Terbitku baru sesaat
Tapi kesombongan meraja bak emas berkarat
Tak malukah pada senja?
Yang telah terlebih dahulu ada
Terkejut katamu ruang itu tanpa keramaian
Sesaat tiba penuh hura-hura pada ruang yang dijanjikan
Tak terbayangkan saat berdua sekonyong-konyong ada manusia
Inginkan pertemuan kembali pada ruang luas tak bermata
Karena percintaan dahulu serasa terburu-buru
Kenikmatan bertukar rasa yang terkendala ruang dan waktu
Adakah kesempatan kembali bagiku kecapi setiap senti mesra tubuhmu?
Ataukah kata-kata ini tak terdengar olehmu sebagai hasrat sebuah rindu
Cintaku baru saja terbit tak bersekat
Ingin kembali mematuki hasrat
Dari pagi hingga senja
Hingga melenguh terpuaskan hingga lemas, tertawa dan bahagia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar