Kecewa padamu
Dirimu yang dahulu menjadi primadona
Dirimu yang menjadi acuan hidupku
Nila setitik rusaklah sebelanga susu
Watakmu terpantul saat tak menghargai setiap tetesan keringat
Keringat usaha kerja dalam pencarian materi
Kau mempermainkan nilai uang
Bak komedi putar terus kau berputar beralasan
Hilang kemaluanmu
Terpampang jelas karaktermu saat memperlakukan uang
Kewajibanmu yang senantiasa kau ulur waktunya
Hingga menandaskan seberapa rapuh kepribadianmu
Bukan karena kau miskin harta
Tapi kau miskin nurani
Watakmu terpantul dari caramu memperlakukan nilai sebuah nominal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar