Berjalan dengan nafas terengah
Di suatu senja setelah maghrib tiba
Dengan membawa pikulan yang tampak tak mewah
Rambut telah beruban tertutup topi sang bapak tua
Baru pulang dari kerja
Berikhtiar berkeliling tawarkan jasa dan barang
Tak tahu yang berkecamuk di hatinya apa
Tak tahu pula sudah habiskah yang dijajakannya
Mampukah menghitung uang
Sanggupkah mendapat laba
Ataukah harus berhutang
Demi anak istri yang telah menunggu sebelum senja
Langkahnyapun dipercepat
Bergegas hendak tunaikan shalat
Berpasrah ridho serta ikhlas sebelum terlambat
Bapak tua terus berikhtiar tak mau menyerah tanpa syarat
(Cikampek, 08 Sept 2011. 20:30 pm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar