Jatuh cinta
Tapi entah pada siapa
Seperti lelah menghirup udara
Sesak terasa pada dada
Mencintaimu dalam gelap mencintaimu dalam terang
Bak drama satu babak bertemakan perang
Ingin merengkuhmu lalu bersama dalam pelukan
Ingin datangimu pada jarak yang terhempas nun kejauhan
Maafkan atas hasrat yang melanda
Keinginan padamu serasa tak tertahan
Jawabmu yang seperti tak mau bercinta
Lirih bercampur sedih saat mengetahui kau sekedar bercanda
Tidak harus terkenal untuk menjadi pahlawan
Diriku yang tak seterkenal pesohor berkilau yang berjalan di atas karpet merah
Dan diriku olehmu terabaikan
Dirimu tak mau bercinta denganku tetapi cintaku padamu tak pernah salah
Lalu mengapa menyakiti diri sendiri dan lebih mengutamakan penilaian orang lain?
Memilih menyingkirkan kebahagiaan sendiri hanya untuk sebuah status dan pengakuan sosial
Dirimu yang sebenarnya egois berlagak bak sebuah lilin
Menerangi ruang tetapi menghancurkan badan seperti orang yang sial
Mengapa membenci air hujan?
Bukankah setelah hujan terkadang ada pelangi yang mengindahkan
Air hujanlah ciptaan pertama dari Tuhan
Dan tak tahu sebenarnya sedang jatuh cinta pada siapa
Seperti harus memilih pada banyaknya rintik hujan untuk dicintai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar