku
Dengan mereka yang tuli dan buta mata hatinya
Mereka seolah raja dan ratu yang tak bisa terbantah dalam berkata
Rasakan nanti azab Tuhan bila mereka terus merasa paling benar
Mereka lupa manusia terkadang penuh salah

Damai aku dalam berTuhan

Dan Aku Masih

Dan aku masih menautkan asa padamu
Dan aku masih menginginkan kita bersama lagi
Dan aku mau kita meraih hasrat hingga selesai

Dan aku tak tahu sampai kapan rasaku padamu pupus

Jumat, 19 Desember 2014

Nyanyian Terindah Warnaiku


Nyanyian tidurnya saat ku kecil dahulu
Utarakan segenap sayang beliau padaku
Nyanyian yang tetap terdengar hingga kini
Usahlah jatuh airmatamu karena sikapku
Namamu selalu ada dalam setiap langkahku
Gambaran keindahan surga terpancar dari wajahmu

Tabir hidupku tercipta Tuhan melalui ibu dan ayah
Ingin selalu berbuat yang terbaik untukmu berdua
Tak pernah terlintas untuk buat berduka
Aku anakmu sangat menyayangi kalian berdua

Waktumu tak pernah habis untuk kebahagiaanku
Aku tahu terkadang ada marahmu untukku
Rinduku di pelukmu maka maafkan salahku
Surga Tuhan tergantung pada ridhomu
Inilah aku dengan segala lemahku
Tak mau lagi buatmu menitikkan airmata sedih
Aku cinta kamu selamanya

Wujud Nirmalaku

Wanita Bidadari surga sedang memelukku di dunia
Aku nyaman dalam dekapannya
Tak pernah mau untuk melepaskannya
Ibuku, kaulah sang bidadari surga itu

Naluri anakmu ini ingin selalu melindungimu
Ukuran cintaku mungkin tak sebesar cintamu padaku
Rintik hujan menggigilkan badan
Bunyi petir menggelegar menciutkan nyali
Aku tersungkur di hadapan ibu
Endapkan hujan dan petir itu
Tuhanku, bahagiakanlah selamanya ibuku

Ibu, aku sangat mencintaimu

Pahlawan Dalam Diam

Tiarap
Tertidur dalam terjaga

Terdiam lalu terduduk dalam memegang senjata
Ini pelatuk senjata yang siap di letuskan
Tak pernah sudi kami dijajah
Tapi kamipun membenci peperangan
Perang yang menyengsarakan penjajah dan yang terjajah
Kami ingin merdeka

Pergilah kalian sang penjajah
Ini negara kami
Kedaulatan negara kami jangan kalian rantai

Kami tak berharap bila kami dianggap sang pahlawan
Karena kami sadar membela negara kami tercinta suatu kewajiban

Ingatlah, bangsa yang besar apabila menghargai para pendiri bangsanya

Bicaralah Karena Aku Cinta

Kenapa tidak saling bicara ?
Marahkah kau kepadaku ?
Aku tak mau lagi memulai bicara bila tak kau jawab

Jawablah
Karena aku manusia bukan mesin yang tak punya hati

Untuk apa ikatan ini bila saling diam membisu ?
Apakah harus aku acuhkan dirimu padahal kau dekat sekali denganku ?
Apakah aku harus menjadi tak peduli sepertimu ?

Tidak, aku tak bisa acuhkan dirimu
Karena aku sangat menyukaimu

Lalu sukakah kau kepadaku ?

Selintas Wajahmu

Ada wajah yang selintas mirip denganmu tadi siang
Segala kenangan kembali tertuju padamu
Dan aku teringat akan hasrat kita yang menggebu dulu
Hasrat yang masih belum tertuntaskan dan masih menggantung
Ingatan ini sekarang tentang dirimu yang tak lagi dalam dekapan

Untuk Bapakku

Kini tak lagi ada kata setelah aku dewasa
Aku lelaki kaupun lelaki
Bahasa kita berdua sebagai lelaki adalah logika

Saat kecil aku berpura-pura tertidur kaulah yang menjagaku dari gigitan nyamuk
Cara sederhana untuk melindungiku

Saat kecil kumenangis menyangka kau tinggalkanku di desa yang asing saat itu
Kasih sayang yang kau berikan padaku terkadang tanpa berucap
Cinta yang kau berikan padaku terkadang butuh waktu untuk merasakannya

Terkadang aku lupa ada keringat juga aimata tak terjatuh yang tak terlihat olehku darimu
Karena kau lelaki dan akupun lelaki
Karena kau bapakku dan aku anak lelakimu

Maafkan aku, bila cintaku belum membaluri sekujur jiwamu

Bapakku, terima kasih telah ajariku sebagai lelaki tangguh

Tuhanku, persatukan kami semua dalam surga-Mu nanti

Waktu BerTuhan Namaiku

Wahai para pecinta bumi
Arahkan saja kecintaan hanya pada Tuhan
Hadapkan mukamu semata memuja Tuhan
Yaitu kepada Tuhan Sang Pencipta alam semesta
Usahlah terus bermain dengan segala nafsu dunia yang penuh tipu daya

Bibir ini akan selalu lantunkan zikir terindah
Ibadah ini tak peduli akan pandangan dunia
Mauku segala ibadah ini untuk Tuhan
Akulah pencari cinta Tuhan

Nestapa bila cinta Tuhan menjauhiku
Umpama sang pengelana tersesat di hamparan gurun pasir luas
Gairah pencarianku pada Tuhan
Rasa ini ingin memandang dunia hanya sementara saja
Aku inginkan Tuhan utuh
Hilangkan angkuh juga sombong dalam jiwa
Aku sangat mencintai Tuhanku

Kamis, 18 Desember 2014

Kehadiranmu Fiktifkan Aku

Karenamu selalu ada kerinduan ini
Hantui setiap malam menjelang tidurku
Ada ketakutan melanda tentangmu di esok pagi
Esok hari kusadar bahwa dirimu tak selalu ada di sisiku
Rumitnya rasa yang membelit kalbuku
Usahaku mendapatkanmu seolah tak berbalas darimu
Lirih hatiku dan peliknya melupakanmu

Fiktif cerita bukanlah mauku dalam jalan hidupku
Isilah jalan hidupku dengan hadirmu
Namamu telah menempel pada dinding hatiku
Aku masih menantimu
Nafas yang terhembus memanggilmu senantiasa
Cintaku seolah sulit untuk campakkanmu
Yel-yel dunia seolah sepi dari pendengaranku

Arti hadirmu sungguh berharga
Luruhkan semua rasa benci di dada
Biarkanlah kau hadir dalam mimpiku
Izinkan saja mimpi ini bila hadirmu tak kunjung tiba

Selasa, 16 Desember 2014

Asa Fitrahku Tuhan

Arungi dunia tanpamu
Ungkapkan kecintaan tanpa restu Tuhan tak akan mungkin
Drama dunia tak akan abadi
Inginku hanya bersama Tuhan

Fajar menyingsing menyiratkan pagi telah ada
Aku masih mencari sesuatu tentangmu
Ubah segala keburukan menjadi kebaikan
Zaman tak mampu tenggelamkan pencarian kebaikan ini
Ibarat anak kecil yang tak mau lepas dari benda kesayangannya
Akupun tak mau menyerah terus melangkah berTuhan
Hancurkan segala racun iblis yang bersemayam di dada

Taklukan dunia dengan kekuatan Tuhan
Aku masih tanpamu
Urungkan cintaku padamu tak mengapa
Fitrahku hanya ingin teguh berTuhan
Inilah aku
Kamu bila tak berTuhan maka tinggalkanlah aku

Menuai Awan-Awan

Menukik tajam rasa dari dasar dada
Oase gurun pasir tak mampu redakan dahaga
Hampir saja tersesat dalam pencarian jalan
Aku menunggu dengan setia
Matikan kasih sayang yang ada
Antara bimbangnya di persimpangan jalan
Dilema hati

Akhiri segala kerinduan
Kini hanya tinggal kekaguman belaka
Menikam sendi-sendi pada ragawi ini
Ada dan senantiasa ada cinta selalu padanya
Lalu berlari diri darinya

Aku mungkin sudah jengah dan lelah
Lintasi segala penjuru hatinya
Biarkanlah tanpanya maka aku akan tegar
Awan-awan yang menghitam akan reda
Roda dunia masih akan tetap berputar
Impianku dengannya sekedar mimpi saja

Sabtu, 13 Desember 2014

Untuk Mamahku

Mamah, maafkan aku bila terlalu banyak kata kasar lagi umpatan meluncur dari mulut ini
Mamah, ada airmata rasa sayang yang tertahan dalam dada tak tertumpah

Aku dalam usia dewasa masih terlihat bocah kecil dalam pandanganmu
Teringatku saat sakit setengah mati tiba-tiba mamah membawaku berobat

Mamah, bila kini sering beradu mulut karena berbeda cara hidup maka maafkan aku
Mamah, ketahuilah ada cinta juga sayang yang terbesar dalam diriku untukmu

Tuhanku, bahagaikanlah beliau bila aku sampai kini belum tuntas di mata mamah untuk menyenangkan hidupnya
Tuhanku, jagalah dalam iman-Mu mamahku dan aku

Ada cinta dan kasih yang tak akan terucap olehku karena aku anak lelakimu
Mamahku, rasakanlah sayangku dalam tingkah lakuku untukmu

Walau kasihku tak akan bisa kalahkan kasihmu padaku

Selasa, 25 November 2014

Watakmu

Watakmu tak sejalan membuatku lemah
Akhiri segala sabar saat dirimu menaruh curiga padaku
Nyenyaknya tidur terusik dengan hiruk-pikuknya dunia
Dan aku masih cemas saat melepas rindu denganmu
Aku tak menyesal mengenalmu walau kau tak sayangiku

Warnai

Walaupun sakit juga perih melilit badan
Aku sudah bilang "tak usah berteman saja"
Namun karena rasa akhirnya terjalin sudah
Dan kini tiba-tiba segalanya seperti tak berbekas
Ingin selalu dekat denganmu terpeluk dalam dinginnya malam

Minggu, 23 November 2014

Serasa Berat

Tak bisa untuk menyentuhnya
Memeluknyapun kini sedang tak bisa
Serasa berat

Bila cinta hak manusia mengapa rasaku ini begitu pelik ?
Cintaku memang seolah menafikan Tuhan
Dan ini serasa berat

Adakah jalan lain agar aku bisa selalu dekat dengannya ?
Ingin selalu melihatnya dan rasakan gejolak cinta dalam dada
Menahannya selama ini serasa berat

Tuhanku, kulakukan semua ini untukMu
Tuhanku, walau seakan perih menjalar badan tanpa cintanya
Untuk Tuhanku walau serasa berat, aku rela



Bahagia Yang Semu

Mereka semua tertawa dalam kebahagiaan fatamorgana
Saat dunia digenggam maka nafsu menguasai seluruh sendi tubuh
Terbahak-bahak hingga tersedak sampai melupakan dedosa dunia
Tak ingatkah akan kepasrahan saat memujaNya dalam barisan saf ?
Ataukah memuja Tuhan hanya sekedar rutinitas tanpa meresap di jiwa ?

Pemujaan pada Tuhan bagi mereka hanya mau penghormatan dari dunia
Biarlah berbeda sendiri saat berTuhan di pandang kehinaan
Karena pandangan Tuhan jauh Maha Sempurna daripada dunia
Mereka berbahagia dalam kesemuan dunia
Pujalah Tuhan dengan hati maka itulah kebahagiaan hakiki



Kesendirian Ini, Tuhan Maha Tinggi

Dalam sendiri ingin membunuhi sepi
Saat nafsu terus merancu penuh sesat di kepala
Kesasaran tanpa Tuhan yang memaksa untuk dipenuhi

Seperti tangkai pohon yang terombang-ambing angin
Memaksa untuk patah lalu jatuh ke tanah
Memaksa untuk terbang tanpa arah keTuhanan

Jiwa ini ingin seperti gunung yang tetap tegak berdiri
Tak bergerak walau badai menerpa badan
Hanya kuasa Tuhan yang dapat memuntahkan letusannya

Gunung yang tak berkawan tak pernah sepi
Gunung selalu memuji nama Tuhan
Dan aku ingin seperti gunung

Tak mau seperti karang di lautan
Karang yang terkikis oleh asinnya air
Karang yang tampak kokoh namun rapuh

Gunung dalam sendiri tak pernah ingin membunuh sepi
Gunung telah mengenal sebegitu dalam Penciptanya

Dan aku ingin seperti gunung

Tabir Hidupku

Bila dapat menerka masa depan maka ingin yang terbaik saja
Bila dapat meraba apa yang terjadi esok maka waspada dalam bertindak
Bila dapat kembali ke masa lalu maka kuperbagus segala yang kurang
Tapi masa lalu dan masa depan tak dapat ku kuasai
Karena hanya Tuhan Pemilik Waktu

Demi masa, aku berlindung dari kesia-siaan masa depan
Demi masa, aku berlindung dari kesombongan kegemilangan masa lalu

Segala tabir hidup kupasrahkan pada Tuhan semata
Karena hanya Tuhan Sang Penguasa Waktu

Karena tiada daya dan upaya tanpa kuasa Tuhan 

Tuhan Tak Akan Salah

Berjalan saja lurus berTuhan
Tepikan dan acuhkan cibiran manusia saat teguh bertaqwa
Rasa nyeri juga sakit hanyalah sifat manusiawi
Berdamai saja dengan hati sanubari
Hanya pembuktian kelak di akhirat siapa yang berdiri terbenar


Karena Tuhan tak akan salah

Diammu Membuatku Penuh Ragu

Maukah kau padaku ?
Dalam diammu tersimpan sejuta tanya dalam kepala

Tatapan matamu
Sunggingan senyummu

Aku meragu untuk merengkuh tubuhmu dalam pelukku
Nafsu yang terus memburu untuk segera di tunaikan
Badan yang panas karena nafsu seakan membuih hingga ujung kepala
Katakan kau mau akan tubuhku


Aku sedang murahan

Janji Pada Semesta

Jagat raya telah menjadi saksi berulang-ulang
Hingga mungkin muak pada kata dari mulut ini

Akulah manusia yang senantiasa berdiri dan terjatuh dalam hidup
Akulah manusia yang tak pernah menyerah berjalan ke arah Tuhan

Tak akan lagi mengganggu semesta
Tak mau lagi merusak dunia

Lelah lagi capai bermain dengan nafsu dunia
Nafsu yang dipermainkan iblis


Aku manusia yang berjanji pada semesta

Sabtu, 01 November 2014

BerTuhan Tapi Tak BerTuhan

Hartaku milikku
Semua kemewahan dunia karena aku yang bekerja keras
Menepikan nama Tuhan dalam campur tangan-Nya

Lihatlah dalam pencarian kekayaan ini
Tanpa Tuhan lalu semua jalan tergadaikan
Biar saja bila harus berkerabat dengan setan

Mencuri, menyembunyikan hak orang lain lalu menumpuk harta
Menjatuhkan orang lain yang bersebrangan dengan otakku
Aku raja dunia dan sedang melupa pada kematian

Harta dunia yang tak akan di bawa mati
Bila mati tiada harta yang berguna untuk Tuhan
Najisnya harta hanya akan membawa sengsara di hadapan Tuhan

Masihkah berharap di puja oleh manusia ?
Masihkah berharap di sanjung oleh manusia ?
Lalu Tuhan hanya sekedar perayaan hati belaka

Saat Tuhan tak meresap dalam langkah di dunia
Riuhnya langkah yang menari dalam derita orang lain
Angkuhnya hati karena berTuhan tapi tak berTuhan dalam dunia

Hentikan Hinaan Ini

Mereka tertawa
Mereka menghujat
Mereka mengkerdilkan
Mereka berlaku seakan mereka semua tuhan

Dalam diam terkadang menangis atas ulah mereka
Dalam sepi terkadang sedih memintal badan
Diri ini manusia bukan batu karang ataupun gunung yang megah
Merekapun manusia dan kesalahan selalu ada pada mereka

Atas dasar apa mereka selalu memperolokkan diri ini?
Atas dasar apa mereka selalu menghina diri ini ?
Diri ini diam bukan mengaku kalah dan menyerah
Dalam diam ada doa panjang pada Tuhan

Diri ini sakit akan perilaku mereka
Ucapan mereka yang terkadang meluka dalam hati
Berlari dalam hujan biar airmata tersamarkan dalam rinainya hujan
Mereka bukan tuhan

Berharap Tuhan tak menggelapkan hati
Berharap Tuhan selalu menerangkan hati
Diri memaklumi sikap mereka
Ketegaran jiwa karena miliki Tuhan

Semoga Tuhan Tiada Bosan

Maafkan aku, Tuhan
Bila pagi ini masih terkapar dalam penantian yang tak berujung pangkal
Masih setia menunggu sesuatu yang tak dapat kupegang

Berjuta kali kata maaf pada-Mu, Tuhan terlontar dari mulutku
Penungguan akan dirinya untuk seperti dulu
Mencandu lagi lalu mereguk kenikmatan kesesatan

Sejujurnya telah membosan pada hal ini
Tapi nafsu yang dibisikkan setan seakan membenarkan langkah
Setan membuhul pada ubun-ubun kepala

Tuhanku, dalam lemah diri ini aku berserah pada-Mu
Sungguh tiada kuasaku atas diriku sendiri kecuali atas kuasa-Mu
Maafkan aku, Tuhan

Aku mau hancurlah semua kemauan yang tak berTuhan
Sungguh terlalu lelah bila selamanya bertaut akan hasrat setan
Semoga Tuhan tiada pernah bosan memandu jiwaku

Rabu, 29 Oktober 2014

Dedosa Bak Sambal

Melukis asma Tuhan di langit malam dengan tinta hitam
Aku yang penuh salah
Berlumuran dedosa
Malu diri pada Tuhan

Bercanda dengan laku setan
Berkata kasar dan bermulut busuk bak binatang
Memuja dunia dengan kehidupan aroma setan
Aku malu pada Tuhan

Ibadah yang kupersembahkan
Kemudian perilaku iblis kujalankan
Seolah segala dosa tampak benar pada pandangan
Aku malu pada Tuhan

Namun rasa malu ini seolah sambal
Saat bahagia duniawi menyeruak melupa pada Tuhan
Aku manusia penuh nafsu
Dan aku sekali lagi sangat malu pada Tuhan

Minggu, 19 Oktober 2014

Tuhan Itu Ada

Tuhan itu penuh indah
Tuhan itu penuh sombong
Tuhan itu penuh gemerlap
Lalu pantaskah diri menyandang segala angkuh di dunia?

Dalam dunia penuh keteraturan Sang Pencipta
Semesta tidak pernah ada dengan sendirinya
Jagad raya bergerak selaras karena ada Sang Penggerak
Lalu pantaskah berlaku seolah Tuhan itu tidak ada?

Makhluk dunia miliki keunikan tersendiri
Bukti nyata bahwa Tuhan menegaskan tandaNya
Selayaknya bersyukur atas segalanya
Lalu pantaskah berbuat kerusakan di atas muka bumi ini?

Karena Tuhan itu ada
Kikislah ego manusiawi diri
Rasakan Tuhan itu Sang Esa
Tuhan Maha Tinggi tak butuh berkawan


Semoga Hilang Lalu Senang

Tuhan, jagalah aku dari sesatnya langkah

Begitu banyak racun dunia tersedia di sini
Hasratku lenyap seketika saat racun berbaur dengan asma Tuhan
Hasrat sesat yang lenyap seketika
Dan aku tenang

Tuhan, jagalah aku dari dustanya nafsu dunia

Segalanya membuatku menangis
Sembab itu ada dan menggelayut di kelopak mata
Dada menahan rasa yang menohok badan
Dan aku senang

Sabtu, 18 Oktober 2014

Bercinta Tanpa Restu Tuhan

Kala agama hanya menjadi pajangan di lemari
Kala panggilan azan hanya penghias telinga
Kala segala tentang agama hanya sekedar candaan belaka

Masih layakkah mengaku menjadi manusia yang beragama?


Percintaan dunia yang merumitkan mata
Memandang segala nikmat dunia walau sesat indah
Iblis selalu mengintai mencari kawan di neraka

Masihkah tertawa dalam cinta yang tak berTuhan?


Di mana agama di simpan? 

Terkasih Abadi

Rasakanlah saat kasih tak berbalas
Sedihnya hati karena manusia
Masih membutanya mata hati

Tak melihat dengan kedalaman jiwa
Berharap kerasnya hati nun jauh di sana bisa melunak
Dirinya yang berkarakter seperti iblis

Minggu, 12 Oktober 2014

Rumah Halusinasi

Saat manusia lagi itu,
Tuhan aku harus bagaimana ?

Rumah mana lagi yang harus di pijak ?
Saat rindu pelukan namun tak kurasai lagi
Rumah yang kurindu nyamannya hanya diam terduduk

Menangis saja tak akan merubah lumpur menjadi emas
Saat hujan turun lalu menangis saja maka tersamar air hujan
Dan aku masih tak paham pada rumah ini

Langkah tertatih dalam pemujaan pada Tuhan
Jiwa yang letih lalu berharap Tuhan menaungi langkah
Dalam kehinaan diri bersujud di barisan penyembahMu

Aku tak bisa memilih terlahir pada rumah siapa
Keimanan pada qodo dan qodar telah mematri
Mensyukuri atas nikmat hidup yang terberi oleh Tuhan

Rumah apa ini bila hanya saling bicara tanpa nama tuhan ?
KeTuhanan hanya dalam cangkang tapi tidak meresap pada kedalaman jiwa
Rumah beragama tapi tak berTuhan


Sabtu, 04 Oktober 2014

Diam Dalam Ingin

Sudah tiada cengkrama lagi antara kita
Kebisuan menjadi bahasa kebangsaan
Cara berkasih sayang yang aneh
Tanpa berkata indah namun penuh perhatiaan
Bahasa apa itu ?

Tak akan pernah ada rindu bila hanya diam
Tak akan pernah menyentuh hati bila hanya ketusnya bicara
Dalam diam karena tersakiti lisan
Lebih baik diam saja
Ini cara terbaik berkasih sayang

Tak akan pernah salah menjadi orang baik berTuhan
Di pandangan Tuhan bernilai walau pada dunia terhinakan
Sanggupkah melawan kediktatoran dunia ?
Dunia telah di penuhi para barbarisme
Dunia telah di jejali para anti Tuhan

Tuhan, jagalah raga ini agar tak melangkah sesat
Mungkin aku harus pergi lalu menghilang
Agar mereka tahu arti hadirku saat aku lenyap
Diam tanpa bicara
Dalam ingin memelukmu atas nama Tuhan

Jumat, 03 Oktober 2014

Wajah Zona

Waktu terus bergerak dan kita masih di sini
Ingin terus tertawa dan bersama tapi waktu seakan tak peduli
Dalam suka terkadang terselip duka harus di hadapi
Yang aku mau kita menjaga rasa ini
Andai waktu tak bisa kita taklukan tapi kita tetap saling hormati

Zaman yang ingin kuraih bersamamu menatap indahnya dunia
Ada wajah-wajah sang waktu terus intai setiap raga
Hancurkan raga-raga yang rapuh lagi berduka
Aku tak mau kita kalah oleh waktu yang ada
Risau hati tak akan ada bila di junjung semangat juga taqwa
Ambisi kita menjadikan waktu antar kita sebagai sang juara



Rabu, 01 Oktober 2014

Dalam Lemah Diri

Terlalu lelah bercengkrama dengan dunia
Badan terasa lemas

Maaf, bila tersungkur memuja Tuhan tak sempurna
Dalam sujud terdalam mencari damai

Menyebut nama Tuhan dalam panggilan terbata
Menyembah dalam limbungnya badan

Maaf, bila pemujaan ini tak sempurna
Rangkul aku Tuhan

Minggu, 28 September 2014

Angkara Indah Dosa

Dalam keindahan yang seolah tiada batasnya
Banyak angkara dalam keindahan yang semu
Terlalu penuh angkuh dalam damai yang dusta tampak pada mata
Penghormatan yang dipaksakan karena semua pembicara telah gagu

Silahkan saja terus berontak tanpa mengindahkan kaidah
Kecapaian bila harus terus menjelaskan
Membusa mulut menjabarkan tentang akidah
Dan mereka kaum yang tidak mempercayai Tuhan

Habis sudah rasa sabar ini
Aku manusia bukan nabi
Aku pergi
Aku tak peduli


Tuhan Bukan Mainan

Terima kasih atas akal yang diberikan
Terima kasih atas pertemanan
Terima kasih kini lebih paham makna kelelakian

Tak mau lagi bercanda dengan dedosa
Tak sudi lagi terombang-ambing nafsu semata
Tak peduli atas perkataan sesatnya dunia

Dalam langkah menuju Tuhan aku pahami
Dunia tak untuk berharap penghormatan insani
Ada hidup setelah mati

Aku terhuyung berharap meraih cahaya iman
Sangat bodoh bila menggadaikan Tuhan

Karena Tuhan bukan mainan

Hari Bahagiamu

Maaf, bila kata-kata ini terlambat
Hari bahagiamu telah terlewat

Tiada hadiah yang kuberi
Hari bahagiamu maka cintai

Harapku padamu Tuhan selalu bersama
Karena sungguh gembiralah di hari bahagia

Sabtu, 27 September 2014

Tidak Dengan Kamu

Tidak denganmu karena kebisuan yang ada
Bicara padamu seperti menghadap tembok baja
Sahutan yang kunanti tak ada
Percuma

Menunggu kau bicara membuat hati teriris
Kosakataku seakan habis
Aku hanya berkata
Kau hanya mendengar saja

Ceritaku mungkin tidak dengan kamu



Konyolnya Diri Yang Angkuh

Jika Tuhan sanggup kuatur maka aku ingin jadi tuhan
Tapi aku hanya hamba
Tak layak sombong menjadi candu kehidupan

Bila sepi merajut dalam badan lantas salahkan Tuhan ?
Bila derita menghantam hidup lantas sudutkan Tuhan ?
Adilkah aku ?

Kerdilnya jiwa bila segala duka disalahkan pada Tuhan
Seharusnya dapat lebih membaca salah diri
Bertafakurlah aku dalam dedosa

Maafkan aku, Tuhan
Bila hanya nafsu bahagia saja yang ada dalam otakku
Karena selalu ada nasehat di setiap jalan Tuhan

Manusia Biasa

Kisah hidupku biasa saja di bumi
Tiada yang istimewa dalam perjalanan ini
Dalam hidup suka duka datang silih berganti
Dalam hidup cinta dan benci datang dan pergi

Aku manusia biasa

Terkadang menangis lalu terkadang senyum penuh tawa
Inilah hidup penuh romantika
Tak hendak berbagi cerita
Cukup berbagi dengan Tuhan saja

Karena aku manusia biasa

Jumat, 26 September 2014

Dirinya Bukan Untukku

Kesedihan yang kurajut hanya semakin melukakan hati
Dirinya yang semakin terasa mengaburkan dalam pandangan ini
Dirinya yang semakin terasa jauh dari genggaman ini

Kebahagiaan yang hendak kubagi bagi siapapun yang mau
Bila dirinya tak sudi maka biarlah aku
Bila dirinya tak lagi datang maka biarlah aku

Tak selayaknya sedih terus kupeluk


Kamis, 25 September 2014

Lindungi Diri Ini

Aku merasa lemah saat bersujud pada Tuhan
Serasa lemas sekujur badan
Erangan zikir pada mulut tak sinkron dengan otak
Pada siapa lagi aku berserah diri selain pada Tuhan
Rintihan dunia dalam dada merusak otak saat mengingat jumlah bilangan shalat

Aku menghadap Tuhan dalam cangkang kotor
Takut bila segala ibadah ini tak sempurna
Ada tangis tertahan dalam dada
Zikir-zikir ini panjang memohon segala kebaikan
Lindungi diri ini

Burung Itu

Ada saja keingintahuan dalam pikiran
Ada saja jiwa yang mau tahu segalanya

Saat melihat menengadah ke cakrawala nan luas
Saat melihat beburung terbang beriringan

Sejumput tanya dalam diri muncul

Apakah burung mengenal rasa takut pada alam ?
Apakah burung mengenal khawatir pada dunia ?

Saat terbang pernahkah terlintas takut akan ketinggian ?
Pernahkah bosan pada kumpulan awan dan langit yang sama saat terbang ?

Saat mengepakkan sayap pernahkah merasa lelah juga capai ?
Pernahkah burung-burung merasa perutnya mual juga kembung karena tersapu angin ?

Saat burung kecil terbang pernahkah merasa cemas akan jatuh menukik kencang ke bawah ?
Pernahkah burung-burung merasa takut pada dunia ?

Burung itu tetap saja terbang dan selalu terbang
Aku mengerti burung tak berakal dan hanya manusia yang berakal

Burung hanya ikuti nalurinya dan manusia harus kendalikan nafsunya
Burung tak pernah kecewa pada dunia

Lalu haruskah diri menangisi dunia ini ?



Minggu, 21 September 2014

Rindu berTuhan

Lalu aku berlari mengejar Tuhan
Dalam hati yang gembira juga dalam hati yang duka

Mendekati Tuhan sungguh tak pernah mudah
Selalu saja ada buhul-buhul bisik yang menggoda

Dalam langkah-langkah yang tak pernah mudah
Aku berlari mengejar Tuhan

Ada rindu yang teramat dalam pada Tuhan
Pada angkuhnya jiwa ingin kukikis dalam barisan memujaNya

Damai hati ingin kurasakan dalam ruku dan sujudku
Aku perinduMu,Tuhan

Damai Waktumu

Dalam mimpi ingin bersua
Inisial nama telah menjadi doa
Menatap namanya dalam layar dunia maya
Aku merindukannya
Sebait kata untuknya semoga mengerti

Waktu terasa tak akan pernah cukup
Inilah barisan kata tentang arti sebuah rindu
Jalan terjal menuju kasih juga sayang
Orang bilang cinta ini buta
Namun cinta yang di rasa masih berlogika
Aku tak pernah akan memilikimu
Ragaku tak akan pernah menyatu denganmu
Kasihku sebatas doa bahagia untukmu
Oh, yang tercinta bahagialah hidupmu

Rabu, 17 September 2014

Misteri Sang Kecintaan

Terus-menerus tangisi kecintaan
Pernahkah bertanya pada diri sendiri
Apakah sang kecintaan menangisimu jua ?

Lelah dan terlalu lelah mengejarnya
Saat bersuapun dia tak menghangati badanmu seperti dulu
Apakah sang kecintaan masih mau hasratimu lagi ?


Pigura Dosa

Dalam bingkai terindah kulihat berbagai guratan
Ada sesal penuh salah dalam keindahan
Terpampang banyak gambar-gambar yang sama
Begitu banyak sesal juga salah yang berulang

Selasa, 16 September 2014

Pesalah Cinta

Bila cinta ini salah maka salahkanlah aku 
Bila rindu ini salah maka salahkanlah aku 
Cinta dan rindu padamu tak berhak di salahkan 
Aku yang salah karena terlalu mendambamu

Aku yang setiap waktu selalu harapkanmu 
Aku yang setiap saat selalu ingin pelukmu lagi
Aku yang seolah menapaki hari tanpamu tiada arti lagi
Aku yang salah mencintamu terlalu mendalam


Maafkan atas cintaku ini
Cinta yang menggelapkan mata hati

Karena cinta kadang membutakan seluruh panca indera
Aku mencintamu dan cinta ini salah bertaut untukmu


Datanglah yang tercinta
Puaskan rasaku dengan hadirmu

Redakan suhu panas tubuhku
Aku pesalah cinta sangat mauimu