Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Alam Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari: Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia

Pemandangan Jalan Raya Memecah Bukit Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
Dari : Koleksi Pribadi Slami Pekcikam

Minggu, 22 September 2024

Aku Bukan Ultraman Cinta

Kelelahan
Kecapaian
Tolong, aku!

Dirimu bak minuman alkohol bagiku
Dirimu terlalu memabukkan bagiku
Diriku yang cintaimu sedari dulu
Seluruh tubuhmu bagiku candu
Kulit hitam manismu menjadi aroma sahwatku
Ingin cumbuimu sepanjang waktu
Tapi tertolakku olehmu

Dirimu yang tak mauiku
Saat kutunggangi kuda hitamku
Kau menolak dan kuda putih yang kau tunggu

Remuk redam
Dariku yang sayangimu tak pernah padam

Sayang kamu
Ingin pelukimu
Ingin ciumimu
Tapi kamu tak mau

Pejamkan saja matamu
Biar kucumbui tiap sudut tubuhmu
Pada ruang sepi tiada satupun yang tahu

Ingin duduk berdua di pojok ruang denganmu
Sambil berpelukan
Sedari dulu sayang ini
Dirimu tak jua mengerti
Susah betul dirimu paham

Saling penuhi rasa biar khilaf menjadi cinta terindah
Ingini damai saja yang bersandar pada badan

Resah
Kesal
Dan kamu tak kunjung mengerti

Selasa, 17 September 2024

Gilanya Penguasa

Pekat
Dari kalangan yang tersumbat
Tak mau mendengar 
Hanya ingin didengarkan
Bertingkah seolah kehidupannya paling merana

Jengah
Dari kalangan yang tak mau kalah
Memenangkan semua keriuhan pesta dengan berbagai cara
Kecurangan, kepolosan, kebohongan menjadi tameng penguasa angkuh
Membodohi semua generasi yang "berotak" apalagi yang "tak berotak"

Gelap
Dari kalangan yang sengaja memadamkan "ruh demokrasi"
Berbicara bak tokoh pembawa perubahan
Carut-marutnya pemimpin yang mengkerdilkan bawahannya
Rapuhnya mental serta miskinnya nurani
Generasi karbitan menjadi "anak emas orang tua"

Lawan
Dari kalangan penentang kebijakan penguasa yang lalim
Bergerak meski tak pernah mudah karena semua titik amunisi terpasang kamera pengintai
Tapi sejarah akan mencatat maka banggalah akan itu
Di sisi sebelah mana akan berpijak
Pada kebenaran atau pada kebenaran yang di ada-adakan?

Licik
Saat penentang disuguhi "gula-gula jabatan"
Semakin mengetahui jiwa mana yang bernurani sesungguhnya atau hanya berkedok kemanusiaan

Jumat, 13 September 2024

Kebaikan Akankah Kalah?

Aku tak mau menjadi luar biasa bagi dunia
Aku tak mau menjadi bintang bagi semesta
Aku hanya ingin menjadi aku
Aku yang biasa
Karena aku memang orang biasa

Bagiku
Tak perlu menjadi awan untuk bisa melihat indahnya cakrawala
Hanya melihat dengan ketulusan hati maka cakrawala bisa tergenggam

Bagiku 
Tak perlu menjadi pesohor untuk merubah kebusukan menjadi kebaikan
Hanya dengan fokus perbaiki diri secara spiritual maka meyakini bisa merubah kebatilan

Aku orang biasa
Dengan kehidupan dan pemikiran yang sederhana

Cita-citaku hanya satu
Menjadi orang yang baik

Meski perih saat mereka yang bangga dengan topeng kekuasaannya hancurkan norma juga aturan
Kekuasaan yang terselubungi dengan dusta kepolosan
Menikam dalam lipatan
Api dalam sekam

Aku jengah
Tak tahu memulai darimana untuk semua ini
Berdamai dengan diri sendiri
Hati yang harus diredakan keegoisannya

Aku egoiskah?
Baikkah aku?
Tidak baikkah aku?

Tersungkur di pojok ruang
Dalam dilema juga bimbang

Aku ingin jadi orang baik
Itu saja

Minggu, 01 September 2024

Hampa

Aku menyerah saja
Rumah mana yang dulu kupuja
Kosong
Nurani yang dipaksakan hitam menggosong

Sedih tertikam rasanya perih

Mengapa belum menulis lagi? 
Mengapa tak kunjung ada pemikiran yang tersurat? 
Sedang tak ada ide? 
Atau derap dunia sedang mengukung jiwa raga Hingga kepayahan menulis

Menjijikan
Congkak
Kelelahan terus-menerus ikuti segala tingkah
Ingin menyerah
Tapi hidup tak semudah itu

Aku mencintaimu tanpa kata "tapi"
Tapi kamu begitu banyak kata "tapi" dalam memberi
Aku menyayangimu tanpa banyak alasan
Dirimu begitu pelik katakan rasa karena selalu saja ada alasan menampik sayangiku

Aku cemburu saat kau pertontonkan kemesraanmu tidak denganku
Aku tak bisa apa-apa jika kini ingatanmu tentangku hanya hampa
Naifnya aku yang senantiasa terus menjagamu pada semua kiriman kabar lewat media sosialmu

Aku terkunci
Aku terjebak
Hanya menyayangimu
Sedangkan dirimu tak sedikitpun inginkanku