Rel terlihat berkarat
Karena telah lama kereta api tak pernah lewat
Melepaskan bawahan
Menelanjangi atasan
Bersorak penuh kegirangan
Tersedu dalam kelaraan
Menciprat air di periuk ke muka
Bermain-main dengan rasa
Tak pernah mudah untuk menerka
Segala yang bergejolak pada dada
Masih setia menunggu di sisi rel
Seseorang itu yang tak pernah rewel
Lelah bila harus sendiri dalam menari rasa
Ada kekosongan menyeruak pada jiwa
Inginimu
Menjadi bentuk ikhtiar pada Sang Satu
"Hanya Kelembutan dengan bahasa kejujuran terdalam mampu menyibak relung-relung hati yang terkunci oleh gelap gulitanya perjalanan sakral kehidupan"
Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Sabtu, 30 Mei 2020
Jumat, 29 Mei 2020
Jahatku Di Matamu
Mengapa kau katakan bahwa aku jahat?
Salahkah diriku yang terlalu mencintaimu?
Jahatkah diriku yang sedari dulu menyayangimu?
Salahkah diriku yang terlalu mencintaimu?
Jahatkah diriku yang sedari dulu menyayangimu?
Maafkan,
Bila kasih sayangku salah di penglihatanmu
Bila kasih sayangku salah di penglihatanmu
Sungguh tak bisa berpaling dari cintamu
Walau dirimu tak menganggap untuk rasaku ini
Walau dirimu tak menganggap untuk rasaku ini
Tak mau berpura-pura lagi
Karena sudah letih bila harus berdusta tak cintaimu
Karena sudah letih bila harus berdusta tak cintaimu
Aku jatuh cinta padamu
Itu merupakan "kejahatanku" di matamu
Itu merupakan "kejahatanku" di matamu
Kamis, 28 Mei 2020
Konspirasinya Bodoh
Menuduh semua hal yang tak sejalan merupakan konspirasi
Menuding segala hal yang tak seirama dengan pergerakannya merupakan persekongkolan terjahat
Menuding segala hal yang tak seirama dengan pergerakannya merupakan persekongkolan terjahat
Bodoh!
Dungu!
Seperti baru saja belajar kata "konspirasi"
Semuanya terlontarkan
Bak mencari popularitas
Bak mencari panggung
Semuanya diperdengungkan
Dungu!
Seperti baru saja belajar kata "konspirasi"
Semuanya terlontarkan
Bak mencari popularitas
Bak mencari panggung
Semuanya diperdengungkan
Terlihat jelas kelalimannya
Bersembunyi di tirai kekuasaan
Karena sedang ada yang menaungi
Semua kata terus diperdendangkan
Bak bayi yang baru belajar kosakata
Bersembunyi di tirai kekuasaan
Karena sedang ada yang menaungi
Semua kata terus diperdendangkan
Bak bayi yang baru belajar kosakata
Konspirasi
Mungkinkah mereka sendiri yang sedang melakukan konspirasi terjahat?
Seperti lirik lagu Iwan Fals "lalu sibuk mencari kambing hitam"
Banyak alibi juga dalih untuk menyembunyikan pemufakatan-pemufakatan terkejinya
Mungkinkah mereka sendiri yang sedang melakukan konspirasi terjahat?
Seperti lirik lagu Iwan Fals "lalu sibuk mencari kambing hitam"
Banyak alibi juga dalih untuk menyembunyikan pemufakatan-pemufakatan terkejinya
Mereka menipu daya
Tak sadar bahwa Tuhan Maha Mengetahui tipu-tipu daya mereka
Tak sadar bahwa Tuhan Maha Mengetahui tipu-tipu daya mereka
Rabu, 27 Mei 2020
Pemilih
Aku
Iya, aku
Ini tentang diriku
Diriku yang sedang jatuh cinta
Cinta pada siapapun yang terpilih
Memilih siapa saja yang berhak memasuki area sakral
Tak sembarangan yang bisa memasukinya
Seiring perjalanan waktu mulai terlihat jelas watak seseorang
Tak akan kubiarkan seseorang meracuni setiap sendi-sendi keTuhanan ini
Susah payah menyusun langkah berTuhan
Jangan coba-coba mencuci otak dengan "campuran nafsu sahwat bertopeng agama"
Jangan coba-coba memaksakan kehendak yang bertentangan dengan Tuhan
Aku yang memilih
Aku yang pemilih
Terhadap siapa saja yang berenergi positif secara berTuhan menurut penilaianku
Sedikit egois
Sedikit perfeksionis
Menuju kebaikan berTuhan selalu berupaya
Tak pernah mudah berTuhan tapi patut diperjuangkan
Karena memang dalam berTuhan tidak ada yang abu-abu
Iya, aku
Ini tentang diriku
Diriku yang sedang jatuh cinta
Cinta pada siapapun yang terpilih
Memilih siapa saja yang berhak memasuki area sakral
Tak sembarangan yang bisa memasukinya
Seiring perjalanan waktu mulai terlihat jelas watak seseorang
Tak akan kubiarkan seseorang meracuni setiap sendi-sendi keTuhanan ini
Susah payah menyusun langkah berTuhan
Jangan coba-coba mencuci otak dengan "campuran nafsu sahwat bertopeng agama"
Jangan coba-coba memaksakan kehendak yang bertentangan dengan Tuhan
Aku yang memilih
Aku yang pemilih
Terhadap siapa saja yang berenergi positif secara berTuhan menurut penilaianku
Sedikit egois
Sedikit perfeksionis
Menuju kebaikan berTuhan selalu berupaya
Tak pernah mudah berTuhan tapi patut diperjuangkan
Karena memang dalam berTuhan tidak ada yang abu-abu
Satu Kisah Pondasi
Bagaimana pondasi yang telah kutanam?
Bisakah menjadi tempat pijakan kini?
Atau pondasi itu tak memberi makna apapun?
Bisakah menjadi tempat pijakan kini?
Atau pondasi itu tak memberi makna apapun?
Betapa girang hati mengetahui kau ada di belakang
Mengapa tak menunggu?
Rinduku yang tak dirindukanmu
Mengapa tak menunggu?
Rinduku yang tak dirindukanmu
Angin membawa kisah
Potret menerka-nerka kabar
Semua tampak baik-baik saja walau tanpa diriku
Karena memang begitulah sewajarnya sebuah kehidupan
Potret menerka-nerka kabar
Semua tampak baik-baik saja walau tanpa diriku
Karena memang begitulah sewajarnya sebuah kehidupan
Baik-baiklah di sana!
Pondasi yang telah kupancang pertahankan
Akupun merindu tapi tak akan lagi melihat ke belakang
Pondasi yang telah kupancang pertahankan
Akupun merindu tapi tak akan lagi melihat ke belakang
Masa silam yang menyakitkan
Dunia terus bergerak
Dunia terus berlari
Tetapi diriku masih saja berkutat dengan kekhawatiran akan kebahagiaanmu
Dunia terus berlari
Tetapi diriku masih saja berkutat dengan kekhawatiran akan kebahagiaanmu
Pondasi yang kupancangkan jangan sampai tercabut oleh tangan-tangan dan perilaku nista
Bila kau bahagia dengan pilihanmu maka pertahankan sekuat mungkin
Karena sekali lagi kelak pada hadapan Sang Pencipta kita semua berkumpul dengan pilihan kita masing-masing
Karena sekali lagi kelak pada hadapan Sang Pencipta kita semua berkumpul dengan pilihan kita masing-masing
Pondasi ini biarlah tertanam
Suatu hari mungkin akan terasa manfaatnya
Suatu hari mungkin akan terasa manfaatnya
Selasa, 26 Mei 2020
Memaksakan Untuk Tiga
Mereka bilang tiga
Kumau hanya dua
Sejak dahulu tak sepaham
Terlalu memaksa
Apapun yang jadi kehendaknya harus terwujud
Bilamana tak ikuti maunya maka makar terkerangkeng pada leher
Istilah subversif mudah terucap oleh mereka
Demokrasi hanya bual
Berdusta memuja Tuhan hanya kedok
Ada gerakan masif menelanjangi makna ibadah secara terorganisir
Keputusan hukum yang dilawan dengan kekuasaannya
Bersilat lidah mereka golongan bersih tak tersentuh dedosa
Saat semua yang menjadi hukum merupakan kerabat golongan
Nurani bicaralah!
Sudah hilangkah makna kemanusiawian?
Kumau hanya dua
Sejak dahulu tak sepaham
Terlalu memaksa
Apapun yang jadi kehendaknya harus terwujud
Bilamana tak ikuti maunya maka makar terkerangkeng pada leher
Istilah subversif mudah terucap oleh mereka
Demokrasi hanya bual
Berdusta memuja Tuhan hanya kedok
Ada gerakan masif menelanjangi makna ibadah secara terorganisir
Keputusan hukum yang dilawan dengan kekuasaannya
Bersilat lidah mereka golongan bersih tak tersentuh dedosa
Saat semua yang menjadi hukum merupakan kerabat golongan
Nurani bicaralah!
Sudah hilangkah makna kemanusiawian?
Senin, 25 Mei 2020
Bersamamu Dalam Pelukan
Jangan pernah lepaskan
Telah jatuh cinta yang bukan sekedar pengharapan
Bersamamu merajut kebersamaan
Bukan hanya sekedar pada desahan
Ada nilai indah tersakral pada kehidupan
Kegirangan
Ada dirimu pada sisi berpelukan
Melebihi suatu pledoi yang tergariskan
Dunia dalam kebahagiaan
Terkadang melupakan
Karena percaya ada kehidupan setelah kematian
Menikmati bersamamu dalam kebersamaan
Bergandengan tangan
Menuju cahaya Tuhan
Telah jatuh cinta yang bukan sekedar pengharapan
Bersamamu merajut kebersamaan
Bukan hanya sekedar pada desahan
Ada nilai indah tersakral pada kehidupan
Kegirangan
Ada dirimu pada sisi berpelukan
Melebihi suatu pledoi yang tergariskan
Dunia dalam kebahagiaan
Terkadang melupakan
Karena percaya ada kehidupan setelah kematian
Menikmati bersamamu dalam kebersamaan
Bergandengan tangan
Menuju cahaya Tuhan
Minggu, 24 Mei 2020
Ramadan Hari Rayaku
Terjadi lagi
Bersuka citakah saat Ramadan pergi?
Makna Idul Fitri bagiku sebuah pengharapan
Berharap Tuhan menerima ibadah sepanjang Ramadan yang berlipat pahala
Takbir yang berkumandang bukan kemenangan
Tetapi "memuja" Tuhan dengan banyak kerendah dirian
Tak pantas bersuka karena meninggalkan Ramadan
Bagiku hari raya bukanlah Idul Fitri yang hanya 1 hari saja
Bagiku Ramadan sejatinya hari raya
Sepanjang 1 bulan berkah Tuhan tercurahkan
Takbir ini bukan petanda kemenangan bagiku
Takbir ini petanda begitu tak mudahnya menaklukan Ramadan ber"pedang" dengan hawa nafsu
Hanya dengan belas kasih Tuhan yang Maha Besar
Tiada tuhan selain Sang Maha Besar
Tuhan Sang Maha Besar dan Maha Terpuji
Aku bersimpuh kehilangan hari raya yang tak mudah kutaklukan dengan pahala
Pada Idul Fitri ini berharap menjadi pribadi baik untuk mengarungi kehidupan secara berTuhan
Ramadan
Engkaulah hari rayaku
Bersuka citakah saat Ramadan pergi?
Makna Idul Fitri bagiku sebuah pengharapan
Berharap Tuhan menerima ibadah sepanjang Ramadan yang berlipat pahala
Takbir yang berkumandang bukan kemenangan
Tetapi "memuja" Tuhan dengan banyak kerendah dirian
Tak pantas bersuka karena meninggalkan Ramadan
Bagiku hari raya bukanlah Idul Fitri yang hanya 1 hari saja
Bagiku Ramadan sejatinya hari raya
Sepanjang 1 bulan berkah Tuhan tercurahkan
Takbir ini bukan petanda kemenangan bagiku
Takbir ini petanda begitu tak mudahnya menaklukan Ramadan ber"pedang" dengan hawa nafsu
Hanya dengan belas kasih Tuhan yang Maha Besar
Tiada tuhan selain Sang Maha Besar
Tuhan Sang Maha Besar dan Maha Terpuji
Aku bersimpuh kehilangan hari raya yang tak mudah kutaklukan dengan pahala
Pada Idul Fitri ini berharap menjadi pribadi baik untuk mengarungi kehidupan secara berTuhan
Ramadan
Engkaulah hari rayaku
Jumat, 22 Mei 2020
Wanitaku Harus Bahagia
Wanitaku harus bahagia
Ku akan berusaha membahagiakan wanitaku
Tetapi bila bersamaku tak bahagia maka rela melepaskannya
Tak mau melihat wanita yang kucinta tak bahagia
Bahagialah bersama yang lain
Walau kini sebutan wanitaku padamu tak lagi terdengar
Ku akan berusaha membahagiakan wanitaku
Tetapi bila bersamaku tak bahagia maka rela melepaskannya
Tak mau melihat wanita yang kucinta tak bahagia
Bahagialah bersama yang lain
Walau kini sebutan wanitaku padamu tak lagi terdengar
Rindu Keteduhan Wajah
Rindu sayur kacang merah yang rasanya legit
Rindu nasi campur telur saat terbaring sakit typoid
Rindu masakannya
Rindu wangi harum ciri khasnya
Rindu melihat wajah-wajah teduh bersahaja penuh pesona
Semua kerinduan semakin jelas menegaskan
Bahwa pintu-pintu surgaku yang dipaksa tertutup oleh tangan-tangan dan perilaku bangsat "mereka"
Mulut "mereka" seperti kotoran hewan paling bau
Masih saja ada amarah bila mengingat setiap sentuhan setan yang "mereka" lakukan
Dan nyerinya masih terasa hingga kini
Banyak nasehat kudengar "diriku yang egois juga mereka yang egois dan kita semua sama-sama egois"
Aku terdiam walau luka itu masih berdenyut terasa
Dan andai saja lukaku itu mereka rasakan juga
Tapi setiap manusia miliki kisahnya sendiri-sendiri
Hatiku melawan waktu untuk enyahkan perih ini
Dan entah sampai kapan
"Mereka" yang masih saja tersisa pada tulisan-tulisanku ini
Karena guratan kehidupan "mereka para penikmat setan" melewati perjalanan kehidupanku
Kerinduan pada teduhnya wajah-wajah kusimpan
Kupanggil wajah-wajah itu pada rindu di setiap tengadah doa
Rindu nasi campur telur saat terbaring sakit typoid
Rindu masakannya
Rindu wangi harum ciri khasnya
Rindu melihat wajah-wajah teduh bersahaja penuh pesona
Semua kerinduan semakin jelas menegaskan
Bahwa pintu-pintu surgaku yang dipaksa tertutup oleh tangan-tangan dan perilaku bangsat "mereka"
Mulut "mereka" seperti kotoran hewan paling bau
Masih saja ada amarah bila mengingat setiap sentuhan setan yang "mereka" lakukan
Dan nyerinya masih terasa hingga kini
Banyak nasehat kudengar "diriku yang egois juga mereka yang egois dan kita semua sama-sama egois"
Aku terdiam walau luka itu masih berdenyut terasa
Dan andai saja lukaku itu mereka rasakan juga
Tapi setiap manusia miliki kisahnya sendiri-sendiri
Hatiku melawan waktu untuk enyahkan perih ini
Dan entah sampai kapan
"Mereka" yang masih saja tersisa pada tulisan-tulisanku ini
Karena guratan kehidupan "mereka para penikmat setan" melewati perjalanan kehidupanku
Kerinduan pada teduhnya wajah-wajah kusimpan
Kupanggil wajah-wajah itu pada rindu di setiap tengadah doa
Amplop Hari Raya
Bersyukur tanpa batas
Tak mau terlepas
Saat menerima amplop yang tertutup
Menjelang hari raya
Dan sepertinya berisi uang
Lalu bagaimana membukanya?
Bila menyobek amplop khawatir uang tersobek
Gugup, khawatir, senang bercampur aduk sebuah rasa pada amplop
Sekonyong-konyong teman menawarkan untuk membukanya
Tetapi dia juga menginginkan isi amplopnya
Mungkinkah rasa cinta terbagi dua?
Memberanikan diri menyobek amplop
Perlahan dan pelan-pelan
Debar jantung berdegup tak karuan
Khawatir isi amplop ikut tersobek pula
Dan akhirnya semua kekhawatiran tak terjadi
Uang dalam amplop yang tersimpan terlipat
Hingga uang tak ikut tersobek
Cinta yang kau beri telah kau atur sedemikian lupa
Hingga diriku hanya cukup mensyukuri setiap helaannya
Cintamu yang tak hanya untukku saja
Cintamu yang terbagi untuk semua di hari raya
Sebuah amplop untuk hari raya
Bagiku tanda cinta
Bagimu biasa saja
Doaku untukmu
"Berharap ada cinta untukku pada pojok ruang hatimu"
Tak mau terlepas
Saat menerima amplop yang tertutup
Menjelang hari raya
Dan sepertinya berisi uang
Lalu bagaimana membukanya?
Bila menyobek amplop khawatir uang tersobek
Gugup, khawatir, senang bercampur aduk sebuah rasa pada amplop
Sekonyong-konyong teman menawarkan untuk membukanya
Tetapi dia juga menginginkan isi amplopnya
Mungkinkah rasa cinta terbagi dua?
Memberanikan diri menyobek amplop
Perlahan dan pelan-pelan
Debar jantung berdegup tak karuan
Khawatir isi amplop ikut tersobek pula
Dan akhirnya semua kekhawatiran tak terjadi
Uang dalam amplop yang tersimpan terlipat
Hingga uang tak ikut tersobek
Cinta yang kau beri telah kau atur sedemikian lupa
Hingga diriku hanya cukup mensyukuri setiap helaannya
Cintamu yang tak hanya untukku saja
Cintamu yang terbagi untuk semua di hari raya
Sebuah amplop untuk hari raya
Bagiku tanda cinta
Bagimu biasa saja
Doaku untukmu
"Berharap ada cinta untukku pada pojok ruang hatimu"
Kamis, 21 Mei 2020
Merasai Cinta Terselubung
Mengendap rasa
Diam-diam lumati bibirnya
Diam-diam rengkuhi birahinya
Semua serba diam-diam
Jangan sampai ada yang mengetahui tentang cinta ini
Diam-diam lumati bibirnya
Diam-diam rengkuhi birahinya
Semua serba diam-diam
Jangan sampai ada yang mengetahui tentang cinta ini
Kecintaan 2 insan yang masing-masing telah miliki pasangan
Lelaki yang menggagahi istri orang
Wanita yang mencumbui suami orang
Lelaki yang menggagahi istri orang
Wanita yang mencumbui suami orang
Coba rasakan saja sendiri
Perihnya suatu pengkhianatan
Bertahun-tahun acuhkan pasangan dan anak tanpa nafkah fisik juga hati
Perihnya suatu pengkhianatan
Bertahun-tahun acuhkan pasangan dan anak tanpa nafkah fisik juga hati
Bicara hanya topeng
Rasa hanya dusta
Rasa hanya dusta
Coba rasakan saja sendiri
Menantang dirimu dan pasanganmu untuk mencobanya sendiri
Lalu bagaimana perasaan ayah serta saudara lelakinya melihat perselingkuhan itu?
Menantang dirimu dan pasanganmu untuk mencobanya sendiri
Lalu bagaimana perasaan ayah serta saudara lelakinya melihat perselingkuhan itu?
Diam saja seperti dicekoki bubuk ramuan obat
Atau berlaku tegas tanpa abu-abu tidak menyukainya
2 persepsi yang harus saling respeki
Atau berlaku tegas tanpa abu-abu tidak menyukainya
2 persepsi yang harus saling respeki
Karena sungguh di hari akhir setiap manusia berkumpul menurut keyakinannya masing-masing
Berpegang teguhlah pada keyakinan maka kelak akan dipertunjukkan senyata-nyatanya keadaan
Memaafkan tapi tidak untuk melupakan rasa perihnya
Sempurnamu Untukku
Kau muncul dari telaga berair tenang
Merasa terberkati oleh Tuhan
Tetapi aku tak mempercayainya
Kau teramat sempurna
Perilaku baikmu
Senyum tulusmu
Aku tergoda
Merasa terberkati oleh Tuhan
Tetapi aku tak mempercayainya
Kau teramat sempurna
Perilaku baikmu
Senyum tulusmu
Aku tergoda
Membiarkan hatiku
Terbawa arus tenangmu
Menafikan bahwa mencintaimu hanya akan menyakitiku
Kau terlalu sempurna
Terbawa arus tenangmu
Menafikan bahwa mencintaimu hanya akan menyakitiku
Kau terlalu sempurna
Membenci caraku mencintaimu
Runyam hasratku menanti hasrat darimu
Runyam hasratku menanti hasrat darimu
Kau yang masih berdiam
Bicaramu padaku tentang rasa tapi tak berperasaan
Bicaramu padaku tentang rasa tapi tak berperasaan
Entahlah!
Kapan waktunya kau pelukkiku?
Kapan waktunya kau pelukkiku?
Minggu, 17 Mei 2020
Buktikan Sayangmu
Sepertinya kamu takut untuk bertemu
Sepertinya kamu takut padaku
Bila merasa terpaksa dalam menyayang maka jangan berbohong bilang sayang
Datanglah kesini
Maka akan kubuat kau bahagia
Akan kuberikan kenikmatan tiada tara
Terus kau ucapkan sayang
Terus kau ucapkan cinta
Kasih sayang serta cintamu sekedar kata dan tulisan bukan perasaan
Keringat mengucur deras
Hembusan angin dari pendingin ruangan tak meredakan rasa gerah
Kepanasan tanpa belaianmu
Tetapi mengapa kau masih saja mempermainkan?
Seriuskah kau menyayangi?
Seriuskah kau mencintai?
Menunggu ciuman
Menunggu pelukan
Menunggu cumbuan
Menunggu pembuktian bahwa sayangmu bukan sebuah candaan
Sepertinya kamu takut padaku
Bila merasa terpaksa dalam menyayang maka jangan berbohong bilang sayang
Datanglah kesini
Maka akan kubuat kau bahagia
Akan kuberikan kenikmatan tiada tara
Terus kau ucapkan sayang
Terus kau ucapkan cinta
Kasih sayang serta cintamu sekedar kata dan tulisan bukan perasaan
Keringat mengucur deras
Hembusan angin dari pendingin ruangan tak meredakan rasa gerah
Kepanasan tanpa belaianmu
Tetapi mengapa kau masih saja mempermainkan?
Seriuskah kau menyayangi?
Seriuskah kau mencintai?
Menunggu ciuman
Menunggu pelukan
Menunggu cumbuan
Menunggu pembuktian bahwa sayangmu bukan sebuah candaan
Sabtu, 16 Mei 2020
Mereka Setan Berwujud Manusia
Sampai mampus!
Mereka hanya menggoda
Mereka mempermainkan nyawa manusia-manusia
Mereka tak pernah terlihat tulus memberi pelukan
Hanya menjadi pelindung untuk kawan sepermainan
Sampai gila!
Mereka mengobrak-abrik aturan
Mereka bermain karena sedang memegang tongkat "tuhan"
Aturan kebaikan hanya menurut paradigma gerombolan yang bercokol di kahyangan
Kematian yang dijadikan canda, gurau, anekdot bahkan menyeringai penuh sinis kepada kenestapaan
Sampai setan tertawa
Mereka tak menyadari bahwa kematian sedekat urat nadi
Mereka bisa saja tiba-tiba kehilangan hidup lalu mati
Kematian yang datangnya tanpa permisi
Setan tertawa
Mereka tertipu daya
Dunia yang mereka sangka berujung dusta
Mereka dan setan ternyata sama saja
Mereka hanya menggoda
Mereka mempermainkan nyawa manusia-manusia
Mereka tak pernah terlihat tulus memberi pelukan
Hanya menjadi pelindung untuk kawan sepermainan
Sampai gila!
Mereka mengobrak-abrik aturan
Mereka bermain karena sedang memegang tongkat "tuhan"
Aturan kebaikan hanya menurut paradigma gerombolan yang bercokol di kahyangan
Kematian yang dijadikan canda, gurau, anekdot bahkan menyeringai penuh sinis kepada kenestapaan
Sampai setan tertawa
Mereka tak menyadari bahwa kematian sedekat urat nadi
Mereka bisa saja tiba-tiba kehilangan hidup lalu mati
Kematian yang datangnya tanpa permisi
Setan tertawa
Mereka tertipu daya
Dunia yang mereka sangka berujung dusta
Mereka dan setan ternyata sama saja
Pendosa Yang Berjalan Kini
Jangan ganggu langkah saat ini
Pendosa yang sedang berjalan kepada keTuhanan
Masa lalu yang penuh huru-hara
Masa lalu yang berantakan pada agama
Jangan ajak lagi pada masa lalu itu
Kelabu
Kelam
Hitam
Meremang
Menerjang
Menikam
Membunuh
Setiap sendi
Setiap sel
Anatomi diri tersakiti
Anatomi manusia-manusia terkuliti
Masa lalu tak akan menjadi kebanggaan
Masa lalu yang tak bagus untuk dikisahkan
Jangan paksa untuk bercerita tentang masa itu
Bila ingin mengambil pelajaran
Cukuplah kisah-kisah pada kitab Tuhan menjadi pembelajaran
Muak dengan semua masa lalu yang penuh kesetanan
Pendosa yang berjalan menuju kebaikan
Pendosa yang melangkah mencoba teguh pada Tuhan
Tak pernah mudah
Tetapi pantas untuk diperjuangkan kebaikan dalam melangkah ini
Pendosa yang sedang berjalan kepada keTuhanan
Masa lalu yang penuh huru-hara
Masa lalu yang berantakan pada agama
Jangan ajak lagi pada masa lalu itu
Kelabu
Kelam
Hitam
Meremang
Menerjang
Menikam
Membunuh
Setiap sendi
Setiap sel
Anatomi diri tersakiti
Anatomi manusia-manusia terkuliti
Masa lalu tak akan menjadi kebanggaan
Masa lalu yang tak bagus untuk dikisahkan
Jangan paksa untuk bercerita tentang masa itu
Bila ingin mengambil pelajaran
Cukuplah kisah-kisah pada kitab Tuhan menjadi pembelajaran
Muak dengan semua masa lalu yang penuh kesetanan
Pendosa yang berjalan menuju kebaikan
Pendosa yang melangkah mencoba teguh pada Tuhan
Tak pernah mudah
Tetapi pantas untuk diperjuangkan kebaikan dalam melangkah ini
Trauma Cinta
Sendiri sepi
Berdua terluka
Begitulah perasaan
Karena cinta datangnya berpasangan
Jatuh cinta dan patah hati dua sejoli yang tak bisa dipisahkan
Trauma yang terus menghantui
Bagai bayangan yang tak mau berpisah
Terkasih datang lalu pergi sesukanya
Pergi saat diri sedang menyayang teramat cinta
Datang hanya saat membutuh dan tak membawa perasaan
Cinta tak selamanya memiliki
Maka patah hati yang mendekapi
Cinta terbalas dengan ketulusan juga cumbuan
Maka jatuh cinta yang menjadi puja di setiap helaan
Trauma yang tak mudah hilang
Tentang cinta dan kepergian
Entah sampai kapan bisa berdamai
Semoga waktu yang menjadi obatnya
Berdua terluka
Begitulah perasaan
Karena cinta datangnya berpasangan
Jatuh cinta dan patah hati dua sejoli yang tak bisa dipisahkan
Trauma yang terus menghantui
Bagai bayangan yang tak mau berpisah
Terkasih datang lalu pergi sesukanya
Pergi saat diri sedang menyayang teramat cinta
Datang hanya saat membutuh dan tak membawa perasaan
Cinta tak selamanya memiliki
Maka patah hati yang mendekapi
Cinta terbalas dengan ketulusan juga cumbuan
Maka jatuh cinta yang menjadi puja di setiap helaan
Trauma yang tak mudah hilang
Tentang cinta dan kepergian
Entah sampai kapan bisa berdamai
Semoga waktu yang menjadi obatnya
Jumat, 15 Mei 2020
Mencari Cahaya
Berlomba
Dalam remang
Bahkan pada gelap
Cermin yang tak mampu pantulkan bayang
Terlalu pekat
Berlari terjatuh
Berjalan seperti tersendat
Merangkak terlalu pelik lagi kepayahan
Tiada daya bahkan upaya
Berserah seutuhnya pada Sang Pencipta
Berlumur dedosa
Senantiasa mencari cahaya Tuhan
Sudah mengatakan bahwa lelah
Kecapaian tiada tara hingga merontokkan semangat
Cukup dan memohon jangan membawa masalah yang sama
Tak akan berkembang bila terus berkutat seperti itu
Area kegelapan kegemaran setan
Ingin menggapai cahaya
Walau kepayahan dan tak pernah mudah
Mencari cahaya dengan badan yang terkoyak
Cahaya Tuhan
Dalam remang
Bahkan pada gelap
Cermin yang tak mampu pantulkan bayang
Terlalu pekat
Berlari terjatuh
Berjalan seperti tersendat
Merangkak terlalu pelik lagi kepayahan
Tiada daya bahkan upaya
Berserah seutuhnya pada Sang Pencipta
Berlumur dedosa
Senantiasa mencari cahaya Tuhan
Sudah mengatakan bahwa lelah
Kecapaian tiada tara hingga merontokkan semangat
Cukup dan memohon jangan membawa masalah yang sama
Tak akan berkembang bila terus berkutat seperti itu
Area kegelapan kegemaran setan
Ingin menggapai cahaya
Walau kepayahan dan tak pernah mudah
Mencari cahaya dengan badan yang terkoyak
Cahaya Tuhan
Selasa, 12 Mei 2020
Menggapai Awan
Ada nyeri
Memancar pada sorotan kedua bola mata
Tak bisa bersembunyi
Walau kostum badut pada badan yang kau juntai
Mampukah untuk menggapai awan?
Bila telah kehilangan kendali pada kehendak?
Bersikap manis tak digubris
Terlalu terpedaya dengan puji serta sanjung
Kesal dan geram meronta mencabik jiwa
Kau terduduk dengan kedua lutut terlipat
Kau sembunyikan wajah kedalam lutut
Di pojok ruang kau menangis
Airmata tak memandang seksualitas
Bila memang harus menangis maka menangislah
Tangisan duka ataupun tangisan suka
Hanya hati sendiri yang mampu menjawab
Tak usah menggapai awan
Tak usah membuktikan apapun pada semua
Jadilah diri sendiri secara berTuhan
Itu jauh lebih baik
Memancar pada sorotan kedua bola mata
Tak bisa bersembunyi
Walau kostum badut pada badan yang kau juntai
Mampukah untuk menggapai awan?
Bila telah kehilangan kendali pada kehendak?
Bersikap manis tak digubris
Terlalu terpedaya dengan puji serta sanjung
Kesal dan geram meronta mencabik jiwa
Kau terduduk dengan kedua lutut terlipat
Kau sembunyikan wajah kedalam lutut
Di pojok ruang kau menangis
Airmata tak memandang seksualitas
Bila memang harus menangis maka menangislah
Tangisan duka ataupun tangisan suka
Hanya hati sendiri yang mampu menjawab
Tak usah menggapai awan
Tak usah membuktikan apapun pada semua
Jadilah diri sendiri secara berTuhan
Itu jauh lebih baik
Sabtu, 09 Mei 2020
Jarak Dan Waktumu
Jauh
Kita berdua berjauhan
Ruang
Ada ruang yang telah tersediakan
Waktu
Begitu pelik waktu yang kau luangkan
Tak bisa bertemu
Jarak juga waktu menjadi pemicu
Kau gulirkan alasan itu
Padahal sedari dulu
Diriku menunggu
Ruang rindu
Menanti waktu
Saatnya bercumbu
Karena seharusnya bisa melawan jarak dan waktu
Kita berdua berjauhan
Ruang
Ada ruang yang telah tersediakan
Waktu
Begitu pelik waktu yang kau luangkan
Tak bisa bertemu
Jarak juga waktu menjadi pemicu
Kau gulirkan alasan itu
Padahal sedari dulu
Diriku menunggu
Ruang rindu
Menanti waktu
Saatnya bercumbu
Karena seharusnya bisa melawan jarak dan waktu
Jumat, 08 Mei 2020
Bacot Bau Sampah
Sempit
Dangkal
Rendah
Suatu teori dan juga pemikiran
Menilai dengan pola kacamata kuda
Bak katak dalam tempurung
Tak pernah mau melihat cakrawala
Hanya miliki pandangan menurut nafsunya sendiri
Tak becus
Kalian sama saja
Karakter yang memuakkan
Sair ini untuk kalian
Sair sampahku yang sama dengan kalian
Seonggok persepsi kalian yang bau sampah
Dangkal
Rendah
Suatu teori dan juga pemikiran
Menilai dengan pola kacamata kuda
Bak katak dalam tempurung
Tak pernah mau melihat cakrawala
Hanya miliki pandangan menurut nafsunya sendiri
Tak becus
Kalian sama saja
Karakter yang memuakkan
Sair ini untuk kalian
Sair sampahku yang sama dengan kalian
Seonggok persepsi kalian yang bau sampah
Lem Kedamaian
Lem cinta
Penguat kasih
Penabur rindu
Menjadi benih asmara
Mengaduh lalu gaduh
Padahal sedang mencinta
Lem yang telah kehilangan daya rekatnya
Ingin menyentuh tapi tak bisa tersentuh
Ingin menangis tapi layakkah untuk ditangisi?
Ingin tertawa tapi begitu tegakah menertawakan?
Lem yang mahal harganya
Berkata serasa raja
Selalu ingin menjadi sebagai pemenang pada setiap percakapan
Menggugat setiap catatan
Memukul balik semua hujatan
Tetapi bukan itu yang tercari
Hanya ingin menemukan damai pada serbuk-serbuk nasehat
Bukan saling menunjuk dengan telunjuk
Bukan saling menghardik dengan kata atau tulisan
Lem cinta perekat kasih sayang
Mampukah menjadi perekat
Masih kuatkah daya rekat pengikis ego?
Penguat kasih
Penabur rindu
Menjadi benih asmara
Mengaduh lalu gaduh
Padahal sedang mencinta
Lem yang telah kehilangan daya rekatnya
Ingin menyentuh tapi tak bisa tersentuh
Ingin menangis tapi layakkah untuk ditangisi?
Ingin tertawa tapi begitu tegakah menertawakan?
Lem yang mahal harganya
Berkata serasa raja
Selalu ingin menjadi sebagai pemenang pada setiap percakapan
Menggugat setiap catatan
Memukul balik semua hujatan
Tetapi bukan itu yang tercari
Hanya ingin menemukan damai pada serbuk-serbuk nasehat
Bukan saling menunjuk dengan telunjuk
Bukan saling menghardik dengan kata atau tulisan
Lem cinta perekat kasih sayang
Mampukah menjadi perekat
Masih kuatkah daya rekat pengikis ego?
Kamis, 07 Mei 2020
Suatu Malam Untuk Sujud Berulang
Pernah membawamu berjalan kaki
Susuri sisi rel kereta api
Untuk hampiri tempat sujud
Berjalan malam itu dirimu dengan nafas patah-patah
Hanya mampu berjalan kuberikan padamu
Belum berkendaraan
Lalu keesokan harinya kuajak tapi kaupun menolak
Maafkan diriku yang belum mampu berikanmu bahagia di dunia
Kesederhanaanku ini seharusnya tak mengajak dirimu
Diriku yang egois
Maka bahagiakanlah dirimu
Susuri sisi rel kereta api
Untuk hampiri tempat sujud
Berjalan malam itu dirimu dengan nafas patah-patah
Hanya mampu berjalan kuberikan padamu
Belum berkendaraan
Lalu keesokan harinya kuajak tapi kaupun menolak
Maafkan diriku yang belum mampu berikanmu bahagia di dunia
Kesederhanaanku ini seharusnya tak mengajak dirimu
Diriku yang egois
Maka bahagiakanlah dirimu
Pahala Dan Dosa
Pahala yang bisa terhapus oleh kesombongan juga riya
Dosa yang bisa terhapuskan karena taubat
Pahala bisa menguap
Dosa bisa menguap
Tergantung langkah yang dijalani
Lantas apa yang hendak dibanggakan?
Dimanakah letak suatu kebanggaan itu?
Manusia yang hina di hadapan tuhan
Taqwalah dengan sebenar-benarnya
Dosa yang bisa terhapuskan karena taubat
Pahala bisa menguap
Dosa bisa menguap
Tergantung langkah yang dijalani
Lantas apa yang hendak dibanggakan?
Dimanakah letak suatu kebanggaan itu?
Manusia yang hina di hadapan tuhan
Taqwalah dengan sebenar-benarnya
Nyata Atau Kepalsuan
Aku telah jatuh cinta padamu
Entahlah, apakah ini nyata?
Karena merasa nyaman walau kau dalam dunia maya
Bertanya
Iya,
Terkadang timbul tanya
Apakah dirimu benar-benar ada?
Entahlah,
Rasaku padamu menjadi tak karuan
Entahlah, apakah ini nyata?
Karena merasa nyaman walau kau dalam dunia maya
Bertanya
Iya,
Terkadang timbul tanya
Apakah dirimu benar-benar ada?
Entahlah,
Rasaku padamu menjadi tak karuan
Sabtu, 02 Mei 2020
Dirimu Sebuah Mimpi
Imajinasi
Bermimpi
Berangan-angan kosong memenuhi
Liar sekali
Pikiran-pikiran bahagia yang direka sendiri
Bersamamu yang kasat mata dan tak di sisi
Cukup, jangan menggoda lagi
Tak sanggup menahan diri
Dirimu yang tak kunjung terpeluki
Dirimu yang tak cukup berani
Untuk memberi bukti
Tentang mencintai
Tentang mencumbui
Otak penat terasa sumpek mengirisi
Tolong, bila sekedar merayu dan bermain maka jauhi
Kau mungkin imajinasi untuk saat ini
Menunggu dirimu menjejak langkah temui
Pada hari
Pada ruang nyata yang terpayungi
Dirimu saat ini
Hanya suatu mimpi
Bermimpi
Berangan-angan kosong memenuhi
Liar sekali
Pikiran-pikiran bahagia yang direka sendiri
Bersamamu yang kasat mata dan tak di sisi
Cukup, jangan menggoda lagi
Tak sanggup menahan diri
Dirimu yang tak kunjung terpeluki
Dirimu yang tak cukup berani
Untuk memberi bukti
Tentang mencintai
Tentang mencumbui
Otak penat terasa sumpek mengirisi
Tolong, bila sekedar merayu dan bermain maka jauhi
Kau mungkin imajinasi untuk saat ini
Menunggu dirimu menjejak langkah temui
Pada hari
Pada ruang nyata yang terpayungi
Dirimu saat ini
Hanya suatu mimpi
Jumat, 01 Mei 2020
Sejumput Menyerah
Kamu inginnya itu
Aku inginnya ini
Tak ada titik temu
Sudahi
Terima kasih
Langgengmu untuk bersama yang lain
Aku inginnya ini
Tak ada titik temu
Sudahi
Terima kasih
Langgengmu untuk bersama yang lain
Dilema Menantimu
Kapan kau datang?
Kapan kau bertandang?
Apakah janjimu hanya sebatas berdendang?
Atau memang kau tiada keberanian untuk berkasih sayang?
Di balik pintu
Menunggumu
Pergulatan dengan waktu
Berkhayal mencumbu
Berkhayal menyayangimu
Pada padamnya lampu-lampu
Atau memang dirimu yang sebenarnya tak mau?
Kapan kau bertandang?
Apakah janjimu hanya sebatas berdendang?
Atau memang kau tiada keberanian untuk berkasih sayang?
Di balik pintu
Menunggumu
Pergulatan dengan waktu
Berkhayal mencumbu
Berkhayal menyayangimu
Pada padamnya lampu-lampu
Atau memang dirimu yang sebenarnya tak mau?
Aku Harus Bagaimana?
Aku harus bagaimana tanpa cintamu?
Aku rapuh
Serapuh-rapuhnya
Mendekap atau mengecup bibirmu kutak bisa
Kau yang menjauh dan semakin menjauh
Inginku pergi tapi tak kunjung bisa pergi
Dirimu yang seolah merantai kedua kaki
Cinta padamu seolah meniadakan tuhan
Seharusnya ku tegar
Seharusnya ku kuat
Karena masih memiliki Tuhan
Tetapi mencintaimu telah membutakan
Berharap padamu sepanjang waktu
Berharap dirimu membalas rasaku
Bodohnya diriku yang menautkan harapan pada manusia
Bila tak mencintaiku maka jangan memberiku harapan
Katakan saja dengan segera!
Aku lelah terombang-ambing penuh dilema
Sepanjang waktu melihatmu
Selalu melihat ke arahmu
Tetapi bila pada kenyataannya kelak kau memeluk yang lain maka
Aku harus bagaimana?
Kau tak memikirkan rasa nyeri
Kau tak memikirkan rasa luka
Tapi cinta tak boleh memaksa
Aku harus bagaimana?
Setidaknya kau tak memberiku harapan
Karena Tuhan seolah teranak tirikan semenjak mencintaimu
Aku rapuh
Serapuh-rapuhnya
Mendekap atau mengecup bibirmu kutak bisa
Kau yang menjauh dan semakin menjauh
Inginku pergi tapi tak kunjung bisa pergi
Dirimu yang seolah merantai kedua kaki
Cinta padamu seolah meniadakan tuhan
Seharusnya ku tegar
Seharusnya ku kuat
Karena masih memiliki Tuhan
Tetapi mencintaimu telah membutakan
Berharap padamu sepanjang waktu
Berharap dirimu membalas rasaku
Bodohnya diriku yang menautkan harapan pada manusia
Bila tak mencintaiku maka jangan memberiku harapan
Katakan saja dengan segera!
Aku lelah terombang-ambing penuh dilema
Sepanjang waktu melihatmu
Selalu melihat ke arahmu
Tetapi bila pada kenyataannya kelak kau memeluk yang lain maka
Aku harus bagaimana?
Kau tak memikirkan rasa nyeri
Kau tak memikirkan rasa luka
Tapi cinta tak boleh memaksa
Aku harus bagaimana?
Setidaknya kau tak memberiku harapan
Karena Tuhan seolah teranak tirikan semenjak mencintaimu
Langganan:
Postingan (Atom)