Tidurlah, setelah kenikmatan yang kita bagi
Tidurlah, dalam dekapan alam
Mimpilah, hadirkan ragaku pada mimpi
Indahilah, pada rasa yang berbalut temaram
Menolakku untuk tidur
Walaupun badan terbujur letih di atas kasur
Merindu sebuah pelukan
Ingini selaksa percintaan
Lagi dan terulang kembali dusta
Cinta yang senantiasa terjunjung tetapi terus tergerus diingkari
Maumu dia tapi tak mau lepaskanku pada rasa
Kau pikir dunia bisa seenaknya kau permainkan dan candai?
Nyeri
Begitu derita luka terasa kembali
Hari ini
Iya, tersentak saat mengetuki seluruh sisi
Apalagi?
Tak cukupkah merutuki?
Tak cukupkah menjauhi
Sehatlah selalu dalam lindungan ilahi
Terpisah karena si mulut bengis nan manis di pipi
Masih sakit hati
Entahlah, sampai kapan menepi
Mungkin menunggu si mulut bengis itu mati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar