Kehilangan teman sangat meruntuhkan kedua tungkai kaki
Pengap dada lagi sesak
Mampukah berkunjung ke pusara
Menyebut namamu saja hati tak karuan
Sembab tertahan di kedua mata
Memang tidak sejati
Tapi saling mengerti
Dulu kukatakan "pulanglah kita rajut dari sana"
Teguhnya pendirian telah canangkan tekad
Lenyap tanpa di dekatmu
Hari inipun masih tak berdaya sungguh
Waktumu telah habis
Tapi belum tiba saatku
Petuahmu ada di benak selalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar