Air hujan yang menetes di kaca jendela kamar
Kuperhatikan tetes demi tetes berjatuhan ke bawah cermin kaca
Kuusap airmata di pipi
Ada tetesan yang sama seperti air hujan di kaca itu
Sedihku menanti dan entah sampai kapan engkau memelukku
Tangisku ketakutan dirimu tak sayangiku
Menghapus rasa yang terlanjur ada di dada.
Kau terlanjur datang dan berbincang tentang rasa
Andai kau pergi maka aku diam dalam rindu.
Diamku ini sekedar memendam kerinduan padamu
Cintaku yang belum berbalas darimu
Hujan ini karenamu
( Cikampek, Rabu, 15 april 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar