Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari: Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari : Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Sabtu, 30 Mei 2020

Satu Ikhtiar

Rel terlihat berkarat
Karena telah lama kereta api tak pernah lewat
Melepaskan bawahan
Menelanjangi atasan

Bersorak penuh kegirangan
Tersedu dalam kelaraan
Menciprat air di periuk ke muka
Bermain-main dengan rasa

Tak pernah mudah untuk menerka
Segala yang bergejolak pada dada
Masih setia menunggu di sisi rel
Seseorang itu yang tak pernah rewel

Lelah bila harus sendiri dalam menari rasa
Ada kekosongan menyeruak pada jiwa
Inginimu
Menjadi bentuk ikhtiar pada Sang Satu

Jumat, 29 Mei 2020

Jahatku Di Matamu

Mengapa kau katakan bahwa aku jahat?
Salahkah diriku yang terlalu mencintaimu?
Jahatkah diriku yang sedari dulu menyayangimu?
Maafkan,
Bila kasih sayangku salah di penglihatanmu
Sungguh tak bisa berpaling dari cintamu
Walau dirimu tak menganggap untuk rasaku ini
Tak mau berpura-pura lagi
Karena sudah letih bila harus berdusta tak cintaimu
Aku jatuh cinta padamu
Itu merupakan "kejahatanku" di matamu

Kamis, 28 Mei 2020

Konspirasinya Bodoh

Menuduh semua hal yang tak sejalan merupakan konspirasi
Menuding segala hal yang tak seirama dengan pergerakannya merupakan persekongkolan terjahat
Bodoh!
Dungu!
Seperti baru saja belajar kata "konspirasi"
Semuanya terlontarkan
Bak mencari popularitas
Bak mencari panggung
Semuanya diperdengungkan
Terlihat jelas kelalimannya
Bersembunyi di tirai kekuasaan
Karena sedang ada yang menaungi
Semua kata terus diperdendangkan
Bak bayi yang baru belajar kosakata
Konspirasi
Mungkinkah mereka sendiri yang sedang melakukan konspirasi terjahat?
Seperti lirik lagu Iwan Fals "lalu sibuk mencari kambing hitam"
Banyak alibi juga dalih untuk menyembunyikan pemufakatan-pemufakatan terkejinya
Mereka menipu daya
Tak sadar bahwa Tuhan Maha Mengetahui tipu-tipu daya mereka

Rabu, 27 Mei 2020

Pemilih

Aku
Iya, aku
Ini tentang diriku
Diriku yang sedang jatuh cinta
Cinta pada siapapun yang terpilih
Memilih siapa saja yang berhak memasuki area sakral
Tak sembarangan yang bisa memasukinya

Seiring perjalanan waktu mulai terlihat jelas watak seseorang
Tak akan kubiarkan seseorang meracuni setiap sendi-sendi keTuhanan ini
Susah payah menyusun langkah berTuhan

Jangan coba-coba mencuci otak dengan "campuran nafsu sahwat bertopeng agama"
Jangan coba-coba memaksakan kehendak yang bertentangan dengan Tuhan

Aku yang memilih
Aku yang pemilih
Terhadap siapa saja yang berenergi positif secara berTuhan menurut penilaianku

Sedikit egois
Sedikit perfeksionis

Menuju kebaikan berTuhan selalu berupaya
Tak pernah mudah berTuhan tapi patut diperjuangkan

Karena memang dalam berTuhan tidak ada yang abu-abu

Satu Kisah Pondasi

Bagaimana pondasi yang telah kutanam?
Bisakah menjadi tempat pijakan kini?
Atau pondasi itu tak memberi makna apapun?
Betapa girang hati mengetahui kau ada di belakang
Mengapa tak menunggu?
Rinduku yang tak dirindukanmu
Angin membawa kisah
Potret menerka-nerka kabar
Semua tampak baik-baik saja walau tanpa diriku
Karena memang begitulah sewajarnya sebuah kehidupan
Baik-baiklah di sana!
Pondasi yang telah kupancang pertahankan
Akupun merindu tapi tak akan lagi melihat ke belakang
Masa silam yang menyakitkan
Dunia terus bergerak
Dunia terus berlari
Tetapi diriku masih saja berkutat dengan kekhawatiran akan kebahagiaanmu
Pondasi yang kupancangkan jangan sampai tercabut oleh tangan-tangan dan perilaku nista
Bila kau bahagia dengan pilihanmu maka pertahankan sekuat mungkin
Karena sekali lagi kelak pada hadapan Sang Pencipta kita semua berkumpul dengan pilihan kita masing-masing
Pondasi ini biarlah tertanam
Suatu hari mungkin akan terasa manfaatnya

Selasa, 26 Mei 2020

Memaksakan Untuk Tiga

Mereka bilang tiga
Kumau hanya dua
Sejak dahulu tak sepaham
Terlalu memaksa
Apapun yang jadi kehendaknya harus terwujud
Bilamana tak ikuti maunya maka makar terkerangkeng pada leher
Istilah subversif mudah terucap oleh mereka

Demokrasi hanya bual
Berdusta memuja Tuhan hanya kedok
Ada gerakan masif menelanjangi makna ibadah secara terorganisir

Keputusan hukum yang dilawan dengan kekuasaannya
Bersilat lidah mereka golongan bersih tak tersentuh dedosa
Saat semua yang menjadi hukum merupakan kerabat golongan

Nurani bicaralah!
Sudah hilangkah makna kemanusiawian?

Senin, 25 Mei 2020

Bersamamu Dalam Pelukan

Jangan pernah lepaskan
Telah jatuh cinta yang bukan sekedar pengharapan
Bersamamu merajut kebersamaan
Bukan hanya sekedar pada desahan
Ada nilai indah tersakral pada kehidupan

Kegirangan
Ada dirimu pada sisi berpelukan
Melebihi suatu pledoi yang tergariskan

Dunia dalam kebahagiaan
Terkadang melupakan
Karena percaya ada kehidupan setelah kematian

Menikmati bersamamu dalam kebersamaan
Bergandengan tangan
Menuju cahaya Tuhan

Minggu, 24 Mei 2020

Ramadan Hari Rayaku

Terjadi lagi
Bersuka citakah saat Ramadan pergi?
Makna Idul Fitri bagiku sebuah pengharapan
Berharap Tuhan menerima ibadah sepanjang Ramadan yang berlipat pahala

Takbir yang berkumandang bukan kemenangan
Tetapi "memuja" Tuhan dengan banyak kerendah dirian

Tak pantas bersuka karena meninggalkan Ramadan
Bagiku hari raya bukanlah Idul Fitri yang hanya 1 hari saja
Bagiku Ramadan sejatinya hari raya
Sepanjang 1 bulan berkah Tuhan tercurahkan

Takbir ini bukan petanda kemenangan bagiku
Takbir ini petanda begitu tak mudahnya menaklukan Ramadan ber"pedang" dengan hawa nafsu

Hanya dengan belas kasih Tuhan yang Maha Besar
Tiada tuhan selain Sang Maha Besar
Tuhan Sang Maha Besar dan Maha Terpuji

Aku bersimpuh kehilangan hari raya yang tak mudah kutaklukan dengan pahala

Pada Idul Fitri ini berharap menjadi pribadi baik untuk mengarungi kehidupan secara berTuhan

Ramadan
Engkaulah hari rayaku

Jumat, 22 Mei 2020

Wanitaku Harus Bahagia

Wanitaku harus bahagia
Ku akan berusaha membahagiakan wanitaku
Tetapi bila bersamaku tak bahagia maka rela melepaskannya

Tak mau melihat wanita yang kucinta tak bahagia

Bahagialah bersama yang lain
Walau kini sebutan wanitaku padamu tak lagi terdengar

Rindu Keteduhan Wajah

Rindu sayur kacang merah yang rasanya legit
Rindu nasi campur telur saat terbaring sakit typoid
Rindu masakannya
Rindu wangi harum ciri khasnya
Rindu melihat wajah-wajah teduh bersahaja penuh pesona
Semua kerinduan semakin jelas menegaskan
Bahwa pintu-pintu surgaku yang dipaksa tertutup oleh tangan-tangan dan perilaku bangsat "mereka"
Mulut "mereka" seperti kotoran hewan paling bau

Masih saja ada amarah bila mengingat setiap sentuhan setan yang "mereka" lakukan
Dan nyerinya masih terasa hingga kini

Banyak nasehat kudengar "diriku yang egois juga mereka yang egois dan kita semua sama-sama egois"
Aku terdiam walau luka itu masih berdenyut terasa
Dan andai saja lukaku itu mereka rasakan juga
Tapi setiap manusia miliki kisahnya sendiri-sendiri

Hatiku melawan waktu untuk enyahkan perih ini
Dan entah sampai kapan
"Mereka" yang masih saja tersisa pada tulisan-tulisanku ini
Karena guratan kehidupan "mereka para penikmat setan" melewati perjalanan kehidupanku

Kerinduan pada teduhnya wajah-wajah kusimpan
Kupanggil wajah-wajah itu pada rindu di setiap tengadah doa

Amplop Hari Raya

Bersyukur tanpa batas
Tak mau terlepas
Saat menerima amplop yang tertutup
Menjelang hari raya
Dan sepertinya berisi uang
Lalu bagaimana membukanya?
Bila menyobek amplop khawatir uang tersobek
Gugup, khawatir, senang bercampur aduk sebuah rasa pada amplop

Sekonyong-konyong teman menawarkan untuk membukanya
Tetapi dia juga menginginkan isi amplopnya
Mungkinkah rasa cinta terbagi dua?

Memberanikan diri menyobek amplop
Perlahan dan pelan-pelan
Debar jantung berdegup tak karuan
Khawatir isi amplop ikut tersobek pula

Dan akhirnya semua kekhawatiran tak terjadi
Uang dalam amplop yang tersimpan terlipat
Hingga uang tak ikut tersobek

Cinta yang kau beri telah kau atur sedemikian lupa
Hingga diriku hanya cukup mensyukuri setiap helaannya
Cintamu yang tak hanya untukku saja
Cintamu yang terbagi untuk semua di hari raya

Sebuah amplop untuk hari raya
Bagiku tanda cinta
Bagimu biasa saja

Doaku untukmu
"Berharap ada cinta untukku pada pojok ruang hatimu"

Kamis, 21 Mei 2020

Merasai Cinta Terselubung

Mengendap rasa
Diam-diam lumati bibirnya
Diam-diam rengkuhi birahinya
Semua serba diam-diam
Jangan sampai ada yang mengetahui tentang cinta ini
Kecintaan 2 insan yang masing-masing telah miliki pasangan
Lelaki yang menggagahi istri orang
Wanita yang mencumbui suami orang
Coba rasakan saja sendiri
Perihnya suatu pengkhianatan
Bertahun-tahun acuhkan pasangan dan anak tanpa nafkah fisik juga hati
Bicara hanya topeng
Rasa hanya dusta
Coba rasakan saja sendiri
Menantang dirimu dan pasanganmu untuk mencobanya sendiri
Lalu bagaimana perasaan ayah serta saudara lelakinya melihat perselingkuhan itu?
Diam saja seperti dicekoki bubuk ramuan obat
Atau berlaku tegas tanpa abu-abu tidak menyukainya
2 persepsi yang harus saling respeki
Karena sungguh di hari akhir setiap manusia berkumpul menurut keyakinannya masing-masing
Berpegang teguhlah pada keyakinan maka kelak akan dipertunjukkan senyata-nyatanya keadaan
Memaafkan tapi tidak untuk melupakan rasa perihnya

Sempurnamu Untukku

Kau muncul dari telaga berair tenang
Merasa terberkati oleh Tuhan
Tetapi aku tak mempercayainya
Kau teramat sempurna
Perilaku baikmu
Senyum tulusmu
Aku tergoda
Membiarkan hatiku
Terbawa arus tenangmu
Menafikan bahwa mencintaimu hanya akan menyakitiku
Kau terlalu sempurna
Membenci caraku mencintaimu
Runyam hasratku menanti hasrat darimu
Kau yang masih berdiam
Bicaramu padaku tentang rasa tapi tak berperasaan
Entahlah!
Kapan waktunya kau pelukkiku?

Minggu, 17 Mei 2020

Buktikan Sayangmu

Sepertinya kamu takut untuk bertemu
Sepertinya kamu takut padaku
Bila merasa terpaksa dalam menyayang maka jangan berbohong bilang sayang

Datanglah kesini
Maka akan kubuat kau bahagia
Akan kuberikan kenikmatan tiada tara

Terus kau ucapkan sayang
Terus kau ucapkan cinta
Kasih sayang serta cintamu sekedar kata dan tulisan bukan perasaan

Keringat mengucur deras
Hembusan angin dari pendingin ruangan tak meredakan rasa gerah
Kepanasan tanpa belaianmu
Tetapi mengapa kau masih saja mempermainkan?

Seriuskah kau menyayangi?
Seriuskah kau mencintai?

Menunggu ciuman
Menunggu pelukan
Menunggu cumbuan

Menunggu pembuktian bahwa sayangmu bukan sebuah candaan

Sabtu, 16 Mei 2020

Mereka Setan Berwujud Manusia

Sampai mampus!
Mereka hanya menggoda
Mereka mempermainkan nyawa manusia-manusia
Mereka tak pernah terlihat tulus memberi pelukan
Hanya menjadi pelindung untuk kawan sepermainan

Sampai gila!
Mereka mengobrak-abrik aturan
Mereka bermain karena sedang memegang tongkat "tuhan"
Aturan kebaikan hanya menurut paradigma gerombolan yang bercokol di kahyangan
Kematian yang dijadikan canda, gurau, anekdot bahkan menyeringai penuh sinis kepada kenestapaan

Sampai setan tertawa
Mereka tak menyadari bahwa kematian sedekat urat nadi
Mereka bisa saja tiba-tiba kehilangan hidup lalu mati
Kematian yang datangnya tanpa permisi
Setan tertawa
Mereka tertipu daya
Dunia yang mereka sangka berujung dusta

Mereka dan setan ternyata sama saja

Pendosa Yang Berjalan Kini

Jangan ganggu langkah saat ini
Pendosa yang sedang berjalan kepada keTuhanan
Masa lalu yang penuh huru-hara
Masa lalu yang berantakan pada agama
Jangan ajak lagi pada masa lalu itu

Kelabu
Kelam
Hitam
Meremang
Menerjang
Menikam
Membunuh

Setiap sendi
Setiap sel
Anatomi diri tersakiti
Anatomi manusia-manusia terkuliti
Masa lalu tak akan menjadi kebanggaan
Masa lalu yang tak bagus untuk dikisahkan
Jangan paksa untuk bercerita tentang masa itu
Bila ingin mengambil pelajaran
Cukuplah kisah-kisah pada kitab Tuhan menjadi pembelajaran
Muak dengan semua masa lalu yang penuh kesetanan

Pendosa yang berjalan menuju kebaikan
Pendosa yang melangkah mencoba teguh pada Tuhan

Tak pernah mudah
Tetapi pantas untuk diperjuangkan kebaikan dalam melangkah ini

Trauma Cinta

Sendiri sepi
Berdua terluka
Begitulah perasaan
Karena cinta datangnya berpasangan
Jatuh cinta dan patah hati dua sejoli yang tak bisa dipisahkan

Trauma yang terus menghantui
Bagai bayangan yang tak mau berpisah
Terkasih datang lalu pergi sesukanya
Pergi saat diri sedang menyayang teramat cinta
Datang hanya saat membutuh dan tak membawa perasaan

Cinta tak selamanya memiliki
Maka patah hati yang mendekapi

Cinta terbalas dengan ketulusan juga cumbuan
Maka jatuh cinta yang menjadi puja di setiap helaan

Trauma yang tak mudah hilang
Tentang cinta dan kepergian

Entah sampai kapan bisa berdamai
Semoga waktu yang menjadi obatnya

Jumat, 15 Mei 2020

Mencari Cahaya

Berlomba
Dalam remang
Bahkan pada gelap
Cermin yang tak mampu pantulkan bayang
Terlalu pekat

Berlari terjatuh
Berjalan seperti tersendat
Merangkak terlalu pelik lagi kepayahan

Tiada daya bahkan upaya
Berserah seutuhnya pada Sang Pencipta
Berlumur dedosa
Senantiasa mencari cahaya Tuhan

Sudah mengatakan bahwa lelah
Kecapaian tiada tara hingga merontokkan semangat
Cukup dan memohon jangan membawa masalah yang sama
Tak akan berkembang bila terus berkutat seperti itu
Area kegelapan kegemaran setan

Ingin menggapai cahaya
Walau kepayahan dan tak pernah mudah
Mencari cahaya dengan badan yang terkoyak
Cahaya Tuhan

Selasa, 12 Mei 2020

Menggapai Awan

Ada nyeri
Memancar pada sorotan kedua bola mata
Tak bisa bersembunyi
Walau kostum badut pada badan yang kau juntai

Mampukah untuk menggapai awan?
Bila telah kehilangan kendali pada kehendak?

Bersikap manis tak digubris
Terlalu terpedaya dengan puji serta sanjung
Kesal dan geram meronta mencabik jiwa

Kau terduduk dengan kedua lutut terlipat
Kau sembunyikan wajah kedalam lutut
Di pojok ruang kau menangis

Airmata tak memandang seksualitas
Bila memang harus menangis maka menangislah
Tangisan duka ataupun tangisan suka
Hanya hati sendiri yang mampu menjawab

Tak usah menggapai awan
Tak usah membuktikan apapun pada semua

Jadilah diri sendiri secara berTuhan
Itu jauh lebih baik

Sabtu, 09 Mei 2020

Jarak Dan Waktumu

Jauh
Kita berdua berjauhan

Ruang
Ada ruang yang telah tersediakan

Waktu
Begitu pelik waktu yang kau luangkan

Tak bisa bertemu
Jarak juga waktu menjadi pemicu
Kau gulirkan alasan itu
Padahal sedari dulu
Diriku menunggu

Ruang rindu
Menanti waktu
Saatnya bercumbu
Karena seharusnya bisa melawan jarak dan waktu

Jumat, 08 Mei 2020

Bacot Bau Sampah

Sempit
Dangkal
Rendah
Suatu teori dan juga pemikiran
Menilai dengan pola kacamata kuda
Bak katak dalam tempurung
Tak pernah mau melihat cakrawala
Hanya miliki pandangan menurut nafsunya sendiri

Tak becus
Kalian sama saja
Karakter yang memuakkan

Sair ini untuk kalian
Sair sampahku yang sama dengan kalian
Seonggok persepsi kalian yang bau sampah

Lem Kedamaian

Lem cinta
Penguat kasih
Penabur rindu
Menjadi benih asmara
Mengaduh lalu gaduh
Padahal sedang mencinta
Lem yang telah kehilangan daya rekatnya

Ingin menyentuh tapi tak bisa tersentuh
Ingin menangis tapi layakkah untuk ditangisi?
Ingin tertawa tapi begitu tegakah menertawakan?

Lem yang mahal harganya
Berkata serasa raja
Selalu ingin menjadi sebagai pemenang pada setiap percakapan
Menggugat setiap catatan
Memukul balik semua hujatan

Tetapi bukan itu yang tercari
Hanya ingin menemukan damai pada serbuk-serbuk nasehat
Bukan saling menunjuk dengan telunjuk
Bukan saling menghardik dengan kata atau tulisan

Lem cinta perekat kasih sayang
Mampukah menjadi perekat
Masih kuatkah daya rekat pengikis ego?

Kamis, 07 Mei 2020

Suatu Malam Untuk Sujud Berulang

Pernah membawamu berjalan kaki
Susuri sisi rel kereta api
Untuk hampiri tempat sujud
Berjalan malam itu dirimu dengan nafas patah-patah
Hanya mampu berjalan kuberikan padamu
Belum berkendaraan

Lalu keesokan harinya kuajak tapi kaupun menolak
Maafkan diriku yang belum mampu berikanmu bahagia di dunia

Kesederhanaanku ini seharusnya tak mengajak dirimu
Diriku yang egois

Maka bahagiakanlah dirimu

Pahala Dan Dosa

Pahala yang bisa terhapus oleh kesombongan juga riya

Dosa yang bisa terhapuskan karena taubat

Pahala bisa menguap
Dosa bisa menguap
Tergantung langkah yang dijalani

Lantas apa yang hendak dibanggakan?
Dimanakah letak suatu kebanggaan itu?

Manusia yang hina di hadapan tuhan
Taqwalah dengan sebenar-benarnya

Nyata Atau Kepalsuan

Aku telah jatuh cinta padamu
Entahlah, apakah ini nyata?
Karena merasa nyaman walau kau dalam dunia maya

Bertanya
Iya,
Terkadang timbul tanya
Apakah dirimu benar-benar ada?

Entahlah,
Rasaku padamu menjadi tak karuan


Sabtu, 02 Mei 2020

Dirimu Sebuah Mimpi

Imajinasi
Bermimpi
Berangan-angan kosong memenuhi
Liar sekali
Pikiran-pikiran bahagia yang direka sendiri
Bersamamu yang kasat mata dan tak di sisi

Cukup, jangan menggoda lagi
Tak sanggup menahan diri
Dirimu yang tak kunjung terpeluki
Dirimu yang tak cukup berani
Untuk memberi bukti
Tentang mencintai
Tentang mencumbui

Otak penat terasa sumpek mengirisi

Tolong, bila sekedar merayu dan bermain maka jauhi

Kau mungkin imajinasi untuk saat ini
Menunggu dirimu menjejak langkah temui
Pada hari
Pada ruang nyata yang terpayungi

Dirimu saat ini
Hanya suatu mimpi

Jumat, 01 Mei 2020

Sejumput Menyerah

Kamu inginnya itu
Aku inginnya ini
Tak ada titik temu
Sudahi

Terima kasih
Langgengmu untuk bersama yang lain


Dilema Menantimu

Kapan kau datang?
Kapan kau bertandang?
Apakah janjimu hanya sebatas berdendang?
Atau memang kau tiada keberanian untuk berkasih sayang?

Di balik pintu
Menunggumu
Pergulatan dengan waktu
Berkhayal mencumbu
Berkhayal menyayangimu
Pada padamnya lampu-lampu

Atau memang dirimu yang sebenarnya tak mau?


Aku Harus Bagaimana?

Aku harus bagaimana tanpa cintamu?
Aku rapuh
Serapuh-rapuhnya
Mendekap atau mengecup bibirmu kutak bisa
Kau yang menjauh dan semakin menjauh

Inginku pergi tapi tak kunjung bisa pergi
Dirimu yang seolah merantai kedua kaki
Cinta padamu seolah meniadakan tuhan
Seharusnya ku tegar
Seharusnya ku kuat
Karena masih memiliki Tuhan
Tetapi mencintaimu telah membutakan

Berharap padamu sepanjang waktu
Berharap dirimu membalas rasaku
Bodohnya diriku yang menautkan harapan pada manusia

Bila tak mencintaiku maka jangan memberiku harapan
Katakan saja dengan segera!

Aku lelah terombang-ambing penuh dilema

Sepanjang waktu melihatmu
Selalu melihat ke arahmu
Tetapi bila pada kenyataannya kelak kau memeluk yang lain maka
Aku harus bagaimana?

Kau tak memikirkan rasa nyeri
Kau tak memikirkan rasa luka
Tapi cinta tak boleh memaksa
Aku harus bagaimana?

Setidaknya kau tak memberiku harapan
Karena Tuhan seolah teranak tirikan semenjak mencintaimu