Merendahkan diri di hadapan Tuhan
Bertelanjang bulat memasrahkan diri kepada Tuhan
Aku ridho tunduk patuh dan taat
Sungguh benar-benar bertobat
Kelemahan dan ketidakberdayaan semakin terasa
Sungguh benar-benar ingin bertaqwa
Kemalasan dalam beribadah dan menjauhi salah mengikuti
Bagai hantu menghantui di setiap langkah
Allahu Akbar
Kekuatan Tuhanlah yang Maha Besar
Aku hina serta dina
Aku bodoh serta fana
Subhanallah
Tuhanlah Maha Suci
Kemurnian zat Tuhan tersirat di setiap inci bumi
Tak patut sombong bersemayam
Tak layak nafsu besar lalu berdosa terus digugu bersekam
Astagfirullahaladzim
Ampuni semua kedosaanku
Sepatutnya jernihnya akal yang merasuk, begitupun di dalam kalbu
Nafas ini belum tersengal
Nyawapun belum terpenggal
Dengan segera ku tersungkur
Dengan segenap malu pada namaMu
Diriku luruh
(Cikampek, 14 Sept 2007. 20:10 pm)
"Hanya Kelembutan dengan bahasa kejujuran terdalam mampu menyibak relung-relung hati yang terkunci oleh gelap gulitanya perjalanan sakral kehidupan"
Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Rabu, 30 Maret 2011
Konsentrasi
Setiap hari bersedih
Setiap hari berduka
Tak ada pojok untuk tertawa
Tak ada ruang untuk bahagia
Setiap hari harus berkonsentrasi
Berlompatan keinginan berdosa
Hasrat untuk menggagahi
Bukan kepada wanita
Bukan pula kepada pria
Hasrat menuruti hawa nafsu terlaknat
Terlaknat yang dibisikkan iblis
Memandangnya membuat muak
Mengharapnya membuat kesal
Kemuakkan dan kekesalan tercetus karena tak dapat memilikinya
Bukan sebab tak bisa
Karena terhalang aturan agama
Kedosaan keiblisan selalu setia mengikut
Lengah sedikitpun murka Tuhan terfirmankan
Lalu iblis tertawa hingga terpingkal-pingkal
(Cikampek, 13 Sept 2007, 10:00pm)
Setiap hari berduka
Tak ada pojok untuk tertawa
Tak ada ruang untuk bahagia
Setiap hari harus berkonsentrasi
Berlompatan keinginan berdosa
Hasrat untuk menggagahi
Bukan kepada wanita
Bukan pula kepada pria
Hasrat menuruti hawa nafsu terlaknat
Terlaknat yang dibisikkan iblis
Memandangnya membuat muak
Mengharapnya membuat kesal
Kemuakkan dan kekesalan tercetus karena tak dapat memilikinya
Bukan sebab tak bisa
Karena terhalang aturan agama
Kedosaan keiblisan selalu setia mengikut
Lengah sedikitpun murka Tuhan terfirmankan
Lalu iblis tertawa hingga terpingkal-pingkal
(Cikampek, 13 Sept 2007, 10:00pm)
Indonesia Raya
Swarnadwipa Borneo Java Celebes serta Papua
Indonesia Raya
Satu kesatuan utuh Republik Indonesia
Tak akan lagi ada negara boneka
Indonesia telah merdeka
Pandanglah kami sebagai negara yang beradab
Kami bukan negara biadab
Kami telah menjawab
Bahwa Indonesia negara yang bertanggung jawab
Indonesia tetap berkibar terus berkirab
(Cikampek,14 Sept 2007, 08:20 pm)
Indonesia Raya
Satu kesatuan utuh Republik Indonesia
Tak akan lagi ada negara boneka
Indonesia telah merdeka
Pandanglah kami sebagai negara yang beradab
Kami bukan negara biadab
Kami telah menjawab
Bahwa Indonesia negara yang bertanggung jawab
Indonesia tetap berkibar terus berkirab
(Cikampek,14 Sept 2007, 08:20 pm)
Waktu Pagi Di Desaku
Pagi hari disambut kokok ayam jago
Embun-embun pagi menetes lagi membasahi dedaunan yang terbangun dari tidurnya
Surau-surau memanggil
Kabut belum sepenuhnya menghilang pandangan masih terhalang
Hawa dingin menusuk tulang
Kedinginan berbalut kesejukan tak surutkan langkah menuju surau
Matahari mulai tampakkan sinarnya
Kabut perlahan terbang menghilang
Para lelaki berjalan riang menuju pematang juga tambak ikan
Anak-anak mereka melangkah dengan tawanya sambil menenteng buku-buku pelajaran
Asap-asap mengepul dari belakang rumah
Para perempuan dewasa sibuk dengan tungku
Waktu pagi yang kucinta
Pagi hari di desaku
Embun-embun pagi menetes lagi membasahi dedaunan yang terbangun dari tidurnya
Surau-surau memanggil
Kabut belum sepenuhnya menghilang pandangan masih terhalang
Hawa dingin menusuk tulang
Kedinginan berbalut kesejukan tak surutkan langkah menuju surau
Matahari mulai tampakkan sinarnya
Kabut perlahan terbang menghilang
Para lelaki berjalan riang menuju pematang juga tambak ikan
Anak-anak mereka melangkah dengan tawanya sambil menenteng buku-buku pelajaran
Asap-asap mengepul dari belakang rumah
Para perempuan dewasa sibuk dengan tungku
Waktu pagi yang kucinta
Pagi hari di desaku
Aduh
Sedang panas
Ingin yang dilarang Tuhan
Tak kuat menahan siksa neraka
Tak kuat lawan goda dunia
Tuhan,
Bagaimana ini?
Ingin yang dilarang Tuhan
Tak kuat menahan siksa neraka
Tak kuat lawan goda dunia
Tuhan,
Bagaimana ini?
Pulang Kampung
Akupun ingin pulang
Melihat ibu dengan kejernihan wajahnya
Menatap bapak dengan ketegasan raut mukanya
Melihat rumah yang tanpa tersisa kamarku
Dendam itu memang masih ada tapi sekarang pulang kampung
Lupa akan sekat-sekat siksa nan pedih mereka
Tapi rasanya kuurungkan saja pulang kampung sekarang
Tak kuteruskan langkah menghampiri rumah ibu bapak
Dari jauh kudengar beliau berdua lebih memilih bersandar rindu akan hal dulu
Tak sekalipun hasratku tertunaikannya
Ibu bapak, jalan pilihanku jalan Tuhan
Pulang kampung yang kuinginkan ibu bapak kembali ke jalan Tuhan
Bukan begini yang kumau
Pulang kampung tinggal nama
Namaku tak terdaftar dalam pulang kampung hari ini dan mendatang
Duhai rumahku, berTuhan segera agar aku bisa pulang kampung
Melihat ibu dengan kejernihan wajahnya
Menatap bapak dengan ketegasan raut mukanya
Melihat rumah yang tanpa tersisa kamarku
Dendam itu memang masih ada tapi sekarang pulang kampung
Lupa akan sekat-sekat siksa nan pedih mereka
Tapi rasanya kuurungkan saja pulang kampung sekarang
Tak kuteruskan langkah menghampiri rumah ibu bapak
Dari jauh kudengar beliau berdua lebih memilih bersandar rindu akan hal dulu
Tak sekalipun hasratku tertunaikannya
Ibu bapak, jalan pilihanku jalan Tuhan
Pulang kampung yang kuinginkan ibu bapak kembali ke jalan Tuhan
Bukan begini yang kumau
Pulang kampung tinggal nama
Namaku tak terdaftar dalam pulang kampung hari ini dan mendatang
Duhai rumahku, berTuhan segera agar aku bisa pulang kampung
Minggu, 27 Maret 2011
Bangga
Aku berbicara dengan nama kebesaran Tuhan
Apapun yang telah sedang dan akan terjadi
Terima saja
Itulah qodo dan qodar keimanan nomor enam
Baik busuk menurut pandangan makhluk
Jauh lebih agung penglihatan Tuhan
Jangan pernah merasa sedih sendiri
Dekatlah pada Tuhan, maka
Makhlukpun akan merasa tentram
Berlindunglah pada Tuhan agar tidak termasuk golongan yang terkutuk
Segala emosi milik manusia
Makhluk yang tercipta dari segumpal tanah
Makhluk yang tercipta dari tulang rusuk pria
Makhluk yang tercipta dari segumpal darah
Makhluk yang terproses dari tetesan air mani
Bila sedih sewajarnya
Karena manusia makhluk yang lemah
Bila bahagia tertawa sewajarnya
Karena manusia memiliki rasa pemberian Sang Pemurah
Kembalilah kepada hadapan Ilahi
Allah Maha Suci
Di tubuh ada iman
Di jiwa tertancap kokoh iman
Bunuh tubuh ini
Bakar seluruh isi badan
Tak akan pernah dapatkan iman di dalam hati
Para iblis menangislah di pekuburan
Kebanggan menjadikan Allah Subhanahuwata'ala sebagai Tuhan
Biarkan aku mati
Dengan membawa teguhnya rasa iman
(Cikampek, 10 Sept 2007. 09:00 pm)
Apapun yang telah sedang dan akan terjadi
Terima saja
Itulah qodo dan qodar keimanan nomor enam
Baik busuk menurut pandangan makhluk
Jauh lebih agung penglihatan Tuhan
Jangan pernah merasa sedih sendiri
Dekatlah pada Tuhan, maka
Makhlukpun akan merasa tentram
Berlindunglah pada Tuhan agar tidak termasuk golongan yang terkutuk
Segala emosi milik manusia
Makhluk yang tercipta dari segumpal tanah
Makhluk yang tercipta dari tulang rusuk pria
Makhluk yang tercipta dari segumpal darah
Makhluk yang terproses dari tetesan air mani
Bila sedih sewajarnya
Karena manusia makhluk yang lemah
Bila bahagia tertawa sewajarnya
Karena manusia memiliki rasa pemberian Sang Pemurah
Kembalilah kepada hadapan Ilahi
Allah Maha Suci
Di tubuh ada iman
Di jiwa tertancap kokoh iman
Bunuh tubuh ini
Bakar seluruh isi badan
Tak akan pernah dapatkan iman di dalam hati
Para iblis menangislah di pekuburan
Kebanggan menjadikan Allah Subhanahuwata'ala sebagai Tuhan
Biarkan aku mati
Dengan membawa teguhnya rasa iman
(Cikampek, 10 Sept 2007. 09:00 pm)
Sementara
Apa yang dipegang kadang bisa lepas
Apa yang diharapkan namun jauh tiba-tiba telah berada di genggaman
Misteri Tuhan milik Ilahi
Jangan terlalu senang, jangan terlalu bersedih
Semua milik Tuhan
Manusia hanya miliki nafsu untuk menguasai
Demi Tuhan, tak ada yang abadi
Segala yang terhampar di muka bumi pasti habis
Segala dunia pasti musnah
Segala alam pasti binasa
Berdirilah di antara keduanya
(Cikampek, 09 Sept 2007. 20:30 pm)
Apa yang diharapkan namun jauh tiba-tiba telah berada di genggaman
Misteri Tuhan milik Ilahi
Jangan terlalu senang, jangan terlalu bersedih
Semua milik Tuhan
Manusia hanya miliki nafsu untuk menguasai
Demi Tuhan, tak ada yang abadi
Segala yang terhampar di muka bumi pasti habis
Segala dunia pasti musnah
Segala alam pasti binasa
Berdirilah di antara keduanya
(Cikampek, 09 Sept 2007. 20:30 pm)
Gejolak Batin
Gejolak batin terus bermunculan
Berdekatan dengan Tuhan menjadi hal langka
Ada apa dengan hati?
Tembang-tembang kebaikanpun dikumandangkan
Tubuh ini berontak seakan tak sudi menerima
Ada apa dengan sanubari?
Hentikan suara itu
Suara yang mengajak menghadap Tuhan
Aku sedih menangis tanpa airmata
Aku malu
Aku seolah telanjang penuh dosa yang terbukakan
Pilu sembilu luka perih menganga
Diri ini memang bukan orang suci
Bukan pula yang sanggup menanggung siksa neraka
Keengganan juga rasa jemu di jiwa yang lekat
Tuhan pemilik zat yang Maha Tinggi
Terangkan lalu hidayahkanlah hati serta mata
Demi Tuhan, tak mau termasuk sebagai golongan yang sesat
(Cikampek, 09 Sept 2007. 04:35 am)
Berdekatan dengan Tuhan menjadi hal langka
Ada apa dengan hati?
Tembang-tembang kebaikanpun dikumandangkan
Tubuh ini berontak seakan tak sudi menerima
Ada apa dengan sanubari?
Hentikan suara itu
Suara yang mengajak menghadap Tuhan
Aku sedih menangis tanpa airmata
Aku malu
Aku seolah telanjang penuh dosa yang terbukakan
Pilu sembilu luka perih menganga
Diri ini memang bukan orang suci
Bukan pula yang sanggup menanggung siksa neraka
Keengganan juga rasa jemu di jiwa yang lekat
Tuhan pemilik zat yang Maha Tinggi
Terangkan lalu hidayahkanlah hati serta mata
Demi Tuhan, tak mau termasuk sebagai golongan yang sesat
(Cikampek, 09 Sept 2007. 04:35 am)
Sekedar Hanya Tak Berdaya
Bunyi jangkrik terus mengerik
Mengapa hanya aku yang tidak berkutik?
Seluruh penduduk dunia kontinyu beraktifitas
Mengapa hanya aku yang bak kehilangan vitalitas?
Akupun bekerja tanpa gairah
Laksana busur kehilangan anak panah
Mencoba jalani segala yang ada
Sebagai pemberian yang Maha Esa
Mencoba mencari hikmah yang tersembunyi
Agar jiwa tak merasa sunyi
Aku sekedar manusia
Aku sungguh tak berdaya
Akupun teramat lemah
Akupun sering bersalah
Aku sungguh tak berdaya
Akupun seolah tidak dapat berupaya
Tuhanlah yang mampu memberikan pertolongan
Tuhanlah tempat bergantung berserah diri dari segala kesusahan
Tuhanlah Sang Pengampun
Sekedar hanya tak berdaya pasrah bersimpuh memohon ampun
(Cikampek, 09 Sept 2007. 04:00 am)
Mengapa hanya aku yang tidak berkutik?
Seluruh penduduk dunia kontinyu beraktifitas
Mengapa hanya aku yang bak kehilangan vitalitas?
Akupun bekerja tanpa gairah
Laksana busur kehilangan anak panah
Mencoba jalani segala yang ada
Sebagai pemberian yang Maha Esa
Mencoba mencari hikmah yang tersembunyi
Agar jiwa tak merasa sunyi
Aku sekedar manusia
Aku sungguh tak berdaya
Akupun teramat lemah
Akupun sering bersalah
Aku sungguh tak berdaya
Akupun seolah tidak dapat berupaya
Tuhanlah yang mampu memberikan pertolongan
Tuhanlah tempat bergantung berserah diri dari segala kesusahan
Tuhanlah Sang Pengampun
Sekedar hanya tak berdaya pasrah bersimpuh memohon ampun
(Cikampek, 09 Sept 2007. 04:00 am)
Bunga
Bunga teratai yang kutemukan di kolam
Telah kurajut menjadi suatu kalam
Bunga cantik yang kusunting di desa
Telah menjadi pesona yang menentramkan pada keluarga
Kembang kecil yang kuberi sejentik pupuk
Telah menjelma menjadi sebaik-baik makhluk
Bunga-bungapun terus bermekaran
Memancarkan warnanya, wangipun semerbak bertebaran
Kumbang-kumbang menari mendekati
Bukan hendak menyakiti namun saling menghargai
Di tangan ini masih ada sekeranjang bunga
Titipan dari Tuhan Sang Pemberi Yang Maha Kaya
(Cikampek, 08 Sept 2007. 08:40 pm)
Telah kurajut menjadi suatu kalam
Bunga cantik yang kusunting di desa
Telah menjadi pesona yang menentramkan pada keluarga
Kembang kecil yang kuberi sejentik pupuk
Telah menjelma menjadi sebaik-baik makhluk
Bunga-bungapun terus bermekaran
Memancarkan warnanya, wangipun semerbak bertebaran
Kumbang-kumbang menari mendekati
Bukan hendak menyakiti namun saling menghargai
Di tangan ini masih ada sekeranjang bunga
Titipan dari Tuhan Sang Pemberi Yang Maha Kaya
(Cikampek, 08 Sept 2007. 08:40 pm)
Suatu Senja
Berjalan dengan nafas terengah
Di suatu senja setelah maghrib tiba
Dengan membawa pikulan yang tampak tak mewah
Rambut telah beruban tertutup topi sang bapak tua
Baru pulang dari kerja
Berikhtiar berkeliling tawarkan jasa dan barang
Tak tahu yang berkecamuk di hatinya apa
Tak tahu pula sudah habiskah yang dijajakannya
Mampukah menghitung uang
Sanggupkah mendapat laba
Ataukah harus berhutang
Demi anak istri yang telah menunggu sebelum senja
Langkahnyapun dipercepat
Bergegas hendak tunaikan shalat
Berpasrah ridho serta ikhlas sebelum terlambat
Bapak tua terus berikhtiar tak mau menyerah tanpa syarat
(Cikampek, 08 Sept 2011. 20:30 pm)
Di suatu senja setelah maghrib tiba
Dengan membawa pikulan yang tampak tak mewah
Rambut telah beruban tertutup topi sang bapak tua
Baru pulang dari kerja
Berikhtiar berkeliling tawarkan jasa dan barang
Tak tahu yang berkecamuk di hatinya apa
Tak tahu pula sudah habiskah yang dijajakannya
Mampukah menghitung uang
Sanggupkah mendapat laba
Ataukah harus berhutang
Demi anak istri yang telah menunggu sebelum senja
Langkahnyapun dipercepat
Bergegas hendak tunaikan shalat
Berpasrah ridho serta ikhlas sebelum terlambat
Bapak tua terus berikhtiar tak mau menyerah tanpa syarat
(Cikampek, 08 Sept 2011. 20:30 pm)
Selasa, 22 Maret 2011
Tak Bisa
Sungguh tak bisa menulis yang menyakitkan karena akan sakit
Tak bisa menulis segala yang melukakan karena akan ada yang terluka
Jangan paksa untuk menulis yang tak bisa
Manusia kotor yang pembantai sedang membantai semesta
Tak bisa menulis segala yang melukakan karena akan ada yang terluka
Jangan paksa untuk menulis yang tak bisa
Manusia kotor yang pembantai sedang membantai semesta
Benci Diri
Dan aku membenci aku yang berlumur dosa
Dan aku membenci aku yang tak patuh pada Sang Pencipta
Dan aku membenci aku yang sulit untuk bertobat minta ampun padaNya
Dan tolonglah aku sebelum kematian tiba
Aku ingin berhenti berdosa
Ampunilah aku, Tuhanku
Tangisan ini untuk ratapi dosa yang selalu dilakukan
Seolah mengikat kencang
Ampun, Tuhanku
Berikan jalan terang
Aku benci diri yang pendosa
Dan aku membenci aku yang tak patuh pada Sang Pencipta
Dan aku membenci aku yang sulit untuk bertobat minta ampun padaNya
Dan tolonglah aku sebelum kematian tiba
Aku ingin berhenti berdosa
Ampunilah aku, Tuhanku
Tangisan ini untuk ratapi dosa yang selalu dilakukan
Seolah mengikat kencang
Ampun, Tuhanku
Berikan jalan terang
Aku benci diri yang pendosa
Jangan Berikan Cinta Dunia
Jangan berikan cinta karena aku pecandunya
Cinta dunia membuatku terbuai lalu menjadi pendosa
Aku bukan anak Tuhan karena Tuhan bukan persenggamaan
Aku bukan rasul Tuhan yang mendapat wahyu terbaik melalui Jibril
Aku bukan sufi ataupun ahli agama yang menjadi pewaris ilmu para rasul
Aku manusia biasa yang belajar mencintai seutuhnya Tuhan
Jadi jangan berikan aku cinta dunia karena terlalu mencintainya
Cinta dunia kecintaan yang kadang menjebak
Cinta dunia ada bisik-bisik setan
Cinta dunia jangan berikan kepadaku
Berikan kepadaku kecintaan keTuhanan
Cinta dunia membuatku terbuai lalu menjadi pendosa
Aku bukan anak Tuhan karena Tuhan bukan persenggamaan
Aku bukan rasul Tuhan yang mendapat wahyu terbaik melalui Jibril
Aku bukan sufi ataupun ahli agama yang menjadi pewaris ilmu para rasul
Aku manusia biasa yang belajar mencintai seutuhnya Tuhan
Jadi jangan berikan aku cinta dunia karena terlalu mencintainya
Cinta dunia kecintaan yang kadang menjebak
Cinta dunia ada bisik-bisik setan
Cinta dunia jangan berikan kepadaku
Berikan kepadaku kecintaan keTuhanan
Menafakuri Diri
Parasku tak selamanya menarik
Tubuhku tak selamanya proporsional
Kulitku tak selamanya mengencang
Semua harta bendaku tak selamanya termiliki
Lalu kesombongan dan keegoisan masih mencokol jiwa
Seperti telah hilang rasa malu
Bak tak punya lagi kemaluan
Kebanggaan setelah mati hanya berupa prasasti atau arca yang dibangun
Masihkah kehidupan mengenangku saat badan telah berbaur dengan tanah?
Takabur yang gerogoti sukma
Terlalu angkuh untuk akui kebesaran Tuhan
Laku dosa terus terlaku
Dosa yang tersamarkan oleh iblis menjadi bak madu
Matilah jiwa yang sesat
Matilah rasa keiblisan
Tubuhku tak selamanya proporsional
Kulitku tak selamanya mengencang
Semua harta bendaku tak selamanya termiliki
Lalu kesombongan dan keegoisan masih mencokol jiwa
Seperti telah hilang rasa malu
Bak tak punya lagi kemaluan
Kebanggaan setelah mati hanya berupa prasasti atau arca yang dibangun
Masihkah kehidupan mengenangku saat badan telah berbaur dengan tanah?
Takabur yang gerogoti sukma
Terlalu angkuh untuk akui kebesaran Tuhan
Laku dosa terus terlaku
Dosa yang tersamarkan oleh iblis menjadi bak madu
Matilah jiwa yang sesat
Matilah rasa keiblisan
Prasangka Itu
Tak ada akrab di mata
Tak jua tawa terkembang
Duka yang tak ingin terbagi
Hanya bahagia saja tercurah saat bersama
Karena tak hendak berbagi tentang kedukaanku
Tak jua tawa terkembang
Duka yang tak ingin terbagi
Hanya bahagia saja tercurah saat bersama
Karena tak hendak berbagi tentang kedukaanku
Jumat, 04 Maret 2011
Tak Tahu
Hujan telah membasahi bumi
Basahannya menempel di tiap sudut
Perasaanku bukanlah air hujan
Gejolak hati terjadi tak ku cecar ke lain tempat
Gejolak ini tersimpan rapat
Seperti bocornya atap rumah yang basah hanya di satu titik
Tak mengerti
Memang
Akupun dilanda kebingungan
Basahannya menempel di tiap sudut
Perasaanku bukanlah air hujan
Gejolak hati terjadi tak ku cecar ke lain tempat
Gejolak ini tersimpan rapat
Seperti bocornya atap rumah yang basah hanya di satu titik
Tak mengerti
Memang
Akupun dilanda kebingungan
Kegairahan KeTuhanan
Tiada kata yang indah selain menyebut asma Tuhan
Jantung berdegup kencang
Jiwa nyaman serta damai
Kecintaan dari jauh buatku hidup
Airmatapun tak kunjung turun
Terima kasih Tuhan
Atas kedamaian yang diberikan
Hidup ini kembali bergairah
Kegairahan mengingat Tuhan penuh kesungguhan
Selalu mengetahui Tuhan tak akan pernah meninggalkan hambaNya yang soleh
Jantung berdegup kencang
Jiwa nyaman serta damai
Kecintaan dari jauh buatku hidup
Airmatapun tak kunjung turun
Terima kasih Tuhan
Atas kedamaian yang diberikan
Hidup ini kembali bergairah
Kegairahan mengingat Tuhan penuh kesungguhan
Selalu mengetahui Tuhan tak akan pernah meninggalkan hambaNya yang soleh
Mereka Tidak Tahu
Goresan-goresan luka membawa perih
Tawaku membuat mereka jengah
Padahal mereka tahu aku tidak sedang mentertawakannya
Diamku membuat mereka berkomentar macam-macam tentangku
Apakah mereka semua pengidap kelainan jiwa
Nikmati saja yang ada
Jangan pernah berprasangka
Karena tak satupun manusia bisa mengetahui isi hati tiap manusia
Mungkin mulut tertawa hati bersedih
Mungkin diam menyepi hati bersuka
Jika ingin mencari kesempurnaan
Jangan menilai manusia
Pandang Tuhan karena Dialah Sang Maha Sempurna
Tawaku membuat mereka jengah
Padahal mereka tahu aku tidak sedang mentertawakannya
Diamku membuat mereka berkomentar macam-macam tentangku
Apakah mereka semua pengidap kelainan jiwa
Nikmati saja yang ada
Jangan pernah berprasangka
Karena tak satupun manusia bisa mengetahui isi hati tiap manusia
Mungkin mulut tertawa hati bersedih
Mungkin diam menyepi hati bersuka
Jika ingin mencari kesempurnaan
Jangan menilai manusia
Pandang Tuhan karena Dialah Sang Maha Sempurna
Pecandu Dirimu
Andai waktu bisa kuputar
Kuingin engkau di sini
Menemani jiwa raga yang lelah bekerja
Semangatmu juga sentuhanmu akan mampu menyegarkan
Engkau di mana
Kuingin bersua
Datanglah duhai pujaan
Walaupun hanya di dalam mimpi
Kuingin engkau di sini
Menemani jiwa raga yang lelah bekerja
Semangatmu juga sentuhanmu akan mampu menyegarkan
Engkau di mana
Kuingin bersua
Datanglah duhai pujaan
Walaupun hanya di dalam mimpi
Malam Nan Goda
Terdiam penuh kesedihan
Tafakur penuh kekhusuan
Malam tanpa sinar surya
Hati sembab matapun tak kuasa menahan
Gugusan dosa yang terbuat mohon diampunkan
Lemah tanpa daya makhluk Tuhan
Berdiri ikhlas kala malam menjelang sungguh susah kepalang
Walaupun terbangun bisik rayu nafsu membuai lalu terlelap kembali
Tuhan,
TanpaMu sungguh
Aku hilang arah
Tafakur penuh kekhusuan
Malam tanpa sinar surya
Hati sembab matapun tak kuasa menahan
Gugusan dosa yang terbuat mohon diampunkan
Lemah tanpa daya makhluk Tuhan
Berdiri ikhlas kala malam menjelang sungguh susah kepalang
Walaupun terbangun bisik rayu nafsu membuai lalu terlelap kembali
Tuhan,
TanpaMu sungguh
Aku hilang arah
Semoga Saja
Hujan yang kunanti tak kunjung datang
Hatiku berantakan tak karuan
Tuhan,
Engkaulah Sang Maha Penyayang
Hanya Kau yang pantas untukku
Bagiku kaulah belahan sempurna
Aku hanya bisa berharap dan berdoa
Keputusan akhir kuserahkan pada Tuhan
Hatiku berantakan tak karuan
Tuhan,
Engkaulah Sang Maha Penyayang
Hanya Kau yang pantas untukku
Bagiku kaulah belahan sempurna
Aku hanya bisa berharap dan berdoa
Keputusan akhir kuserahkan pada Tuhan
Berlindung
Berlari menghindari dunia
Biarlah bila di stempel sebagai penakut
Aku takut dosa
Aku khawatir imanku goyah lalu surut
Nanti pada siapa aku menyalahkan
Apakah manusia-manusia itu mau menanggungnya
Tak layak bila Tuhan dipersalahkan
Aku di sini bersembunyi dari segala tipu daya dunia
Biarlah bila di stempel sebagai penakut
Aku takut dosa
Aku khawatir imanku goyah lalu surut
Nanti pada siapa aku menyalahkan
Apakah manusia-manusia itu mau menanggungnya
Tak layak bila Tuhan dipersalahkan
Aku di sini bersembunyi dari segala tipu daya dunia
Pemaknaan
Hitunglah bintang di langit jika kau bisa
Minumlah air di samudera bila kau kuasa
Jelajahi seluruh alam semesta hingga maut memanggil
Tolaklah malaikat Ijroil
Ilmu manusia sangat terbatas
Coba pahami pemahamannya dari semua lintas
Jangan dulu percaya pada satu ilmu
Waspada pada penjilat serta penipu
Percaya dirilah mampu taklukan dunia
Dengan kerendah hatiaan dan tidak jumawa
Tuhan Maha Mengerti
Apapun yang tersirat di lubuk hati
Minumlah air di samudera bila kau kuasa
Jelajahi seluruh alam semesta hingga maut memanggil
Tolaklah malaikat Ijroil
Ilmu manusia sangat terbatas
Coba pahami pemahamannya dari semua lintas
Jangan dulu percaya pada satu ilmu
Waspada pada penjilat serta penipu
Percaya dirilah mampu taklukan dunia
Dengan kerendah hatiaan dan tidak jumawa
Tuhan Maha Mengerti
Apapun yang tersirat di lubuk hati
Penguasa Dunia Yang Gila
Suara sumbang jangan dengarkan
Rintihan-rintihan kesakitan kaum papa tunaikanlah
Wahai penguasa, bukalah telinga-telinga pada nyanyian perut rakyatnya
Wahai para penggila perang juga pembantaian hentikanlah pertikaian
Ada yang lebih bijak juga dewasa dalam berkata
Atau para pembantai sudah kehilangan kata-kata yang indah
Para pembantai lebih menyukai menghancurkan satu bangsa
Berpikir logika dengan akal
Penghancuran satu bangsa dengan pemusnahan akan dihancurkan lagi bangsa yang memusnahkan
Walaupun para pembantai bersembunyi di belakang punggung adidaya beserta para kroninya
Suatu masa akan tiba dengan memusnahkan adidaya dan kroninya
Tak peduli betapa hebatnya senjata yang dimiliki
Tak ada yang bisa menghalangi
Para pembantai sangat ahli bersilat lidah agar perang yang diadakan mendapat restu dunia
Sudah gilakah para pembantai?
Sudah hilang akalkah para maniak perang?
Perang dipaksakan untuk disahkan kebenarannya
Rintihan-rintihan kesakitan kaum papa tunaikanlah
Wahai penguasa, bukalah telinga-telinga pada nyanyian perut rakyatnya
Wahai para penggila perang juga pembantaian hentikanlah pertikaian
Ada yang lebih bijak juga dewasa dalam berkata
Atau para pembantai sudah kehilangan kata-kata yang indah
Para pembantai lebih menyukai menghancurkan satu bangsa
Berpikir logika dengan akal
Penghancuran satu bangsa dengan pemusnahan akan dihancurkan lagi bangsa yang memusnahkan
Walaupun para pembantai bersembunyi di belakang punggung adidaya beserta para kroninya
Suatu masa akan tiba dengan memusnahkan adidaya dan kroninya
Tak peduli betapa hebatnya senjata yang dimiliki
Tak ada yang bisa menghalangi
Para pembantai sangat ahli bersilat lidah agar perang yang diadakan mendapat restu dunia
Sudah gilakah para pembantai?
Sudah hilang akalkah para maniak perang?
Perang dipaksakan untuk disahkan kebenarannya
Selalu Putih
Kerangkeng tak sanggup merantai
Teralis besi tak mampu memenjara
Dia terlalu suci
Dia terlalu murni
Dialah keteguhan iman yang hakiki
Teralis besi tak mampu memenjara
Dia terlalu suci
Dia terlalu murni
Dialah keteguhan iman yang hakiki
Manusia Minus
Dasar penipu
Bermuka alim padahal bermuka seribu
Dasar manusia iblis
Bertutur ramah padahal berhati bengis
Dasar setan
Berlaku taqwa padahal tanpa berkeTuhanan
Dasar binatang
Berjiwa negatif sekeras batu karang
Pergilah menjauh ke sana
Menghitamlah terpojok terpanggang siksa neraka
Bermuka alim padahal bermuka seribu
Dasar manusia iblis
Bertutur ramah padahal berhati bengis
Dasar setan
Berlaku taqwa padahal tanpa berkeTuhanan
Dasar binatang
Berjiwa negatif sekeras batu karang
Pergilah menjauh ke sana
Menghitamlah terpojok terpanggang siksa neraka
Bukan Rayuan
Kado ini untukmu
Hanya untukmu
Cintaku ini hanya padamu
Selalu padamu
Terimalah
Kado cintaku sebagai bagian hidupmu yang terindah
Hanya untukmu
Cintaku ini hanya padamu
Selalu padamu
Terimalah
Kado cintaku sebagai bagian hidupmu yang terindah
Siapa Aku
Waktu yang akan menjawab siapa aku
Bedebahkah aku?
Semulia serta setaat malaikatkah?
Akhirnya aku kalah dan menyerah
Bedebahkah aku?
Semulia serta setaat malaikatkah?
Akhirnya aku kalah dan menyerah
Penggebrak
Cambuknya melecut perih juga sakit
Hunusan pedangnya mengiris kulit
Mati hanya ada di dunia
Abadilah setelahnya
Ketakutan hanya milik pecundang
Kegalauan hanya milik kaum pesimis
Kedustaan hanya milik para perintang
Kebimbangan bukan milik kaum optimis
Berdirilah dengan tegak setelah badai ujian
Buktikanlah pada hadirat Tuhan
Manusia sebenar-benarnya merupakan para khalifah
Khalifah pemperbaik bumi mempercantik ibadah tanpa kenal menyerah
Hunusan pedangnya mengiris kulit
Mati hanya ada di dunia
Abadilah setelahnya
Ketakutan hanya milik pecundang
Kegalauan hanya milik kaum pesimis
Kedustaan hanya milik para perintang
Kebimbangan bukan milik kaum optimis
Berdirilah dengan tegak setelah badai ujian
Buktikanlah pada hadirat Tuhan
Manusia sebenar-benarnya merupakan para khalifah
Khalifah pemperbaik bumi mempercantik ibadah tanpa kenal menyerah
Kamis, 03 Maret 2011
Istiqomah
Biarkan hujan membasahi tubuh ini
Usah hiraukan gelegar petir yang saling bersahutan
Jangan peduli
Acuhkan dingin yang menyergap badan
Jalani bila masih di jalan Tuhan
Luruslah bila teguh masih ada pada kaidah agama
Jangan takut juga bimbang kawan
Ridho Tuhan beserta kemenangan Tuhan pasti bersama
Hancur lebur dunia
Binasa pada mata manusia
Tuhan Maha Melihat Pemilik Pandangan Yang Sempurna
Kemuliaan Tuhan harus selalu jadi fokus utama
Ikhlaslah beramal lalu keraslah dalam berjuang
Tegakkan panji Tuhan di seluruh alam semesta
Jangan goyah oleh kemilau gemintang
Dengan Basmalah marilah menuju bahagia akhirat dan dunia
Usah hiraukan gelegar petir yang saling bersahutan
Jangan peduli
Acuhkan dingin yang menyergap badan
Jalani bila masih di jalan Tuhan
Luruslah bila teguh masih ada pada kaidah agama
Jangan takut juga bimbang kawan
Ridho Tuhan beserta kemenangan Tuhan pasti bersama
Hancur lebur dunia
Binasa pada mata manusia
Tuhan Maha Melihat Pemilik Pandangan Yang Sempurna
Kemuliaan Tuhan harus selalu jadi fokus utama
Ikhlaslah beramal lalu keraslah dalam berjuang
Tegakkan panji Tuhan di seluruh alam semesta
Jangan goyah oleh kemilau gemintang
Dengan Basmalah marilah menuju bahagia akhirat dan dunia
dia Yang Selalu Benar
Anakmu yang termanja
Anakmu yang terkasih
Beragam salah juga ucap yang tak terbentuk kau maafkan
dia selalu benar
Kau selalu jadi pendukung setianya
Kau orang tua terlalu bijaksana
Kebijakanmu yang melebihi Tuhan
Belajarlah dari Nuh memperlakukan Kan'an
Walau tangis berderai Nuh teguh berTuhan
dia selalu dibenarkan olehmu walau salah dalam berTuhan
Anakmu yang terkasih
Beragam salah juga ucap yang tak terbentuk kau maafkan
dia selalu benar
Kau selalu jadi pendukung setianya
Kau orang tua terlalu bijaksana
Kebijakanmu yang melebihi Tuhan
Belajarlah dari Nuh memperlakukan Kan'an
Walau tangis berderai Nuh teguh berTuhan
dia selalu dibenarkan olehmu walau salah dalam berTuhan
Masih Ada Kesempatan
Dalam degup jantung yang terpompa
Getar lagi detak nadi masih teraba
Nafaspun masih terendus dan bersuara
Mulut masih berkoar terbuka
Bersungkurlah untuk Tuhan
Bersujud pada Tuhan
Lalu dosa-dosa tinggalkan
Dunia sementara setelah mati ada hari pertanggungjawaban
Getar lagi detak nadi masih teraba
Nafaspun masih terendus dan bersuara
Mulut masih berkoar terbuka
Bersungkurlah untuk Tuhan
Bersujud pada Tuhan
Lalu dosa-dosa tinggalkan
Dunia sementara setelah mati ada hari pertanggungjawaban
Hanya Ini
Berhenti
Menyalahkan diri sendiri
Hentikan
Menyalahkan Tuhan
Perbaiki saja
Menangislah bila perlu
Tertawalah kala bahagia
Hanya ini persembahanku
Menyalahkan diri sendiri
Hentikan
Menyalahkan Tuhan
Perbaiki saja
Menangislah bila perlu
Tertawalah kala bahagia
Hanya ini persembahanku
Rumah Lacur
Orang tua telah memilih mempersilahkan pelacur tinggal dan tidur
Penumpang tak punya hak suara
Orang tua yang diiming-imingi harta
Sekedar pengiming belum terengkuh
Orang tua berharap terlalu besar pada para pelacur
Mata hati yang seharusnya berTuhan telah membuta
Sirnakan para penumpang yang belum melacur di mata orang tua
Lalu haruskah semua penghuni lacurkan diri?
Rumah lacur pilihan jelas sang pemilik
Penumpang tak punya hak suara
Orang tua yang diiming-imingi harta
Sekedar pengiming belum terengkuh
Orang tua berharap terlalu besar pada para pelacur
Mata hati yang seharusnya berTuhan telah membuta
Sirnakan para penumpang yang belum melacur di mata orang tua
Lalu haruskah semua penghuni lacurkan diri?
Rumah lacur pilihan jelas sang pemilik
Rumah Apa Ini
Rumah siapa ini?
Sikap para penghuninya tak kukenali lagi
Rumah yang sedari kecil kuhabiskan masa hingga besar
Ilmu tinggi yang merubah tabiat penghuni
Jabatan yang merubah watak penghuni
Kekayaan yang merubah sikap penghuni
Tak ada lagi saling menghormati
Rumah apa ini?
Sikap para penghuninya tak kukenali lagi
Rumah yang sedari kecil kuhabiskan masa hingga besar
Ilmu tinggi yang merubah tabiat penghuni
Jabatan yang merubah watak penghuni
Kekayaan yang merubah sikap penghuni
Tak ada lagi saling menghormati
Rumah apa ini?
Untukmu Sayangku
Dalam lirih wanita mengadu
Dalampekat perempuan berkesah
Maafkan bila sayangku tak memuaskanmu
Dirimu bukan satu-satunya masih ada yang lainnya
Aku manusia biasa mungkin salah dalam berlaku
Aku manusia biasa miliki emosi juga nalar
Maafkan Ibumu, anakku
Untukmu sayangku walau agak terlambat
Bau tanah masih tercium dalam malam
Kematianmu membuat Ibu sadar
Pengorbananmu untuk Ibu begitu besar
Keliru aku sebagai Ibumu menjauhimu dengan kasihku
Kau mati secara berTuhan
Untukmu sayangku
Walau terlambat
Maaf dari Ibumu
Sayangku kini tercurah untukmu
Dalampekat perempuan berkesah
Maafkan bila sayangku tak memuaskanmu
Dirimu bukan satu-satunya masih ada yang lainnya
Aku manusia biasa mungkin salah dalam berlaku
Aku manusia biasa miliki emosi juga nalar
Maafkan Ibumu, anakku
Untukmu sayangku walau agak terlambat
Bau tanah masih tercium dalam malam
Kematianmu membuat Ibu sadar
Pengorbananmu untuk Ibu begitu besar
Keliru aku sebagai Ibumu menjauhimu dengan kasihku
Kau mati secara berTuhan
Untukmu sayangku
Walau terlambat
Maaf dari Ibumu
Sayangku kini tercurah untukmu
Teriak Tanpa Terdengar
Mengeluh lalu menangis meraung-raung
Celah kosong yang absurd termarjinalkan
Tak lagi bisa bergerak
Ini terlalu menyakitkan
Membagi cerita kepada khalayak tak akan pernah selesai
Khalayak telah lelah mendengar
Begitupun jiwa yang merancu bicara sendiri
Kelelahan teramat dirasa
Teriak tanpa terdengar
Jerit hati penuh luka lagi sakit
Suara tercekat di kerongkongan
Teriak tanpa terdengar
Pengaduan tak pernah tergubris
Senyap terabaikan
Teriak tersiakan
Celah kosong yang absurd termarjinalkan
Tak lagi bisa bergerak
Ini terlalu menyakitkan
Membagi cerita kepada khalayak tak akan pernah selesai
Khalayak telah lelah mendengar
Begitupun jiwa yang merancu bicara sendiri
Kelelahan teramat dirasa
Teriak tanpa terdengar
Jerit hati penuh luka lagi sakit
Suara tercekat di kerongkongan
Teriak tanpa terdengar
Pengaduan tak pernah tergubris
Senyap terabaikan
Teriak tersiakan
Kelelahan
Aku lelah, Tuhan
Teramat sangat kelelahan
Mungkin usiaku telah menua
Mungkin kematian kian mendekat
Takut akan berdosa
Takut pada Tuhan
Lelah ini bukan pertanda menyerah
Teramat sangat kelelahan
Mungkin usiaku telah menua
Mungkin kematian kian mendekat
Takut akan berdosa
Takut pada Tuhan
Lelah ini bukan pertanda menyerah
Depresi
Benci telepon genggam ingin membanting saja tapi membutuh
Membunuh jiwa saja tapi sangat mencinta akan badan juga dunia
Benci dunia tapi menjadi pemakai bahkan pemujanya
Sasar lagi tersesatkan iblis-iblis yang berhembus pada buhul-buhul meresap di hati-hati
Tak dapat hidup karena ditinggal kekasih
Lalu kematian terpilih tinggalkan kekasih
Sungguh tak masuk akal
Mengapa kematian yang dituju bila kekasih tak terpegang?
Bukankah harus menjadi bukti bahwa kekasih tak dapat mengkerdilkan hati?
Depresi racun setan menggoda
Terjebak atau melawan
Tentukan sendiri
Diri merupakan pengendali hasrat tubuh sendiri
Membunuh jiwa saja tapi sangat mencinta akan badan juga dunia
Benci dunia tapi menjadi pemakai bahkan pemujanya
Sasar lagi tersesatkan iblis-iblis yang berhembus pada buhul-buhul meresap di hati-hati
Tak dapat hidup karena ditinggal kekasih
Lalu kematian terpilih tinggalkan kekasih
Sungguh tak masuk akal
Mengapa kematian yang dituju bila kekasih tak terpegang?
Bukankah harus menjadi bukti bahwa kekasih tak dapat mengkerdilkan hati?
Depresi racun setan menggoda
Terjebak atau melawan
Tentukan sendiri
Diri merupakan pengendali hasrat tubuh sendiri
Mengapa Ada Tanya
Hanya waktu yang bisa jawab semua inginku
Tanyakanlah olehmu dapatkah kita bersatu?
Aku telah lelah menunggu waktu
Aku telah hilang rasa sabar untuk yakinkan waktu
Aku sangat menyayangimu
Berjuta rasa menguap begitu saja
Bila tak layak bersanding
Pupuskan saja sayang di dalam jiwa
Menghujatku
Hanya mau ketenangan jiwa
Jangan tanyakan lagi apakah senyummu akan runtuhkan jiwaku
Kau pasti sudah tahu jawabannya
Aku manusia yang miliki emosi
Sayang itu butuh waktu untuk melenyapkannya
Bila terpatik api maka akan berkobar kembali kasih ini
Benci mengingatnya
Pergilah kau bersama cintamu itu
Bawalah waktu bersamamu
Jangan pernah menegur saat bersua
Aku benci kamu,cintamu juga waktu saat mencintaimu
Tanyakanlah olehmu dapatkah kita bersatu?
Aku telah lelah menunggu waktu
Aku telah hilang rasa sabar untuk yakinkan waktu
Aku sangat menyayangimu
Berjuta rasa menguap begitu saja
Bila tak layak bersanding
Pupuskan saja sayang di dalam jiwa
Menghujatku
Hanya mau ketenangan jiwa
Jangan tanyakan lagi apakah senyummu akan runtuhkan jiwaku
Kau pasti sudah tahu jawabannya
Aku manusia yang miliki emosi
Sayang itu butuh waktu untuk melenyapkannya
Bila terpatik api maka akan berkobar kembali kasih ini
Benci mengingatnya
Pergilah kau bersama cintamu itu
Bawalah waktu bersamamu
Jangan pernah menegur saat bersua
Aku benci kamu,cintamu juga waktu saat mencintaimu
Butuh Kamu
Hubungi aku malam ini
Butuh kamu
Nomorku masih ini belum diganti
Butuh kamu
Nomormu ku tak mengerti
Kau tak berpesan berlalu
Ungkapkan sayang lagi cinta tersendat lagi
Butuh kamu
Sungguh
Butuh kamu
Nomorku masih ini belum diganti
Butuh kamu
Nomormu ku tak mengerti
Kau tak berpesan berlalu
Ungkapkan sayang lagi cinta tersendat lagi
Butuh kamu
Sungguh
Bahagia Itu
Beri sebuah gambaran agar bisa kureka
Beri aku sebanyak rasa biar kulukis warna
Guratan-guratan pena hanya kelam
Rasai suka kuingin
Jamahi riang kumau
Bantu aku gapai bahagia
Ingin kutulis kata-kata penuh kebahagiaan di sini
Bahagia satu kata yang kutulis nanti
Bahagia itu bagaimana merasakannya?
Beri aku sebanyak rasa biar kulukis warna
Guratan-guratan pena hanya kelam
Rasai suka kuingin
Jamahi riang kumau
Bantu aku gapai bahagia
Ingin kutulis kata-kata penuh kebahagiaan di sini
Bahagia satu kata yang kutulis nanti
Bahagia itu bagaimana merasakannya?
Langganan:
Postingan (Atom)