Katulistiwa yang kepanasan membakar pepohonan rindang para tetua
Asap mengepul menghalangi pandangan mata mengaburkan hari yang telah siang
Lelah menghentikan waktu yang tak bisa kuhentikan
Apalagi yang kau mau,setan
Terbakar membara terpanggang amarah tingkat tinggi
Keletihan
Kecapaian
Terkatung-katung
Termenung seperti patung
Enggan melepas status sosial
Takut kehilangan hak warisan
Harta yang tak akan dibawa ke liang lahat
Tak berani melangkah bersama
Tak berani mencoba berTuhan lebih kuat
Sampai kapan hidup berlumur dosa
Hidup bertopeng di tengah masyarakat
Manusia dapat terbohongi
Biarkan membara merah
Serasa ingin berlari tanpa henti
Robohkan dinding-dinding pembatas yang menghalangi
Usahlah menangis tersedu
Hakikat hidup di muka bumi bukan untuk bersedu sedan belaka
Menangis saja seperlunya dalam ayunan kaki yang terus berlari
Tersenyumlah dengan lebar kala temukan lentera hati itu
Marah merah putih beralih damai merah putih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar