Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari: Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari : Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Rabu, 22 April 2015

Setelah aku Mati

Memaksakan otak untuk berpikir keras
Hari ini harus menyelesaikan setidaknya satu puisi tentang gelisah di badan
Manusia dalam hidup haruslah penuh risau
Dalam risau juga gelisah lalu berserahlah pada Tuhan
Kebahagiaan tak mutlak digenggam manusia
Bahagialah sewajarnya dengan tak merusak iman pada Tuhan

Puisi yang kutulis berisi tentang kegelisahan pencarian pada cinta berTuhan
Selalu saja berdiri mematung lalu bertafakur penciptaan aku oleh Tuhan
Aku dan dunia yang diciptakan Tuhan
Aku dan dunia yang tidak sekonyong-konyong ada
Ada maksud tersurat dan tersirat Tuhan ciptakan aku dan dunia
Dunia ini sementara lalu kematian akan memisahkan dengan dunia

Berakhirkah segalanya setelah kematianku?
Dan segalanya tidak serta merta berakhir setelah aku mati
Karena ada kehidupan abadi setelah mati
Segala perbuatanku akan dihakimi lalu dinilai oleh Tuhan
Tuhan Sang Satu yang tak butuh penolong dan tak butuh pembantu
Semua inci tubuhku akan bicara jujur tentang hidupku

Ibadahku pada Tuhan lalu mengapa harus lagi berbuat kerusakan pada dunia?
Aku tak mengerti mengapa nafsu setan selalu terus mengikuti semua langkah berTuhanku
Tertawa terbahak-bahak karena kenikmatan dunia seolah tak akan pernah mati saja
Berkacak pinggang merasa bahwa harta juga kekuasaan yang melimpah bukan atas kehendak Tuhan
Setelah aku mati sesungguhnya hanyalah berharap kasih Tuhan menerima seluruh amal baikku
Aku tulis ini dalam sadar dan gelisah akan hidupku yang mencoba meneguhi Tuhan


(Cikampek, Ahad. 12 April 2015)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar