Dahulu saling mencinta
Kini mencaci dan memaki yang ada
Lenyapkah rasa cinta yang dahulu membara?
Tak tahu malu
Saat sudah puas memarahi oleh ocehanmu
Tiba-tiba kau datang lagi penuh rayu
Dan aku yang masih menerima serasa otak telah menjadi dungu
Kau sakiti
Kau melukai
Tetapi masih saja aku tak berkutik
Bak naifku walau kau penuh picik
Dahulu kau penuh sayang
Kini kau bersikap semaumu saja
Kau datang sesukamu lalu buatku mabuk kepayang
Kemudian sekonyong-konyo
Kau bak kereta api
Begitu saja melewati
Cemoohmu bak asap yang membumbung dari cerobongnya
Kau telah membuat luka
Sadarkah kau
Atau memang tak peduli kau?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar