BerTuhan
dalam rasa yang tak beraturan
Sujud-sujud
yang dilakukan pada badan membuat nyeri dada
Sembab
pada mata menahan rasa yang terus menohok
Tuhanku,
aku memilih memuja-Mu sekuat dayaku
Hatiku
hancur berantakan
Berjalanpun
seolah melayang
Pandangan
yang tertundukkan pada hasratku padanya
Percintaan
dengannya membuatku gelap mata pada Tuhan
Perhasratan
tanpa Tuhan walau dipaksakan tak mungkin bersatu
Aku
mendambanya sekuat hati
Namun
tak mungkin aku meninggalkan Tuhanku dalam keranjang sampah
Cinta
ini tak berTuhan walau bagaimanapun dunia menilainya
Meneguh
berTuhan dalam langkah-langkah tertatih
Dirinya
tak pernah kembali
Bila
dirinya kembali maka telah meneguhku dalam berTuhan
Berharap
pada Tuhan akan rasainya lekaslah menghilang
(Cikampek, 5 September 2015. Sabtu. 8:09
wib)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar